• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kualita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kualita"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Page 1 of 11

TUGAS MATA KULIAH

SISTEM OTONOMI DAERAH

PENGARUH OTONOMI DAERAH TERHADAP KUALITAS

PELAYANAN PUBLIK

Disusun Oleh :

STEFANUS WAHYU PRATOMO NPM. 1574101010

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU HUKUM

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

(2)

Page 2 of 11

SISTEM OTONOMI DAERAH

Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kualitas Pelayanan Publik

Stefanus Wahyu Pratomo, S.Si 1) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malinau,

Kantor Bupati Malinau Gedung D Lt. 2, Jl. Pusat Pemerintahan Malinau – INDONESIA Telp dan Fax : 0553-2022070

2) Jl. Merdeka RT.VI No.26, Desa Kuala Lapang, Kecamatan Malinau Barat, Kabupaten Malinau – INDONESIA

Telp. 0553-2023475 Email: stefanuswpssi@gmail.com

Abstract – Makalah ini membahas Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kualitas Pelayanan

Publik khususnya dilingkungan Pemerintah Desa pasca pelimpahan wewenang Pemerintah

Kabupaten Kepada Desa.

Kata Kunci : sistem, hukum, otonomi, system otonomi, otonomi daerah, system otonomi

(3)

Page 3 of 11

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat kasih dan

anugerah-Nya hingga saat ini kita dapat menikmati segala keindahaan serta keberadaan

ciptaan-Nya yang ada di muka bumi ini.

Ucapan banyak terimakasih penulis sampaikan kepada para pihak yang telah

memberikan masukan saran dan pendapat dalam penulisan makalah ini.

Makalah ini membahas tentang Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kualitas

Pelayanan Publik Khususnya di lingkungan Pemerintah Desa pasca pelimpahan wewenang

Pemerintah Kabupaten kepada Desa. Sangat diharapkan kritik dan masukan dengan sifat

membangun agar dapat meningkatkan kualitas makalah selanjutnya dikemudian hari. Akhir

kata, penulis berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat serta berguna bagi

pembaca.

Malinau, 12 September 2016

(4)

Page 4 of 11

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dominasi kebijakan desentralisasi pasca kemerdekan Republik Indonesia mengalami

periode pasang surut. Periode pertama desentralisasi berdasarkan UU nomor 22 tahun

1948 dan UU nomor 1 tahun 1957 dimulai tahun 1948 hingga 1959 dengan durasi waktu

11 tahun, periode kedua desentralisasi berdasarkan UU nomor 18 tahun 1965 dimulai

tahun 1965 hingga 1974 dengan durasi waktu 8 tahun, periode ketiga desentralisasi

berdasarkan UU nomor 22 tahun 1999 terjadi pasca reformasi tahun 1999 hingga saat

makalah ini ditulis dengan durasi waktu 17 tahun.

Desentralisasi yang merupakan cikal-bakal Otonomi Daerah merupakan Urusan

Pemerintahan Konkuren yang dibagi berdasarkan dan menjadi kewenangan tiap tingkatan

atau susunan pemerintahan, yang dilakukan secara jelas sehingga tidak terjadi

tumpang-tindih kewenangan dalam pelaksanaannya. Adapun selain urusan pemerintahan konkuren,

terdapat juga Urusan Pemerintahan Absolut yang sepenuhnya menjadi kewenangan

pemerintah pusat dan Urusan Pemerintahan Umum yaitu kewenangan presiden sebagai

kepala pemerintahan yang di daerah di laksanakan oleh gubernur, bupati atau walikota dan

didelegasikan kepada camat.

Otonomi Daerah yang merupakan pembagian urusan pemerintahan konkuren,

memilki tiga kelompok urusan yaitu Kelompok Urusan Wajib Terkait Pelayanan Dasar,

Kelompok Urusan Wajib Tidak Terkait Dengan Pelayanan Dasar dan Kelompok Urusan

Pilihan yang merupakan urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh daerah

(5)

Page 5 of 11

Gerdema, Gerakan Desa Membangan merupakan sebuah konsep sekaligus penerapan

yang menempatkan Pemerintah Desa sebagai subjek pembangunan dalam system otonomi

daerah, sesuai dengan undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini, penulis berkonsentrasi pada “Pengaruh Otonomi

Daerah Terhadap Kualitas Pelayan Publik” khususnya pasca pelaksanaan Gedema

(Gerakan Desa Membangan) dengan terbitnya pelimpahan sebagian wewenang Bupati

(6)

Page 6 of 11

2. PEMBAHASAN

2.1. Otonomi Daerah dan Pelayanan Publik

Pengertian "otonom" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) secara bahasa

adalah "berdiri sendiri" atau "dengan pemerintahan sendiri". Sedangkan "daerah" adalah

suatu "wilayah" atau "lingkungan pemerintah".Secara istilah "otonomi daerah" adalah

"wewenang atau kekuasaan pada suatu wilayah atau daerah yang mengatur dan mengelola

untuk kepentingan wilayah masyarakat itu sendiri."

Otonomi daerah menurut adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom

untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan Kepentingan masyarakat

setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia” Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014. Undang-Undang ini adalah hasil dari perubahan Undang-Undang Nomor 22

Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah yang dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi

masyarakat Indonesia saat ini.

Dengan berkembangnya modernisasi dan gaya kehidupan masyarakat yang semakin

tinggi memaksa pemerintah untuk harus selalu berbuat sesuatu yang baru untuk mengurus

urusan pemerintahannya yang berkembang dari waktu ke waktu. Terbukti dengan

banyaknya perubahan Undang-Undang tentang otonomi daerah.

Otonomi daerah yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

memberikan wewenang kepada pemerintah daerah dengan terus meningkatkan kualitas

(7)

Page 7 of 11 2.2. Pentingnya Otonomi Daerah

Otonomi daerah saat ini telah begitu banyak melahirkan perubahan dalam kehidupan

masyarakat sehari-hari. Dampak otonomi daerah sangat luas, tidak hanya sekedar

menciptakan perubahan pada aspek pemerintahan namun juga termasuk social, budaya,

ekonomi dan politik.

Dampak otonomi yang luas timbul karena otonomi pada dasarnya memiliki makna

strategis yang berkaitan erat dengan tata kehidupan sosial, budaya, ekonomi dan politik

masyarakat Indonesia. Otonomi daerah diharapkan mampu untuk mendorong terciptanya

demokratisasi di Indonesia, yang ditandai dengan meningkatnya peran masyarakat dalam

proses pembangunan. Peran tersebut diwujudkan dalam bentuk partisipasi, prakarsa, dan

kreatifitas untuk mengatur dan mengurus rumah tangga masing-masing.

Otonomi daerah yang dilaksanakan sejak tahun 1999 hingga sekarang telah

melahirkan berbagai perubahan di antara sekian banyak dampak otonomi daerah terhadap

kehidupan masyarakat

Terdapat begitu banyak harapan yang ideal di balik penyelenggaraan desentralisasi

dan otonomi daerah di Indonesia.Salah satu dampak otonomi daerah yang diharapkan

adalah peningkatan efektifitas dan efisiensi dalam pelayanan publik, meningkatnya

pertumbuhan ekonomi dan terwujudnya kemajuan pembangunan di seluruh daerah secara

merata.Secara empiris, negara-negara yang sukses dalam menyelenggarakan kebijakan

desentralisasi telah membuktikan hal tersebut.Namun, bukti empiris juga menunjukkan

bahwa di negara-negara yang gagal, penyelenggaraan kebijakan desentralisasi justru

mengganggu sektor pelayanan publik dan menimbulkan ancaman terhadap stabilitas

(8)

Page 8 of 11 2.3. Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kualitas Pelayanan Publik

Dengan bertambah luasnya kewenangan yang diberikan, maka aparat pemerintahan

di daerah dapat mengelola dan menyelenggarakan pelayanan publik dengan lebih baik

sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya, Hoesseein (2001), “Otonomi daerah merupakan

wewenang untuk mengatur urusan pemerintahan yang bersifat lokalitas menurut prakarsa

sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat”.

Dengan adanya otonomi daerah diharapkan pemberian pelayanan kepada masyarakat

akan lebih efektif. Namun sampai sekarang kualitas pelayanan publik masih saja terdapat

pelayanan yang sulit untuk diakses, berbelit-belit dan biaya yang tidak jelas serta masih

terdapat pungutan liar.

Selain itu ada juga ketidakadilan dalam pelayanan publik dimana masyarakat yang

tergolong dalam kategori miskin akan mendapatkan kesulitan saat mendapatkan pelayanan

sebaliknya orang yang tergolong mampu akan lebih mudah mendapatkan pelayanan.

Untuk itu jika ketidakadilan ini teus terjadi maka pelayanan yang berpihak ini akan

memunculkan potensi disintegrasi bangsa, perbedaan antara yang kaya dan yang miskin

dalam konteks pelayanan, peningkatan ekonomi yang lamban.

Kejadian tersebut terjadi karena paradigma lama tersebut ditandai dengan aparatur

Negara di lingkungan birokrasi menempatkan dirinya untuk dilayani bukan untuk

melanyani.Padahal pemerintah seharusnya sadar bahwa pelayanan merupakan pengabdian

yang mengutamakan efisiensi dan keberhasilan dalam membangun bangsa.

Agar pelayanan publik berkualitas sudah sepantasnya pemerintah mereformasi

paradigma pelayanan publik terebut.Reformasi pelayanan publik ini adalah penggeseran

pola penyelenggara pelayanan publik yang berorientasi pemerintah sebagai penyedia

(9)

Page 9 of 11

Penyerahan wewenang pun harus digunakan dengan bijaksana oleh pemrintah daerah

dengan melayani kebutuhan masyarakat tanpa membeda-bedakan status, ras, agama,

golongan tertentu dan kepentingan-kepentingan yang sering menjadikan pelayanan jadi

tidak efekfif dan mengecewakan masyarakat terutama masyarakat menengah ke bawah.

2.4. Otonomi, Gerakan Desa Membangun dan Pemerintah Desa

Implementasi desentralisasi melalui otonomi oleh pemerintah pusat, menyerahkan

sebagian wewenangnya kepada provinsi dan kepada kabupaten/kota, otonomi di

lingkungan pemerintahan Kabupaten Malinau pasca penerbitan Perbub Nomor 13 Tahun

2011 tentang Penyerahan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kepada Desa dan

perubahannya pada Perbub No. 135 Tahun 2013, Pemerintah Desa memilki peran penting

dalam hubungannya dengan pelayanan kepada masyarakat.

Saat ini Pemerintah Desa memiliki wewenang dalam hal perencanaan dan

implementasi pembangunan dilingkungan pemerintah desa yang berpedoman kepada tata

ruang nasional dan regional berdasarkan potensi lokal. Selain perencanaan dan

implementasi, perizinan usaha juga menjadi wewenang pemerintah desa sesuai dengan

skala dan jenis usahanya.

Dengan melaksanaan otonomi dan atau pelimpahan wewenang hingga ke tingkat

pemerintah desa, maka kualitas, efisensi dan efektifitas akan meningkat. Pelayanan public

kepada masyarakat, personal maupun koorporat akan sangat meningkat. Yang perlu

menjadi perhatian dalam hal ini khususnya pada pemerintah desa adalah peningkatan

sumber daya manusia bidang pemerintahan khususnya layanan public serta koordinasi

(10)

Page 10 of 11

3. KESIMPULAN

Desentralisasi pasca kemerdekaan RI mengalami pasang surut berkali-kali,

desentralisasi yang merupakan cikal-bakal Otonomi Daerah merupakan Urusan

Pemerintahan Konkuren yang dibagi berdasarkan dan menjadi kewenangan tiap tingkatan

atau susunan pemerintahan.

Pelaksanaan otonomi daerah hingga ketingkatan/susunan pemerintah terkecil melalui

pelimpahan wewenang akan memberikan dampak meningkatnya kualitas, efisensi dan

efektifitas terhadap pelayanan publik. Perlu dilakukan perubahan paradigm pemikiran

bahwa Pemerintah Desa dan atau Kelurahan, Rukun Warga dan Rukun Tetangga menjadi

subjek pembangunan yang berarti menjadi perencana dan pelaksana terhadap

pembangunan.

Perlu di terbitkan payung hukum berjenjang sesuai kewenangan disertai dengan

(11)

Page 11 of 11 DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Jakarta.

Pemerintah Kabupaten Malinau. 2011. Peraturan Bupati Malinau No. 13 Tahun 2011 tentang

Penyerahan Urusan Pemerintah Kabupaten Kepada Desa. Malinau.

Pemerintah Kabupaten Malinau. 2013. Peraturan Bupati Malinau No. 135 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Perbup No. 13 Tahun 2011 tentang Penyerahan Urusan

Pemerintah Kabupaten Kepada Desa. Malinau.

TP, Yansen. 2014. Revolusi dari desa saatnya pembangunan percaya sepenuhnya kepada

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan penyediaan fasilitas perawatan kesehatan bagi penderita akibat dampak asap rokok, Paket

penting bagi akses menuju TPST, pada kondisi eksisting jalan di desa Cidadap dapat diketahui lebar jalan 3 meter dengan panjang 2370 meter dan masuk dalam kategori

Pertama, pada ranah pendidikan seni secara informal menceritrakan sentuhan seni yang ditanamkan orang tua saya sejak saya masih dalam kandungan.. Kedua (non-formal), adalah

harus diakui bahwa pasar-pasar yang ada di Indonesia khususnya Tanjung Balai Karimun Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun masih belom dikelola dengan baik. Seperti

Sekalipun reaksi yang tinggi diberikan oleh pekerja sektor perhotelan terhadap kandungan dan kebolehan tenaga pengajar dalam skim latihan yang diluluskan oleh

perilaku belajar dijelaskan oleh variabel pemanfaatan teknologi informasi dan sisanya 71,06 % ditentukan oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.

Beberapa teknologi yang dapat atau berpotensi untuk mencegah kehilangan N dari tanah antara lain memberikan pupuk N sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman dengan