Ek o n o mi W il a y a h | PW 14- 1324
An a l isis pen g emba n g a n
ek o n o mi w il a y a h
k a bu pa t en n g a n j u k
d en g a n k o n sep a g r o po l it a n
Farida Puspitarini
Muhammad Fadli
Chikita Yusuf
Lidya Yohana
3613100009
3613100021
3613100030
3613100047
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatNya makalah mengenai Analisis Pengembangan Ekonomi Wilayah Kabupaten Nganjuk dengan Konsep Agropolitan ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini dibuat untuk memenuhi evaluasi IV mata kuliah Ekonomi Wilayah. Kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.rer.reg; dan Vely, ST, MT, MSc. selaku dosen pengajar mata kuliah bersangkutan;
2. Orang tua yang selalu memberikan dukungan dalam proses penyelesaian makalah ini; dan
3. Pihak-pihak lain yang telah memberikan bantuan selama proses pembuatan makalah.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempura. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan penulis demi perbaikan makalah di masa mendatang. Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca dan masyarakat pada umumnya, juga sebagai referensi penilitian mengenai Ekonomi Wilayah.
Surabaya, 24 Mei 2016
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... 1
DAFTAR ISI ... 2
DAFTAR TABEL ... 4
DAFTAR GAMBAR ... 5
BAB I PENDAHULUAN ... 6
1.1 Latar Belakang ... 6
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Ruang Lingkup Wilayah ... 8
1.5 Sistematika Penulisan ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
2.1 RTRW Kabupaten Nganjuk ... 11
2.1.1 Tujuan dan Kedudukan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Nganjuk ... 11
2.1.2 Strategi Kebijakan ... 11
2.1.3 Rencana Struktur Ruang Agropolitan ... 11
2.1.4 Rencana Pola Ruang ... 12
2.1.5 Kawasan Strategis ... 13
2.2 RPJMD Kabupaten Nganjuk Tahun 2014 – 2018 ... 14
2.2.1 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran ... 14
BAB III GAMBARAN UMUM ... 18
3
3.2 Gambaran Umum Perekonomian ... 19
3.2.1 Pertumbuhan Ekonomi ... 19
3.2.2 Investasi Kabupaten Nganjuk ... 22
3.2.3 Potensi dan Permasalaha Perekonomian ... 23
3.2.4 Aspek Daya Saing Daerah ... 24
BAB IV ANALISA ... 31
4.1 Analisa Sektor ... 31
4.1.1 Identifikasi Sektor Basis di Kabupaten Nganjuk ... 31
4.1.2 Identifikasi Pendapatan Bersih (PB) Sektor Perekonomian di Kabupaten Nganjuk ... 33
4.1.3 Analisa Sektor Unggulan dan Tipologi Klassen ... 35
4.2 Analisa Sub-Sektor ... 36
4.2.1 Identifikasi Sub-Sektor Basis di Kabupaten Nganjuk... 36
4.2.2 Identifikasi Pendapatan Bersih (PB) di Kabupaten Nganjuk ... 37
4.2.3 Analisa Sub-Sektor Unggulan dan Tipologi Klassen ... 38
4.3 Analisa Komoditas ... 38
4.3.1 Analisa Komoditas Tanaman Pangan ... 39
4.3.2 Analisa Komoditas Tanaman Hortikultura ... 47
BAB V KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH ... 57
5.1 Pengembangan Wilayah ... 57
5.2 Pengembangan Ekonomi Wilayah ... 58
5.3 Konsep Agropolitan ... 61
5.4 Ciri-ciri Kawasan Agropolitan ... 63
5.5 Kriteria Penetapan Kawasan Agropolitan ... 65
4
5.7 Hubungan Faktor Distribusi dengan Lembaga Keuangan ... 68
5.8 Konsep Pengemangan Agropolitan Kabupaten Nganjuk ... 70
5.9 Metode Perhitungan ... 71
5.9.1 Analisis Location Quotient (LQ) ... 71
5.9.2 Analisis Shift-Share (SS) ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 76
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Pertumbuhan Sektoral PDRB Kabupaten Nganjuk Menurut Harga Konstan (%) ... 19Tabel 1. 2 PDRB Kabupaten Nganjuk Menurut Harga Konstan ... 22
Tabel 1. 3 Realisasi Kinerja Investasi Daerah Kabupaten Nganjuk ... 23
Tabel 1. 4 Realisasi APBD Kabupaten Nganjuk (Juta Rp) tahun 2012-2014 ... 26
Tabel 1. 5 Realisasi Kinerja Pembangunan Bidang Perumahan Kabupaten Nganjuk ... 30
Tabel 1. 6 Realisasi Kinerja Pembangunan Bidang Pengairan Kabupaten Nganjuk ... 30
Tabel 1. 7 Hasil Analisis LQ Kabupaten Nganjuk... 32
Tabel 1. 8 Perhitungan Shift-Share Sektor Perekonomian Kabupaten Nganjuk tahun 2014 ... 33
Tabel 1. 9 Komparasi Nilai PB dan SLQ ... 35
Tabel 1. 10 Hasil Perhitungan SLQ Sub-Sektor Kabupaten Nganjuk ... 36
Tabel 1. 11 Hasil Perhitungan Nilai Shift-Share Sub-Sektor Pertanian Kabupaten Nganjuk tahun 2014 ... 37
Tabel 1. 12 Komparasi Nilai PB dan SLQ ... 38
Tabel 1. 13 Perhitungan Nilai SLQ Komoditas Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian Kabupaten Nganjuk tahun 2014 ... 39
5 Tabel 1. 15 Perhitungan Nilai SLQ Komoditas Tanaman Hortikultura Kabupaten Nganjuk Tahun
2014 ... 47
Tabel 1. 16 Komoditas Basis Tanaman Pangan per Kecamatan di Kabupaten Nganjuk tahun 2014 ... 56
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Kabupaten Nganjuk ... 9Gambar 1. 2 Peta Batas Administrasi Kabupaten Nganjuk ... 19
Gambar 1. 3 Obyek Pariwisata Kabupaten Nganjuk ... 24
Gambar 1. 4 Grafik APBD dan Posisi data Keuangan Bank Umum ... 26
6
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan ekonomi wilayah di setiap daerah di Indonesia tidaklah sama, karena pertimbangan dalam konsep pengembangan seperti pihak terkait, sumber daya yang dimiliki daerah, dan kebijakan internal wilayah sangat berpengaruh dalam proses pengembangan wilayah (Abidin, dalam Rambe 2010).
Pengembangan wilayah bertujuan untuk mendorong laju pertumbuhan wilayah dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah dengan indikator pendapatan per kapita yang merata dan tingkat pengangguran yang rendah (Alkadri, 2001). Pengembangan ekonomi wilayah juga dapat dilihat melalui PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto) dan laju pertumbuhannya yang setiap tahun bertambah atau berkurang secara signifikan (Abidin, dalam Rambe 2010). Indikator pembangunan ekonomi tidak hanya di ukur dari pertumbuhan PDRB maupun PDRB per kapita tetapi juga indikator lainnya seperti ketenagakerjaan, pendidikan, distribusi pendapatan, dan jumlah penduduk miskin. Hal ini sesuai dengan paradigma pembangunan modern yang mulai mengedepankan pengentasan kemiskinan, penurunan ketimpangan distribusi pendapatan, serta penurunan tingkat pengangguran (Todaro dan Smith, 2006).
Pertumbuhan ekonomi wilayah dapat dinyatakan sebagai peningkatan dalam sejumlah komoditas yang dapat digunakan atau diperoleh di suatu wilayah. Konsep ini menyangkut pengaruh perdagangan yaitu dapat diperolehnya komoditas sebagai suplai hasil akhir yang meningkat melalui transaksi atau pertukaran antarwilayah (Adisasmita, 2010). Suatu wilayah terbagi menjadi beberapa wilayah pembangunan yang masing-masing mempunyai karakteristik dan potensi wilayah yang berbeda, baik potensi sumber daya manusia, sumber daya alam, serta infrastruktur fisik dan kelembagaan penunjang pembangunan (Soemarno, 2011).
7 sektor pertanian merupakan sektor yang tertinggi dibandingkan dengan sektor yang lain (Faisal, 2013). Secara Nasional sektor pertanian mampu menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar Rp 245,96 triliun dengan kontribusi sebesar 11,13% dari total PDB Indonesia (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2013).
Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu kabupaten dengan potensi pertanian yang dominan, dengan wilayah pertanian sebesar 43,026 Ha dan memiliki jumlah rumah tangga tani sebesar 165.895 (75,64%) dari total rumah tangga di Kabupaten Nganjuk yakni 28,14% di bawah sektor hotel dan restoran sebesar 37,84% (Nganjuk dalam Angka, 2012).
Pemanfaatan dan pengembangan potensi ekonomi daerah sesuai sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk. Sesuai dengan RTRW Kabupaten Nganjuk Tahun 2010-2030 kegiatan pertanian di Kabupaten Nganjuk mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah setempat dengan ditetapkannya Kabupaten Nganjuk sebagai Kawasan Agropolitan.
Dalam kawasan agropolitan yang telah ditetapkan, pengembangan agribisnis tidak terbatas pada tanaman pangan saja, namun juga pada tanaman hortikultura. Dilihat dari sisi kemandirian produksi, komoditas pertanian hortikultura mampu menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, karena campur tangan pemerintah terhadap harga produksi hortikultura relatif kecil (Sutisno, 1999).
Tingginya PDRB sektor pertanian di Kabupaten Nganjuk tidak di iringi dengan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kabupaten Nganjuk. Hal ini terbukti dari masih banyaknya pengangguran di Kabupaten Nganjuk yang selama 5 (lima) tahun terakhir terus bertambah, yakni sebesar 37,16% pada Tahun 2013. Jumlah rumah tangga miskin di Kabupaten Nganjuk pada Tahun 2013 meningkat dari 245.259 jiwa menjadi 277.169 jiwa.
Selain itu, menurut data dari website PNPM Mandiri menjelaskan bahwa sejumlah daerah di Kabupaten Nganjuk mempunyai permasalahan kesejahteraan sosial yang perlu ditanggulangi. Kecamatan tersebut termasuk dalam program PNPM Mandiri untuk kecamatan tertinggal dan mini infrastruktur (Istanto, 2009).
8 LQ basis untuk tingkat petani miskin bernilai > 1, dengan jumlah pendapatan petani selama sebulan rata-rata berkisar antara Rp 700.000-Rp 800.000 di bawah UMR Kabupaten Nganjuk sebesar Rp 1.131.000. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah petani miskin di Kabupaten Nganjuk masih sangat banyak.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dengan sektor unggulan pertanian. Hal ini dimaksudkan karena basis ekonomi masyarakat berasal dari sektor pertanian sehingga sangat memungkinkan untuk mengembangkan perekonomian wilayah dengan sektor pertanian utamanya.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam perekonomian Kabupaten Nganjuk, sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting karena sektor ini memiliki kontribusi yang besar terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Nganjuk. Oleh karena itu, yang menjadi pertanyaan dalam penulisan makalah ini adalah “Bagaimana cara meningkatkan perekonomian masyarakat di Kabupaten Nganjuk dengan komoditas unggulannya berbasis konsep pengembangan agropolitan?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan makalah “Konsep Pengembangan Agropolitan Kabupaten Nganjuk” ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi komoditas unggulan di masing-masing wilayah di Kabupaten Nganjuk. 2. Manganalisis sektor-sektor potensial yang terdapat pada Kabupaten Nganjuk.
3. Memberikan arahan pengembangan ekonomi wilayah berbasis agropolitan Kabupaten Nganjuk dengan potensi sektor unggulan agar meningkatkan perekonomian masyarakat di Kabupaten Nganjuk.
1.4 Ruang Lingkup Wilayah
9 Utara : Kabupaten Bojonegoro dan Kecamatan Ngluyu
Selatan : Kecamatan Tanjunganom, Kecamatan Pace, Kecamatan Nganjuk, dan kecamatan Berbek
Timur : Kecamatan Lengkong dan Kecamatan Baron Barat : Kabupaten Madiun
Gambar 1. 1 Kabupaten Nganjuk
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup wilayah, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 agropolitan Kabupaten Nganjuk dengan potensi sektor unggulan, seperti Kebijakan RTRW Kabupaten Nganjuk dan RPJMD Kabupaten Nganjuk 2014-2018.
BAB III KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH
Bab ini berisi tentang teori dan konsep pengembangan wilayah berbasis ekonomi yang dapat diterapkan di Kabupaten Nganjuk berdasarkan hasil analisis, antara lain teori pengembangan wilayah, konsep agropolitan, keterkaitan sektor pertanian dengan sektor lain, hubungan faktor distribusi dengan lembaga keuangan, dan konsep pengembangan agropolitan Kabupaten Nganjuk.
BAB IV GAMBARAN UMUM
Bab ini berisi hasil pengumpulan data dan informasi lapangan di Kabupaten Nganjuk, antara lain PDRB (kondisi perekonomian), hasil sektor pertanian, maupun kondisi fisik wilayah.
BAB V ANALISA
Bab ini berisi mengenai hasil analisis yang digunakan, yaitu Analisis Sektor, Analisis Sub-Sektor, dan Analisis Komoditas
BAB VI PENUTUP
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 RTRW Kabupaten Nganjuk
2.1.1 Tujuan dan Kedudukan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Nganjuk
Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten adalah mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Nganjuk sebagai pusat kawasan peruntukan pertanian di wilayah tengah pada wilayah Provinsi Jawa Timur yang didukung dengan pengembangan kawasan peruntukan pariwisata, perdagangan, jasa dan industri yang berdaya saing.
2.1.2 Strategi Kebijakan
(1) Strategi yang dilaksanakan dalam rangka penetapan, pengembangan dan pengendalian fungsi kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, meliputi:
a. Menetapkan lokasi fungsi peruntukan lahan sawah yang dipertahankan;
b. Mengembangkan potensi lahan sawah produktif dan meningkatkan status fungsi sawah yang dipertahankan;dan
c. Mengendalikan secara ketat alih fungsi lahan sawah beririgasi.
(2) Strategi yang dilaksanakan dalam rangka penetapan dan pengaturan pengelolaan kawasan budidaya untuk mendukung perekonomian wilayah sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf g, meliputi:
a. Mengatur pola pemanfaatan lahan untuk meningkatkan produktivitas lahan pada peruntukan pertanian perdagangan, jasa, industri dan pariwisata;
b. Mengendalikan perubahan alih fungsi lahan untukmendukung pengembangan peruntukan pertanian, perdagangan dan jasa, industri dan pariwisata dengan mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan; dan
c. Mengembangkan dan mengendalikan pertumbuhanpermukiman yang aman, nyaman, serta seimbang dengan mempertimbangkan kemampuan daya dukung lingkungan.
2.1.3 Rencana Struktur Ruang Agropolitan
12 Pengembangan sektor ekonomi perdesaan bertumpu pada sektor pertanian serta memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat, dengan pengembangan agropolitan di Kecamatan Sawahan, Kecamatan Ngetos, dan Kawasan Loceret, serta Kawasan Agropolitan Sukomoro dan sekitarnya. Rencana pengembangan untuk kawasan perdesaan di Kabupaten Nganjuk adalah sebagai kawasan agropolitan dan bahan baku pangan.
2.1.4 Rencana Pola Ruang
A. Kawasan Pertanian
(1) Kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf c, meliputi: a. Tanaman pangan;
b. Hortikultura; c. Perkebunan; dan d. Peternakan.
(2) Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi:
a. Penetapan lokasi kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan tersebar di seluruh kecamatan di wilayah kabupaten; dan
b. Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan yang dipertahankan dan dikembangkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan dengan luas kurang lebih 51.630.9 ha; (3) Kawasan peruntukan pertanian hortikultura sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
meliputi:
a. Lereng Wilis tersebar di Kecamatan Sawahan, Kecamatan Ngetos, dan Kecamatan Loceret;
b. DAS Brantas tersebar di Kecamatan Prambon, Kecamatan Patianrowo dan Kecamatan Ngronggot; dan
c. Sub DAS Widas tersebar di Kecamatan Wilangan, Kecamatan Bagor, Kecamatan Rejoso, Kecamatan Sukomoro, Kecamatan Gondang dan Kecamatan Ngluyu.
13 a. Penetapan lokasi untuk pengembangan kawasan perkebunan jenis tanaman cengkeh, kopi, dan coklat meliputi Kecamatan Sawahan, Kecamatan Ngetos, dan kecamatan Loceret sebagian di Kecamatan Berbek;
b. Penetapan lokasi untuk pengembangan kawasan perkebunan jenis tanaman karet dan vanili meliputi Kecamatan Loceret, Kecamatan Ngetos, Kecamatan Sawahan, dan sebagian di Kecamatan Pace;
c. Penetapan lokasi untuk pengembangan kawasan perkebunan jenis tanaman tembakau meliputi Kecamatan Lengkong, Kecamatan Ngluyu dan Kecamatan Gondang;
d. Penetapan lokasi untuk pengembangan kawasan perkebunan jenis tanaman tebu meliputi seluruh kecamatan wilayah kabupaten terkecuali Kecamatan Sawahan dan Kecamatan Ngetos;
e. Penetapan lokasi untuk pengembangan kawasan perkebunan jenis tanaman porang meliputi Kecamatan Bagor, Kecamatan Rejoso, Kecamatan Ngluyu dan Kecamatan Ngetos;
f. Penetapan lokasi untuk pengembangan kawasan perkebunan jenis tanaman mente meliputi Kecamatan Ngetos, Kecamatan Loceret dan Kecamatan Sawahan.
(5) Kawasan peruntukan peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi: a. Penetapan lokasi untuk pengembangan kawasan peruntukan peternakan ternak besar
meliputi Kecamatan Tanjunganom, Kecamatan Bagor, Kecamatan Pace, Kecamatan Rejoso, dan Kecamatan Baron;
b. Penetapan lokasi untuk pengembangan kawasan peruntukan peternakan ternak kecil dan industri peternakan meliputi Kecamatan Pace, Kecamatan Loceret, Kecamatan Gondang, Kecamatan Jatikalen, Kecamatan Wilangan dan Kecamatan Lengkong;
2.1.5 Kawasan Strategis
(1) Kawasan strategis dari sudut pertumbuhan ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf a adalah mempunyai kriteria:
a. Merupakan aglomerasi dari berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki potensi cepat tumbuh
14 c. Adanya potensi potensi ekspor yang didukung kawasan perumahan dan permukiman yang dilengkapi dengan jaringan prasarana dan utilitas, serta sarana pemerintah penunjang kegiatan ekonomi
d. Adanya kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi
e. Mempunyai fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan ketahan pangan atau
f. Mempunyai fungsi mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi
(2) Kawasan strategis dari sudut pertumbuhan ekonomi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) penetapan lokasi dalam wilayah kabupaten, meliputi:
a. Kawasan strategis agropolitan lingkar wilis ditetapkan di kawasan Kecamatan Sawahan, Kecamatan Ngetos dan kawasan Loceret;
b. Kawasan strategis perbatasan Jombang-Nganjuk-Kediri; c. Kawasan agropolitan Sukomoro dan sekitarnya;dan d. Kawasan strategis sepanjang koridor jalan arteri.
2.2 RPJMD Kabupaten Nganjuk Tahun 2014
–
2018
2.2.1 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
A. Visi
Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke arah mana dan bagaimana Kabupaten
Nganjuk akan dibawa dan berkarya agar konsisten dan eksis, antisipatif, inovatif serta produktif.
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan, berisikan cita dan
citra yang digali dari nilai-nilai luhur yang dianut oleh seluruh komponen dan pemangku
kepentingan. Pernyataan Visi Kabupaten Nganjuk adalah “Terwujudnya Kejayaan Nganjuk
Berlandaskan Iman Dan Taqwa, Dengan Prioritas Sektor Utama Pembangunan Yang
Bertumpu Pada Pengembangan Perdagangan Dan Industri Berbasis Potensi Pertanian
Untuk Keadilan Dan Kesejahteraan Masyarakat”.
Pernyataan visi tersebut dilandasi pada nilai-nilai yang melekat didalam perilaku
kehidupan keseharian masyarakat Kabupaten Nganjuk. Secara filosofis visi tersebut dapat
15 dalam visi tersebut saling berkait satu sama lain. Secara filosofis visi tersebut dapat dijelaskan
melalui makna yang terkandung di dalamnya, yaitu:
Terwujudnya, terkandung upaya dan peran Pemerintah Daerah dalam mewujudkan Kejayaan Kabupaten Nganjuk yang berlandaskan iman dan taqwa.
Kejayaan, suatu keadaan/kondisi masyarakat yang memiliki nilai lebih serta mempunyai daya saing yang tinggi sehingga menjadikan Kabupaten Nganjuk besar dan unggul.
Iman dan Taqwa, bahwa masyarakat Kabupaten Nganjuk merupakan masyarakat yang agamis. Senantiasa mendasari perikehidupan sehari-hari dengan tuntunan agama untuk
meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berkembangnya akhlak mulia untuk mengukuhkan landasan spiritual, moral dan etika
yang berdampak terhadap etos kerja.
Keadilan, yaitu bahwa upaya untuk pencapaian kesejahteraan masyarakat Nganjuk dan mengurangi kesenjangan sosial harus dilakukan secara menyeluruh, dengan dilandasi
keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan kelompok/wilayah yang masih lemah,
dengan komitmen yang sungguh-sungguh untuk menanggulangi kemiskinan dan
pengangguran secara drastis, dan menyediakan akses yang sama bagi masyarakat
terhadap berbagai pelayanan sosial, sarana dan prasarana ekonomi; serta
menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender
Kesejahteraan, yang bermakna bahwa pencapaian kesejahteraan masyarakat sebagai sebuah keniscayaan akan kehilangan makna tatkala tidak diikuti oleh nilai-nilai luhur
keagamaan yang menjadi landasan. Rakyat Nganjuk sebagai masyarakat yang agamis,
maka untuk mewujudkan masyarakat Nganjuk yang sejahtera yaitu kondisi kehidupan
individu dan masyarakat yang terpenuhi kebutuhan lahir dan peningkatan ke-shaleh-an
sosial masyarakat, dalam pengertian ada keseimbangan dengan peningkatan kualitas
pemahaman agama dan kehidupan beragama. Kesejahteraan yang dilandasi dengan
nilai-nilai keagamaan ini, pada gilirannya akan mengarah pada kondisi masyarakat
sejahtera yang bermartabat.
16 Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata bagi
segenap komponen penyelenggara pemerintahan tanpa mengabaikan mandat yang
diberikannya. Misi yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten Nganjuk untuk mencapai Visi adalah
sebagai berikut:
1. Terus mengembangkan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik dan pelayanan
prima dengan nuansa kehidupan yang religius.
2. Meningkatnya pelayanan bidang kesehatan dan pendidikan bagi seluruh lapisan
masyarakat Kabupaten Nganjuk untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) di Masa Depan.
3. Memacu pertumbuhan ekonomi melalui pembinaan ekonomi kerakyatan yang bertumpu
pada perdagangan dan industri yang berbasis potensi pertanian.
4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dengan tetap mengedepankan aspek
pelestarian lingkungan hidup.
5. Meningkatkan pembangunan infrastruktur sebagai salah satu penopang pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan hasil-hasil pembangunan.
6. Mengembangkan pola kehidupan dan hubungan masyarakat yang adil, berartabat, tertib
dan tentram.
Misi pertama ditujukan untuk terselenggaranya pemerintahan dan pelayanan publik
yang prima berlandasakan Iman dan Taqwa.
Misi kedua ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui
peningkatan pelayanan kesehatan dan pendidikan.
Misi ketiga ditujukan untuk terwujudnya peningkatan perekonomian daerah melalui
pembinaan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada perdagangan dan industri berbasis
potensi pertanian dalam rangka mendukung penciptaan dan perluasan kesempatan kerja dan
berusaha.
Misi keempat ditujukan untuk Meningkatnya Meningkatnya pengelolaan sumber daya
17 Misi kelima ditujukan untuk Meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui
pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
Misi keenam ditujukan untuk terwujudnya rasa aman dan nyaman dalam kehidupan
bermasyarakat.
C. Tujuan dan Sasaran
Untuk merealisasikan pelaksanaan Misi Pemerintah Kabupaten Nganjuk perlu ditetapkan
Tujuan pembangunan daerah (goal) yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
Tujuan pembangunan daerah ini ditetapkan untuk memberikan arah terhadap program
pembangunan kabupaten secara umum. Di samping itu juga dalam rangka memberikan
kepastian operasionalisasi dan keterkaitan terhadap misi serta program yang telah ditetapkan.
Adapun Sasaran (objective) pembangunan daerah merupakan suatu kondisi yang ingin dicapai
dalam jangka waktu pendek biasanya satu tahun. Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan
(goal) yang telah ditetapkan.
Sasaran yang ingin dicapai:
1. Peningkatan produksi, produktivitas dan kualitas produk pertanian dan perkebunan.
2. Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Hasil Peternakan.
3. Meningkatnya ketersediaan pangan daerah.
4. Meningkatnya produksi dan produktivitas perikanan.
5. Meningkatnya kualitas tenaga kerja, kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja.
6. Meningkatnya kualitas koperasi dan usaha kecil dan menengah (UMKM).
7. Meningkatnya kualitas pelayanan perijinan dan investasi di daerah.
8. Meningkatnya jumlah kunjungan wisata.
9. Meningkatnya volume perdagangan barang-barang sektor unggulan.
10.Meningkatnya produksi sektor industri.
18
BAB III GAMBARAN UMUM
3.1 Gambaran Umum Wilayah
Kabupaten Nganjuk dengan luas wilayah 122.433,1 ha atau 1,224.33 km2 merupakan wilayah subur di bagian barat provinsi Jawa timur. Kabupaten Nganjuk merupakan salah 1 dari 4 kabupaten lain di Jawa Timur yang berada di kaki pegunungan Wilis, yang terletak antara 115⁰5„ -112⁰13‟ BT dan 7⁰20‟ -7⁰50‟ LS.
Kabupaten Nganjuk terbagi dalam 20 kecamatan dan 284 desa/kelurahan, dengan dataran rendah (ketinggian 46-95 mdpl) terdiri 16 kecamatan dan sisanya dataran tinggi wilayah pegunungan (ketinggian 150-750mdpl). sawah 35% (43.052.5 Ha) tanah kering 27% (32.373,6 Ha) dan tanah hutan 38% (47.007 Ha).
Batas-batas wilayah Kabupaten Nganjuk adalah sebagai berikut: Sebelah utara : Kabupaten Bojonegoro,
Sebelah selatan :Kabupaten Kediri dan Kabupaten Tulungagung Sebelah timur : Kabupaten Jombang dan Kabupaten Kediri
19
Sumber: RTRW Kabupaten Nganjuk, 2010
3.2 Gambaran Umum Perekonomian
3.2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Nganjuk dihitung dari perkembangan PDRB menurut harga konstan. Selama tahun 2008-2012, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nganjuk rata-rata per tahun adalah sebesar 6,28%.
Pertumbuhan sektoral paling tinggi adalah sektor perdagangan, Hotel, dan Restoran dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 9,74 % per tahun kemudian sektor jasa-jasa dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 7,66%, dan sektor Bangunan sebesar 7,36%.
Tabel 1. 1 Pertumbuhan Sektoral PDRB Kabupaten Nganjuk Menurut Harga Konstan (%) Kategori Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
4,089.10 4,233.50 4,397.20 4,451.20 4,558.00
1. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian
3,847.70 2,977.00 4,100.60 4,129.90 4,214.60
a. Tanaman Pangan 1,637.70 1,685.80 1,736.50 1,753.30 1,807.40 b. Tanaman Hortikultura 709.8 736 757.7 740.5 755.8
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu
Pertambangan dan Penggalian 238.4 251.4 260.7 270 283.3
1. Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi
0 0 0 0 0
2. Pertambangan Batubara dan Lignit
0 0 0 0 0
3. Pertambangan Bijih Logam 0 0 0 0 0
4. Pertambangan dan Penggalian Lainnya
238.4 251.4 260.7 270 283.3
C Industri Pengolahan 1,511.80 1,582.80 1,650.90 1,745.50 1,836.10 D
Pengadaan Listrik dan Gas 6.1 6.6 7.1 7.3 7.5
1. Ketenagalistrikan 5.1 5.5 6 6.2 6.3
20
1,821.40 1,994.31 2,212.90 2,457.00 2,655.90
1. Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya
155.2 168.7 182.1 199 217.2
2. Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
1,666.20 1,825.60 2,030.70 2,258.00 2,338.70
H
Transportasi dan Pergudangan 152.7 158.8 170 183.8 198.6
1. Angkutan Rel 6.8 6.9 7 7.1 7.9
2. Angkutan Darat 105.4 108.9 116.5 126 136
3. Angkutan Laut 0 0 0 0 0
4. Angkutan Sungai dan Penyebaran
0 0 0 0 0
5. Angkutan Udara 0 0 0 0 0
6. Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
59.3 66.6 72.4 78 83.2
R.S.T.U Jasa lainnya 340.5 365.3 382.4 404.8 432.6
21 Sektor pertanian yang merupakan sebagian besar mata pencaharian masyarakat Kabupaten Nganjuk, mengalami pertumbuhan paling rendah dibandingkan semua faktor yang ada yaitu sebesar 3,04% per tahun. Kondisi ini disebabkan berkurangnya areal sawah produktif menjadi kurang produktif dan berkurangnya daya dukung lahan sawah. Oleh karena itu sangat diperlukan langkah-langkah nyata untuk mempertahankan ketahanan pangan di wilayah Kabupaten Nganjuk. Sektor Industri pada kurun waktu yang sama meningkat rata-rata 5,01% per tahun.
Secara agregat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nganjuk tahun 2008 hingga 2010 lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional dan propinsi, namun semenjak tahun 2010 pertumbuhan ekonomi nasional dan propinsi berada diatas pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nganjuk.
22
Tabel 1. 2 PDRB Kabupaten Nganjuk Menurut Harga Konstan
Sumber: RPJMD Kabupaten Nganjuk, 2014-2018
3.2.2 Investasi Kabupaten Nganjuk
Urusan Penanaman Modal merupakan salah satu urusan wajib yang harus dikelola dalam rangka pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Tanggung jawab dan wewenangnya terutama berkaitan dengan tujuan strategis Pemerintah Kabupaten Nganjuk berupa meningkatnya perekonomian daerah serta terselenggaranya pelayanan prima kepada masyarakat yang dilandasi moral agama. Kebijakan stratejik untuk urusan ini adalah meningkatkan investasi di daerah melalui promosi potensi daerah dan kemudahan perijinan serta meningkatkan layanan publik yang berorientasi pada kepuasan masyarakat sehingga mampu meningkatkan investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Nganjuk.
23 tenaga kerja 2.348 orang. Sedangkan pada tahun 2014 nilai investasi daerah meningkat lagi menjadi Rp. 154,68 miliar.
Dari analisa pencapaian nilai investasi dari tahun 2012 ke tahun 2013 (year-to-year) mengalami kenaikan investasi, hal ini menunjukan iklim investasi di Kabupaten Nganjuk mempunyai prospek harapan yang optimis, baik dan meningkat serta menuju pada iklim investasi yang kondusif.
Tabel 1. 3 Realisasi Kinerja Investasi Daerah Kabupaten Nganjuk
Uraian Satuan 2010 2011 2012 2013 2014
Nilai investasi yang
ditanamkan di daerah
Rp.Miliar 149,10 167,54 137,91 146,19 154,68
Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2010-2014
3.2.3 Potensi dan Permasalaha Perekonomian
Pertanian
Sektor pertanian merupakan sektor andalan dalam perekonomian kabupaten Nganjuk. Sedangkan komoditi sayuran yang menonjol adalah bawang merah. Sentra produksi bawang merah di Kabupaten Nganjuk adalah: Kecamatan Rejoso, Kecamatan Sukomoro, Kecamatan Bagor dan Kecamatan Gondang. Selain tanaman pangan dan sayuran. Kabupaten Nganjuk penghasil buah-buahan/hortikultura yang potensial, antara lain: melon, semangka, mangga, jeruk, durian, alpokat, duku, rambutan, pepaya, sawo dan salak.
Peternakan
Jenis produk ternak unggulan Kabupaten Nganjuk adalah : sapi, sapi perah dan kambing. Potensi ternak sapi Kabupaten Nganjuk terutama di Kecamatan Prambon, Tanjunganom, Loceret dan Rejoso.
Industri Kecil dan Kerajinan Rakyat
Industri kecil dan kerajinan rakyat yang menonjol di Kabupaten Nganjuk adalah : A) MEBELAIR DAN KAYU OLAHAN
24 Kualitas shuttlecock produksi dari Kabupaten Nganjuk cukup tinggi, terbukti banyak produk shuttlecock dijual tanpa merk yang khusus untuk melayani pabrik shuttlecock terkenal selanjutnya dijual dengan merk pabrik tersebut. Shuttlecock produk Kabupaten Nganjuk telah banyak digunakan pada even-even regional maupun nasional.
Dari keseluruhan unit usaha shuttlecock di Kabupaten Nganjuk dapat memproduksi kurang-lebih 300.000 dosin per tahun.
Pariwisata
Obyek Wisata di Kabupaten Nganjuk yang penting adalah :Air Terjun Sedudo terletak di Desa Ngliman Kecamatan Sawahan; Taman Rekreasi Anjuk Ladang (TRAL), Kolam Renang Margo Mulyo dan Goa Margo tresno di Kecamatan Ngluyu dan Obyek Wisata Roro Kuning di Kecamatan Ngetos. Obyek wisata tersebut pada Tahun Anggaran 2008 sampai tahun 2012 terus dikembangkan dan dilengkapi sarana dan prasarananya, yang diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan mendukung pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nganjuk.
Gambar 1. 3 Obyek Pariwisata Kabupaten Nganjuk
Sumber: Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur, 2013
Disamping obyek wisata yang dikelola pemerintah, juga terdapat obyek wisata yang bertaraf nasional yang dikelola oleh swasta yaitu The ”Legend” Water Park di Kertosono yang berdiri sejak Tahun 2009. Taman Rekreasi air ini meskipun dikelola oleh swasta juga memberikan kontribusi perekonomian di Kabupaten Nganjuk.
3.2.4 Aspek Daya Saing Daerah
3.2.4.1 Keuangan Daerah
25 1) Optimalisasi pemanfaatan aset daerah dan sumber daya alam dalam rangka
meningkatkan daya dukung pembiayaan daerah dan pertumbuhan ekonomi.
2) Penyesuaian taraf baru dengan didasarkan pada tingkat perekonomian masyarakat, diikuti dengan meningkatkan pelayanan baik dalam pemungutan maupun pengelolaannya.
3) Melakukan intensifikasi pemungutan pajak dan retribusi melalui perbaikan manajemen dengan menggunakan sistem informasi penerimaan daerah yang lebih dapat diandalkan. Sistem informasi diharapkan dapat menyediakan data menyeluruh yang mencalup jumlah dan potensi terhadap data obyek pajak dan retribusi.
4) Meminimalkan kebocoran pemungutan pajak maupun retribusi daerah melalui peningkatan sistem pemungutan, sistem pengedalian dan pengawasan atas pemungutan pendapatan asli daerah untuk terciptanya efektifitas dan efisiensi, serta peningkatan kesejahteraan pegawai melalui pemberian insentif biaya pemungutan.
5) Mencari obyek bagi sumber – sumber penerimaan baru yang memiliki potensi yang menguntungkan
26
Sumber: Kabupaten Nganjuk dalam Angka, 2015
Tabel 1. 4 Realisasi APBD Kabupaten Nganjuk (Juta Rp) tahun 2012-2014
URAIAN 2012 2013 2014
1. Sisa tahun lalu 116900 156289 228388 2. Pendapatan Asli Daerah 125173 153130 255880
a. Pajak Daerah 17129 19600 55591
b. Retribusi Daerah 16484 19388 21654
c. Laba Perusahaan milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
4180 3450 3223
d. Lain-Lain PAD yang sah 87380 110692 175412
3. Bagian Dana Perimbangan 1231344 1405967 1568917
a. Bagi Hasil Pajak 67003 69076 55442
b. Bagi Hasil Bukan Pajak 18903 15654 21853
c. Dana alokasi Umum (DAU) 827999 928266 1004038 d. Dana Alokasi Khusus (DAK) 58367 59434 50839
e. Dana Darurat - - -
f. Dana Penyesuaian 208437 256595 295455
g. Bagi Hasil Pajak 51335 62586 108028
h. Bantuan dari Provinsi 14356 33282
4. Pinjaman Daerah - - -
a. Pinjaman Dalam Negeri - - -
b. Pinjaman Luar Negeri - - -
5. Lain-Lain Penerimaan Yang Sah 31626 444 2735 Jumlah/Total 1505043 1715830 2055920
Sumber: Kabupaten Nganjuk dalam Angka, 2015
3.2.4.2 Potensi Daya Dukung Lahan
Topografi
Topografi Kabupaten Nganjuk meliputi, sebelah barat daya merupakan daerah pegunungan (Gunung Wilis) dengan ketinggian 1.000 sampai dengan 2.300 m DPL, potensial untuk tanaman perkebunan dan holtikultura. Bagian tengah merupakan dataran rendah dengan ketinggian 60-140 m DPL, merupakan daerah pertanian tanaman pangan dan holtikultura. Bagian utara merupakan daerah pegunungan (Pegunungan Kendeng) dengan ketinggian
27 300 m DPL, yang merupakan daerah hutan jati, lahan potensial untuk tanaman tembakau dan bahan galian kapur.
Sebagian besar kecamatan berada pada dataran rendah dengan ketinggian antara 46 meter sampai dengan 95 meter di atas permukaan laut. Sedangkan 4 (empat) kecamatan berada pada daerah pegunungan dengan ketinggian 150 meter sampai 750 meter di atas permukaan laut. Daerah tertinggi terletak di Desa Ngliman Kecamatan Sawahan.Pada bagian dataran rendah, keadaan air tanah merupakan air tanah dangkal. Kabupaten Nganjuk dilewati oleh Kali Widas yang berasal dari Kabupaten Madiun dan Kali Kuncir yang melewati Kota Nganjuk di bagian utara dan selatan. Kedua sungai tersebut bertemu di Kali Kedungsoko yang mengalir ke utara bertemu dengan Kali Widas. Kali Widas tersebut mengalir ke timur melalui Kecamatan Lengkong dan bermuara di Kali Brantas yang merupakan batas wilayah kabupaten Nganjuk bagian timur.
Jenis Tanah
Jenis tanah di Kabupaten Nganjuk terdiri dari 6 (enam) macam yaitu andosol, latosol, gromosol, alluvial, regosol dan litosol dengan klasifikasi tanah yang tersebar di 20 kecamatan.
Hidrologi
Secara umum, curah hujan di Kabupaten Nganjuk dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi Jawa Timur tidak terlalu jauh berbeda. Kabupaten Nganjuk pada bulan Juni sampai dengan September/Oktober terjadi musim kemarau dan pada bulan Nopember/Desember sampai bulan Mei mengalami musim penghujan. Pada bulun-bulan tertentu pada musim kemarau yaitu bulan Juli – September berhembus angin kencang dari gunung Wilis menuju Kabupaten Nganjuk, karena itu pula Kabupaten Nganjuk dikenal dengan sebutan kota angin.
Klimatologi
28 tanah dangkal, sedangkan pada wilayah Nganjuk bagian utara yang meliputi Kecamatan Nganjuk, Gondang, Ngluyu keadaan air merupakan air tanah dalam.
Wilayah Rawan Bencana
Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf e, meliputi kawasan rawan longsor dan gerakan tanah, rawan banjir dan jalur evakuasi.
1) Kawasan rawan longsor dan gerakan tanah meliputi kawasan Kecamatan Sawahan, Kecamatan Ngetos dan Kecamatan Loceret.
2) Kawasan rawan bencana banjir meliputi wilayah Kecamatan Prambon, Kecamatan Kertosono, Kecamatan Patianrowo, Kecamatan Tanjunganom, Kecamatan Pace, Kecamatan Nganjuk, Kecamatan Lengkong, Kecamatan Gondang, Kecamatan Sukomoro dan Kecamatan Jatikalen.
3) Jalur evakuasi bencana alam meliputi:
a. penetapan jalur evakuasi apabila terjadi bencana dengan mengoptimalkan jaringan jalan yang ada.
b. jalur evakuasi bencana longsor dan gerakan tanah melalui jalan yang ada di Kecamatan Sawahan, Kecamatan Ngetos dan Kecamatan Loceret
3.2.4.3 Sarana dan Prasarana
Jaringan Jalan
29
Gambar 1. 5Panjang Jalan berdasarkan Status 2011
Sumber: Kabupaten Nganjuk dalam Angka, 2011
Banyaknya kendaraan bermotor di kabupaten Nganjuk, jenis kendaraan bermotor yang paling banyak adalah sepeda motor, kemudian colt/STWG dan truk. Sedangkan kendaraan tidak bermotor paling banyak adalah sepeda.
Jaringan Listrik
Jaringan listrik di Kabupaten Nganjuk dilayani oleh PLN, namun untuk disttribusinya belum merata ke seluruh wilayah di Kabupaten Nganjuk. Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana energi meliputi energi listrik dan energi lainnya. Dalam rangka pemerataan pembangunan dan meningkatkan pelayanan kebutuhan energi listrik maka perlu adanya pengusahaan pengembangan energi alternatif.
Jaringan Persampahan
Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Nganjuk yang tergolong dalam kawasan perdesaan dilakukan dengan cara menimbun dan membakar, mengingat kawasan perdesaan kecenderungannya masih tersedia cukup luas lahan pekarangan. Pada sisi lain di kawasan perdesaan kecenderungannya didukung dengan lahan budidaya pertanian yang cukup luas, maka keberadaan sampah tersebut dapat diolah menjadi kompos (pupuk organik) yaitu dengan cara memisahkan jenis sampah yang dapat diuraikan bakteri (dimanfaatkan untuk kompos) dan sampah yang tidak dapat diuraikan bakteri (proses dibakar).
Jaringan Air Bersih
30 Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air bersih sampai tahun 2014 atau sebesar 15,11% dari total jumlah penduduk Kabupaten Nganjuk. Terjadinya penurunan persentase sasaran pada tahun 2014 karena adanya pendataan ulang dan pemisahan kewenangan penyediaan air bersih antara PDAM dan SKPD.
Tabel 1. 5 Realisasi Kinerja Pembangunan Bidang Perumahan Kabupaten Nganjuk
Indikator Sasaran Satuan 2010 2011 2012 2013 2014
Persentase penduduk yang mendapatkan pelayanan air bersih
% 26,09 26,2 25,98 32,41 15,11
Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2010-2014
Jaringan Drainase
Persentase pemenuhan jaringan irigasi yang berfungsi baik, merupakan indikator yang menggambarkan upaya pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan jaringan irigasi untuk menunjang pembangunan perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Jaringan irigasi yang berfungsi dengan baik pada tahun 2014 sebesar 60% dari seluruh panjang saluran dan bangunan irigasi yang ada.
Persentase kelompok HIPPA yang aktif adalah bagian dari masyarakat yang memanfaatkan dan memelihara jaringan irigasi sehingga mampu menghasilkan nilai tambah atas sarana dan prasarana yang telah tersedia. Kelompok HIPPA yang aktif pada tahun 2014 sebesar 74,30% dari total seluruh jumlah HIPPA yang ada. Tren peningkatan dari tahun 2010 ini terjadi karena Pemerintah Daerah secara intensif memberikan pelatihan dan pembinaan bagi kelompok-kelompok HIPPA di Kabupaten Nganjuk.
Tabel 1. 6 Realisasi Kinerja Pembangunan Bidang Pengairan Kabupaten Nganjuk
Indikator Sasaran Satuan 2010 2011 2012 2013 2014
Pemenuhan jaringan irigasi yang berfungsi baik
% 40,18 40,19 40,19 40,2 60
Kelompok HIPPA yang aktif/berkembang
% 71,48 72 72,5 73,5 74,3
31
BAB IV ANALISA
4.1 Analisa Sektor
4.1.1 Identifikasi Sektor Basis di Kabupaten Nganjuk
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi sektor basis pada suatu wilayah, yaitu dengan teknik analisis Location Quotient (LQ). Teknik analisis location quotient (LQ) merupakan cara permulaan untuk mengetahui kemampuan suatu daerah dalam sektor kegiatan tertentu. Logika dasar Location Quotient (LQ) adalah teori basis ekonomi yang intinya adalah karena industri basis menghasilkan barang-barang dan jasa untuk pasar di daerah maupun di luar daerah yang bersangkutan, maka penjualan keluar daerah akan menghasilkan pendapatan bagi daerah. (Widodo, 2006). Pada dasarnya teknik ini menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan suatu sektor di daerah yang diselidiki dengan kemampuan sektor yang sama pada daerah yang menjadi acuan atau biasanya secara nasional. Satuan yang digunakan sebagai ukuran untuk menghasilkan koefisien LQ tersebut nantinya dapat berupa jumlah tenaga kerja per-sektor ekonomi, jumlah produksi atau satuan lain yang dapat digunakan sebagai kriteria. Hal tersebut secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
⁄ ⁄
Dimana:
Vik = Pendapatan (tenaga kerja) sektor i pada Kabupaten Nganjuk Vk = Pendapatan (tenaga kerja) total Kabupaten Nganjuk
Vip = Pendapatan (tenaga kerja) sektor i pada Provinsi Jawa Timur Vp = Pendapatan (tenaga kerja) total Provinsi Jawa Timur
Jika LQ > 1, disebut sektor basis, yaitu sektor yang tingkat spesialisasinya lebihtinggi daripada tingkat kota.
Jika LQ < 1, disebut sektor non basis, yaitu sektor yang tingkat spesialisasinyalebih rendah daripada tingkat kota.
32
Tabel 1. 7 Hasil Analisis LQ Kabupaten Nganjuk
Sektor Tahun LQ
2014 2013 2012 2011 2010
Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan 2.660362 2.832318 2.945834127 3.035288 3.18087 Pertambangan dan Penggalian 0.383316 0.401735 0.437477057 0.469136 0.503669 Industri Pengolahan 0.448609 0.480455 0.494297583 0.517912 0.536694 Pengadaan Listrik dan Gas 0.11795 0.139203 0.163058472 0.170913 0.181777 Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1.154445 1.181869 1.257820796 1.307612 1.410764 Konstruksi 0.981561 1.048604 1.091659713 1.138982 1.222565 Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor 0.905282 0.971248 1.048513078 1.149512 1.260333 Transportasi dan Pergudangan 0.489735 0.501829 0.527394403 0.550746 0.59315 Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 0.350409 0.352298 0.351946868 0.353416 0.340951 Informasi dan Komunikasi 0.914463 0.962195 0.979389124 1.010557 1.090116 Jasa Keuangan dan Asuransi 0.904765 0.918734 0.884932434 0.866344 0.869928 Real Estate 1.024847 1.031506 1.056066882 1.061964 1.120017 Jasa Perusahaan 0.43239 0.433862 0.430113617 0.421521 0.425323 Administrasi Pemerintahan,
Pertahan dan Jaminan Sosial 2.002138 2.080199 1.982763802 2.031937 1.813791 Jasa Pendidikan 1.376784 1.391736 1.316925256 1.297474 1.307454 Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 0.952259 0.953075 0.949810521 0.949182 0.935
Jasa lainnya 1.891802 2.025831 2.153144726 2.210234 2.219888
Sumber : Hasil Analisa 2016
33
4.1.2 Identifikasi Pendapatan Bersih (PB) Sektor Perekonomian di Kabupaten
Nganjuk
Setelah menganalisis sektor unggulan, maka pada tahap selanjutnya teknik analisis yang digunakan adalah Shift-Share. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pendapatan bersih (PB) dari masing-masing sektor perekonomian. Terdapat dua komponen yang akan dianilisis, yaitu KPP (Komponen Pertumbuhan Proporsional) dan KPPW (Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah). KPP bertujuan untuk mengetahui sektor mana yang memiliki pertumbuhan cepat ataupun lambat, sedangkan KPPW bertujuan untuk mengetahui sektor mana yang memiliki daya saing ataupun tidak. Hasil perhitungan KPP, KPPW dan PB dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. 8 Perhitungan Shift-Share Sektor Perekonomian Kabupaten Nganjuk tahun 2014 Sektor KPP Keterangan KPPW Keterangan PB
Pengadaan Listrik dan Gas 35.76608
34
Informasi dan Komunikasi 3.752254
Spesialisasi dalam
Jasa Keuangan dan Asuransi -10.9967
Spesialisasi dalam
Pertahan dan Jaminan Sosial -1.09082
35
4.1.3 Analisa Sektor Unggulan dan Tipologi
Klassen
Hal yang diperlukan untuk menganalisis sektor unggulan adalah perhitungan PB pada Shift-Share dan perhitungan SLQ pada LQ. Setelah dilakukan perhitungan pada kedua komponen tersebut seperti yang telah dilakukan sebelumnya, maka perlu dilakukan komparasi nilai keduanya pada tiap sektor. Komparasi nilai tersebut dilakukan untuk melakukan tipologi bagi tiap-tiap sektor, yang terdiri dari 4 (empat) kelas, yaitu : (1) sektor unggulan, (2) sektor berkembang, (3) sektor potensial, dan (4) sektor tertinggal. Berikut merupakan tabel komparasi nilai PB dan SLQ.
Tabel 1. 9 Komparasi Nilai PB dan SLQ
Sektor PB SLQ
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 30.50867263 2.660362 Pertambangan dan Penggalian 27.58734981 0.383316
Industri Pengolahan 16.14071025 0.448609
Pengadaan Listrik dan Gas 36.56133955 0.11795
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
Ulang 31.73049024 1.154445
Konstruksi 9.6045068 0.981561
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor -0.03473174 0.905282
Transportasi dan Pergudangan 6.39675791 0.489735 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum -10.0674774 0.350409 Informasi dan Komunikasi -5.281756157 0.914463 Jasa Keuangan dan Asuransi -22.09958025 0.904765
Real Estate 0.257101713 1.024847
Jasa Perusahaan 0.314020209 0.43239
Administrasi Pemerintahan, Pertahan dan Jaminan Sosial 5.763900368 2.002138
Jasa Pendidikan -6.986040807 1.376784
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial -17.68992742 0.952259
Jasa lainnya 7.60892325 1.891802
36
Sumber: Hasil Analisa, 2016
4.2 Analisa Sub-Sektor
4.2.1 Identifikasi Sub-Sektor Basis di Kabupaten Nganjuk
Untuk mengidentifikasi sub-sektor basis digunakan perhitungan SLQ dengan teknik LQ. Data yang digunakan adalah PDRB Kabupaten Nganjuk, dimana sektor yang dianalisis adalah sektor pertanian sebagai pengembangan konsep Agropolitan. Berikut merupakan hasil perhitungan SLQ sub-sektor Kabupaten Nganjuk.
Tabel 1. 10 Hasil Perhitungan SLQ Sub-Sektor Kabupaten Nganjuk
Sub-Sektor 2014 2013 2012 2011 2010
PB>1
SLQ>1 SLQ<1
PB<1
Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik dan Gas
Pengadaan Air, Pengelolaan
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan Asuransi
Jasa Pendidikan
37
Tabel diatas memperlihatkan bahwa sub-sektor pertanian yang menjadi basis di Kabupaten Nganjuk adalah sub-sektor pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian dengan nilai SLQ sebesar 1.16 pada tahun 2014.
4.2.2 Identifikasi Pendapatan Bersih (PB) di Kabupaten Nganjuk
Dalam mengidentifikasi PB sub-sektor perekonoman di Kabupaten Nganjuk, teknik analisa yang digunakan sama seperti yang digunakan unuk menganalisis PB di sektor perekonomian. Hasil perhitungan KPP, KPPW dan PB dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. 11 Hasil Perhitungan Nilai Shift-Share Sub-Sektor Pertanian Kabupaten Nganjuk tahun 2014
Sub-Sektor KPP Keterangan KPPW Keterangan PB
38
4.2.3 Analisa Sub-Sektor Unggulan dan Tipologi
Klassen
Hal yang diperlukan untuk menganalisis sub-sektor unggulan adalah perhitungan PB pada Shift-Share dan perhitungan SLQ pada LQ. Setelah dilakukan perhitungan pada kedua komponen tersebut seperti yang telah dilakukan sebelumnya, maka perlu dilakukan komparasi nilai keduanya pada tiap sub-sektor. Komparasi nilai tersebut dilakukan untuk melakukan tipologi bagi tiap-tiap sektor, yang terdiri dari 4 (empat) kelas, yaitu : (1) sub-sektor unggulan, (2) sub-sektor berkembang, (3) sub-sektor potensial, dan (4) sub-sektor tertinggal. Berikut merupakan tabel komparasi nilai PB dan SLQ.
Tabel 1. 12 Komparasi Nilai PB dan SLQ
Sub-Sektor PB SLQ
1. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa
Pertanian 36.1732 1.14
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu -13.8796 1.1038996
3. Perikanan -25.8108 0.0729207
Sumber: Hasil Analisa, 2016
Sumber: Hasil Analisa, 2016
4.3 Analisa Komoditas
Berdasarkan analisis sub-sektor unggulan telah teridentifikasi bahwa sub-sektor pertanian yang termasuk sub-sektor unggulan adalah hanya Pertanian, Peternakan, Perburuan
PB>1
SLQ>1 SLQ<1
PB<1
Pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian
Kehutanan dan
penebangan kayu
39 dan Jasa Pertanian. Oleh karena itu, analisis komoditas akan difokuskan pada komoditas Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian. Hasil perhitungan komoditas tanaman pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian di Kabupaten Nganjuk adalah sebagai berikut.
Tabel 1. 13 Perhitungan Nilai SLQ Komoditas Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian Kabupaten Nganjuk tahun 2014
Komoditas SLQ Keterangan
Tanaman Pangan 2.525858 Komoditas basis Tanaman Hortikultura 1.051041 Komoditas basis
Perkebunan 0.270321
Komoditas non basis
Peternakan 1.809028 Komoditas basis
Jasa Pertanian dan Perburuan 0.638033
Komoditas non basis
Sumber: Hasil Analisa, 2016
Berdasarkan perhitungan SLQ, terlihat bahwa komoditas yang menjadi basis pada Kabupaten Bondowoso adalah tanaman pangan, tanaman hortikultura, dan peternakan. Namun karena data yang berhasil didapat adalah komoditi pada tanaman pangan dan tanaman hortikultura, maka komoditas peternakan tidak dihitung.
4.3.1 Analisa Komoditas Tanaman Pangan
Analisis komoditas dibawah ini akan difokuskan pada komoditi tanaman pangan berdasarkan masing-masing kecamatan. Hasil perhitungan komoditi tanaman pangan di Kabupaten Nganjuk adalah sebagai berikut.
Tabel 1. 14 Perhitungan Nilai SLQ Komoditas Tanaman Pangan Kabupaten Nganjuk tahun 2014
Kecamatan Sawahan
Komoditas SLQ Keterangan
Padi Sawah 0.582020412 Komoditas non basis Padi Tegal 0.686128435 Komoditas non basis Jagung 0.917492704 Komoditas non basis Ketela Pohon 4.418680369 Komoditas basis Ketela Rambat 9.099585238 Komoditas basis Kacang Tanah 2.629247294 Komoditas basis
40 Kacang Hijau 0 Komoditas non basis
Kecamatan Ngetos
Komoditas SLQ Keterangan
Padi Sawah 0.906452903 Komoditas non basis
Padi Tegal 0.967894811 Komoditas non basis
Jagung 0.841472892 Komoditas non basis
Ketela Pohon 2.560257676 Komoditas basis
Ketela Rambat 0 Komoditas non basis
Kacang Tanah 0.387193687 Komoditas non basis
Kedelai 0 Komoditas non basis
Kacang Hijau 0 Komoditas non basis
Kecamatan Berbek
Komoditas SLQ Keterangan
Padi Sawah 0.91951893 Komoditas non basis
Padi Tegal 0.490013453 Komoditas non basis
Jagung 1.081135843 Komoditas basis
Ketela Pohon 1.883630393 Komoditas basis
Ketela Rambat 0 Komoditas non basis
Kacang Tanah 3.291630892 Komoditas basis
Kedelai 0 Komoditas non basis
Kacang Hijau 0 Komoditas non basis
Kecamatan Loceret
Komoditas SLQ Keterangan
Padi Sawah 0.742228611 Komoditas non basis
Padi Tegal 0.924838029 Komoditas non basis
Jagung 0.904184128 Komoditas non basis
Ketela Pohon 2.842601598 Komoditas basis
Ketela Rambat 4.869342123 Komoditas basis
Kacang Tanah 2.359652591 Komoditas basis
41 Kacang Hijau 3.740894677 Komoditas basis
Kecamatan Pace
Komoditas SLQ Keterangan
Padi Sawah 0.802871956 Komoditas non basis
Padi Tegal 1.368044638 Komoditas basis
Jagung 1.370137162 Komoditas basis
Ketela Pohon 1.540942635 Komoditas basis
Ketela Rambat 0 Komoditas non basis
Kacang Tanah 0.040793253 Komoditas non basis
Kedelai 0.412217459 Komoditas non basis
Kacang Hijau 0.619453292 Komoditas non basis
Kecamatan Tanjunganom
Komoditas SLQ Keterangan
Padi Sawah 1.18745515 Komoditas basis
Padi Tegal 0.532915235 Komoditas non basis
Jagung 1.015996778 Komoditas basis
Ketela Pohon 0.008225893 Komoditas non basis
Ketela Rambat 0 Komoditas non basis
Kacang Tanah 0.670921488 Komoditas non basis
Kedelai 0.173994669 Komoditas non basis
Kacang Hijau 0 Komoditas non basis
Kecamatan Prambon
Komoditas SLQ Keterangan
Padi Sawah 1.193093016 Komoditas basis
Padi Tegal 0.452411558 Komoditas non basis
Jagung 1.008997454 Komoditas basis
Ketela Pohon 0 Komoditas non basis
Ketela Rambat 0 Komoditas non basis
42 Kedelai 0.186392733 Komoditas non basis
Kacang Hijau 0 Komoditas non basis
Kecamatan Ngronggot
Komoditas SLQ Keterangan
Padi Sawah 1.02350247 Komoditas basis
Padi Tegal 0.815110429 Komoditas non basis
Jagung 1.382198011 Komoditas basis
Ketela Pohon 0.080697886 Komoditas non basis
Ketela Rambat 0 Komoditas non basis
Kacang Tanah 1.652521652 Komoditas basis
Kedelai 0.099295787 Komoditas non basis
Kacang Hijau 0 Komoditas non basis
Kecamatan Kertosono
Komoditas SLQ Keterangan
Padi Sawah 0.908037773 Komoditas non basis
Padi Tegal 0 Komoditas non basis
Jagung 1.867290389 Komoditas basis
Ketela Pohon 0 Komoditas non basis
Ketela Rambat 0 Komoditas non basis
Kacang Tanah 0 Komoditas non basis
Kedelai 0.039125753 Komoditas non basis
Kacang Hijau 0 Komoditas non basis
Kecamatan Patianrowo
Komoditas SLQ Keterangan
Padi Sawah 1.044099247 Komoditas basis
Padi Tegal 2.174876754 Komoditas basis
Jagung 1.173535143 Komoditas basis
Ketela Pohon 0 Komoditas non basis
43 Kacang Tanah 0 Komoditas non basis
Kedelai 0 Komoditas non basis
Kacang Hijau 0 Komoditas non basis
Kecamatan Baron
Komoditas SLQ Keterangan
Padi Sawah 0.966789036 Komoditas non basis
Padi Tegal 2.533062829 Komoditas basis
Jagung 1.278501532 Komoditas basis
Ketela Pohon 0.021746892 Komoditas non basis
Ketela Rambat 0 Komoditas non basis
Kacang Tanah 0.716896253 Komoditas non basis
Kedelai 0.317781295 Komoditas non basis
Kacang Hijau 0.366137937 Komoditas non basis
Kecamatan Gondang
Komoditas SLQ Keterangan
Padi Sawah 1.159354147 Komoditas basis
Padi Tegal 0.962327737 Komoditas non basis
Jagung 0.618250242 Komoditas non basis
Ketela Pohon 0.122403871 Komoditas non basis
Ketela Rambat 0 Komoditas non basis
Kacang Tanah 0 Komoditas non basis
Kedelai 4.038690474 Komoditas basis
Kacang Hijau 2.753605056 Komoditas basis
Kecamatan Sukomoro
Komoditas SLQ Keterangan
Padi Sawah 1.204604035 Komoditas basis
Padi Tegal 0 Komoditas non basis
Jagung 0.986469563 Komoditas non basis
44 Ketela Rambat 0 Komoditas non basis
Kacang Tanah 0 Komoditas non basis
Kedelai 0.948191252 Komoditas non basis
Kacang Hijau 0.7005408 Komoditas non basis
Kecamatan Nganjuk
Komoditas SLQ Keterangan
Padi Sawah 1.312695762 Komoditas basis
Padi Tegal 0 Komoditas non basis
Jagung 0.617088614 Komoditas non basis
Ketela Pohon 0 Komoditas non basis
Ketela Rambat 0 Komoditas non basis
Kacang Tanah 0 Komoditas non basis
Kedelai 1.828367936 Komoditas basis
Kacang Hijau 0 Komoditas non basis
Kecamatan Bagor
Komoditas SLQ Keterangan
Padi Sawah 1.173837019 Komoditas basis
Padi Tegal 2.229103411 Komoditas basis
Jagung 0.361694175 Komoditas non basis
Ketela Pohon 0.357638843 Komoditas non basis
Ketela Rambat 0 Komoditas non basis
Kacang Tanah 0 Komoditas non basis
Kedelai 3.138250391 Komoditas basis
Kacang Hijau 10.29710482 Komoditas basis
Kecamatan Wilangan
Komoditas SLQ Keterangan
Padi Sawah 0.889940511 Komoditas non basis
Padi Tegal 1.247922569 Komoditas basis
45 Ketela Pohon 2.630985199 Komoditas basis
Ketela Rambat 0 Komoditas non basis
Kacang Tanah 0 Komoditas non basis
Kedelai 0.973178093 Komoditas non basis
Kacang Hijau 0 Komoditas non basis
Kecamatan Rejoso
Komoditas SLQ Keterangan
Padi Sawah 1.195693867 Komoditas basis
Padi Tegal 0.221573412 Komoditas non basis
Jagung 0.713645074 Komoditas non basis
Ketela Pohon 0 Komoditas non basis
Ketela Rambat 0 Komoditas non basis
Kacang Tanah 0 Komoditas non basis
Kedelai 3.75660048 Komoditas basis
Kacang Hijau 0 Komoditas non basis
Kecamatan Ngluyu
Komoditas SLQ Keterangan
Padi Sawah 0.806493025 Komoditas non basis
Padi Tegal 1.560834863 Komoditas basis
Jagung 1.864901081 Komoditas basis
Ketela Pohon 0.109845057 Komoditas non basis
Ketela Rambat 0 Komoditas non basis
Kacang Tanah 0 Komoditas non basis
Kedelai 0 Komoditas non basis
Kacang Hijau 0 Komoditas non basis
Kecamatan Lengkong
Komoditas SLQ Keterangan
Padi Sawah 1.240231318 Komoditas basis
46 Jagung 0.556873134 Komoditas non basis
Ketela Pohon 0.626630979 Komoditas non basis
Ketela Rambat 0 Komoditas non basis
Kacang Tanah 1.540508307 Komoditas basis
Kedelai 0.039328442 Komoditas non basis
Kacang Hijau 0 Komoditas non basis
Kecamatan Jatilaken
Komoditas SLQ Keterangan
Padi Sawah 0.991454347 Komoditas non basis
Padi Tegal 2.450222145 Komoditas basis
Jagung 1.136912698 Komoditas basis
Ketela Pohon 0.178898092 Komoditas non basis
Ketela Rambat 0 Komoditas non basis
Kacang Tanah 6.606254474 Komoditas basis
Kedelai 0.016723246 Komoditas non basis
Kacang Hijau 0 Komoditas non basis
Sumber: Hasil Analisa, 2016
Berdasarkan hasil analisis komoditas pada duapuluh (20) kecamatan di Kabupaten Nganjuk seperti diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
Tabel Komoditas Basis Tanaman Pangan per Kecamatan di Kabupaten Nganjuk tahun 2014
Kecamatan Komoditas Basis
Sawahan Ketela Pohon, Ketela Rambat, Kacang Tanah Ngetos Ketela Pohon
Berbek Jagung, Ketela Pohon, Kacang Tanah
Loceret Ketela Pohon, Ketela Rambat, Kacang Tanah, Kedelai, Kacang Hijau
Pace Padi Tegal, Jagung, Ketela Pohon Tanjunganom Padi Sawah, Jagung
47 Patianrowo Padi Sawah, Padi Tegal, Jagung
Baron Padi Tegal, Jagung
Gondang Padi Sawah, Kedelai, Kacang Hijau Sukomoro Padi Sawah
Nganjuk Padi Sawah, Kedelai
Bagor Padi Sawah, Padi Tegal, Kedelai, Kacang Hijau Wilangan Padi Tegal, Ketela Pohon
Rejoso Padi Sawah, Kedelai Ngluyu Padi Tegal, Jagung
Lengkong Padi Sawah, Padi Tegal, Kacang Tanah Jatilaken Padi Tegal, Jagung, Kacang Tanah
Sumber: Hasil Analisa, 2016
4.3.2 Analisa Komoditas Tanaman Hortikultura
Analisis komoditas dibawah ini akan difokuskan pada komoditi tanaman hortikultura berdasarkan masing-masing kecamatan. Hasil perhitungan komoditi tanaman hortikultura di Kabupaten Nganjuk adalah sebagai berikut.
Tabel 1. 15 Perhitungan Nilai SLQ Komoditas Tanaman Hortikultura Kabupaten Nganjuk Tahun 2014
Kecamatan Sawahan
Komoditas SLQ Keterangan
Bawang Merah 0.126706545 Komoditas non basis Cabe Merah 0 Komoditas non basis Cabe Rawit 4.148710959 Komoditas basis Kacang Panjang 23.84178941 Komoditas basis Terong 59.75695267 Komoditas basis Sawi 42.43284299 Komoditas basis Kentang 0 Komoditas non basis Semangka 0 Komoditas non basis
Garbis 0 Komoditas non basis
Tomat 0 Komoditas non basis
Melon 0 Komoditas non basis
Kecamatan Ngetos
Komoditas SLQ Keterangan
48 Kacang Panjang 29.50982447 Komoditas basis
Terong 0 Komoditas non basis
Sawi 0 Komoditas non basis
Kentang 0 Komoditas non basis
Semangka 0 Komoditas non basis
Garbis 0 Komoditas non basis
Tomat 0 Komoditas non basis
Melon 0 Komoditas non basis
Kecamatan Berbek
Komoditas SLQ Keterangan
Bawang Merah 0 Komoditas non basis Cabe Merah 0 Komoditas non basis Cabe Rawit 0 Komoditas non basis Kacang Panjang 0 Komoditas non basis
Terong 0 Komoditas non basis
Sawi 0 Komoditas non basis
Kentang 9015.394 Komoditas basis
Semangka 0 Komoditas non basis
Garbis 0 Komoditas non basis
Tomat 0 Komoditas non basis
Melon 0 Komoditas non basis
Kecamatan Loceret
Komoditas SLQ Keterangan
Bawang Merah 0.629681834 Komoditas non basis
Cabe Merah 2.522826289 Komoditas basis Cabe Rawit 0.72412036 Komoditas non basis Kacang Panjang 15.59684354 Komoditas basis Terong 0.91981385 Komoditas non basis
49 Kentang 0 Komoditas non basis
Semangka 2.072169698 Komoditas basis
Garbis 8.91411936 Komoditas basis
Tomat 0 Komoditas non basis
Melon 0.33254319 Komoditas non basis
Kecamatan Pace
Komoditas SLQ Keterangan
Bawang Merah 0.085145068 Komoditas non basis Cabe Merah 82.86200311 Komoditas basis Cabe Rawit 0.245855953 Komoditas non basis Kacang Panjang 0 Komoditas non basis
Terong 0 Komoditas non basis
Sawi 0 Komoditas non basis
Kentang 0 Komoditas non basis
Semangka 0 Komoditas non basis
Garbis 0 Komoditas non basis
Tomat 0 Komoditas non basis
Melon 8.584196655 Komoditas basis
Kecamatan Tanjunganom
Komoditas SLQ Keterangan
Bawang Merah 0.0303762 Komoditas non basis
Cabe Merah 3.702406956 Komoditas basis Cabe Rawit 0 Komoditas non basis Kacang Panjang 7.537141316 Komoditas basis
Terong 0 Komoditas non basis
Sawi 0 Komoditas non basis
Kentang 0 Komoditas non basis
Semangka 1.512977914 Komoditas basis
50
Tomat 0 Komoditas non basis
Melon 15.64465985 Komoditas basis
Kecamatan Prambon
Komoditas SLQ Keterangan
Bawang Merah 0 Komoditas non basis Cabe Merah 0 Komoditas non basis Cabe Rawit 0 Komoditas non basis Kacang Panjang 4.055662396 Komoditas basis
Terong 0 Komoditas non basis
Sawi 0 Komoditas non basis
Kentang 0 Komoditas non basis
Semangka 0 Komoditas non basis
Garbis 0 Komoditas non basis
Tomat 0 Komoditas non basis
Melon 19.10916361 Komoditas basis
Kecamatan Ngronggot
Komoditas SLQ Keterangan
Bawang Merah 0 Komoditas non basis Cabe Merah 19.12351795 Komoditas basis Cabe Rawit 0 Komoditas non basis Kacang Panjang 24.92068905 Komoditas basis Terong 1.640546928 Komoditas basis
Sawi 0 Komoditas non basis
Kentang 0 Komoditas non basis
Semangka 0 Komoditas non basis
Garbis 0 Komoditas non basis
Tomat 0 Komoditas non basis
Melon 8.512117016 Komoditas basis
Kecamatan Kertosono