• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA DI SUMATERA BARAT MENUJU POLA PANGAN HARAPAN (PPH).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA DI SUMATERA BARAT MENUJU POLA PANGAN HARAPAN (PPH)."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DTVf,RSIFIKASI

KONSUMSI PANGAN RUNIAH

TANGGA

Dr

SUMATERA

BARAT

MENUJU POa-A PANG.A.N

HARAPAN

(PPH)

'f

flf!;IS

"ft --:i 7

PfA.G*,TLA M V &^gt

E

* &.7+3 &-t:;..

^

L1 Y'i {\ry-'A\|.f AS Ar'"{&A } .,\

il

FADANG'

(2)

ANALISIS DIVERSIFIKASI KONSUMSI PA}IGAII RT]MAHTAIYGGA

DI

SUMATERA BARAT MENUJU POLA PAI\IGAI\ HARAPAN

(PPH)

Oleh:

Devi

Analia

(Di

bawah bimbingan Dr.

Ir.

H. Jafrinur, MSP dan

Dr

k.

Faidil

Tanjung,

M.Si)

RINGKASAIY

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama disarnping kebutuhan

lainnya

seperti sandang, papan, pendidikan

dan

kesehatan.

Undang-Undang

Nomor

7

Tahun 1996 tentang

Pangan Pasal

I

ayat

17

menyatakan

ketahanan

pangan

adalah

kondisi

terpenuhinya

pangan

rumahtangga yang

tercermin

dari tersedianya pangan

yang cukup,

baik

jumtah

maupun mutunya,

alnan,

rnerata

dan

terjangkau. Ketahanan pangan

terwujud apabila

seluruh penduduk mempunyai akses

fisik

dan ekonomi terhadap pangan untuk memenuhi kecukupan

gizi

sesuai kebutuhannyq agar dapat

rnedalani

kehidupan yang sehat

dan

produktif

dari hari ke hari.

Salah satu upaya

untuk

meningkatkan ketahanan pangan adalah melalui diversifikasi bahan

pilgil,

yaitu proses pengembangan produk pangan yang

tidak

tergantung kepada satu

jenis

bahan pangan saja tetapi memanfaatkan bermacarn-macam bahan pangan

dalam

upaya

untuk

memperbaiki

mutu gizi

masyarakat.

Diversifikasi konsumsi

pangan

pada

dasarnya memperluas

pilihan

masyarakat dalam kegiatan konsumsi sesuai dengan citarasa yang diinginkan dan menghindari kebosanan dan

untuk

mendapatkan pangan

dan gizi

agar dapat

hidup

sehat dan
(3)

skor Pola

Pangan Harapan (PPH) dirnanaskor

PPH yang idelanya

adalah 100

persen.

Penelitian

ini

bertujuan untuk mengetahui

diversifikasi

konsumsi pangan rumahtangga

di

Sumatera

Barat

menuju Pola pangan Harapan

(PPH)

dan

untuk

mengetahui

variabel-vmiabel apa

saja yang

berpengaruh

dalam

diversifikasi

konsumsi pangan rumahtangga di Sumatera Barat menuju PPH.

Penelitian

ini

dilaksanakan

di

Sumatera Barat

yaitu

pada

Bulan

Februari sampai

April

2009. Data yang digunakan dalam penelitian

ini

adalah data mentah

(row data)

SUSENAS

2005

dengan menggunakan data

modul

konsumsi yang

dilakukan

setiap

tiga

tahuan

sekali

yang

diperoleh

dari

Badan

Pusat

Statistik (BPS) Surnatera Barat.

Data

yang diperoleh

meliputi

data

sosio ekonomi

yaitu

pendapalan rumahtangga

dan

sosio

demokrafi (karakteristik

rumahtangga) yang meliputi

jumlah

anggota rumahtangga pendidikan

istri

dan umur

istri.

Dari

hasil temuan penelitian diatas bahwa rata-rata skor PPH rumahtangga

di

Sumatera Barat baru

mencapu

64,7 persen, dimana

skor

PPH

di

kota

sebesar

67,72 persen

dan

skor

PPH

di

desa sebesar 63,52 persen.

Artinya

pangan yang dikonsumsi

oleh

rumahtangga

di

Sumatera Barat

baik

desa maupun kota belum seimbang dan beragam. Pangan

yang

seimbang dan beragam

ditunjukkan

olett

skor

PFH ideal yaitu

sebesar

i00

persen.

Dari

sembilan

macarn

jenis

bahan

pangan, padi-padian adalah

-ienis

makanan

yang dominan

dikonsumsi

oleh rumahtangga

di

Sumatera Barat. Sedangkan kelompok pangan lainnya masih

jauh

dari konsumsi idealnya.

Dari

hasil

temuan

empiris diversifikasi

konsumsi pangan rumahtangga

di

(4)

pendapatan rumahtangga,

jumlah

anggota

ga

dan

pendidikan

istri

(5)

I.

PEIYDAIIULUAN

1.1

Latar

Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah {RP.IM) Sumbar 2A06-201A

rnenyatakan bahwa program perbaikan

gizi

masyarakat dapat dilakukan dengan

meningkatkan kesadaran

gizi

keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat yang meliputi peningkatan SDM pengelola program

gizi

masyarakaf penanggulangan Kurang Energi Protein

{KEP),

anemia

gizi

besi,

Gangguang

Akibat

Kurang

Yodium (GAKY),

kurang vitamin

A,

dan kekurangan

zat

gizi

mikro

lainnya,

penanggulangan

Srti

lebih,

peningkatan

surveilens

gizi,

pernberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi, pengadaan obat program

gizi

masyarakat dan peningkatan peran serta kelompok potensial dalam meningkatkan status gizi masyarakat

Undang-Undang Nomor

7

Tahun 1996 tentang Pangan Pasal

I

ayat 17

menyatakan ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan rumahtangga

yang tercermin

dari

tersedianya pangan

yang cukup,

baik

jumlah

maupun mlutuny4 aman, merata dan terjangkau. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang ketahanan pangan sebagai peraturan pelaksanaan

UU

Nomor 7

Tahun 1996 menegaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang terus berkembang dari waktu ke waktu, upaya penyediaan pangan dilakukan dengan

mengembangkan sistem produksi pangan yang berbasis pada sumber daya,

kelembagaan, dan budaya lokal, mengembangkan efisiensi sistem usaha pangan,

(6)

prasanma produksi pangan

dan

mempertahankan dan mengembangkan lahan produktif (Ariani, 2008).

Pangan merupakan komoditas penting dan sbategis bagi bangsa Indonesia mengrngat pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi oleh pemerintah

dan

masyarakat secara bersama-sama seperti diamanatlan oleh Undang-Undang

Nomor

7

Tahun

1996 tentang Pangan.

Dalam

UU

tersebut disebutkan pemerintah menyelenggarakan pengaturan, pembinaa4 pengendalian dan pengawasan, sementara masyarakat menyelenggarakan proses produksi dan

penyediaarq perdagangan, dishibusi serta berperan sebagai konsumen yang berhak mernperoleh pangan yang cukup dalam jumlah dan mutrl amarq betgirr, beragam, merata" dan teriangkau oleh daya beli mereka (Arianr,2008).

Dalam rangka mempertinggr taraf

hidup,

kecerdasan dan kesejahteraan

rakyat secara merata dan adil, penyediaan pangan dan

giri

yang cukup memadai dan terjangkau oleh seluruh rakyat memegang p€ftman yang sangat penting.

Hal

ini

erat kaitannya dengan pemecahan masalah peningkatan produksi pangaq perbaikan sarana distribusi dan pemasaran pangan, perbaikan pengolahan dan penyimpanan

hasil

produksi

pangarl

kependudukan,

tingkat

kesadaran dan

keadaan gizi serta peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat (Ariani, 2008). Ketahanan pangan terwujud apabila seluruh penduduk mempunyai akses

fisik

dan ekonomi terhadap pangan

untuk

memenuhi kecukupan

gizi

sesuai

kebutrfiannyq agar dapat menjalani kehidupan yang sehat dan produklif dari hari ke

hari.

Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan konsumsi pangan yang beragam. Setiap jenis makanan mempunyai citarasa, tekstur, bau, campuran
(7)

J

memhrilen

sumbangan

gizi

yang berbeda-beda.

untuk

status

gizi

dalam suatu masyarakat pada dasarnya tergantung pada tiga faktor

yaitu

: (l)

pangan

yang tenedia rmtuk

semua anggota rumahtangga @)

pendapatan rumahtangga dan

(3)

pendidikan

gizi

dan

penerapannya (Ariani, 2008).

Salah satu upaya untuk meningftatkan ketahanan pangan adalah melalui diversifikasi bahan pangan, yaitu proses pengembangan produk pangan yang tidak tergantung kepada satu

jenis

bahan pangan saja tetapi memanfaatkan bermacam-macam bahan pangan dalam

uFya

untuk memperbaiki mutu

gizi

masyarakat Diversifikasi konsumsi pangan pada dasarnya memperlrras

pilihan

masyarakat

dalam kegiatan konsumsi sesuai dengan citarasa yang diinginkan dan menghindari kebosanan dan untuk mendapatkan pangan d4n gtzi agar dapat hidup sehat dan

aktif,

Secara

implisit

upaya diversifikasi konsumsi

Fngan

dapat diidentikkan dengan upaya perbaikan

gizi

untuk mendapatkan kualitas sumber daya manusia

Indonesiayang mampu bersaing dengan negara-negara lain (Ariani, 2008).

Definisi

diversifikasi konsumsi pangan yang

telah

ditetapkan dalam

pp

Nomor

68 Tahun

2002 tentang Ketahanan Pangan adalah upaya peningkatan

konsurnsi anekaragam pangan dengan prinsip

gizi

seimbang- Prinsip dasar dari diversifikasi konsumsi pangall' bahwa

tidak

ada satupun komoditas atau jenis pangan yang inemenuhi unsur gizi secara keseluruhan yang dibutuhkan oleh tubuh

(,A,riani, 2008).

Dalam PP Nomor 68 Pasal

9

dinyatakan dalam ayat

l

yaitu diversifikasi

pangan

diselenggarakan

untuk

meningkatkan

ketahanan

pangan

dengan
(8)

diversifikasi pangan dilakukan dengan meningkaftan keanekaragaman

pmgm,

mengemhngkan teknologi pengolahan dan produk pangan serta meningkatkan kesadaran masyarakat

untuk

mengkonsumsi beranekaragam pangan dengan

prinsip

gizi

seimbang.

Ayat

3

menyatakan

diversifftasi

konsumsi pangan

ditetapkan oleh Menteri atau Kepala

trmbaga

Pemerintahan

Non

Deprtemen yang bertanggung

jawab

di

bidang pertanian" pangan, perikanan dan kelautaru

kehutanan, industri dan perdagangan, koper,asi serta ris€t dan teknologi sesuai dengan tugas dan kewenangannya masing-masing.

Dalam

upaya melaksanakan diversifikasi konsumsi pangan

ini,

FAO

RAPA

pada tatrun 1989 mengadakaq pertemuan para

atrli

pangan dan

gizi di

Bangkok dengan merumuskan komposisi pangan yang ideal yang

terdiri

dart

57-Q

p€rsen dari karbohidrat, 10-13 persen dari protein, 20

30

persen

dari

lemak. Rumusan

ini

kemudian diimplementasikan dalam bentuk energi

dari

9

bahan pokok pangan yang dikenal dengan istilah Pola Pangan Harapan (Badan Bimas Katahanan Pan gan,

2005)-Pola

Pangan Harapan {PPFD didefinisikan sebagai

$sunan

beragam

pangan

atau

kelompok

pangan

yang

didasarkan

atas proporsi

sumbangan
(9)

5

'l'ujuan PPH adalah untuk menghasilkan suatu komposisi normai (standar)

pangan rmtuk memenuhi kebutuhan gizi penduduk sekaligus mempertimbangkan keseimbangan gSzi (Nutricionol Batonce) didukung oleh

cita

rasa (Portabitity), daya cema (Digestability), daya terima masyarakat (Acceptability) kualitas dan

kemampuan daya beli (Allbadebility, (Badan tlimas Katahanan pangan,2005). Kegunaan dari PPH

ini

adalah :

(l)

sebagai instmment menilai kesediaan

dan konsumsi pangan berupa jumlah dan komposisi pangan menurut jenis pangan,

(2)

sebagai basis untuk perhitungan skor PPH yang digunakan sebagai indikator

gizi

pangan

dan

keragaman konsumsi pangan baik pada tingkat ketersediaan

maupun tingkat- konsumsi dan (3) untuk p€rencafturn konsumsi dan ketersediaan

pangan (Badan tsimas Katahanan

llangan,2005)-Pola konsumsi pangan di Sumatera Barat dalam periode tahun 2001-2005 ketersediaan energi untuk dikonsumsi rata-rata sebesar 4-261 kkal/kap/hr atau

dengan tingkat kecukupan

gui

194 p€rs€n. Begitu juga dengan protein, rata-rata ketersediaann.va 83,E4 grlkaplr dan ketersediaan lemak sebesar

l7l,E5

grlkap/hr.

Bila

dikaitkan dengan komposisi ideal rekomenrlasi PPH (lampira* 1), dimana proporsr

ideal

penyediaan antara pangan nabati dan pangan hewani

yaifu

gg

persen

dan

12

p€rsen- Temyata

di

Sumatera Barat ketersediaan energi unfuk

dikonsumsi

belurn

memperlihatkan

keberimhngan

ideal,

karena

rata-rata konsumsi ketersediaan pangan nabati seb€sar 97 persen dan untuk pangan hewani hanya 3

persen

{tsadan P\sat Statrsti[ 2005).

sedangkan

untuk

realisasi penyediaan pangan

untuk

dikonsumsi per kelompok pangan terlihat bahwa pangan hewani dan kacang-kacangan masih
(10)

6

nersen- Persenlase pencapaian

tertinggi

adalah kelomJnk pangan min,vak dan

lemak dan

diftuti

padi-padian yaitu 1,215 persen dan244 persen.

Sblqiutrya bila

dikaitkan dengan target ketersediaan, temyata keiomgnk pangan hewani, buahlbiii berminyak dan kacang-kacangan

juga

belum mencapai target

yaiu

62 penerL 95 flersen dzn24 flersen (lampiran 2).

Tercukupinya pangan oleh tubuh untuk mencapai kebutuhan

gizi

adalah

sangat penting, dimana standar kebutuhan

kaiori

berircda untuk

tiap

orang dan jenis pekerjaan. Penyediaan pangan yang eukup bagi penduduk untuk dikonsumsi merupakan

salah satu

masalah ya;ng

dihadapi

hangsa lndonesia terutama

masyarakat

di

Surnatera Barai. Diversifikasi

jenis

pangan

dan

hubungannya dengan kecukupan giz.i serta tingkat ekonomi keluarga harus dipahami, masaiah dan faktor-faktor yang mempcngaruhi kecukupan produksi dan pengadaan pangan

harus dikenal dan cara p€mecahannva harus

dicari

Jrenanggulangannva (Ariani-2008).

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis tertarik

untuk

melalrukan penelitian

yang

berjudul

Analisis Diversifikasi

Konsumsi Pangen Rumahtangga

di

Sumatera

Brrat

illenuju

Pola

Pangan Harapan

(PPI{).

l.Z

Perumusan Masalah

Semua penduduk harus memakan makanan

yang

beragam sebanyak
(11)

kcnsumsi lemak dan minyak rlan

&ri

makanan .vang banyak kacang-ka.ea*gan,

sa)nran tenrtama yang berdawr hijau tua dan yang bewama

kming tua

Berkaitan dengan hal pernenuhan gizi rnaka etiveniifikasi konsumsi pangan

merupakan cara yang paling efektit'.

Dari

segi fisiologis, manusia

untuk

dapat

hidup aktif dan

sehat memerlukan

lehih

40

jenis

zat

gizi

yang krclapat pada

berbagai

jenis

makanan. Diversitikasi

jenis

pangan

ini

didasarkan pada bahan

pangan yang tercla?al rlalnrn PPH yang memhagi kelomgrrk makanan menjadi Q kelompok

yaitu

:

I)

padi-padiaru 2) umbi-umbian, 3) pangan hewani,

4)

minyak dan

lemal 5)

huahlbiji berminyak"

6)

kacang-kacangan,

7}

grla, 8)

.sayrr <lan

buah dan 9) lain-lain (Badan Bimas Ketahanan

Pangan,2005)-Iliversifikasi

pangan memang mempakan salah

satu

pra-syarat pokok dalam konsumsi pangan yang cukup mutu dan grzinya. Dan usaha diversifikasi nangax masyarukat sebenarnya trukan menrpakan

hal yang

haru.

Reberapa

tonggak sejarah yang penting dalam usaha diversifikasi pangarU

pda

tahun

1950-an tefah dilakukan usaha melalui Panitia Perbaikan Makanan Rakyat; tahun 1963

dikernbangkan Usaha Perbaikan

Gizi

Keluarga" tahun 1974 dikeluarkan lnpres 14/19'14 tentang Peihaikan Menu Makanan Rakvat

(PMMR)

yang kemudian disempurnakan dengen

lnpres

2011979, melanjutkan proses sebelumnya pada

Pelita

Vl

telah

pula

dikemhangkan Program

Diversitikasi

Pangan

l)an

(iiz.i (Ariani,2008).

Masyarakat Sumatera tlarat pada umumnJia mempunyai

yria

konsumsi

pangan yang berbeda

baik

dari

jenis

maupun jumlahnya- Diversifikasi pangan

hams diiakukan

karna

akan

menyangkut kepada status

giz.i

seimtrang dari

masyarakat tersebut-

Ciri

*i*U-g

(12)

I

|aibqhi&af'

?try$cin, trerilak rtan

mer:*ghgli

kelxrfr:han

kakgi

.resra,i sfandar

kebutuhan hidup sehat sebesar 2200

kkal/kap/hai.

Diversifikasi pang3m 6gfbeda

lrrtara sahr rrrmahta

nry

dengan nrmahf&n

ry

birnrr;n.

Pa*r:e,*n

ini

mrmpkin

dapat terjadi karena berbedanya mata pencaharian dan besarnya pendapatan yang

rlherima,

*danya

jrrmlah angota

rumahangga,

tingf4 pnjidikan

$.!ami, tingkat pendidikan istui, lapangan pekerjaaa umur suami dan umtn istri.

Be,rrlasarkan

bsl

ferxehrt diatas- maka yang merjaeli nrmr,1s4p masalah

dalam penelitian ini adalah :

l. Apalcah

di

Sumatera

Barat

nrdah

melakukan dive,Tifikasi

konsumsi pangan menuju Pola Pangan Harapan

{pp}D-2.

Variatrel-variaLpl aFxa saja yang tnrgrengamh dalam diversifikasi konsumsi

pangan rumahtangga

di

sumatera Baratmenuju pola pangan Harapan (ppH).

13

Tajaan

Peoditiru

Tujuan penelitian ini adalah :

l.

I.intuk

mengetahui diversitrkasi konsumsi pangan mmahtangga

di

Sumatsra

Barat menuju Pola llangan Harapan (ppH).

2

tlntr-rk mcngetahui variahel-variafrel yang trcrJrenganrh clalam rJiversifikasi

konsumsi pengan nmrahtangga

di

sumatera

Barat menuju

pola

pangan Harapan (PPH).

l-4

lVlanf*at

Pen€litiat

Manfaat Akademis dari penelitian ini adalah

:

Sebagai sumber informasi

hagi

masyarakat

iJmiah

menge.nai

usaha

divenifikasi

konsumsi

pangan
(13)

V.

PENUTUP

5.1

Kesimpulan

Dari hasil peneritian yang dirakukan, maka penulis mengambil kesimpuran diantarcnyaadalah :

1.

Dari

hasil temuan peneritian diatas bahwa rata-rataskor ppH

rumahtangga

di

sumatera Elarat baru mencapai 64,7 perseq dimana skor ppH

di

kota sebesar

67'72 persen dan skor ppH di desa sebesar 63,s2pers€n- Artinya pafigan yang dikonsumsi oreh rumahtangga

di

sumatera

Barat

baik

desa maupun kota

belum

seimbang

dan

beragam-

pangan

yang

seimbang

dan

beragam

ditunjukkan oreh

skor

ppH

idear

yaitu

sebesar 100 persen-

Dari

sembiran

macam jenis bahan pangan, padi-padian adarah

jenis makanan yang dominan dikonsumsi oreh rumahtangga

di

sumatera

Barat.

sedangkan

kerompok

pangan lainnyamasih jauh dari konsumsi idealnya.

2-

Dari

hasil peneritian anarisis diversifikasi

konsumsi pangan rumahtangga di sumatera Barat menuju pora pangan Harapan

(ppFI) menunjukkan bahwa

pendapatan rumahtangg4

jumlah

anggota rumahtangga dan pendidikan istri berpengaruh signifikan terhadap d iversifi kasi korsumsi pangan rumahtangga-Sedangkan

umur

istri

tidak

berpengaruh terhadap
(14)

86

DAFTARPUSTAKA

Alias.

20A2.

Analisis

Fobor-FaHor

Yong Mempengaruhi

Tingkn

Ketuhcncn Pangan Rumahtangga di Propinsi Riaa. Tesis Pasca Sarjana Universitas Andalas. Padang

fuiani" Mewa 2ffi8.

Keberhasilan Diversifkasi

Porgan

Tanggung Jowab

Bersana- BPTP Banten.

2008.

Dtversifkasi Konwrnsi

Pongan

Indonesio

:

Antsra Harapan don

Kenyataot

Pusat

Anolis

Sosial Ekonomi dan Kebgakan Pertanian. Bogor.

Badan Pusat Statistik Sumatera Barat. 2ffi5. Neraco Bahan Makanon. Sumatera

Barat

2445.

Sumey

Sosial Ekonomi Nssional.

Sumatera Barat.

.-.---.--.2005

-

Swndera

Baat

Dalarn

Angka. Sumatera Barat.

Badan Bimas

Ketahanan Pangan.

2*A5,

Susmon

PoIa

Pongan

Horapan.

Sumatera Barat.

Berg,

A-

1986- Peranm Gizi Dalom Pembangunan Nasional. Rajawali. Jakarta Budianto. 1998. Straegi Merruju

Periloht

Makan Selrd dan Implikasirrya Pada

Pererrconaon Ketersediasn

Pangan. Widyakarya Pangan

dan

Gizi

Nasional

\4-

Serpong.

Chaudhury. 1986- Determinont

af

Nurient

Adacuocy

In

a

Rura! Areo

of

Bangladesh Food

don

Buletin 8 (4) :

24-31-Fairchild. F-R, N.S.Buck dan RE-Slesinger. 1957-

Pinciptes

af Economic. New York. The Mac Milan Company.

Gevisioner-

2003-

Ekornmi

Pangan

dnn Gizi-

Badan Penelitian

dan Pengembangan Propinsi Riau. Pekan Baru.

Hanafie, Rita. 2009.

FaHor-FoVor

Y*ry

Berpengoruh Terhadop Diversifikasi

Konsumsi

Pangwt

Ramahtongga

Miskin

di

Pedesaan. Universitas Brawijaya. Malang

Referensi

Dokumen terkait

If this message is not eventually replaced by the proper contents of the document, your PDF viewer may not be able to display this type of document.. You can upgrade to the

Dari batasan masalah penelitian ini yaitu memfokuskan kebijakan pemerintah daerah dalam mengimplementasikan kebijakan publik pada peraturan daerah nomor 7 tahun 2009 tentang

〔商法 四〇一〕経営が悪化した会社の資金捻出のため売れ残った販 売用不動産を時価より高額に購入したことにつき取締役の会社に対

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa empat isolat dapat memetabolisme fosfat yang terdapat dalam media Pikovskaya dan dua isolat dapat menyerap merah

Primbon jawa salah satu kitab kuno peninggalan raja-raja jaman dahulu mengatakan bahwa mimpi hamil secara umum merupakan pertanda baik, namun bila kita mau melihat lebih

This error occurs when the students use an item that must not appear in well formed utterances. There are three types of addition errors, namely double marking, regularization,

para mahasiswa tidak lepas dari membuat makalah, laporan-laporan, maupun menyelesaikan tugas akhir yang berupa skripsi ataupun laporan akhir lain yang semuanya

Sebelum penelitian ini dilakukan maka diselenggarakannya desiminasi dalam bentuk pelatihan kepada guru kimia SMA/MA di wilayah Propinsi Sumatera Utara, tepatnya di