• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implikasi Teori Analisis Multi Kriteria

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Implikasi Teori Analisis Multi Kriteria"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas 1

Mata Kuliah Analisa Lokasi dan Keruangan

Makalah Individu

Dari Jurnal ”PENGAMBILAN KEPUTUSAN KRITERIA JAMAK (MCDM) UNTUK

PEMILIHAN LOKASI FLOATING STORAGE AND REGASIFICATION UNIT (FSRU): STUDI KASUS SUPLAI LNG DARI LADANG TANGGUH KE BALI”

Soraya Lizya 3613100508

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

(2)

Tugas 1 Analisa Lokasi dan Keruangan

2015

BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia atau akrab disebut MP3EI adalah hal baru yang mungkin tidak asing lagi dibicarakan di Indonesia. Pada hari Jumat, 27 Mei 2011 yang lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wapres Boediono menghadiri peluncuran MP3EI 2011-2025 di Plenary Hall, Jakarta Convention Center. Salah satu, dari 17 proyek groundbreaking, yang dicanangkan adalah proyek Floating Storage & Regasification Unit (FSRU) di Kabupaten Cilegon.

Permintaan energi dunia, khususnya juga di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Indonesia, merupakan negara yang dapat dikatakan kaya akan sumber energi khususnya gas alam. Tidak seluruh daerah di Indonesia memiliki sumber gas alam akan tetapi kebutuhan akan bahan bakar ini dimiliki oleh hampir seluruh daerah di Indonesia.

Floating Storage and Regasification Unit atau sering disingkat FSRU merupakan salah satu solusi pemenuhan kebutuhan gas alam dalam rangka pencegahan kelangkaan. Pada dasarnya, FSRU merupakan tempat penyimpanan sementara Liquefied Natural Gas (LNG) di atas sebuah kapal yang tertambat. Di atas kapal tersebut terjadi juga proses regasifikasi LNG, sehingga gas tersebut dapat dipasok langsung ke konsumen.

1.2. Tujuan

(3)

Tugas 1 Analisa Lokasi dan Keruangan

2015

BAB II Pembahasan

2.1. Konsep Dasar Teori Lokasi

Dalam sebuah proses pengambilan keputusan, perlu adanya kriteria sebelum terjadi pengambilan keputusan suatu alternatif pilihan. Kriteria yang digunakan sebagai alat pengukur tingkat pencapaian tujuan. Karena adanya kriteria menunjukan definisi dari suatu masalah dalam bentuk yang konkrit.

Kriteria ialah standart penentuan atau aturan-aturan dasar yang mana alternatif keputusannya diurutkan menurut keinginan dari kriteria itu sendiri, atau dengan kata lain kriteria adalah suatu istilah umum yang meliputi konsep-konseo alternatif yang dievaluasi (Malczewski, 1999)

Dalam Multi Criteria Decision Making terdapat unsur attribute yang menerangkan, memberi ciri kepada suatu obyek, seperti tinggi, panjang, dan sebagainya, lalu obyek mengarah pada perbaikan atau kesukaan attribute yang menjadi suatu obyektif pada attribute tersebur siberi arah tertentu. Dan tujuan ditentukan terlebih dahulu, missal suatu proyek tujuan mencapai profit 10 juta/bulan.

Berdasarkan tujuannya. MCDM dapat dibagi menjadi 2 model (Zimmermann, 1991):

Seringkali MADM dan MODM digunakan untuk menerangkan kelas atau kategori yang sama. MADM biasanya digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam ruang diskret. Oleh karena itu MADM biasanya digunakan untuk melakukan penelitian atau seleksi terhadap beberapa alternative dalam jumlah yang terbatas. Sedangkan MODM sering digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah pada ruang kontinyu (seperti permasalah-masalah pada pemrpgraman matematis).

2.2. Alasan Pemilihan Lokasi

Adanya FSRU ini akan dipergunakan untuk menyuplai gas alam ke pembangkit listrik, maka krteria yang pertama ialah perairan yang sedekat mungkin dengan ketiga pembangkit listrik yang ada di Bali. Ketiga perairan ini terpilih sebagai alternated lokasi yakni, perairan Benoa, perairan Gilimanuk, dan perairan Pemarot.

MADM

Multi Attribute

Decision Making

(4)

Tugas 1 Analisa Lokasi dan Keruangan

2015

Ada satu perairan lagi yang dapat dijadikan lokasi alternative yaitu perairan Celukan Bawang melihat keuntungan kondisi perairannya dibandingkan dengan perairan lainnya dari aspek kedalaman, arus, gelombang, serta peruntukan daerah Celukan Bawang yang memang sebagai wilayah pengembangan industry. Perairan Celukan Bawang juga berada diantara PLTG Gilimanuk dan PLTG Pemaron, sehingga memiliki peluang untuk menyuplai gas ke kedua PLTG tersebut melalui pipa. Adapun alternatif-alternatif lokasi untuk FSRU, Perairan Benoa, Perairan Gilimanuk, Perairan Pemaron, dan Perairan Celukan Bawang

2.3. Faktor-Faktor Lokasi

Untuk menentuan lokasi FSRU, ada beberapa persyaratan, yaitu untuk membangun marine access pembangunan LNG receiving terminal yang dapat melayanu kapan LNG 125000m3 setidaknya, panjang kapal keseluruhan (length over

all) 280 m, lebar (breadth) 42 m, sarat (draught) 11,7 m, alur keluar-masuk (access channel) lebar 250-300 m, kedalaman air 13,5-14 m, diameter putar (turning circle diameter) 500-600 m, operational limit at current speed 1,0 knot, kolam tambat pada dermaga (mooring basin at berth) 400 x 60 x 13,5 m (low waves effect), haluan Kapal mengarah ke laut terbuka, operational limits at significant waves height 1,5 - 2,0 m; kecepatan angin maksimum 20-25 knots, jumlah kapal tunda 3 atau 4, jumlah kapal kepil 1 atau 2, navigational aids (radio, lights, radar).

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya beberapa pertimbangan dalam pemilihan alternative lokasi FSRU dapat dikelompokkan menjadi:

Technical, merupakan pertimbangan teknis dalam pemikihal lokasi terminal penerimaaan LNG lepas pantai. Kriteria yang termasuk dalam pertimbangan teknis adalah jarak dari terminal ke pembangkit, kedalaman air, pasang surut, arus, gelombang dan angin.

Community health and safety, merupakan pertimbangan akibat pengaruh dari keberadaan FSRU pada keselamatan dan kesehatan manusia yang berada di sekitarnya. Faktor Community health and safety issues ini dapat diturunkan menjadi

basic factor yaitu pemukiman, industri, sea traffic dan explosive location.

Environmental, merupakan pertimbangan pengaruh keberadaan FSRU pada lingkungan disekitarnya. Faktor Environmental issues ini dapat diturunkan menjadi beberapa basic faktor yaitu noise, air emission, dan waste water.

Selanjutnya kriteria dibagi menjadi kriteria kuantitatif dan kriteria kualitatif. Kriteria kuantitatif terdiri dari jarak ke pembangkit, kedalaman air, arus, pasang-surut, gelombang dan angina. Kriteria kualitatif terbagi menjadi dua level. Kriteria

(5)

Tugas 1 Analisa Lokasi dan Keruangan

2015

sea traffic, dan explosive location. Kriteria kualitatif environment dibagi menjadi

noise, air emission, dan water waste.

2.4. Implikasi Teori terhadap Lokasi yang Dipilih

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pemilihan lokasi untuk FSRU memerlukan beberapa syarat khusus, dan seperti yang telah disebutkan diatas pula, lokasi alternative yang akan dijadikan FSRU, ialah :

 Perairan Benoa

Menurut hasil jurnal lokasi ini dinyatakan gugur dikarenakan tidak memenuhi syarat. Seperti berada dikawasan wisata, perairan terlalu dangkal, dan perairan yang cukup sempit. Maka perairan ini dianggap gugur dan tidak dimasukkan pada proses scoring.

 Perairan Gilimanuk

Perairan ini berada di ujung barat Pulau Bali. Pelabuhan di Gilimanuk merupakan pelabuhan barang dan penumpang terutama unutk jalur Jawa-Bali. Perairannya memounyai kedalaman yang cukup dalam, sehingga memungkinkan untuk dijadikan lokasi alternative pemilihan FSRU. Pelabuhan Gilimanuk lebih dikenal dengan pelabuhan penyebrangan. Selain itu, pada jarak 1 kilometer dari pelabuhan terdapat PLTG Gilimanuk. Lokasi penambatan tongkang yang terletak pada jarak sekitar 500 m dari PLTG. Dari lokasi tambat, bahan bakar tersebut dialirkan menuju PLTG melalui pipa yang ditanam di tanah melewati jalan raya Pelabuhan Gilimanuk.

Walaupun arus di Perairan Gilimanuk relative kencang, namun diyakin kalau dengan konstruksi fasilitas tambat dan system penabatan yang baik, maka factor kekuatan arus ini dapat dikompensasi. Lokasi penambatan tongkang yang selama ini menyuplai bahan bakar ke PLTG Gilimanuk, dari awal pengamatan diperkirakan dapat menjadi lokasi alternative untuk penambatan FSRU. Secara ekonomis ini juga akan menguntungkan, mengingat jarak lokasi penambatan dan PLTG yang kurang dari 500 m akan membuat investasi pipeline akan sangat kecil jika dibandingkan dengan alternated lokasi yang lain.

 Perairan Pemaron

(6)

Tugas 1 Analisa Lokasi dan Keruangan

2015

penolakan terjadi dikarenakan posisi FSRU yang mempengaruhi kenyamanan masyarakat sekitar. Walaupun kondisi alam yang cocokk, kondisi pantai yang landau tentu akan menjadi kendala.

 Perairan Celukan Bawang

Dari sisi tata ruang dan wilayah, Perairan Celukan Bawang memang diperuntukan untuk kawasan industry, sehingga resistensi masyarakat tentunya akan kecil dan besar kemungkinan dukungan Pemerintah Kabupaten Buleleng akan positif, mengingat salah satu tujuan dari pembangunan di Buleleng ialah perbaikan iklim investasi. Kondisi daerah di sekitar Pelabuhan/Perairan Celukan Bawang yang umumnya merupakan area perkebunan kelapa dengan tingkat kepadatan penduduk yang rendah akan lebih memungkinkan peletakan FSRU di sekitar Pantai Celukan Bawang.Kondisi perairan yang tenang, arus yang lemah serta perubahan pasang surut yang rendah di sepanjang musim memungkinkan secara teknis FSRU untuk diletakkan di sini.

Kondisi kolam pelabuhan dan alur masuk menuju kolam pelabuhan/perairan di sekitarnya dengan kedalaman rata-rata sekitar 15 m memberi kemudahan akses shuttle vessel yang memiliki sarat 11,9 m. Pada jarak 500 m ke arah timur dari Pelabuhan Celukan Bawang kedalaman perairan masih sama dengan kedalaman perairan di kolam Pelabuhan Celukan Bawang.

Dari hasil survey, data yang didapatkan berupa data kuantitatif. Dalam proses ini perhitungan menggunakan MADM, langkah pertama yang dilakukan ialah menghitung bobot (relative weight) untuk setiap sub-kriteria kualitatif. Pada jurnal ini, pembobotan dilakukan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) (Saaty, 1988). Dengan menggunakan data-data yang didapat melaui kuisoner, nilai-nilai numeric antar elemen dari setiap perbandingan bepasangan akan diproses dalam sebuah system matriks perbandingan. Perbedaan pembobotan pada sub-kriteria Community Health dan Safety dari masing-masing kelompok (Masyarakat, PLN, dan Pemda)

(7)

Tugas 1 Analisa Lokasi dan Keruangan

2015

mengalikan Confidence Degree dengan bobot (relative weight) yang telah dihitung sebelumnya, dimana Gilimanuk sebagai alternatif pertama, Pemaron sebagai alternatif kedua dan Celukan Bawang sebagai alternatif ketiga. Jika basic probability assignment sudah diperoleh, maka selanjutnya kita dapat menghitung total probabilty assigment (TPA). Hasil perhitungan total probability assignment yang didapat digunakan untuk menghitung Preference Degree dari masing-masing kriteria kualitatif tersebut dengan cara mengalikan masing-masing nilai di atas dengan skala yang telah ditetapkan sebelumnya.

Nilai preference degree untuk kriteria kuantitatif dapat dilihat di lampiran jurnal pada Tabel 8 dengan menggunakan persamaan (1) dan (2) serta memasukkan nilai-nilai kuantitatif. Jika nilai-nilai preference degree dari semua kriteria kualitatif dan kriteria kuantitatif diperoleh, perankingan terhadap alternatif yang ada dapat dilakukan dengan menggunakan metode entropy seperti pada persamaan. Alternatif dengan nilai entropy tertinggi adalah alternatif yang terpilih sebagai lokasi FSRU. Mengingat ada 3 aktor dalam pemilihan ini, maka menyajikan hasil nilai entropy dari masing-masing aktor yang melakukan penilaian.

Untuk mengetahui ranking dari seluruh decision maker maka dihitung nilai

entropy rata-rata dengan cara menjumlahkan nilai entropy pada tiap-tiap alternatif kemudian membaginya dengan jumlah kelompok decision maker. Dan pada akhirnya dapat dilihat nilai dari keseluruhan.

Dari perhitungan yang telah dilakukan (terlampir pada jurnal), didapatkan hasil bahwa Alternatif 4 atau Perairan Celukan Bawang yang mendapat nilai paling tinggi dalam pemilihan lokasi untuk FSRU. Di samping itu ada beberapa hal yang mendukung Pelabuhan Celukan Bawang sebagai alternatif lokasi FSRU yang terbaik, yaitu:

(8)

Tugas 1 Analisa Lokasi dan Keruangan

2015

positif mengingat salah satu tujuan pembangunan di Buleleng adalah perbaikan iklim investasi di daerahnya.

b) Kondisi daerah di sekitar Pelabuhan/Perairan Celukan Bawang yang umumnya merupakan area perkebunan kelapa dengan tingkat kepadatan penduduk yang rendah akan lebih memungkinkan peletakan FSRU di sekitar Pantai Celukan Bawang.

c) Kondisi perairan yang tenang, arus yang kecil serta perubahan pasang surut yang rendah di sepanjang musim memungkinkan secara teknis FSRU untuk diletakkan di sini.

d) Kondisi kolam pelabuhan dan alur masuk menuju kolam pelabuhan/perairan disekitarnya dengan kedalaman rata-rata sekitar 15 m memberi kemudahan akses shuttle vessel yang memiliki kedalaman sebesar 11,9 m.

2.5 Lesson Learned

Adapun pelajaran yang dapat diambil dari pembahasan diatas :

 Dalam pemilihan lokasi Floating Storage and Regasification Unit

(FRSU) di Pualu Bali, menggunakan dalam kasus ini menggunakan Multi Attribute Decision Making (MADM) dan pembobotan dilakukan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP).

 Dalam melakukan Analisis Multi Kriteria, bukan hanya data kuantitatif

yang diambil, tapi juga kualitatif yang kemudian nantinya akan di bobotkan.

 Dalam melakukan melakukan pemilihan lokasi ada syarat-syarat

tertentu yang tidak bisa ditolerir.

Daftar Pustaka

Sekilas tentang Teknologi Floating Storage and Regasification Unit (FSRU)

http://majarimagazine.com/2011/07/sekilas-tentang-teknologi-floating-storage-and-regasification-unit-fsru/. Diakses tanggal 18 Maret 12.53 PM

Jian, B.Y., 1995. “Multiple Criteria Decision Making in Design Selection and Synthesis.”

Journal of Engineering Design, Vol. 6, No. 3, p. 207-229.

Sen, P., and Jian, B.Y., 1993. “A Multiple Criteria Decision Support Environment for Engineering Design.” International Conference on Engineering Design ICED, The Hague.

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Struktur penyusunan bahan e-pembelajaran bertajuk ‘Sets’ mengikut subtopik berdasarkan matematik KBSM dan setiap subtopik dilengkapi dengan nota guru yang menggunakan sumber Resource

Pengamatan hasil uji potensi ekstrak daun miana terhadap pertumbuhan Malassezia furfur dilakukan dengan melihat adanya zona hambat yang terjadi akibat mekanisme

Saya berkata padanya, “Saya berterima kasih karena kalian telah membantu insan Tzu Chi Afsel kami yang pergi ke Swaziland.” Dia selalu menjawab dengan gembira,

Pemanfaatan Penginderaan Jauh Untuk Identifikasi Permukiman Kumuh Daerah Penyangga Perkotaan (Studi Kasus: Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak).. 10/17/2019

Berdasarkan hasil penelitian di atas, bahwa dengan penerapan pembelajaran kontekstual melalui cooking class dapat meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak

diverifikasi oleh LSP ... Asesmen Estimator Biaya lalan direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah.

Diharapkan mampu memberikan informasi kepada siswi atau remaja putri dengan berbagai metode, sehingga dengan meningkatnya pengetahuan siswi tentang menstruasi dapat menurunkan