Zat padat berupa batuan sedimen, berwarna coklat sampai hitam, mengandung karbon lebih dari 50 %, hidrogen dan nitrogen serta sedikit sulphur (belerang).
Berasal dari akumulasi sisa-sisa tumbuh-tumbuhan yang mengalami pembusaukan, penimbunan, pemadatan, penekanan.
PROSES TERBENTUKNYA
Batubara terbentuk dengan cara yang sangat kompleks dan memerlukan waktu yang lama (puluhan sampai ratusan juta tahun) di bawah pengaruh fisika, kimia dan geologi.
TEMPAT TERBENTUKNYA
- Teori Insitu, lapisan batubara terbentuk dimana bahan-bahan pembentuk batubara / tumbuh-tumbuhan berada (belum mengalami proses transportasi), tertutup oleh lapisan sedimen dan mengalami
proses coalifikasi. Penyebaran luas dan merata. Contoh Batubara
Formasi Muaraenim, Sumsel dan Jambi.
- Teori Drift, lapisan batubara terbentuk ditempat berbeda dengan tempat bahan-bahan pembentuk batubara / tumbuh-tumbuhan berada (sudah mengalami proses transportasi), tertutup oleh
lapisan sedimen dan mengalami proses coalifikasi. Penyebaran tidak
RINGKASAN KLASIFIKASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA
(SNI , Amandemen 1-SNI 13-5014-1998, ACS 73.020)
Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara adalah upaya pengelompokan sumberdaya dan cadangann batubara berdasarkan keyakinan geologi dan kelayakan ekonomi.
Istilah :
1. Endapan Batubara (coal Deposit) : endapan yang mengandung
hasil akumulasi material organic yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang telah melalui proses litifikasi untuk membentuk lapisan batubara;
2. Sumberdaya Batubara (coal Resources) : bagian dari endapan
batubara yang diharapkan dapat dimanfaatkan;
3. Cadangan Batubara (coal Reserves) : bagian dari sumberdaya
batubara yang telah diketahui dimensi, sebaran kuantitas dan kualitasnya yang pada saat pengkajian kelayakan dinyatakan layak untuk ditambang;
4. Keyakinan Geologi (Geological Assurance) : tingkat kepercayaan
tentang keberadaan batubara yang ditentukan oleh tingkat kerapatan titik informasi geologi yang meliputi ketebalan, kemiringan lapisan, bentuk, korelasi lapisan batubara, sebaran, struktur, ketebalan tanah penutup, kuantitas dan kualitasnya sesuai dengan tingkat penyelidikan
5. Kajian Kelayakan (Feasibility Study) : suatu kajian rinci terhadap
antara atap dan lantai lapisan batubara yang diukur pada singkapan batubara (surface outcrop), lubang bor (borehole) dan pengamatan pada tambang dalam aktif (working underground mining);
Klas Sumberdaya dan Cadangan
1. Sumberdaya Batubara Hipotetik (Hipothetical Coal Resources) : jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat
yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan survey tinjau;
2. Sumberdaya Batubara Tereka (Inferred Coal Resource) : jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat
yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan prospeksi;
3. Sumberdaya Batubara Terunjuk (indicated Coal Resources) : jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat
yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi pendahuluan;
4. Sumberdaya Batubara Terukur (Measured Coal Resources) ; jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat
yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi rinci;
5. Cadangan Batubara Terkira (Probable Coal Reserve) :
sumberdaya batubara terunjuk dan sebagian sumberdaya batubara terukur, tetapi berdasarkan hasil kajian kelayakan semua faktor yang
6. Cadangan Batubara Terbukti (Proved Coal Reserved) :
sumberdaya batubara terukur yang berdasarkan kajian kelayakan
semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga hasil kajiannya
dinyatakan layak;
TAHAPAN SURVEY
1. Survey Tinjau (Reconnaissance), kegiatan studi regional, penafsiran penginderaan jarak jauh, inspeksi lapangan
pendahuluan, skala peta dasar 1 : 100.000
2. Propeksi (Prospecting), kegiatan pemetaan geologi, pengukuran penampang stratigrafi, pembuatan paritan, pembuatan sumuran,
pemboran uji, pencontohan, analisis, skala peta dasar 1 : 50.000
3. Eksplorasi Pendahuluan (Preliminary Exploration), kegiatan pemetaan geologi, pemetaan topografi, pengukuran penampang
stratigrafi, pembuatan paritan, pembuatan sumuran, pemboran uji,
pencontohan, analisis, pengkajian awal geoteknik dan geohidrologi,
skala peta dasar 1 : 10.000
4. Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration), kegiatan pemetaan geologi, pemetaan topografi, pengukuran penampang stratigrafi,
pembuatan paritan, pembuatan sumuran, pemboran, pencontohan,
analisis, pengkajian geoteknik dan geohidrologi, skala peta dasar 1 :
KLASIFIKASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA
(Reconnaisance) (Prospecting)Prospeksi PendahuluanEksplorasi (Preliminary
Kajian Kelayakan didasarkan pada faktor :
JARAK TITIK INFORMASI MENURUT KONDISI GEOLOGI
KONDISI GEOLOGI KRITERIA SUMBERDAYA
HIPOTETIK TEREKA TERTUNJUK TERUKUR
SEDERHANA JARAK TITIK INFORMASI
(M)
TIDAK TERBATAS 1.000 <X<1.500 500 <X<1.000 X<500
MODERAT JARAK TITIK INFORMASI
(M)
TIDAK TERBATAS 5000 <X<1.000 250 <X<500 X<250
KOMPLEKS JARAK TITIK INFORMASI
(M)
TIDAK TERBATAS 200 <X<400 100 <X<200 X<100
FORMAT PELAPORAN SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA
NO LOKASI JENIS BATUBARA SUMBERDAYA CADANGAN KEDALAMAN
DIHITUNG SAMPAI (m)
HIPOTETIK TEREKA TERTUNJU
K
TERUKUR TERKIRA TERBUKT