• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Dualisme kepemimpinan pssi Parlemen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Dualisme kepemimpinan pssi Parlemen"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

OPINI: Pengaruh Dualisme kepemimpinan Parlemen terhadap Politik di Indonesia dalam 30 Hari kepemimpinan

Presiden & Wakil Presiden Joko Widodo Jusuf Kalla

Oleh : Shendy Febriano, S.IP

Membicarakan mengenai kepemimpinan memang menarik karena manusia dalam kehidupannya pasti membutuhkan pemimpin. Selain itu, membicarakan mengenai kepemimpinan pun dapat dimulai dari sudut mana saja hal ini akan diteropong. Salah satu sudut yang menarik untuk ditelaah lebih lanjut adalah sudut masalah kepemimpinan atau lebih spesifiknya “dualisme kepemimpinan’. Dualisme kepemimpinan merupakan suatu kondisi dimana seorang pemimpin menempati dua jabatan yang mana kedua jabatan tersebut berada dalam lingkup yang berbeda (eksekutif, legislatif, yudikatif). 1

Kancah perpolitikan di Indonesia kembali dibuat kacau oleh munculnya dualisme kepemimpinan DPR. Dua kubu politik yang berseberangan; Koalisi Merah Putih (KMP) yang pada pemilihan presiden (pilpres) mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Kisruh kepemimpinan di DPR mengundang keprihatinan sekaligus kekecewaan yang amat besar. Bahkan, kini muncul wacana di masyarakat, “sekalian saja Parlemen dibubarkan”.

Kubu DPR pendukung Prabowo-Hatta telah melahap habis semua kursi pimpinan DPR, sedangkan kubu DPR Jokowi-JK tidak kebagian posisi penting sama sekali. Akhirnya, DPR kubu Jokowi-JK berontak, berbuntut dengan munculnya pemimpin DPR versi KIH. Mereka dengan segenap alasan bertindak atas

(2)

nama kebaikan hidup rakyat. Segala alasan baik dan buruk mereka hadirkan. Seolah-olah mereka pemilik tunggal republik Indonesia yang dibangun dari peluh, keringat, perjuangan, harta, hingga darah para founding fathers.

Khalayak publik sebenarnya sudah tak begitu percaya dengan politisi, sebab apa pun alasannya, di balik itu semua ada kepentingan politis yang dibangun, baik kepada KMP atau pun KIH. Namun, aturan dan cara main politisi sangat halus sekali—meski yang terakhir ini begitu sangat keras—seolah-olah tak tampak di hadapan publik. Tanpa bermaksud berpihak, kita penting membaca problem dualisme ini dalam kerangka pembangunan negara yang berkeadaban. Sebuah landasan filosofis pembentukan negara yang dimaksudkan sebagai jalan bersama menuju hidup sejahtera dan berkeadilan. 2

Saya berpendapat, Sebagai suatu unsur cabang pemerintahan yang sama, dan bebas, dari eksekutif, Parlemen seharusnya menjalankan fungsinya dengan baik, terarah dan transparan, yaitu berfungsi memformulasikan undang-undang, hukum, menaikan dan menurunkan pajak, fungsi budgeting dan pengeluaran uang lainnya. juga kadangkala menulis, dan menandatangani perjanjian dan memutuskan perang. Saat ini, Pemerintah sudah mulai bekerja, kementerian baru sudah mulai bergerak, tetapi kisruh dalam DPR/MPR belum juga selesai. Kinerja pemerintah akan mengalami hambatan berat seiring dengan munculnya dualisme kepemimpinan di lembaga legislatif. Kenyataannya sekarang, kementerian Joko Widodo-Jusuf Kalla tidak akan bisa bekerja karena tidak mendapatkan jatah anggaran. Sebab DPR yang bertugas menyetujui

(3)

anggaran kementerian tengah mengalami konflik politik yang luas secara internal dan eksternal. Pembahasan anggaran pun diklaim tidak akan berjalan sesuai dengan keinginan seluruh pihak. Terutama untuk semua kementerian yang baru saja dibentuk. 3

Sesungguhnya dualisme kepemimpinan DPR ini kesalahan paling nyata dari hilangnya sikap politik yang beradab. Itu disebabkan cita-cita dasar sebuah negara lahir atas semangat tercapainya hak-hak hidup rakyat. Dalam rumusan founding fathers kita, disebut hak-hak warga negara Indonesia untuk bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Bukan untuk memperkaya dan mempercantik diri dengan uang dan kekuasaan, apalagi hingga begitu ambisius untuk menguasai eksekutif dan legislatif. Ini karena di balik kekhawatiran KIH pada KMP, ada kecenderungan kekuasaan yang mutlak. Bila eksekutif dan legislatif dikuasai satu kelompok koalisi, ancamannya adalah kecenderungan lobi-lobi/kongkalikong politik yang berakibat disorientasi politik yang tidak berarah sebagai jalan keadaban hidup. 4

Untuk menyelesaikan dualisme pimpinan DPR yang semakin meruncing sebaiknya segera diselesaikan dengan menempuh jalan damai menggunakan metode musyawarah mufakat. DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat dan wakil-wakil aspirasi rakyat yang merupakan rumah representasi dan kemajemukan masyarakat tidak bisa dikuasai kelompok tertentu. Perseteruan tersebut bisa diselesaikan dengan musyawarah mufakat. Pihak petinggi partai mesti melakukan pertemuan untuk membangun komunikasi dan negosiasi guna

3 http://news.bisnis.com/read/20141101/15/269600/dpr-tandingan-ini-risiko-dualisme-kepemimpinan-p

(4)

menemukan titik temu

.

5 Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP), dalam perebutan jabatan pimpinan DPR, telah melanggar aturan undang-undang (UU) dan Tata Tertib DPR. Dalam Pasal 232 UU MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3) dijelaskan, aturan dalam setiap mengambil keputusan dalam rapat harus dihadiri setengah tambah satu. Aturan itu pun diperkuat dalam Tata Tertib DPR Pasal 251 Ayat 1, yang juga dilanggar ketika pengambilan keputusan, salah satunya pengaturan pimpinan alat kelengkapan Dewan dan rapat lanjutan lainnya.6

Dikarenakan kekisruhan di internal MPR DPR yang belum selesai, tetapi Presiden Joko Widodo sudah melakukan berapa terobosan-terobosan yang sudah direalisasikan sesuai dengan janji kampanye politiknya terdahulu, diantaranya peluncuran tiga kartu saktinya, kartu Indonesia sejahtera, Indonesia pintar dan Indonesia sehat, menteri-menterinya sudah melakukan prosedur pelaporan harta kekayaan mereka ke KPK, melakukan pendekatan secara intens pada rakyat melalui blusukan, dan lain sebagainya. Diharapkan program-program ini dan program lainnya dilakukan dengan baik, transparan dan tepat sasaran, agar tidak terjadi lagi praktik penyalahgunaan yang tidak bertanggung jawab oleh pihak-pihak tertentu.

Perpecahan dalam parlemen semakin runcing dengan munculnya pimpinan DPR tandingan yang digagas partai-partai anggota Koalisi Indonesia Hebat. Koalisi tersebut mendesak Presiden Joko Widodo mengabaikan pimpinan sah di DPR yang dikuasai oleh Koalisi Merah Putih (KMP). Sebaliknya, KMP juga

5http://nasional.kompas.com/read/2014/11/05/20000071/Dualisme.di.DPR.Bisa.Se lesai.Lewat.Jalan.Damai

6http://www.waspada.co.id/index.php?

(5)

mendesak presiden Jokowi mengingatkan koalisi pendukungnya agar mematuhi aturan internal parlemen.

7Tetapi dengan munculnya tekanan publik yang keras terhadap

penyelesaian masalah ini dengan cepat dan melalui mekanisme lobbying, musyawarah dan pendekatan intensif antara kedua kubu yang bertikai di parlemen, akhirnya beberapa waktu yang lalu, dualisme kepemimpinan di MPR/DPR antara KIH dan KMP berhasil diselesaikan.

Dengan mewacanakan pembubaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) karena masalah dualisme kepemimpinan seperti ini akan tercapai perdamaian? Karena penilaian performa dua kubu di DPR, yakni Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) sama-sama bersifat arogan? Memang benar, tetapi tetap tidak mungkin terjadi, karena legislatif merupakan salah satu unsur utama suatu Negara untuk bias berjalan dari asas trias politika, jika tidak ada legislatif, konstitusi tidak bisa terbit, tidak ada undang-undang dan hukum yang mengikat Negara dan warga negaranya. Eksekutif akan bertindak sewenang-wenang diluar batas kewajaran dan yudikatif sebagai pengawas pelaksana undang-undang yaitu eksekutif tidak bisa berfungsi dengan maksimal, dengan kata lain, salah satu fungsi trias politika tidak ada, Negara tidak akan berfungsi dengan dengan baik. 3 fungsi ini saling berkaitan satu sama lainnya.

Kursi pimpinan komisi menjadi akar perseteruan KIH dan KMP di parlemen. Koalisi Prabowo menyikat habis nyaris seluruh kursi pimpinan alat kelengkapan dewan. Kubu PDIP yang tak mendapat porsi, padahal sesungguhnya PDIP fraksi terbesar di DPR, berang. Mereka menganggap pimpinan DPR

(6)

tak merespons keinginan mereka untuk bermusyawarah soal pembagian kursi pimpinan komisi. Banyak pihak yang tidak tak menginginkan DPR terbelah. Saat ini DPR memiliki banyak pekerjaan rumah yang terbengkalai karena perseteruan KMP dan KIH. Anggota alat kelengkapan dewan, termasuk komisi-komisi, belum sempurna terisi sehingga fungsi legislasi DPR untuk menyusun undang-undang belum terlaksana sejak anggota DPR 2014-2019 dilantik pada 1 Oktober lalu. 8

Sapu bersih alat kelengkapan DPR RI oleh Koalisi Merah Putih (KMP) adalah sudah sesuai dengan UU MD3 dan Konstitusi yang berlaku di negara Indonesia. Berbeda dengan unsur pimpinan dan alat kelengkapan DPR tandingan yang dibentuk Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang sudah tidak karuan dan tidak berdasarkan UU MD3 yang sudah disahkan dan sudah diuji materi oleh PDIP di Makamah Konstitusi. 9

Masyarakat, termasuk saya yakin bahwa kesepakatan yang terjalin antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) masih belum terjadi. Sebab, kesepakatan yang dijalin oleh beberapa petinggi partai seperti Hatta Rajasa, Zulkifli Hasan (PAN), Fadli Zon (Gerindra), Pramono Anung, Olly Dondokambey (PDIP), serta Ade Komaruddin (Golkar) dinilai belum menjadi suara seluruh partai di KMP dan KIH. Seharusnya persoalan antara KMP dan KIH di parlemen diselesaikan secara musyawarah oleh perwakilan masing-masing parpol. Bukan oleh segelintir pimpinan partai politik saja. Dengan kesepakatan yang dibangun oleh seluruh partai politik maka DPR akan mengalami kemajuan yang didasari pada kepentingan bersama. Terlebih parlemen harus

8 http://posmetroglobal.co.id/baca/lobbi-politik-berhasil-kursi-pimpinan-komisi-bersedia-dibagi-kmp/

(7)

segera menjalankan fungsinya sebagai badan legislasi dari pemerintahan Joko Widodo yang sudah menjalankan fungsinya.10

Saat ini, ketika banyak rakyat yang tidak tahu lagi bagaimana menghadapi masalah yang terjadi saat ini dan nanti di masa depan, ternyata DPR juga sedang sibuk memikirkan gedungnya. Harusnya DPR menjadi salah satu solusi masalah rakyat, masalah bangsa. Tapi sepertinya DPR justru menjadi masalah bangsa saja karena masalah-masalah seperti ini yang notabene tidak penting dan menjatuhkan nama kehormatan mereka sebagai anggota dewan yang dianggap “terhormat”.

Kekisruhan di parlemen ini membuat miris banyak kalangan. Bahkan, direspon negatif oleh pasar ekonomi dan nilai mata uang Rupiah terhadap Dollar AS. 11Banyak pihak

mendesak MPR RI untuk menggelar sidang luar biasa guna mengatasi keterbelahan kepemimpinan lembaga tinggi negara, yakni DPR RI. Dimana ada dualisme kepemimpinan di DPR saat ini. legitimasi MPR untuk bersidang didorong oleh amanat yang ada di dalam UUD 45.12

Dengan adanya dualisme kepemimpinan di DPR, perselisihan yang terjadi di antara anggota legislatif ini dianggap telah mencederai rasa keadilan masyarakat Indonesia yang telah memberikan kepercayaan penuh melalui pemilihan legislatif. Perselisihan yang dipertontonkan secara massif melalui media massa sangat tidak dapat diterima sebagai edukasi politik yang baik bagi generasi muda bangsa

10 http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/11/09/nerqrd-kesepakatan-kmpkih-bukan-suara-seluruh-partai

11 https://www.mpr.go.id/berita/read/2014/11/05/13734/diskusi-rri

(8)

Indonesia. 13 Saya nilai, anggota DPR saat ini sudah sangat

tidak layak menduduki posisi sebagai wakil rakyat jika mereka terus bersikap seperti anak kecil seperti ini.

Jika konflik tersebut tidak segera diselesaikan, Pemerintahan kabinet Presiden Jokowi bisa lumpuh alias tidak berjalan akibat konflik berkepanjangan antara Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dengan Koalisi Merah Putih (KMP). Karena secara konstitusi, Presiden Jokowi tidak dapat bekerja sendiri dalam mengelola negara. Untuk itu, penyelesaian konflik KIH-KMP harus menjadi langkah prioritas dengan menempuh cara

terhormat, elegan dan negosiasi bermartabat.14Pemerintah

memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan konflik antar kedua kelompok wakil rakyat itu. Artinya, secara konstitusi dan perundang-undangan maka Presiden Jokowi mutlak mengikutinya agar pemerintahan berjalan secara sinergis. Mengingat, konstitusi negara mengamanatkan tugas pokok dan fungsi DPR memiliki hak anggaran, legislasi dan

pengawasan yang berhubungan dengan pemerintah. 15

Sangat menyedihkan karena anggota DPR yang terhormat dengan gaji besar itu dipilih untuk memperbaiki nasib rakyat yang memilihnya, bukan untuk memperebutkan kekuasaan demi kejayaan partainya. Rakyat tidak pernah memilih gerombolan atau gang. Tidak memilih pengelompokan Koalisi Merah Putih atau Koalisi Indonesia Hebat, tetapi memilih tiap-tiap individu yang gambar dan namanya tertera dalam kertas pemungutan suara. Tidak pula memilih ketua umum atau pimpinan partai yang mengatur, menggembala, dan

13 http://www.merdeka.com/politik/ada-yang-minta-dpr-dibubarkan-ini-tanggapan-jk.html

14 http://nasional.inilah.com/read/detail/2152451/tanpa-dpr-pemerintahan-jokowi-bisa-lumpuh#.VGLZTYdjDFI

(9)

mengendalikan arah suara anggotanya. Rakyat mengharapkan wakil yang dipilihnya mendahulukan kepentingannya dan menyalurkan aspirasinya.16

Saya yakin dan percaya, seluruh pimpinan partai politik yang ada di Indonesia khususnya dalam KMP dan KIH selalu berkomitmen untuk mendahulukan kepentingan rakyat, bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, partai dan kelompok. Oleh karena itu, DPR yang terbelah, bisa diselesaikan dengan cepat melalui musyawarah pimpinan partai politik. Asal ada kemauan dan semuanya sepakat bahwa DPR adalah representasi dari rakyat yang berdaulat dan harus diselamatkan. maka DPR sebagai simbol utama demokrasi, tidak ada alasan untuk membiarkan institusi ini terbelah. Kalau tetap dibiarkan terbelah, maka pasti yang menjadi korban adalah rakyat. Saya yakin para pimpinan partai politik mempunyai kearifan dan kebijaksanaan untuk segera menyelesaikan kemelut internal di DPR RI.

Bila dilihat secara mendalam, proses dualisme kepemimpinan di Indonesia memiliki sebab utama pengedepanan /memaksakan ego individual, partai, organisasi yang dibawa masuk ke dalam kepentingan yang jauh lebih besar. Padahal ego tersebut harusnya bisa melebur, bersatu dalam kepentingan yang lebih besar. Dengan kata lain, para pemangku kepentingan kedua koalisi partai politik yang berkiprah baik di DPR maupun di MPR itu harus segera duduk bersama menyelesaikan masalah tersebut agar situasi dan kondisi yang mewakili cita Persatuan Indonesia dapat terwujud. Presiden Joko Widodo berharap tidak ada lagi dualisme di dalam tubuh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dia meminta konflik di lembaga legislatif tersebut bisa segera berakhir dan

(10)

diselesaikan oleh anggotanya sendiri. Menurut Jokowi, alangkah lebih baik apabila para elit di Indonesia bisa akur dan menjaga persatuan dan kesatuan supaya bisa dicontoh olah

rakyat Indonesia. 17

Referensi

Dokumen terkait

dikembangkan mengingat mayoritas daerah di Kabupaten ini adalah pertanian, perkebunan dan hutan. Kemitraan usaha untuk melakukan kerjasama dengan dunia usaha dan industri

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengobatan antihipertensi pada pasien hipertensi dengan GGK beserta kerasionalan terapi di RSUD Pandan

Untuk semua pihak yang telah membantu penulis baik dari segi moril maupun materil dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih, mohon maaf jika saya

Bahkan setelah Penulis lihat kebijakan terhadap subyek yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai pelaku delik ini yang diatur belakangan atau terbaru dalam

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra – SKPD). Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan

[r]

Pada proses pengolahan laporan, sistem mendapat masukan dari apoteker dan pegawai berupa data periode dengan keluaran berupa informasi laporan.. Proses 5

Namun, yang penting diketahui adalah bahwa semua kompetensi tersebut harus berisi muatan-muatan yang akan menanamkan landasan kepribadian, mingkatkan penguasaan ilmu