Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan
terhadap
subyek pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperolehnya dalam satu tahun pajak
Dasar Hukum
Undang – undang :
UU RI No. 7 th. 1983 jo
UU RI No. 10 th. 1994 jo
UU RI No. 17 th. 2000
UU RI No. 36 th. 2008
Peraturan Pemerintah
Keputusan Menteri Keuangan
• Orang Pribadi
• Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan
menggantikan yang berhak
• Badan
• Bentuk Usaha Tetap
Berdasarkan letak Geografis, dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Subyek Pajak Dalam Negeri
Subyek Pajak Dalam Negeri
Orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk
bertempat tinggal di Indonesia.
Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia.
Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak
Subyek Pajak Luar Negeri
• Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia kurang dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan
• Badan yang tidak didirikan atau bertempat tinggal di Indonesia, yang:
Yang menjalankan usaha atau kegiatan melalui Bentuk Usaha Tetap, atau
1. Badan Perwakilan Negara Asing
2. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik & konsulat atau pejabat-pejabat lain dr Negara Asing
3. Organisasi Internasional yg ditetapkan dg Keputusan Menteri Keuangan dengan syarat :
Indonesia tidak menjadi anggota organisasi tersebut Tidak menjalankan usaha untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia selain pemberian
pinjaman kepada pemerintah yg dananya berasal dr iuran para anggota
Kewajiban Pajak Subyektif
Saat mulai dan berakhirnya Kewajiban Pajak Subyektif tersebut ditentukan sebagai berikut :
Jenis Subyek Pajak Dimulai Berakhir
Orang Pribadi – Dalam negeri -Saat dilahirkan
-Saat berada di Ind atau berniat tinggal di Ind
-Saat meninggal
-Saat meninggalkan Ind untuk selamanya
Badan – Dalam negeri Saat didirikan atau berkedudukan di Ind
Saat dibubarkan atau tidak lagi bertempat kedudukan di Ind
Luar Negeri – BUT Saat menjalankan usaha melalui BUT di Indonesia
Saat tdk lagi melakukan kegiatan melalui BUT di Ind
Luar Negeri – tidak melalui
BUT Saat menerima penghasilan dari Ind Saat tdk lagi menerima penghasilan di Indonesia
Warisan yang belum terbagi Saat timbulnya warisan yang belum
OBYEK
PAJAK PENGHASILAN
Penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak,
baik yang berasal dari Indonesia maupun dari
luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan
wajib pajak yang bersangkutan,
Dilihat dari mengalirnya (
inflow
) tambahan
kemampuan ekonomis kepada
subyek pajak, penghasilan dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Penghasilan yang berasal dari pekerjaan.
2. Penghasilan yang berasal dari usaha atau pekerjaan bebas 3. Penghasilan yang berasal dari Harta atau Modal
Termasuk Obyek Pajak
Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta
Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali dalam jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
Premi asuransi
Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari
anggotanya yang terdiri WP yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
Bantuan atau sumbangan
Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah
dalam garis keturunan lurus satu derajat dan badan
keagamaan,pendidikan dan sosial atau pengusaha
kecil termasuk koperasi yang ditetapkan Menteri
Keuangan
Warisan
Harta termasuk setoran tunai yang diterima badan
sebagai penyertaan modal
Pembayaran asuransi kepada orang pribadi
sehubungan dengan asuransi jiwa, kesehatan,
kecelakaan, dwiguna dan asuransi bea siswa
Dividen atau bagian laba yang diterima perseroan
terbatas sebagai WP DN, koperasi, BUMN/D dari
penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan
dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan
Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan
atau jasa yg diterima atau diperoleh dlm bentuk natura
atau kenikmatan dari WP/Pemerintah, kecuali yg diberikan
oleh bukan Wajib Pajak
Iuran yang diterima dana pension yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan
Penghasilan dari modal yang diterima dana pension (yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan) dalam
bidang-bidang tertentu yang ditetapkan Menteri Keuangan
Bagian laba yang diterima CV yang modalnya tidak terbagi
atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan
kongsi
Bunga obligasi yang diterima perusahaan reksa dana
selama 5 tahun pertama sejak pendiriannya
Penghasilan yang diterima perusahaan modal ventura
Pajak
Penghasilan
Yang
Terhutang
PENGHASILAN
Pengurang Penghasilan Bruto
Penghasilan Kena Pajak
Tarif Pajak
Pengurangan
Penghasilan Bruto
Beban yang mempunyai masa manfaat tidak
lebih 1 tahun
Beban yang mempunyai masa manfaat lebih
1 tahun
Melalui :
Penyusutan/Amortisasi
Pengeluaran yang tidak dapat dibebankan
Biaya Yang Diperkenankan :
Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan termasuk biaya pembelian bahan, gaji, upah, honorarium, bunga, sewa, royalty, biaya perjalanan, biaya pengolahan limbah, premi asuransi, biaya administrasi, dan pajak kecuali PPh
Penyusutan dan amortisasi
Iuran kepada Dana Pensiun yang pendiriannya disahkan oleh Menteri Keuangan
Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan
Kerugian dari selisih kurs mata uang asing
Biaya Penelitian, pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia
Biaya Bea Siswa, magang, dan pelatihan
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih, dengan syarat-syarat tertentu
Sisa kerugisn tahun-tahun yang lalu yang belum selesai diperhitungkan
Biaya yang Tidak Diperkenankan
Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen, dan pembagian Sisa Hasil Usaha Koperasi
Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan utk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu atau anggota
Pemupukan atau pembentukan dana cadangan, kecuali utk usaha tertentu Premi asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, asuransi dwiguna WP ybs
Penggantian/imbalan sehubungan dgn pekerjaan/jasa yg diberikan dalam bentuk natura atau Kenikmatan, kecuali penyediaan makan & minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian
atau imbalan dlm bentuk natura atau kenikmatan di daerah tertentu yg ditetapkan oleh Menteri Keuangan Jumlah yg melebihi kewajaran yg dibayarkan kpd pemegang saham atau kpd pihak yg mempunyai hubungan Istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yg dilakukan
Pajak Penghasilan
Harta yang dihibahkan dan warisan
KOMPENSASI KERUGIAN
Apabila penghasilan bruto Wajib Pajak Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap setelah dilakukan pengurangan-pengurangan sesuai pengeluaran yang diperkenankan ternyata didapat kerugian, maka kerugian tersebut dapat
dikompensasikan dengan penghasilan netto atau laba fiskal selama 5 (lima) tahun berturut-turut, dimulai sejak
TH PAJAK SUMBER L/R
FISKAL 1998 1999 2000
1998 SKPLB (1.100) 0 0 0
1999 SKPLB (300) (1.100) 0 0
2000 SKPLB (150) (1.100) (300) 0
2001 SPT 100 (1.000) (300) (150)
2002 SPT 200 (800) (300) (150)
2003 SPT 300 (500) (300) (150)
2004 SPT 400 0 0 (50)
2005 SPT 500 0 0 0
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
Untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak dari wajib pajak orang pribadi dalam negeri, penghasilan netonya dikurangi dengan jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
Besarnya penghasilan tidak kena pajak yang berlaku:
Th 2009 Th 2013
Untuk diri WP orang pribadi Rp. 15.840.000 Rp. 24.300.000
Tambahan utk WP yg kawin Rp. 1.320.000 Rp. 2.025.000
Tambahan bagi seorang isteri yg
penghasilannya digabung dg penghasilan suami
Rp. 15.840.000 Rp. 24.300.000
Tambahan utk keluarga yg menjadi tanggungan
Penghitungan besarnya PTKP bagi Wajib
Pajak dalam negeri Orang Pribadi
ditentukan berdasarkan
keadaan
(status) wajib pajak pada awal tahun
pajak atau awal bagian tahun pajak
.
Tambahan tanggungan Keluarga
Yang diperkenankan menjadi tanggungan
adalah
keluarga sedarah dan semenda
dalam garis keturunan lurus serta
anak angkat yang menjadi
WAJIB PAJAK
Anak Angkat
Kesamping 1 derajat
Kesamping 1 derajat
•Ipar
Yang menjadi tanggungan untuk wajib pajak yang digunakan dalam perhitungan Penghasilan Tidak Kena Pajak adalah
Penghasilan Tidak Kena Pajak Bagi
Karyawati
Status kawin,
PTKP hanya untuk dirinya sendiri
Status tidak kawin,
PTKP untuk dirinya sendiri
ditambah untuk tanggungan keluarga (kalau ada)
Status kawin dan suami tidak berpenghasilan
(
dinyatakan dgn syarat keterangan dari Pemda,
serendah- rendahnya Camat
),
disamping PTKP
untuk diri sendiri diberikan tambahan PTKP
TARIP Pajak
TARIP TETAP :
Adalah tarip pajak yg “jumlah nominal” nya tetap walaupun dasar pengenaan pajak (tax base) nya berbeda / berubah
TARIP SEBANDING :
Adalah tarip pajak yg merupakan “prosentase” yg tetap, namun jumlah pajak yg terutang akan berubah secara sebanding dg dasar pengenaan pajaknya
TARIP MENINGKAT (Progresif):
Adalah tarip pajak yg “PERSENTASE” nya semakin BESAR / meningkat apabila dasar pengenaan pajaknya meningkat
TARIP MENURUN (Degresif):
Adalah tarip pajak yg “PERSENTASE” nya semakin KECIL / menurun apabila dasar pengenaan pajaknya meningkat
Besarnya Tarif Pajak Penghasilan
(Pasal 17 UU No. 36 Tahun 2008)
Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Tarif
Sampai dengan Rp. 50.000.000
5%
Di atas Rp. 50.000.000 s/d Rp. 250.000.000
15%
Di atas Rp. 250.000.000 s/d Rp. 500.000.000
25%
Sejak Th 2010
Tarif Tunggal
25 %
WP DN dg omzet < 50 milyar
Diskon
50 %
Penilaian Harta
Jual Beli Harta Tukar Menukar Harta
Sebagai Pengganti Penyertaan Modal
Ada Hubungan
Istimewa Bagi Pembeli
Bagi Pembeli :
Harga yg sesungguhnya dibayar
Bagi Penjual :
Harga yg sesungguhnya diterima
Harga perolehan harta adalah harga yg
seharusnya dikeluarkan berdasarkan
Harga Pasar
Dasar penilaian harta
bagi badan yg menerima pengalihan adalah sama
dengan nilai pasar dari harta yg dialihkan
PENYUSUTAN
Aktiva Tetap
PENYUSUTAN
Aktiva Tetap
Syarat :
1. Harta berwujud, kecuali Tanah 2. Mempunyai masa manfaat lebih
dari 1 (satu) tahun
Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan
Garis Lurus
Nilai Perolehan harta
Saldo Menurun
Kelompok Harta Berwujud & Tarif Penyusutan
Garis Lurus Saldo Menurun
Untuk Metode Saldo Menurun, penyusutan pada akhir masa manfaat
adalah sebesar Nilai Sisa Buku Aktiva yang bersangkutan
Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali
harta yg masih dalam pengerjaan penyusutan dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta tersebut
Apabila terjadi penjualan atau penarikan harta dari pemakaian, sebesar nilai sisa buku dibebankan sebagai kerugian dan hasil penjualan/
Penilaian dan Pemakaian Persediaan
Persediaan
(stock)
Harus
Menggunakan
Perolehan
Harga
Dalam rangka menghitung Harga Pokok, Metode yg dapat digunakan, utk melakukan penilaian persediaan dan
pemakaian persediaan adalah :
Penghasilan berupa bunga deposito dan
Penghasilan berupa bunga deposito dan
tabungan lainnya, bunga obligasi & surat utang
tabungan lainnya, bunga obligasi & surat utang
negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan
negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan
oleh koperasi kepada anggota yang berupa orang
oleh koperasi kepada anggota yang berupa orang
pribadi
pribadi
Penjualan dari transaksi saham dan sekuritas
Penjualan dari transaksi saham dan sekuritas
lainnya di bursa efek
lainnya di bursa efek
Penghasilan dari hadiah undian
Penghasilan dari hadiah undian
Penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah
Penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah
dan atau bangunan (PP No.71 Th.2008)
dan atau bangunan (PP No.71 Th.2008)
Penghasilan dari persewaan tanah dan bangunan
Penghasilan dari persewaan tanah dan bangunan
Penghasilan penjualan saham atau pengalihan
Penghasilan penjualan saham atau pengalihan
penyertaan modal pada perusahaan pasangannya
penyertaan modal pada perusahaan pasangannya
yang diterima oleh perusahaan pasangannya yg
yang diterima oleh perusahaan pasangannya yg
diterima oleh perusahaan modal ventura
diterima oleh perusahaan modal ventura
Penghasilan Usaha Penyalur / Dealer / Agen BBM
Penghasilan Usaha Penyalur / Dealer / Agen BBM
Imbalan Jasa selaku
pelaksana/perencana/pengawas Konstruksi
Penghasilan Perwakilan Dagang asing
Penghasilan perusahaan Pelayaran / Penerbangan
Asing
Penghasilan Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri
Penilaian kembali Aktiva Tetap
Selama tahun pajak berjalan WP diwajibkan mengangsur besarnya pajak yang diperkirakan akan terutang dalam suatu tahun pajak, yaitu melalui pemotongan/pemungutan oleh pihak lain serta pembayaran sendiri oleh WP
• Penghasilan yang berasal dari Pekerjaan
• Penghasilan yang berasal dari Usaha dan/atau Pekerjaan Bebas
• Penghasilan yang berasal dari Harta atau Modal
• Penghasilan yang berasal dari Luar Indonesia
• Angsuran yang dilakukan sendiri oleh Wajib Pajak
PPh Pasal 21/ Pasal 26
Merupakan PPh yang dikenakan atas
penghasilan berupa gaji,honorarium,
tunjangan dan pembayaran lain
dengan nama dan dalam bentuk
Adalah Pajak Penghasilan yang dipungut oleh
Bendaharawan Pemerintah sehubungan dengan
Pembayaran atas penyerahan barang,
Dan atau
Yang dipungut oleh badan badan tertentu terhadap
Wajib Pajak yang melakukan kegiatan di bidang
Impor atau kegiatan usaha di bidang lain
Adalah Pajak Penghasilan yg dipotong atas
penghasilan yg diterima atau diperoleh WP DN dan BUT
yg berasal dari modal, penyerahan jasa atau
penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong
PPh pasal 21, yang dibayarkan atau terutang oleh
badan pemerintah atau subyek pajak DN, penyelenggara
kegiatan, BUT atau perwakilan perusahaan LN lainnya
PPh Pasal 24
PPh pasal 24 mengatur tentang perhitungan besarnya pajak
atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri
yang dapat dikreditkan terhadap pajak penghasilan yang
terutang atas seluruh penghasilan Wajib Pajak dalam negeri
Pengkreditan pajak luar negeri dilakukan dalam tahun
digabungkannya penghasilan dari luar negeri dengan
penghasilan di Indonesia.
Indonesia menganut
Tax credit
yang ordinary credit method
dengan menerapkan
per country limitation
PPh pasal 24 mengatur tentang perhitungan besarnya pajak
atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri
yang dapat dikreditkan terhadap pajak penghasilan yang
terutang atas seluruh penghasilan Wajib Pajak dalam negeri
Pengkreditan pajak luar negeri dilakukan dalam tahun
digabungkannya penghasilan dari luar negeri dengan
penghasilan di Indonesia.
Adalah angsuran PPh yang harus dibayar
sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan dalam tahun pajak yang berjalan
Merupakan pajak penghasilan yang dibayar
dimuka dan dapat dikreditkan terhadap PPh yang terutang atas seluruh penghasilan yang diterima atau diperoleh tahun pajak yang
bersangkutan (
melalui penyampaian
SPT Tahunan PPh
)PPh untuk WP Orang Pribadi Yang Pisah Harta
PPh untuk WP Orang Pribadi yang Tidak Pisah Harta
PAJAK PENGHASILAN
Penghasilan atau kerugian bagi wanita yang telah kawin dianggap sebagai penghasilan atau kerugian suaminya
Kecuali bila penghasilan tersebut semata-mata diterima/diperoleh dari satu pemberi kerja yang telah dipotong PPh pasal 21 dan pemberi kerja tidak ada hubungannya dengan usaha atau pekerjaan bebas suami atau anggota keluarga yang lainnya
1 Suami – istri telah hidup terpisah
Apabila suami – istri telah hidup terpisah, penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pengenaan Pajak Penghasilannya dilakukan sendiri-sendiri
2 Dikehendaki secara tertulis oleh suami – istri berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan
Apabila suami – istri mengadakan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan secara tertulis, maka perhitungan Pajak Penghasilannya
Nurdin mengadakan perjanjian pemisahan penghasilan secara tertulis dengan istrinya. Nurdin memperoleh penghasilan dari usaha
sebesar
Rp. 100.000.000 dan istri Nurdin bekerja sebagai pegawai dengan penghasilan sebesar Rp. 50.000.000. Selain menjadi pegawai, istri Nurdin juga menjalankan usaha, misal salon kecantikan dengan penghasilan sebesar Rp. 75.000.000.
Pengenaan Pajak Penghasilan untuk suami dan istri tersebut dihitung berdasarkan jumlah penghasilan sebesar Rp.
225.000.000
(Rp. 100.000.000 + Rp. 50.000.000 + Rp. 75.000.000)
Apabila diketahui bahwa Pajak Penghasilan yang terutang atas jumlah penghasilan tersebut adalah sebesar Rp. 56.250.000, maka untuk masing – masing suami dan istri pengenaan pajaknya dihitung
sebagai berikut :