• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Profesionalisme Auditor Internal dan Whistleblowing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Profesionalisme Auditor Internal dan Whistleblowing"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL DAN

WHISTLEBLOWING

COVER

Oleh:

DOMINIKUS ANDREO MARYADI

232014039

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Akuntansi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi MOTTO

Mandiri Dalam Bekerja Merdeka Dalam Berkarya

(Erix Soekamti)

Kita tak kan Pernah Mengerti Tanpa Coba Sendiri, Coba Lagi

(Dory Soekamti)

Kesalahanku adalah ketika aku merasa paling benar”

(Pidi Baiq)

“Semoga Bahagia Selalu”

(Satya Adhi)

Hakuna Matata

(7)

vii

PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL DAN

WHISTLEBLOWING

ABSTRACT

This study uses qualitative methods with the aim to describe the professionalism of internal auditors when facing whistleblowing and keep the audit quality. This study uses primary data in the form of in-depth interviews to internal auditors who work in PT Summit OTO Finance Semarang Branch and secondary data in the form of reports of auditor visits. The results of this study indicate that the company's internal auditors are professional over whistleblowing and audit quality. Whistleblower must provide strong evidence of documents or photographs of its reporting. The company's internal auditors were able to expose the fraud objectively and independently despite the threat of safety. The company's internal auditor collects relevant evidence to be brought to the auditee clarification.

(8)

viii

PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL DAN

WHISTLEBLOWING

ABSTRAK

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tujuan untuk mendiskripsikan profesionalisme auditor internal ketika menghadapi whistleblowing dan menjaga kualitas audit. Penelitian ini menggunakan data primer berupa hasil wawancara mendalam kepada auditor internal yang bekerja di PT Summit OTO Finance Cabang Semarang dan data sekunder berupa laporan hasil kunjungan auditor. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa auditor internal perusahaan ini professional atas whistleblowing dan kualitas audit. Whistleblower harus memberikan bukti-bukti yang kuat berupa dokumen atau foto mengenai pelaporannya. Auditor internal perusahaan ini mampu mengugkap kecurangan dengan objektif dan independen meski mendapatkan ancaman keselamatan. Auditor internal perusahaan ini mengumpulkan bukti-bukti yang relevan untuk dibawa ke klarifikasi auditee.

(9)
(10)

x UCAPAN TERIMA KASIH

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

karunia-Nya yang tak terhingga serta pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

proses perkuliahan dan penulisan tugas akhir ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa

banyak sekali pihak yang telah membantu, mendoakan serta memberikan motivasi dan saran

kepada penulis selama menyelesaikan proses perkuliahan dan penulisan tugas akhir ini.

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Keluarga tercinta, Papa Johanes Marjadi dan Mama Dietje Marintja, adikku

Astrita Marjadi, Bulek, Ivan yang senantiasi mendukung, memberi semangat dan

mendoakan peneliti.

2. Ibu Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si., Ak., CA., CMA, QIA selaku dosen pembimbing

yang dengan sabar mengarahkan serta banyak memberikan saran-saran yang sangat

berguna sehingga penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan.

3. Juventius Wahyu Utama, S.E sebagai narasumber penelitian yang telah

membantu penulis selama proses penyelesaian tugas akhir.

4. Gabrielle Josephine Rotti teman dekat yang tiada hentinya memberikan masukan

dan motivasi yang membangun selama penulisan rancangan tugas akhir hingga tugas

akhir.

5. Sahabat-sahabat luar biasa yang sudah memberikan semangat, motivasi dan

kesempatan untuk bisa berbagi pengalaman dalam suka maupun duka dari awal

hingga akhir masa perkuliahan (Anggi, Miki, Marcel, Satya, Rifat, Puguh, Harry,

Kadir, Oentung, Anthony).

6. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

mendoakan dan mendukung penulis selama masa perkuliahan.

Penulis tidak dapat membalas setiap kebaikan dan doa yang telah diberikan kepada

penulis. Penulis hanya bisa berterima kasih yang sebesar - besarnya dan berdoa kiranya

Tuhan Yang Maha Esa menyertai setiap langkah hidup mereka. Akhir kata, dengan segala

kerendahan hati semoga penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak yang

(11)
(12)

xii

DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR ... Error! Bookmark not defined. MOTTO ... vi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 7

Gambaran Umum Auditor Internal PT Summit OTO Finance ... 7

Gambaran Umum Auditor Internal Bagian Kantor Cabang ... 7

Profesionalisme Auditor Internal Atas Whistleblowing ... 10

Profesionalisme Auditor Internal Dalam Menjaga Kualitas Audit ... 11

SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN ... 13

DAFTAR PUSTAKA ... 14

(13)

PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL DAN

WHISTLEBLOWING

Dominikus Andreo Maryadi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana [email protected]

PENDAHULUAN

Usaha utama PT Summit Oto Finance adalah pada pembiayaan kepemilikan motor

baru dan motor bekas. Target pelanggan perusahaan ini ditujukan kepada perorangan

daripada perusahaan. Sebagai perusahaan pembiayaan yang independen perusahaan ini tidak

mempunyai hubungan dengan pabrikan sehingga perusahaan memiliki kebebasan untuk

membiayai semua merek motor yang tersedia di pasar. Perusahaan ini telah mampu

mempertahankan posisinya sebagai salah satu perusahaan terdepan dalam pembiayaan sepeda

motor. Perusahaan ini berkomitmen memberikan layanan terbaik kepada para pelanggan.

Terhitung sampai saat ini perusahaan ini telah mengoperasikan 182 jaringan usaha yang

tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu juga perusahaan ini juga telah bekerjasama dalam

penerimaan pembayaran angsuran dengan bank - bank serta beberapa perusahaan retail

berjaringan nasional, dan PT Pos Indonesia, sehingga para pelanggan semakin praktis dalam

melakukan pembayaran angsuran.

Audit internal merupakan salah satu bagian atau karyawan perusahaan yang

menghasilkan sumber informasi penting bagi pimpinan perusahaan atau supervisor. Audit

internal dan menjadi ujung tombak untuk meningkatkan transparansi dan kepatuhan terhadap

prosedur operasi standar, karena hasil audit yang berkualitas dan yang baik merupakan

sumber informasi penting dalam memberikan keyakinan kepada pimpinan perusahaan atau

supervisor (Susilawati 2014). Jika kualitas audit rendah dapat memberikan kelonggaran

terhadap pihak – pihak yang akan melakukan fraud.

Kualitas audit ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah

profesionalisme yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kualitas

audit (Baotham 2007). Profesionalisme diukur tidak hanya dari suatu indikator yang

menyebutkan bahwa seseorang dikatakan profesional (Yendrawati 2008). Profesionalisme

auditor internal atas whistleblowing diukur berdasarkan; bukti, indikasi, dan informasi yang

jelas atas pelanggaran yang dilaporkan oleh whistleblower. Profesionalisme auditor internal

(14)

2 terjadi dalam sistem akuntansi klien saat mengaudit auditee dan melaporkannya dalam

laporan keuangan auditan.

Profesionalisme auditor internal di PT Summit OTO Finance dihadapkan pada

kecurangan yang akan berdampak pada kualitas audit. Auditor internal pada perusahaan ini

maksimal satu tahun sekali mengalami mutasi, berpindah dari satu kota ke kota yang lain.

Auditor internal yang baru saja dimutasi umumnya harus beradaptasi dengan lingkungan

yang baru untuk mengenal lingkungan kerja, rekan kerja, kondisi lapangan, dan sebagainya.

Rekan kerja baru bisa menjadi whistleblower untuk membantu pekerjaan audit internal.

Penerapan sistem whistleblowing bermanfaat dalam membantu auditor internal

menjalankan tugasnya (Intan 2015). Istilah whistleblowing sering muncul dan mencuat dalam

beberapa tahun terakhir. Whistleblowing sendiri adalah pengungkapan perbuatan yang tidak

etis, melanggar norma, melanggar peraturan, melanggar hukum atau pengungkapan tindakan

kriminal yang bisa merugikan perusahaan tersebut, yang yang ditujukan untuk perusahaan

atau pihak eksternal (Yusar 2013). Penerapan sistem whistleblowing belum tentu selalu baik

untuk diterapkan. Rekan kerja yang baru juga bisa memanfaatkan kedatangan auditor internal

dengan memanfaatkan whistleblowing untuk kepentingan pribadi atau digunakan untuk

menjebak pihak yang tidak bersalah.

Perusahaan seharusnya bebas dari kecurangan. Auditor internal seharusnya menjadi

pihak professional yang objektif dan independen. Seperti mampu mengungkap semua hasil

temuan mulai dari korupsi, perbuatan melanggar hukum atau perpajakan, perbuatan yang

dapat menimbulkan kerugian finasial, pelanggaran prosedur operasi standar, pelanggaran

etika (Susilawati 2014). Auditor intermal harus tidak mempunyai rasa takut ketika akan

terjadi mutasi jabatan, sehingga menghasilkan pelaporan yang berdampak pada kualitas audit.

Alasan peneliti memilih objek di perusahan ini karena perusahaan ini menarik diteliti

karena banyaknya kecurangan di internal perusahaan terutama di bagian field collector.

Kecurangan yang sering terjadi seperti field collector menagih uang customer lalu digunakan

untuk kepentingan pribadi dengan cara menambalnya dengan angsuran customer lain. Field

collector juga sering menggelapkan angsuran dengan mengambil motor kredit customer tanpa

pertimbangan manajemen untuk dibawa pulang atau digunakan untuk kepentingan pribadi.

Penelitian yang dilakukan oleh Susilawati (2014) menyatakan profesionalisme

berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Sikap profesionalisme berpengaruh

positif terhadap kualitas audit. Independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas

(15)

3 tidak mempunyai hubungan seperti keluarga, sahabat, atau kerabat dengan auditee maka akan

membuat auditor semakin leluasa menjalankan pekerjaannya.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profesionalisme auditor internal ketika

menghadapi whistleblowing dan menjaga kualitas audit. Penelitian ini dapat menjadi referensi

bagi auditor internal dalam menjaga profesionalisme ketika menghadapi whistleblowing dan

menjaga kualitas auditnya. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi auditor

internal dalam menjaga profesionalisme ketika menghadapi whistleblowing dan kualitas

auditnya. Penelitian ini juga dapat bermanfaat sebagai gambaran bagi perusahaan dan auditor

internal dalam menerapkan profesionalisme atas whistlblowing dan menjaga kualitas audit.

KAJIAN PUSTAKA

Whistleblowing

Whistleblowing adalah pelaporan oleh anggota atau karyawan dari suatu organisasi

(sekarang atau terdahulu) terhadap praktek ilegal, imoral, dan haram yang berada di bawah

kontrol karyawan terhadap orang atau organisasi yang mungkin dapat mengakibatkan suatu

tindakan (Elias 2008). Whistleblowing adalah pengungkapan perbuatan yang melawan

hukum, perbuatan tidak etis/ tidak bermoral atau perbuatan yang dapat merugikan pihak

internal atau eksternal maupun pemangku kepentingan, yang dilakukan oleh pimpinan

organisasi, karyawan, pihak lain yang mengambil tindakan atas pelanggaran tersebut

(KNKG 2008).

Definisi whistleblower ialah setiap karyawan yang menyatakan pengungkapan kepada

supervisor, atau pihak lain yang memiliki kewenangan untuk menemukan, mendapatkan

sebuah perlindungan, menginvestigasi atau menyelesaikan kecurangan (Sarbanes 2002).

Seseorang yang menjadi whistleblower tidak akan mudah menjalankan tugasnya.

Dilema etis dalam mengungkap atau membiarkan auditee tentunya dirasakan oleh pihak

internal perusahaan. Whistleblower dipandang sebagian orang sebagai pelindung heroik

terhadap nilai yang dipandang lebih dari suatu loyalitas, Whistleblower juga dipandang

sebagian orang sebagai pengkhianat yang melanggar aturan atau norma terhadap loyalitas

organisasi (Bagustianto dan Nurkholis, 2013). Kaplan (2012) menemukan bahwa

whistleblower bersikap berbeda dalam membuat pilihan jalur pelaporan yang sesuai untuk

mereka. Whistleblower adalah pihak internal dalam organisasi yang memberi tahu kepada

(16)

4 ilegal atau fraud yang terjadi pemerintahan, organisasi masyarakat, organisasi swasta, dan

pada suatu perusahaan (Susmanschi 2012).

Whistleblowing sytem merupakan salah satu bagian pengendalian perusahaan dalam

mencegah segala jenis kecurangan, maka hal ini menjadi masalah kepengurusan perusahaan.

Dengan demikian kepemimpinan dalam penyelenggaraan whistleblowing sytem di sarankan

berada pada Direksi, khususnya Direktur Utama (KNKG 2008). Park dan Blenkinsopp (2009)

menjelaskan bahwa jalur pelaporan whistleblowing tidak hanya sebatas internal dan

eksternal, tetapi terdiri dari tiga dimensi, yaitu, anonim dan teridentifikasi, internal dan

eksternal, formal dan informal, setiap dimensi tersebut merupakan pilihan bagi karyawan.

Profesionalisme

Yendrawati (2008) profesionalisme adalah konsep untuk mengukur bagaimana

para profesional memandang profesi mereka yang tercermin dalam sikap dan perilaku

mereka. Alasan utama mengharapkan tingkat perilaku profesional yang tinggi oleh setiap

profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik atas kualitas jasa yang diberikan oleh

profesi, tanpa memandang jasa tersebut dilayani oleh inividu (Arens, et.al, 2008). Auditor

internal menggunakan keahlian professional (due professional care) ketika melaksanakan

penugasan. Auditor Internal diharapkan melakukan audit dengan penuh ketrampilan,

kompetensi, dan keahlian, seperti yang dilakukan auditor internal lain yang cukup

berhati-hati dan kompeten dalam situasi yang sama (Standard for the professional Practice of

Internal Auditing 2012).

Kualitas audit adalah segala kemungkinan yang terjadi saat auditor melakukan audit

atas laporan keuangan klien dapat menemukan adanya pelanggaran dalam sistem pencataan

akuntansi klien. Auditor internal melaporkan dalam bentuk laporan keuangan auditan, dimana

laporan tersebut harus berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang

berlaku (Eunike 2015). Proses pemeriksaan yang baik dan sistematis yang sesuai dengan

standar yang berlaku umum dengan auditors judgments (skeptisme dan pertimbangan

profesional) serta standar yang tinggi (Baotham 2007). Pemeriksaan dan penilaian ini

digunakan oleh auditor kompeten dan independen dalam menerapkan proses pemeriksaan

tersebut untuk menghasilkan audit yang berkualitas (Knetchel 2012).

Auditor Internal

Audit Internal adalah suatu fungsi penilaian yang dikembangkan secara bebas dan

tidak terbatas, Seorang profesional yang melakukan fungsi penilaian tersebut harus memiliki

(17)

5 operasional organisasi, menjamin kegiatan operasional organisasi telah berjalan efektif dan

efisien serta memastikan tujuan organisasi telah tercapai (Susilawati 2014).

Peranan auditor internal adalah pemerikasaan dengan menggunakan ketrampilan serta

kemahiran profesinya dan melakukan pemeriksaan intern dengan hati-hati, mengenai

pembahasan ini auditor internal harus memperhatikan terjadinya fraud ataupun manipulasi.

Auditor internal wajib memiliki kedudukan yang independen dan objektif dalam organisasi

perusahaan (Standard for the professional Practice of Internal Auditing 2012)

Berikut ini adalah aktivitas pemeriksaan intern dan peran auditor internal Tugiman

(2006); Compliance digunakan untuk menilai sejauh mana tingkat kepatuhan para pegawai

terhadap kebijaksanaan, prosedur, peraturan, dan praktek usaha yang lazim, serta peraturan &

undang-undang pemerintah. Verifikasi adalah kegiatan yang berfokus pada keandalan dan

ketelitian data manajemen serta evaluasi apakah data tersebut relevan, memenuhi kebutuhan

pihak internal perusahaan tentang kekayaan fisik dan laporan keuangan. Evaluasi digunakan

untuk menilai bentuk pengendalian internal meliputi pengendalian akuntansi dan operasi, dan

menilai hasil-hasil pelaksanaan. Rekomendasi adalah memberikan saran kepada pihak

internal ataupun pimpinan perusahaan

Profesionalisme Auditor Internal

Sebagai seorang yang professional, auditor harus menghindari kelalaian dan

ketidakjujuran. Maali (2010) menyebutkan bahwa profesionalisme merupakan bentuk

tanggung jawab individu agar berperilaku lebih baik dari sekedar mematuhi undang-undang

dan peraturan masyarakat yang ada.

Keraf (2008) menyatakan bahwa whistleblowing merupakan suatu tindakan

membocorkan kecurangan atasan maupun perusahaan kepada pihak lain yang dilakukan oleh

satu maupun beberapa karyawan dalam perusahaan tersebut. Orang yang melaporkan maupun

mengungkapkan kecurangan disebut dengan whistlebolwer. Hal penting untuk menjadi

whistleblower adalah adanya bukti, indikasi dan informasi yang jelas atas pelanggaran yang

akan dilaporkan sehingga kemudian dapat ditindaklanjuti oleh pihak yang berwenang. Tidak

mudah untuk menjadi whistleblower ,pelapor harus memberikan indikasi, bukti, informasi

yang jelas atas terjadinya pelanggaran yang dilaporkan, sehingga dapat ditelusuri atau

ditindaklanjuti (Yusar 2013).

Kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada

saat mengaudit auditee dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem

(18)

6 melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik

akuntan publik yang relevan (Tjun 2013).

Kualitas audit ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor

pertama yaitu profesionalisme yang berpengaruh baik secara langsung maupun tidak

langsung terhadap kualitas audit. Demi mewujudkan kualitas audit yang baik tentunya

seorang auditor harus memperhatikan beberapa faktor penting untuk menunjang kualitas

hasil kerjanya. Susilawati (2014) ketika para auditor melakukan auditing, mereka melakukan

observasi dan mengumpulkan data-data yang objektif. Mereka mencari verifikasi bahwa

persyaratan telah terpenuhi.

METODA PENELITIAN

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kualitatif yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,

persepsi, tindakan, dan lain-lain. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif

fenomenologi. Penelitian ini memfokuskan pada fenomena yang muncul di dalam divisi

Audit Internal PT Summit OTO Finance cabang Semarang. dan mendalaminya secara

keseluruhan.

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara yang mendalam dalam pengumpulan

data karena bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang kompleks, yang sebagian besar

berisi pendapat, sikap, dan pengalaman pribadi. Peneliti juga mengumpulkan data berupa

dokumen yang dilakukan audit internal, yang bertujuan untuk membuat gambaran secara

sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta serta fenomena yang terjadi. Data tersebut

diperoleh dari auditor internal perusahaan.

Data penelitian ini berkaitan dengan aktivitas fungsi internal audit yang dilakukan di

PT Summit OTO Finance cabang Semarang. Penelitian ini menerapkan membaca data secara

keseluruhan, menganalisis secara detail dengan mengolah informasi kedalam segmen tulisan

atau laporan kualitatif, menyimpulkan hasil informasi yang sudah dianalisis dan diolah sesuai

dengan tujuan penelitian.

Analisis kualitatif pada penelitian ini dilakukan melalui empat tahap. Pertama,

menyajikan gambaran umum objek penelitian yang dimulai dari gambaran auditor internal

PT Summit OTO Finance. Kedua, memberikan gambaran auditor internal perusahaan bagian

cabang. Ketiga, mendeskripsikan profesionalisme auditor internal atas whistleblowing yang

diukur berdasarkan; bukti, indikasi, dan informasi yang jelas atas pelanggaran yang

(19)

7 dalam menjaga kualitas audit yang dilihat dari keberhasilan auditor menemukan pelanggaran

yang terjadi dalam sistem akuntansi klien saat mengaudit auditee dan melaporkannya dalam

laporan keuangan auditan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Auditor Internal PT Summit OTO Finance

Auditor internal di PT Summit OTO Finance biasa dipanggil ICU (Independent

Control Unit). Auditor internal di perusahaan ini bertugas melakukan fungsi penilaian

terhadap kinerja pihak intermal perusahaan. ICU di perusahaan ini lebih melakukan dua

fungsi jenis audit, yaitu audit compliance dan audit operasional. Audit compliance digunakan

untuk menilai sejauh mana tingkat kepatuhan para pegawai terhadap kebijaksanaan, prosedur,

peraturan, serta peraturan dan Undang - Undang pemerintah. Audit operasional adalah yaitu

suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi

dan kebijakan operasional yang telah ditetapkan oleh manajemen dengan maksud untuk

mengetahui apakah kegiatan operasi telah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.

Berdasarkan data perusahaan ini mempunyai auditor yang tersebar di seluruh

Indonesia. Penempatan auditor internal di perusahaan ini terbagi dalam dua penggolongan

yaitu ICU area dan ICU kantor cabang. Auditor internal di perusahaan ini memiliki 3 grade

jabatan yaitu grade 11, grade 12, grade 13. Grade 11 adalah junior audit yang membantu

pekerjaan ICU grade 12. Grade 12 adalah auditor yang bekerja di kantor cabang. Sementara

grade 13 adalah auditor yang menangani bagian area kantor cabang.

Gambaran Umum Auditor Internal Bagian Kantor Cabang

Auditor internal di bagaian kantor cabang mempunyai tanggung jawab untuk

memberikan penilaian kepada auditee dalam rangka membantu pekerjaan manajemen dalam

mencapai tujuan perusahaan untuk menciptakan kantor yang bebas dari kecurangan. Seorang

auditor dituntut untuk melakukan pekerjaannya secara objektif dan independen. Auditor

internal pula melakukan pekerjaanya sesuai SOP persuahaan secara sistematis. Auditor

internal di perusahaan ini mempunyai lima tahap dalam melaukan audit. Tahapan tersebut

berupa cek data, analisa, survey, klarifikasi, dan pembuatan laporan audit/ laporan hasil

kunjungan. Tahapan pertama yang dilakukan adalah seperti yang dikemukakan pada

(20)

8

“Jadi prosedur dalam melakukan audit di perusahaan kita ada 5 tahap yaitu yang pertama cek data. Cek data ya ngecek data dan dokumen customer yang berupa KTP customer, KTP pasangan, bukti kepemilikan rumah, slip gaji customer 3 bulan terakhir.”

“Selanjutnya analisa, ya hampir sama kaya cek data tapi lebih mendalam untuk mengetahui dokumen mana yang tidak sesuai SOP kemudian dilakukan survey. “

Cek data adalah pengecekan dokumen masuk customer dalam pengajuan kredit

motor yang berupa KTP customer, KTP pasangan, bukti kepemilikan rumah, slip gaji

customer 3 bulan terakhir. Analisa adalah kegiatan yang berfokus pada filter dokumen yang

tidak sesuai dengan SOP untuk di teruskan di survey. Tahapan kedua yang dilakukan adalah

survey yang dilakukan auditor internal dikemukakan pada wawancara berikut:

“Selanjutnya survey atau sampling yaitu mendatangi kediaman rumah customer. Berdasarkan SOP auditor internal minimal melakukan survey sebanyak 32 kali dalam satu bulan. Survey dilakukan untuk menanyakan tentang 5C, sebelumnya saya mendatangi minimal 2 orang tetangga untuk menanyakan apakah benar ada orang ini di wilayah ini. Kemudian di cek fotonya sama apa engga dan di cek juga dokumen-dokumen persyaratan kredit motor.Jika ada temuan negatif dan saya menumukan bukti-bukti yang mendukung maka saya bakal mengklarifikasi auditee.Auditee yang kerap saya temui adalah bagian

marketing (CMO) dan field collector.”

Auditor internal mensurvey/ mendatangi langsung alamat customer. Menanyakan

minimal 2 orang tetangga apakah benar customer tersebut sesuai dengan foto dan alamat pada

KTP customer. Jika iya, auditor internal mendatangi rumah customer kemudian mencocokan

langsung customer dengan foto yang tertera di KTP customer.

Auditor internal mewawancarai customer dengan prinsip 5C yaitu; Character, prinsip

ini dilihat dari kepribadian customer mengenai latar belakang, kebiasaan hidup, pola hidup

nasabah, dan lain-lain. Inti dari prinsip character ini ialah menilai calon nasabah apakah bisa

dipercaya dalam menjalani kerjasama. Capacity, prinsip ini adalah yang menilai nasabah dari

kemampuan customer dalam menjalankan keungan yang ada pada usaha yang dimilikinya.

Apakah customer tersebut pernah mengalami sebuah permasalahan keuangan sebelumnya

atau tidak, di mana prinsip ini menilai akan kemampuan membayar kredit. Capital, yakni

terkait akan kondisi aset dan kekayaan yang dimiliki, dengan mengidentifikasi slipgaji 3

bukan terakhir customer dan bagi customer yang mempunyai sebuah usaha, capital dinilai

dari laporan tahunan perusahaan yang dikelola oleh customer. Collateral, prinsip ini perlu

diperhatikan bagi para customer ketika mereka tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam

mengembalikan pinjaman. Jika hal demikian terjadi, maka sesuai dengan ketentuan yang ada,

perusahaan bisa saja menyita aset yang telah dijanjikan sebelumnya sebagai sebuah jaminan.

(21)

9 kepada kedua belah pihak, di mana tempat bekerja dan usaha yang dijalankan oleh customer

sangat tergantung pada kondisi perekonomian baik mikro maupun makro. Sedangkan pihak

perusahaan menghadapi permasalahan yang sama. Untuk memperlacar kerjasama dari kedua

belah pihak, maka penting adanya untuk memperlancar komunikasi antara customer dan

perusahaan.

Jika ditemukan temuan negatif dan bukti-bukti yang kuat ketika melakukan survey

maka auditor internal melakukan klarifikasi terhadap auditee. Tahapan ketiga adalah

klarifikasi yang dikemukakan dalam wawancara berikut:

“Klarifikasi dilakukan di ruangan branch manager. Klarifikasi dilakukan tatap mata langsung bersama auditee. Bukti yang saya temui selama survey saya cocokan langsung dengan hasil klarifikasi. Klarifikasi maksimal dilaksanakan maksimal 2 minggu setelah survey lapangan.”

Klarifikasi dilakukan oleh auditor internal sendiri dengan menyertakan bukti-bukti

terlampir. Jika bukti masih belum kuat maka auditor internal harus melakukan penyelidikan

ulang. Klarifikasi dilaksanakan maksimal 2 minggu setelah survey lapangan. Tahapan

terakhir dalam melakukan audit di perusahaan ini adalah pembuatan laporan audit/ laporan

hasil kunjungan, yang dikemukakan pada wawancara berikut:

“Selanjutnya setelah klarifikasi ya bikin laporan audit kalau disini namanya laporan hasil kunjungan.Biasanya saya kerjakan 3 hari,laporan ini untuk bahan pertimbangan keputusan manajemen untuk ditindaklanjuti. Tindaklanjutnya berupa sanksi, pengumpulan bukti kembali

dan punishment yang diatur dalam SOP.” Laporan hasil kunjungan dikerjakan tiga hari setelah klarifikasi. Laporan hasil kunjungan dikirim ke branch manager untuk ditindaklanjuti. Tindaklanjutnya berupa sanksi untuk auditee, pengumpulan bukti kembali oleh auditor internal, dan punishment yang diatur didalam SOP.”

“Laporan hasil kunjungan berisi nama customer, alamat, merk motor, tahun motor, nama CMO (Credit Market Officier), tanggal approve, angsuran, potential loss, status, analisa, hasil survey, kalrifikasi, dan kesimpulan.”

Laporan hasil kunjungan dikerjakan tiga hari setelah klarifikasi. Laporan hasil

kunjungan dikirim ke branch manager untuk ditindaklanjuti sebagai bahan pengambilan

keputusan. Tindaklanjutnya berupa sanksi untuk auditee, pengumpulan bukti kembali oleh

auditor internal, dan punishment yang diatur didalam SOP. Laporan hasil kunjungan berisi

nama customer, alamat, merk motor, tahun motor, nama CMO (Credit Market Officier),

tanggal approve, angsuran, potential loss, status, analisa, hasil survey, kalrifikasi, dan

(22)

10 Profesionalisme Auditor Internal Atas Whistleblowing

Penerapan sistem whistleblowing bermanfaat dalam membantu auditor internal

menjalankan tugasnya (Intan 2015). Whistleblowing sendiri adalah pengungkapan perbuatan

yang tidak etis, melanggar norma, melanggar peraturan, melanggar hukum atau

pengungkapan tindakan kriminal yang bisa merugikan perusahaan tersebut, yang yang

ditujukan untuk perusahaan atau pihak eksternal (Yusar 2013). Berikut merupakan hasil

wawancara tentang gambaran whistleblowing di PT Summit OTO Finance:

“Mengenai whistleblowing system perusahaan ini tidak memiliki aturan yang tertulis. Tetapi karyawan secara tidak langsung maupun langsung memeritahukan jika ada sesuatu yang menurutnya adalah kecurangan ke saya sendiri.”

Perusahaan ini tidak memiliki aturan tertulis mengenai whistleblowing system, akan

tetapi karyawan perusahaan turut melaporkan sesuatu yang menurutnya mencurigakan

kepada auditor internal.

Berikut pendapat auditor internal mengenai whistleblowing system dan pengaruh

terhadap pekerjaan audit dijawab dengan hasil wawancara berikut:

Whistleblowing tentunya membantu saya dalam pekerjaan audit ini. Akan tetapi whistleblowing bisa jadi membawa pengaruh negative kalau sang pelapor itu malah menyimpangkan fungsi seharusnya dari whistleblowing.”

Jadi di perusahaan OTO Finance kredit motor ini, auditor internal mengalami mutasi jabatan maksimal satu setengah tahun mas. Biasanya kita karyawan yang baru saja di mutasi karena emang jatah di wilayah sebelumnya dah habis atau memang dipindah tugaskan langsung dari pertimbangan manajemen.”

“Ketika dimutasi, di awal-awal pekerjaan di tempat baru biasanya kita banyak mendapatkan laporan dari whistleblower untuk dilanjutkan langsung ke survey lapangan bahkan klarifikasi. Beberapa laporan dari whistleblower ada yang hanya ingin bertujuan untuk

menjatuhkan pihak yang tidak bersalah dan untuk kepentingan dirinya sendiri.”

Whistleblowing tentunya membantu pekerjaan auditor internal dalam menjalankan

tugasnya. Akan tetapi whistleblowing bisa jadi membawa pengaruh negative jika

whistleblower itu malah menyimpangkan fungsi seharusnya dari whistleblowing. Auditor

internal di perusahaan ini mengalami mutasi/ rolling maksimal satu setengah tahun (18

bulan). Mutasi diterapkan untuk menjaga objektivitas dan indepedensi auditor internal.

Mutasi dilaksanakan karena memang sudah menjadi jatah auditor internal pindah cabang atau

karena dipindah tugaskan langsung dari pertimbangan manajemen

Auditor yang baru saja di mutasi umumya harus beradaptasi dengan lingkungan baru,

rekan kerja baru, dan tekanan yang baru di awal-awal pekerjaan. Pada tempat baru auditor

(23)

11 lapangan bahkan klarifikasi. Beberapa laporan dari whistleblower ada yang hanya ingin

bertujuan untuk menjatuhkan pihak yang tidak bersalah dan untuk kepentingan dirinya.

Berikut merupakan tanggapan auditor internal mengenai whistleblowing yang membawa

pengaruh negative:

Tidak semua pelaporan dari karyawan dilakukan survey lapangan. Whistleblower harus menyertakan bukti yang kuat berupa dokumen atau foto untuk menguatkan dugaannya.Jika buktinya kuat ya whistleblower sangat membantu pekerjaan saya. Kalau whistlebower itu juga teman saya maka dia juga harus memberikan bukti yang kuat. Biarpun teman kalau ga ada bukti yang kuat ya males kalau melakukan survey.”

. Auditor internal perusahaan ini mempunyai standar untuk whistleblowing system.

Tidak semua pelaporan dilakukan survey langsung ke lapangan. Whistleblower harus

menyertakan bukti kecurigaan walaupun whistleblower itupun rekan sendiri. Jika terdapat

bukti yang relevan seperti dokumen atau foto dokumentasi yang menambah bukti maka

ditindaklanjuti dan dilakukan pemeriksaan.

Perusahaan ini tidak mempunyai aturan tertulis mengenai whistleblowing system,

auditor internal perusahaan ini mempunyai standar untuk pelaporan whistleblowing system.

Whistleblower harus memberikan bukti-bukti yang kuat berupa dokumen atau foto mengenai

pelaporannya. Hal ini dilakukan untuk menyaring pelaporan yang bersifat negative

(menjatuhkan pihak yang tidak berslah dan kepentingan pribadi whistleblower). Hal ini

selaras dengan teori Keraf (2009) hal penting untuk menjadi whistleblower adalah adanya

bukti, indikasi dan informasi yang jelas atas pelanggaran yang akan dilaporkan sehingga

kemudian dapat ditindaklanjuti oleh pihak yang berwenang. Hal ini selaras juga dengan teori

Yusar (2013) Tidak mudah untuk menjadi whistleblower (Pelapor harus memberikan

indikasi, bukti, informasi yang jelas atas terjadinya pelanggaran yang dilaporkan, sehingga

dapat ditelusuri atau ditindaklanjuti.

Profesionalisme Auditor Internal Dalam Menjaga Kualitas Audit

Salah satu ancaman bagi auditor internal untuk melakukan tindakan yang tidak

profesional yaitu tekanan dari auditee yang berusaha mengancam auditor untuk tidak objektif

dan independen. Berikut merupakan hasil wawancara terhadap auditor internal mengenai

ancaman:

.” Ancaman biasa didapatkan ketika selesai klarifikasi.Auditee yang sering saya temui adalah bagian CMO dan field collector. Auditee yang tidak puas biasanya mengancam saya untuk menghasut agar dia tetap aman pada posisinya. Ancamannya sendiri berupa teguran, perusakan kendaraan auditor, ancaman terhadap keluarga, bahkan ancaman pembunuhan.

Ancaman sering didapatkan ketika selesai klarifikasi. Auditee yang sering dijumpai

(24)

12 dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan auditor internal biasanya memberikan ancaman

kepada auditor internal agar laporan audit yang diterbitkan tidak objektif dan tidak

independen. Ancaman yang diberikan berupa teguran, perusaakan kendaraan auditor,

ancaman terhadap keluarga auditor, bahkan ancaman pembunuhan. Berikut hasil wawancara

mengenai jenis pelanggaran yang dilakukan oleh CMO (Credit Market Officier) dan field

collector:

“Pekerjaan yang dilakukan oleh CMO yaitu mencari customer, kemudian menerima dokumen

yang diberikan customer berupa KTP, KTP pasangan, bukti kepemilikan rumah, slip gaji 3 bulan terakhir customer. Kemudian di input di data perusahaan. Data customer kemudian dicocokan dengan data blacklist Bank Indonesia. Jika tidak ada catatan buruk maka kredit dapat dilanjutkan.”

“ Jenis pelanggaran yang dilakukan CMO seperti rekayasa kredit,. rekayasa tanda tangan customer, dan pasangan pada PPK., penalangan angsuran..Ancaman yang dilakukan CMO yang diindikasikan bersalah dan setelah klarifikasi seperti teguran.”

CMO ( Credit Maket Officier ) bertugas mencari customer sebanyak-banyaknya untuk

mencari insentif. CMO kemudian menerima dan menginput data customer berupa KTP, KTP

pasangan, bukti kepemilikan rumah, slip gaji 3 bulan terakhir customer. Data customer

kemudian dicocokan dengan data blacklist Bank Indonesia. Jika tidak ada catatan buruk maka

kredit dapat dilanjutkan.

Jenis pelanggaran yang dilakukan CMO (Credit Market Officier) seperti rekayasa

kredit, rekayasa tanda tangan customer, dan pasangan pada PPK, dan penalangan angsuran.

Ancaman yang dilakukan CMO (Credit Market Officier) yang diindikasikan bersalah dan

setelah hasil klarifikasi kepada auditor internal seperti teguran.

“Pekerjaan yang dilakukan oleh field collector adalah mendatangi customer yang telat

pembayaran angsurannya dan melebihi jatuh tempo yaitu 16 hari setelah batas akhir angsuran. Field collector berhak menagih uang angsuran customer yang jatuh tempo. Jika tidak ada pembayaran angsuran maka field collector berhak mengambil motor kredit

customer.”

“Jenis pelanggaran yang sering dilakukan berupa penarikan angsuran tidak sah, penarikan unit motor tidak sah, dan penalangan angsuran.Ancaman yang dilakukan field collector yang terima dari hasil klarifikasi beragam dari teguran, perusakan kendaraan saya, bahkan ancaman pembunuhan”.

Field collector bertugas mendatangi customer yang telat pembayaran angsurannya

dan melebihi jatuh tempo yaitu 16 hari setelah batas akhir angsuran. Field collector berhak

menagih uang angsuran customer yang jatuh tempo. Jika tidak ada pembayaran angsuran

maka field collector berhak mengambil motor kredit customer untuk dibawa ke kantor. Jenis

(25)

13 motor tidak sah, dan penalangan angsuran. Berikut merupakan contoh dokumen palsu yang

dibuat oleh CMO dan field collector.

CMO (Credit Market Officier) dan field collector diindikasikan melakukan

kecurangan untuk mendapatkan insentif lebih dari pihak perusahaan. Sehingga auditor

internal diancam untuk menggoyahkan profesionalismenya. Ancaman yang dilakukan

beragam seperti ancaman teguran, peruskan kendaraan auditor seperti ban dibocorkan,

dikempeskan, atau motor dibaret. Ancaman lain dapat berupa ancaman terhadap keluarga

bahkan ancaman pembunuhan.

Auditor perusahaan ini untuk mengungkap semua kecurangan yang didapatkan sesuai

dengan hasil survey lapangan. Berdasarkan hasil wawancara dibandingkan dengan laporan

hasil kunjugan auditor, auditor internal perusahaan ini mampu mengugkap kecurangan

dengan objektif dan independen meski mendapatkan ancaman keselamatan. Laporan audit

yang dihasilkan berkualitas (objektif dan independen) sesuai dengan hasil wawancara. Hal ini

selaras dengan teori (Tjun 2013) yang mengatakan kualitas audit merupakan segala

kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit auditee dapat

menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya

dalam laporan keuangan auditan.

SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN

Auditor internal perusahaan ini mempunyai standar untuk pelaporan whistleblowing

system. Whistleblower harus memberikan bukti-bukti yang kuat berupa dokumen atau foto

mengenai pelaporannya. Sehingga auditor internal perusahaan ini dapat dikatakan

professional atas whistlleblowing. Hal ini dilakukan untuk menyaring pelaporan yang bersifat

negative (menjatuhkan pihak yang tidak bersalah dan kepentingan pribadi whistleblower).

Auditor internal perusahaan ini mampu mengugkap kecurangan dengan objektif dan

independen meski mendapatkan ancaman keselamatan. Auditor internal perusahaan ini

mengumpulkan bukti-bukti yang relevan untuk dibawa ke klarifikasi auditee. Sehingga

auditor internal perusahaan ini dapat dikatakan professional dalam menjaga kualitas audit.

Kurangnya informasi narasumber dari pihak branch manager menjadi keterbatasan

penelitian karena ada kepentingan untuk menjaga nama baik auditor dan perusahaan terkait.

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan bisa mendapatkan informasi dari pihak branch

manager, dan whistleblower untuk mendukung bahan penelitian yang dapat bermanfaat

(26)

14 DAFTAR PUSTAKA

Arens, A.A. et.al. 2008. Auditing dan jasa assurance. Edisi ke-12. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Baotham, S. 2007. Effects of professionalism on audit quality and self-image of cpas in

thailand. International Journal of Bussiness Strategy.

Boynton, W. C., J. Raymond, dan K. Walter. (2001). Modern Auditing. 7th Edition. John

Hiro, T. 2006. Standar Profesional Audit Internal. Yogyakarta: Kanisius.

International Standards For The Proffessional Practice of Internal Auditing (Standards).

2012.

Kaplan, S. E. 2012. An examination of anonymous and non-anonymous fraud reporting

channels. Advances in accounting, 28 (1), 88-95.

Keraf, S. 2008. Etika bisnis. Yogyakarta: Kanisius.

Knechel,W. R, G.V.Krishan, M. Pevzner, L. Shefehik, and U. Velury, 2012. audit

Park, H. dan J. Blenkinsopp. 2009. Whistle-blowing as planned behavior – a survey of South

Korean police officers. Journal of BusinessEthics 85(4), 545–556.

Sagara, Y. 2013 Profesionalisme internal auditor dan intensi melakukan whistleblowing.

(27)

15 Setyawati, I. 2015. Faktor-faktor yang mempengaruhi niat untuk melakukan whistleblowing

internal. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume: 17 Nomor: 02 September. hal: 28-47

Suhayati, E. 2014. Account. Jurnal Akuntansi, Keuangan dan Perbankan. Vol 1 No 2

Desember 2014. ISSN 2338-9753.

Susilawati, M. R. A. 2014. Pengaruh profesionalisme dan independensi auditor internal

terhadap kualitas audit: studi pada inspektorat jawa barat. Jurnal Etikonomi Vol. 13

No. 2 Oktober 2014. Hal: 31-59.

Susmanchi, G. 2012. Internal audit and whistle-blowing. economics, management, and

financial markets. Vol 7 (4), 415-421.

Tjun, L. T., E. I. Marpaung, dan S. Setiawan. 2012. Pengaruh Kompetensi dan Independensi

Auditor terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi. Vol.4 No.1(Mei). hal: 33-56.

Yendrawati, R. 2008. Analisis hubungan antara profesionalisme auditor dengan

pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. Jurnal

(28)
(29)

Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana gambaran umum auditor internal di perusahaan ini?

2. Apa sajakah tingkatan auditor di perusahaan ini?

3. Bagamiana gambaran umum auditor internal pada kantor cabang?

4. Apa sajakah tahapan pekerjaan auditor internal bagian cabang?

5. Jelaskan tahapan pekerjaan auditor internal bagian cabang?

6. Bagaimana sistem whistleblowing di perusahaan ini?

7. Bagaimana profesionalisme auditor internal di perusahaan ini atas whistleblowing?

8. Bagaimana profesionalisme auditor internal di perusahaan ini dalam menjaga kualitas

Referensi

Dokumen terkait

perencanaan audit dan karakteristik auditor terhadap kualitas audit

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial profesionalisme memiliki pengaruh positif terhadap kinerja internal auditor namun independensi tidak memiliki

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kualitas auditor internal tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor internal, kualitas auditor

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap pendeteksian fraud assets misappropriation pada BUMN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak penerapan aturan etika, standard profesi, dan komitmen profesi dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal..

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Profesionalisme dan Independensi Auditor Internal, Terhadap Kualitas Audit pada Inspektorat Kabupaten Takalar.

Variabel independensi auditor internal memiliki pengaruh lebih tinggi dari variabel profesionalisme yang artinya PT.Citra Gemilang Nusantara telah menjalankan

Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel bebas yang terdiri dari Independensi dan Profesionalisme berpengaruh terhadap Kualitas Audit Internal sebesar 19,00 %,