• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS SISWA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVIS DAN PENDEKATAN KLASIKAL PADA SISWA KELAS VII SMP SWASTA TAMAN SISWA LUBUK PAKAM TAHUN AJARAN 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS SISWA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVIS DAN PENDEKATAN KLASIKAL PADA SISWA KELAS VII SMP SWASTA TAMAN SISWA LUBUK PAKAM TAHUN AJARAN 2011/2012."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS SISWA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVIS DAN PENDEKATAN

KLASIKAL PADA SISWA KELAS VII SMP SWASTA TAMAN SISWA LUBUK PAKAM T.A 2011/2012

Oleh :

Dwi Kurnia Rahayu NIM 071244120046

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, Dzat yang menurunkan

ketentraman dan ketenangan ke dalam hati orang-orang yang beriman. Shalawat

dan salam kepada Rasulullah sallallaahu’alaihi wasallam.

Skripsi ini berjudul “Perbedaan kemampuan berfikir logis siswa dengan

pendekatan konstruktivisme dan pendekatan klasikal pada siswa kelas VII SMP

swasta taman siswa lubuk pakam tahun ajaran 2011/2012”. Skripsi ini disusun

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Bapak Prof.Dr. Asmin, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing

Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sejak awal

sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Juga terima kasih penulis ucapkan

kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, dan

Bapak Dra. Nerli khairani, M.Pd,selaku dosen pemberi saran dan penguji yang

telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai

selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis

ucapkan kepada: Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor beserta

staf-stafnya di Universitas Negeri Medan.Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada : Bapak, Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan beserta staf-stafnya

di FMIPA UNIMED. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya juga diucapkan

kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika dan

pegawai di jurusan Matematika yang telah banyak membantu penulis dalam

pengumpulan berkas-berkas untuk wisuda. Ucapan terima kasih juga diucapkan

kepada Bapak Prof.Dr.Sahat Saragih,M.Pd selaku Dosen Pendidikan Akademik.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga diucapkan kepada Ibu R.Saragih,

S.Pd selaku kepala sekolah SMP Taman siswa yang telah memberikan waktu

kepada penulis mengadakan penelitian di SMP tersebut.

Teristimewa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang

(4)

menjadi sumber motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan

skripsi ini. Terima kasih buat suami tercinta Nisydanul Arifin,S.Pd yang telah

banyak memberi bantuan doa dan dukungannya . Penulis juga sampaikan rasa

terima kasih kepada kakak/abang dan adik penulis, Agus Surya Ananta,S.Pd ; Sri

Ramadhani,S.Pd;,dan adik saya Tri Wulan Dari yang senantiasa memberikan

dukungan dan semangat untuk penulis. Terimakasi Buat sahabat-sahabat saya:

syska,nur,fitri,evi,erna,henni sitepu,lina,mushliha, serta semua teman di Gamasi

07 yang telah memberi semangat dalam menyelesaikan studi di Universitas

Negeri Medan. Penulis telah berupaya dalam penyusunan skripsi ini dengan

sebaik-baiknya namun penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna

untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan memperkaya

khasanah ilmu pendidikan kita.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas semua dukungan dan

bantuan dari berbagai pihak penyempurnaan skripsi ini.

Medan, Agustus 2012

Penulis

(5)

Perbedaan Kemampuan Berpikir Logis Siswa Dengan Pendekatan Konstruktivis dan Pendekatan Klasikal Pada Siswa Kelas VII

SMP Swasta Taman Siswa Lubuk Pakam T.A 2011/2012

DWI KURNIA RAHAYU (071244120046)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir logis siswa dengan pendekatan konstruktivis lebih tinggi daripada pendekatan klasikal pada pokok bahasan bilangan pecahan pada siswa Kelas VII SMP Swasta Taman Siswa Lubuk Pakam T.A 2011/2012. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah seluruh siswa SMP Swasta Taman Siswa Lubuk Pakam T.A 2011/2012Kelas VII sebanyak 5 kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dan banyak sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas, kelas pertama disebut sebagai kelas konstruktivis dan kelas kedua disebut sebagai kelas klasikal dan masing-masing kelas berjumlah 40 orang siswa.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 soal tes kemampuan berpikir logis, dimana sebelum tes diujikan terlebih dahulu diuji validitas, reliabilitas, tingkat daya beda soal dan tingkat kesukaran. Tes diberikan sebanyak satu kali yaitu tes berpikir logis setelah pembelajaran di kedua kelas berakhir.

Dari hasil pengolahan data diperoleh rata-rata kemampuan berpikir logis siswa sebesar 72,625 untuk kelas konstruktivis dan 62,75 untuk kelas klasikal. dapat dilihat bahwa peningkatan berpikir logis siswa kelas konstruktivis lebih tinggi daripada kelas klasikal.

Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan yaitu dengan mengggunakan uji t (uji satu pihak yaitu pihak kanan) dengan α =0,05 diperoleh

hitung

t (12,89) > ttabel(1,994). Hal ini menunjukkan bahwa thitung berada di luar

(6)

DAFTAR ISI

1. 2. Identifikasi Masalah 6

1. 3. Batasan Masalah 6

2. 1. 2. Pembelajaran Pendekatan Konstruktivis 17 2. 1. 3. Berpikir Logis Pada Pembelajaran Pendekatan Konstrukivis 22

2. 1. 4. Pendekatan Klasikal 24

2. 3. Kerangka Konseptual 31

2. 4. Hipotesis Penelitian 33

BAB III METODE PENELITIAN 34

3. 1. Lokasi dan Waktu Penelitian 34

3. 2. Populasi dan Sampel 34

3. 3. Definisi Operasional 34

3. 4. Desain Penelitian 35

3. 4. 1. Variabel Penelitian 36

3. 5. Prosedur Penelitian 37

3. 6. Instrumen Penelitian 39

3. 7. Teknik Analisis Data 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 46

(7)

4. 2. Deskripsi Hasil Penelitian 48

4. 3. Analisis Data Penelitian 48

4. 3. 1. Uji Normalitas 48

4. 3. 2. Uji Homogenitas 49

4. 3. 3. Uji Hipotesis 49

4. 4. Diskusi Hasil Penelitian 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 53

5. 1. Kesimpulan 53

5. 2. Saran 53

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3. 1. Randomized test berfikir logis Control Design 35 Tabel 3. 2. Kisi-kisi Pre test Kemampuan Berfikir Logis I 36

Tabel 4. 1. Data Tes Berpikir Logis Kelas Konstruktivis 46

Tabel 4. 2. Data Tes Berpikir Logis Kelas Konstruktivis 47

Tabel 4. 5. Data Hasil Uji Normalitas 49

(9)

DAFTAR GAMBAR

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : RPP Kelas Eksperimen I dan RPP Kelas Eksperimen II 57 Lampiran 2 : Tes Kemampuan Berpikir Logis 119 Lampiran 3 : Kunci Jawaban Tes Kemampuan Berpikir Logis 130 Lampiran 4 : Tabel Hasil Uji Validitas Tes Berpikir Logis 131 Lampiran 5 : Perhitungan Validitas Tes Berpikir Logis 132 Lampiran 6 : Tabel Korelasi (r hitung ) Validitas Tes Berpikir Logis 133 Lampiran 7 : Tabel Hasil Uji Reliabilitas Tes Berpikir Logis 134 Lampiran 8 : Perhitungan Reliabilitas Tes Berpikir Logis 135 Lampiran 9 : Tabel Bantu Daya Beda Tes Berpikir Logis 136 Lampiran 10 : Perhitungan Daya Beda Instrumen Tes Berpikir Logis 137 Lampiran 11 : Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Berpikir Logis 139 Lampiran 12 : Tabulasi Skor Tes pada Kedua Kelas Kelompok Sampel 140

Lampiran 13 : Perhitungan Variansi 141

Lampiran 14 : Uji Normalitas 142

Lampiran 15 : Pengujian Hipotesis 144

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting berbagai disiplin dan

mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika.

Dalam Depdiknas (Admin 2008:1) mengemukakan bahwa:

“Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi aljabar, geometri, logika matematika, peluang dan statistika. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik dan tabel.”

Dengan melihat pentingnya matematika maka pelajaran matematika perlu

diberikan kepada peserta didik mulai dari pendidikan dasar. Untuk membekali

peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematik, kritis dan

kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar

peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan

memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah

tidak pasti dan kompetitif.

Namun pada kenyataannya peranan matematika untuk meningkatkan

kemampuan tersebut di atas masih rendah. Seiring dengan mutu pendidikan di

Indonesia juga masih rendah. Seperti yang diungkapkan oleh Zainurie (2007 : 1)

“Banyak orang bilang “mutu pendidikan Indonesia”, terutama dalam mata pelajaran Matematika masih rendah. Data yang mendukung opini ini adalah: Data UNESCO menunjukkan peringkat matematika Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah”.

Rendahnya hasil belajar dikemukakan oleh Suharyanto (dalam

(12)

2

”Mata pelajaran matematika masih merupakan penyebab utama siswa tidak lulus UAN. Dari semua perserta didik yang tidak lulus, sebanyak 34,44 persen akibat jatuh dalam mata pelajaran matematika, sebanyak 7,9 persen akibat mata pelajaran bahasa Inggris, dan sebanyak 0,46 persen akibat mata pelajaran bahasa Indonesia”.

Rendahnya mutu pendidikan matematika di negara kita berkaitan dengan

masalah-masalah yang terjadi dalam pendidikan matematika. Permasalahan dalam

proses belajar mengajar dewasa ini adalah kecenderungan umum bahwa para

siswa hanya terbiasa menggunakan sebagian kecil saja dari potensi atau

kemampuan berpikirnya. Permasalahan ini juga diungkapkan oleh Wina Sanjaya

(2006):

“Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, oleh karena itu anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi yang diingatnya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari”.

Seiring juga dalam pembelajaran penyampaian materi guru kurang tepat

sehingga membuat anak didik merasa bosan dan jenuh. Dalam pembelajaran

matematika penyampaian guru cenderung bersifat monoton, hampir tanpa variasi

kreatif, kalau saja siswa ditanya ada saja alasan yang mereka kemukakan seperti

matematika sulit, tidak mampu menjawab, sukar, takut disuruh guru ke depan dan

sebagainya, sehingga menimbulkan adanya gejala matematika phobia (ketakutan

anak terhadap matematika) yang melanda sebagian besar siswa. Guru dalam

pembelajarannya di kelas tidak mengaitkan dengan skema yang telah dimiliki oleh

siswa, dan siswa kurang diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan

mengkonstruksi sendiri ide-ide mereka dalam pembelajaran.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Sobel dan Malesky (Admin,

2008:1) bahwa:

(13)

3

dilaksanakan maka kompetensi dasar dan indikator dalam pembelajaran tidak akan dapat tercapai secara maksimal”.

Hilbert (Rochmad 2008:2) memberi contoh pelaksanaan pembelajaran

matematika yang berpusat pada guru bahwa selama berlangsungnya pembelajaran

matematika guru hanya memberi sedikit perhatian dalam membantu siswa

mengembangkan ide-ide konseptual dan sedikit perhatian pada hubungan antara

prosedur-prosedur yang dipelajari dan konsep yang menjadikan prosedur itu dapat

dikerjakan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Stigler dan Hilbert ( dalam

Hilbert, 2003) bahwa 78% dari seluruh topik matematika yang diajarkan, guru

menyampaikan prosedur-prosedur dan ide-ide tetapi tanpa mengembangkannya.

Pembelajaran matematika di Indonesia selama ini hanya berpusat pada

guru, banyak guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas kurang menekankan

pada aspek kemampuan siswa dalam menemukan kembali konsep-konsep dan

struktur-struktur matematika berdasar pengalaman siswa sendiri dan menurut

pemahaman mereka.

Pembelajaran matematika di Indonesia bersifat behavioristik dengan

penekanan transfer pengetahuan dan hukum latihan. Guru mendominasi kelas dan

menjadi sumber utama pengetahuan, kurang memperhatikan aktifitas siswa,

interaksi siswa, dan konstruksi pengetahuan.

Ketidaktepatan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran

menjadi salah satu faktor penyebab prestasi belajar matematika siswa rendah.

Kesulitan siswa dalam mempelajari matematika di sekolah ini diakibatkan oleh

sifat abstrak matematika itu sendiri juga disebabkan oleh guru yang kurang tepat

dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran matematika dikelas. Swarsono

(dalam Rochmad, 2008:2) menyatakan bahwa kesulitan siswa dalam mempelajari

matematika di sekolah rupanya juga tidak terlepas dari strategi pembelajaran yang

selama ini digunakan yaitu strategi pembelajaran yang menggunakan sistem

klasikal, dengan metode ceramah sebagai metodenya.

Faktor lain yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar antara lain

ditinjau dari tuntutan kurikulum yang lebih menekankan pada pencapaian target.

(14)

4

terhadap konsep-konsep matematika (Marpaung dalam Saragih, 2007:1).

Dari semua penjelasan di atas dapat dinyatakan bahwa aktifitas pembelajaran di

kelas yang selama ini dilakukan oleh guru tidak lain merupakan penyampaian

informasi (metode kuliah) dengan lebih mengaktifkan guru sedangkan siswa pasif

mendengarkan dan menyalin sesekali, guru bertanya dan siswa menjawab

sesekali, guru memberi contoh soal dilanjutkan dengan memberi soal latihan yang

sifatnya rutin dan kurang melatih daya nalar kemudian guru memberikan

penilaian. Yang akhirnya terjadilah proses penghafalan konsep atau prosedur,

pemahaman konsep matematika rendah dan tidak dapat menggunakannya jika

diberikan permasalahan yang agak kompleks siswa menjadi bosan yang harus

mengikuti aturan atau prosedur yang berlaku dan jadilah pembelajaran mekanistik

akibatnya pembelajaran bermakna yang diharapkan tidak terjadi. Tidak heran

apabila belajar dengan cara menghafal tersebut membuat tingkat kemampuan

kognitif anak yang terbentuk batasan tingkat yang rendah. Kecenderungan anak

terperangkap dalam pemikiran menghafal karena iklim yang terjadi dalam proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru di sekolah.

Permasalahan di atas sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan

berpikir logis siswa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah seorang guru

Matematika (Elisa) di SMP Swasta Taman Siswa Lubuk Pakam dalam wawancara

yang dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2011 bahwa rendahnya berpikir logis

siswa disebabkan cara mengajar guru yang kurang efektif, metode mengajar yang

digunakan kurang memperhatikan proses berpikir siswa, kemauan siswa untuk

mendalami konsep sangat kurang, dan siswa hanya mau menerima saja tanpa

mengembangkannya, kurangnya kognitif siswa dalam belajar. Dari data siswa

bahwa nilai ulangan matematika dengan 48 siswa nilai rata-rata ulangan

matematika 5,16 sehingga cukup banyak siswa yang belum mencapai kriteria

ketuntasan minimal (KKM).

Kemampuan berpikir logis dalam pembelajaran matematika perlu

ditingkatkan karena dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan dalam

matematika yaitu dari yang hanya sekedar mengingat kepada kemampuan

(15)

5

Pentingnya kemampuan berpikir logis atau penalaran dalam pembelajaran

matematika juga dikemukakan oleh Mullis dan Suryadi (dalam Saragih,2007:1)

yang menyatakan bahwa pembelajaran lebih menekankan pada aktifitas penalaran

dan pemecahan masalah sangat erat kaitannya dengan pencapaian prestasi siswa

yang tinggi. Uraian di atas menunjukkan bahwa kemampuan berpikir logis dalam

matematika merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan kognitif

siswa dan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Dengan memperhatikan permasalahan yang ada dalam pembelajaran

matematika tersebut dapat dinyatakan bahwa berpikir logis siswa masih rendah.

Untuk mengatasi permasalahan ini perlu dicari suatu pendekatan yang dapat

mendukung proses pembelajaran matematika yang menyenangkan dan bukan

menyeramkan sehingga dapat meningkatkan motivasi sekaligus mempermudah

pemahaman siswa dalam belajar matematika.

Rochmad (2008:1) mengemukakan bahwa pembelajaran matematika

beracuan konstruktivisme berpusat pada siswa, guru berperan sebagai fasilitator

terciptanya suasana pembelajaran aktif, kreatif, efisien dan menyenangkan. Guru

menerapkan berbagai metode yang dipandang sesuai dengan bahasan materi

matematika yang sedang dipelajari. Siswa terlibat membangun ide-ide,

prinsip-prinsip dan struktur-struktur matematika berdasar pengalaman siswa sendiri.

Menurut teori Piaget yang mendukung teori belajar konstruktivisme, yang

menyatakan bahwa perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh

manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

tindakan. Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi

lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu,

bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya khususnya berargumentasi dan

berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat

pemikiran itu menjadi lebih logis.

Dari semua penjelasan di atas maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti

(16)

6

1. 2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, ada beberapa masalah yang

dapat diidentifikasi yaitu :

1. Prestasi belajar matematika siswa masih rendah

2. Rendahnya kemampuan siswa menggunakan fakta-fakta perhitungan

3. Pelaksanaan pembelajaran matematika kurang tepat

4. Metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi

5. Cara belajar siswa yang salah dalam pelaksanaan pembelajaran

6. Kemampuan berpikir logis siswa masih rendah

1. 3. Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas

serta mengingat masalah tersebut harus dipecahkan berdasarkan urgensinya maka

penelitian ini dibatasi pada masalah kemampuan berpikir logis siswa masih

rendah.

1. 4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dibuat rumusan masalah

sebagai berikut : Apakah kemampuan berpikir logis siswa dengan pendekatan

konstruktivis lebih tinggi daripada pendekatan klasikal pada siswa kelas VII SMP

Swasta Taman Siswa Lubuk Pakam.

1. 5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas maka tujuan

peneliti adalah : Untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir logis siswa

dengan pendekatan konstruktivis lebih tinggi daripada pendekatan klasikal pada

(17)

7

1. 6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi guru : sebagai bahan masukan untuk menemukan dan

menerapkan sistem pembelajaran yang dapat memperbaiki kemampuan

berfikir siswa.

2. Bagi siswa : agar siswa lebih termotivasi untuk membangun

pengetahuannya secara kreatif serta berfikir logis menggunakan idenya

dalam menerapkan ilmunya di dunia pendidikan. .

3. Bagi sekolah : bermanfaat untuk mengambil keputusan dalam

peningkatan kualitas pengajaran,serta menjadi bahan pertimbangan untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa.

4. Bagi peneliti : sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dalam

pembelajaran sebagai calon guru.

5. Bagi peneliti berikutnya : sebagai bahan perbandingan untuk penelitian

(18)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh

beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Secara statistik dengan menggunakan uji-t disimpulkan bahwa hasil belajar

siswa yang diajar dengan pendekatan konstruktivis lebih tinggi

dibandingkan dengan pendekatan klasikal pada kelas VII SMP Swasta

Taman Siswa Lubuk Pakam tahun ajaran 2011/2012, hal ini dibuktikan dari

hasil pengujian hipotesis dimana thitung > ttabel yaitu 12,89 > 1,994

2. Kemampuan berfikir siswa pada materi pecahan yang diajar dengan

menggunakan pendekatan konstruktivis memiliki nilai rata-rata 72,625 dan yang diajar dengan pendekatan klasikal memiliki nilai rata-rata 62,750.

5. 2. Saran

Setelah siswa kelas VII SMP Swasta Taman Siswa Lubuk Pakam diberi

pengajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivis dan pendekatan

klasikal pada pokok bahasan bilangan pecahan, dari hasil pengolahan data hasil

tes berpikir logis siswa maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi guru bidang studi matematika di dalam proses belajar mengajar,

sebaiknya guru dapat menggunakan pendekatan konstruktivis sebagai

alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir logis siswa

2. Bagi sekolah sebaiknya kepala sekolah menyarankan agar guru-guru

menggunakan pendekatan konstruktivis untuk mengajarkan materi

pelajaran kepada siswa agar kemampuan berpikir logis siswa semakin

dapat ditingkatkan

3. Bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir logis siswa

sebaiknya dalam mengikuti pembelajaran dengan pendekatan

konstruktivis, siswa lebih aktif dan lebih berani mengungkapkan

(19)

54

4. Dalam pemilihan media pembelajaran sebaiknya guru memperhatikan

materi pelajaran yang disampaikan

5. Penelitian ini perlu dilanjutkan untuk pokok bahasan yang lain, atau

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Admin(2008).,Mengajarkan Matematika (Sebuah Pemikiran

Pendidikan),http://malamindah.ooowebhost.info/?cat = 3 (accessed 05 Juni 2008)

Albrecht, K (1992).,Daya Pikir, Penerbit : Dahar Prize, Semarang.

Arikunto, S, (2006), Prosedur Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Bono,de,(1990) mengajar berfikir,Penerbit: Erlangga, Jakarta

FMIPA UNIMED.,(2007), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standar Operasional Kepembimbingan skripsi Program Studi Pendidika, FMIPA UNIMED.

Hudojo, Herman.,(2001),Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Penerbit : Universitas Malang

Hudojo, Herman.,(1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud : Jakarta.

Husaimi Usman dan Purnomo Setiady Akbar (2006), Pengantar Statistika, PT Bumi Aksara, Jakarta

Krishna, Anand (1998)., Resensi Buku,

http://www.anandkrishna,org/english/books,php?isi=books/tao-teh-ching,/bi.(accessed 20 Mei 2008)

Louis E. Raths (1986), et al, teching for thinking: theory, Strategies, and activities for the classroom (New York: Teachers College Press,)

Mucklis (2007 ).,Mengajar Matematika dengan Metode Pendekatan

konstruktivisme, http://guru-beasiswa-blogspot-com/2007/12/mengajar-matematika-html,(accessed 03 Juni 2008)

Mundiri, D. S. (1998), Logika, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Purwanto, Ngalim,(1990).,Psikologi Pendidikan, Penerbit : Rosdakarya, Bandung.

Rochmad, Tinjauan Filsafat dan Psikologi Konstruktivisme, http://rochmad-unnes.blogspot.com/2008/01/penggunaan -pola-pikir-induktif-deduktif.html,(accesssed 03 Juni 2008).

(21)

http://rochmad-unnes,blogspot.com/2008/01/penggunaan- pola-pikir-indukti-deduktif.html.(accessed 03 Juni 2008)

Sanjaya, Wina(2006), Strategi Pembelajaran, Penerbit : Prenada Media Group, Jakarta.

Saragih, S (2007).,Menumbuhkembangkan Berpikir Logis dan Sikap Positif Terhadap Matematika Melalui Pendekatan Matematika

Realistik,http://zainurie.files.wordpress.com/2007/11/j61-091.pdf.

Soejadi, R.,(2000), Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Suara Pembaharuan(18/01/07), Mutu Pendidikan di Indonesia Masih Rendah,http://www.sfeduresearch.

org/content/view/108/66/lang,id,(accessed 19 Juni 2008)

Sudjana,(2002).,Metode Statistika, Penerbit : Tarsito, Bandung.

Surajiyo, Sugeng Astanto, dan Sri Andini, (2005), Dasar-Dasar Logika, Bumi Aksara, Jakarta.

Suryabrata, Sumadi (2003), Metodologi Penelitian, PT.Raja Grafindo Persada, Yogyakarta.

Syaban, Mumun(2008), Jurnal Pendidikan dan Budaya,

Suriasumantri, S (1985), Filsafat Ilmu, Sinar harapan, Jakarta

Tim Instruktur PLPG, Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Divisi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Medan, 2008.

Trianto, (2007).,Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Penerbit : Prestasi Pustaka, Jakarta.

Wikipedia,Indonesia,(2008),Konstruktivisme,http://id.wikipedia.org/wiki/konstru ktivisme (accessed 13 Mei 2008)

Zainurie,(2008) Prestasi Pendidikan Matematika Indonesia,

http://zainurie.wordpress.com/2007/05/14/pakar-matematika-

(22)

RIWAYAT HIDUP

Dwi Kurnia Rahayu dilahirkan di Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

pada tanggal 28 September 1988. Ayah bernama Ngadino dan Ibu bernama Emma

br.Tarigan. Merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pada tahun 1994, penulis

masuk SD Inpres 101927, dan lulus pada tahun 2001 . Pada tahun 2001, penulis

melanjutkan pendidikan di SMP Swasta Taman Siswa Lubuk Pakam, dan lulus

pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan pendidikan di SMA

Swasta Nusantara Lubuk Pakam Rantau , dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun

2007, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan

Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Referensi

Dokumen terkait

Anak-anak yang sudah besar dan sudah lama di SOS Desa Taruna awalnya cukup sulit mengikuti peraturan maupun prinsip-prinsip yang dimiliki subyek untuk mengasuh dan

CJ.PM.02.1475 tanggal 31 Juli 2017 perihal Persetujuan dan Penetapan Pemenang e- Lelang Terbatas Ulang Pengadaan Jasa Pemborongan Pekerjaan Perkuatan Jembatan.

(Porter) dalam Abror, dkk (2013) mengemukakan bahwa switching cost merupakan “biaya satu waktu” atau biaya yang sewaktu -waktu dikeluarkan oleh konsumen pada waktu

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan oleh masyarakat, Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah terhadap Ormas atau ormas yang didirikan oleh warga negara asing

Peneliti mengambil fokus penelitian sebagai berikut : (1) bagaimana perencanaan pembinaan peserta didik, (2) bagaimana pelaksanaan pembinaan peserta didik, (3)

- Terpilihnya Pemenang Lomba-lomba pada Jambore UKS - Terpilihnya Pemenang Lomba PHBS tingkat Kota Balikapan - Terbinanya UKBM berorientasi kesehatan di Kota Balikpapan

Penetapan Kadar Nitrit pada Daging Sapi Segar dan Olahan yang Beredar di Kota Medan secara Spektrofotometri Sinar Tampak.. Medan: Fakultas

Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa iuran pensiun yang harus diba- yarkan peserta program dana pensiun yang masuk kerja pada usia y = 25 tahun dan masuk program dana pensiun pada usia