BAB II
PENGELOLAAN KASUS A.Konsep Dasar
1. Defenisi
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto & Wartonah 2000).
Menurut Potter & Perry (2005), personal hygiene adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana
seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan diri (DepKes, 2000).
2. Etiologi
Menurut DepKes (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah:
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor Presipitasi
Menurut wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang dapat
menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Faktor-faktor tersebut
dapat berasal dari berbagai stressor antara lain:
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status sosial-ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang
untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita Diabetes Militus ia harus selalu menjaga kebersihan
kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit terlalu maka tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri, seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
g. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang
3. Tanda dan Gejala
Menurut Fitria (2010), tanda dan gejala defisit perawatan diri adalah:
a. Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidak mampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air
mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta
masuk dan keluar kamar mandi.
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau menukar pakaian.
Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam,
memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing
tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaus kaki, mempertahankan
penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian, dan
menggunakan sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidak mampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makana, menangani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, memanipulasi
makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu
memasukkannya kedalam mulut, melengkapi makanan, mengambil gelas
atau cangkir, serta mencerna cukup makanan dengan aman.
d. Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi
pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan
tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil. Keterbatasan perawatan diri
di atas biasanya diakibatkan karena stressor yang cukup berat dan sulit
ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah), sehingga
dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal
mandi, berpakaian, berhias, makan, mauapun BAB/BAK. Bila tidak
dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa
4. Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang di derita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang
sering terjadi adalah: gangguan integrasi kulit, gangguan membrane
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada
kuku.
b. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial
(Tarwoto & Wartonah, 2010).
5. Manifestasi Klinis
Menurut DepKes (2000), menifestasi klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologi
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi diri
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berprilaku sesuai norma
d. Cara makan tidak teratur
6. Tujuan Perawatan Personal Hygiene
Menurut Tarwoto & Wartonah (2010), tujuan perawatan personal hygiene
adalah: (1) Meningkatkan derajat kesehatan seseorang. (2) Memelihara
kebersihan diri seseorang. (3) Pencegahan penyakit. (4) Memperbaiki
personal hygiene yang kurang. (5) Meningkatkan percaya diri seseorang. (6) menciptakan keindahan.
7. Asuhan Keperawatan 7.1 Pengkajian
Pengkajian menurut Muslim (2001), meliputi beberapa faktor antara lain:
1. Identitas klien dan penanggung
Yang perlu dikaji yaitu: nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, status,
pendidikan, pekerjaan dan alamat.
2. Alasan masuk rumah sakit
Umumnya klien defisit perawatan diri dibawa kerumah sakit karena
keluarganya merasa tidak mampu merawat, terganggu karena prilaku
klien dan hal lain, gejala yang dinampakkan dirumah sehingga klien
dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
3. Pemeriksaan fisik
Yang dikaji adalah tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernafasan dan tekanan
darah), berat badan, tinggi badan serta keseluruhan fisik yang dirasakan
klien.
4. Status mental
Pengkajian status mental meliputi:
a. Penampilan: tidak rapi, tidak serasi dan berpakaian
b. Pembicaraan: teroganisir atau berbelit-belit
c. Aktivitas motorik: meningkat atau menurun
d. Alam perasaan: suasana hati dan emosi
e. Afek: sesuai atau maladaptive seperti tumpul, datar, labil, dan
ambivalen
g. Persepsi: ketidak mampuan menginterpretasikan stimulus yang ada
sesuai dengan informasi
h. Proses fikir: proses informasi yang diterima tidak berfungsi dengan
baik dan tepat mempengaruhi proses pikir
i. Isi pikir: berisikan keyakinan berdasarkan penilaian relistis
j. Tingkat kesadaran: orientasi waktu, tempat dan orang
k. Memori
1. Memori jangka panjang: mengingat peristiwa setelah lebih setahun
berlalu
2. Memori jangka pendek: mengingat peristiwa seminggu yang lalu
dan pada saat dikaji
l. Kemampuan konsentrasi dan berhitung: kemampuan menyelesaikan
tugas dan berhitung sederhana
m.Kemampuan penilaian: apakah terdapat masalah ringan sampai berat
n. Daya tarik diri: kemampuan dalam mengambil keputusan tentang diri
o. Kebutuhan persiapan pulang: yaitu pola aktifitas sehari-haritermasuk
minum, BAB dan BAK, istirahat tidur, perawatan diri, pengobatandan
7.2 Analisa Data
Analisa Data menurut Fitria (2010)
Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji
Defisit Perawatan Diri Subjektif :
1. Klien mengatakan dirinya malas mandi karena
airnya dingin, atau di RS tidak tersedia alat
mandi.
2. Klien mengatakan dirinya malas berdandan.
3. Klien mengatakan ingin disuapi makan.
4. Klien mengatakan jarang membersihkan alat
kelaminnya setelah BAK/BAB.
Objektif :
1. Ketidak mampuan mandi/membersihkan diri
ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki, dan berbau, serta kuku panjang dan
kotor.
2. Ketidak mampuan berpakaian/berhias ditandai
dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor dan
tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak bercukur
(laki-laki), atau tidak berdandan (wanita).
3. Ketidak mampuanmakan secara mandiri ditandai
dengan ketidakmampuan mengambil makan
sediri, makan berceceran, dan makan tidak pada
tempatnya.
4. Ketidak mampuan BAB/BAK secara mandiri
ditandai BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak
membersihkan diri dengan baik setelah
7.3 Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul 1. Defisit perawatan diri
2. Harga diri rendah
3. Isolasi social
7.4 Rencana Tindakan Keperawatan 1. Tujuan
Klien mampu melakukan aktivitas keperawatan diri secara mandiri
seperti mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan
BAB/BAK.
2. Tindakan Keperawatan untuk Kien
a. Mengkaji kemampuan melakukan perawatan diri yang meliputi
mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan
BAB/BAK secara mandiri.
b. Memberikan latihan cara melakukan mandi/membersihkan diri,
berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK secara mandiri.
c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah kurang perawatan diri.
3. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga Klien
Keluarga dapat meneruskan melatih klien dan mendukung agar
kemampuan klien dalam perawatan dirinya meningkat. Serangkaian
intervensi ini dapat di kalukan dengan cara sebagai berikut:
a. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang
dibutuhkan oleh klien agar dapat menjaga kebersihan diri.
b. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat dan membantu
klien dalam merawat dan membantu klien dalam merawat diri
(sesuai jadwal yang telah disepakati).
c. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas kebersihan klien
B.Tinjauan Kasus 1. Pengkajian
I. Biodata
Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan (Pr)
Umu : 18 thn
Status Perkawinan : Belum menikah
Agam : Kristen
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pembantu rumah tangga
Alamat : Jln. Saser 1 lingkungan III. Kec.
Medan amplas
Tanggal Masuk RS : 08-04-2013
No. Register : 03-17-25
Ruang/kamar : Mawar
Golongan darah : -
Tanggal Pengkajian : 17-06-2013
Tanggal operesi : -
Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid
II.Keluhan Utama
Klien tidak mau mandi, klien tampak kotor dan bau. Pakaian klien tidak rapi
dan jika makan nampak berantakan.
III. Riwayat Kesehatan Sekarang a. Provocative/palliative
1. Apa penyebab:
Semenjak menjadi TKI di Malaysia klien sering di pukuli oleh
majikannya. Sehingga klien merasa tubuhnya tidak cantik lagi karena
b. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan:
Klien merasa tidak berguna lagi kepada keluarganya.
2. Bagaimana dilihat:
Klien terlihat tebih banyak diam, sering melamun dan susah diajak
berkomunikasi.
IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu a. Penyakit yang pernah dialami:
Klien tidak mengingat penyakit yang pernah dialaminya.
b. Alergi:
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi.
V. Riwayat Kesehatan Keluarga a. Orang tua:
Klien mengatakan kedua orang tuanya masih hidup
b. Saudara kandung:
Klien mengatakan, klien anak ke empat dari tujuh bersaudara
c. Penyakit keturunan yang ada:
Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan
d. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa:
Tidak ada
VI. Riwayat Keadaan Psikososial
a. Persepsi klien tentang penyakitnya:
Klien mengatakan merasa malu dengan penyakitnya saat ini dan pasien
ingin cepat pulang
b. Konsep diri:
1. Gambaran diri: klien mengatakan menyukai tubuhnya terutama pada
bagian matanya dan tangannya yang berotot, namun klien kurang
2. Identitas diri: klien merupakan anak ke empat dari tujuh bersaudara.
Klien juga adalah seorang perempuan yang sudah bekerja sebagai
pembantu rumah tangga dan klien hannya tamatan SD.
3. Peran diri: klien berperan sebagai anak dan sebagai kakak bagi
adik-adiknya.
4. Ideal diri: klien berharap agar ia cepat sembuh dan dapat segera
pulang agar dapat kembali bekerja dan berkumpul dengan
keluarganya.
5. Harga diri: klien mengatakan tidak bisa lagi membantu orang tuanya,
merasa tidak layak menjadi kakak dan sungkan untuk berkumpul.
6. Keadaan Emosi:
Perasaan klien saat ini merasa sedih, dan pasien susah diajak
berkomunikasi dengan orang lain. Klien mengatakan lebih senang
berdiam diri dikamar.
c. Hubungan Sosial:
1. Orang yang berati:
Klien mengatakan bahwa orang yang paling berarti bagi dirinya ialah
kedua orang tuanya terutama ibunya, karena klien sering bercerita
jika klien mempunyai masalah. Klien tidak memiliki teman dekat
(sahabat).
2. Hubungan dengan orang lain:
Klien mengatakan tidak mau bergaul dengan orang lain karena klien
merasa tidak percaya kepada orang lain. Klien juga tidak mengikuti
kegiatan/organisasi apapun di lingkungannya.
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Klien merupakan orang yang pendiam dan mengatakan tidak ingin
berkenalan dengan orang lain selama di rumah sakit.
d. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan
Klien menganut agama Kristen dan mempercayai adanya Yesus.
Sebelum masuk RSJ, klien melaksanakan ibadah di gereja setiap
minggu dan selama di rawat di RSJ, klien tidak melaksanakan
ibadah.
VII. Status Mental
a. Penampilan: tidak rapi dan penggunaan pakaian tidak sesuai.
b. Tingkat kesadaran: bingung/orientasi.
c. Pembicaraan: lambat dan tidak mampu memulai pembicaraan.
d. Alam perasaan: lesu dan putus asa.
e. Isi pikir: ide yang terkait.
f. Memori: gangguan daya ingat jangka panjang.
g. Proses fikir: sirkumstansial
VIII.Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kondisi klien lesu, klien tampak lebih suka menyendiri. Kondisi
penampilan tidak rapi, baju kotor, kuku panjang dan kotor dan badan
bau.
b. Tanda- tanda vital
1. Suhu tubuh : 36,70C
2. Tekanan darah : 110/70 mmHg
3. Nadi : 80x/i
4. Pernafasan : 22x/i
5. TB : 155 cm
6. BB : 50 Kg
c. Pemeriksaan Head to toe
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk : Normal dan Simetris
b. Ubun-ubun : Normal, tertutup dan keras
2. Rambut
a. Penyebaran dan keadaan rambut : Merata, kotor dan berbau
b. Bau : rambut berbau
c. Warna kulit : Normal sawo matang
3. Wajah
a. Warna kulit : Sawo matang
b. Struktur wajah : Normal dan simetris
4. Mata
a. Kelengkapan dan krsimetrisan : Simetris kanan dan kiri
b. Palpebra oedema : Normal
c. Konjungtiva dan scleraikterus : Anemis dan sclera tidak ada
d. Visus : Normal
e. Tekanan bila mata : Normal
5. Hidung
a. Bentuk telinga : Normal
b. Ukuran telinga : Simetris kanan dan kiri
c. Lubang telinga : Normal
d. Ketajaman telinga : Pendengaran baik
6. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : Bibir kering
b. Keadaan gusi dan gigi : Gigi kotor dan kuning
c. Keadaan lidah : Lidah kering
d. Orofaring : Baik dan mampu menelan
7. Leher
a. Posisi trachea : Media Normal
b. Thyroid : Pembesaran kelenjar thyroid
(-)
c. Suara : Pelan, lambat, dan kurang
jelas
8. Pemeriksaan integrumen
f. Kelainan pada kulit : Terdapat bekas luka di kulit
IX. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola makan dan minum
1. Frekuensi makan : 3 kali
2. Nafsu/selera makan : Klien selera makan
3. Nyeri ulu hati : Tidak ada
4. Alergi : Tidak ada
5. Mual dan muntah : Tidak ada
6. Tampak makan memisahkan diri : iya, klien memisahkan diri
ketika makan
7. Waktu pemberian makan : Pagi, siang dan sore
8. Jumlah dan jenis makanan : Nasi, lauk dan sayur
9. Masalah makan dan minum : Tidak ada masalah
b. Perawatan diri/personal hygiene
1. Kebersihan tubuh : Badan tampak kotor, berbau
dan berdaki
2. Kebersihan gigi dan mulut : Gigi kuning, mulut kering
dan kotor
3. Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku panjang dan kotor
c. Pola kegiatan/aktivitas
1. Uraian aktivitas klien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian
dilakukan secara mandiri, sebagian atau total:
Klien tidak mau melakukan aktivitas sehari-hari, klien lebih sering
menyendiri, susah diajak berbicara dan eliminasi dapat dilakukan
2. Uraian aktivitas ibadah klien selama dirawat:
Semenjak klien dirawat di rumah sakit, klien malas untuk melakukan
ibadah.
d. Pola eliminasi
1. BAB
a. Pola BAB : Lancar
b. Karakter fases : lembek dan berbentuk
c. Riwayat pendarahan : Tidak ada
d. BAB terakhir : Tadi pagi
2. BAK
a. Pola BAK : Lancar
b. Nyeri/kesulitan BAk : Tidak ada
e. Mekanisme Koping
Klien melakukan mekanisme koping dengan aktivitas konstruktif dan
dengan berbincang dengan orang lain sesuai yang diajarkan oleh
2. Analisa Data
No Data Masalah
1. DS: Klien mengatakan malas mandi.
DO: Kuku klien kotor dan badan klien bau.
Jika makan nampak berantakan.
Defisit perawatan
diri :
Mandi,Makan dan
Berdandan.
2. DS: Klien mengatakan sudah tidak mempunyai
tubuh yang cantik lagi, semenjak dipukuli
oleh manjikannya dan klien merasa malu dan
tidak berarti lagi terhadap orang tua dan
keluarganya.
DO: Klien tampak sedih dan putus asa.
Harga diri rendah
3. DS: Klien mengatakan malu untuk bergaul dengan
teman-temannya.
DO: Klien sering menyendiri.
Isolasi sosial
3. Masalah Keperawatan 1. Defisit perawatan diri
2. Harga diri rendah
3. Isolasi sosial
5. Intervensi dan Rasional Diagnosa
Keperawatan
Perencanaan
Tujuan Kteteria Hasil Intervensi Rasional
Defisit Perawatan Diri : Mandi, Makan dan Berdandan
1.Klien dapat melakukan
kebersihan diri secara mandiri.
2.Klien dapat melakukan
berdandan/berhias secara baik.
3.Klien dapat melakukan
makan dengan baik.
4.Klien dapat melakukan
BAB/BAK secara mandiri.
1. Klien mampu menyebutkan
:
-Penyebabkan tidak
merawat diri
-Manfaat menjaga
perawatan diri
-Tanda-tanda bersih dan
rapi
-Gangguan yang dialami
jika perawatan diri tidak diperhatikan
2. Klien dpat melaksanakan
perawatan diri secara mandidalam hal:
-Kebersihan diri -Berdandan
-Makan
-BAB/BAK
SP 1:
1. Jelaskan pentingnya
kebersihan diri.
2. Jelaskan cara menjaga
kebersihan diri.
3. Bantu pasien
memperaktekkan cara menjaga kebersihan diri.
4. Anjurkan klien
memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
1. Meningkatkan pengetahuan klien
tentang tanda-tanda perawatan diri yang baik.
2. Klien dapat menjaga kebersihan
dirinya secara mandiri.
3. Membantu klien meningkatkan
harga dirinya.
4. Menghindari adanya perubahan
peran akibat perasaan HDR.
SP 2:
1. Evaluasi jadwal kegiatan
harian klien.
2. Jelaskan cara makan yang
baik.
3. Bentu klien cara makan
yang baik dan menganjurkan untuk makan bersama teman di ruang makan.
1. Untuk mengetahui kemajuan
klien dalam berinteraksi dan menilai keberhasilan dalam strategi pelaksanaan.
2. Menambah pengetahuan klien
tentang makan.
3. Meningkatkan rasa percaya diri
jadwal.
SP 4
1. Evaluasi jadwal kegiatan
harian klien.
2. Jelaskan cara berdandan.
3. Bentu klien cara
berdandan.
4. Anjurkan klien
memasukkan kedalam jadwal harian.
1. Untuk mengetahui kemajuan
klien dalam berinteraksi dan menilai keberhasilan dalam strategi pelaksanaan.
2. Menambah pengetahuan klien
tentang berdandan.
3. Meningkatkan rasa percaya diri
klien.
4. Menghindari adanya perubahan
peran akibat perasaan HDR.
Harga Diri Rendah 1. Klien dapat
mengidentifikasi
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
2. Klien dapat menilai
kemampuan yang dapat digunakan.
3. Klien dapat
menetapkan/memilih
kegiatan yang sesuai kemampuan.
4. Klien dapat berlatih
kegiatan yang sudah
dipilih, sesuai
1. Klien mampu menyebutkan
aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien.
2. Klien mampu menyebutkan
kemampuan yang dapat dilaksanakan.
3. Klien mampu membuat
rencana kegiatan harian
4. Klien mampu melakukan
kegiatan sesuai jadwal yang dibuat.
SP 1:
1. Identifikasi kemampuan
dan aspek positif yang dimiliki klien.
2. Bantu klien menilai
kemampuan klien yang masih ada.
3. Bantu klien memilih
kegiatan ang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien.
4. Latih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih
5. Beri pujian yang wajar
1. Aspek sangat penting untuk
meningkatkan PD serta harga diri.
2. Memvalidasi dan menguatkan apa
yang sudah disampaikan secara lisan.
3. Mencari cara yang konstruktif
dan menunjukkan potensi yang dimiliki klien untuk mengubah dirinya lebih baik dan berharga.
4. Meningkatkan harga diri serta
5. Klien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatih.
yang dipilih.
6. Anjurkan klien
memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
SP 2:
1. Evaluasi jadwal kegiatan
harian klien.
2. Latih kemampuan kedua
yang telah dipilih oleh klien.
3. Anjurkan klien
memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
1. Untuk mengetahui kemajuan
klien dalam berinteraksi dan menilai keberhasilan dalam strategi pelaksanaan.
2. Menambah
kemampuan/pengetahuan klien.
3. Menghindari adanya perubahan
peran akibat perasaan HDR.
SP 3:
1. Evaluasi jadwal harian
kegiatan klien.
2. Melatih kemampuan
ketiga.
3. Anjurkan klien
memasukkan kedalam jadwal.
1. Untuk mengetahui kemajuan
klien dalam berinteraksi dan menilai keberhasilan dalam strategi pelaksanaan.
2. Menambah
kemampuan/pengetahuan klien.
3. Menghindari adanya perubahan
Isolasi sosial 1. Memebina hubungan saling percaya
2. Menyadari penyebab
isolasi sosial
3. Dapat berinteraksi dengan orang lain
1. Klien dapat menyebutkan
minimal satu penyebab menatik diri.
2. Klien dapat melaksanakan
hubungan sosial secara bertahap.
3. Klien dapat menyebutkan
perasaannya setelah berhubungan dengan orang
lain
4. Klien dapat menyebutkan
manfaat,kerugian dan lima prinsip cara minum obat.
SP 1:
1. Identifikasi penyebab
isolasi social (teman yang disukai, yang tidak disukai, alas an).
2. Diskusikan dengan klien
tentang keuntungan dan kerugian berinteraksi
3. Ajarkan klien cara
berkenalan dengan satu orang.
4. Anjurkan klien
memasukkan ke dalam jadwal harian kegiatan .
1. Dengan mengetahui penyebab
klien menarik diri dapat ditemukan mekanisme koping klien dalm berinteraksi sosial.
2. Dengan mengetahui keuntungan
dan kerugian menarik diri, maka klien akan termotivasi untuk berinteraksi dengan orang lain.
3. Mendorong klien untuk
merasakan secara langsung manfaat dari berhubungan sosial.
4. Menghindari adanya perubahan
SP 2:
1. Evaluasi jadwal kegiatan
harian klien.
2. Berikan kesempatan
kepada klien memperaktekkan cara
berkenalan dengan satu orang.
3. Membantu klien
memasukkan kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan haraian.
1. Untuk mengetahui kemajuan
klien dalam berinteraksi dan menilai keberhasilan dalam strategi pelaksanaan.
2. Memudahkan klien dalam
melakukan pendekatan serta meningkatkan konsep diri klien.
3. Menghindari adanya perubahan
peran akibat perasaan HDR
SP 3
1. Evaluasi jadwal kegiatan
harian klien.
2. Berikan kesempatan untuk
berkenalan dengan dua orang tau lebih.
3. Anjurkan klien untuk
memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
1. Untuk mengetahui kemajuan
klien dalam berinteraksi dan menilai keberhasilan dalam strategi pelaksanaan.
2. Memudahkan klien dalam
melakukan pendekatan serta meningkatkan konsep diri klien.
3. Menghindari adanya perubahan
SP 4:
1. Evaluasi jadwal kegiatan
harian klien.
2. Jelaskan kegunaan obat.
3. Latih klien minum obat
dengan prinsip 5 benar.
4. Anjurkan klien
memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
1. Untuk mengetahui kemajuan
klien dalam berinteraksi dan menilai keberhasilan dalam strategi pelaksanaan.
2. Memberi motivasi agar klien mau
minum obat.
3. Mensukseskan program
pengobatan klien dan mengoptimalkan kerja dari obat terhadap klien.
4. Memudah klien untuk mengingat
6. Implementasi dan Evaluasi
No. Tanggal Diagnosa Keperawatn Implementasi Evaluasi
1. 20 Juni 2013
Pukul:
08.00 WIB
Defisit Perawatan Diri :
Mandi, Makan dan
Berdandan
SP 1:
1. Membina hubungan saling percaya.
2. Menjelaskan pentingnya kebersihan
diri.
3. Menjelaskan cara menjaga kebersihan
diri dan cara mandi.
4. Membantu klien memperaktekkan cara
menjaga kebersihan diri dan mandi.
5. Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan.
S:
-Nama saya Ny.S suka dipanggil S saja.
-Klien mengatakan sudah mengerti begitu pentingnya
kebersihan pada dirinya.
-Klien mengatakan akan selalu menjaga kebersihan
dirinya dan akan mandi.
-Klin mengatakan senang bisa dibantu dalam kebersihan
tubuhnya.
O: Klien menjawab dengan suara pelan.
A: Klien dapat menyebutkan kembali cara menjaga
kebersihan.
P:
Pertemuan selanjutnya
Jam 13.00-13.30 WIB
20 Juni 2013
Pukul:
13.00 WIB
SP 2
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien.
2. Menjelaskan cara makan yang baik.
3. Membantu klien cara makan yang
baik.
4. Menganjurkan klien memasukkan
kedalam jadwal.
S:
Klien menyebutkan cara menjaga kebersihan dirinya.
O:
Bicara sopan , ekspresi gelisah, kontak mata kurang.
Klien mulai tampak bersih.
A:
- Tujuan tercapai.
- Klien dapat menyebutkan dan memperaktekkan cara
makan dengan baik.
P:
Pertemuan selanutnya pada tanggal 22 Juni 2013 jam
12.00-12.30 WIB dengan topik melatih kemampuan yang
22 Juni 2013
Pukul:
12.00-12.30
SP 4
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien.
2. Menjelaskan cara berdandan.
3. Membantu klien memperaktekkan cara
berdandan.
4. Menganjurkan klien memasukan
kedalan jadwal kegiatan harian.
S:
Klien dapat menyebutkan dan memperaktekkan cara
berdandang yang benar.
A:
-Tujuan tercapai.
-Klien mulai bersih dan mulai mau berdandan
P: Memutuskan hubungan.
2. 20 Juni 2013
Pukul:
10.00-10.30
WIB
Harga Diri Rendah SP 1:
1. Mengidentifikasi kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki klien.
2. Membantu klien menilai kemampuan
klien yang masih dapat digunakan.
3. Membantu klien memilih kegiatan
yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien ( 1 kemampuan).
S:
-Klien dapat mengatakan kemampuan yang di milikinya.
O:
-Klien menjelaskan dengan suara pelan dan malu-malu.
A:
-Tujuan tercapai.
-Klien dapat menyebutkan kelebihannya dan dapat
kemampuan yang dipilih.
5. Member pujian yang wajar terhadap
kebersihan klien.
6. Menganjurkan klien memasukkan ke
dalam jadwal kegiatan harian.
Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam
10.00-10.30 WIB dengan topik melatih kemampuan
kedua.
1. Mengevaluasi kegiatan hari klien.
2. Melatih kemampuan kedua.
3. Menganjurkan klienmemasukkan
kedalam jadwal harian.
S:
Klien dapat memperaktekkan kemampuannya dengan
baik.
O:
-Ekspresi wajah bersahabat.
-Mau duduk disamping perawat.
-Kontak mata ada.
A:
-Tujuan tercapai.
-Klien mamapu melakukan tanpa dibantu.
P:
Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam
14.00-14.30 WIB dengan topik melatih kemampuan
21 Juni 2013
Pukul:
14.00-14.30
WIB
SP 3:
1. Menganjurkan klien memasukkan
kedalam jadwal kegiatan harian.
2. Melatih kemampuan ketiga.
3. Membantu klien memasukkan kegiatan
kedalam jadwal kegiatan harian.
S:
Klien dapat memperaktekkan kemampuannya dengan
baik.
O:
-Ekspresi wajah bersahabat.
-Mau duduk disamping perawat.
-Kontak mata ada.
A:
-Tujuan tercapai.
-Klien mamapu melakukan tanpa dibantu.
P: Memutuskan hubungan.
3 20 Juni 2013
Pukul:
12.00-12.30
WIB
Isolasi Sosial SP 1:
1. Mengedentifikasi penyebab isolasi
sosial (teman yang disukai, yang ridak
disukai, alasan).
2. Berdiskusi dengan pasien tentang
keuntungan berinteraksi dengan orang
lain.
S:
Klin dapat mengerti dan dapat memperaktekkan cara
berkenalan.
O:
-Kontak mata ada
-Wajah bersahabat.
3. Berdiskusi dengan klien tentang
kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain.
4. Mengajarkan pasien cara berkenalan
dengan satu orang.
5. Menganjurkan klien memasukkan
kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lainsebagai salah satu
kegiatan harian.
A:
-Tujuan tercapai.
-Klien dapat menebutkan keuntungan dari berinteraksi
dengan orang lain.
P:
Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam
14.00-14.30 WIB dengan topik berkenalan dengan satu
orang.
1. Mengevaluasi jadwal kegiaran harian
klien.
2. Memberikan kesempatan kepada klien
memperaktekkan cara berkenalan
dengan satu orang.
3. Membantu klien memasukkan kegiatan
berbincang-bincang dengan orang lain
sebagai salah satu kegiatan harian.
S:
Klien dapat memperaktekkan cara berkenalan dengan
satu orang.
O:
-Kontak mata ada.
-Mau bersalaman.
-Mau duduk disamping perawat wajah terlihat senang.
A:
-Tujuan tercapat.
-Klien dapat memasukkan kegiatan kedalam jadwal
P:
Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam
11.00-11.30 WIB dengan topik berkenalan dengan satu
orang.
21 Juni 2013
Pukul:
11.00-11.30
WIB
SP 3:
1. Mengevaluasi jadwal harian klien.
2. Memberi kesempatan untuk berkenalan
dengan dua orang atau lebih.
3. Menganjurkan klien memasukkan
kedalam jadwal kegiatan harian.
S:
Klin mamapu melakukan perkenalan dengan teman
sekamarnya.
O:
-Kontak mata ada.
-Mau bersalaman.
-Mau duduk disamping perawat wajah terlihat senang.
-Wajah terlihat senang.
A:
-Tujuan tercapai.
-Kliem mampu berkenalan dengan beberapa orang.
P:
Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam
13.00-13.30 WIB dengan topik cara dan lima prinsip
21 Juni 2013
Pukul:
13.00-13.30
WIB
SP 4:
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klen.
2. Menjelaskan kegunaan minum obat.
3. Melatih klien minum obat dengan
prinsip 5 benar.
4. Menganjurkan klien memasukkan
kedalam jadwal kegiatan harian.
S:
Klien mengerti cara yang benar minum obat.
O:
-Kontak mata ada.
-Wajah terlihat bahagia.
-Mau berjabat tangan.
A:
-Tujuan tercapai.
-Klien mampu menyebutkan lima prinsip cara minum
obat dengan baik.
P:
Hubungan dihentikan