27 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN Semowo 01 kelurahan Gambir Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang semester II tahun 2014/2015.
Subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas 4 SDN Semowo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang, yang berjumlah 17 siswa, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Kondisi sosial ekonomi orang tua/wali siswa rata-rata golongan menengah ke bawah. Pekerjaan orang tua/wali siswa ada yang buruh pabrik, tetapi sebagian besar pekerjaan orang tua/wali siswa adalah sebagai petani. Latar belakang pendidikan orang tua/wali siswa yang sebagian besar adalah tamatan SD.
Mata pelajaran yang diajarkan di SDN Semowo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang adalah Agama Islam, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Olahraga, Mulok atau Bahasa Jawa, dan Bahasa Inggris. Ekstrakurikuler yang ada di SDN Semowo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang adalah Pramuka.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yang berupa pendekatan scientific dan metode evaluasi index card match. Variabel terikat berupa hasil belajar IPS.
Pendekatan scientific adalah pembelajaran IPS dengan langkah-langkah menyimak gambar alat transportasi, membuat pertanyaan terkait alat transportasi, mencari informasi alat tranportasi melalui video alat transportasi, membuat tabel jenis alat transportasi dan teknologi alat transportasi, membuat kesimpulan, dan membacakan kesimpulan yang telah ditulis.
kartu jawaban tentang materi perkembangan teknologi transportasi, duduk berdampingan dengan pasangan kartu yang cocok, membacakan pertanyaan tentang perkembangan teknologi transportasi secara bergantian, menjawab pertanyaan tentang perkembangan teknologi transportasi, dan menulis kesimpulan tentang perkembangan teknologi transportasi dari kegiatan bermain pencocokan kartu.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa sebagai bukti keberhasilan dalam pembelajaran yang meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
3.3 Prosedur Penelitian
Rencana penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral, yang dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc.Taggart, melalui siklus yang terdiri dari 3 tahap, yaitu perencanaan (plan), tindakan dan observasi (act & observe), serta refleksi (reflect). Berikut adalah gambar model spiral yang
dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc.Taggart dalam Arikunto (2010:132) :
Gambar 3.1
Model Spiral dari C.Kemmis dan Mc.Taggart
siklus, pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, serta refleksi. Adapun penjabaran 3 tahap dalam setiap siklus pelaksanaan penelitian menurut model spiral dari C.Kemmis dan Mc.Taggart sebagai berikut :
Siklus I
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah menyusu perangkat pembelajaran, yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPS (lampiran 1) dengan KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus I disiapkan untuk dua kali pertemuan. Menyiapkan media pembelajaran berupa gambar macam-macam alat transportasi dan video jenis alat transportasi (lampiran 1) serta kartu pertanyaan dan kartu jawaban untuk permainan pencocokan kartu (lampiran 1). Sumber belajar dari buku paket karangan Hisnu, Tantya dan winardi. 2008. Ilmu pengetahuan sosial 4 untuk SD/MI untuk Kelas 4 hal.57-61 BSE. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas. Menyusun alat evaluasi yang akan digunakan untuk mengetahui keberhasilan kegiatan pembelajaran. Menyusun lembar observasi implementasi RPP.
2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru kelas. Melakukan kegiatan observasi sebagai sarana pengumpulan data pelaksanaan tindakan penelitian.
3. Refleksi
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) maupun alat evaluasi yang akan digunakan dalam siklus II.
Siklus II
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah menyusun perangkat pembelajaran, yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPS (lampiran 2) dengan KD 2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus II disiapkan untuk dua kali pertemuan. berupa gambar permasalahan sosial yang ada di lingkungan setempat dan video permasalahan sosial yang ada di lingkungan setempat (lampiran 2) serta kartu pertanyaan dan kartu jawaban untuk permainan pencocokan kartu (lampiran 2). Sumber belajar dari buku paket karangan Hisnu, Tantya dan winardi. 2008. Ilmu pengetahuan sosial 4 untuk SD/MI untuk Kelas 4 hal.57-61 BSE. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas. Menyusun alat evaluasi yang akan digunakan untuk mengetahui keberhasilan kegiatan pembelajaran. Menyusun lembar observasi implementasi RPP. 2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru kelas. Melakukan kegiatan observasi sebagai sarana pengumpulan data pelaksanaan tindakan penelitian.
3. Refleksi
3.4 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari skor tes siklus I dan siklus II. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari skor tes pra siklus.
Teknik yang dipergunakan dalam pengumpulan data adalah teknik tes yang berupa tes formatif.
Instrumen penelitian berupa butir soal tes formatif. Butir soal berupa pilihan ganda yang dapat dilihat di lampiran 1 dan 2 (RPP siklus I dan siklus II). Sebelum dibuat instrumennya, maka terlebih dahulu disusun kisi-kisi soal. Untuk lebih jelasnya kisi-kisi butir soal dapat dilihat di lampiran 3.
3.5 Uji Coba Instrumen Penelitian Uji Validitas Instrumen
Validitas menurut Sudjono, A., (2001) dalam Wardani Naniek Sulistya,dkk. (2012:342), adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir soal untuk mengukur apa yang seharusnya. Sebutir soal dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau valid, apabila skor pada butir soal yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya. Atau ada korelasi positif yang signifikan antara skor soal dengan skor totalnya.
Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Widoyoko, 2009:137). Rumus korelasi product moment dengan angka kasar.
r
xy=( )( )
√* ( )+ * ( )+
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi Pearson X = variabel bebas
Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 22,0. Kriteria untuk koefisien validitas instrumen Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012: 86), memberikan rentang indeks validitas, secara rinci disajikan dalam tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1
Rentang Indeks Validitas
No Indeks Kriteria
1 0,81 - 1,00 sangat tinggi
2 0,61 - 0,80 tinggi
3 0,41 - 0,60 cukup
4 0,21 - 0,40 rendah
5 0,00 - 0,20 sangat rendah
Sumber: Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:86)
Tabel 3.2
Distribusi Uji Validitas Butir Soal Siklus I
Berdasarkan tabel 3.2 nampak bahwa butir soal nomor 11, 22, 24, 25, 26, dan 27 corrected item-total correlation di bawah 0,20. Berdasarkan klasifikasi validitas, apabila corrected item-total correlation ≤ 0,20, artinya butir soal tidak valid, maka 6 butir soal nomor 11, 22, 24, 25, 26, dan 27 dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian. Oleh karena penelitian membutuhkan 20 butir soal, maka butir soal nomor 10, 14, 17, dan 20 tidak dipergunakan dalam penelitian, meski butir soal tersebut valid, karena validitasnya rendah di bawah 0,40. Untuk klasifikasi butir soal cukup, dengan korelasi 0,41 – 0,60, terdapat pada butir soal nomor 5, 7, 10, 17, 21, 23, dan 29. Untuk klasifikasi butir soal tinggi, dengan korelasi 0,61 – 0,80, terdapat pada butir soal nomor 3, 6, 8, 13, 15, 16, 19, dan 30. Untuk klasifikasi butir soal sangat tinggi, dengan korelasi 0,81 – 1,00, terdapat pada butir soal nomor 1, 2, 4, 9, 12, 18, dan 28.
Tabel 3.3
Distribusi Uji Validitas Butir Soal Siklus II
Berdasarkan tabel 3.3 nampak bahwa butir soal nomor 7, 11, 25, 26, dan 29 corrected item-total correlation di bawah 0,20. Berdasarkan klasifikasi validitas, apabila corrected item-total correlation ≤ 0,20, artinya butir soal tidak valid, maka 5 butir soal nomor 7, 11, 25, 26, dan 29 dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian. Oleh karena penelitian membutuhkan 20 butir soal, maka butir soal nomor 13, 19, 21, 22, dan 27 tidak dipergunakan dalam penelitian, meski butir soal tersebut valid, karena validitasnya rendah di bawah 0,39. Untuk klasifikasi butir soal cukup, dengan korelasi 0,39 – 0,60, terdapat pada butir soal nomor 2, 9, 20, 23, dan 27. Untuk klasifikasi butir soal tinggi, dengan korelasi 0,61 – 0,80, terdapat pada butir soal nomor 3, 4, 5, 6, 16, 17, dan 30. Untuk klasifikasi butir soal sangat tinggi, dengan korelasi 0,81 – 1,00, terdapat pada butir soal nomor 1, 8, 10, 12, 14, 15, 18, dan 28.
Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah variabel bentukkan yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah variabel bentukan yang umum.
Uji reliabilitas tes yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus KR. 20. Rumus reliabilitas dengan KR.20 (Sugiyono. 2010:168) adalah:
{ }
Keterangan:
k : jumlah item dalam instrumen
pi : proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1 qi : 1 - pi
s2t : varians total
Hasil Belajar yang ditulis oleh Wardani, Naniek Sulistya dan Slameto (2012:88) seperti tersaji melalui tabel 3.4. berikut:
Tabel 3.4 Adapun hasil yang diperoleh pada siklus I adalah Cronbach’s Alpha sebesar 0,923 , artinya reliabilitas butir soal sangat tinggi, sehingga instrumen butir soal siklus I digunakan dalam penelitian. Hasil uji reliabilitas instrumen butir soal siklus II diperoleh Cronbach’s Alpha sebesar 0,937, artinya reliabilitas butir soal siklus II sangat tinggi, sehingga buti soal dapat dipegunakan dalam penelitian. Unutk lebih jelasnya distribusi reliabilitas instrumen butir soal siklus I dan siklus II, secara rinci disajikan melalui tabel 3.5 berikut,
Tabel 3.5
Distribusil Uji Reliabilitas Instrumen Butir Soal Siklus I dan Siklus II Nomor
Berdasarkan tabel 3.5 reliabilitas instrumen butir soal siklus I sebnyak 30,
Cronbach’s Alpha 0,923. Sedangkan pada siklus II reliabilitas instrumen butir
Tingkat Kesukaran Butir Soal
Menurut Slameto (dalam Wardani Naniek Sulistya, dkk., 2012:338) tingkat kesukaran butir soal adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal. Semakin tinggi tingkat kesukaran butir soal, maka butir soal itu semakin mudah, demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran butir, maka butir soal itu semakin sulit. Indeks tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
P = Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar B = Jumlah peserta didik yang menjawab benar
N = Jumlah peserta didik
Tingkat kesukaran dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal sukar, soal sedang, dan soal mudah. Berikut ini adalah kriteria tingkat kesukaran soal (Wardani, Naniek Sulistya. dkk., 2012:339).
Tabel 3.6
Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal
Nomor
Urut Rentang Skor Interpretasi
1. 0.00 – 0.25 Sukar
2. 0.26 – 0.75 Sedang
3. 0.76 – 1.00 Mudah
Tabel 3.7
Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus I
Nomor Butir Soal Tingkat
Hasil analisis butir soal siklus I terdiri dari 30 butir soal, terdapat 29 butir soal tingkat kesukaran soal sedang, dan terdapat 1 butir soal tingkat kesukaran mudah.
Distribusi hasil uji tingkat kesukaran butir soal siklus II disajikan melalui tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.8
Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus II
No Butir Soal Tingkat
Kesukaran 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,
17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30 Sedang
27 Sukar
Sumber : Olahan data Primer
Hasil analisis butir soal siklus II terdiri dari 30 butir soal, terdapat 29 butir soal tingkat kesukaran soal sedang, dan terdapat 1 butir soal tingkat kesukaran sukar.
3.6 Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dikatakan berhasil, apabila
minimal 90% dari seluruh siswa, hasil belajar IPS tuntas dengan KKM ≥ 90.
3.7. Teknik Analisis Data
membandingkan hasil belajar IPS antar siklus yang meliputi ketuntasan hasil belajar dengan KKM ≥ 90, skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata pra siklus, siklus I, dan siklus II.
Perhitungan untuk mengetahui besarnya persentase ketuntasan belajar, skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata, menggunakan rumus sebagai berikut:
Ketuntasan belajar = ∑
,
Skor Minimum = Skor terendah yang diperoleh siswa
Skor Maksimum = Skor tertinggi yang diperoleh siswa
Skor Rata-rata = ∑