• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar Rekayasa Perangkat Lunak (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengantar Rekayasa Perangkat Lunak (1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun Oleh :

Muhammad Ridwan (41814110016) Dosen Pengampu :

Wachyu Hari Haji, S.Kom, MM

SISTEM INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

(2)

Rekayasa Perangkat Lunak

1. Pendahuluan

Pada masa sekrang, hampir semua bidnag kehidupan memerlukan penggunaan Perangkat Lunak atau Software. Kita mungkin sudah terbiasa melihat atau bahkan menggunkana beberapa perangkat lunak dalam kehidupan sehari-hari, seperti; pemutar music, pembuat dokumen, dan lain-lain. Perangkat lunak ini merupakan hasil dari serangkaian proses kegitaan yang dikenal dengan Rekayasa Perangkat Lunak. Apakah Rekayasa Perangkat Lunak itu?

2. Pengertian Dasar

“Rekayasa Perangkat Lunak adalah disiplin untuk memecahkan masalah dengan merancang dan mengembangkan perangkat lunak berbasis sistem. Seperti kegiatan rekayasa apapaun, seorang Software Engineer memulai dengan mendifinisikan masalah dan menerapakan cara-cara untuk menyelesaikan masalah. Tetapi, tidak seperti Engineer lain, Software Engineer membutuhkan penekanan metodologi atau metode untuk proses development, selain keahlian dengan alat dan teknik.”

- Ivan Marsic, Software Engineering.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai Rekayasa Perangkat Lunak, tahukah anda apa yang dimaksud dengan Perangkat Lunak, atau Software?

(3)

3.1 Software berdasarkan fungsinya : - System Software

Perangkat lunak yang kegunaannya lebih banyak ditujukan untuk operasional komputer.

- Application Software

Perangkat lunak yang kegunaannya lebih banyak ditujukan untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi pemakai.

3.2 Software berdasarkan applikasinya : - System Software

Sekumpulan program yang ditulis untuk kepentingan program lain - Real Time Software

Suatu Perangkat Lunak yang berfungsi mengendalikan, memonitor atai menganalisis kejadian yang terjadi pada keadaaan nyata (seketika).

- Business Software

Perangkat lunak yang memberikan fasilitas operasi untuk bisnis atau fasilitas pengambilan keputusan manajemen.

- Engineering and Scientific Software

Perangkat lunak yang digunakan di dalam bidang aplikasi teknik dan kerekayasaan. Perangkat lunak jenis ini biasanya berhubungan dengan komputasi numeric, CAD (Computer Aided Design), simulasi sistem, dll.

- Artificial Intelligent Software

(4)

4. Tujuan Rekayasa Perangkat Lunak

Tujuan dari rekayasa perangkat lunak adalah untuk mengembangkan sistem berbasis software yang dapat digunakan pengguna mencapai tujuan bisnis mereka. Seorang software engineer harus mengerti tujuan dari pengguna sistem, kemudian membentuk software yang dapat mempermudah bisnis penggunanya, untuk hal itu diperlukan :

- Kemampuan untuk mempelajari beragam proses bisnis baru dengan cepat.

- Kemampuan untuk berkomunikasi dengan para ahli domain, membentuk sebuah model abstrak dari aliran informasi yang didapat, kemudian merumuskan solusi yang masuk akal dalam konteks usaha pengguna.

- Kemampuan untuk merancang suatu sistem software yang akan mewujudkan solusi yang diinginkan dan tetap digunakan untuk kebutuhan beberapa tahun ke depan.

Sehingga dapat disimpulkan tujuan rekayasa perangkat lunak adalah :

 Membangun perangkat lunak yang benar.

 Menghasilkan perangkat lunak dengan kinerja tinggi dan tepat sasaran.

 Menciptakan perangkat lunak yang fleksibel, dan mudah digunakan.

(5)

Idealnya, kedua kegiatan dilakukan oleh orang yang sama untuk memastikan hasil yang terbaik; pada kenyataannya, mengingat sifat dan tuntutan yang berbeda, rekayasa perangkat lunak dan pemrograman dilakukan oleh orang yang berbeda.

Beberapa orang mengatakan rekayasa perangkat lunak adalah tentang menulis banyak dokumentasi. Orang lain mengatakan rekayasa perangkat lunak adalah tentang menulis kode berjalan. Sebenarnya bukan. Rekayasa perangkat lunak adalah tentang memahami masalah bisnis, menciptakan solusi, mengevaluasi alternatif, dan membuat desain sistem dan pilihannya. Hal ini membantu dokumentasi proses (tidak hanya solusi akhir) untuk mengetahui alternatif apa yang dapat dipertimbangkan dan mengapa pilihan tersebut dibuat. Rekayasa perangkat lunak bukan tentang menulis dokumentasi, melainkan memberikan dokumentasi yang berharga.

(6)

Software terdiri dari beberapa bagian, dimana jika dikerjakan satu persatu akan terlihat mudah, tetapi masalahnya adalah jumlah mereka yang terlalu banyak. Mungkin suatu komponen mudah dikerjakan; tetapi karena jumlahnya yang sangat banyak, ada kemungkinan anda kehilangan komponen lain yang diperlukan.

Kesalahan dapat terjadi baik dalam memahami masalah atau melaksanakan solusi. Masalahnya adalah, untuk logika diskrit, solusi “hampir benar” tidak dapat diterima; satu bit terbalik dapat mengubah seluruh program. Bahkan developer software masih belum menemukan metode yang memadai untuk menangani kompleksitas tersebut, oleh karena itu software engineer harus dapat menangani kompleksitas dalam rekayasa perangkat lunak, dan mengabaikan resikonya. Seorang ahli dapat melihat gambaran yang lebih luas dan mengantisipasi resiko. Resiko biasanya termasuk kondisi seperto, program tidak dapat melakukan apa yang diharapkan, kemampuan lebih yang tidak diketahui (yang mungkin dimanfaatkan oleh orang yang bermaksud jahat).

Jika anda seornag insinyur sipil yang membangun jembatan, maka yang perlu anda ketahui adalah tentang jembatan. Tidak seperti ini, jika anda mengembangkan sebuah perangkat lunak anda perlu mengetahui Domain Software (ini adalah apa yang anda bangun) dan anda perlu tahu tentang masalah domain (ini adalah masalah yang sedang anda cari solusinya). Beberapa masalah membutuhkan penelitian berdedikasi (tahunan, decade, atau bahkan lebih lama).

(7)

masalah dalam domain yang berbeda ini mengharuskan software mengikuti domain tersebut. Ini berarti, software engineer harus mengubah software sesuai dengan desain yang diinginkan, mengimplementasikan, dan melakukan pengujian program kembali, yang seharusnya dapat dilakukan untuk membuat software lain.

Rekayasa perangkat lunak utamanya tenang pemodelan dunia fisik dan menemukan abstarksi yang baik. Jika anda menemukan satu set mewakili abstraksi, pengembangan mengalir secara alami. Namun, mengingat bahwa setiap sistem fisik memiliki banyak bagian, yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah untuk menjelaskan beberapa bagian dari variabel tersebut. Bekerja dengan perkiraaan tidak masalah jika struktur dunia tidak berubah. Tapi, kita hidup dalam dunia yang berubah : benda mulai rusak dan hancur, organisasi bangkrut, praktetk bisnis berubah, peraturan pemerintah berubah, mode berubah, dan lain lain.

(8)

Sumber :

- Mulyanto, Aunur Rofiq, Rekayasa Perangkat Lunak Jilid I untuk SMK, Departemen Pendidikan Nasional, 2009

https://drive.google.com/file/d/0Bxb6RimwXb5_a0doWkFCRHo2M3c/edit - Marsic, Ivan, Software Engineering, Rutgers University, 2012

http://www.ece.rutgers.edu/~marsic/books/SE/

Gambar

Gambar 1.1 Hubungan antara Software Engineer dan Programmer

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan pembuatan alat belah bambu manual ini adalah merancang alat pembelah bambu yang dioperasikan secara manual untuk membelah bambu gelondong dengan panjang 40 cm

Muncul no pemesanan dengan proses pengiriman penukaran pada menu Pengaturan Pengiriman status

Untuk mengetahui secara simultan besarnya pengaruh citra merek dan persepsi harga terhadap keputusan pembelian dengan menggunakan teknik analisis statistik yang sudah di

Jika ditinjau dari Identitas Nilai dalam pelembagaan partai melalui masing- masing basis sayap, basis sayap merupakan bagian dari gambaran basis sosial pendukung

FACR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional go public periode Triwulan I tahun 2009 sampai

Semakin tinggi posisi piston valve, maka semakin tinggi jarum skep terangkat, karena bentuk jarum yang tirus, maka semakin besar celah antara main jet dengan jarum skep,

yang dilakukan oleh Rosydah (2011) dengan meningkatnya jumlah kitosan, mikropartikel yang terbentuk lebih sferis dengan permukaan yang halus, sedangkan pada penelitian

Selanjutnya, pada halaman sumber yang sama, Field (2004: 63 — 64) mengemukakan bahwa di antara pandangan tentang akuisisi yang dapat dicirikan sebagai “ kognitif ” adalah