• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Pelaksanaan Induksi PIGP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB II Pelaksanaan Induksi PIGP"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1. Penunjukan Guru Pembimbing

Pembimbing ditugaskan oleh kepala sekolah atas dasar

profesionalisme dan kemampuan komunikasi. Sekolah yang tidak memiliki

pembimbing sebagaimana dipersyaratkan, kepala sekolah dapat menjadi

pembimbing sejauh dapat dipertanggungjawabkan dari segi profesionalitas

dan kemampuan komunikasi. Jika kepala sekolah tidak dapat menjadi

pembimbing, kepala sekolah dapat meminta pembimbing dari satuan

pendidikan yang terdekat dengan persetujuan pengawas dinas pendidikan

provinsi/kabupaten/kota atau kantor kementerian agama kabupaten/kota

sesuai dengan tingkat kewenangannya.

Kriteria guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah sebagai pembimbing

adalah, memiliki:

1) kompetensi sebagai guru profesional;

2) kemampuan bekerja sama dengan baik;

3) kemampuan komunikasi yang baik

4) kemampuan menganalisis dan memberikan saran-saran perbaikan

terhadap proses pembelajaran/bimbingan dan konseling;

5) pengalaman mengajar pada jenjang kelas yang sama dan pada mata

pelajaran yang sama dengan guru pemula, diprioritaskan yang telah

memiliki; pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun dan

(3)

1) menciptakan hubungan yang bersifat jujur, memotivasi, bersahabat, dan

terbuka dengan guru pemula;

2) memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan

konseling

3) melibatkan guru pemula dalam aktivitas sekolah;

4) memberikan dukungan terhadap rencana kegiatan pengembangan

keprofesian guru pemula;

5) memberi kesempatan bagi guru pemula untuk melakukan observasi

pembelajaran/bimbingan dan konseling guru lain;

6) melaporkan kemajuan dan perkembangan guru pemula kepada

pengawas sekolah;

(4)

2. Analisis Kebutuhan

Sekolah/madrasah yang akan melaksanakan program induksi bagi guru

pemula perlu melakukan Analisis Kebutuhan dengan mempertimbangkan ciri

khas sekolah/madrasah, latar belakang pendidikan dan pengalaman guru pemula,

ketersediaan pembimbing yang memenuhi syarat, penyediaan Buku Pedoman,

keberadaan organisasi profesi yang terkait, dan faktor-faktor pendukung

(5)

3. Panduan Kerja dan Instrumen a. Pembimbingan Tahap 1

Pembimbingan tahap 1 pada dasarnya adalah pembimbingan

untuk mengembangkan kompetensi guru pemula. Pada pembimbingan

ini diperlukan penilaian pembimbingan untuk mengetahui sub

kompetensi yang sudah memenuhi standar dan yang belum.

Kompetensi yang belum standar ini perlu dibimbing terus menerus

hingga mencapai standar.

Pembimbingan Tahap 1 dilaksanakan pada bulan ke 2 (dua)

sampai dengan bulan ke 9 (Sembilan) oleh pembimbing yang telah

ditunjuk oleh kepala sekolah. Pembimbingan tahap 1 bertujuan untuk

membimbing guru pemula dalam proses pembelajaran secara bertahap

dengan memberikan motivasi, arahan dan umpan balik untuk

pengembangan kompetensi guru dalam melaksanakan tugas dan

menjalankan fungsinya dalam proses pembelajaran.

Pada bulan ke dua, guru pemula bersama pembimbing

menyusun: (1) Rencana Pengembangan Keprofesian (RPK) untuk

(6)

Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan pada pertemuan

minggu-minggu pertama.

Pembimbingan yang diberikan kepada guru pemula meliputi

proses pembelajaran dan pelaksanaan tugas lain yang terkait dengan

tugasnya sebagai guru, seperti pembina ekstrakurikuler.

Pembimbingan proses pembelajaran meliputi penyusunan

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran;membimbing dan melatih siswa; dan melaksanakan

tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok

sesuai dengan beban kerja guru. Proses pembimbingan ini

bertujuan untuk mengembangkan kompetensi pedagogik dan

kompetensi professional. Pembimbingan proses pembelajaran dapat

dilakukan dengan cara (1) memberi motivasi dan arahan tentang

penyusunan perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran

dan penilaian hasil belajar siswa (2) memberi kesempatan kepada

guru pemula untuk melakukan observasi pembelajaran guru lain, (3)

melakukan observasi untuk mengembangkan kompetensi pedagogik

dan professional dengan menggunakan Lembar Hasil Observasi

Pembelajaran.

Pembimbingan pelaksanaan tugas tambahan yang terkait

dengan tugasnya sebagai guru, bertujuan untuk mengembangkan

(7)

sekolah, (2) memberi motivasi dan arahan dalam menyusun

program dan pelaksanaan program pada kegiatan yang menjadi tugas

tambahan yang diemban guru pemula, (3) melakukan observasi untuk

mengembangkan kompetensi kepribadian dan sosial dengan

menggunakan Lembar Hasil Observasi Pembelajaran.

Setelah pembimbingan proses pembelajaran, maka dilakukan

observasi pembelajaran oleh pembimbing sekurang- kurangnya 1 kali

setiap bulan pada masa pelaksanaan program induksi dari bulan ke 2

sampai dengan bulan ke 9.

Langkah observasi pembelajaran yang dilakukan oleh

pembimbing (pembimbingan tahap 1), adalah sebagai berikut:

a. Pra Observasi

Pembimbing bersama guru pemula menentukan fokus

observasi pembelajaran Fokus observasi maksimal lima elemen

kompetensi inti dari setiap kompetensi inti pada setiap observasi

pembelajaran. Fokus observasi ditandai dalam Lembar Hasil

Observasi Pembelajaran dan Lembar Refleksi Pembelajaran sebelum

dilaksanakannya observasi.

b. Pelaksanaan Observasi

Pada saat pelaksanaan observasi, pembimbing mengamati

kegiatan pembelajaran guru pemula dan mengisi Lembar Refleksi

Pembelajaran sesuai dengan fokus dalam kompetensi yang telah

(8)

c. Pasca Observasi

Kegiatan yang dilakukan pasca observasi adalah:

1) Guru pemula mengisi Lembar Refleksi Pembelajaran setelah

pembelajaran dilaksanakan.

2) Pembimbing dan guru pemula membahas hasil pembimbingan

pada setiap tahap dan memberikan masukan kepada guru pemula

setelah observasi selesai

3) Guru pemula dan pembimbing menandatangani Lembar Hasil

Observasi Pembelajaran. Pembimbing memberikan salinan

Lembar Hasil Observasi kepada guru pemula. b. Penilaian

Di akhir masa program induksi, dilakukan penilaian kinerja

guru pemula. Penilaian kinerja guru pemula dilakukan sebagaimana

penilaian kinerja yang diterapkan terhadap guru lain (senior) pada

setiap tahun, dengan menggunakan Lembar Hasil Observasi

Pembelajaran. Hasil penilaian kinerja pada akhir program induksi

ditentukan berdasarkan kesebuatan antara pembimbing, kepala

sekolah dan pengawas dengan mengacu pada prinsip professional,

jujur, adil, terbuka, akuntabel, dan demokratis. Peserta Program

Induksi dinyatakan Berhasil, jika semua elemen

kompetensi pada penilaian tahap ke dua paling kurang memiliki

kriteria nilai dengan kategori Baik. Penilaian guru pemula

merupakan penilaian kinerja berdasarkan elemen kompetensi guru:

(9)

dinilai melalui observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling

serta observasi pelaksanaan tugas lain yang relevan. Empat belas

elemen kompetensi yang dinilai dalam Penilaian Kinerja Guru

Pemula:

a. Kompetensi pedagogik

1) Memahami latar belakang siswa 2) Memahami teori belajar

1) Berperilaku sesuai dengan norma, kebiasaan dan hukum di

Indonesia

2) Kepribadian matang dan stabil

3) Memiliki etika kerja dan komitmen serta kebanggan menjadi

guru

c. Kompetensi sosial

1) Berperilaku inklusf, objektif, dan tidak pilih kasih

2) Komunikasi dengan guru, pegawai sekolah,orang tua, dan

2) Profesionalisme yang meningkat melalui refleksi diri

c. Pelaporan

Penyusunan laporan hasil pembimbingan tahap 1 dilaksanakan

pada bulan ke 9 setelah pembimbingan tahap 1 selesai dilakukan,

(10)

a. Pembuatan draf laporan hasil pembimbingan yang didiskusikan dengan kepala sekolah.

b. Penentuan keputusan pada laporan hasil pembimbingan guru pemula dengan mempertimbangkan hasil observasi bimbingan

dan tugas lain yang relevan, yang selanjutnya guru pemula

dinyatakan memiliki nilai kinerja dengan kategori Baik.

c. Penandatangan laporan hasil pembimbingan oleh Pembimbing.

C. Deskripsi Pembimbingan

1. Tahap Persiapan dan Penyusunan Jadwal Pembimbingan

Tahap persiapan dilaksanakan pada bulan ke-1 (kesatu) implementasi PIGP.

Sekolah yang akan melaksanakan PIGP perlu melakukan hal-hal berikut:

 Kepala Sekolah

Dalam tahap persiapan kepala sekolah melakukan hal-hal berikut.

1) Melakukan analisis kebutuhan dengan mempertimbangkan faktor-faktor

antara lain: ciri khas sekolah, latar belakang pendidikan dan

pengalaman guru pemula, ketersediaan pembimbing yang memenuhi

syarat, dan keberadaan organisasi profesi yang terkait (Gunakan Form

KS-01, KS-02)

2) Mempersipkan dan melaksankan pelatihan PIGP yang diikuti oleh

kepala sekolah/madrasah dan calon pembimbing, dengan pelatih

seorang pengawas yang telah lulus program pendidikan dan pelatihan

(11)

3) Menyiapkan buku pedoman bagi guru pemula yang memuat kebijakan

sekolah/madrasah, prosedur kegiatan sekolah/madrasah, format

administrasi pembelajaran/pembimbingan, dan informasi lain yang

dapat membantu guru pemula belajar menyesuaikan diri dengan

lingkungan sekolah/madrasah (Gunakan Form KS-03).

4) Menunjuk seorang pembimbing bagi guru pemula yang memiliki

kriteria sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan

menerbitkan surat keputusan (SK) kepala sekolah.

5) Menyusun rencana tindak implementasi PIGP (Gunakan Form KS-04).

6) Menyusun jadwal kegiatan pelaksanaan PIGP oleh Kepala Sekolah

(Gunakan Form KS-05).

 Pembimbing

Dalam tahap persiapan, pembimbing melakukan analisis kebutuhan

dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain: ciri khas

sekolah/madrasah, latar belakang pendidikan, pengalaman guru pemula,

keberadaan organisasi profesi yang terkait, melakukan identifikasi

kompetensi pembimbing (Evaluasi Diri Pembimbing, Form PB-01),

menyusun Rencana Tindak Pembimbingan oleh Pembimbing (PB-02),

menyusun jadwal kegiatan pembimbingan guru pemula (PB-03),

(12)

 Pengawas Sekolah

Sebelum melakukan tahap persiapan, pengawas sekolah mempelajari

buku-buku panduan dan modul PIGP. Selanjutnya pengawas sekolah

melakukan perencanaan pengawasan dalam PIGP dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mengisi format identifikasi tanggung jawab pengawas sekolah dalam

PIGP (PS-01)

2) Analisis Kebutuhan Sekolah

Penyelenggara PIGP (PS-02)

3) Menyusun program kepengawasan

tahunan (PS-03) dan program pengawasan semester (PS-04)

4) Menyusun rencana tindak

pengawasan PIGP 05), Jadwal Kegiatan Pengawasan PIGP

(PS-06), Jadwal Kegiatan Monitoring (PS-07), dan menyiapkan instrumen

monitoring PIGP (PS-08).

5) Memberikan pelatihan PIGP bagi

kepala sekolah dan calon pembimbing. Pelatihan dapat dilakukan di

setiap sekolah atau bersama-sama di KKG, KKKS, atau

diselenggarakan oleh dinas pendidikan setempat.

2. Orientasi Sekolah dan Lingkungannya.

Pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya dilaksanakan pada

(13)

sekolah/madrasah tempat guru pemula bertugas. Pada bulan pertama

dilakukan hal-hal sebagai berikut.

a. Kepala Sekolah

Setelah guru pemula melapor kepada kepala sekolah/madrasah,

selanjutnya kepala sekolah memperkenalkan guru pemula kepada

dewan guru, karyawan sekolah, siswa, dan masyarakat sekitar.

b. Pembimbing

Tugas-tugas yang harus dilakukan oleh pembimbing dalam tahap

pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya kepada guru pemula

adalah:

1) memperkenalkan situasi dan kondisi sekolah/madrasah kepada guru

pemula

2) memperkenalkan guru pemula kepada siswa; dan

3) mendiskusikan rencana pembimbingan dan pengembangan

keprofesian guru pemula (PB-06).

.c. Guru Pemula

Setelah guru pemula diperkenalkan dengan lingkungan

sekolah/madrasah oleh kepala sekolah dan pembimbing, selanjutnya

guru pemula melakukan hal-hal berikut.

1) Melakukan evaluasi diri (gunakan Form GP-01a/ Form GP-01b dan

GP-02a dan GP-02b)

2) Mengamati situasi dan kondisi sekolah serta lingkungannya, termasuk

(14)

3) Mempelajari buku pedoman dan panduan kerja bagi guru pemula, data

sekolah/madrasah, tata tertib sekolah/madrasah, dan kode etik guru.

4) Mempelajari ketersediaan dan penggunaan sarana dan sumber belajar

dsekolah/madrasah.

5) Mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

3. Perangkat Pembelajaran

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing adalah sebagai

berikut.

1) Membimbing guru pemula dalam menyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran/satuan layanan bimbingan dan konseling. Dalam

membimbing penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran

mempedomani Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun

2007 tentang standar proses pendidikan, serta panduan/juknis terkait.

Dalam pembimbingan penyusunan perencanaan pembelajaran (Silabus

dan RPP/Satuan Layanan), pembimbing dapat membimbing secara

langsung atau dapat pula bersama guru lain yang sejenis dalam MGMP

sekolah ataupun tingkat kabupaten/kota. Ini merupakan bagian dari

(15)

Penyusunan perencanaan pembelajaran dapat dilakukan dengan

tahap-tahap sebagai berikut.

> Analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran dapat

mengarah pada permasalahan materi pembelajaran, pedagogi, dan

fasilitas, serta permasalahan lainnya. Dengan teridentifikasinya

permasalahan diharapkan guru dapat menentukan strategi

pembelajaran efektif dan efisien.

> Guru secara bersama-sama mencari solusi terhadap permasalahan

yang dihadapi yang dituangkan dalam rancangan pembelajaran atau

lesson plan, teaching materials berupa media pembelajaran, lembar kerja siswa, dan asesmen.

4. Observasi Pembelajaran

Melakukan observasi pembelajaran secara berkala. Proses observasi

pembelajaran dan pembimbingan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu

praobservasi, observasi, dan pascaobservasi.

> Pra-observasi

Guru pemula dan pembimbing mendiskusikan, menentukan, dan

menyepakati fokus observasi pembelajaran dan pembimbingan yang

meliputi paling banyak 5 (lima) indikator kinerja dari keseluruhan

indikator kinerja sebagaimana yang tertulis dalam lembar observasi

pembelajaran yang akan diisi oleh pembimbing dan lembar refleksi

(16)

Lima indikator kinerja yang menjadi obyek dalam fokus observasi

dapat ditentukan secara berbeda pada setiap pelaksanaan observasi

yang didasarkan pada hasil observasi sebelumnya. Fokus observasi

yang telah disepakati ditulis di Lembar Refleksi

Pembelajaran/Pembimbingan (GP-03a atau GP-03b) dan Instrumen

Penilaian Kinerja Guru (PS/KS/PB-02a atau PS/KS/PB-02b) serta

pada Lembar Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Mata

Pelajaran/Kelas/BK/Konselor. (PS/KS/PB-03a atau PS/KS/PB-03b)

> Pelaksanaan Observasi

Pembimbing melakukan observasi pembelajaran yang dilaksanakan

guru pemula. Hasil observasi pembelajaran ditulis di Lembar

Pengamatan dan Pemantauan Kinerja Guru Mata

Pelajaran/Kelas/BK/Konselor Pemula (PS/KS/PB-01). Dalam konteks

pendekatan lesson study, jika guru pemula melaksanakan pembelajaran sebagai guru model dalam open lesson, para observer mencatat hasil pengamatannya di Lembar Observasi Pembelajaran

pada Open Lesson (U-01). Pada saat observasi pembelajaran ini, para observer disarankan untuk mengungkap berbagai fakta/fenomena

aktivitas proses belajar siswa yang menarik untuk didiskusikan dalam

(17)

- Guru pemula mengisi Lembar Refleksi Pembelajaran Guru Mata

Pelajaran/Kelas (GP-05a) atau Lembar Refleksi Pembimbingan

Guru BK/Konselor (GP-05b) setelah selesai pelaksanaan

pembelajaran atau pembimbingan,

- Pembimbing dan guru pemula mendiskusikan proses pembelajaran

dan pembimbingan yang telah dilaksanakan. Dalam tahap ini dapat

menggunakan pendekatan lesson study, dengan tata cara sebagai berikut:

 Refleksi dipimpin oleh seorang moderator (kepala sekolah,

pembimbing, atau observer yang ditunjuk), dan didampingi oleh

seorang notulis yang bertugas untuk mencatat hal-hal penting

yang didiskusikan dalam refleksi.

 Moderator memperkenalkan diri dan membuka diskusi.

 Moderator memberikan kesempatan pertama kepada guru

pemula untuk melakukan refleksi diri untuk menyampaikan

ketercapaian target pembelajaran yang telah dirancang,

kondisi-kondisi khusus yang terjadi pada beberapa siswa saat

pembelajaran.

 Moderator memberikan kesempatan observer untuk

menyampaikan hasil pengamatan (komentar), dengan ketentuan

sebagai berikut:

 Pengamat menyampaikan terima kasih kepada guru model

(18)

 Pengamat dalam menyampaikan komentar hendaknya

terfokus pada: (a) proses belajar siswa; (b) pencapaian

tujuan/kompetensi siswa, dan (c) pelajaran berharga yang

dipetik oleh observer.

 Pengamat dalam menyampaikan komentar dengan kalimat

yang santun, halus, bijak, dan tidak berkesan menggurui,

serta menggunakan kata pembelajaran kita” untuk

mengomentari proses pembelajaran.

 Pengamat menganalisis hasil pengamatan serta

menyampaikan alternatif solusi.

 Pengamat sebaiknya tidak mengulang menyampaikan hasil

pengamatan yang telah disampaikan oleh pengamat lain.

 Moderator tidak perlu menyimpulkan karena berbagai alternatif

solusi dapat diterapkan pada pembelajaran sehari-hari oleh

masing-masing peserta refleksi.

Secara lebih lengkap tata cara melaksanakan kegiatan lesson

study dapat dilihat pada tata tertib melaksanakan lesson study

(Form U-04).

- Pembimbing menyampaikan catatan hasil pengamatannya dan hasil

pengamatan para observer, selanjutnya dikonfirmasi kebenarannya

oleh guru pemula.

(19)

indikator-pada Instrumen Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas

Pemula (PS/KS/PB-02a) bagi guru mata pelajaran/kelas atau

Instrumen Penilaian Kinerja Guru BK/Konselor (PS/KS/PB-02b)

dan pada Lembar Hasil Penilaian Kinerja Guru Mata

Pelajaran/Kelas (PS/KS/PB-04a) bagi guru mata pelajaran/kelas

pemula atau

Lembar Hasil Penilaian Kinerja Guru BK/Konselor

(PS/KS/PB-04b) bagi guru BK/Konselor pemula. Kemudian mengisi lembar

observasi pembelajaran dan pembimbingan secara objektif pada

saat seketika pelaksanaan observasi dilakukan (Gunakan Form

PS/KS/PB 01 dan Form PS/KS/PB.02a atau Form PS/KS/PB.02b).

Dalam hal pemberian nilai, pembimbing menggunakan Form

PS/KS/PB.02a atau Form PS/KS/PB.02b.

- Pembimbing memberikan salinan lembar observasi pembelajaran

dan pembimbingan kepada guru pemula yang telah ditandatangani

oleh guru pemula dan pembimbing untuk diarsipkan sebagai

dokumen portofolio penilaian proses (assessment for learning) (Gunakan Form PB 08a/Form PB 08b).

4. Observasi Pembelajaran (melalui Lesson Study) a. Lesson Study

Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan

(20)

belajar. Secara sederhana lesson study dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengkajian pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh sekelompok

guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan.

b. Tipe Lesson Study

Lesson study dapat dilaksanakan dalam dua tipe berikut ini:

Lesson study berbasis sekolah (School Based Lesson Study)

Lesson study berbasis sekolah merupakan kegiatan lesson study

yang dilaksanakan oleh semua guru untuk semua mata pelajaran

dan kepala sekolah di suatu sekolah, dengan tujuan utama untuk

meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa menyangkut

semua bidang studi yang diajarkan.

Lesson study berbasis MGMP/KKG (Cross School Lesson Study)

Lesson study berbasis Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)/Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan kegiatan lesson

study yang dilakukan oleh guru-guru mata pelajaran sejenis dalam

satu sekolah atau guru-guru mata pelajaran sejenis dari beberapa

sekolah yang tergabung dalam organisasi profesi seperti KKG atau

MGMP.

c. Tahap Pelaksanaan Lesson Study

Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu Plan

(21)

improvement). Skema kegiatan Lesson Study diperlihatkan pada Skema 3 berikut in

d. Siklus Kegiatan Lesson Study

1. PLAN (Merencanakan)

Peningkatan mutu pembelajaran melalui Lesson Study dimulai dari tahap merencanakan (Plan) yang bertujuan untuk merancang pembelajaran yang berorientasi pada bagaimana membelajarkan siswa dan berpusat pada

siswa, agar siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Perencanaan yang baik tidak dilakukan sendirian tetapi dilakukan bersama,

beberapa guru dapat berkolaborasi atau guru-guru dan dosen dapat pula

berkolaborasi untuk memperkaya ide-ide. Perencanaan diawali dari

(22)

Permasalahan dapat berupa pemahaman materi pelajaran dan pedagogi

tentang metode pembelajaran yang tepat agar pembelajaran lebih efektif

dan efisien atau bagaimana menyiasati kekurangan fasilitas pembelajaran.

Selanjutnya guru secara bersama-sama mencari solusi terhadap

permasalahan yang dihadapi yang dituangkan dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran atau lesson plan, teaching materials berupa media pembelajaran, dan lembar kerja siswa, serta instrumen asesmen. Teaching materials yang telah dirancang perlu diujicoba sebelum diterapkan di dalam kelas. Agar perencanaan lebih berkualitas, kegiatan perencanaan

dapat dilakukan dalam beberapa kali pertemuan (misal 2–3 kali

pertemuan).

Pertemuan yang sering dilakukan dalam workshop antara guru-guru

(jika memungkinkan menghadirkan dosen) dalam rangka merencanakan

pembelajaran, diharapkan dapat terbentuk kolegalitas antara guru dengan

guru dan dosen dengan guru, sehingga dosen atau guru tidak merasa lebih

tinggi satu sama lain. Mereka berbagi pengalaman dan saling belajar

sehingga melalui kegiatan ini terbentuk mutual learning (saling belajar). Dalam setiap langkah dari kegiatan lesson study tersebut, guru memperoleh kesempatan untuk melakukan identifikasi masalah

pembelajaran, mengkaji pengalaman pembelajaran yang biasa dilakukan,

memilih alternatif model pembelajaran yang akan digunakan, merancang

(23)

2. DO (Melaksanakan)

Langkah kedua dalam Lesson Study adalah melaksanakan pembelajaran (Do) untuk menerapkan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam tahap merencanakan (Plan). Dalam perencanaan telah disepakati guru yang akan mengimplementasikan pembelajaran (guru

model) dan sekolah yang akan menjadi tuan rumah (pada tipe lesson study

berbasis MGMP/KKG). Langkah ini bertujuan untuk mengujicoba

efektivitas model pembelajaran yang telah dirancang. Guru-guru lain dari

sekolah yang bersangkutan atau dari sekolah lain bertindak sebagai

pengamat (observer) pembelajaran. Dalam kegiatan observasi pembelajaran dapat juga melibatkan dosen-dosen atau mahasiswa sebagai

observer. Dalam kegiatan (open lesson) tersebut diharapkan kepala sekolah terlibat dalam pengamatan pembelajaran dan memandu kegiatan ini.

Sebelum pembelajaran dimulai sebaiknya dilakukan briefieng kepada para pengamat untuk menginformasikan kegiatan pembelajaran yang

direncanakan oleh guru dan mengingatkan bahwa selama pembelajaran

berlangsung pengamat tidak mengganggu kegiatan pembelajaran tetapi

mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran. Fokus pengamatan

ditujukan pada aktivitas belajar siswa yang meliputi interaksi antara siswa

dengan siswa, antara siswa dengan bahan ajar, antar siswa dengan guru.

Lembar observasi pembelajaran perlu dimiliki oleh para pengamat

(24)

tempat di ruang kelas yang memungkinkan dapat mengamati aktivitas

siswa. Biasanya para pengamat berdiri di sisi kiri dan kanan di dalam

ruang kelas agar aktivitas siswa teramati dengan baik. Selama proses

pembelajaran berlangsung para pengamat tidak menganggu aktivitas dan

konsentrasi siswa dan guru model. Para pengamat dapat melakukan

perekaman kegiatan pembelajaran dalam bentuk video atau foto untuk

keperluan dokumentasi dan bahan studi lebih lanjut tanpa mengganggu

aktivitas belajar. Keberadaan para pengamat di dalam ruang kelas di

samping mengumpulkan informasi juga dimaksudkan untuk belajar dari

pembelajaran yang sedang berlangsung dan bukan untuk mengevaluasi

guru.

3. SEE (Merefleksi)

Kegiatan refleksi sebaiknya dilaksanakan segera setelah selesai

pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar setiap kejadian yang diamati dan

dijadikan bukti pada saat mengajukan pendapat atau saran terjaga

akurasinya karena setiap orang dipastikan masih bisa mengingat dengan

baik rangkaian aktivitas yang dilakukan di kelas. Dalam kegiatan refleksi,

dalam konteks PIGP, refleksi dapat dilakukan oleh sekurang-kurangnya

guru pemula dan pembimbing, guru pemula dengan kepala sekolah

dan/atau pengawas, atau guru pemula dengan pembimbing, kepala

(25)

pemandu diskusi. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam

refleksi adalah sebagai berikut:

1) Moderator membuka kegiatan refleksi pada waktu yang telah ditetapkan,

diawali dengan mengucapkan terima kasih kepada guru model dan

meminta applaus dari pengamat yang hadir.

2) Moderator menjelaskan aturan main tentang cara memberikan komentar

atau mengajukan umpan balik. Aturan tersebut meliputi tiga hal berikut:

(1) Selama diskusi berlangsung, hanya satu orang yang berbicara (tidak

ada yang berbicara secara bersamaan); (2) Setiap pesertadiskusi memiliki

kesempatan yang sama untuk berbicara; dan (3) Pada saat mengajukan

pendapat, observer harus mengajukan bukti-bukti hasil pengamatan

sebagai dasar dari komentar yang disampaikannya (tidak berbicara

berdasarkan opini).

3) Guru yang melakukan pembelajaran (guru model) diberi kesempatan

berbicara paling awal untuk melakukan refleksi diri, yakni mengomentari

proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Pada kesempatan itu, guru

tersebut harus mengemukakan apa yang telah terjadi di kelas yakni

kejadian apa yang sesuai harapan, kejadian apa yang tidak sesuai harapan,

dan apa yang berubah dari rencana semula (15 sampai 20 menit).

4) Moderator memberi kesempatan kepada kepala sekolah atau yang

mewakili yang juga menjadi anggota kelompok pada saat pengembangan

(26)

5) Moderator memberi kesempatan kepada observer untuk menyampaikan

hasil pengamatannya. Ketika muncul fakta/permasalahan pembelajaran

yang menarik maka moderator dapat meminta observer lain untuk

memberikan pendapatnya. Pada kesempatan ini tiap observer memiliki

peluang yang sama untuk menyampaikan fakta-fakta yang diamatinya

sekaligus memberikan alternatif solusi berdasarkan pengalamannya.

6) Jika ada tenaga ahli yang hadir, moderator dapat mempersilahkan tenaga

ahli tersebut untuk memberikan wawasan lebih dalam tentang

pembelajaran yang telah berlangsung, setelah masukan-masukan yang

dikemukakan observer dianggap cukup.

7) Diakhir diskusi refleksi moderator tidak perlu menyampaikan

simpulan/rekomendasi tertentu dari hasil refleksi, namun dalam kontek

PIGP pembimbing, kepala sekolah, atau pengawas dapat memberikan

arahan, rekomendasi, justifikasi tertentu untuk perbaikan pembelajaran

berikutnya.

8) Dalam kontek lesson study regular, diakhir sesi moderator menyampaikan

ucapan terima kasih kepada seluruh partisipan dan mengumumkan rencana

kegiatan lesson study berikutnya.

5. Penilaian oleh Pembimbing (Penilaian Tahap 1)

Penilaian Tahap Pertama

Penilaian tahap pertama dilaksanakan pada bulan kedua sampai dengan

(27)

tahap pertama merupakan penilaian proses (asesment for learning) sebagai bentuk pembimbingan guru pemula dalam melaksanakan proses

pembelajaran dan pembimbingan yang meliputi menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan, melaksanakan

pembelajaran dan pembimbingan, menilai hasil pembelajaran dan

pembimbingan, dan melaksanakan tugas tambahan.

Penilaian tahap ini dilakukan oleh pembimbing melalui observasi

pembelajaran dan pembimbingan dan observasi kegiatan yang menjadi

beban kerja guru pemula, dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali

dalam setiap bulan atau minimal 6 (enam) kali selama masa penilaian

tahap pertama menggunakan Form PB 09a/Form PB 09b dan Form PB09c.

Tujuan penilaian tahap pertama ini adalah untuk mengidentifikasi

bagian-bagian yang perlu dikembangkan, memberikan umpan balik secara reguler,

dan memberikan saran perbaikan dengan melakukan diskusi secara terbuka

tentang semua aspek mengajar dengan suatu fokus spesifik yang perlu

untuk dikembangkan. Pembimbing dapat memberikan contoh proses

pembelajaran dan pembimbingan yang baik di kelasnya atau di kelas yang

diajar oleh guru lain.

Penilaian tahap pertama ini dilaksanakan selama pelaksanaan

kegiatan pokok proses pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya.

Selama berlangsungnya penilaian tahap pertama kepala sekolah/madrasah

memantau pelaksanaan bimbingan dan penilaian tahap pertama terhadap

(28)

pemantauan, pembinaan, dan pemberian dukungan dalam pelaksanaan

bimbingan dan penilaian guru pemula.

b. Proses Penilaian Tahap Kedua

Penilaian tahap kedua dilaksanakan pada bulan kesepuluh sampai

dengan bulan kesebelas berupa observasi pembelajaran/pembimbingan,

ulasan, dan masukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah,

yang mengarah pada peningkatan kompetensi dalam

pembelajaran/pembimbingan. Penilaian tahap kedua merupakan penilaian

hasil (asesment of learning) yang bertujuan untuk menilai kompetensi guru pemula dalam melaksanakan proses pembelajaran/pembimbingan dan

tugas lainnya. Observasi pembelajaran/pembimbingan pada penilaian

tahap kedua dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah sekurang-kurangnya

3 (tiga) kali, sedangkan oleh pengawas sekolah/madrasah

sekurang-kurangnya 2 (dua) kali (Gunakan Form PS/KS.01a atau PS/KS.01b.).

Observasi pembelajaran/pembimbingan dalam penilaian tahap kedua oleh

kepala sekolah/madrsah dan pengawas disarankan untuk tidak dilakukan

secara bersamaan, dengan pertimbangan agar tidak menggangu proses

pembelajaran dan pembimbingan. Apabila kepala sekolah/madrasah dan

pengawas menemukan adanya kelemahan dalam pelaksanaan proses

pembelajaran dan pembimbingan oleh guru pemula, maka kepala

sekolah/madrasah dan/atau pengawas wajib memberikan umpan balik dan

(29)

dalam kontek penilaian dan pembimbingan yang dilakukan kepala sekolah

dan pengawas dalam tahap kedua adalah sebagai berikut:

1) Pra-observasi

Kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah bersama guru

pemula menentukan dan menyepakati fokus observasi pembelajaran

dan pembimbingan yang meliputi paling banyak 5 (lima)

sub-kompetensi dari keseluruhan sub-kompetensi sebagaimana yang tertulis

dalam lembar observasi pembelajaran yang akan diisi oleh kepala

sekolah atau pengawas sekolah/madrasah (Gunakan Form KS

07a/Form KS 07b atau Form PS 06a/Form PS 06b),dan lembar

refleksi yang akan diisi oleh guru pemula (Gunakan Form GP

03a/Form GP 03b).

2) Pelaksanaan Observasi

Kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah mengisi lembar

observasi pembelajaran dan pembimbingan secara objektif dengan

memberikan nilai pada saat seketika pelaksanaan observasi dilakukan

(Gunakan Form KS 07a/Form KS 07b atau Form PS 06a/Form PS

06b).

3) Pasca-observasi

(30)

a) Guru pemula mengisi lembar refleksi pembelajaran/pembimbingan

setelah pembelajaran/pembimbingan dilaksakan (Form GP

03a/Form GP 03b).

b) Kepala sekolah/madrasah, pengawas sekolah/madrasah dan guru

pemula mendiskusikan hasil penilaian pada setiap tahap

pembelajaran/pembimbingan.

c) Kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah

memberikan masukan kepada guru pemula setelah observasi

selesai. Kegiatan b) dan c) dapat dilakukan dengan menggunakan

pendekatan lesson study.

d) Guru pemula dan kepala sekolah/madrasah atau pengawas

sekolah/madrasah menandatangani lembar hasil observasi

pembelajaran guru mata pelajaran/kelas Pemula (PS/KS-01a atau

lembar hasil observasi pembimbingan guru BK/Konselor Pemula

(PS/KS-01b). Kepala sekolah memberikan salinan lembar tersebut

kepada guru pemula.

Hasil penilaian kinerja guru pemula pada akhir PIGP ditentukan

berdasarkan kesepakatan antara pembimbing, kepala

sekolah/madrasah dan pengawas sekolah dengan mengacu pada

prinsip profesional, jujur, adil, terbuka, akuntabel, dan demokratis.

Peserta PIGP dinyatakan berhasil, jika semua indicator kinerja pada

(31)

Metode Penilaian

Penilaian guru pemula merupakan penilaian kinerja. Penilaian

kinerja guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru

dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya (pasal 1

Peraturan Menteri Pendidikan Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009). Penilaian berdasarkan

penerapan kompetensi dalam melaksanakan kegiatan pokok pada tugas

utama guru. Kompetensi guru yang dimaksud adalah kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi guru). Kegiatan pokok guru adalah kegiatan

pokok: (1) merencanakan pembelajaran; (2) melaksanakan pembelajaran;

(3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta

didik; dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada

pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja Guru (pasal 52

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru). Sedangkan

tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah (pasal 1 UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

(32)

Penilaian dapat dilakukan melalui observasi pembelajaran dan

observasi pelaksanaan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan

kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja Guru. Penilaian dilakukan

dalam dua tahap. Penilaian tahap pertama yang dilakukan oleh

pembimbing bersamaan dengan proses pembimbingan pada bulan kedua

samapai bulan kesembilan (assessment for learning). Penilaian tahap kedua dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas pada bulan kesepuluh

dan kesebelas. Hasil penilaian setiap sub-kompetensi dicantumkan

dengan memberikan tanda centang (√) dan deskripsinya berdasarkan

observasi. Deskripsi hasil penilaian menjadi masukan atau umpan balik

untuk perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan

berikutnya.

Setiap hasil penilaian tahap pertama dan tahap kedua memuat

penjelasan mengenai kemajuan pelaksanaan pembelajaran dan

pembimbingan oleh guru pemula yang dapat menjadi bahan masukan

bagi perbaikan guru pemula untuk memperoleh nilai kinerja baik.

Penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan instrumen

penilaian kinerja guru yang lebih fokus pada penerapan kompetensi

pedagogik dan profesional, dan instrumen/lembar observasi untuk

mengukur penerapan kompetensi kepribadian dan sosial dalam

melaksanakan kegiatan pokok/tugas utama guru, baik guru mata

(33)

1) Instrumen penilaian kinerja pelaksanaan pembelajaran untuk guru

mata pelajaran atau guru kelas.

2) Instrumen penilaian kinerja pelaksanaan pembimbingan untuk

BK/Konselor.

3) Instrumen Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru Pemula

Pemberian Nilai Kinerja Guru Pemula

Setelah bukti-bukti kinerja diperoleh melalui pengamatan dan/atau

pemantauan penilai dapat menentukan nilai dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

> Penentuan Skor Butir Indikator Kinerja (Penetapan Pernyataan

“Ya” atau “Tidak”)

Skor butir indikator kinerja ditentukan berdasarkan pernyataan

“ya” atau “tidak” yang telah ditetapkan. Penetapan “ya” atau

tidak pada setiap butir penilaian indikator kinerja berdasarkan hasil

kajian/analisis berbagai dokumen dan/atau analisa catatan

pengamatan dan/atau pemantauan yang dapat menggambarkan

secara utuh untuk setiap butir penilaian. Butir indikator kinerja

yang dinyatakan “ya” memiliki skor satu, sedangkan yang

dinyatakan “tidak” memiliki skor 0.

(34)

Skor Indikator Kinerja =

Total Pernyataan “Ya”

Total Pernyataan “Ya” maksimal

X 100 Berdasarkan catatan hasil pengamatan, pemantauan,

wawancara, studi (penggalian) dokumen, dan bukti-bukti berupa

data lain yang dikumpulkan selama proses penilaian kinerja guru,

penilai menentukan setiap skor indikator kinerja dengan rumus

sebagai berikut:

Hasil perhitungan di atas, dikonversi ke skor 4-3-2-1, dengan cara

menetapkan skor pada rentang sebagai berikut:

No Rentang skor Skor

1. 0<x≤25% 1

2. 25%<x≤50% 2

3. 50%<x≤75% 3

4. 75%<x≤100% 4

1) Penentuan Nilai Kinerja Guru Pemula

a. Nilai Kinerja Guru adalah rentang 14-56 (guru mata pelajaran/kelas)

atau rentang 14-72 (guru BK/Konselor)

Untuk menentukan Nilai Kinerja Guru rentang 14-56 (guru mata

pelajaran/kelas) atau rentang 14-72 (guru BK/Konselor) dengan cara

menjumlahkan semua skor indikator kinerja.

b. Nilai Kinerja Guru Konversi 100

Untuk menentukan Nilai Kinerja Guru Konversi 100 dapat dilakukan

(35)

Nilai Kinerja Guru Pemula

Nilai Kinerja Guru Pemula konversi 100 dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1) Nilai Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas

2) Nilai Kinerja Guru BK/Konselor

c. Penentuan Kategori Nilai Kinerja Guru

Kategori Nilai Kinerja Guru Pemula dapat dilihat pada tabel Nilai

(36)

Pemberian Nilai Kepribadian dan Sosial

Penilaian kepribadian dan sosial guru pemula dilakukan melalui

pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran dan/atau pemantauan, serta

wawancara di luar pelaksanaan pembelajran. Hasil pengamatan,

pemantauan dan wawancara dikaji/analisis, untuk menentukan Nilai

Kepribadian dan Sosial Guru Pemula dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Penetapan pernyataan “ya” atau “tidak, dengan ketentuan sebagai

berikut:

a) “ya”, jika terdapat bukti yang mendukung butir penilaian

b) “tidak”, jika tidak terdapat bukti yang mendukung butir

penilaian

2) Menentukan skor butir: skor 1 untuk pernyataan “ya”, dan 0 untuk

pernyataan “tidak”

3) Menghitung skor indikator penilaian dengan ketentuan sebagaimana

ketentuan penilaian kinerja di atas

4) Menghitung Nilai dan Kategori Nilai Kepribadian dan Sosial dengan

ketentuan sebagaimana ketentuan penilaian kinerja di atas.

5. Tahap Pelaporan

Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan kesebelas setelah

(37)

a. Penentuan keputusan pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula

berdasarkan pengkajian penilaian tahap kedua dengan

mempertimbangkan penilaian tahap pertama. Selanjutnya guru pemula

dinyatakan memiliki nilai kinerja dengan kategori amat baik, baik,

cukup, sedang, atau kurang. Untuk menentukan keputusan nilai kinerja

guru pemula, kepala sekolah membuat rekapitulasi hasil penilaian

kinerja guru mata pelajaran/kelas pemula (KS-07a) atau rekapitulasi hasil

penilaian kinerja guru BK/Konselor Pemula (KS-07b).

b. Penyusunan draft Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Mata

Pelajaran/Kelas Pada program Induksi Guru Pemula atau Guru

BK/Konselor oleh kepala sekolah/madrasah berdasarkan pembahasan

dengan pembimbing dan pengawas sekolah/madrasah (09a atau

KS-09b).

c. Penandatanganan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula

dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas

sekolah/madrasah.

d. Pengajuan penerbitan sertifikat PIGP dilakukan oleh kepala

sekolah/madrasah yang disampaikan kepada kepala dinas pendidikan

atau kepala kantor kementerian agama kabupaten/kota bagi guru pemula

yang telah memiliki Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula

dengan nilai baik. Sertifikat tersebut menyatakan bahwa peserta PIGP

telah berhasil menyelesaikan PIGP dengan nilai baik. Guru pemula

(38)

1) Nilai kinerja minimal Baik (minimal 76)

2) Setiap skor indikator kinerja minimal Baik (3)

3) Setiap Nilai Kepribadian dan Sosial minimal Baik (76)

Selanjutnya, laporan hasil pelaksanaan PIGP berisi: a. Data sekolah/madrasah;

b. Waktu pelaksanaan PIGP;

c. Data guru pemula peserta PIGP;

d. Deskripsi pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing;

e. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap pertama;

f. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap kedua;

g. Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula yang menyatakan kategori nilai

kinerja guru pemula (amat baik, baik, cukup, sedang dan kurang)

ditandatangani kepala sekolah/madrasah.

h. Pengawas sekolah menandatangani Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula.

Secara lengkap dapat dilihat pada Form KS-11.

Penyampaian laporan hasil pelaksanaan PIGP:

a. Laporan hasil pelaksanaan PIGP yang berstatus CPNS dan PNS mutasi

dari jabatan lain disampaikan oleh kepala sekolah/madrasah kepada

Kepala Dinas Pendidikan/Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota

(39)

b. Laporan hasil pelaksanaan PIGP yang berstatus bukan PNS disampaikan

oleh Kepala Sekolah/Madrasah kepada penyelenggara pendidikan dan

Kepala Dinas Pendidikan/Kepala Kantor Kementerian Agama

Kabupaten/Kota.

Format sertifikat PIGP dapat dilihat pada Form U-05.

D. Deskripsi dan Hasil Penilaian Tahap I E. Pembimbing Tugas Lain

(40)

Referensi

Dokumen terkait

membantu para guru dalam melaksanakan tugas mengajar, serta mengkoordinasikan antara teori dan praktek. Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman pada guru. Para

Buku kerja memang memudahkan guru dalam melaksanakan proses belajar-mengajar. Bahan dan tugas-tugas bagi siswa yang sudah tersedia mungkin membuat para guru menjadi malas dan

Uji validasi ini dimaksudkan untuk menguji implementasi pembelajaran berbasis lesson study oleh seorang guru dengan jumlah observer tidak terbatas dari guru

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat menciptakan rasa aman di dalam lingkungan sekolah, sehingga para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugasnya

Banyak manfaat yang bisa diambil dari pemanfaatan lembar kerja peserta didik ini, diantaranya adalah para guru dapat menuangkan kreativitas serta idenya sembari

Selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung observer (wali kelas Vb) mengisi lembar pengamatan aktifitas guru dan siswa dalam penerapan pendekatan pembelajaran

1) Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi. 2) Melaksanakan pembelajaran IPA dengan perencanaan pembelajaran dan media yang telah disiapkan. 3) Melakukan

Peneliti mencoba untuk melihat proses peningkatan kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP melalui instrument proses yang telah dirancang yaitu berupa lembar