• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Kemiskinan dan

Kesenjangan

(2)

Pengertian

dan Tinjauan

(3)

Kemiskinan dan Distribusi

Pendapatan

Merupakan 2 masalah besar di banyak

Negara Berkembang tidak terkecuali

Indonesia

Dikatakan besar karena bila kedua

masalah ini dibiarkan berlarut-larut dan

parah, bisa menimbulkan konsekuensi

politik dan sosial yang besar (ex:

(4)

Cont’d

Fokus utama dalam kebijakan dan

perencanaan pembangunan Indonesia

pada awal pembangunan s/d akhir

1970-an adalah pertumbuh1970-an ekonomi y1970-ang

tinggi

Pembangunan ekonomi di pusatkan di Jawa

(infrastruktur memadai), terpusatkan pada

beberapa sektor saja yang menghasilkan nilai

tambah bruto yg tinggi

Trickle-down efect

dari pembangunan

(5)

Cont’d

Fokus utama dalam kebijakan dan

perencanaan pembangunan Indonesia

pada awal pembangunan s/d akhir

1970-an adalah pertumbuh1970-an ekonomi y1970-ang

tinggi

Pembangunan ekonomi di pusatkan di Jawa

(infrastruktur memadai), terpusatkan pada

beberapa sektor saja yang menghasilkan nilai

tambah bruto yg tinggi

Trickle-down efect

dari pembangunan

(6)

Cont’d

Namun sepanjang 40 tahun pembangunan ekonomi Indonesia,

efek menetes tersebut sangatlah kecil

Laju pertumbuhan

ekonomi tinggi, tetapi jumlah orang miskin tetap banyak dan

kesenjangan sosial semakin melebar

Akhir 1970-an, strategi pembangunan PELITA III dirubah bukan

lagi pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi peningkatan

kesejahteraan masyarakat

Perhatian mulai diperhatikan pada peningkatan kesejahteraan

masyarakat misalnya lewat pengembangan industri padat karya,

pembangunan perdesaan, dan modernisasi sektor pertanian

Program yang diarahkan langsung untuk pengentasan

kemiskinan dan ketimpangan sosial misal Inpres Desa

(7)

Distribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan nasional merupakan

indikator yang mencerminkan merata atau

timpangnya pendapatan nasional suatu

negara di kalangan penduduknya.

(8)

KETIDAK MERATAAN DISTRIBUSI

PENDAPATAN

Ketidakmerataan pendapatan dapat terjadi

antara lapisan pendapatan masyarakat:

Antara daerah ( kota dan desa)

Antara wilayah (regional propinsi atau

kabupaten)

(9)

TEORI KUZNETS

Proses transisi dari ekonomi

perdesaan/tradisional (pertanian) menjadi

ekonomi perkotaan/modern (industri) pada

mulanya memperparah distribusi pendapatan

(karena urbanisasi dan industrialisasi), namun

setelah itu pada tingkat pembangunan yang lebih

tinggi ketimpangan akan menurun (pada saat

(10)
(11)

Metode

Pengukuran:

-

Kemiskinan

-

Distribusi

(12)

KEMISKINAN

Head-count Index

Persentase penduduk yang berada di bawah

Garis Kemiskinan

Garis Kemiskinan

:

Penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan

(GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan

(GKNM). Penduduk yang memiliki rata-rata

pengeluaran perkapita per bulan dibawah Garis

Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk

(13)

CONT’D

Head-count Index

Garis Kemiskinan Makanan

:

Nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang

disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari. Paket

komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis

komoditi

Garis Kemiskinan Non Makanan

:

Kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang,

(14)

CONT’D

Indeks Kedalaman Kemiskinan (

Poverty

Gap Index

)

Merupakan ukuran rata-rata kesenjangan

pengeluaran masing-masing penduduk

miskin terhadap garis kemiskinan.

(15)

CONT’D

Indeks Keparahan Kemiskinan (

Poverty

Severity Index

)

Memberikan gambaran mengenai penyebaran

pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin

tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan

pengeluaran diantara penduduk miskin

Semakin tinggi nilai kedua indeks di suatu negara

(16)

DISTRIBUSI PENDAPATAN

Pendapatan Per-kapita

Pendapatan perkapita yaitu rata-rata

pendapatan penduduk suatu negara yang

diukur dengan membandingkan antara

pendapatan nasional dengan jumlah penduduk

Pendapatan perkapita seringkali dijadikan

(17)

CONT’D

Kurve Lorenz (Lorenz curve)

Kurve yang menggambarkan distribusi kumulatif

pendapatan nasional dikalangan lapisan penduduk.

Kurve ini terletak dalam suatu garis bujur sangkar

dimana sisi tegaknya (

vertica

l) melambangkan

presentase kumulatif pendapatan nasional,

sedangkan sisi mendatar (

horizontal

)

melambangkan persentase kumulatif penduduk.

Garis diagonal melambangkan distribusi

(18)
(19)
(20)
(21)

Todaro

A = desil 1

B = desil 1+2

C = desil 1+2+3

D = desil

1+2+3+4

E = desil

1+2+3+4+5

F = desil 1+2+…

+6

G = desil 1+2+…

+7

H = desil 1+2+…

+8

(22)

CONT’D

Indeks atau ratio Gini (coefsien Gini)

Suatu koefsien (nilai) berkisar antara 0 sampai

dengan 1 (0 < G < 1)yang menjelaskan kadar ketidak

merataan. Semakin kecil koefsiennnya atau

mendekati nol semakin merata distribusi

pendapatannya, semakin mendekati 1 semakin tidak

merata.

Angka ratio Gini dihitung dari kurve Lorenz yaitu

dengan membagi antara luas garis melengkung

(23)
(24)

x

y

x

G

10000

2

Rumus Gini

Koefsien:

dimana:

(25)

Nilai Koefsien

Gini

Pendapatan

Distribusi

< 0,4

Tingkat ketimpangan

rendah

0,4 - 0,5

Tingkat ketimpangan

sedang

(26)

Country

1st

2nd

3rd

4th

5th

Brazil

2.1

4.9

8.9

16.8

67.3

Bangladesh

9.4

13.5

17.2

22.0

37.9

India

9.2

13.0

16.8

21.7

39.3

Pakistan

8.4

12.9

16.9

22.2

39.7

World

1.4

1.8

2.3

31.8

62.7

(27)

GINI Coeffient (Brazil)

2

10

00

0

2

10

00

0

2

10

00

0

å

(20-2.1)20-0 + (40-7)40-20 +

(60-15.9)60-40 + (80-32)80-60 +

(100-100)100-80

å

(17.9)20 + (33)20 + (44.1)20 +

(47.3)20 + (0)20

(2846)

= 0.5692

(28)

Cont’d

Kriteria Bank Dunia (World Bank)

Untuk mengukur distribusi pendapatan

Bank Dunia membagi porsi pendapatan

nasional yang dinikmati oleh lapisan

penduduk:

40% penduduk berpendapatan terendah

40% penduduk menengah

20% penduduk berpendapatan tertinggi

(29)

Ketimpangan atau ketidak merataan jika:

Parah

40 % penduduk menikmati < 12 %

pendapatan nasional

Moderat/sedang

40 % penduduk menikmati 12% - 17 %

pendapatan nasional

Lunak

40 % penduduk menikmati , > 17 %

pendapatan nasional

(30)

Data

(31)

Kemiskinan

1970 1978 1981 1987 1993 1996 1999 2001 2003 2005 2007 2009 4060 3 4096 9 4133 4 0 10 20 30 40 50 60 70 80

Jumlah Penduduk Miskin 1970 - 2013(juta orang)

Kota Desa Kota+Desa

Krisis

Moneter

(32)

Kemiskinan

19

70

19

78

19

81

19

87

19

93

19

96

19

99

20

01

20

03

20

05

20

07

20

09

40

60

3

40

96

9

41

33

4

0

10

20

30

40

50

60

70

Persentase Penduduk Miskin 1970 - 2013

(33)
(34)

1996 1999 2002 2005 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

0.000

0.050

0.100

0.150

0.200

0.250

0.300

0.350

0.400

0.450

Koefsien Gini Indonesia

(35)

Provinsi 1996 1999 2002 2005 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Aceh 0.259 0.240 (1 0,299

(2 0.268 0.270 0.290 0.300 0.330 0.320 0.341

Sumatera Utara 0.301 0.254 0.288 0.327 0.307 0.310 0.320 0.350 0.350 0.330 0.354 Sumatera Barat 0.278 0.256 0.268 0.303 0.305 0.290 0.300 0.330 0.350 0.360 0.363 Riau 0.300 0.224 0.292 0.283 0.323 0.310 0.330 0.330 0.360 0.400 0.374 Kepulauan Riau n.a n.a n.a 0.274 0.302 0.300 0.290 0.290 0.320 0.350 0.362 Jambi 0.246 0.240 0.260 0.311 0.306 0.280 0.270 0.300 0.340 0.340 0.348 Sumatera Selatan 0.300 0.260 0.291 0.311 0.316 0.300 0.310 0.340 0.340 0.400 0.383 Kepulauan Bangka

(36)

Provinsi 1996 1999 2002 2005 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Bali 0.309 0.270 0.298 0.330 0.333 0.30 0.31 0.37 0.41 0.43 0.403 Nusa Tenggara Barat 0.286 0.261 0.266 0.318 0.328 0.33 0.35 0.40 0.36 0.35 0.364 Nusa Tenggara Timur 0.296 0.267 0.292 0.351 0.353 0.34 0.36 0.38 0.36 0.36 0.352 Kalimantan Barat 0.300 0.271 0.301 0.310 0.309 0.31 0.32 0.37 0.40 0.38 0.396 Kalimantan Tengah 0.271 0.237 0.245 0.283 0.297 0.29 0.29 0.30 0.34 0.33 0.350 Kalimantan Selatan 0.292 0.264 0.292 0.279 0.341 0.33 0.35 0.37 0.37 0.38 0.359 Kalimantan Timur 0.318 0.277 0.304 0.318 0.334 0.34 0.38 0.37 0.38 0.36 0.371 Sulawesi Utara 0.344 0.272 0.270 0.323 0.324 0.28 0.31 0.37 0.39 0.43 0.422 Gorontalo n.a n.a 0.241 0.355 0.388 0.34 0.35 0.43 0.46 0.44 0.437 Sulawesi Tengah 0.302 0.286 0.283 0.301 0.320 0.33 0.34 0.37 0.38 0.40 0.407 Sulawesi Selatan 0.323 0.296 0.301 0.353 0.370 0.36 0.39 0.40 0.41 0.41 0.429 Sulawesi Barat n.a n.a n.a n.a 0.310 0.31 0.30 0.36 0.34 0.31 0.349 Sulawesi Tenggara 0.311 0.276 0.270 0.364 0.353 0.33 0.36 0.42 0.41 0.40 0.426 Maluku 0.269 0.241 (1 0.258 0.328 0.31 0.31 0.33 0.41 0.38 0.370

Maluku Utara n.a n.a n.a 0.261 0.332 0.33 0.33 0.34 0.33 0.34 0.318 Papua 0.386 0.360 (1 0.389 0.412 0.40 0.38 0.41 0.42 0.44 0.442

Referensi

Dokumen terkait

27/ POKJA-PNT/BM tanggal 19 Agustus 2016 maka dengan ini kami umumkan pemenang dan pemenang cadangan untuk pekerjaan sebagai berikut:. Nama Paket : Rehabilitasi Jalan Tanggeung

Growth rates (linear skeletal extension) and the timing of skeletal band formation were measured in eight specimens of the massive coral Porites lutea at

Setelah mencermati notasi dan syair sebuah lagu, siswa mampu mengetahui tempo serta tinggi rendah nada dalam lagu tersebut dengan tepat2. Setelah permainan alat musik,

Apa itu e-banking? E-banking didefinisikan sebagai penghantaran otomatis jasa dan produk bank secara langsung kepada nasabah melalui elektronik,.. saluran komunikasi

Hasil uji kualitatif berdasarkan penelitian ini, yaitu isolat JMF 1, JMF 3, JMF 5, JMF 6, JMF 10, JMF 11, JMF 12, JMF 13, JMF 14, JMF 15, dan JMF 19 memiliki aktivitas

Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak terkait dan observasi penulis, dapat disimpulkan bahwa iklan Djarum 76 versi “Jin” ini telah melanggar Etika Pariwara

kondisi khusus, antara lain seperti mencari lokasi tempat wisata [2], membantu ambulan untuk menuju rumah sakit [3], menghindari kemacetan dan pusat keramaian [4],

• Berdasarkan pada posisi perusahaan sebagai produsen biaya rendah dalam pasar yang ditentukan secara luas atau. meliputi bauran produk