• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN NASIONAL Kelas P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH ILMU PENDIDIKAN NASIONAL Kelas P"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ILMU PENDIDIKAN NASIONAL

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Dosen Pengampu Bpk. Sukarman M.Pd.I

Kelas PAI A2

Disusun Oleh :

Agus Ichsanudin (171310003880) Dina Sofiana (171310003849) Nurul Husna (171310003854)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)

Kata Pengantar

Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga telah dicurahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Sistem Pendidikan Nasional”. Yang kami sampaikan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan penyusun, sehingga membutuhkan kritik dan saran dari pembaca.

Terimakasih

Jepara, 01 Oktober 2017

(3)

Daftar Isi

Kata Pengantar...2

Daftar Isi...3

BAB I PENDAHULUAN...4

1.1 Latar Belakang...4

1.2 Rumusan Masalah...4

1.3 Tujuan Penulis...4

1.4 Manfaat Penulisan...5

BAB II PEMBAHASAN...6

2.1 Pengertian Sistem Pendidikan Nasional...6

2.2 Dasar dan Tujuan Pendidikan Nasional...6

2.3 UU SIDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional)...7

2.4 PERMEN (Peraturan Menteri )...11

BAB III PENUTUP...17

3.1 Kesimpulan...17

3.2 Saran...17

(4)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu sistem dimana proses pengajaran terjadi di dalamnya Pendidikan juga sangat diperlukan untuk mencerdaskan anak bangsa agar dapat memajukan bangsanya. Oleh sebab itu dalam menyelenggarkan pendidikan memerlukan suatu kesatuan yang mengaturnya. Tujuan adalah untuk memperoleh proses pendidikan yang berjalan dengan terstruktur.Namun, faktanya sistem pendidikan yang ada sekarang ini, khusus di indonesia ternyata masih belum mampu sepenuhnya menjawab kebutuhan dan tantangan global untuk masa yang akan datang. Program pemertaan dan peningkatan kualitas pendidikan yang selama ini menjadi fokus pembinaan masih menjadi masalah yang menonjol dalam dunia pendidikan di Indonesia salah satunya masalah internal yang mendasar dan bersifat kompleks, selain itu pula bangsa indonesia masih menghadapi sejumlah problematika yang sifatnya berantai sejak janjang pendidikan mendasar sampai pendidikan tinggi.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa upaya untuk membangun SDM yang berdaya saing tinggi, berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang gampang, semua itu memerlukan partisispasi yang strategis dari berbagai komponen, seperti pendidikan awal dikeluarga, kontrol efektif dalam masyarakat dan pentingnya penerapan sistem pendidikan yang berkualitas oleh Negara.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dibahas dalam penulis Karya Tulis ini adalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan nasional ? 2. Apa saja Dasar dan Tujuan Pendidikan Nasional ? 3. Apa Isi dari UU SIDIKNAS ?

4. Apa yang dimaksud PERMEN ?

Tujuan Penulis

Tujuan penulisan Karya Tulis ini antara lain :

1. Pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang Pendidikan Nasional. 2. Pembaca dapat memahami dan mengetahui Dasar dan Tujuan Pendidikan

(5)

3. Pembaca dapat memahami dan mengetahui isi dari UU SIDIKNAS. 4. Pembaca dapat memahami dan mengatahui tentang PERMEN.

1.1 Manfaat Penulisan

(6)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sistem Pendidikan Nasional

Sistem Pendidikan Nasional secara umum adalah satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh yang saling bertautan dan berhubungan dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan pendidikan nasional secara umum.

Menurut Sunarya (1969) pendidikan nasional yaitu suatu sistem pendidikan yang berdiri diatas landasan dan dijiwai oleh falsafah hidup suatu bangsa dan tujuannya bersikap mengabdi kepada kepentingan dan cita-cita nasional bangsa tersebut .

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976) Pendidikan Nasional adalah suatu usaha untuk membimbing para warga negara Indonesia menjadi berkepribadian bangsa yaitu kepribadian berdasarkan ketuhanan berkesadaran masyarakat dan mampu membudayakan alam sekitar .

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah kesatuan Integral dari sejumlah unsur pendidikan yang saling berpengaruh terarah terhadap tercapainya tujuan pendidikan yang akan menghasilkan keluaran yang berkualitas demi kemajuan bangsa.

2.2 Dasar dan Tujuan Pendidikan Nasional

Yang dimaksud Dasar disini adalah sesuatu yang menjadi kekuatan bagi tegaknya suatu bangunan atau dasar pelaksanaannya yang mempunyai peranan penting untuk dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan disekolah atau dilembaga yang lain .

Adapun dasar pendidikan dinegara Indonesia antara lain :

1. Undang –undang tentang pendidikan dan pengajaran Nomor 4 Tahun 1950, Nomor 2 Tahun1945 Bab III Pasal 4 yang berbunyi : pendidikan dan pengajaran berdasarkan atas

Asas-asas yang termaktub dalam pancasila. UUD RI dan kebudayaan bangsa.

2. Ketetapan MPRS No.XXVII/MPRS/1966 Bab II Pasal 2 yang berbunyi : Dasar pendidikan adalah Falsafah negara Pancasila.

(7)

4. Tap MPR Nomor II/MPR/1993 tentang GBHN dalam Bab IV bagian pendidikan yang berbunyi : Pendidikan Nasional (yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 5. UU RI No2 Tahun 1989 , tentang sistem pendidikan Nasional berdasarkan

pancasila dan UUD 1945.

6. UU RI No 20 Tahun 2003 tentang , Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Tujuan Pendidkan Nasional

Tujuan Pendidikan Nasional Adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membangun watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasarkan kehidupan bangsa, agar berkembang menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia,berilmu,kreatif,mandiri,dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab .

2.3 UU SIDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003

TENTANG

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Dengan persetujuan bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG SISTEM PENDIDIKA N NASIONAL.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:

1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinyauntuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai

(8)

3. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

4. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi

diri melalui proses pembelajaran yang tersedia padajalur, jenjang, dan jenis pendidikan

tertentu.

5. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat

untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

6. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fas

ilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

7. Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

8. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat

perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.

9. Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan

suatu satuan pendidikan.

10. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan

pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis

pendidikan.

11. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yangterstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. 12. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat

dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

13. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

14. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak

sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar

anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

15. Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar

(9)

16. Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan berdasarkan

kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat.

17. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. 18. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan pemeri

ntah daerah.

19. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedomanpenyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

20. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

21. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu

pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis

pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. 22. Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakanprogram dalam satuan pendidikan

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

23. Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana.

24. Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur

masyarakat yang peduli pendidikan.

25. Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiriyang beranggotakan orang tua/wali

peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. 26. Warga negara adalah warga negara Indonesia baik yang tinggal di wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia maupun di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

27. Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.

28. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.

29. Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, atau pemerintahkota.

(10)

BAB II

DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN Pasal 2

Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

Pasal 3

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Marusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB III

PRINSIP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Pasal 4

(1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.

(2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.

(3) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan

peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

(4) Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan

mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

(5) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan

berhitung bagi segenap warga masyarakat.

(6) Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat

(11)

2.4 PERMEN (Peraturan Menteri )

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU BAGI GURU DALAM JABATANDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONALTENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU BAGI GURU DALAMJABATAN.

Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.

2. Program Pendidikan Profesi Guru bagi Guru Dalam Jabatanyang selanjutnya disebut program

Pendidikan Profesi Guru (PPG)

adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan guru agar menguasaikompetensi guru

secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik.

3. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) adalah perguruan tinggi yang diberi tugas oleh Pemerintah untuk menyelenggarakan program PPGpada pendidikan anak usia dini

jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 4. Menteri adalah Menteri Pendidikan Nasional.

5. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional.

Pasal 2

Program PPGbertujuan untuk menghasilkan guru profesional yang memiliki kompetensidalam

merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran;

(12)

Pasal 3

(1) Program PPGdiselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki lembaga pendidikan tenaga kependidikan yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh Menteri.

(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:

a. memiliki program studi kependidikan strata satu (S-1) yang: 1) sama dengan program PPG yang akan diselenggarakan;

2) terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan nilai minimal B;

3) memiliki dosen tetapsekurang-kurangnya 2 (dua)orang

berkualifikasi doktor (S3) dengan jabatan akademik paling rendah Lektor, dan 4 (empat)orang berkualifikasi Magister (S2) dengan jabatan akademik paling rendah Lektor Kepala berlatar belakang

pendidikan sama dan/atau sesuai dengan program PPG yang akan diselenggarakan;

4) Dosen tetap sebagaimana dimaksud pada angka 3) minimal salah satu latar belakangpendidikannya adalah bidang kependidikan.

b. memiliki sarana dan prasarana yang memenuhi persyaratan untuk menunjang penyelenggaraan program PPG;

c. memiliki program peningkatan dan pengembangan aktivitas instruksional atau yang sejenis dan berfungsi efektif;

d. memiliki program dan jaringan kemitraan dengan sekolah-sekolah mitra terakreditasi paling rendah B dan memenuhi

persyaratan untuk pelaksanaan program pengalaman lapangan (PPL);

e. memiliki laporan evaluasi diri dan penjaminan mutu berdasar fakta, sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terakhir.

(3) Dalam hal belum ada program studi yang terakreditasi atau dalam hal belum ada program studi yang sesuai dengan mata pelajaran di satuan pendidikan dasar dan menengah, Menteri dapat menetapkan perguruan tinggi penyelenggara PPG untuk bekerjasama dengan perguruan tinggi yang memiliki sumber daya yang relevan dengan program studi tersebut.

(4) Dalam hal tidak ada LPTK yang menyelenggarakan program studi tertentu yang diperlukan, Menteri dapat menetapkan

LPTK sebagai penyelenggara PPG untuk bekerjasama dengan perguruan tinggi/fakultas yang memiliki program studi yang sama

dengan bidang studi tersebutdan terakreditasi paling rendah B.

(5) Ketentuan lebih lanjutmengenai persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

Pasal 4

(1) Penetapan LPTK sebagai penyelenggara program PPG didasarkan atas hasil evaluasi dokumen usulan dan verif

ikasilapangan yang dilakukan oleh tim yang ditugaskan Direktur Jenderal.

(13)

(3) LPTK penyelenggara program PPG dievaluasi secara berkala oleh tim yang ditugaskan Direktur Jenderal.

Pasal 5 Struktur kurikulum program PPG terdiri atas:

a. pendidikan bidang studi (subject specific pedagogy/SSP)

yang mencakup standar kompetensi, materi, strategi, metoda, media, dan evaluasi; b. program pengalaman lapangan (PPL)kependidikan.

Pasal 6

Bidang keahlian yang ditempuh peserta didik pada program PPG harus berkesesuaian dengan satuan

pendidikan ataumata pelajaran yang diampu. Pasal 7

(1) Kualifikasi akademik peserta didik program PPGbagi guru dalam jabatanadalah S-1/DIV.

(2) Peserta didik yang berasal dari S-1/D-IV yang tidak sesuai dengan satuan pendidikan, mata pelajaran yang diampudan/atau yang berdasarkan hasil seleksi dan penilaian pengakuan pengalaman kerja dan hasil belajar (PPKHB) belum memenuhi standar, menempuh pendalaman akademik bidang studi dan/atau akademik kependidikan.

(3) Pendalaman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan program PPG.

Pasal 8

(1) LPTK penyelenggara melakukan seleksi penerimaan peserta didik program PPG. ketentuan sebagaimana dimaksud padaayat (1).

(3)

Setiap peserta didik program PPG diberi Nomor Pokok Mahasiswa (NPM) oleh LPTK yang selanjutnya dilaporkan kepada Direktur Jenderal

Pasal 10

(14)

PAUD,adalah 18 (delapan belas) sampai dengan 20 (dua puluh) satuan kredit semester.(3) Beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat(1) bagiguru pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang sederajatyang berkualifikasi akademik S-1 PGSD

adalah 18 (delapan belas) sampai dengan 20 (dua puluh) satuan kredit semester. (4) Beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi guru pada satuan pendidikan TK/RA/TKLB atau bentuk lain yang sederajat yang berkualifikasi akademikselain S

-1/D-IV Kependidikan

selain untuk TK atau RA atau TKLB atau bentuk lain yang sederajat adalah 36 (tiga puluh enam) sampai dengan 40 (empat puluh) satuan kredit semester.

(5) Beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi guru pada satuan pendidikan TK/RA/TKLBatau bentuk lain

yang sederajat dan pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang sederajat yang berkualifikasi akademik S-1 Psikologi adalah 36 (tiga puluh enam) sampai dengan 40 (empat puluh) satuan kredit semester.

(6) Beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat(1) bagi guru pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang sederajat yang berkualifikasi akademik S-1/D-IV Kependidikan selain SD atau MI atau SDLB atau bentuk lain yang sederajat adalah 36 (tiga puluh enam) sampai dengan 40 (empat puluh) satuan kredit semester.

(7) Beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat(1) bagi guru pada satuan pendidikan

SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat dan satuan pendidikan SMA/ MA/SMALB/SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat, baik yang berkualifikasi akademikS-1/D-IV Kependidikan

maupun yang berkualifikasi akademikS-1/D-IV Non Kependidikan

adalah 36 (tiga puluh enam) sampai dengan 40 (empat puluh) satuan kreditsemester.

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai penjabaran beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat(1)sampai dengan ayat(7) ke dalam distribusi mata kuliah sesuai struktur kurikulum sebagaimanadimaksud dalam Pasal 6 diatur oleh LPTK yang bersangkutan.

Pasal 11

(1) Sistem pembelajaran pada program PPG mencakup kegiatan

workshop SSP, praktikum(peerteaching, micro teaching, bidangstudi), dan praktek pengalaman lapangan yangdiselenggarakan dengan supervisilangsung secaraintensif oleh dosen yang ditugaskan khususuntuk kegiatan tersebut,serta dinilai secara objektif dan transparan.

(2) WorkshopSSP, praktikum, dan praktek pengalaman lapangan program PPG dilaksanakan secara tatap muka dan ber

orientasi pada pencapaian kompetensi merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

(15)

Pasal 12

(1) Uji kompetensi dalam rangka memperoleh sertifikat pendidik dilaksanakan oleh programstudi/jurusan yang dikoordinasikan LPTK penyelenggara program PPG.

(2) Uji kompetensi sebagai ujian akhir terdiri dari ujian tulis dan ujian kinerja, ditempuh setelah peserta lulus workshop

SSP dan PPL.

(3) Ujian tulis dilaksanakan oleh program studi/jurusan penyelenggara, sedangkan ujian kinerja dilaksanakan oleh program studi/jurusan dengan melibatkan organisasi profesi dan/atau pihak

eksternal yang profesional dan relevan.

(4) Peserta yang lulus uji kompetensi memperoleh sertifikat pendidik yangdikeluarkan oleh LPTK.

Pasal 13

(1) Dosen pada program PPGmemiliki kualifikasi akademik paling rendahMagister (S-2), dan minimal salah satu strata

pendidikan setiap dosen berlatar belakang bidang kependidikan sesuai dengan bidang studiyang diampunya.

(2) Dosen pada program PPGkejuruan selain memiliki kualifikasi akademik paling rendah Magister (S-2), dan minimal salah satu strata pendidikan setiap dosen berlatar belakang bidang kependidikan sesuai dengan tingkat dan bidang keahlian yang diampunya, serta diutamakan yang memiliki sertifikat keahliankejuruan.

Pasal 14 Dengan berlakunya Peraturan Menteri

ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan Melalui Jalur Pendidikan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 15

Peraturan Menteriini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di JakartaPada tanggal 27April 2010

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

(16)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah kesatuan Integral dari sejumlah unsur pendidikan yang saling berpengaruh terarah terhadap tercapainya tujuan pendidikan yang akan menghasilkan keluaran yang berkualitas demi kemajuan bangsa.Dasar Ilmu Pendidikan adalah Pancasila dan UUD 1945. Tujuan Pendidikan Nasional Adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membangun watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasarkan kehidupan bangsa, agar berkembang menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia,berilmu,kreatif,mandiri,dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.

3.2 Saran

(17)

Daftar Pustaka

Kelembagaan.ristekdikit.go.id

https://www.slideshare.net

belajarpendidik.blogspot.com

Referensi

Dokumen terkait

1) Mahasiswa menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan MASPURMAT yang berbasis nilai jual. 2) Mahasiswa memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai

The coefficient is 7.82 and for a household in which the respondent’s earnings were the only source of income (‘importance’ 5 1) this change in the replacement ratio changes

[r]

Dalam merespon situasi yang penuh stres, beberapa individu mengalami distorsi kognitif, yang kemudian menimbulkan berbagai permasalahan psikologis dan emosional dalam

Salah satu penginderaan jauh yang digunakan dalam metode penelitian adalah citra satelit Landsat 7 ETM + Data Citra Satelit ASTER yang mampu

Dalam penelitian ini menggunakan Hill Cipher karena dari berbagai penelitian hill cipher dapat dimodifikasi untuk menghasilkan respon time yang cepat, kemudian

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang akan diteliti yaitu penerapan perencanaan pajak yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk meminimalisasi pajak

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nunukan X- 7 Secara internal, Cipta Karyakeorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan