KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan karunia-Nya yang telah memberikan penulis kesehatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Usaha Ternak Sapi
Potong terhadap Pendapatan dan Efisiensi Pemasaran Usaha Ternak Sapi Potong
di Kabupaten Langkat”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yang telah membesarkan dan mendidik
penulis selama ini. Penulis menyampaikanucapan terima kasih kepadaProf. Dr. Ir.
Hasnudi, MS selaku ketua komisi pembimbing dan Dr. Nevy Diana Hanafi, S.Pt,
M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan
memberikan berbagai arahan dan masukkan berharga kepada penulis.
Disamping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua
staf pengajar dan pegawai di Program Studi Peternakan, serta semua rekan
mahasiswa yang tidak dapat disebutkan satu per satu disini yang telah membantu
DAFTAR ISI
Identifikasi Masalah ... 2
Tujuan Penelitian ... 3
Kegunaan Penelitian... 4
Hipotesis Penelitian ... 4
TINJAUAN PUSTAKA Geografi Kabupaten Langkat ... 5
Ternak Sapi Potong ... 6
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi ... 8
Umur Peternak ... 9
Tingkat Pendidikan ... 9
Pengalaman Beternak ... 10
Jumlah Tanggungan Keluarga... 11
Skala Usaha ... 12
Biaya Produksi ... 12
Usaha Peternakan Rakyat ... 13
Pendapatan ... 14
penerimaan ... 15
Efisiensi Pemasaran ... 16
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ... 17
Metode Analisis Efisiensi Pemasaran ... 20
Pengumpulan data ... 19
Analisis Data ... 19
Definisi Operasional ... 22
HASIL DAN PEMBAHASAN Letak dan Geografis Kabupaten Langkat ... 24
Tatalaksana Pemeliharaan Sapi Potong ... 24
Karakteristik Responden ... 25
Analisis Efisiensi Pemasaran ... 36
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ... 40 Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 41
DAFTAR TABEL
No. Hal.
1. Populasi Ternak Sapi Potong di Kabupaten Langkat 6
2. Karakteristik responden di daerah penelitian 25
3. Skala usaha 26
4. Tingkat pendidikan 26
5. Umur peternak 27
6. Pengalaman beternak 28
7. Jumlah tanggungan keluarga 29
8. Analisis varian pendapatan dan hasil penduga variabel 30
9. Analisis regresi linear berganda pengaruh skala usaha, umur peternak tingkat pendidikan, pengalaman beternak dan jumlah
tanggungan keluarga terhadap pendapatan peternak sapi potong 31
10. Margin Pemasaran daging sapi 37
11. Biaya pemasaran dan keuntungan yang diterima oleh lembaga
pemasaran pada masing-masing saluran 38
DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal.
1. Karakteristik Sosial Responden 44
2. Karakteristik Ekonomi Responden 49
3. Pengolahan Data 54
4. Kuisioner 55
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sapi potong merupakan jenis ternak yang mempunyai nilai jual tinggi
diantara ternak lainnya. Pada umumnya masyarakat membutuhkan hewan ini
untuk dikonsumsi, karena kandungan proteinnya yang tinggi. Laju pertambahan
penduduk yang terus meningkat menuntut ketersediaan daging yang juga
meningkat, oleh karena itu usaha sapi potong merupakan salah satu usaha yang
memiliki nilai ekonomi tinggi.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan jumlah produksi daging masih
rendah, antara lain populasi dan produksi sapi yang rendah. Hal yang tampak di
Sumatera Utara ada beberapa daerah yang sangat padat, ada yang sedang, tetapi
ada yang sangat jarang atau terbatas penyebaran populasi ternak sapi potong.
Tentu saja hal ini sangat mempengaruhi besarnya penghasilan atau pendapatan
masyarakat pada daerah tersebut sehingga timbul perbedaan dalam segi ekonomi.
Kabupaten Langkat merupakan salah satu daerah penyebaran populasi
ternak sapi di Provinsi Sumatera Utara yang berpotensi untuk dikembangkan
dalam memenuhi kebutuhan daging dengan melihat pertambahan populasi ternak
yang tiap tahunnya bertambah. Dari data Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Langkat Dalam Angka pada tahun 2013 populasi sapi potong
mencapai 152.115 ekor.
Luas lahan yang mencukupi, ketersediaan hijauan berlimpah, serta
pemanfatan limbah perkebunan yang sangat mendukung merupakan suatu peluang
untuk pengembangan usaha ternak sapi potong di Kabupaten Langkat ini. Namun,
tetapi faktor sosial peternak (umur peternak, tingkat pendidikan, pengalaman
beternak, jumlah tanggungan keluarga) juga turut adil dalam peningkatan jumlah
ternak dan faktor ekonomi peternak meliputi skala usaha dan biaya produksi.
Permasalahan yang umum terjadi yaitu peternak sebagai pengelola suatu
peternakan memiliki peran ekonomi yang relatif terbatas.
Berkenaan dengan usaha sapi potong di Indonesia, yang menyangkut jalur
pemasaran belum banyak diatur oleh pemerintah. Indikasi kearah itu, pemerintah
belum sepenuhnya menyediakan infrastruktur dan saran yang baik dibidang
pemasaran. Infrastruktur dan sarana yang baik tentunya akan menunjang
perkembangan dan kemajuan dalam pemasaran sapi potong. Upaya pemasaran
lebih banyak dikuasai oleh blantik (agen), pedagang pengempul dan jagal.
Masing-masing pelaku dalam jalur pemasaran mempunyai peran dan fungsi
tersendiri dalam proses pemasaran yaitu untuk memudahkan pemindahan suatu
produk itu bergerak dari produsen sampai berada ditangan konsumen.
Efisiensi pemasaran ditentukan oleh perbedaan harga di tingkat konsumen
dengan peternak. Suatu jalur pemasaran dapat dikatakan efisien bila selisih harga
antara peternak dan konsumen lebih kecil dari 30% (Gray et al., 1996). Jalur pemasaran yang tidak efisien disebabkan oleh relatif panjang jalur pemasaran
yang menyebabkan kerugian baik bagi peternak maupun konsumen. Konsumen
terbebani dengan beban biaya pemasaran yang besar untuk membayar dengan
harga yang tinggi, sedangkan bagi peternak perolehan pendapatan menjadi lebih
rendah karena harga penjualan yang diterima jauh lebih rendah. Dalam
menciptakan sistem pemasaran yang efisien serta menguntungkan baik peternak
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti dan menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan peternak sapi potong dan juga
meneliti jalur pemasaran yang berpengaruh terhadap efisiensi pemasaran sapi
potong di Kabupaten Langkat.
Identifikasi Masalah
Usaha ternak sapi potong dalam bentuk usahatani merupakan salah satu
usaha yang dikelola oleh petani/peternak dengan peran ekonomi yang relatif
terbatas. Usaha tenak sapi potong merupakan salah satu jenis usaha yang
dilakukan oleh sebagian masyarakat di Kabupaten Langkat. Usaha peternakan ini
ada yang dijadikan sebagai pekerjaan utama, ada juga yang dijadikan sebagai
pekerjaan sampingan. Pemasaran ternak sapi potong di Kabupaten Langkat masih
tergolong panjang dalam penyaluran ternak sapi potong. Butuh proses untuk
memperpendek jalur pemasaran.
Permasalahan umum yang perlu diketahui berkaitan dengan hal-hal
penting yang menyangkut segi ekonomi peternak sapi potong di Kabupaten
Langkat. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk menjawab
pertanyaan sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh umur peternak, tingkat pendidikan, pengalaman beternak,
jumlah tanggungan keluarga, skala usaha dan biaya produksi terhadap
pendapatan peternak sapi potong di Kabupaten Langkat?
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh umur peternak, tingkat pendidikan, pengalaman
beternak, jumlah tanggungan keluarga, skala usaha dan biaya produksi
terhadap pendapatan peternak sapi potong di Kabupaten Langkat.
2. Menganalisis harga jual ternak dari jalur peternak hingga konsumen akhir
terhadap efisiensi pemasaran sapi potong di Kabupaten Langkat.
Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan antara umur peternak, tingkat pendidikan, lama beternak,
jumlah tanggungan keluarga, skala usaha dan biaya produksi terhadap
pendapatan peternak sapi potong. Semakin tinggi umur peternak, tingkat
pendidikan, lama beternak, jumlah tanggungan keluarga, skala usaha dan
biaya produksi maka dapat meningkatkan pendapatan usaha ternak sapi
potong.
2. Ada pengaruh positif antara jalur dan harga pemasaran ternak dari
petani/peternak sampai ke konsumen akhir terhadap efisiensi pemasaran
ternak sapi potong. Semakin kecil margin pemasaran maka semakin
efisien pemasaran ternak sapi potong.
Kegunaan Penelitian
Menjadi acuan bagi peternak sapi potong dalam melakukan pemeliharaan
ternak sapi potong guna meningkatkan pendapatannya, bagi instansi yang terkait
khususnya dapat menjadi acuan dalam rangka pembangunan usaha ternak sapi
potong di wilayah yang bersangkutan atau di daerah lain dan menjadi sumber