• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTEGRASI SOSIAL ETNIS JAWA DAN ETNIS MADURA DI DESA JAWA TENGAH KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA ARTIKEL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "INTEGRASI SOSIAL ETNIS JAWA DAN ETNIS MADURA DI DESA JAWA TENGAH KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA ARTIKEL PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

INTEGRASI SOSIAL ETNIS JAWA DAN ETNIS MADURA DI DESA JAWA

TENGAH KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG

KABUPATEN KUBU RAYA

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH :

NELY SELIANA BR SIMARMATA

NIM. F1092141036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

(2)
(3)

INTEGRASI SOSIAL ETNIS JAWA DAN ETNIS MADURA DI DESA JAWA

TENGAH KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG

KABUPATEN KUBU RAYA

Nely Seliana Br Simarmata, Yohanes Bahari, Fatmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Pontianak

Email; :Nelysimarmata49@gmail.com

Abstract

This research aims to determine social integration which includes the binding elements of social integration and the form of social integration between Javanese and Madurese ethnic groups in Central Java Village, Sungai Ambawang Subdistrict, Kubu Raya District. The form of research is qualitative with descriptive method. The informants in this research were Javanese and Madurese, religious leaders and community leaders from Central Java Village. The results of the research showed that social integration between Javanese and Madurese ethnic groups in Central Java Village was considered good. This is seen from the binding elements of social integration between Javanese and Madurese ethnic groups in the form of social norms with types of social norms, namely religious norms in which Javanese and Madurese are integrated on the basis of one belief, namely Islam, politeness norms, that is good manners, and habit norms are the attitude of giving food supplies to each other when there is a large event or misfortune. Then there is a good adaptation where the attitude of tolerance is maintained, and good communication is established and solidarity is in the form of maternal recitation and the research of fathers. The form of integration is in the form of mutual respect and mutual help between Javanese and Madurese ethnic groups in Central Java Village which is quite good.

Keywords: Social Integration, Elements of Binding Social Integration, the Form of Social Integration

PENDAHULUAN

Masyarakat di Indonesia terdiri dari berbagai macam etnis yang berbeda. Istilah etnis yakni mengacu pada suatu kelompok atau kategori sosial yang perbedaannya terletak pada kriteria kebudayaan. Realitas keragaman masyarakat hadir dengan membawa identitas dasar yang bermacam-macam dengan bentuk karakter yang berbeda, sehingga akan memunculkan beberapa pandangan, pemakluman, kalau tidak penolakan dan pengingkaran ( Liliweri Alo, 2007:15).

Sifat keanekaragaman etnis dari bangsa Indonesia, selain merupakan kebanggaan juga hendaknya dilihat sebagai suatu Negara dengan keanekaragaman etnis yang mengandung potensi konflik sehingga keanekaragaman tersebut perlu dikelola dengan arif sehingga dapat memperkuat rasa persatuan dan kesatuan

dalam keberagaman etnis atau yang lebih dikenal dengan istilah integrasi sosial.

Apabila dikaitkan dengan konflik dan kekerasan, integrasi sosial dimaknai sebagai upaya memperbaiki atau mengembalikan persatuan dan harmoni sosial dalam masyarakat. Integrasi sosial merupakan tujuan akhir dari upaya penyelesaian konflik dan kekerasan (Rahmawati dan Kusmantoro,2017 : 49).

(4)

serta berbagai masalah pokok dalam kehidupan sosial, politik dan budaya masyarakat (Redaksi, 2017:29).

Herlan (2015 :2), menyatakan bahwa, Wilayah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), sebagai wilayah yang penduduknya tergolong majemuk, konflik antaretnis kerap kali terjadi, sehingga Kalbar dikenal sebagai daerah rawan konflik. Alqadrie (dalam Herlan) mengungkapkan konflik kekerasan antaretnis di Kalimantan Barat terjadi sebanyak 13 (tiga belas) kali. Menurut Herlan, sejumlah pihak memang cenderung melihat akar penyebab konflik etnis yang terjadi di Kalimantan bersumber dari ketidakadilan disemua aspek-sosial, ekonomi, politik,budaya dan hukum.

Berdasarkan hasil wawancara pra riset peneliti dengan Kepala Desa , Desa Jawa tengah, pada 04 Mei 2018, etnis Jawa dan etnis Madura pernah mengalami konflik. Konflik terjadi karena kesalahpahaman, yang bermula dari adanya kecemburuan sosial etnis Madura terhadap etnis Jawa berkaitan dengan masalah pembangunan wilayah Desa Jawa Tengah tersebut. hal ini menyebabkan prasangka negatif etnis Madura kepada etnis Jawa. Hal ini sudah diatasi dengan baik. Berdasarkan teori di atas, integrasi sosial etnis Jawa dan etnis Madura sudah terjadi.

Sehingga, menarik untuk diteliti lebih lanjut mengenai integrasi etnis Jawa dan etnis Madura di Desa Jawa Tengah. Unsur-unsur pengikat terjadinya integrasi sosial serta adanya aktivitas yang menunjukkan keharmonisan antar kedua etnis tersebut sebagai wujud dari integrasi sosial antara etnis Jawa dan etnis Madura menjadi daya tarik penulis untuk menjadikan hal ini sebagai objek penelitian. Bertitik tolok dari fenomena tersebut penulis ingin melakukan penelitian secara lebih mendalam.

Adapun rumusan masalah yang peneliti kemukakan, masalah umum pada penelitian ini adalah “Bagaimana Integrasi Sosial Etnis Jawa dan Etnis Madura di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya”.Untuk tidak memperluas masalah, maka masalah tersebut dipersempit ke dalam beberapa sub masalah dalam penelitian ini, 1. Apa saja unsur pengikat terjadinya integrasi sosial etnis Jawa dan etnis Madura di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang,

Kabupaten Kubu Raya?, 2. Bagaimana wujud integrasi sosial antara etnis Jawa dan etnis Madura di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya?

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penjelasan integrasi sosial etnis Jawa dan etnis Madura di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya. Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui 1. Unsur pengikat terjadinya integrasi sosial etnis Jawa dan etnis Madura di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, 2. Wujud integrasi sosial antara etnis Jawa dan etnis Madura di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya.

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti perlu memberikan definisi operasional yang digunakan dalam kajian pustaka penelitian ini. Adapun definisi operasional yang dimaksud adalah pengertian integrasi sosial, unsur penikat terjadinya integrasi sosial dan wujud integrasi sosial.

Integrasi sosial adalah proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda yang ada dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang serasi fungsinya bagi masyarakat tersebut. Individu-individu dalam masyarakat yang semula terkota-kotak, berbeda-beda bahkan bersaing atau bertentangan menjadi rukun, bersatu dan selaras baik dalam hal kepentingan-kepentingan hidup serta berbagai masalah pokok dalam kehidupan sosial, politik dan budaya masyarakat (Redaksi, 2017:29). Dengan demikian, dalam penelitian ini yang dimaksud integrasi sosial adalah suatu proses sosial seperti adanya norma sosial, adaptasi, dan adanya rasa solidaritas yang yang membentuk suatu keadaan atau kondisi yang harmonis pada antara etnis Jawa dan etnis Madura yang berupa sikap saling menghargai, saling tolong menolong antar etnis Jawa dan etnis Madura di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya .

(5)

berbeda dan tiap-tiap unsur-unsur tersebut saling menyesuaikan atau yang dimaksud dengan adaptasi, 3) terciptanya pola hubungan yang serasi fungsinya dalam masyarakat sebagai akibat adanya proses penyesuaian unsur-unsur yang saling berbeda sehingga timbul adanya rasa kesatupaduan dalam masyarakat atau disebut dengan solidaritas (Redaksi, 2017:29). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan unsur pengikat terjadinya integrasi sosial adalah adanya unsur berupa norma sosial, proses adaptasi, dan rasa solidaritas antar etnis Jawa dan etnis Madura yang mempengaruhi terjadinya integrasi sosial antar etnis Jawa dan etnis Madura di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya.

Adapun wujud integrasi sosial yang ideal adalah keadaan dimana manusia-manusia dalam masyarakat saling menghargai, sedangkan factor etnisitas, keturunan, agama, maupun jenis kelamin tidak relevan, tidak menjadi soal. Karena sebenarnya tidak ada manusia yang minta dilahirkan sebagai orang Batak, orang Minang, orang Jawa, orang Madura, keturunan Tionghoa atau Arab. Kuasa Tuhan jualah yang menghendaki adanya keanekaragaman bangsa di dunia. Jadi, tidak adil rasanya jika seseorang diperlakukan secara berbeda, hanya karena suku, keturunan, agama atau bangsanya (Yunus Yahya, 1983 : 75). Dalam penelitian ini, yang dimaksud wujud integrasi sosial adalah aktivitas yang memperlihatkan keadaan atau kondisi harmonis antara etnis Jawa dan etnis Madura di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya.

METODE PENELITIAN

Bentuk penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya. Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini adalah a) sumber data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden atau subjek penelitian. Dalam penelitian ini data diperoleh dengan menggunakan panduan wawancara tentang

integrasi sosial etnis Jawa dan etnis Madura di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya. Data didapatkan langsung melalui wawancara pada masyarakat di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, b) sumber data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, dan telah terdokumentasikan, sehingga peneliti tinggal menyalin data tersebut untuk kepentingan penelitiannya. Dalam penelitian ini, sumber data sekunder diperoleh melalui arsip-arsip yang dimiliki Kepala Desa di Kantor Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan informasi atau fakta-fakta dilapangan. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2016 : 62). Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain 1) Pengamatan (Observasi). Dalam penelitian ini, peneliti akan mengamati secara langsung mengenai Integrasi Sosial Etnis Jawa Dan Etnis Madura Di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya. 2) Wawancara. Wawancara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses dialogis untuk mendapatkan informasi mengenai Integrasi Sosial Etnis Jawa Dan Etnis Madura Di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya. 3) Studi Dokumentasi. Studi dokumentasi dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Hasil dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh foto-foto yang telah ada.

Alat Pengumpulan Data

(6)

Panduan Wawancara. Pedoman wawancara merupakan alat pengumpul data dimana peneliti membuat daftar pertanyaan yang ditujukan kepada mayarakat yang beretnis Jawa dan Madura di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya mengenai integrasi sosial etnis Jawa dan etnis Madura di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya. 3) Alat Dokumentasi. Alat yang berupa catatan-catatan hasil yang diperoleh baik melalui wawancara, arsip-arsip, dokumen-dokumen dan buku-buku yang berkenaan dengan permasalahan penelitian ini.

Teknik Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2016 : 91), “Aktivitas dalam analisis data terdiri atas data reduction yang berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu, data display yaitu penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian, singkat, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya, dan conclusion drawing/verification yaitu temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehinnga setelah diteliti menjadi jelas. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal.

Teknik Pengujian Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2016 : 122), pengujian keabsahan data penelitian dilakukan dengan cara: a) perpanjang pengamatan yaitu perpanjang pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjang pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk, semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Dalam perpanjang pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh, apakah data yang diperoleh itu

setelah dicek kembali ke lapangan data sudah benar atau kredibel, maka waktu perpanjang pengamatan dapat diakhiri, b) triangulasi yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dalam penelitian ini, peneliti akan membandingkan hasil observasi dan hasil wawancara, selanjutnya akan dilakukan pengecekan data pada sumber yang sama yaitu wawancara dengan masyarakat etnis Jawa dan etnis Madura di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Hasil Penelitian

A. Unsur-unsur Pengikat Terjadinya Integrasi Sosial Etnis Jawa dan Etnis Madura di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya.

Unsur-unsur pengikat terjadinya integrasi sosial etnis jawa dan etnis madura di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya dalam penelitian ini akan dianalisis melalui norma sosial yang meliputi norma agama, norma kesopanan serta norma kebiasaan, kemudian adaptasi dan solidaritas.

1.Norma Sosial

(7)

merupakan alat pemersatu atas dasar kepercayaan. Etnis Jawa dan etnis Madura terintegrasikan oleh kesamaan agama yaitu agama Islam. Dimana dalam norma agama, hidup rukun tanpa memandang etnisitas adalah sebuah keharusan. Dengan etnis Jawa dan etnis Madura bersama-sama melaksanakan ibadah Salat di masjid itu akan membentuk mereka ke dalam satu ikatan, yakni adanya satu kesatuan atas sebuah kepercayaan, (2). Norma Kesopanan. Adapun norma kesopanan, dalam bergaul mereka saling menjaga tata krama dengan baik yakni saling menjaga ucapan dan perilaku serta tidak ada perlakuan yang khusus saat berkumpul antara sesama etnis ataupun berbeda etnis, (3). Norma Kebiasaan. Berdasarkan hasil penelitian, norma kebiasaan antara Jawa dan Madura di Desa Jawa Tengah ialah, saat ada acara seperti acara pernikahan, khitanan dan selamatan maupun saat ada kemalangan mereka saling memberi bantuan berupa bantuan tenaga , bantuan dana sukarela maupun sembako berupa beras, gula, minyak goreng dan sebagainya.

2.Adaptasi.

Dalam penelitian ini yang menjadi indikator adaptasi yaitu sebagai berikut: a. Sikap toleransi (menerima perbedaan cara bicara/logat), b.Etnis Jawa dan etnis Madura mampu menjalin komunikasi yang baik yakni saling berinteraksi dan bergaul sebagai proses penyesuaian antar etnis Jawa dan etnis Madura di wilayah Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya. Berdasarkan hasil penelitian, adaptasi antara etnis Jawa dan etnis Madura tergolong sangat baik. Hal ini terlihat dari terjalinnya komunikasi yang baik antara etnis Jawa dan etnis Madura. Mampu menjalin komunikasi yang baik merupakan proses penyesuaian secara efektif dalam menjalin hubungan baik antar etnis Jawa dan etnis Madura.Kedua etnis berbeda tersebut telah mampu untuk saling mengenal, saling menerima perbedaan terutama perbedaan cara bicara/logat dan berinteraksi antar etnis Jawa dan etnis Madura yang berada di lingkungan sekitar terutama yang bertetangga.Tak jarang, baik antar etnis Madura maupun etnis Jawa saling berkunjung kerumah untuk sekadar ngobrol atau berkumpul bersama disore hari.

Hal ini membuktikan bahwa antara etnis Jawa dan etnis Madura di Desa Jawa mampu beradaptasi yakni mampu menyesuaikan hidup dan menjaga kelanggengan antar kelompok etnis dalam lingkungannya.

3. Solidaritas.

Dalam penelitian ini yang menjadi indikator solidaritas yaitu sebagai berikut: a. adanya pengajian ibu-ibu, b. adanya pengajian bapak-bapak antar etnis Jawa dan etnis Madura sebagai aktivitas atau kegiatan yang menunjukkan rasa kebersamaan di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya. Berdasarkan hasil penelitian, solidaritas etnis Jawa dan etnis Madura tergolong sangat baik. Hal ini dibuktikan oleh adanya aktivitas atau kegiatan yang menunjukkan yakni pengajian. Dimana saat pengajian baik etnis Jawa maupun etnis Madura saling berbaur sehingga pengajian dapat menjadi salah satu wadah dalam menumbuhkan rasa kebersamaan dan mempererat silaturahmi antara kedua etnis tersebut.

B.Wujud Integrasi Sosial antara etnis Jawa dan etnis Madura di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya.

Wujud integrasi sosial antar etnis Jawa

dan etnis Madura di Desa Jawa tengah

dalam penelitian ini, akan dianalisis melalui

sikap saling menghargai dan saling

tolong-menolong antara etnis Jawa dan etnis

Madura di Desa Jawa Tengah.

1.Saling Menghargai.

(8)

2. Saling Tolong-menolong.

Kesadaran bersama, rasa saling perhatian dan saling tolong menolong antar sesama warga menjadi kebiasaan, karena jika saling membantu pekerjaan menjadi ringan dan biaya yang dikeluarkan menjadi ringan. Sebagaimana menurut Fatmawati, et, all (2015:4) Collective consciousness built makes them protecting each other and helping each other.

Berdasarkan hasil penelitian, saling tolong-menolong yang dilakukan yakni adanya gotong royong membersihkan saluran di desa, jika ada yang berduka saling datang melayat, membawa uang untuk keluarga yang berduka jumlahnya suka rela dan yang ibu-ibu biasanya membawa beras atau sembako lainnya untuk keluarga yang berduka, ibu-ibunya tolong-menolong memasak, bapak-bapaknya memasang tenda, kursi dan lain disetiap acara yang melibatkan mereka, saling menjenguk dan memberi bantuan saat ada yang sakit seperti memberikan dana sukarela seikhlasnya. Tak hanya itu baik etnis Jawa maupun etnis Madura juga tak canggung untuk saling tolong-menolong membantu mendirikan fondasi rumah.

Pembahasan Penelitian

A.Integrasi Sosial Etnis Jawa dan Etnis Madura di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya.

Integrasi sosial adalah proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda yang ada dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang serasi fungsinya bagi masyarakat tersebut. Individu-individu dalam masyarakat yang semula terkota-kotak, berbeda-beda bahkan bersaing atau bertentangan menjadi rukun, bersatu dan selaras baik dalam hal kepentingan-kepentingan hidup serta berbagai masalah pokok dalam kehidupan sosial, politik dan budaya masyarakat (Redaksi, 2017:29). Adapun yang akan dibahas dalam pembahasan ini ialah berkaitan dengan unsur-unsur pengikat terjadinya integrasi sosial etnis Jawa dan etnis Madura dan wujud integrasi sosial antara etnis Jawa dan etnis Madura di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya.

1.Unsur Pengikat Terjadinya Integrasi Sosial Etnis Jawa dan Etnis Madura di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya.

Unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya integrasi sosial adalah sebagai berikut : a. Adanya unsur-unsur yang berbeda dan dapat membaur dalam kehidupan sosial yakni norma sosial. Maksudnya adalah unsur-unsur yang berbeda merupakan perbedaan dalam masyarakat, salah satunya perbedaan berdasarkan etnisitas. Perbedaan ini dapat disatukan melalui norma sosial, b. Adanya proses penyesuaian dari unsur-unsur yang berbeda dan tiap-tiap unsur-unsur tersebut saling menyesuaikan atau dikenal dengan istilah adaptasi, c. Terciptanya pola hubungan yang serasi fungsinya dalam masyarakat sebagai akibat adanya proses penyesuaian unsur-unsur yang saling berbeda sehingga timbul adanya rasa kesatupaduan dalam masyarakat atau disebut dengan solidaritas (Redaksi, 2017:29). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan unsur pengikat terjadinya integrasi sosial adalah adanya unsur berupa norma sosial, proses adaptasi, dan rasa solidaritas antar etnis Jawa dan etnis Madura yang mempengaruhi terjadinya integrasi sosial antar etnis Jawa dan etnis Madura di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya.

1)Norma Sosial

(9)

norms that have been preserved generation to sifatnya mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar atau diubah ukurannya karena berasal dari Tuhan (Redaksi, 2017 : 14). Dalam penelitian ini norma agama merupakan pedoman etnis Jawa dan etnis Madura hidup rukun atas dasar satu keyakinan. Etnis Jawa dan etnis Madura terintegrasikan oleh kesamaan agama (Islam), b) Norma kesopanan ialah peraturan sosial yang berpengaruh pada hal-hal yang berkenaan dengan tingkah laku yang wajar dalam kehidupan bermasyarakat (Redaksi, 2017 : 14). Dalam penelitian ini, norma kesopanan yang diteliti yakni tata karma dalam bergaul, c) Norma kebiasaan ialah sekumpulan peraturan sosial yang berisi petunjuk atau peraturan yang dibuat secara sadar atau tidak tentang perilaku yang diulang-ulang sehingga perilaku menjadi kebiasaan individu (Redaksi, 2017 : 14). Secara sederhana dalam penelitian ini norma kebiasaan yang diteliti yakni sikap baik yang dilakukan secara berulang sebagai standar perilaku yang pantas atau wajar antara etnis Jawa dan etnis Madura di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya. Berdasarkan hasil penelitian, norma agama menyatukan etnis Jawa dan etnis Madura. Dimana etnis Jawa dan etnis Madura yang berbeda dipersatukan oleh agama yang sama yaitu agama Islam. Dimana berdasarkan hasil wawancara, baik etnis Jawa dan etnis Madura menyatakan bahwa walaupun mereka berbeda etnis namun jika mereka meyakini satu agama yang sama, artinya mereka bersaudara. Adapun norma agama ini, disosialisasikan oleh tokoh-tokoh agama kepada masyarakat Desa Jawa Tengah, salah satunya melalui ceramah saat pengajian. Kitab suci Alquran menjadi dasar petunjuk dalam berperilaku yang pantas dan wajar dalam menjalin kehidupan yang baik antar etnis yang berbeda (etnis Jawa dan etnis Madura) yang hidup berdampingan dalam suatu lingkungan. Adapun norma kesopanan, dalam bergaul mereka saling menjaga tata krama dengan baik yakni saling menjaga ucapan dan perilaku dan tidak ada perlakuan yang khusus

saat berkumpul antara sesama etnis ataupu berbeda etnis.Adapun norma kebiasaan antara Jawa dan Madura di Desa Jawa Tengah ialah, saat ada acara, baik acara yang senang maupun saat ada kemalangan mereka saling membenatu baik berupa dana sukarela maupun sembako berupa beras, gula, minyak goreng dan sebagainya. Semua norma yang berlaku dalam pergaulan etnis Jawa dan etnis Madura adalah atas dasar kesadaran masing-masing.

2)Adaptasi

(10)

mengenal, saling menerima perbedaan seperti perbedaan cara bicara atau logat atas dasar toleransi. Tak jarang, baik antar etnis Madura maupun etnis Jawa saling berkunjung kerumah untuk sekadar ngobrol atau berkumpul bersama disore hari. Hal ini membuktikan bahwa antara etnis Jawa dan etnis Madura di Desa Jawa mampu beradaptasi yakni mampu menyesuaikan hidup dan menjaga kelanggengan antar kelompok etnis dalam lingkungannya. Sehingga adaptasi sebagai unsur pengikat integrasi sosial terpelihara dengan baik.

3) Solidaritas

Terciptanya pola hubungan yang serasi fungsinya dalam masyarakat sebagai akibat adanya proses penyesuaian unsur-unsur yang saling berbeda sehingga timbul adanya rasa kesatupaduan dalam masyarakat atau disebut dengan solidaritas (Redaksi, 2017:29). Solidaritas sosial adalah adanya rasa saling percaya, cita-cita bersama, kesetiakawanan, dan rasa sepenanggungan diantara individu sebagai anggota kelompok karena adanya perasaan emosional dan moral yang dianut bersama. Wujud solidaritas itu sendiri berupa aktivitas atau kegiatan yang menunjukkan adanya rasa kebersamaan (M.Rahmat Budi Nuryanto, 2014 :4). Menurut Fatmawati, et, all (2015: 1), Emille Durkheim (Johnson, 1986) says that social solidarity is a state of the relationship between individuals or groups based on moral feelings and beliefs held together and strengthened by shared emotional experience.

Dalam penelitian ini yang menjadi indikator solidaritas yaitu sebagai berikut: a) adanya pengajian Ibu-ibu, b) adanya pengajian Bapak-bapak antar etnis Jawa dan etnis Madura sebagai aktivitas atau kegiatan yang menunjukkan rasa kebersamaan di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya. Berdasarkan hasil penelitian, solidaritas sebagai unsur pengikat terjadinya integrasi sosial antara etnis Jawa dan etnis Madura tergolong baik. Hal ini dibuktikan oleh adanya aktivitas yang menunjukkan rasa kebersamaan sehingga mempererat silaturahmi antara kedua etnis tersebut yakni adanya pengajian ibu-ibu dan pengajian bapak-bapak. Pengajian ibu-ibu dan pengajian bapak-bapak

yang dilaksanakan yang melibatkan etnis Jawa dan etnis Madura memberikan peranan penting dalam menumbuhkan rasa kebersamaan antara etnis Jawa dan etnis Madura dimana terlihat bahwasannya saat mengikuti pengajian etnis Jawa dan etnis Madura dapat berkumpul bersama, kegiatan ini juga dilakukan secara rutin sehingga menjadi wadah untuk mereka saling mengenal, saling memahami karakter satu dengan lainnya sebagai dasar memupuk rasa solidaritas antara etnis Jawa dan etnis Madura di Desa Jawa Tengah.

2. Wujud Integrasi Sosial antara etnis Jawa dan etnis Madura di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya.

Wujud integrasi sosial yang ideal adalah keadaan dimana manusia-manusia dalam masyarakat saling menghargai, sedangkan factor etnisitas, keturunan, agama, maupun jenis kelamin tidak relevan, tidak menjadi soal. Karena sebenarnya tidak ada manusia yang minta dilahirkan sebagai orang Batak, orang Minang, orang Jawa, orang Madura, keturunan Tionghoa atau Arab. Kuasa Tuhan jualah yang menghendaki adanya keanekaragaman bangsa di dunia. Jadi, tidak adil rasanya jika seseorang diperlakukan secara berbeda, hanya karena suku, keturunan, agama atau bangsanya (Yunus Yahya, 1983 : 75). Wujud integrasi sosial antar etnis Jawa dan etnis Madura di Desa Jawa tengah yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah sikap saling menghargai dan saling tolong-menolong antara etnis Jawa dan etnis Madura di Desa Jawa Tengah.

a. Saling Menghargai

(11)

dalam bertetangga. mereka juga saling menghargai dengan cara kelompok etnis Jawa tidak mengganggu adat kelompok etnis Madura begitupun sebaliknya kelopok etnis Madura tidak mengganggu adat istiadat kelompok etnis Jawa. Dan Mereka saling menghadiri baik pada saat acara-acara besar seperti pernikahan, khitanan selamatan maupun saat ada kemalangan atau musibah.

b. Saling Tolong-menolong

Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara yang peneliti lakukan, saling tolong-menolong antara etnis Jawa dan etnis Madura cukup baik. Saling tolong-menolong yang dilakukan yakni adanya gotong royong membersihkan saluran di desa, jika ada yang berduka saling datang melayat, membawa uang untuk keluarga yang berduka jumlahnya suka rela dan yang ibu-ibu biasanya membawa beras atau sembako lainnya untuk keluarga yang berduka, ibu-ibunya tolong-menolong memasak, bapak-bapaknya memasang tenda, kursi dan lain disetiap acara yang melibatkan mereka, saling menjenguk dan memberi bantuan saat ada yang sakit seperti memberikan dana sukarela seikhlasnya. Tak hanya itu baik etnis Jawa maupun etnis Madura juga tak canggung untuk saling tolong-menolong membantu mendirikan fondasi rumah.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Integrasi Sosial Etnis Jawa Dan Etnis Madura Di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya tergolong baik, hal ini dapat dikaji melalui unsur-unsur terjadinya integrasi sosial serta wujud integrasi sosial etnis Jawa dan etnis Madura Di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya yakni sebagai berikut: 1. Unsur-unsur Terjadinya Integrasi Sosial Etnis Jawa dan Etnis Madura di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya setelah dilakukan penelitian melalui norma sosial, adaptasi dan solidaritas antara etnis Jawa dan etnis Madura yakni adapun norma sosial

ialah berupa norma agama dimana etnis Jawa dan etnis Madura terintegrasi oleh kesamaan agama yaitu agama Islam, dan norma kesopanan yakni baik etnis Jawa dan etnis Madura saling bertata krama dengan baik serta norma kebiasaan yakni saling memberi bantuan moral dan materil terhadap acara-acara besar maupun saat adanya musibah atau kemalangan. Adapun adaptasi antara etnis Jawa dan etnis Madura sudah berjalan dengan sangat baik. Baik etnis Jawa maupun etnis Madura mampu saling berkomunikasi dengan baik, bergaul serta saling mengisi satu dengan yang lain. Rasa solidaritas antara etnis Jawa dan etnis Madura juga baik hal ini ditandai dari adanya kegiatan yang melibatkan etnis Jawa dan etnis Madura yakni pengajian ibu-ibu dan pengajian bapak-bapak yang dapat menumbuhkan rasa solidaritas antara etnis Jawa dan etnis Madura. 2. Wujud integrasi sosial berdasarkan hasil penelitian ialah saling menghargai dan saling tolong-menolong. Saling menghargai antara etnis Jawa dan etnis Madura dilakukan dengan cara kelompok etnis Jawa tidak mengganggu adat kelompok etnis Madura begitupun sebaliknya kelompok etnis Madura tidak mengganggu adat istiadat kelompok etnis Jawa, saling berkunjung waktu ada musibah, saling jaga sikap dalam bergaul, ikut terlibat dalam acara jika diundang baik dalam acara pernikahan, sunatan, selamatan, etnis Jawa dan etnis Madura. Adapun saling tolong-menolong antara etnis Jawa dan etnis Madura di Desa ini seperti adanya bantuan baik secara moril maupun materil baik dalam acara-acara besar seperti pernikahan, khitanan, selamatan dan lainnya maupun saat adanya kemalangan atau musibah.

Saran

(12)

DAFTAR RUJUKAN

Fatmawati, Garuda Wiko, Salfius Seko Purwanto. 2016. Social Control Pattern Based on Local Regulation in the Area of Falm Plantation in Sanggau Regency. International Journal of Scientific and Research Publications, Volume 6, Issue 1, January 2016. ISSN 2250-3153. Pp. 602-609.

Fatmawati, Sy.Hasyim Azizurrahman, Salfius Seko, M. Qahar Awaka. 2015. Border Community Social Solidarity in Maintaining an Area through Local Wisdom in Bengkayang Regency. International Journal of Scientific and Research Publications, Volume 5, Issue 10, Oktober 2056. ISSN 2250-3153. Pp 1-5. Herlan. 2015. Integrasi Sosial dan Modal

Sosial. Pontianak : STAIN Pontianak Press. Liliweri, Alo. 2007. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Angkasa.

Rahmat.M, Budi Nuryanto. 2014. Studi Tentang Solidaritas Sosial di Desa Modang Kecamatan Kuaro Kabupaten Paser (Kasus Kelompok Buruh Bongkar Muatan). eJournal Ilmu Sosiatri, Volume 2, Nomor 3, 2014: 53-63. Online. Tersedia :http://ejournal.sos.fisipunmul.ac.id/site/wp content/uploads/2014/08/Journal%20M.%2 0Rahmat%20Budi%20Nuryanto%20(08-30-14-04-02-59).pdf. Diakses 29 April 2018.

Rahmawati, Farida dan Kusmantoro S.Muhammad. 2017. Sosiologi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Klaten : PT Intan Pariwara.

Sugiyono.2016. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Winata, Andi. 2014. Adaptasi Sosial Mahasiswa Rantau Dalam Mencapai Prestasi Akademik (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Angkatan 2008 Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Bengkulu Di Kelurahan Kandang Limun Kota Bengkulu) (Doctoral dissertation, Universitas Bengkulu). Online. Tersedia : http://repository.unib.ac.id/9181/. Diakses 19 Mei 2018.

Yahya, Yunus. 1983. Garis Rasial Garis Usang : Liku-liku Pembauran. Jakarta : Badan Komunikasi Penghayatan Kesatuan Bangsa (BAKOM-PKB) Pusat.

Wikipedia. 2017. Norma Sosial. Online.

Tersedia :

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Kristen Maranatha mendahulukan kebutuhan yang lain, bukan kebutuhan untuk bertindak prososial fokus kebutuhan motivasi intrinsik adalah betul-betul

Menurut Gardner dalam Nurlaila (2004: 38) “Bahasa dapat distimulus melalui bacaan, latihan menulis, berdiskusi dan bermain dengan kata-kata”. Anak yang mempunyai

Untuk mengetahui perilaku hama, dilakukan dengan cara mengambil sampel hama yang ditemukan pada lahan penelitian, kemudian masukan ke dalam gelas plastik, setelah itu

Sesuai dengan karakteristik pembelajaran Kurikulum 2013, maka sebuah model pembelajaran yang dikembangkan harus dapat mendorong dan memotivasi peserta didik dalam

Target SKP guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi tugas tambahan sebagai pejabat fungsional tertentu, adalah pelaksanaan tugas jabatan guru yang berdampak pada perolehan

Alhamdulillahhirobbil’Alamin, puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah memberi nikmat dan anugrah serta jalan terindah hingga peneliti dapat menyelesaikan

Buku adalah ibarat gudang ilmu yang mempunyai arti penting dalam dunia pendidikan Hasil penelitian menggambarkan pembelajaran yang berbasis Sotf skill pada siswa SD kelas II

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) BERBANTUKAN MEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA.. KELAS XII IPA SMA NEGERI