• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Risiko Anemia pada Ibu Hamil di W

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Faktor Risiko Anemia pada Ibu Hamil di W"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

“Faktor Risiko Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep,

Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang Pada Januari – Oktober 2015”

Disusun Oleh: Kelompok 7 Kelas D 2013

Nama Anggota NIM Ardianto Pradhana Putra 25010113140284 Altriza Juliyandari 25010113140300 Julliana Purdianingrum 25010113140301 Nisa Zakiyah 25010113140302 Tri Amdani Kumbasari 25010113130303 Yuniar Widya Larasati 25010113130304 Ervina Anggiasari 25010113140305 Rusliana Apriliasari 25010113130307 Syifa Sakinah 25010113140308 Fitriana Dwi Fidiawati 25010115183022

Tugas PBL dilakukan untuk memenuhi salah satu Tugas MK Isu Terkini Penyakit Tidak Menular Semester V 3 sks

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

(Laporan Project Based Learning Isu Terkini Penyakit Tidak Menular) 1. Judul : Faktor Risiko Anemia pada Ibu Hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang Pada Januari – Oktober 2015

2. Penyusun : Nama/NIM :

 Ardianto Pradana Putra 25010113140284  Altriza Juliyandari 25010113140300  Julliana Purdianingrum 25010113140301  Nisa Zakiyah 25010113140302  Tri Amdani Kumbasari 25010113130303  Yuniar Widya Larasati 25010113130304  Ervina Anggiasari 25010113140305  Rusliana Apriliasari 25010113130307  Syifa Sakinah 25010113140308  Fitriana Dwi Fidiawati 25010115183022 Kelompok/Semester/Tahun : Kelompok 7 / Semester V / 2015

1. Nama Mata Kuliah/sks : Isu Terkini Penyakit Tidak Menular / 3 sks 2. Lokasi Kegiatan : Puskesmas Ngesrep, Banyumanik

3. Waktu Kegiatan : 5 Oktober 2015 – 5 November 2015 Sudah diperiksa isi materi keilmuan dan disetujui.

(3)

ABSTRAK

Anemia pada ibu hamil adalah keadaan dimana seorang ibu hamil mengalami defisiensi zat besi dalam darahnya (Depkes RI, 2009). Prevalensi anemia di Kota Semarang juga masih tergolong tinggi. Hal tersebut dibuktikan dari data Dinas Kesehatan Kota (DKK) dengan hasil survei anemia ibu hamil pada 15 kabupaten pada tahun 2007, bahwa prevalensi anemia di Jawa Tengah adalah 57,7%, angka ini masih lebih tinggi dari angka nasional yakni 50,9% (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2009). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor risiko apa saja yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Kecamatan Tembalang Semarang pada Januari-Oktober tahun 2015.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan pengambilan data dengan wawancara dengan kuesioner pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ngesrep. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan case control dan jumlah sampel sebanyak 38 responden, dengan 19 responden sebagai sampel kasus dan 19 responden lainnya sebagai control, kemudian dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95%.

Hasil dari penelitian ini adalah tidak adanya hubu `ngan antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p=0.486), terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia (p=0.003, OR = 8,125), dan terdapat hubungan antara konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p=0,002, OR = 11,688). Disarankan untuk meningkatkan kesadaran ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan bergizi yang mengandung banyak zat besi dengan mengadakan penyuluhan secara berkala dari pihak puskesmas. Selain itu, adanya dukungan dari pihak keluarga untuk terus memantau konsumsi tablet Fe pada ibu hamil.

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ...v

DAFTAR ISTILAH ... vi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Judul Projek ...1

1.2 Latar Belakang ...1

1.3 Identifikasi Masalah ...2

1.4 Batasan Masalah ...2

1.5 Tujuan Penelitian ...3

1.5.1 Tujuan Umum ...3

1.5.2 Tujuan Khusus ...3

1.6 Manfaat Penelitian ...3

1.6.1 Bagi Peneliti ...3

1.6.2 Bagi Responden ...3

1.6.3 Bagi Institusi Kesehatan ...4

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ...5

2.1.1 Pengertian Anemia Ibu Hamil ...5

2.1.2 Riwayat Alamiah Anemia Ibu Hamil ...6

2.1.3 Patogenesis Anemia Ibu Hamil ...7

2.1.4 Faktor Risiko Anemia Ibu Hamil ...8

2.1.5 Dampak Anemia Ibu Hamil ...13

2.1.6 Pencegahan Anemia Ibu Hamil ...14

2.1.7 Pengendalian Anemia Ibu Hamil ...15

2.1.8 Epidemiologi Anemia Ibu Hamil ...16

(5)

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ...18

3.2 Hipotesis ...18

3.3 Jenis dan Desain Studi ...18

3.4 Populasi dan Sampel ...19

3.5 Variabel yang Diukur ...20

3.5.1 Variabel ...20

3.5.2 Definisi Operasional Variabel ...20

3.6 Sumber Data ...23

3.7 Instrumen ...23

3.8 Pengelolaan Data ...24

3.9 Jadwal Penelitian ...25

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep ...26

4.2 Hasil Penelitian ...26

4.3 Pembahasan ...30

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...36

5.2 Saran ...36

DAFTAR PUSTAKA ...38

LAMPIRAN I………...43

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Menurut Umur Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Tahun 2015 ……… 26 Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Menurut Pendidikan Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Tahun 2015 ……….. 27 Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Menurut Pekerjaan Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Tahun 2015 ……….. 27 Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Menurut Gravida Wilayah Kerja

Puskesmas Ngesrep ……… 27

(7)

DAFTAR ISTILAH

1. Abortus : Suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, dimana janin belum mampu hidup di luar rahim (belum viable), dengan kriteria usia kehamilan <20 minggu

atau berat janin 500 gram.

2. Partus Lama : Perjalanan persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam, tetapi belum menimbulkan komplikasi maternal atau fetal.

3. Sepsis Puerperalis : Istilah yang merujuk ke infeksi traktur genetalis setelah melahirkan. Sepsis diartikan sebagai respons berat sistemik terhadap infeksi. Sedangkan puerperalis sendiri diartikan sebagai periode 42 minggu setelah kelahiran janin dan ekspulsi atau ekstraksi plasenta dan membran.

4. Asfiksia Neonatorum : Suatu kondisi dimana bayi tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir (Betz dan Sweden, 2002). Asfiksia ini dapat terjadi karena kurangnya kemampuan organ bayi dalam menjalankan fungsinya seperti pengembangan paru. Asfiksia neonatorum dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya penyakit pada ibu sewaktu hamil seperti hipertensi, gangguan atau penyakit paru dan gangguan kontraksi usus, pada ibu hamil yang kehamilannya berisiko dan faktor plasenta.

(8)

6. Hipervolemia : Keadaan dimana di dalam tubuh terjadi peningkatan jumlah ion Na+ dan air.

7. Malaise : Keadaan atau perasaan kurang sehat dan lesu yang biasanya mendahului timbulnya keadaan sakit yang lebih parah.

8. Anoreksia : Kelainan psikis yang diderita seseorang yang berupa kekurangan nafsu makan mesti sebenarnya lapar dan berselera terhadap makanan. Kalaupun mereka makan, maka mereka akan memuntahkan kembali makanan tersebut.

9. Nausea : Biasa disebut mual yaitu rasa tidak enak sebagai tanda ingin muntah.

10.Vomiting : Biasa disebut muntah yaitu pengeluaraan involunteer dan ekspulsi yang kuat semua isi lambung dari mulut. 11.Palpitasi : Perasaan jantung berdetak terlalu cepat, kuat, dan

kadang disertai dengan irama yang tidak teratur. 12.Takikardi : Kasus dimana denyut jantung lebih cepat daripada

kecepatan normal.

13.Kelainan Kongenital : Merupakan manifestasi penyimpangan pertumbuhan dan pembentukan organ tubuh, diduga karena penyimpangan kromosom, pengaruh hormonal, lingkungan-endometrium yang kurang subur, dll. 14.Perdarahan Antepartum : Perdarahan pada trimester terakhir dari kehamilan.

Penyebab utama kejadian ini, yaitu abortus, kehamilan ektopik dan mola hidatidosa.

15.Eritopoesis : Proses pembentukan eritrosit yang terjadi di sumsum tulang belakang sehingga terbentuk eritrosit matang dalam darah tepi yang dipengaruhi dan dirangsang oleh hormon eritropoietin.

(9)

17.Makrofag : Jenis sel darah putih yang membersihkan tubuh dari partikel mikroskopis yang tidak diinginkan seperti bakteri dan sel sel mati.

18.Anemia : Kondisi dengan kadar Hb dalam darah kurang yaitu dibawah 11gr%.

19.Anemia Megaloblastik : Anemia yang khas ditandai oleh adanya sel megaloblast dalam sumsum tulang. Penyebabnya adalah kekurangan vitamin B12.

20.Anemia Hipoplastik : Anemia pada ibu hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel darah merah baru.

21.Anemia Hemolitik : Anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya

22.Gravida : Merupakan istilah medis untuk wanita hamil. Istilah ini diawali untuk menunjukkan jumlah kehamilan. 23.Partus Imatur : Persalinan yang kurang dari bulan yang seharusnya. 24.Dismaturitas : Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat

badan yang seharusnya untuk masa gestasi, dalam artian bayi mengalami retardasi partumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya.

25.Mikrosomi : Keadaan yang berhubungan dengan peningkatan morbiditas maternal dan neonatal, termasuk peningkatan kemungkinan persalinan dengan bedah caesar dan distosia bahu. Makrosomia ditentukan dengan adanya kehamilan berat bayi > 4,00 gram. 26.Inertia Uteri : Pemanjangan fase laten atau fase aktif atau

kedua-duanya dari kala pembukaan.

(10)

seorang wanita.

28.ANC : Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya yang dilaksanakan sesuai dengan standard pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).

29.Asfiksia Intrauterin : Keadaan gawat bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur sehingga dapat menurunkan oksigen dan semakin meningkatkan karbondioksida yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.

30.Gestosis : Penyakit komplikasi yang ditandai dengan adanya hipertensi, proteinuria, dan edema yang timbul selama kehamilan atau sampai 48 jam postpartum. 31.Dekompensati Okordis : Ketidak mampuan jantung untuk memompa darah

dalam memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi.

32.Inpartu : Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.

(11)

BAB` I PENDAHULUAN

1.1Judul Project

Faktor Risiko Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang Pada Januari – Oktober 2015 1.2Latar Belakang

Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin di dalam sirkulasi darah (Varney, 2007). Anemia pada ibu hamil disebut juga sebagai Pontential Danger to Mother And Child (Pontensial Bahaya untuk Ibu dan Anak), karena itu anemia sangat

memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Manuaba, 2001). Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin, abortus, partus lama, sepsis puerperalis, kematian ibu dan janin, meningkatkan risiko berat badan lahir rendah, asfiksia neonatorum, dan prematuritas. Menurut WHO kejadian anemia pada ibu hamil

berkisar antara 20% sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya (Manuaba, 2001). Faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian anemia pada ibu hamil diantaranya adalah pengetahuan ibu, konsumsi suplemen zat besi, dan usia.

(12)

Prevalensi anemia di Kota Semarang juga masih tergolong tinggi. Hal tersebut dibuktikan dari data Dinas Kesehatan Kota (DKK) dengan hasil survei anemia ibu hamil pada 15 kabupaten pada tahun 2007, bahwa prevalensi anemia di Jawa Tengah adalah 57,7%, angka ini masih lebih tinggi dari angka nasional yakni 50,9% (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2009). Dari data Dinas Kesehatan tahun 2010 bahwa prevalensi anemia tertinggi pada ibu hamil di Puskesmas Bandarharjo 81,82%, Puskesmas Pandanaran 77,65%, dan Puskesmas Karangayu 69,35%. Sedangkan keseluruhan prevalensi ibu hamil yang menderita anemia di Kota Semarang berdasarkan dari data Dinas Kesehatan Kota (DKK) tahun 2011 yaitu sebesar 17,93%.

1.3Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disusun di atas maka dapat ditarik beberapa permasalahan yang timbul dari faktor risiko anemia pada ibu hamil, antara lain :

a. Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin, abortus, partus lama, sepsis peurperalis, kematian ibu dan janin, meningkatkan risiko berat badan lahir rendah, asfiksia neonatorum, dan prematuritas.

b. Angka kejadian anemia di Indonesia semakin tinggi dikarenakan penanganan anemia dilakukan ketika tahapan ibu hamil, bukan dimulai sebelum kehamilan.

c. Prevalensi anemia di wilayah Jawa Tengah sebesar 57,7%, angka ini melebihi dari angka nasional, yakni 50,9%.

d. Anemia di Kota Semarang tergolong tinggi dengan prevalensi tertiggi di Puskesmas Bandarharjo 81,82% dan Puskesmas Pandanaran 77,65%.

1.4Batasan Masalah

(13)

informasi yang diperlukan, maka penulis menetapkan batasan-batasan sebagai berikut :

a. Penelitian ini dibatasi pada faktor risiko berupa pengetahuan, umur, dan konsumsi zat besi.

b. Peniltian dilakukan dengan metode pengambilan data berupa kuesioner pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.

1.5Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor risiko apa saja yang mempengaruhi kondisi anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.

1.5.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara umur ibu terhadap kejadian anemia pada ibu hamil.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengetahuan ibu terhadap kejadian anemia pada ibu hamil.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pola konsumsi zat besi saat hamil terhadap kejadian anemia pada ibu hamil.

1.6Manfaat Penelitian 1.6.1 Bagi Peneliti

Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan, serta mendapatkan pengalaman nyata dalam menerapkan ilmu yang selama ini diperoleh di bangku perkuliahan.

1.6.2 Bagi Responden

(14)

1.6.3 Bagi Institusi Kesehatan

(15)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1Landasan Teori

2.1.1Pengertian Anemia Ibu Hamil

Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan di mana darah merah kurang dari normal, biasanya yang digunakan sebagai dasar adalah kadar Hemoglobin (Hb). Anemia pada ibu hamil adalah keadaan dimana seorang ibu hamil mengalami defisiensi zat besi dalam darahnya (Depkes RI, 2009).

Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang terbanyak baik di negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Padahal besi merupakan suatu unsur terbanyak pada lapisan kulit bumi, akan tetapi defisiensi besi merupakan penyebab anemia yang tersering. Hal ini disebabkan tubuh manusia mempunyai kemampuan terbatas untuk menyerap besi dan seringkali tubuh mengalami kehilangan besi yang berlebihan (Hoffbrand.AV, et al, 2005).

Kebutuhan besi yang dibutuhkan setiap harinya untuk menggantikan zat besi yang hilang dari tubuh dan untuk pertumbuhan ini bervariasi. Kebutuhan besi meningkat pada ibu hamil. Oleh karena itu, ibu hamil sangat mungkin menderita defisiensi besi jika terdapat kehilangan besi yang disebabkan hal lain maupun kurangnya intake besi dalam jangka panjang (Hoffbrand.AV, et al, 2005).

(16)

2.1.2Riwayat Alamiah Anemia Ibu Hamil

Perjalanan penyakit dimulai dengan terpaparnya host yang rentan (fase suseptibel) oleh agen penyebab. Sumber penyakit (agen) pada anemia ibu hamil diantaranya dapat berupa unsur gizi dan faktor fisiologis. Pada saat hamil, ibu sebagai penjamu (host). Menurut WHO (1972), anemia pada kehamilan terjadi jika kadar hemoglobin kurangdari 11 mg/dL (Basu, 2010). Sedangkan menurut CDC (1998), anemia terjadi pada ibu hamil trimester 1 dan 3 jika kadar hemoglobin kurang dari 11 mg/dL, sedangkan pada ibu hamil trimester 2 jika kadar Hb kurang dari 10,5 mg/dL (Lee,2004).

Dari faktor faal atau fisiologis, kehamilan menyebabkan terjadinya peningkatan volume plasma sekitar 30%, eritrosit meningkat sebesar 18%, dan hemoglobin bertambah 19%. Peningkatan tersebut terjadi mulai minggu ke-10 kehamilan. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa bertambahnya volume plasma lebih besar daripada sel darah (hipervolemia), sehingga terjadi pengenceran darah. Hemoglobin menurun pada pertengahan kehamilan dan meningkat kembali pada akhir kehamilan.

Namun pada trimester 3 zat besi dibutuhkan janin untuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta persediaan setelah lahir. Hal inilah yang menyebabkan ibu hamil lebih mudah terpapar oleh agen, sehingga berisiko terjadinya anemia. Sedang kan, dari unsur gizi ibu hamil dihubungkan dengan kebutuhan akan zat besi (Fe), asam folat, dan vitamin B12. Keluhan mual muntah pada ibu hamil trimester 1 dapat mengurangi ketersediaan zat besi pada tubuh ibu hamil. Dan kebutuhan zat besi pada ibu hamil trimester 3 untuk pertumbuhan dan perkembangan janin juga membuat kebutuhan zat besi pada ibu hamil semakin besar. Padahal zat besi dibutuhkan untuk meningkatkan sintesis hemoglobin.

(17)

kelemahan, palpitasi, pucat pada kulit dan mukosa, takikardi, dan bahkan hipotensi. Selama tahap klinis, manifestasi klinis akan menjadi hasil akhir apakah mengalami kesembuhan, kecacatan, atau kematian. Misalnya jika terjadi pada trimester I akan mengakibatkan abortus dan kelainan kongenital, pada trimester II dapat mengakibatkan persalinan prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin, asfiksia, BBLR, mudah terkena infeksi dan bahkan kematian. Sedangkan pada trimester III akan menimbulkan gangguan his, janin lahir dengan anemia, serta persalinan tidak spontan. (Murti, 2010).

2.1.3Patogenesis Anemia Ibu Hamil

Tahap prepathogenesis adalah tahap sebelum terjadinya penyakit. Sehingga, tahap ini terdiri dari fase suseptibel dan subklinis (asimtomatis). Pada tahap ini, secara patofisiologis anemia terjadi pada kehamilan karena terjadi perubahan hematologi atau sirkulasi yang meningkat terhadap plasenta. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya volume plasma tetapi tidak sebanding dengan penambahan sel darah dan hemoglobin. Selain itu, dapat disebabkan kebutuhan zat besi yang meningkat serta kurangnya cadangan zat besi dan intake zat besi dalam makanan. Zat besi diperlukan untuk eritropoesis (Amiruddin, 2007).

Jika total zat besi dalam tubuh menurun akibat cadangan dan intake zat besi yang menurun, maka akan terjadi penurunan zat besi pada

(18)

Anemia megaloblastik termasuk dalam anemia makrositik, dimana anemia terjadi karena kekurangan asam folat dan atau vitamin B12. Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena penghancuran eritrosit yang lebih cepat dari pembuatannya akibat kehilangan darah akut/kronis (Basu, 2010). Jika sebab-sebab di atas terjadi pada ibu hamil secara beriringan, maka akan menimbulkan manifestasi klinis anemia. Pada saat tanda dan gejala tersebut muncul, tahap inilah yang disebut dengan tahap awal pathogenesis. Tahap ini berakhir sampai fase kesembuhan, kecacatan, atau kematian.

Manifestasi klinis anemia, diantaranya adalah :

Tanda : Takikardi, Hipotensi, Hemoglobin kurang dari 11 gr/dL

Gejala : Cepat lelah, sering pusing, malaise, anoreksia, nausea dan vomiting, palpitasi, pucat pada kulit dan mukosa

Kemudian tahap pathogenesis berakhir pada kesembuhan, kecacatan, dan bahkan kematian. Jika timbul kesakitan atau kecacatan dapat berdampak pada kehamilannya, janinnya, persalinannya, dan bayi nantinya. Yang berdampak pada kehamilan, seperti abortus dan partusimatur, yang berdampak pada janinnya adalah dismaturitas, mikrosomi, BBLR, gangguan pertumbuhan janin. Yang berdampak pada persalinannya yaitu partus lama, perdarahan, inertia uteri. Sedangkan, yang berdampak pada bayi nantinya adalah kelainan/kecacatan, asfiksia, infeksi (Amiruddin, 2007).

2.1.4Faktor Risiko Anemia Ibu Hamil

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil, yaitu :

1. Sosial Ekonomi

(19)

gaya hidup keluarga. Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak. Karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak, baik primer maupun sekunder (Soetjiningsih, 1997).

Perilaku seseorang dibidang kesehatan dipengaruhi oleh latar belakang sosial ekonomi. Sekitar 2/3 wanita hamil di negara berkembang diperkirakan menderita anemia dibanding negara maju. Kondisi anak yang terlahir dari ibu yang kekurangan gizi dan hidup dalam lingkungan miskin akan menghasilkan generasi yang kekurangan gizi dan mudah terinfeksi penyakit. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum atau selama hamil.

Status gizi ibu hamil ditentukan dengan kesejahteraan keluarga yang dilihat melalui pendapatan. Keadaan perekonomian ibu hamil yang rendah akan mempengaruhi biaya, daya beli, dan tingkat konsumsi ibu akan makanan yang membantu penyerapan zat besi, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat kecukupan gizi ibu hamil (Pujiati, 2001). 2. Umur

Ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, yaitu 74,1% menderita anemia dan ibu 9 hamil yang berumur 20 – 35 tahun, yaitu 50,5% menderita anemia. Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil, karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, beresiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia (Amiruddin, 2007).

3. Paritas

(20)

(paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia (Herlia, 2006).

4. Kurang Energi Kronis (KEK)

Terdapat sekitar dua juta ibu hamil menderita kekurangan gizi. Timbulnya masalah gizi pada ibu hamil, seperti kejadian KEK, tidak terlepas dari keadaan sosial, ekonomi, dan bio sosial dari ibu hamil dan keluarganya seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, konsumsi pangan, umur, paritas, dan sebagainya. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk mengetahui risiko Kurang Energi Kronis (KEK) Wanita Usia Subur (WUS). Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dapat digunakan untuk tujuan penapisan status gizi Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu hamil KEK adalah ibu hamil yang mempunyai ukuran LILA kurang dari 23.5 cm. Ibu hamil yang mengalami KEK memiliki risiko untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

5. Pengetahuan

Merupakan salah satu faktor yang menstimulasi atau merangsang terhadap terwujudnya sebuah perilaku kesehatan. Apabila ibu hamil mengetahui dan memahami akibat dan cara mencegah anemia, maka ibu hamil tersebut akan mempunyai perilaku kesehatan yang baik dengan harapan dapat terhindar dari berbagai akibat atau risiko dari terjadinya anemia kehamilan. Perilaku kesehatan yang demikian berpengaruh terhadap penurunan kejadian anemia pada ibu hamil. Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pegalaman yang berasal dari berbagai sumber, misalnya media masa, media elektronik, buku petunjuk kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya (Istiarti, 2000).

(21)

sehari. Jumlah sebanyak itu tidak mungkin tercukupi hanya melalui makanan, apalagi jika didukung dengan pengetahuan ibu hamil yang kurang terhadap peningkatan kebutuhan zat besi (Fe) selama hamil, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil. Ibu hamil dengan pengetahuan tentang zat besi (Fe) yang rendah akan mempengaruhi konsumsi tablet (Fe) dan juga pemilihan makanan dengan sumber (Fe) yang rendah. Sebaliknya ibu dengan pengetahuan konsumsi tablet (Fe) yang baik akan memiliki pola makan yang baik pula dalam pemenuhan zat besi (Arisman, 2004).

6. Riwayat Kesehatan

Riwayat kesehatan dan penggunaan obat membantu dokter dalam penyiapan gizi khusus. Wanita berpenyakit kronis memerlukan bukan hanya zat besi untuk mengatasi penyakitnya, tetapi juga untuk kehamilannya yang sedang ia jalani (Arisman, 2004).

7. Infeksi dan Penyakit

(22)

kekurangan banyak cairan tubuh serta zat gizi lainnya (Bahar, 2006). Penyakit yang diderita ibu hamil sangat menentukan kualitas janin danbayi yang akan dilahirkan. Penyakit ibu yang berupa penyakit menular dapat mempengaruhi kesehatan janin apabila plasenta rusak oleh bakteri atau virus penyebab penyakit. Sekalipun janin tidak langsung menderita penyakit, namun demam yang menyertai penyakit infeksi sudah cukup untuk menyebabkan keguguran. Penyakit menular yang disebabkan virus dapat menimbulkan cacat pada janin sedangkan penyakit tidak menular dapat menimbulkan komplikasi kehamilan dan meningkatkan kematian janin 30% (Bahar, 2006).

8. Jarak Kehamilan

Proporsi kematian terbanyak terjadi pada ibu dengan prioritas 1 – 3 anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan ternyata jarak kurang dari 2 tahun menunjukan proporsi kematian maternal lebih banyak. Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya. Pada ibu hamil dengan jarak yang terlalu dekat berisiko terjadi anemia dalam kehamilan. Karena cadangan zat besi ibu hamil belum pulih. Akhirnya berkurang untuk keperluan janin yang dikandungnya. (Amirudin, 2007).

9. Kunjungan Antenatal Care

Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan

(23)

10.Pola Konsumsi Tablet Fe

Pada trimester ke 2 dan ke 3, faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya anemia kehamilan adalah konsumsi tablet besi (Fe) dan kadar hemoglobin pada trimester sebelumnya. Konsumsi tablet besi (Fe) sangat berpengaruh terhadap terjadinya anemia khususnya pada trimester II, trimester III, dan masa nifas. Hal ini disebabkan kebutuhan zat besi pada masa ini lebih besar dibandingkan trimester I dan menunjukkan pentingnya pemberian tablet besi (Fe) untuk mencegah terjadinya anemia pada kehamilan dan nifas (Notobroto, 2003). Defisiensi makanan atau kekurangan gizi dan perhatian yang kurang terhadap gizi ibu hamil merupakan predisposisi terjadinya anemia defisiensi pada ibu hamil di Indonesia (Saifuddin, 2006). Penyebab anemia gizi besi dikarenakan kurang masuknya unsur besi dalam makanan, karena gangguan reabsorbsi, gangguan pencernaan, atau terlampau banyaknya besi keluar, misalnya perdarahan. Sementara itu kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah sebesar 200-300%. Perkiraan jumlah zat besi yang diperlukan selama hamil 1040 mg. Sebanyak 300 mg Fe ditransfer ke janin dengan rincian 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah, dan 200 mg hilang ketika melahirkan. Kebutuhan Fe selama kehamilan trimester I relatif sedikit, yaitu 0,8 mg sehari yang kemudian meningkat tajam selama trimester IIIyaitu, 6,3 mg sehari. Jumlah sebanyak itu tidak mungkin tercukupi hanya melaluimakanan (Arisman, 2004).

2.1.5Dampak Anemia Ibu Hamil

Akibat yang akan terjadi pada anemia kehamilan, adalah :

a. Hamil muda (trimester pertama) : abortus, missed abortion, dan kelainan kongenital.

(24)

sampai kematian, berat badan lahir rendah (BBLR), gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah, dekompensati okordis kematian ibu.

c. Saat inpartu : gangguan his primer dan sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah, gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif.

Pengaruh anemia dalam kehamilan :

a. Pengaruh pada ibu hamil baik dalam masa kehamilan, persalinan dan pascapersalinan : abortus, partus prematur, partus lama, perdarahan post partus, infeksi, anemia, dll.

b. Pengaruh terhadap janin : kematian janin, kematian perinatal, prematur, cacat bawaan, cadangan Fe bayi kurang.

(Purwitasari, 2009) 2.1.6Pencegahan Anemia Ibu Hamil

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe dosis rendah 30 mg pada trimester III ibu hamil non anemik Hb ≥ 11 gr/dl, sedangkan untuk keadaan hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen sulfat 325 mg 1-2 kali sehari. Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Selain itu, bisa juga diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari (Budiarti, 2009).

(25)

Penderita anemia ringan sebaiknya tidak menggunakan suplemen zat besi. Lebih cepat bila mengupayakan perbaikan menu makanan. Misalnya dengan konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti telur, susu, hati, ikan, daging, kacang – kacangan (tahu, oncom, kedelai, kacang hijau, sayuran berwarna hijau, sayuran berwarna hijau tua (kangkung, bayam) dan buah – buahan (jeruk, jambu biji dan pisang). Selain itu dibiasakan pula menambahkan substansi yang mendahulukan penyerapan zat besi, seperti vitamin C, air jeruk, daging ayam, dan ikan. Sebaliknya substansi penghambat penyerapan zat besi, seperti teh dan kopi patut dihindari.

2.1.7Pengendalian Anemia Ibu Hamil

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe dosis rendah 30 mg pada trimester III ibu hamil non anemic Hb ≥ 11 gr/dl, sedangkan untuk hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen sulfat 325 mg 1-2 kali sehari. Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari (Budiarti, 2009).

Kepandaian dalam mengatur pola makan dengan mengkombinasikan menu makanan serta mengkonsumsi buah dan sayur yang mengandung vitamin C pada waktu makan bisa membuat tubuh terhindar dari anemia. Menghindari makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi, yaitu kopi dan teh. 1) Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran warna hijau, kacang – kacangan, protein hewani, terutama hati. 2) Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk, tomat, mangga dan lain – lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi (Mei, 2009).

(26)

mengandung kaya akan zat besi di imbangi dengan makanan yang dapat membantu penyerapan zat besi, yaitu yang mengandung vitamin C seperti jeruk, tomat, mangga, dan jambu. Sebab kandungan asam askorbat dalam vitamin C tersebut dapat meningkatkan penyerapan zat besi.

2.1.8Epidemiologi Anemia Ibu Hamil

Menurut WHO (2008), secara global prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41,8 %. Data World Health Organization (WHO) 2010, 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan di sebabkan oleh defisiensi besi dan pendarahan akut, bahkan jarak keduanya saling berinteraksi. Anemia dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang utama di negara berkembang dengan tingkat morbiditas tinggi pada ibu hamil. Rata-rata kehamilan yang disebabkan karena anemia di Asia diperkirakan sebesar 72,6%. Tingginya pravalensinya anemia pada ibu hamil merupakan masalah yang tengah dihadapi pemerintah Indonesia (Adawiyani, 2013). Data survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2010 menyebutkan bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sebesar 220 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh dari target Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2014 sebesar 118 per 100.000 kelahiran hidup dan target Milenium Develpomen Goals (MDG’s) sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2015 (Kemenkes RI, 2011).

(27)

Tengah adalah 57,7%, angka ini lebih tinggi dari angka nasional yakni 50,9%. Dimana anemia tertinggi terjadi di Kabupaten Sukoharjo 82,4% (Dinkes Prov Jateng, 2009).

2.2Kerangka Teori Faktor Dasar :

- Sosial Ekonomi

Faktor Langsung :

- Infeksi dan Penyakit

- Kurang Energi Kronis (KEK) Faktor Tidak Langsung :

- Kunjungan Antenatal Care (ANC)

- Paritas

- Jarak Kehamilan - Riwayat Kesehatan

Anemia Ibu Hamil -Pengetahuan

-Umur

-Pola Konsumsi Tablet FE

Keterangan :

(28)

Bab III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Hipotesis

Hipotesis ialah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006).

Hipotesis dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga yaitu :

1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan kejadian penyakit tidak menular anemia pada ibu hamil.

2. Ada hubungan antara umur ibu hamil dengan kejadian penyakit tidak menular anemia pada ibu hamil.

3. Ada hubungan antara konsumsi tablet oleh ibu hamil dengan kejadian penyakit tidak menular anemia pada ibu hamil.

3.3 Jenis dan Desain Studi

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai analitik. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian case control yaitu survei analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari dengan menggunkan Variabel Bebas :

- Pengetahuan ibu hamil tentang konsumsi zat besi

- Kehamilan ibu di usia <20 dan >35 tahun - Konsumsi tablet Fe oleh

Ibu hamil

(29)

pendekatan retrospective (Notoatmojo, 2005), atau den gan membandingkan antara sekelompok orang yang menderita penyakit (kasus) dengan sekelompok lainnya yang tidak menderita penyakit (kontrol), Kemudian dicari faktor penyebab timbulnya penyakit tersebut.

Dalam penelitian ini kelompok kasus, yakni responden yang menderita anemia yang telah ditetapkan oleh tenaga medis di wilayah kerja Puskesmas Ngesrep, Kelurahan Ngesrep dan Kelurahan Sumurboto. Sedangkan kelompok control, yakni tetangga penderita yang tidak menderita anemia serta memiliki kesamaan karakteristik usia kehamilan, wilayah tempat tinggal dengan kelompok kasus.

3.4 Populasi dan Sampel a. Populasi

Umumunya, Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Sabar R. 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan Hb darah dan menderita anemia di Puskesmas Ngesrep, Kelurahan Ngesrep dan Sumurboto Tahun 2015 sebanyak 19 orang. Sedangkan populasi control adalah ibu hamil yang tidak menderita anemia serta memiliki kesamaan karakteristik usia kehamilan, dan wilayah tempat tinggal dengan populasi kasus.

b. Sampel

(30)

3.5 Variabel yang Diukur 3.5.1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu (Soekidjo N., 2005). Dalam penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor – faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian anemia yaitu : pengetahuan, umur dan pola konsumsi zat besi.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Ngesrep Tahun 2015.

3.5.2 Definisi Operasional Variabel

a. Variabel terikat, yaitu kejadian anemia pada ibu hamil

Kejadian anemia ibu hamil adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin (Hb) dalam darah ibu hamil kurang dari 11 gr/dl yang diukur dengan menggunakan metode cyan-methemoglobin yang telah ditetapkan oleh tenaga medis.

Kejadian Anemia menurut WHO dikategorikan menjadi :

1. Anemia : Jika Hb kurang atau sama dengan 11 g/dL 2. Tidak anemia : Jika Hb lebih dari 11 g/dL

Cara Ukur : Wawancara Alat Ukur : Kwesioner

(31)

b. Variabel bebas, yaitu faktor yang mempengaruhi anemia kehamilan, yaitu :

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dari ibu hamil setelah melakukan penginderaan terhadap perihal anemia yang diukur berdasarkan kemampuan ibu hamil dalam menjawab berbagai pertanyaan tentang anemia, makanan sumber zat besi, dan tablet tambah darah yang dinyatakan dalam skor pengetahuan. Analisis dengan menggunakan metode kuantitatif dilakukan dengan melakukan pengolahan data dari kuesioner yang telah disusun. Teknik analisis data yang digunakan merupakan langkah dalam menjawab rumusan masalah dalam penelitian. Data dari kuesioner yang diperoleh kemudian dianalisis dengan beberapa teknik, yaitu:

 Mencari Mean

Mean merupakan rata-rata matematik yang harus dihitung dengan cara tertentu dan dapat sebagai jumlah semua angka dibagi banyaknya angka yang dijumlahkan. Untuk mencari mean menggunakan rumus :

Keterangan : M = Mean

(32)

 Mencari Deviasi Rata-Rata

Rumus Standar deviasi yang digunakan pada penelitian ini adalah :

a.Varians :

SD = b. Deviasi Standar :

SD = Keterangan :

X : Skor Respon N : Jumlah Respon

M : Rata-rata skor kelompok

SD : Standar deviasi skor kelompok  Menentukan Kategorisasi

Kategorisasi dilakukan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok - kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Pada penelitian ini penentuan kategorisasi yang digunakan sebagai berikut (Azwar, 2009)

a. Tinggi = X ≥(M + 1,0 SD)

b. Sedang = (M-1,0 SD) ≥ X < (M+1,0 SD) c. Rendah = X ≤ (M – 1,0 SD)

2. Umur

(33)

1. Risiko Anemia Kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun

2. Tidak Risiko Anemia 20 tahun sampai 35 tahun

3. Pola Konsumsi Zat Besi (Tablet Tambah Darah)

Kegiatan mengkonsumsi zat tambah darah yang dilakukan oleh ibu hamil.

a. Ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet tambah darah b. Ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah 3.6 Sumber Data

Sumber data yang diperoleh terdiri dari : a. Data Primer

Data primer adalah sumber – sumber dasar yang terdiri dari bukti – bukti atau saksi dari kejadian obyek yang diteliti dan juga gejala yang terjadi di lapangan (Sumantri, 2011). Dimana, data primer diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui kuesioner oleh responden.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah tersedia di lapangan, selain itu dikaitkan dengan sumber selain dokumen langsung yang menjelaskan tentang suatu gejala (Arif S., 2011). Dimana, data sekunder didapatkan dari Puskesmas Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.

3.7 Instrumen

(34)

3.8 Pengelolaan Data 1. Pengelolaan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto S., 2006 adalah :

a. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap.

b. Coding

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap – tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya

c. Skoring

Skoring adalah kegiatan memberi angka berdasarkan jawaban-jawaban dari kuesioner yang telah diisi oleh responden.

d. Entri Data

Merupakan kegiatan memasukan data ke dalam alat bantu untuk menganalisis, yaitu computer.

e. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode kemudian dimasukkan ke dalam table.

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisa ini dilakukan pada masing-masing variabel. Hasil ini berupa distribusi dan persentase setiap variabel.

(35)

Analisa ini digunakan untuk menghubungkan antara variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik yang digunakan yaitu uji chi-square.

3.9 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. Proses penelitian dilaksanakan dengan menyesuaikan jadwal yang telah disusun. Berikut adalah susunan jadwal penelitian :

No Uraian Kegiatan

Bulan / Minggu ke Oktober November 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pembuatan proposal

2

Pengambilan data

(36)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep

Puskesmas Ngesrep terletak di Kecamatan Banyumanik dan memiliki wilayah kerja di 3 kelurahan yang meliputi Sumurboto, Tinjomoyo dan Ngesrep. Puskesmas Ngesrep merupakan kesatuan organisasi kesehatan fungsional dan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga berfungsi memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk beberapa kegiatan pokok perawatan kesehatan.

Jumlah penduduk yang ada di Kelurahan Ngesrep pada bulan Maret 2014 adalah 14.508 orang yang terdiri dari 7.325 penduduk laki-laki dan 7.183 penduduk perempuan.

4.2 Hasil Penelitian

Tabel 4. 1 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Menurut Umur Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Januari – Oktober 2015 Variabel Mean

Median Mode

Simpangan Deviasi (SD)

Min-Mak

Umur

26.95 26.00 23

3.756 17-36

(37)

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Menurut Pendidikan Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Januari - Oktober 2015

Pendidikan n % SMA sebasar 28.9%, Diploma sebesar 28.9%, Sarjana 7.9 %

Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Menurut Pekerjaan Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Januari - Oktober 2015

Pekerjaan n % Pegawai swasta sebesar 10.5%, pegawai negeri sebesar 5.3%.

Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Menurut Gravida Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Januari – Oktober 2015

(38)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa karakteristik ibu hamil menurut gravida pertama sebanyak 34.2%, kedua sebanyak 47.4 %, ketiga sebanyak 15.8%, dan lebih dari ketiga sebanyak 2.6%

Tabel 4.5 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Menurut Kejadian Anemia Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Januari – Oktober 2015

Kejadian Anemia n %

Anemia (Hb < 11 gr%) 19 50

Tidak Anemia (Hb≥11 gr%) 19 50

Total 38 100

Pada tabel 4.5 di atas, menunjukan bahawa distribusi ibu hamil anemia (Hb<11gr%) sebesar 50% dan ibu hamil tidak anemia (Hb ≥11 gr%) sebesar 50%.

Tabel 4.6 Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Januari – Oktober 2015

(39)

dengan pengetahuan rendah berisiko terkena anemia 8,125 kali dibandingkan dengan ibu hamil yang berpengatuan sedang dan tinggi.

Tabel 4.7 Hubungan Umur dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Januari – Oktober 2015

Umur 0.486 (p> a (0,05), sehingga dapat ditarik kesimpulan tidak terdapat hubungan antara umur ibu hamil dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Ngesrep pada Januari – Oktober 2015.

Tabel 4.8 Hubungan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Ibu Hamil Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Januari – Oktober 2015

(40)

25 ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe saat kehamilan terdapat 32% ibu hamil menderita anemia dan terdapat 68% ibu hamil tidak menderita anemia. Setelah dilakukan uji statistic chi square hasil analisa menunjukan p value = 0.002 (p<α (0,05) sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe saat kehamilan dengan kejadian anemia di wilayah kerja Puskesmas Ngesrep pada Januari – Oktober 2015. Analisis lebih lanjut diperoleh nilai OR = 11.688 (95%Cl = 2.082 <OR< 65.606), artinya ibu hamil yang tidak mengonsumsi tablet Fe berisiko 11.688 kali menderita anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang mengonsumsi tablet Fe.

4.3 Pembahasan

1. Karakteristik Ibu Hamil

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Ngesrep pada bulan Januari – Oktober 2015 dan telah melakukan pemeriksan Hb (Hemoglobin) dengan tenaga medis dan didiagnosa menderita anemia (Hb< 11gr%). Ibu hamil yang menderita anemia maka oleh petugas puskesmas akan diarahkan langsung ke unit pelayanan gizi untuk mendapatkan pengarahan tentang anemia oleh petugas. Bila ibu hamil belum mendapatkan tablet Fe, maka petugas akan memberikan tablet zat besi dan vitamin C tiga kali satu tablet per hari (3x1) atau tergantung persedian obatnya.

(41)

menurut trimester. Trisemester I yaitu usia kehamilan 1–12 minggu, trimester II usia kehamilan 13-28 minggu dan trimester III usia kehamilan minggu ke 29 hingga kelahiran.

Pada penelitian ini, umur Ibu hamil menderita anemia berkisar antara 17-36 tahun, dengan rerata 26.58 tahun. Sedangkan umur ibu hamil bukan penderita anemia berkisar antara 23-32 tahun dengan rerata 27.32 tahun. Proporsi umur terbanyak responden adalah umur 23 dan 26 tahun masing masing sebanyak 15.8%.

Sedangkan proporsi tingkat pendidikan ibu hamil yang menderita anemia paling banyak adalah SMP yaitu sebanyak 7 jiwa (36.8%). Sedangkan proporsi tingkat pendidikan bukan penderita paling banyak adalah Diploma yaitu sebanyak 9 jiwa (47.4%). Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi terhadap pengetahuan seseorang tentang anemia dan hal-hal yang mempengaruhi tentang anemia, sehingga dengan pengetahuan yang cukup maka seseorang akan mencoba mempenyai prilaku pencegahan terhadap anemia. Pendidikan ibu juga meningkatkan kesadaran ibu untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dalam rangka memantau kesehatan kehamilannya. Hal ini dapat mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil. Sesuai dengan pendapat dari hasbullah (2008) menyebutkan pendidikan akan mengembangkan pengetahuan kearah yang lebih baik khususnya di bidang kesehatan. Disamping itu pendidikan juga akan mempengaruhi terhadap jenis pekerjaan seseorang.

(42)

2. Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Berdasarkan uji bivariat didapatkan bahwa variable pengetahuan memiliki hubungan dengan kejadian Anemia pada ibu hamil. Odds ratio menunjukan ibu hamil dengan pengetahuan rendah berisiko 8.125 kali menderita anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang berpengetahuan tinggi. Uji tingkat pengetahuan ibu hamil meliputi tentang pengertian anemia, penyebab anemia, makanan sumber zat besi, dan tablet tambah darah. Ada kecendrungan bahwa ibu hamil yang berpendidikan dasar lebih banyak yang mengalami anemia dibandingkan ibu hamil yang berpendidikan menengah dan ibu hamil yang berpendidikan menengah lebih banyak mengalami anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang berpendidikan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan ibu hamil maka semakin sedikit jumlah ibu hamil yang menderita anemia. Ibu hamil yang berpendidikan tinggi mampu berperilaku baik untuk mencegah terjadinya anemia saat hamil dibanding ibu hamil yang berpendidikan dasar. Melalui pendidikan, setiap ibu hamil dapat melatih daya pikir sehingga memudahkan dalam memecahkan masalah dan menghadapi kondisi anemia

(43)

pendidikan itu sendiri amat diperlukan seseorang tanggap adanya masalah defisiensi zat besi (Fe) pada ibu hamil dan bisa mengambil tindakan secepatnya (Kodyat, 1993).

3. Hubungan Umur dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil

Berdasarkan uji bivariat didapatkan bahwa variable umur tidak memiliki hubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep tahun 2015. Tidak ada hubungan antara umur ibu hamil dengan kejadian anemia, hal ini disebabkan bahwa umur bukan satu-satunya faktor penyebab anemia melainkan ada faktor lain yaitu faktor dasar (sosial ekonomi, pengetahuan, pendidikan dan budaya) dan faktor langsung (pola konsumsi tablet Fe, penyakit infeksi dan perdarahan) (Istiarti, 2000).

Menurut Amiruddin dalam Yaze, 2014, ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu 74.1% menderita anemia dan ibu hamil yang berumur 20 – 35 tahun yaitu 50.5% menderita anemia. Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil, karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, berisiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia.

Menurut Wibowo dan Basuki (2006) usia seorang ibu berkaitan dengan perkembangan alat-alat reproduksinya. usia reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20 sampai 35 tahun. kehamilan kurang dari 20 tahun secara biologi belum optimal emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya, sedangkan kehamilan pada usia >35 tahun menderita dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit.

(44)

ibu dan anak masih sangat tinggi bila umur wanita tersebut kurang dari 20 tahun.

4. Hubungan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil

Berdasarkan uji bivariat didapatkan bahwa variable konsumsi tablet Fe memiliki hubungan dengan kejadian Anemia pada ibu hamil. Selain itu, berdasarkan odd ratio ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe memiliki resiko 11.688 kali terkena anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang patuh mengonsumsi tablet Fe di wilayah kerja Puskesmas Ngesrep. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dibuat oleh Sari Mutiara pada tahun 2012 mengenai Hubungan Konsumsi Tablet Zat Besi (Fe) dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pulo Brayan Kota Medan, bahwa ketidakteraturan dalam mengonsumsi tablet Fe dapat menyebabkan kejadian anemia. Ibu yang tidak patuh mengonsumsi tablet Fe dapat dipengaruhi oleh efek samping yang kurang nyaman yang dirasakan oleh ibu ketika mengonsumsi tablet Fe, seperti mual, muntah, dan nyeri ulu hati. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arifin (2008) bahwa suplemen oral zat besi dapat menyebabkan mual, muntah, keram lambung, nyeri ulu hati dan konstipasi. Namun, derajat mual yang ditimbulkan oleh setiap preparat tergantung pada jumlah elemen zat besi yang diserap. Takaran zat besi diatas 60 mg dapat menimbulkan efek samping yang tidak bisa diterima pada ibu hamil sehingga terjadi ketidakpatuhan dalam pemakaian obat.

(45)
(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut :

1. Karakteristik

2. Tidak ada hubungan antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil, dengan nilai p value 0,486 (p> a(0,05). Semua Ibu hamil yang berumur (<20 dan > 30 tahun) menderita anemia, ibu hamil yang berumur 20-35 tahun dan mengalami anemia sebanyak 47,2% dan tidak mengalami anemia sebanyak 52,8%.

3. Terdapat hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p value 0,003 (p< a(0,05) dan OR = 8,125. Presentase ibu hamil dengan pegetahuan rendah terdapat 76,5% yang mengalami anemia dan 23,5% tidak mengalami anemia, pengetahuan sedang, tinggi terdapat 28,6% mengalami anemia dan 71,4% tidak mengalami anemia.

4. Terdapat hubungan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p value 0,002 (p< a(0,05) dan OR = 11,688. Presentase ibu hamil yang mengonsumsi tablet Fe terdapat 32% yang mengalami anemia dan 68% yang tidak mengalami anemia, sedangkan yang tidak mengonsumsi tablet Fe terdapat 84,6% yang mengalami anemia dan 15,% yang tidak mengalami anemia.

5.2Saran

(47)

2. Diharapkan kepada pihak Puskesmas agar dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu hamil terkait anemia defisiensi besi ibu hamil dengan cara melakukan penyuluhan secara rutin .

3. Diharapkan kepada petugas kesehatan/Bidan agar dapat menberikan informasi yang lebih mengarah mengenai tata cara dalam mengkonsumsi tablet Fe dan waktu yang tepat untuk mengonsumsinya. Disamping itu membangun ikatan yang bersifat sinergis dengan pihak keluarga untuk memantau dan mendukung ibu hamil untuk teratur mengkonsumsi tablet Fe.

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Achadiat, Dr. Chrisdiono M, Sp.OG. 2004. Prosedur Tetap Obstetri & Ginekologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Amiruddin. 2007. Asupan Gizi Pada Ibu Hamil. [Online]. Tersedia : http: www.scribd.com/doc/47810533/makalah-anemia-bumil. (30 September 2015, 19:37)

Antoni, Condra. 2012. Yogyakarta : Wacana Ruang. Penerbit Andi

Ayudhitya, Dhiana, dkk. 2013. Cara Ampun Deteksi Penyakit Sebelum Periksa ke Dokter. Jakarta: Penebar Plus

Bagus, Ida. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Biladi, Bilqis. 2014. Memaha mi dan Menjelaskan Eritropoesis. [Online]. Tersedia : https://www.academia.edu/9012400/Memahami_dan_Menjelaskan_Eritropoe sis. (28 Oktober 2015, 17:10)

BKKBN. 2006. Buku Saku Bagi Petugas Lapangan Program KB Nasional Materi Konseling. Jakarta : BKKBN

Budiarti, Milani. 2009. Jurnal KTI Hubungan pengetahuan Ibu hamil Trimester III tentang zat besi dengan kejadian anemia di Puskesmas Mangkang

Kota Semarang

Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga

(49)

http://www.penyakitmenular.info/def_menu.asp?menuID=17&menuType=1& SubID=1&DetId=518. (28 Oktober 2015, 17:52)

Departemen Kesehatan RI. Buku Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Semarang.

[Online]. Tersedia :

http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVIN SI_2012/13_Profil_Kes.Prov.JawaTengah_2012.pdf. (1 Oktober 2015, 20.34) Dinas Kesehatan Kota (DKK) tahun 2011 Kota Semarang

Djojodibroto, Dr. R. Darmanto. 2001. Seluk Beluk Pemeriksaan Kesehatan. Jakarta : Penerbit Yayasan Obor Indonesia

Fuaddy, Mardhatillah. 2009. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia Defisiensi Besi terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi. Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Gibson, John. Fisiologi & Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta: EGC

Handayani, Wiwik dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika

Helen, Varney. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Volume 2. Jakarta: EGC Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan

Kebidanan. Jakarta : Penerbit Salemba Medika

H., Riwidikdo. 2010. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia

Ika Putri Damayanti, dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komprehensif pada

Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta : Deepublish

Innayah, Luthfiatul. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Kecamatan Kalideres Jakarta

Barat tahun 2013. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu

(50)

http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-736-BABI.pdf. (28 Oktober 2015, 16:09)

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kartamihardja, Emmy. Anemia Defisiensi Besi. Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Lee, Rae Lynne. 2004. Iron Deficiency Anemia. [Online]. Tersedia : http://www.cdph.ca.gov. (30 September 2015, 19:57)

Manuaba, I. B. G. 2001. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC

Manuaba, Prof. dr. Ida Bagus Gde, Sp.OG. 2004. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri & Ginekologi Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Manuaba, dr. Ida Ayu Chandranita, Sp. OG dkk. 2009. Memahami Kesehatan

Reproduksi Wanita Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Manuaba, I.B.G., I.A. Chandranita Manuaba, dan I.B.G. FajarManuaba. 2007.

Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC

Maryunani, A, dkk. 2012.Asuhan Kega wat Daruratan dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media

Murti, Bhisma. 2010. Riwayat Alamiah Penyakit : Bab 4. [Online]. Tersedia : fk.uns.ac.id/index.php/download/file/14. (30 September 2015, 20:13)

Nurhidayati, Rohmah. 2013. Analisis Faktor Terjadinya Anemia Pada Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo. Fakultas Ilmu

Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta

(51)

O., Nova. 2015. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta : Deepublish. Oxorn, Harry. 2010. Ilmu Kebidanan: Patofisologi & Fisiologi Persalinan.

Yogyakarta: ANDI Yogyakarta

Prnadhibrata, Made. Upaya Pencegahan Anemi Gizi Pada Ibu Hamil. Jurusan Ilmu Gizi Poltekes. Denpasar

Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2009

Proverawati, Kusumawati. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika

Purbadewi, Lindung. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia

Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Program Studi Ilmu Gizi

Universitas Respati Yogyakarta 2 Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang

Rencana Strategis Pembangunan Kesehatan di Bidang Gizi dan KIA. [Online]. Tersedia : http://file.persagi.org/share/Dirjen%20GIKIA.pdf. (1 Oktober 2015, 20.30)

Rutoto, Sabar. 2007. Pengantar Metedologi Penelitian. FKIP : Universitas Muria Kudus

Sinsin, I. 2008. Seri Kesehatan Ibu da n Anak, Masa Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: PT Gramedia

S., Arif. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Kencana

S., Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Ed. Revisi VI, Jakarta : PT. Rineka Cipta

(52)

S., Sudigdo. 2011. Dasa r Dasa r Metodologi Penelitian Klinis. Ed. 4. Jakarta : Sagung Setio

Sastrawinata, Sulaiman. 2003. Obstetri Patologi. Jakarta: EGC

Sastrawinata, Sulaiman, dkk. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi : ObstetriPatologi. Jakarta : EGC

Smeltzer, S. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth.Volume 2 Edisi 8. Jakarta : EGC

Syafrudin. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC

Taber, Ben-zion. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Triana, Ani, dkk. 2015. Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Yogyakarta : Deepublish

Universitas Sumatera Utara. [Online]. Tersedia : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30073/4/Chapter%20II.pdf. (28 Oktober 2015, 16:15)

Uliyah, Musrifatul dkk. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Yaze, Igus Ulfa. 2014. Hubungan Antara Jarak Kehamilan dan Status Gizi dengan Anemia pada Ibu Hamil di Bidan Praktek Swasta Nyonya Dessy Jalan Slamet

Riyadi IV Pahoman Bandar Lampung. Skripsi Pendidikan Dokter Fakultas

(53)

LAMPIRAN I

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS NGESREP KECAMATAN BANYUMANIK SEMARANG TAHUN 2015

No. Responden :………

*Diisi oleh peneliti 1. Data Responden

1. Nama :

2. Alamat :

3. Umur : ………Tahun

4. Pendidkan ibu : 1. Tidak tamat SD/Tidak sekolah

2.SD

3. SMP

4. SMA

5. Diploma

6. Sarjana

5. Pekerjaan ibu : 1.Ibu rumah tangga

2. Wiraswasta

3. Pegawai swasta

4. Pegawai negeri

6. Gravida : 1. Pertama

2. Kedua

3. Ketiga

(54)

2. Pengetahuan ibu hamil A. Pengertian Anemia

1. Menurut ibu apakah yang disebut dengan anemia……….. a. Kekurangan darah

b. Darah rendah

c. Kelebihan darah merah

2. Ibu hamil dikatakan anemia, apabila cek darah ke labor dengan hasil pemeriksaan….

a. Hb kurang dari 11 gr% b. Hb 13 gr %

c. Hb lebih dari 12 gr %

3. Anemia dalam kehamilan disebut juga dengan anemia kekurangan ….. a. Protein

b. Zat besi c. lemak

4. Standar penggolongan Anemia (kurang darah) pada ibu hamil adalah…. a. Anemia ringan,sedang, berat

b. Anemia ringan dan berat c. Anemia berat saja B.Penyebab Anemia

5. Kurangnya mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dapat mengakibatkan…..

a. Kegemukan

b. Anemia (kekurangan darah) c. Tekanan darah tinggi

6. Kebutuhan zat besi lebih meningkat atau lebih banyak dibutuhkan oleh………..

(55)

7. Menurut ibu anemia kekurangan zat besi disebabkan karena berkurangnya….. a. Cadangan karbohidrat dalam tubuh

b. Cadangan lemak dalam tubuh c. Cadangan besi dalam tubuh

8. Salah satu faktor penghambat penyerapan zat besi yang mengakibatkan terjadi anemia defisiensi besi adalah…

a. Kebiasaan ibu makan besamaan dengan air teh dan kopi b. Kebiasaan ibu makan bersamaan dengan air putih c. Kebiasaan ibu makan dengan pisang dan pepaya C.Makanan Sumber Zat besi

9. Anemia zat besi pada ibu hamil dapat di cegah dengan banyak mengkonsumsi a. Makanan yang berlemak seperti coklat

b. Makanan sumber zat besi, seperti daging sapi, hati ayam c. Makanan yang lunak. Seperti bubur

10. Dibawah ini yang merupakan makanan sumber zat besi atau makanan penambah darah yang berasal dari hewani adalah …..

a. Ikan dan nasi b. Tahu dan tempe

c. Hati ayam dan daging sapi

11. Dibawah ini yang merupakan makanan sumber zat besi atau makanan penambah darah yang berasal dari nabati adalah………

a. Kankung dan bayam b. Tahu dan tempe c. Ikan dan nasi

12. Vitamin yang sangat berperan dalam meningkatkatkan zat besi adalah ….. a. Vitamin A

(56)

13. Vitamin C merupakan zat gizi yang sangat berperan dalam meningkatkan penyerapan …..

a. Karbohidrat b. Lemak c. Zat Besi

D.Tablet Tambah Darah (TTD)

14. Selain makanan, ibu hamil membutuhkan tambahan zat besi. Menurut ibu sumber zat besi dapat berupa…

a. Tablet tambah darah b. Kalsium

c. Vitamin A

15. Salah satu efek samping dari memgkonsumsi tablet tambah darah yaitu… a. Pada saat buang air besar kotoran ibu berwarna hitam

b. Berat badan ibu bertambah c. Berat badan ibu berkurang

16. Tablet tambah darah yang dibutuhkan selama kehamilan sebanyak…. a. 70 tablet

b. 80 tablet c. 90 tablet

17. Untuk tidak mengurangi manfaat Tablet tambah darah, sebaiknya diminum dengan...

a. Air putih b. Air kopi. c. Air teh

18. Setelah meminum tablet tambah darah akan lebih baik disertai makan buah-buahan seperti….

(57)

19. Untuk mengurangi gejala sampingan tablet tambah darah pada ibu hamil sebaiknya diminum pada saat…..

a. Setelah makan siang b. Setelah sarapan pagi c. Setelah makan malam

20. Dibawah ini yang merupakan gejala ringan mengkonsumsi Tablet tambah darah adalah ...

a. Berat badan ibu berkurang b. Tekanan darah tinggi

c. mual-mual dan susah buang air besar E.Konsumsi Tablet Besi (Fe)

1. Apakah ibu mengkonsumsi tablet tambah darah? a. Ya

b. Tidak (Lanjut Pertanyaan 5)

2. Pada umur kehamilan berapa ibu pertama kali mengkonsumsi tablet tambah darah? ………….bulan

3. Hingga sekarang sudah berapa kali (bungkus) ibu menerima tablet tambah darah? ………

4. Berapa lama ibu minum tablet tambah darah setiap hamil?... 5. Mengapa tidak mengkonsumsi tablet tambah darah?

a. Mual/muntah setelah meminum tablet tambah darah b. Baunya tidak enak

c. Rasanya tidak enak

d. Lainnya,………. F.Pengukuran

(58)
(59)
(60)
(61)
(62)

LAMPIRAN

ANALISIS DENGAN SPSS 17

Hubungan Umur dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Tahun 2015

Kat_Umur * Ket_Anemia Crosstabulation

Continuity Correctionb .528 1 .468

Likelihood Ratio 2.884 1 .089 .486 .243

Fisher's Exact Test .486 .243

Linear-by-Linear Association 2.056c 1 .152 .486 .243 .243

N of Valid Cases 38

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,00.

b. Computed only for a 2x2 table

c. The standardized statistic is 1,434.

(63)

Hubungan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia pada Ibu hamil Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Tahun 2015

Tablet_FE * Ket_Anemia Crosstabulation

Continuity Correctionb 7.483 1 .006

Likelihood Ratio 10.173 1 .001 .005 .003

Fisher's Exact Test .005 .003

Linear-by-Linear Association 9.222c 1 .002 .005 .003 .002

N of Valid Cases 38

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,50.

b. Computed only for a 2x2 table

c. The standardized statistic is 3,037.

(64)

Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Tahun 2015

Kat_pengetahuan * Ket_Anemia Crosstabulation

Ket_Anemia

Total Anemia Tidak Anemia

Kat_pengetahuan Rendah Count 13 4 17

Expected Count 8.5 8.5 17.0

% within Kat_pengetahuan 76.5% 23.5% 100.0%

Sedang, Tinggi Count 6 15 21

Expected Count 10.5 10.5 21.0

% within Kat_pengetahuan 28.6% 71.4% 100.0%

Total Count 19 19 38

Expected Count 19.0 19.0 38.0

% within Kat_pengetahuan 50.0% 50.0% 100.0%

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Tablet_FE

(Tidak / Ya)

11.688 2.082 65.605

For cohort Ket_Anemia =

Anemia

2.644 1.427 4.899

For cohort Ket_Anemia =

Tidak Anemia

.226 .061 .833

Gambar

Tabel 4. 1 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Menurut Umur Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Januari – Oktober 2015
Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Menurut Pendidikan Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Januari - Oktober 2015
Tabel 4.5 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Menurut Kejadian Anemia  Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Januari – Oktober 2015
Tabel 4.7 Hubungan Umur dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Januari – Oktober 2015

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran polisi kehutanan dalam menjaga kawasan hutan lindung kerusakan hutan lindung Balang Lajangnge khususnya penebangan pohon

Total Quality Management (TQM) digunakan untuk memaksimalkan adanya persaingan organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan

Hal ini menunjukan bahwa dengan adannya Total Quality Management yang senantiasa diterapkan oleh perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengukur kinerja dan

Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian meliputi identifikasi sejauh mana tingkat kepuasan kerja pegawai dan faktor-faktor pentingldominan apa saja yang menyebabkan kepuasan

Bagi calon penyedia barang/jasa yang belum mempunyai user ID dan password dapat memperolehnya dengan cara melakukan registrasi secara online pada website : lpse.bangka.go.id,

Berdasarkan hasil penelitian Sikap Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Jatiwates Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang tahun 2015,

Dibentuknya Dinas Perhubungan Kota Palembang tidak serta merta diikuti perubalian instasional, melainkan lahapan-tahapan instansional yakni berawal dari terbentuknya Dinas

Berdasarkan beberapa pelabuhan udara yang beroperasi hingga September 2016, frekuensi arus lalu lintas penumpang masih didominasi oleh pelabuhan udara Tjilik Riwut