• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR STRUKTUR ATOM ANTARA PENERAPAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DAN MODEL TWO STAY- TWO STRAY (TS-TS)DI SMA AL-FATTAH MEDAN T.P 2012 / 2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR STRUKTUR ATOM ANTARA PENERAPAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DAN MODEL TWO STAY- TWO STRAY (TS-TS)DI SMA AL-FATTAH MEDAN T.P 2012 / 2013."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR STRUKTUR ATOM ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN MODEL TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS)

Oleh:

Koes Indirawati NIM 409631010

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Struktur Atom Antara Penerapan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Number Head Together (NHT) Dan Model Two Stay- Two Stray (TS-TS)”.T.P 2012/2013” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Jurusan kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (UNIMED).

(4)

v

Suyanto S.Hi,dan ananda ku Nazwa Nurfadillah Terima kasih juga buat abangda Arie dan kak tika yang juga telah memberi motifasi kepada penulis ,juga teman-teman transfer 2009 yang selalu setia dalam suka dan dukacita selama masa perkuliahan.dan juga teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Skripsi ini saya persembahkan untuk orangtua tersayang dan yang saya kasihi.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari pada kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan memberikan inspirasi bagi pembaca baik hanya sebagai bahan bacaan ataupun yang ingin melakukan penelitian lanjutan.

Medan, 7 Desember 2012 Penulis,

(5)

iii

Perbandingan Hasil Belajar Struktur Atom Antara Penerapan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Number Head Together (NHT)

Dan Model Two Stay- Two Stray (TS-TS) DI SMA AL-FATTAH Medan

T.P 2012 / 2013.

Nama : Koes Indirawati (Nim : 409631010)

Abstrak

(6)
(7)

1.7. Defenisi Operasional

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

6

2.1.1.Pengertian Belajar

6

2.1.2.Pengertian Mengajar

7

2.1.3.Hasil Belajar

7

2.2. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kooperatif

8

2.2.1.Keunggulan dan KelemahanPembelajaran Kooperatif

8

2.3.. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

9

2.3.1.Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

10

Tipe NHT

2.4. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Numbered Head Together (NHT)

13

2.5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TS-TS

13

2.5.1.Langkah – Langkah Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TS-TS

(8)

Kooperatif Tipe TS - TS

17

2.6. Materi Pelajaran

17

2.6.1. Struktur atom

17

2.6.2. Perkembangan Model Atom

18

2.6.3. Partikel Dasar

22

2.2.3. Isotop.Isoton,Isobar

24

2.7. Kerangka Konseptual

24

2.8. Hipotesis Penelitian

25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan waktu Penilitian

26

3.2. Populasi dan sampel

26

3.2.1 Populasi Penilitian

26

3.2.2 Sampel

26

3.3. Variabel dan Instrumen Penelitian

26

3.3.1.Variabel Bebas

26

3.3.2 Variabel Terikat

(9)

3.3.3.Variabel Kontrol

26

3.3.4. Instrumen penelitian

27

3.4. Rancangan Penelitian

27

3.5. Prosedur Penelitian

28

3.6. Teknik Pengolahan Data

30

3.6.1. Validitas Tes

30

3.6.2. Reliabilitas Tes

30

3.6.3. Taraf Kesukaran Tes

31

3.6.4. Daya Pembeda

32

3.7. Teknik Analisa Data

32

3.7.1. Uji Normalitas

32

3.7.2. Uji Homogenitas

33

3.7.3 Uji Hipotesis

33

3.7.4. Uji Peningkatan Hasil Belajar

34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Data Instrumen Penelitian

(10)

4.2. Analisa Data Hasil Penelitian

36

4.3. Pembahasan

38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

40

5.2. Saran

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel Rancangan Penelitian 27

Desain penelitian 29 Tabel Perolehan Rata-rata pre-tes dan Post-tes 36 Tabel Hasil Uji Normalitas Pre-Tes dan Post-Tes 37 Tabel Kisi-Kisi Soal 62

Tabel Pedoman Penskoran Observasi keaktifan Belajar Siswa 69 Tabel Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 70 Tabel Daftar Nama kelompok 79

Tabel Hasil Perhitungan Uji Validitas Tes 84

Tabel Validitas Instrumen Tes 86

Tabel Reliabilitas 89

Tabel Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 91

Tabel Tingkat Kesukaran 92

Tabel Hasil Perhitungan Uji Daya Beda Tes 94

Tabel Daya Beda Tes 96

Tabel Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1 dan II 97

Tabel Gain Eksperimen 1 100

Tabel Gain Eksperimen 2 101

Tabel Penolong Pengujian Normalitas Data kelas Eksperimen 1 104

Tabel Penolong Pengujian Normalitas Data kelas eksperimen 2 105

Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat 110

Tabel Nilai – nilai r-Product Moment 111

Tabel nilai Kritis Distribusi F (Tabel F) 113

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model atom Dalton 18

Gambar 2.2 Model atom Thomson 19

Gambar 2.3 Model atom Rutherford 19

Gambar 2.4 Model atom Bohr 20

Gambar 3.1 Sistematik pelaksanaan penelitian 21

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model atom Dalton 18

Gambar 2.2 Model atom Thomson 19

Gambar 2.3 Model atom Rutherford 19

Gambar 2.4 Model atom Bohr 20

(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rancangan Program Pengajaran 43

Lampiran 2 Instrumen Penelitian 55

Lampiran 3 Kunci Jawaban Instrument Penelitian 61

Lampiran 4 Kisi – kisi soal 62

Lampiran5 Instrumen yang sudah valid 63 Lampiran6 Kunci jawaban instrumen yang sudah valid 68 Lampiran 7 Pedoman Penskoran Observasi keaktifan Belajar Siswa 69 Lampiran 8 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 70

Lampiran 9 lembar Nilai Observasi Aktivitas Siswa 72 Lampiran 10 Daftar Nama Kelompok 79 Lampiran 11Perhitungan uji Validitas Tes 83

Lampiran 12 Tabel Validitas Instrumen Tes 86

Lampiran 13 Perhitungan Uji Reliabilitas Tes 87

Lampiran 14 Tabel Reliabilitas 89 Lampiran 15 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 90

Lampiran 16 Tabel Tingkat kesukaran 92 Lampiran 17 Perhitungan Uji Daya Beda 93

Lampiran 18 Tabel Daya Beda Tes 96

Lampiran 19 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1 dan 2 97

Lampiran 20 Perhitungan Gain 100

Lampiran 21 Perhitungan rata-rata Simpangan Baku,Varians kelas 103

Lampiran 22 Perhitungan Uji Normalitas 104

Lampiran 23 Perhitungan Uji Homogenitas 106

Lampiran 24 Perhitungan Uji Hipotesis 108

Lampiran 25 Tabel Nilai –Nilai Distribusi t 110 Lampiran 26 Tabel Nilai – nilai r-Product Moment 111

Lampiran 27 Tabel nilai Kritis Distribusi F (Tabel F) 113

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan proses pembelajaran dalam kegiatan pendidikan di suatu sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain guru, siswa, kurikulum, lingkungan belajar dan lainnya. Guru dan siswa merupakan dua faktor terpenting dalam proses pembelajaran. Pentingnya faktor guru dan siswa dapat dituntut melalui pemahaman hakekat pembelajaran, yakni sebagai usaha sadar guru untuk membantu siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.

Untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran, guru perlu memahami hal-hal yang mempengaruhi proses belajar siswa, baik yang menghambat maupun yang mendukung. Selain itu, guru harus memahami tentang model atau strategi pembelajaran yang efektif yang dapat membantu siswa agar dapat belajar secara optimal dan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar. Suryobroto (1997).

Menurut Lie (2002) pendidik perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar berdasarkan beberapa pokok pemikiran sebagai berikut : (1) pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa, (2) siswa membangun pengetahuan secara aktif, (3) pendidik perlu berusaha mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa, (4) pendidikan adalah interaksi pribadi di antara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa.

(15)

2

proses pengajaran untuk dirinya. Pada umumnya, metode mengajar yang diterapkan guru di kelas adalah metode dimana penyampaian ide, gagasan, atau informasi dengan cara lisan dan tulisan. Guru di depan menyampaikan materi pelajaran dan memberikan contoh dan penyelesaian soal, sedangkan siswa mendengarkan, menyimak dan mencatat diselingi dengan tanya jawab dan latihan- latihan. Keadaan seperti ini menyebabkan siswa belajar secara individu. Antar siswa tidak saling membantu dan memecahkan/menyelesaikan soal latihan, sebaliknya saling menonjolkan diri untuk menjadi yang terbaik. Akhirnya siswa terbagi atas tiga kelompok yaitu kelompok siswa cepat, sedang dan lambat memahami pelajaran.Arikunto(2002)

Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interkasi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa (Suyitno,2004), sedangkan menurut Fontana (Suherman,2001) pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan demikian proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri individu siswa, sedang proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku.

Dengan terbentuknya kelompok tersebut,maka perhatian guru selalu berfokus kepada siswa kelompok cepat dan akan menimbulkan kesenjangan di kalangan siswa di kelas tersebut.Hal seperti inilah yang harus dihindarkan seorang guru yaitu perbedaan yang signifikan dalam memperhatikan siswa yang berkategori cepat, sedang, dan lambat.Untuk itu diperlukan model– model yang menitik beratkan kerjasama antara kelompok tersebut diantaranya adalah model Numbered Head Together dan Two Stay-Two Stray.kedua model ini sama – sama

(16)

3

pembelajaran TS-TS adalah hasil-hasil diskusi lebih mudah dipahami dan dilaksanakan karena semua siswa ikut berpartisipasi serta memperoleh informasi yang lebih banyak dan beragam.

Menurut Fiki Rosyda, “Peningkatan Hasil Belajar Kimia Pokok Bahasan Hidrokarbon Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) dan TS-TS Di SMA Negeri 10 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007”.

Dari hasil penelitian, rata-rata hasil belajar kognitif siswa dan ketuntasan belajar klasikal meningkat sebesar 9,59 dan 49,79% dari data awal ke siklus I dan meningkat sebesar 14,4 dan 11,37% dari siklus I ke siklus II. Sedangkan rata-rata hasil belajar afektif dan ketuntasan belajar meningkat sebesar 8,23 dan 20,46% dari siklus I ke siklus II serta untuk rata-rata hasil belajar psikomotorik dan ketuntasan belajar meningkat sebesar 5,22 dan 20,45% dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada pokok bahasan koloid dapat meningkat melalui penerapan model pembelajaran NHT.

Menurut Bayanto, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif NHT (Numbered Head Together) dan TS-TS Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid Kelas XI Semester II SMAN 1 Bayan Tahun Pelajaran 2008/2009” bahwa, hasil Penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas yang menggunakan metode NHT yaitu 75,175 lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan metode biasa yaitu 65,38, begitu juga dengan ke tuntasan klasikal kedua kelas memiliki perbedaan yang jauh. Uji t untuk mengetahui perbedaan secara signifikan kedua nilai rata-rata kelas tersebut menunjukkan bahwa nilai t hitung= 5,863 dan t-tabel= 1,6645 karena t-hitung > t-tabel, berarti ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran NHT dan model pembelajaran secara TS-TS

(17)

4

(2 –tailed) harus dibagi dua, dan hasilnya adalah 0.000. Karena Sig. = 0.000 yang adalah lebih kecil dari α = 0.05, maka Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata gain dari siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan

rata-rata gain dari siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan TS-TS.

Menurut hasil observasi dan wawancara peneliti dengan guru bidang studi kimia SMA Al – Fattah Medan merupakan sekolah yang siswanya heterogen,baik dari segi sosial,ekonomi maupun hasil belajarnya.Disekolah ini,hasil belajar pada bidang studi kimia masih tergolong rendah.fakta ini diperoleh dari data penilaian ujian semester pada kelas XI T.P 2010/ 2011 dengan nilai antara 57-79 dan nilai rata-rata kelas 67,72.sedangkan KKM kimia di sekolah ini adalah 62.rendahnya nilai siswa , disebabkan siswa kurang paham dengan materi yang disampaikan kepada siswa.dari faktor utama penyebab kurangnya hasil belajar siswa dalam belajar kimia maka perlu usaha peningkatan hasil belajar yaitu dengan menambah variasi model pembelajaran,salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan oleh guru dalam menyampaikan pokok bahasan struktur atom adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dan TS-TS (Two Stay-Two Stray).

Untuk mengatasi masalah diatas,dalam penelitian ini dicoba menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe numbered head together (NHT) dan tipe Two Stay two Stray (TS-TS) dalam proses belajar mengajar.peneliti tertarik untuk

menerapkan model pembelajaran ini adalah berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh slavin (dalam Ibrahim 2000) yang menunjukkan bahwa teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman belajar vindividual dan kompetitif.selain dikemukakan oleh Ibrahim (2000), model kooperatif ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep – konsep yang sulit.

(18)

5

1.2. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar siswa yang lebih optimal.

2. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, metode yang diterapkan kurang bervariasi dan belum dilaksanakan secara maksimal.

3. Kurangnya interaksi dan kerja sama antara sesama siswa ,dan siswa dengan guru dalam kegiatan belajar sehingga siswa cenderung bersifat individualis.

1.3. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini hanya dibatasi pada medel pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay – Two Stray

pada pokok bahasan struktur atom di SMA Al-Fattah Medan TA 2012/2013.

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model NHT lebih tinggi dari hasil belajar kimia siswa dengan yang diajarkan dengan model TS-TS pada materi pokok struktur atom di SMA Al-Fattah Medan TA 2012 / 2013

2. Bagaimana tingkat aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TS-TS pada materi pokok struktur atom di kelas X SMA Al-Fattah Medan tahun pembelajaran 2012/2013?

(19)

6

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa selama pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan model pembelajaran tipe TS-TS pada materi pokok struktur atom di kelas X SMA Al-Fattah Medan tahun pembelajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TS-TS pada materi pokok struktur atom di kelas X SMA Al-Fattah Medan tahun pembelajaran 2012/2013.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan model TS-TS pada materi pokok struktur atom di kelas X SMA Al-Fattah Medan tahun pembelajaran 2011/2012.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih memahami materi pokok struktur atom.

2. Memberikan gambaran dan informasi kepada guru tentang model pembelajaran kooperatif dalam peningkatan hasil belajar siswa.

3. Sebagai bahan masukan kepada guru pada umumnya dan bagi peneliti khususnya sebagai calon guru dalam usaha mengatasi kesulitan siswa dalam mempelajari materi struktur atom.

(20)

7

1.7. Defenisi Operasional

1. Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. (Isjoni, 2010)

2. Hasil belajar merupakan perilaku berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi, dan atau strategi kognitif yang baru dan di peroleh siswa setelah berinteraksi dengan lingkungan dalam suatu suasana atau kondisi pembelajaran.

3. Model pembelajaran Numbered Head Together pada pokok bahasan struktur atom merupakan pengembangan dari pembelajaran Numbered Head Together atau kepala bernomor. Pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Model belajar ini membagi siswa dalam suatu kelompok yang berangotakan 4-5 orang siswa, dan siswa diberi nomor kemudian guru memanggil nomor dari siswa tersebut untuk melakukan presentase.

4. Model pembelajaran Two Stay Two Stray pada pokok bahasan struktur atom merupakan model pembelajaran dengan membagi siswa dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang siswa dengan sub pokok bahasan struktur atom yang berbeda. Setiap kelompok memberikan hasil dan informasi pada kelompok lain sesuai sub pokok bahasan struktur atom yang diberikan guru dengan cara sebagian anggota kelompok bertamu ke kelompok lain dan sebagian lagi menerima tamu kelompok lain. Kelompok satu bertamu ke kelompok dua untuk menyampaikan informasi mengenai materi yang dibahas, begitu selanjutnya sampai kembali lagi ke kelompok awal, sehingga diperoleh informasi berbeda yang mencakup keseluruhan materi struktur atom.

(21)

8

a.Fase 1 : Penomoran

Guru membagi siswa kedalam kelompok beranggota 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5

b. Fase 2 : Mengajukan Pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat Tanya atau berbentuk arahan

c.Fase 3 : Berpikir Bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan yang diajukan guru dan meyakinkan tiap anngotanya dalam timnyauntuk mengetahui jawaban tim

d. Fase 4 : Menjawab

Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengancungkan tangannya dab mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

6. Pada model pembelajaran tipe TS-TS

a) Tahap persiapan bertujuan mempersiapkan kesiapan materi dan mental peserta didik untuk belajar.

b) Tahap Penyampaian materi disini guru berperan sebagai fasilitator,mengawasi jalannya aktivitas siswa dan member batasan waktu untuk penyampaian dan penerimaan informasi.

(22)

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Rata-rata hasil belajar siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah 81,7 dan telah memenuhi nilai KKM dimana nilai KKM sebesar 70. Dan rata-rata hasil belajar siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS adalah 77,45.

2. Aktivitas belajar siswa yang diamati pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT memperoleh rata-rata nilai sebesar 87,08 sedangkan pada kelas eksperimen II memperoleh rata-rata nilai sebesar 80,85.hal ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen I mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kelas ekserimen II.Dalam hal ini, aktivitas siswa memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar.

3. Berdasarkan hasil uji hipotesis yaitu harga t<-1,994<2,04>1,994.Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model NHT lebih baik dari pada model pembelajaran TS-TS.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran dari peneliti adalah sebagai berikut:

1. Agar guru kimia lebih menggunakan model-model pembelajaran yang bervariatif dalam proses pembelajaran dan tidak hanya menguasai bahan pelajaran sehingga lebih mengaktifkan siswa di dalam kelas agar terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang terus menerus.

2. Kepada Mahasiswa calon guru,sebaiknya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT karena model pembelajaran ini mengajak siswa untuk lebih aktif.

(23)
(24)

Gambar

Gambar 2.1 Model atom Dalton

Referensi

Dokumen terkait

Toko Benang-benang Hobi yang bergerak dalam bidang kerajinan kristik mempunyai lebih dari 75 pelanggan tetap yang berada di luar daerah, maka dibutuhkan sistem

Dalam beberapa kondisi, auditor internal mungkin ingin melakukan audit komprehensif atas suatu operasi mungkin audit pertama kali untuk suatu operasi membutuhkn audit untuk

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun sebuah e – Business berbasis website yang bertujuan untuk mempermudah proses promosi dan

Menurut SNI 01-3713-1995, Es krim adalah jenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau dari campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula,

Penelitian ini dilatarbelakangi karena rendahnya hasil belajar siswa kelas III di MI Al-Fudlola Porong Sidoarjo pada mata pelajaran matematika terutama

Dari pembahasan sebelumnya, penelti mencoba menganalisis dengan metode analisis SWOT ( Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threaths ) yaitu suatu metode

Nilai tahanan jenis yang terdapat pada Gambar 1 s/d 3, tampak bahwa daerah penyusun lapisan tanah/batuan bawah permukaan yang memiliki nilai tahanan jenis antara 30-100  m

To obtain topographic and bathymetric data three instruments were used, including Geodetic Station, Total Station and Unmanned Aerial Vehicles (UAV)/Drone.. To