PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS SISWA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVIS DAN PENDEKATAN
KLASIKAL PADA SISWA KELAS VII SMP SWASTA TAMAN SISWA LUBUK PAKAM T.A 2011/2012
Oleh :
Dwi Kurnia Rahayu NIM 071244120046
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, Dzat yang menurunkan
ketentraman dan ketenangan ke dalam hati orang-orang yang beriman. Shalawat
dan salam kepada Rasulullah sallallaahu’alaihi wasallam.
Skripsi ini berjudul “Perbedaan kemampuan berfikir logis siswa dengan
pendekatan konstruktivisme dan pendekatan klasikal pada siswa kelas VII SMP
swasta taman siswa lubuk pakam tahun ajaran 2011/2012”. Skripsi ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Prof.Dr. Asmin, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sejak awal
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Juga terima kasih penulis ucapkan
kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, dan
Bapak Dra. Nerli khairani, M.Pd,selaku dosen pemberi saran dan penguji yang
telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai
selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis
ucapkan kepada: Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor beserta
staf-stafnya di Universitas Negeri Medan.Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada : Bapak, Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan beserta staf-stafnya
di FMIPA UNIMED. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya juga diucapkan
kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika dan
pegawai di jurusan Matematika yang telah banyak membantu penulis dalam
pengumpulan berkas-berkas untuk wisuda. Ucapan terima kasih juga diucapkan
kepada Bapak Prof.Dr.Sahat Saragih,M.Pd selaku Dosen Pendidikan Akademik.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga diucapkan kepada Ibu R.Saragih,
S.Pd selaku kepala sekolah SMP Taman siswa yang telah memberikan waktu
kepada penulis mengadakan penelitian di SMP tersebut.
Teristimewa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang
menjadi sumber motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan
skripsi ini. Terima kasih buat suami tercinta Nisydanul Arifin,S.Pd yang telah
banyak memberi bantuan doa dan dukungannya . Penulis juga sampaikan rasa
terima kasih kepada kakak/abang dan adik penulis, Agus Surya Ananta,S.Pd ; Sri
Ramadhani,S.Pd;,dan adik saya Tri Wulan Dari yang senantiasa memberikan
dukungan dan semangat untuk penulis. Terimakasi Buat sahabat-sahabat saya:
syska,nur,fitri,evi,erna,henni sitepu,lina,mushliha, serta semua teman di Gamasi
07 yang telah memberi semangat dalam menyelesaikan studi di Universitas
Negeri Medan. Penulis telah berupaya dalam penyusunan skripsi ini dengan
sebaik-baiknya namun penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan memperkaya
khasanah ilmu pendidikan kita.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas semua dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak penyempurnaan skripsi ini.
Medan, Agustus 2012
Penulis
Perbedaan Kemampuan Berpikir Logis Siswa Dengan Pendekatan Konstruktivis dan Pendekatan Klasikal Pada Siswa Kelas VII
SMP Swasta Taman Siswa Lubuk Pakam T.A 2011/2012
DWI KURNIA RAHAYU (071244120046)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir logis siswa dengan pendekatan konstruktivis lebih tinggi daripada pendekatan klasikal pada pokok bahasan bilangan pecahan pada siswa Kelas VII SMP Swasta Taman Siswa Lubuk Pakam T.A 2011/2012. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen.
Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah seluruh siswa SMP Swasta Taman Siswa Lubuk Pakam T.A 2011/2012Kelas VII sebanyak 5 kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dan banyak sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas, kelas pertama disebut sebagai kelas konstruktivis dan kelas kedua disebut sebagai kelas klasikal dan masing-masing kelas berjumlah 40 orang siswa.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 soal tes kemampuan berpikir logis, dimana sebelum tes diujikan terlebih dahulu diuji validitas, reliabilitas, tingkat daya beda soal dan tingkat kesukaran. Tes diberikan sebanyak satu kali yaitu tes berpikir logis setelah pembelajaran di kedua kelas berakhir.
Dari hasil pengolahan data diperoleh rata-rata kemampuan berpikir logis siswa sebesar 72,625 untuk kelas konstruktivis dan 62,75 untuk kelas klasikal. dapat dilihat bahwa peningkatan berpikir logis siswa kelas konstruktivis lebih tinggi daripada kelas klasikal.
Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan yaitu dengan mengggunakan uji t (uji satu pihak yaitu pihak kanan) dengan α =0,05 diperoleh
hitung
t (12,89) > ttabel(1,994). Hal ini menunjukkan bahwa thitung berada di luar
DAFTAR ISI
1. 2. Identifikasi Masalah 6
1. 3. Batasan Masalah 6
2. 1. 2. Pembelajaran Pendekatan Konstruktivis 17 2. 1. 3. Berpikir Logis Pada Pembelajaran Pendekatan Konstrukivis 22
2. 1. 4. Pendekatan Klasikal 24
2. 3. Kerangka Konseptual 31
2. 4. Hipotesis Penelitian 33
BAB III METODE PENELITIAN 34
3. 1. Lokasi dan Waktu Penelitian 34
3. 2. Populasi dan Sampel 34
3. 3. Definisi Operasional 34
3. 4. Desain Penelitian 35
3. 4. 1. Variabel Penelitian 36
3. 5. Prosedur Penelitian 37
3. 6. Instrumen Penelitian 39
3. 7. Teknik Analisis Data 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 46
4. 2. Deskripsi Hasil Penelitian 48
4. 3. Analisis Data Penelitian 48
4. 3. 1. Uji Normalitas 48
4. 3. 2. Uji Homogenitas 49
4. 3. 3. Uji Hipotesis 49
4. 4. Diskusi Hasil Penelitian 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 53
5. 1. Kesimpulan 53
5. 2. Saran 53
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3. 1. Randomized test berfikir logis Control Design 35 Tabel 3. 2. Kisi-kisi Pre test Kemampuan Berfikir Logis I 36
Tabel 4. 1. Data Tes Berpikir Logis Kelas Konstruktivis 46
Tabel 4. 2. Data Tes Berpikir Logis Kelas Konstruktivis 47
Tabel 4. 5. Data Hasil Uji Normalitas 49
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : RPP Kelas Eksperimen I dan RPP Kelas Eksperimen II 57 Lampiran 2 : Tes Kemampuan Berpikir Logis 119 Lampiran 3 : Kunci Jawaban Tes Kemampuan Berpikir Logis 130 Lampiran 4 : Tabel Hasil Uji Validitas Tes Berpikir Logis 131 Lampiran 5 : Perhitungan Validitas Tes Berpikir Logis 132 Lampiran 6 : Tabel Korelasi (r hitung ) Validitas Tes Berpikir Logis 133 Lampiran 7 : Tabel Hasil Uji Reliabilitas Tes Berpikir Logis 134 Lampiran 8 : Perhitungan Reliabilitas Tes Berpikir Logis 135 Lampiran 9 : Tabel Bantu Daya Beda Tes Berpikir Logis 136 Lampiran 10 : Perhitungan Daya Beda Instrumen Tes Berpikir Logis 137 Lampiran 11 : Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Berpikir Logis 139 Lampiran 12 : Tabulasi Skor Tes pada Kedua Kelas Kelompok Sampel 140
Lampiran 13 : Perhitungan Variansi 141
Lampiran 14 : Uji Normalitas 142
Lampiran 15 : Pengujian Hipotesis 144
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting berbagai disiplin dan
mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika.
Dalam Depdiknas (Admin 2008:1) mengemukakan bahwa:
“Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi aljabar, geometri, logika matematika, peluang dan statistika. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik dan tabel.”
Dengan melihat pentingnya matematika maka pelajaran matematika perlu
diberikan kepada peserta didik mulai dari pendidikan dasar. Untuk membekali
peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematik, kritis dan
kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar
peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah
tidak pasti dan kompetitif.
Namun pada kenyataannya peranan matematika untuk meningkatkan
kemampuan tersebut di atas masih rendah. Seiring dengan mutu pendidikan di
Indonesia juga masih rendah. Seperti yang diungkapkan oleh Zainurie (2007 : 1)
“Banyak orang bilang “mutu pendidikan Indonesia”, terutama dalam mata pelajaran Matematika masih rendah. Data yang mendukung opini ini adalah: Data UNESCO menunjukkan peringkat matematika Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah”.
Rendahnya hasil belajar dikemukakan oleh Suharyanto (dalam
2
”Mata pelajaran matematika masih merupakan penyebab utama siswa tidak lulus UAN. Dari semua perserta didik yang tidak lulus, sebanyak 34,44 persen akibat jatuh dalam mata pelajaran matematika, sebanyak 7,9 persen akibat mata pelajaran bahasa Inggris, dan sebanyak 0,46 persen akibat mata pelajaran bahasa Indonesia”.
Rendahnya mutu pendidikan matematika di negara kita berkaitan dengan
masalah-masalah yang terjadi dalam pendidikan matematika. Permasalahan dalam
proses belajar mengajar dewasa ini adalah kecenderungan umum bahwa para
siswa hanya terbiasa menggunakan sebagian kecil saja dari potensi atau
kemampuan berpikirnya. Permasalahan ini juga diungkapkan oleh Wina Sanjaya
(2006):
“Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, oleh karena itu anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi yang diingatnya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari”.
Seiring juga dalam pembelajaran penyampaian materi guru kurang tepat
sehingga membuat anak didik merasa bosan dan jenuh. Dalam pembelajaran
matematika penyampaian guru cenderung bersifat monoton, hampir tanpa variasi
kreatif, kalau saja siswa ditanya ada saja alasan yang mereka kemukakan seperti
matematika sulit, tidak mampu menjawab, sukar, takut disuruh guru ke depan dan
sebagainya, sehingga menimbulkan adanya gejala matematika phobia (ketakutan
anak terhadap matematika) yang melanda sebagian besar siswa. Guru dalam
pembelajarannya di kelas tidak mengaitkan dengan skema yang telah dimiliki oleh
siswa, dan siswa kurang diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan
mengkonstruksi sendiri ide-ide mereka dalam pembelajaran.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Sobel dan Malesky (Admin,
2008:1) bahwa:
3
dilaksanakan maka kompetensi dasar dan indikator dalam pembelajaran tidak akan dapat tercapai secara maksimal”.
Hilbert (Rochmad 2008:2) memberi contoh pelaksanaan pembelajaran
matematika yang berpusat pada guru bahwa selama berlangsungnya pembelajaran
matematika guru hanya memberi sedikit perhatian dalam membantu siswa
mengembangkan ide-ide konseptual dan sedikit perhatian pada hubungan antara
prosedur-prosedur yang dipelajari dan konsep yang menjadikan prosedur itu dapat
dikerjakan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Stigler dan Hilbert ( dalam
Hilbert, 2003) bahwa 78% dari seluruh topik matematika yang diajarkan, guru
menyampaikan prosedur-prosedur dan ide-ide tetapi tanpa mengembangkannya.
Pembelajaran matematika di Indonesia selama ini hanya berpusat pada
guru, banyak guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas kurang menekankan
pada aspek kemampuan siswa dalam menemukan kembali konsep-konsep dan
struktur-struktur matematika berdasar pengalaman siswa sendiri dan menurut
pemahaman mereka.
Pembelajaran matematika di Indonesia bersifat behavioristik dengan
penekanan transfer pengetahuan dan hukum latihan. Guru mendominasi kelas dan
menjadi sumber utama pengetahuan, kurang memperhatikan aktifitas siswa,
interaksi siswa, dan konstruksi pengetahuan.
Ketidaktepatan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran
menjadi salah satu faktor penyebab prestasi belajar matematika siswa rendah.
Kesulitan siswa dalam mempelajari matematika di sekolah ini diakibatkan oleh
sifat abstrak matematika itu sendiri juga disebabkan oleh guru yang kurang tepat
dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran matematika dikelas. Swarsono
(dalam Rochmad, 2008:2) menyatakan bahwa kesulitan siswa dalam mempelajari
matematika di sekolah rupanya juga tidak terlepas dari strategi pembelajaran yang
selama ini digunakan yaitu strategi pembelajaran yang menggunakan sistem
klasikal, dengan metode ceramah sebagai metodenya.
Faktor lain yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar antara lain
ditinjau dari tuntutan kurikulum yang lebih menekankan pada pencapaian target.
4
terhadap konsep-konsep matematika (Marpaung dalam Saragih, 2007:1).
Dari semua penjelasan di atas dapat dinyatakan bahwa aktifitas pembelajaran di
kelas yang selama ini dilakukan oleh guru tidak lain merupakan penyampaian
informasi (metode kuliah) dengan lebih mengaktifkan guru sedangkan siswa pasif
mendengarkan dan menyalin sesekali, guru bertanya dan siswa menjawab
sesekali, guru memberi contoh soal dilanjutkan dengan memberi soal latihan yang
sifatnya rutin dan kurang melatih daya nalar kemudian guru memberikan
penilaian. Yang akhirnya terjadilah proses penghafalan konsep atau prosedur,
pemahaman konsep matematika rendah dan tidak dapat menggunakannya jika
diberikan permasalahan yang agak kompleks siswa menjadi bosan yang harus
mengikuti aturan atau prosedur yang berlaku dan jadilah pembelajaran mekanistik
akibatnya pembelajaran bermakna yang diharapkan tidak terjadi. Tidak heran
apabila belajar dengan cara menghafal tersebut membuat tingkat kemampuan
kognitif anak yang terbentuk batasan tingkat yang rendah. Kecenderungan anak
terperangkap dalam pemikiran menghafal karena iklim yang terjadi dalam proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru di sekolah.
Permasalahan di atas sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan
berpikir logis siswa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah seorang guru
Matematika (Elisa) di SMP Swasta Taman Siswa Lubuk Pakam dalam wawancara
yang dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2011 bahwa rendahnya berpikir logis
siswa disebabkan cara mengajar guru yang kurang efektif, metode mengajar yang
digunakan kurang memperhatikan proses berpikir siswa, kemauan siswa untuk
mendalami konsep sangat kurang, dan siswa hanya mau menerima saja tanpa
mengembangkannya, kurangnya kognitif siswa dalam belajar. Dari data siswa
bahwa nilai ulangan matematika dengan 48 siswa nilai rata-rata ulangan
matematika 5,16 sehingga cukup banyak siswa yang belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM).
Kemampuan berpikir logis dalam pembelajaran matematika perlu
ditingkatkan karena dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan dalam
matematika yaitu dari yang hanya sekedar mengingat kepada kemampuan
5
Pentingnya kemampuan berpikir logis atau penalaran dalam pembelajaran
matematika juga dikemukakan oleh Mullis dan Suryadi (dalam Saragih,2007:1)
yang menyatakan bahwa pembelajaran lebih menekankan pada aktifitas penalaran
dan pemecahan masalah sangat erat kaitannya dengan pencapaian prestasi siswa
yang tinggi. Uraian di atas menunjukkan bahwa kemampuan berpikir logis dalam
matematika merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan kognitif
siswa dan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Dengan memperhatikan permasalahan yang ada dalam pembelajaran
matematika tersebut dapat dinyatakan bahwa berpikir logis siswa masih rendah.
Untuk mengatasi permasalahan ini perlu dicari suatu pendekatan yang dapat
mendukung proses pembelajaran matematika yang menyenangkan dan bukan
menyeramkan sehingga dapat meningkatkan motivasi sekaligus mempermudah
pemahaman siswa dalam belajar matematika.
Rochmad (2008:1) mengemukakan bahwa pembelajaran matematika
beracuan konstruktivisme berpusat pada siswa, guru berperan sebagai fasilitator
terciptanya suasana pembelajaran aktif, kreatif, efisien dan menyenangkan. Guru
menerapkan berbagai metode yang dipandang sesuai dengan bahasan materi
matematika yang sedang dipelajari. Siswa terlibat membangun ide-ide,
prinsip-prinsip dan struktur-struktur matematika berdasar pengalaman siswa sendiri.
Menurut teori Piaget yang mendukung teori belajar konstruktivisme, yang
menyatakan bahwa perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh
manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari
tindakan. Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi
lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu,
bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya khususnya berargumentasi dan
berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat
pemikiran itu menjadi lebih logis.
Dari semua penjelasan di atas maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti
6
1. 2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, ada beberapa masalah yang
dapat diidentifikasi yaitu :
1. Prestasi belajar matematika siswa masih rendah
2. Rendahnya kemampuan siswa menggunakan fakta-fakta perhitungan
3. Pelaksanaan pembelajaran matematika kurang tepat
4. Metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi
5. Cara belajar siswa yang salah dalam pelaksanaan pembelajaran
6. Kemampuan berpikir logis siswa masih rendah
1. 3. Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas
serta mengingat masalah tersebut harus dipecahkan berdasarkan urgensinya maka
penelitian ini dibatasi pada masalah kemampuan berpikir logis siswa masih
rendah.
1. 4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dibuat rumusan masalah
sebagai berikut : Apakah kemampuan berpikir logis siswa dengan pendekatan
konstruktivis lebih tinggi daripada pendekatan klasikal pada siswa kelas VII SMP
Swasta Taman Siswa Lubuk Pakam.
1. 5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas maka tujuan
peneliti adalah : Untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir logis siswa
dengan pendekatan konstruktivis lebih tinggi daripada pendekatan klasikal pada
7
1. 6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi guru : sebagai bahan masukan untuk menemukan dan
menerapkan sistem pembelajaran yang dapat memperbaiki kemampuan
berfikir siswa.
2. Bagi siswa : agar siswa lebih termotivasi untuk membangun
pengetahuannya secara kreatif serta berfikir logis menggunakan idenya
dalam menerapkan ilmunya di dunia pendidikan. .
3. Bagi sekolah : bermanfaat untuk mengambil keputusan dalam
peningkatan kualitas pengajaran,serta menjadi bahan pertimbangan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Bagi peneliti : sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dalam
pembelajaran sebagai calon guru.
5. Bagi peneliti berikutnya : sebagai bahan perbandingan untuk penelitian
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh
beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Secara statistik dengan menggunakan uji-t disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa yang diajar dengan pendekatan konstruktivis lebih tinggi
dibandingkan dengan pendekatan klasikal pada kelas VII SMP Swasta
Taman Siswa Lubuk Pakam tahun ajaran 2011/2012, hal ini dibuktikan dari
hasil pengujian hipotesis dimana thitung > ttabel yaitu 12,89 > 1,994
2. Kemampuan berfikir siswa pada materi pecahan yang diajar dengan
menggunakan pendekatan konstruktivis memiliki nilai rata-rata 72,625 dan yang diajar dengan pendekatan klasikal memiliki nilai rata-rata 62,750.
5. 2. Saran
Setelah siswa kelas VII SMP Swasta Taman Siswa Lubuk Pakam diberi
pengajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivis dan pendekatan
klasikal pada pokok bahasan bilangan pecahan, dari hasil pengolahan data hasil
tes berpikir logis siswa maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi guru bidang studi matematika di dalam proses belajar mengajar,
sebaiknya guru dapat menggunakan pendekatan konstruktivis sebagai
alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir logis siswa
2. Bagi sekolah sebaiknya kepala sekolah menyarankan agar guru-guru
menggunakan pendekatan konstruktivis untuk mengajarkan materi
pelajaran kepada siswa agar kemampuan berpikir logis siswa semakin
dapat ditingkatkan
3. Bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir logis siswa
sebaiknya dalam mengikuti pembelajaran dengan pendekatan
konstruktivis, siswa lebih aktif dan lebih berani mengungkapkan
54
4. Dalam pemilihan media pembelajaran sebaiknya guru memperhatikan
materi pelajaran yang disampaikan
5. Penelitian ini perlu dilanjutkan untuk pokok bahasan yang lain, atau
DAFTAR PUSTAKA
Admin(2008).,Mengajarkan Matematika (Sebuah Pemikiran
Pendidikan),http://malamindah.ooowebhost.info/?cat = 3 (accessed 05 Juni 2008)
Albrecht, K (1992).,Daya Pikir, Penerbit : Dahar Prize, Semarang.
Arikunto, S, (2006), Prosedur Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Bono,de,(1990) mengajar berfikir,Penerbit: Erlangga, Jakarta
FMIPA UNIMED.,(2007), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standar Operasional Kepembimbingan skripsi Program Studi Pendidika, FMIPA UNIMED.
Hudojo, Herman.,(2001),Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Penerbit : Universitas Malang
Hudojo, Herman.,(1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud : Jakarta.
Husaimi Usman dan Purnomo Setiady Akbar (2006), Pengantar Statistika, PT Bumi Aksara, Jakarta
Krishna, Anand (1998)., Resensi Buku,
http://www.anandkrishna,org/english/books,php?isi=books/tao-teh-ching,/bi.(accessed 20 Mei 2008)
Louis E. Raths (1986), et al, teching for thinking: theory, Strategies, and activities for the classroom (New York: Teachers College Press,)
Mucklis (2007 ).,Mengajar Matematika dengan Metode Pendekatan
konstruktivisme, http://guru-beasiswa-blogspot-com/2007/12/mengajar-matematika-html,(accessed 03 Juni 2008)
Mundiri, D. S. (1998), Logika, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Purwanto, Ngalim,(1990).,Psikologi Pendidikan, Penerbit : Rosdakarya, Bandung.
Rochmad, Tinjauan Filsafat dan Psikologi Konstruktivisme, http://rochmad-unnes.blogspot.com/2008/01/penggunaan -pola-pikir-induktif-deduktif.html,(accesssed 03 Juni 2008).
http://rochmad-unnes,blogspot.com/2008/01/penggunaan- pola-pikir-indukti-deduktif.html.(accessed 03 Juni 2008)
Sanjaya, Wina(2006), Strategi Pembelajaran, Penerbit : Prenada Media Group, Jakarta.
Saragih, S (2007).,Menumbuhkembangkan Berpikir Logis dan Sikap Positif Terhadap Matematika Melalui Pendekatan Matematika
Realistik,http://zainurie.files.wordpress.com/2007/11/j61-091.pdf.
Soejadi, R.,(2000), Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Suara Pembaharuan(18/01/07), Mutu Pendidikan di Indonesia Masih Rendah,http://www.sfeduresearch.
org/content/view/108/66/lang,id,(accessed 19 Juni 2008)
Sudjana,(2002).,Metode Statistika, Penerbit : Tarsito, Bandung.
Surajiyo, Sugeng Astanto, dan Sri Andini, (2005), Dasar-Dasar Logika, Bumi Aksara, Jakarta.
Suryabrata, Sumadi (2003), Metodologi Penelitian, PT.Raja Grafindo Persada, Yogyakarta.
Syaban, Mumun(2008), Jurnal Pendidikan dan Budaya,
Suriasumantri, S (1985), Filsafat Ilmu, Sinar harapan, Jakarta
Tim Instruktur PLPG, Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Divisi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Medan, 2008.
Trianto, (2007).,Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Penerbit : Prestasi Pustaka, Jakarta.
Wikipedia,Indonesia,(2008),Konstruktivisme,http://id.wikipedia.org/wiki/konstru ktivisme (accessed 13 Mei 2008)
Zainurie,(2008) Prestasi Pendidikan Matematika Indonesia,
http://zainurie.wordpress.com/2007/05/14/pakar-matematika-
RIWAYAT HIDUP
Dwi Kurnia Rahayu dilahirkan di Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang
pada tanggal 28 September 1988. Ayah bernama Ngadino dan Ibu bernama Emma
br.Tarigan. Merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pada tahun 1994, penulis
masuk SD Inpres 101927, dan lulus pada tahun 2001 . Pada tahun 2001, penulis
melanjutkan pendidikan di SMP Swasta Taman Siswa Lubuk Pakam, dan lulus
pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan pendidikan di SMA
Swasta Nusantara Lubuk Pakam Rantau , dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun
2007, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan
Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas