• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kinerja Pusdiklat Teknis dan Fungsional 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Laporan Kinerja Pusdiklat Teknis dan Fungsional 2017"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Allah SWT bahwasanya tugas-tugas pembangunan aparatur negara dalam upaya peningkatan kompetensi melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, secara terus menerus dilakukan oleh Lembaga Administrasi Negara, khususnya di lingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Teknis dan Fungsional (TF). Kegiatan kediklatan tersebut pada hakekatnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perwujudan Perencanaan Strategis Deputi Bidang Diklat Aparatur, yakni peningkatan kualitas penyelenggaraan diklat dalam pengembangan kompetensi aparatur strategis nasional, pengembangan kompetensi teknis dengan tema khusus, pengembangan kompetensi sosial kultural, penyelenggaraan diklat fungsional tertentu dalam pembinaan LAN.

Sejalan dengan itu pula, upaya perwujudan tersebut menjadi strategi Pusdiklat TF untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan diklat teknis dan fungsional dan sosial kultural sehingga memiliki dampak positif bagi peningkatan kapasitas dan kompetensi peserta diklat, yang pada gilirannya dapat membantu para peserta mengedepankan perubahan pola pikir dan pola tindak dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan. Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas amanah tersebut, Pusdiklat TF berkewajiban untuk melaporkan hasil yang telah dicapai dalam suatu laporan akuntabilitas kinerja yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Pusat Diklat Teknis dan Fungsional Tahun 2017 disusun berdasarkan hasil pengukuran capaian kinerja dari dokumen Perjanjian Kinerja Pusdiklat TF yang ditandatangani di awal tahun 2017. Di samping itu, seluruh kegiatan yang dipertanggung jawabkan tersebut mengacu kepada Perencanaan Strategis (Renstra 2015-2019) Pusdiklat TF tahun ketiga.

Jajaran pimpinan dan staf Pusdiklat TF telah berupaya seoptimal mungkin bahwa Perjanjian Kinerja sebagai wujud dari kontrak kinerja tahunan harus dapat diwujudkan. Kekurang-sempurnaan capaian hasil kinerja organisaisi bukan semata karena dilihat dari faktor keterbatasan kapasitas internal, melainkan juga karena adanya unsur eksternal berupa kebijakan serta faktor-faktor lain seperti perubahan anggaran pemerintah dan lain-lain sebagainya, yang mengharuskan tim menyesuaikan dengan dinamika yang terjadi. Namun demikian hasil capaian kinerja organisasi Pusdiklat TF semakin menunjukkan progres dan kemajuan yang berarti sebagai wujud dari tekad dan semangat kami memberikan pelayanan terbaik bagi stakeholders kediklatan.

Akhirnya, kami berharap kiranya kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak sangat dinantikan, sebagai upaya perbaikan yang berkesinambungan menuju kepada sebuah organisasi yang mampu bekerja dengan rasional, transparan, dan akuntabel di saat ini dan akan datang, yang dibangun di atas nilai-nilai organisasi LAN yaitu Integritas, Profesional Inovatif dan peduli (IPIP).

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Kepala LAN RI, Bapak Dr. Adi Suryanto, M.Si atas bimbingannya, serta atas arahan Deputi Bidang Diklat Aparatur Bapak Dr. Muhammad Idris, M.Si. kami juga sampaikan terima kasih kepada seluruh Tim penyusun LKIP ini dan segenap jajaran pegawai di Pusdiklat TF yang telah mencurahkan segenap pikiran dan tenaga dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga bermanfaat.

Jakarta, Januari 2018

(2)

ii DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Daftar Tabel iii

Lampiran-lampiran

BAB I Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1

B. Tugas, Fungsi dan Peran Strategis Pusdiklat Teknis dan

Fungsional 2

C. Isu Strategis yang Dihadapi Pusdiklat Teknis dan Fungsional 3 D. Peran Strategis Pusdiklat Teknis dan Fungsional 4

BAB II Perencanaan Kinerja 6

A. Perjanjian Kinerja 6

1. Pelatihan Teknis, Fungsional dan Sosial Kultural yang

Terselenggara Sesuai Standar 7

2. Tingkat Reaksi Peserta Terhadap Penyelenggaraan

Pelatihan Teknis, Fungsional dan Sosial Kultural 8 3. Tingkat Pembelajaran (learning) Peserta Pasca Mengikuti

Pelatihan Teknis, Fungsional dan Sosial Kultural 8 4. Alumni Pelatihan yang Menerapkan Kompetensi Teknis,

Manajerial, Sosial Kultural Sesuai Tujuan Diklat 8

B. Struktur Anggaran 9

BAB III Akuntabillitas Kinerja 11

A. Capaian Kinerja Organisiasi 11

1. Kinerja Tahun 2017 13

2. Perbandingan Kinerja Tahun 2017 dan 2016 15 3. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Jangka

Menengah 16

B. Realisasi Anggaran 18

C. Perbandingan Realisasi Anggaran 20

D. Analisis Capaian Kinerja 20

BAB IV Penutup 22

A. Simpulan Capaian Kinerja 22

B. Saran tindak lanjut 22

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Pusdiklat Teknis dan Fungsional 2.

3.

Rekapitulasi Evaluasi Penyelenggaraan Diklat

(3)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kegiatan Pusdiklat Teknis dan Fungsional Tahun 2017 5

Tabel 2. Indikator Output 6

Tabel 3. Perjanjian Kinerja 2017 7

Tabel 4. Struktur Anggaran 2017 9

Tabel 5. Capaian Kinerja Output 11

Tabel 6. Capaian Kinerja Output Penting 1 13

Tabel 7. Capaian Kinerja Output Penting 2 14

Tabel 8. Capaian Kinerja Output Penting 3 14

Tabel 9. Capaian Kinerja Output Penting 4 14

Tabel 10. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2016 dan 2017 15

Tabel 11. Perbandingan Capaian Kinerja 2017 dengan Target Jangka Menengah 16 Tabel 12. Realisasi Anggaran Rupiah Murni dan PNBP

Pusdiklat TF Tahun 2017

18 Tabel 13. Rekapitulasi Realisasi Anggaran Kegiatan Tahun 2017

Pusdiklat TF

20

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pada era kepemimpinan presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla ditetapkan sembilan agenda prioritas (Nawa Cita) untuk menunjukkan prioritas jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Kesembilan prioritas, tentunya memerlukan dukungan sumber daya manusia yang kompeten, sehingga keberhasilannya tidak terlepas dari tugas pokok Lembaga Administrasi Negara (LAN), khususnya Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Funsional (Pusdiklat TF).

Untuk mencapai visi tersebut, Presiden menetapkan Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang memuat arah kebijakan, target serta strategi pembangunan nasional tahun 2015-2019 dan salah satu prioritas pembangunan nasional tahun 2017 adalah revolusi mental. Dengan demikian, peran LAN, khususnya peran Pusdiklat Teknis dan Fungsional (TF) dalam prioritas pembangunan nasional ini cukup sentral karena LAN dan Pusdiklat TF mendesain dan mengembangkan serta menyelenggarakan program pelatihan untuk pelatih (TOT) dan pelatihan revolusi mental untuk pelayanan publik itu sendiri.

Selain itu, peran LAN semakin kuat dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN). Berdasarkan Undang-Undang tersebut LAN memiliki fungsi :

1. Pengembangan standar kualitas Pendidikan dan pelatihan pegawai ASN; 2. Pembinaan Pendidikan dan pelatihan kompetensi managerial ASN;

3. Penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan kompetensi managerial ASN baik secara sendiri maupun bersama-sama Lembaga Pendidikan dan pelatihan lainnya;

4. Pengkajian terkait dengan kebijakan dan manajemen ASN; dan

5. Melakukan akreditasi Lembaga Pendidikan dan pelatihan pegawai ASN, baik sendiri maupun Bersama Lembaga pemerintah lainnya.

Sementara itu, dalam pasal 44 UU ASN disebutkan tugas-tugas LAN, yaitu:

1. Meneliti, mengkaji, dan melakukan inovasi manajemen ASN sesuai dengan kebutuhan kebijakan;

2. Membina dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan pegawai ASN berbasis kompetensi;

3. Merencanakan dan mengawasi kebutuhan Pendidikan dan pelatihan pegawai ASN secara nasional;

4. Menyusun standard dan pedoman penyelenggaraan dan pelaksanaan Pendidikan, pelatihan teknis dan fungsional dan penjenjangan tertentu serta pemberian akreditasi dan sertifikasi di bidangnya dengan melibatkan kementerian dan Lembaga terkait; 5. Memberikan sertifkasi kelulusan peserta Pendidikan dan pelatihan penjenjangan; 6. Membina dan menyelenggarakan Pendidikan dan pelatihan analis kebijakan public; dan 7. Membina jabatan fungsional di bidang pendidikan dan pelatihan.

(5)

2

kaitannya dengan penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional selama tahun 2017.

Dalam rangka akuntabilitas peran strategis Pusdiklat TF tersebut, maka disusunlah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Pusdiklat Teknis dan Fungsional Lembaga Administrasi Negara tahun 2017 ini.

B. Tugas, Fungsi dan Peran Strategis Pusdiklat Teknis dan Fungsional 1. Visi

Dengan mengacu kepada Visi Lembaga Administrasi Negara dan Visi Kedeputian Pembinaan Diklata Aparatur, maka Visi Pusat Diklat Teknis dan Fungsional adalah: ”Menjadi Pusat Unggulan dalam, Penyelenggaraan Program Pengembangan Kompetensi Teknis dan Kompetensi Sosial Kultural Dalam Mewujudkan Profesionalisme Pegawai ASN”

2. Misi:

Adapun Misi yang hendak diwujudkan sebagai penjabaran Visi dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan kualitas penyelenggaraan pengembangan kompetensi teknis dan sosial kultural, dengan mengedepankan perubahan pola pikir dan pola tindak bagi alumni, untuk terwujudnya ASN yang mampu memberikan pelayanan terbaik bagi organisasi dan masyarakat pada umumnya.

2. Mewujudkan pelayanan bagi kebutuhan organisasi dalam menyiapkan penyelenggaraan diklat bagi ASN sesuai dengan kebutuhan perkembangan oraganisasi saat ini dan akan datang.

3. Mewujudkan peningkatan kualitas kepemimpinan aparatur dalam penguasaan teknis manajerial.

4. Mewujudkan peningkatan kualitas lembaga penyelenggara diklat yang semakin profesional dalam mengelola dan melayani peserta diklat.

5. Mewujudkan peningkatan kapasitas ASN yang akan diangkat atau ditempatkan ke dalam jabatan-jabatan fungsional tertentu.

6. Mewujudkan peningkatan kapasitas dan kompetensi bagi pemangku jabatan tertentu agar semakin berkualitas

3. Tugas

Pusdiklat TF sesuai dengan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 14 Tahun 2013 berada di bawah Kedeputian Bidang Diklat Aparatur. Pusdiklat TF memiliki tugas melaksanakan kebijakan, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional, pengembangan sistem informasi di bidang tugasnya, serta evaluasi dan pemberian bantuan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional dan lingkungannya.

4. Fungsi

(6)

3

a. Penyusunan rencana kerja program, kegiatan, dan anggaran di bidang penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional. b. Pelaksanaan koordinasi kegiatan di lingkungan Pusat.

c. Pengendalian pelaksanaan kegiatan di lingkungan Pusat.

d. Penyusunan rencana penyelenggaraan dan evaluasi penyelenggaraan. e. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional.

f. Pengembangan bahan ajar, metodologi pembelajaran, dan pembinaan alumni. g. Pelaksanaan konsultasi, advokasi dan asistensi di bidang penyelenggaraan

pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional.

h. Penyusunan dan pengembangan sistem informasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional.

i. Pelaksanaan pemberian dukungan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat.

j. Pembinaan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat. k. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan. 5. Peran Strategis Pusdiklat Teknis dan Fungsional

Sehubungan dengan revolusi mental sebagai prioritas pembangunan nasional dan Pusdiklat TF mendapatkan amanah untuk melaksanakan prioritas nasional tersebut, maka Pusdiklat TF memiliki peran strategis yang semakin kuat, khususnya dalam mengembangkan kompetensi teknis dan kompetensi social kultural. Hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung dalam mewujudkan visi menjadi world class bureaucracy ke depannya.

Pencapaian visi tersebut dikarenakan dukungan salah satunya kompetensi Sumber daya manusia Pusdiklat TF yang berjumlah 36 pegawai ASN Ddengan rincian 1 JPT Pratama, 3 Jabatan administrator, 2 jabatan pengawas, 14 jabatan fungsional widyaiswara dan 15 jabatan pelaksana dengan kualifikasi pendidikan beragam 3 orang S3, 14 orang S2, 10 orang S1, 3 orang DIII dan 5 orang SMU.

C. Isu Strategis Yang Dihadapi Pusdiklat Teknis dan Fungsional

Adapun isu strategis yang dihadapi oleh Pusdiklat Teknis dan Fungsional adalah sebagai berikut:

1. Kompetensi dalam membangun sinergitas antar instansi.

Dalam kenyataan sehari-hari sinergitas antar instansi tidak berjalan sesuai dengan apa yang dikehendaki Presiden. Seiring dengan pengalokasian anggaran per insansi, terbentuk pula ego sectoral yang kuat. Instansi pemerintah hanya fokus menyelesaikan tugas-tugas yang terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.

(7)

4

suatu pendekatan untuk menganggap bahwa pemerintah harus bersinergi, harus bersatu, sinkron dan padu, untuk mensukseskan program prioritas nasional.

2. Mentalitas Aparatur Sipil Negara (ASN).

Sejalan dengan isu strategis pertama, maka isu strategis yang kedua adalah mentalitas ASN yang cenderung resisten terhadap perubahan, sikap yang masih menunggu perintah, kerja lamban, malas dan masih banyak lagi stigma negatif yang melekat pada diri ASN. Pada diri ASN belum sepenuhnya terbangun nilai-nilai revolusi mental yaitu integritas, etos kerja dan gotong royong.

Oleh karena itu perlu adanya perubahan pola pikir, cara pandang dan cara kerja ASN yang revolusioner untuk menghilangkan stigma negatif tersebut melalui pengembangan kompetensi ASN, merevolusi mental ASN, sehingga mampu melaksanakan perubahan-perubahan yang cepat pada aspek pelayanan public. 3. Kompetensi Jabatan Fungsional Binaan LAN.

Jabatan fungsional Widyaiswara dan jabatan fungsional Analis Kebijakan merupakan dua jabatan fungsional tertentu dibawah pembinaan LAN. Oleh karenanya, formulasi, penyusunan produk kebijakan dan penerapan kebijakan serta evaluasi kebijakan terkait dengan kedua jabatan fungsional tersebut merupakan ranah LAN untuk membina dan mengembangkan kedua jabatan fungsional tersebut. Pusat Pembinaan Widyaiswara dan Pusat Pembinaan Analis Kebijakan merupakan pusat yang menghasilkan produk kebijakan. Sedangkan Pusdiklat Teknis dan Fungsional merupakan unit pelaksana kebijakan pengembangan kompetensi kedua jabatan fungsional tersebut yang dikeluarkan oleh masing-masing Pusat Pembinaan Jabatan fungsional. Oleh karena itu perlu kolaborasi intensif antara Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional dengan Pusdiklat Teknis dan Fungsional.

4. Kompetensi Teknis Aparatur Sipil Negara.

Ketertinggalan pembangunan di Indonesia dibandingkan dengan pembangunan di negara-negara, banyak disebabkan karena lemahnya kompetensi teknis yang dimiliki ASN. Tidak bisa dimungkiri bahwa pembangunan sektor tertentu membutuhkan kompetensi teknis yang tinggi. Apalagi di era industri 4.0 ini yang ditandai dengan perkembangan internet of things dan artificial intelegence.

Pegawai ASN membutuhkan kompetensi teknis sesuai bidang tugasnya. Kompetensi teknis membantu peserta memenuhi persyaratan sistem merit, khususnya dalam memenuhi standar kompetensi teknis masing-masing jabatan.

D. Peran Strategis Pusdiklat Teknis dan Fungsional

(8)

5

Tabel 1. Kegiatan Pusdiklat Teknis dan Fungsional Tahun 2017

No Nama Diklat

1 Lokakarya dan Seleksi Calon Peserta RLA 2 TOT Pelatihan RLA Angkatan I

3 TOT Pelatihan RLA Angkatan II

4 Pelatihan Reform Leader Academy (RLA) – Angkt. VI 5 Pelatihan Reform Leader Academy (RLA) – Angkt. VII

6 TOT Pelatihan Revolusi Mental Untuk Pelayanan Publik – Angkt. I 7 TOT Pelatihan Revolusi Mental Untuk Pelayanan Publik – Angkt. II 8 TOT Pelatihan Revolusi Mental Untuk Pelayanan Publik – Angkt. III 9 TOT Pelatihan Revolusi Mental Untuk Pelayanan Publik – Angkt. IV 10 Pelatihan Revolusi Mental Untuk Pelayanan Publik – Angkt. I 11 Pelatihan Revolusi Mental Untuk Pelayanan Publik – Angkt. II 12 Pelatihan Revolusi Mental Untuk Pelayanan Publik – Angkt. III 13 Pelatihan Revolusi Mental Untuk Pelayanan Publik – Angkt. IV 14 Diklat dan Seleksi Calon Widyaiswara

15 Pelatihan Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Lanjutan

16 Pelatihan Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Menengah - Angkt. I 17 Pelatihan Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Menengah - Angkt. II 18 Pelatihan Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Tinggi

19 TOT Umum bagi Non Widyaiswara 20 Pelatihan Calon Analis Kebijakan 21 Pelatihan Khusus Analis Kebijakan

22 Pelatihan Penyusunan Laporan Kinerja Instansi (LKIP) - Angkt. I 23 Pelatihan Penyusunan Laporan Kinerja Instansi (LKIP) - Angkt. II 24 Pelatihan Management of Training (MOT)

25 Pelatihan Training Officer Course (TOC)

26 Pelatihan Teknik Analisa Kebutuhan Diklat (AKD)

27 Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah bagi Widyaiswara 28 Pelatihan Penulisan Tata Naskah Dinas bagi Pegawai ASN 29 Pelatihan Karya Tulis Ilmiah

(9)

6

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Bab ini menguraikan ikhtisar perencanaan kinerja yang diperoleh dari dokumen perjanjian kinerja Kepala Pusdiklat Teknis dan Fungsional dengan Deputi Bidang Diklat Aparatur yang meliputi perjanjian kinerja dan struktur penganggaran.

A. Perjanjian Kinerja

Pusdiklat Teknis dan Fungsional sebagai unit kerja penyelenggaran pelatihan ASN menetapkan target kinerja yaitu “jumlah alumni yang mengikuti pelatihan” sebagai output yaitu sejumlah 802 orang. Hal ini ditetapkan karena sejalan dengan kebijakan LKIP yang menjelaskan indikator kinerja unit setingkat eselon II adalah indikator output. Secara lebih detil, indikator output tersebut dapat dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 2. Indikator Output

No Sasaran Program/Kegiatan Indikator Target

1. Pelatihan RLA Jumlah Alumni 50 orang

2. TOT Pelatihan RLA Angkatan I Jumlah Alumni 25 orang 3. TOT Pelatihan RLA Angkatan II Jumlah Alumni 25 orang 4. Pelatihan Revolusi Mental untuk

Pelayanan Publik Angkatan I

Jumlah Alumni 25 orang

5. Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik Angkatan II

Jumlah Alumni 25 orang

6. Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik Angkatan III

Jumlah Alumni 25 orang

7. Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik Angkatan IV

Jumlah Alumni 25 orang

8. TOT Pelatihan Revolusi Mental Untuk Pelayanan Publik – Angkt. I

Jumlah Alumni 25 orang

9. TOT Pelatihan Revolusi Mental Untuk Pelayanan Publik – Angkt. II

Jumlah Alumni 25 orang

10. TOT Pelatihan Revolusi Mental Untuk Pelayanan Publik – Angkt. III

Jumlah Alumni 25 orang

11. TOT Pelatihan Revolusi Mental Untuk Pelayanan Publik – Angkt. IV

Jumlah Alumni 25 orang

12. Pelatihan Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Lanjutan

Jumlah Alumni 30 orang

13. Pelatihan Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Menengah

Jumlah Alumni 60 orang

14. Pelatihan Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Tinggi

Jumlah Alumni 30 orang

15. Pelatihan Calon Analis Kebijakan Jumlah Alumni 57 orang 16. Pelatihan Khusus Analis Kebijakan Jumlah Alumni 30 orang 17. Pelatihan dan Seleksi Calon

Widyaiswara

Jumlah Alumni 26 orang

18. Pelatihan Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

(10)

7 19. Pelatihan Management of Training

(MOT)

Jumlah Alumni 25 orang

20. TOT Umum Bagi Non Widyaiswara Jumlah Alumni 27 orang 21. Pelatihan Teknis Analisis Kebutuhan

Diklat (AKD)

Jumlah Alumni 25 orang

22. Pelatihan Training Officer Course (TOC)

Jumlah Alumni 25 orang

23. Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagi Widyaiswara

Jumlah Alumni 25 orang

24. Penyelenggaraan Diklat Teknis dan Fungsional:

I. Pelatihan Penulisan Tata Naskah Dinas Bagi ASN

II. Workshop TOF Materi Bela Negara III. Evaluasi Pasca Pelatihan RLA

Jumlah Alumni 107 orang

Target Output Kegiatan 802 orang

Selanjutnya, Pusdiklat Teknis dan Fungsional juga memiliki sejumlah target “output penting” sebagai penjabaran indikator output di atas. Hal ini ditetapkan karena jumlah alumni sebagai output perlu lebih diperjelas lagi dengan beberapa indikator kinerja seperti yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja Pusdiklat TF tahun 2017, sebagai berikut.

Tabel 3. Perjanjian Kinerja 2017 SASARAN PROGRAM/

KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA TARGET

Terwujudnya

penyelenggaraan diklat teknis dan fungsional yang

berkualitas

Persentase pelatihan teknis, fungsional dan sosial kultural yang terselenggara sesuai standar

90%

Tingkat reaksi peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan teknis, fungsional dan sosial kultural

Baik

Tingkat pembelajaran (learning) peserta pasca pelatihan teknis, fungsional dan sosial kultural

80%

Persentase alumni pelatihan yang menerapkan kompetensi teknis, manajerial, sosial kulturan sesuai tujuan diklat

(11)

8

1. Pelatihan Teknis, Fungsional dan Sosial Kultural yang Terselenggara Sesuai Standar

Penyelenggaraan pelatihan teknis, fungsional dan sosial kultural yang sesuai standar memiliki arti bahwa setiap jenis pelatihan yang dilakukan oleh Pusdiklat TF memiliki pedoman atau dasar hukum yaitu peraturan Kepala LAN sebagai standar kualitas. Peraturan-peraturan Kepala LAN mengenai penyelenggaraan pelatihan antara lain mengatur kompetensi yang akan dicapai, kurikulum, format evaluasi dan jadwal pelatihan secara spesifik.

Namun demikian, tidak semua pelatihan yang diselenggarakan oleh Pusdiklat TF memiliki pedoman yang diatur dalam peraturan Kepala LAN. Oleh karena itu target indikator kinerja pada output ini ditetapkan sebesar 90%. Hal ini berarti bahwa 90% dari seluruh kegiatan pelatihan (30 pelatihan) memiliki pedoman penyelenggaran yaitu sebanyak 27 pelatihan.

2. Tingkat Reaksi Peserta Terhadap Penyelenggaraan Pelatihan Teknis, Fungsional dan Sosial Kultural

Mengadopsi konsep evaluasi pelatihan dari Donald L. Kirkpatrick dan James D Kirkpatrick, Pusdiklat TF menetapkan tingkat reaksi peserta pelatihan sebagai indikator output penting. Pengukuran indikator ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja Pusdiklat TF dalam melayani peserta pelatihan. Evaluasi yang dilakukan mencakup evaluasi terhadap penyelenggara, fasilitator dan sarana prasarana pelatihan. Kategorisasi evaluasi penyelenggaraan pelatihan adalah: “Baik’; “Baik Sekali”; “Memuaskan”; dan Sangat Memuaskan”. Selanjutnya target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah “Baik”. Adapun kriteria penilaian evaluasi pelatihan adalah sebagai berikut:

Angka Predikat

1 – 40 Sangat Buruk

40,1 – 60 Buruk

60,1 – 80 Sedang

80,1 – 90 Baik

90,1 – 100 Sangat Baik

3. Tingkat Pembelajaran (learning) Peserta Pasca Mengikuti Pelatihan Teknis, Fungsional dan Sosial Kultural

(12)

9

4. Alumni Pelatihan yang Menerapkan Kompetensi Teknis, Manajerial, Sosial Kultural Sesuai Tujuan Diklat

Pada indikator output ini, Pusdiklat TF melakukan evaluasi tentang sejauhmana alumni pelatihan dapat menerapkan kompetensi yang dimilikinya setelah mengikuti pelatihan. Hal ini sangat penting karena tujuan utama pelatihan adalah meningkatkan efektivitas dan kinerja instansi di tempat alumni bekerja. Kemampuan atau ketidakmampuan peserta dalam menerapkan kompetensinya tentu dipengaruhi oleh banyak faktor baik internal (individu) atau eksternal (organisasi). Oleh karena itu Pusdiklat TF memasukkan indikator ini dalam perjanjian kinerja dan target yang ditetapkan adalah sebesar 80%. Artinya setidaknya 641 orang alumni pelatihan menyatakan mampu menerapkan kompetensi yang mereka dapatkan dari pelatihan teknis, manajerial dan sosial kultural.

B. Struktur Penganggaran

Untuk terselenggaranya kegiatan pelatihan teknis, manajerial dan sosial kultural yang dilakukan oleh Pusdiklat TF, maka struktur penganggaran dibagi menjadi 2 (dua) yaitu anggaran yang berasal dari Rupiah Murni (APBN) dan anggaran yang bersumber dari PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) sebagai berikut:

Tabel 4. Struktur Anggaran 2017 NO SUMBER

1. Pelatihan RLA 3.323.553.000

2. TOT Pelatihan RLA Angkatan I 361.145.000

3. TOT Pelatihan RLA Angkatan II 353.645.000

4. Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik Angkatan I

66.070.000 5. Pelatihan Revolusi Mental untuk

Pelayanan Publik Angkatan II

62.920.000 6. Pelatihan Revolusi Mental untuk

Pelayanan Publik Angkatan III

68.470.000 7. Pelatihan Revolusi Mental untuk

Pelayanan Publik Angkatan IV

63.300.000 8. TOT Pelatihan Revolusi Mental untuk

Pelayanan Publik Angkatan I

80.015.000 9. TOT Pelatihan Revolusi Mental untuk

Pelayanan Publik Angkatan II

82.025.000 10. TOT Pelatihan Revolusi Mental untuk

Pelayanan Publik Angkatan III

93.965.000 11. TOT Pelatihan Revolusi Mental untuk

Pelayanan Publik Angkatan IV

87.065.000 12. Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang

Tingkat Lanjutan

125.400.000

(13)

10 Tingkat Menengah

14. Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Tinggi

114.150.000

15. Pelatihan Calon Analis Kebijakan 229.245.000

16. Pelatihan Khusus Analis Kebijakan 104.540.000

17. Workshop TOF Materi Bela Negara 144.540.000

18. Evaluasi Pasca Pelatihan RLA 334.082.000

JUMLAH 5.869.422.000

2. PNBP 1. Pelatihan Calon Analis Kebijakan 229.245.000

2. Pelatihan Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP)

86.275.000 3. Pelatihan Management of Training (MOT) 166.875.000

4. TOT Umum Bagi Non Widyaiswara 66.555.000

5. Pelatihan Teknis Analisis Kebutuhan Diklat

95.625.000 6. Pelatihan Training Officer Course (TOC) 116.875.000 7. Pelatihan Penulisan KTI Bagi

Widyaiswara

68.000.000 8. Pelatihan Penulisan Tata Naskah Dinas

bagi ASN

66.555.000 9. Diklat dan Seleksi Calon Widyaiswara 339.745.000

JUMLAH 1.185.750.000

(14)

11

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Bab III berikut menjelaskan capaian kinerja yang berhasil diraih oleh Pusdiklat Teknis dan Fungsional pada tahun 2017 yang meliputi penjelasan mengenai capaian kinerja tahun 2017 termasuk perbandingan dengan capaian kinerja tahun-tahun sebelumnya. Kemudian dijelaskan pula hal-hal yang terkait dengan realisasi anggaran dan analisis terjadinya efisiensi anggaran.

A. Capaian Kinerja Organisasi

Hal yang terpenting dalam penerapan manajemen kinerja adalah pengukuran kinerja untuk menjamin adanya peningkatan dalam pemberian pelayanan, khususnya pelayanan penyelenggaraan pelatihan serta untuk meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output yang akan dan seharusnya dicapai. Hal ini dilakukan sebagai wujud komitmen untuk menciptakan organisasi yang akuntabel.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara kinerja yang direncanakan dengan kinerja yang terjadi. Dalam hal ini maka pengukuran kinerja dilakukan terhadap kinerja output, yaitu target jumlah peserta diklat yang mengikuti pelatihan di Pusdiklat TF pada tahun 2017.

Seperti yang telah dijelaskan pada Bab II, jumlah alumni yang mengikuti pelatihan yang ditargetkan adalah 802 orang. Akan tetapi pada akhir tahun 2017, realisasi peserta yang mengikuti pelatihan hanya berjumlah 793 orang. Dengan demikian capaian kinerja output jumlah alumni sebesar 98,88%.

Tabel 5. Capaian Kinerja Output

No Sasaran A Diklat-diklat dari sumber penganggaran RM

(15)

12 Untuk Pelayanan Publik

Angkatan IV 8

ToT Diklat Revolusi Mental dalam Pelayanan Publik Angkatan I

25 25 100,00

9

ToT Diklat Revolusi Mental dalam Pelayanan Publik Angkatan II

25 25 100,00

10

ToT Diklat Revolusi Mental dalam Pelayanan Publik

12 Diklat Kewidyaiswaraan

Berjenjang Tingkat Lanjutan 30 30 100,00

13

Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Menengah

60 60 100,00

14 Diklat Kewidyaiswaraan

Berjenjang Tingkat Tinggi 30 30 100,00

15 Pelatihan Calon Analis

Kebijakan 30 30 100,00

16 Pelatihan Khusus Analis

Kebijakan 30 20 66,67

17 Workshop TOF Materi Bela

Negara 80 83 103,75

18 Evaluasi Pasca Pelatihan

RLA 1 laporan 1 Laporan 100,00 Non Diklat

B. Diklat-diklat dari sumber penganggaran PNBP

1 Pelatihan Calon Analis

Kebijakan 27 27 100,00

2 Pelatihan dan Seleksi Calon

Widyaiswara 26 26 100,00

4 Pelatihan Management of

Training (MOT) 25 25 100,00

5 ToT Umum Bagi Non

Widyaiswara 27 27 100,00

6 Pelatihan Teknis Analisis

Kebutuhan Diklat (AKD) 25 25 100,00

7 Pelatihan Training Officer

(16)

13 9 Pelatihan Penulisan Tata

Naskah Dinas Bagi ASN 27 27 100,00

TOTAL Capaian 802 alumni dan 1 laporan

793 alumni dan 1 laporan

98,88

Tidak tercapainya target output alumni disebabkan oleh adanya 2 (dua) orang peserta Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik Angkatan IV pada saat pelatihan dilaksanakan. Kemudian, Pelatihan Calon Analis Kebijakan juga tidak mampu memenuhi target karena peserta pelatihan diperoleh dari Pusat Pembinaan Analis Kebijakan. Masih rendahnya minat PNS untuk menjadi Pejabat Fungsional Analis Kebijakan menjadi penyebab sedikitnya jumlah peserta. Di sisi lain, realisasi kegiatan Workshop TOF Materi Bela Negara mampu melebih target yang direncanakan.

1. Kinerja Tahun 2017

a. Pelatihan Teknis, Fungsional dan Sosial Kultural yang Terselenggara Sesuai Standar

Sesuai dengan target dokumen perjanjian kinerja, Pusdiklat TF menargetkan sebanyak 90% dari seluruh kegiatan pelatihan memiliki pedoman penyelenggaraan, yaitu sebanyak 27 kegiatan. Pada tahun 2017, ada beberapa pelatihan yang belum memiliki pedoman, yaitu Pelatihan Penyusunan LKIP; Pelatihan Tata Naskah Dinas Bagi ASN dan Workshop TOF Materi Bela Negara. Dengan demikian dari 32 kegiatan pelatihan, hanya ada 3 pelatihan yang belum memiliki pedoman yang diatur dalam peraturan Kepala LAN.

Tabel 6. Capaian Kinerja Output Penting 1

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian % Keterangan Persentase pelatihan

teknis, fungsional dan sosial kultural yang terselenggara sesuai standar

90% 90,61% 100,67 29 dari 32

pelatihan

b. Tingkat Reaksi Peserta Terhadap Penyelenggaraan Pelatihan Teknis, Fungsional dan Sosial Kultural

(17)

14

Tabel 7. Capaian Kinerja Output Penting 2

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian % Keterangan Tingkat reaksi peserta

terhadap

penyelenggaraan pelatihan teknis, fungsional dan sosial kultural

Baik Baik 100,00

c. Tingkat Pembelajaran (learning) Peserta Pasca Mengikuti Pelatihan Teknis, Fungsional dan Sosial Kultural

Capaian kinerja untuk indikator tingkat pembelajaran (learning) didapatkan berdasarkan jumlah peserta pelatihan yang dapat menyelesaikan pelatihan teknis, fungsional dan sosial kultural yang diselenggarakan oleh Pusdiklat TF tahun 2017 dan dibuktikan dengan sertifikat. Berdasarkan hasil evaluasi, dari 793 orang peserta pelatihan, sebanyak 776 orang mendapatkan sertifikat kelulusan pelatihan. Dengan demikian capaian tersebut melebihi target yang direncanakan.

Tabel 8. Capaian Kinerja Output Penting 3

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian % Keterangan Tingkat pembelajaran

(learning) peserta pasca mengikuti pelatihan teknis, fungsional dan sosial kultural

80% 97,85% 122,31

d. Alumni Pelatihan yang Menerapkan Kompetensi Teknis, Manajerial, Sosial Kultural Sesuai Tujuan Diklat

Capaian kinerja untuk indikator ini didapatkan berdasarkan evaluasi terhadap persepsi peserta mengenai peningkatan kompetensi setelah mengikuti pelatihan teknis, fungsional dan sosial kultural yang diselenggarakan oleh Pusdiklat TF tahun 2017. Berdasarkan hasil evaluasi, sebanyak 84,35% alumni menyatakan terjadi peningkatan kompetensi (58,18% cenderung meningkat dan 26,74% meningkat signifikan).

Tabel 9. Capaian Kinerja Output Penting 4

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian % Keterangan Persentase alumni

pelatihan yang

menerapkan kompetensi

(18)

15 teknis, manajerial, sosial

kultural sesuai tujuan diklat

2. Perbandingan Kinerja Tahun 2017 dan 2016

Jika kita melihat perbandingan capaian kinerja Pusdiklat TF tahun 2017 dan 2016, ada beberapa hal yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Terdapat 2 (dua) indikator kinerja pada tahun 2016 yang dapat diperbandingkan dengan indikator kinerja tahun 2017 yaitu:

1) Persentase diklat teknis dan fungsional yang terselenggara sesuai standar; 2) Tingkat kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan diklat teknis dan

fungsional.

b. Adanya penurunan target kinerja untuk indikator persentase diklat teknis dan fungsional yang terselenggara sesuai standar di tahun 2017 dibandingkan tahun 2016, dari 100% menjadi 90%. Penurunan target ini dinilai lebih realistis karena tidak semua pelatihan teknis dan fungsional memiliki pedoman penyelenggaran yang ditetapkan dalam peraturan Kepala LAN. Hal ini dapat dipahami karena dinamika kebutuhan pelatihan-pelatihan teknis dan fungsional lebih cepat dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyusun peraturan Kepala LAN. Di samping itu, beberapa pelatihan belum memiliki kejelasan tentang siapa yang menjadi instansi pembina teknis, contohnya LKIP yang melibatkan LAN, MENPANRB dan BPKP. Sehingga meskipun pelatihan dilaksanakan dengan melibatkan instansi-instansi tersebut, namun pedoman penyelenggaraan pelatihan belum disusun.

c. Target kinerja untuk indikator tingkat kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan diklat teknis dan fungsional sama untuk tahun 2016 dan 2017, yaitu “Baik”. Target tersebut dapat dikatakan sebagai target minimal bagi Pusdiklat TF dalam penyelenggaraan pelatihan dari tahun ke tahun.

Tabel 10. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2016 dan 2017

Tahun 2016 Tahun 2017

Indikator Kinerja

Target Realisasi Capaian Indikator Kinerja

Target Realisasi Capaian

(19)

16

3. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Jangka Menengah

Tahun 2017 merupakan tahun ke 3 pelaksanaan Rencana Strategis Pusdiklat Teknis Fungsional LAN Tahun 2015-2019. Oleh karenanya perlu untuk melihat kembali seberapa jauh target-target jangka menengah dalam dokumen Rencana Strategis telah dicapai sampai dengan tahun 2017 ini. Secara umum dari target output yang ditetapkan dalam Renstra sebanyak 4.600 alumni diklat, pada tahun ketiga ini Pusdiklat TF telah dapat mencapai 42,78% dari target yang ditetapkan, atau sebanyak 1968 peserta telah menjadi alumni dari 15 kegiatan diklat yang diselenggarakan. Peningkatan capaian output selama 3 tahun (2015-2017) mengalami tren kenaikan positif.

Berdasarkan pengukuran yang dilakukan, diketahui bahwa dari 15 kegiatan tersebut sebanyak 5 (lima) kegiatan telah melebihi 50% dari target kinerja yang ditetapkan, yaitu pada kegiatan Pelatihan TOT bagi non widyaiswara (53,33%), Pelatihan calon analis kebijakan (76%), Pelatihan TOT Revolusi Mental (68%), Pelatihan pilot project revolusi mental (71,33%) dan Pelatihan kewidyaiswaraan berjenjang (muda, madya, utama) (66,67%). Perbandingan capaian kinerja tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 11 sebagai berikut:

0 200 400 600 800

2015

2016

2017 482

704

660

(20)

17

Tabel 11. Perbandingan Capaian Kinerja 2017 dengan Target Jangka Menengah

(21)

18 (Pelatihan Renstra & LKIP, Pelatihan Leader Executive

Berdasarkan tabel 11 di atas terlihat bahwa terdapat 2 (dua) output kegiatan dalam target Renstra yang capaiannya sebesar 0%. Kedua kegiatan tersebut adalah:

1. Pelatihan Pelayanan Publik

Tidak dilaksanakannya Pelatihan Pelayanan Publik pada tahun 2017 ini dikarenakan substansi Pelatihan Pelayanan Publik sudah terakomodir di dalam Diklat Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik yang pada tahun 2017 ini telah terlaksana sebanyak 4 angkatan.

2. Pelatihan Bina Damai

Sejak tahun 2016, Pelatihan Bina Damai tidak lagi menjadi pelatihan prioritas yang akan diselenggarakan oleh Pusdiklat TF. Keputusan untuk merubah jenis pelatihan ini diambil karena berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, peminat pelatihan ini sangat menurun, seiring dengan menurunnya eskalasi dan jenis konflik di Indonesia, sehingga pelatihan ini dirasakan kurang relevan lagi untuk dilakukan karena sudah tidak sesuai dengan kebutuhan.

Selanjutnya kedua pelatihan tersebut dialihkan ke dalam kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, yaitu:

1. TOT Diklat RLA sebanyak 2 (dua) angkatan yang menghasilkan 50 alumni 2. Workshop TOF Materi Bela Negara yang diikuti oleh 83 orang

(22)

19 B. Realisasi Anggaran

Realisasi anggaran pada hakekatnya adalah bentuk pertanggung jawaban dari aspek penyerapan anggaran, dimana semakin tinggi penyerapan anggaran (capaian) akan semakin baik pula akuntabilitas keuangannya, karena orientasi anggaran berbasis kinerja adalah bilamana anggaran yang telah disediakan harus dapat diserap seoptimal mungkin untuk kebutuhan pembiayaan kegiatan dimaksud.

Capaian realisasi anggaran Pusdiklat TF dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 12. Realisasi Anggaran Rupiah Murni dan PNBP Pusdiklat TF Tahun 2017

No Sumber

1. Diklat RLA 3.323.553.000 3.221.938.871 96,94 2. TOT Diklat RLA

Angkatan I 361.145.000 358.711.250 99,33

3. TOT Diklat RLA

Angkatan II 353.645.000 349.361.250 98,79

4. Pelatihan Revolusi Mental Untuk Pelayanan Publik Angkatan I

66.070.000 65.638.400 99,35

5. Pelatihan Revolusi Mental Untuk Pelayanan Publik Angkatan II

62.920.000 62.488.400 99,31

6. Pelatihan Revolusi Mental Untuk Pelayanan Publik Angkatan III

68.470.000 66.918.400 97,73

7. Pelatihan Revolusi Mental Untuk Pelayanan Publik Angkatan IV

63.300.000 61.249.900 96,76

8. ToT Diklat Revolusi Mental dalam Pelayanan Publik Angkatan I

80.015.000 79.285.000 99,09

9. ToT Diklat Revolusi Mental dalam Pelayanan Publik Angkatan II

82.025.000 81.495.000 99,35

10. ToT Diklat Revolusi Mental dalam Pelayanan Publik Angkatan III

93.965.000 93.635.000 99,65

11. ToT Pelatihan

(23)

20

125.400.000 122.815.610 97,94

13. Diklat

Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Menengah

269.500.000 262.129.220 97,27

14. Diklat

Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Tinggi

114.150.000 111.493.260 97,67

15. Pelatihan Calon Analis Kebijakan

155.209.000 152.034.600 97.95 16. Pelatihan Khusus

Analis Kebijakan

104.540.000 102.239.900 97,80 17. Workshop TOF

Materi Bela Negara

144.368.000 132.306.800 91.65 18. Evaluasi Pasca

Pelatihan RLA

334.082.000 237.310.289 71,83

JUMLAH 5.869.422.000 5.647.686.150 96,22

II PNBP 1. Pelatihan Calon Analis Kebijakan

229.245.000 213.024.400 92,93 2. Pelatihan dan

Seleksi Calon Widyaiswara

339.745.000 333.342.060 98,12

3. Pelatihan Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP)

86.275.000 83.074.380 96,29

4. Pelatihan Management of Training (MOT)

116.875.000 114.411.900 97,89

5. ToT Umum Bagi Non Widyaiswara

66.555.000 55.582.380 83,51 6. Pelatihan Teknis

Analisis Kebutuhan Diklat (AKD)

95.625.000 90.136.000 94,26

7. Pelatihan Training Officer Course (TOC)

116.875.000 112.328.900 96,11

8. Pelatihan KTI bagi Widyaiswara

68.000.000 63.279.500 93,06 9. Pelatihan Penulisan

Tata Naskah Dinas bagi ASN

(24)

21

JUMLAH 1.185.750.000 1.124.083.520 94,80

JUMLAH TOTAL 7.055.172.000 6.771.769.670 95,98

Berikut ini adalah rekapitulasi realiasasi anggaran kegiatan di Pusdiklat TF pada tahun 2017, sebagaimana dideskripsikan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 13. Rekapitulasi Realisasi Anggaran Kegiatan Tahun 2017 Pusdiklat TF 1 Rupiah Murni 5.869.422.000 5.647.686.150 221.735.850 96,22

2 PNBP 1.185.750.000 1.124.083.520 61.666.648 94.80

JUMLAH 7.055.172.000 6.771.769.670 283.402.498 95,98

Berdasarkan data realisasi anggaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa di tahun 2017 terjadi efisiensi anggaran. Hal ini disebabkan antara lain ketentuan penerapan JP wajib bagi tenaga fungsional widyaiswara di LAN dan adanya efisiensi pada belanja bahan (konsumsi dan ATK).

C. Perbandingan Realisasi Anggaran

Capaian realisasi anggaran kegiatan di Pusdiklat TF dapat dibandingkan secara beberapa tahun terakhir seperti yang digambarkan dalam tabel berikut:

Tabel 14. Daftar Perbandingan Anggaran dan Serapan NO TAHUN SUMBER

PNBP 3.101.000.000 2.478.289.450 79.91

2. 2014 RM 469.359.000 431.583.100 92.00

88,79

PNBP 1.255.240.000 1.074.213.900 85.58

3. 2015 RM 3.520.446.000 3.025.386.829 85,94

77,84

PNBP 1.493.824.000 877.943.300 58,77

4. 2016 RM 4.508.038.000 4.456.293.815 98,85

98,34

PNBP 1.311.996.000 1.267.309.400 96,59

5. 2017 RM 5.869.422.000 5.647.686.150 96,22

95,98

PNBP 1.185.750.000 1.124.083.520 94.80

(25)

22

(26)

23

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan Umum Capaian Kinerja

Dari hasil capaian kinerja Pusdiklat TF di tahun 2017, dapat disimpulkan bahwa secara umum seluruh indikator utama yang menjadi target dapat dicapai, bahkan capaian beberapa indikator seperti tingkat presentase pelatihan teknis, fungsional dan sosial kultural yang sesuai standar; tingkat pembelajaran (learning) peserta pasca mengikuti pelatihan teknis, fungsional dan sosial kultural; dan alumni pelatihan yang menerapkan kompetensi teknis, manajerial, sosial kultural sesuai tujuan diklat melebih target yang direncanakan.

Pada sisi anggaran, capaian penyerapan anggaran Pusdiklat TF tahun 2017 sebesar 95,98%. Hal ini mengindikasikan terjadinya efisiensi karena meskipun anggaran tidak terserap sepenuhnya namun capaian kinerja mampu melebih target yang ditetapkan. Namun demikian, untuk indikator output alumni peserta, tidak dapat dicapai sesuai target. Beberapa hal yang menjadi penyebab adalah adanya peserta yang mengundurkan diri pada saat pelatihan sedang berjalan, dan tidak tercapainya target jumlah peserta Pelatihan Calon Analis Kebijakan yang diperoleh dari Pusat Pembinaan Analis Kebijakan.

B. Langkah-Langkah di Masa Mendatang

Dalam rangka perbaikan dan peningkatan kinerja di masa mendatang, beberapa hal harus dilakukan oleh Pusdiklat TF, baik dari sisi perencanaan, pengelolaan dan evaluasi kegiatan-kegiatan pelatihan dan anggaran.

3. Pusdiklat TF harus terus mendorong pihak-pihak yang berkepentingan seperti Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat untuk menyusun pedoman penyelenggaran pelatihan yang belum ada.

4. Seleksi peserta terutama pelatihan Revolusi Mental perlu diperbaiki karena adanya peserta yang mengundurkan diri dan tidak mampu menyelesaikan pelatihan. 5. Perencanaan penganggaran perlu disempurnakan untuk meningkatkan capaian

(27)

24 LAMPIRAN

Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Pusat Diklat Teknis dan Fungsional

SASARAN PROGRAM/ KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA TARGET

Terwujudnya

penyelenggaraan diklat teknis dan fungsional yang

berkualitas

Persentase pelatihan teknis, fungsional dan sosial kultural yang terselenggara sesuai standar

90%

Tingkat reaksi peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan teknis, fungsional dan sosial kultural

Baik

Tingkat pembelajaran (learning) peserta pasca pelatihan teknis, fungsional dan sosial kultural

80%

Persentase alumni pelatihan yang menerapkan kompetensi teknis, manajerial, sosial kulturan sesuai tujuan diklat

80%

Kegiatan Anggaran

(28)
(29)

Gambar

Tabel 1. Kegiatan Pusdiklat Teknis dan Fungsional Tahun 2017
Tabel 2. Indikator Output
Tabel 3. Perjanjian Kinerja 2017
Tabel 4. Struktur Anggaran 2017
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil temuan diatas, dapat diketahui bahwa strategi penghidupan yang dilakukan oleh para pedagang kaki lima di Yogya, Hanoi, Surigao, Kigali dan Johannesburg adalah

Abstrak: Pengantin Gagrag kartika rukmi merupakan salah satu pengantin yang terdapat di Indonesia pada bagian wilayah Jawa Timur tepatnya di kota

Yang dimaksud “dapat dibantu oleh atau dapat berkoordinasi dengan lembaga yang memiliki kompetensi pada bidang yang diperlukan” adalah memberikan bantuan

(Manumpil, 2015), maka dari itu peran orang tua sangatlah penting dalam kegiatan pembelajaran anak yang menggunakan gadget saat ini. Gadget yang pemakaianya terlalu

yang pada umumnya tidak mengatur masalah penarikan diri (withdrawal). Oleh karena itu, penelitian mengenai “Konsekuensi Pembatalan Undang-Undang Ratifikasi terhadap

supaya terjadi reaksi, molekul reaktan harus bertumbukan dengan orientasi yang benar dan dengan energi yang mencukupi untuk membentuk produk. Contoh : Cl + NOCl NO + Cl

Peristiwa pembiasan menyebabkan adanya penyimpangan arah cahaya dan pada prisma akan mengalami dispersi cahaya, karena n bervariasi dengan

Pada pemilihan tulangan, peringkat pertama adalah informasi harga yang diberikan, diperingkat kedua adalah tenggang waktu penyerahan material dari perusahaan