EDISI 514 14 FEBRUARI 2014
!
PENGEMBANGAN RENCANA STRATEGIS SISTEM INFORMASI: KAJIAN KEBUTUHAN BISNIS
Mendefinisikan Obyektif Perusahaan
Prof. Richardus Eko Indrajit – indrajit@post.harvard.edu
Ada suatu prinsip bisnis yang kerap dijadikan sebagai pegangan manajemen, yaitu “something that can not be measured is very difficult to be controlled” dan “something that can not be controlled is very difficult to be managed”. Artinya adalah bahwa manajemen perusahaan harus mampu menetapkan indikator kuantitatif untuk mengukur tingkat ketercapaian suatu target tertentu.
!
Dalam konteks merencanakan kebutuhan teknologi informasi, target tersebut dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam memahami yang diinginkan perusahaan seperti contohnya:
Jumlah antrian pelanggan di kios penjualan produk tidak lebih dari lima orang;
• Lama layanan pembayaran per masing-masing pelanggan maksimum tiga menit; • 40% dari total jumlah pelanggan melakukan pembelian via internet;
• Sekitar 50% dari pendapatan diperoleh melalui transaksi via website (e-commerce); • Kenaikan pendapatan dalam tiga tahun ke depan adalah 200%;
• Produktivitas karyawan meningkat dua kali lipat dalam lima tahun; • Total transaksi harian meningkat 60% pada tiga tahun ke depan;
• Biaya atau pengeluaran untuk transportasi dan akomodasi serta overhead kantor dapat ditekan hingga 30%;
EDISI 514 14 FEBRUARI 2014 • Pelanggan dapat memesan produk dari mana saja dan kapan saja (modus 24/7);
• Pimpinan perusahaan dapat sewaktu-waktu melihat kondisi perusahaan melalui indikator “balanced scorecard” yang telah ditetapkan; dan lain sebagainya.
Karena sifatnya yang fokus dan dapat diukur, ada panduan dalam membuat obyektif yang baik, yaitu mengacu pada prinsip SMART, yaitu:
• Spesific – memiliki sasaran yang jelas dan fokus pada pencapaian sesuatu; • Measurable – dapat diukur dengan mudah menggunakan instrumen sehari-hari;
• Attainable/Achievable – bukan merupakan mimpi, tapi target yang mungkin untuk dicapai atau diraih;
• Relevant – sesuai dengan bisnis dan kebutuhan perusahaan, baik yang bersifat strategis maupun operasional; dan
• Time-bound – terdapat batasan waktu pencapaiannya.
Dalam perkembangannya, diperkenalkan pula konsep yang lebih lengkap dan luas yaitu SMARTERS, yang pada intinya adalah sama, yaitu cara menetapkan obyektif yang efektif.
!
Di perusahaan, obyektif ini kerap pula dinyatakan dalam bentuk KPI atau Key Performance Indicators, baik yang spesifik untuk mengukur kinerja bisnis maupun performa teknologi informasi. Dengan adanya ukuran atau parameter ini, maka sang perancang akan dapat menetapkan teknologi yang paling sesuai dengan pencapaian target yang telah dicanangkan perusahaan tersebut.
akhir dokumen