• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMBACA IRAMA SISWA KELAS VII DI SMP KATOLIK MARIANA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMBACA IRAMA SISWA KELAS VII DI SMP KATOLIK MARIANA MEDAN."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MEMBACA IRAMA SISWA KELAS VII DI SMP

KATOLIK MARIANA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

DINA MARIANA SIMAMORA NIM 2103140010

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

Dina Mariana Simamora (NIM. 2103140010) Penggunaan Model Pembelajaran Talking Stick dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Membaca Irama Siswa Kelas VII SMP Katolik Mariana Medan. Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas Negeri Medan 2015.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar membaca irama siswa kelas VII SMP Katolik Mariana Medan, dan dengan tujuan yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar membaca irama siswa kelas VII dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick.

Penelitian ini berdasarkan pada landasan teoritis yang menjelaskan pengertian model pembelajaran, pengertian metode pembelajaran, pengertian hasil belajar, pengertian musik, dan pengertian irama.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dan dilaksanakan di SMP Katolik Mariana Medan dengan subjek adalah siswa kelas VII yang berjumlah 50 orang. Dalam pengumpulan data teknik digunakan tes hasil belajar, wawancara, observasi lapangan, studi kepustakaan.

Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelasnya adalah 72,94. Pada siklus II nilai rata-rata kelas 82,62, menunjukkan terjadi peningkatan sebesar 9,68. Dan kelulusan secara klasikal pada siklus I mencapai 62% (31 orang) sedangkan pada siklus II mencapai 86% (43 orang). Dengan demikian model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar membaca irama siswa.

Dapat disimpulkan bahwa yang menyebabkan rendahnya hasil belajar membaca irama siswa kelas VII SMP Katolik Mariana Medan adalah cara mengajar guru yang membosankan, guru cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional sehingga siswa merasa bosan dan kurang dapat memahami penjelasan guru sehingga menyebabkan siswa belajar secara individu, kurang melibatkan interaksi sosial yang dapat menimbulkan kebosanan siswa yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar membaca irama siswa, dan cara meningkatkan hasil belajar membaca irama siswa kelas VII SMP Katolik Mariana Medan adalah dengan cara menerapkan salah satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran Talking Stick. Dan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar membaca irama siswa kelas VII SMP Katolik Mariana Medan.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas

segala kasih dan karunia-Nya kepada penulis sehingga Skripsi yang berjudul

“Penggunaan Model Pembelajaran Talking Stick dalam Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar membaca Irama Siswa Kelas VII SMP Katolik

Mariana Medan” dapat diselesaikan dengan baik untuk memenuhi salah satu

syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Medan

Dalam proses penulisan Skripsi ini banyak pihak yang telah membantu.

Untuk itu dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan FBS UNIMED

3. Uyuni Widyastuti, M. Pd Selaku Ketua Jurusan Sendratasik

4. Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Musik

5. Dra. Theodora Sinaga, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi I

6. Wiflihani, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi II

7. Lamhot Basani Sihombing, M. Pd selaku Dosen pembimbing Akademik

8. Seluruh Dosen Prodi Pendidikan Musik

9. Drs. Sabam Sitohang selaku kepala sekolah SMP Katolik Mariana Medan

10. Citra Hutasoit, S. Pd selaku guru bidang studi seni Musik di SMP Katolik

(8)

11. Orangtua yang telah sabar dan penuh kasih mendidik penulis, Ayahanda

Alm. Japanal Simamora dan Ibunda Marice br. Purba yang selama ini

selalu setia mendengar segala keluh kesah penulis didalam penyelesaian

studi. Abang-abang penulis Horas Simamora, S.Pd, Suhut Sudirman, S.Si,

dan Parlaungan Simamora, S.Kom, serta Kakak-kakak penulis Osantarida

Simamora, Lastiarma Simamora, dan Masnauli Simamora

12. Adik penulis Nova Lady Simanjuntak yang senantiasa penuh kasih, setia

menemani penulis suka dan duka di dalam penyelesaian Skripsi ini, terima

kasih atas segala bantuan, dukungan, dan semangat yang telah diberikan.

Tidak lupa buat Lola Lorena Simanjuntak, yang senantiasa memberikan

semangat kepada penulis.

13.Sarah Sianturi, Agustina Tampubolon, Yunita Pardede, Jeremy Sidauruk,

Debora Sianturi, Mega Aritonang, dan seluruh anggota NHKBP Karpem

14.Kelompok Jubilate Vivi Siahaan, Grace Sidauruk, Miranti Nainggolan,

dan Jesika Silitonga

15.Agnes Rebecca, Febri Yanti Sinaga, Octa Maria, Putri Ginting, Hendro

Samosir, dan seluruh teman teman seni musik stambuk 2010

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Skripsi ini

memberikan manfaat terkhusus bagi guru Seni Budaya di SMP

Medan, Maret 2015

Penulis

(9)

ii

(10)
(11)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 4.1 Grafik Perolehan Nilai Pre Test ... 55

2. Gambar 4.2 Foto Kegiatan belajar siklus I ... 64

3. Gambar 4.3 Foto Kegiatan belajar dengan model Talking Stick ... 67

4. Gambar 4.4 Foto Siswa memainkan irama secara berkelompok ... 71

5. Gambar 4.5 Grafik Perolehan Nilai Post-test Siklus I ... 74

6. Gambar 4.6 Foto Kegiatan Pembelajaran pada siklus II ... 83

7. Gambar 4.7 Foto Salah seorang siswa yang mendapatkan tongkat .. 87

8. Gambar 4.8 Foto Siswa memainkan irama secara berkelompok ... 92

9. Gambar 4.9 Grafik Perolehan Nilai Post-test sikus II ... 95

10.Gambar 4.10 Grafik Nilai rata-rata siswa pada pre-test, post test Siklus I dan Post Test siklus II ... 99

11.Gambar 4.11 Grafik Persentase Ketuntasan siswa pada Pre-test, Post Test siklus I, dan Post Test siklus II ... 100

(12)

DAFTAR TABEL

1. Tabel.2.1. Prosedur Kegiatan Metode Talking Stick ... 19

2. Tabel.3.1 Kriteria penilaian ... 45

3. Tabel 4.1 Rincian Waktu Penelitian ... 52

4. Tabel 4.2 Perolehan nilai pre-test ... 55

5. Tabel 4.3 Rincian Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 59

6. Tabel 4.4 Perolehan nilai post test siklus I ... 72

7. Tabel 4.5 Rincian Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 78

8. Tabel 4.6 Perolehan nilai post test siklus II ... 93

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya belajar merupakan usaha secara sadar yang dilakukan

peserta didik untuk mempersiapkan dirinya guna meningkatkan kualitas hidupnya.

Belajar berarti upaya untuk memperoleh suatu perubahan melalui latihan dan

pengalaman, namun perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan tidak

termasuk hasil belajar. Belajar merupakan proses perubahan dari yang tidak tahu

menjadi tahu. Belajar dapat dilakukan dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja.

Begitu banyak ilmu pengetahuan di dunia ini sehingga menyebabkan manusia

berlomba untuk lebih banyak tahu dengan lebih banyak lagi belajar.

Proses belajar dimulai dari ketika seorang anak dilahirkan didalam sebuah

keluarga, keluarga merupakan tempat pertama anak mendapatkan pelajaran.

Banyak hal yang dapat dipelajari seorang anak di keluarga sampai memperoleh

kepandaian-kepandaian yang bersifat jasmaniah, seperti : merangkak, duduk,

berjalan, berlari, makan, dan lain-lain. Begitu juga dengan kepandaian yang

bersifat rohaniah, sejak anak lahir orangtua akan menuntun anaknya untuk

mengikuti ajaran-ajaran agama yang dianut orang tuanya dan berusaha

menjadikannya menjadi anak yang baik dan penurut. Orang tua selalu

mendukung dan memotivasi anaknya untuk melakukan hal-hal yang terbaik guna

(14)

2

Selain keluarga, anak juga dapat memperoleh pembelajaran di sekolah.

Sekolah merupakan sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa

dibawah pengawasan guru. Sekolah adalah tempat untuk belajar, belajar berbagai

macam mata pelajaran, belajar mengenai kehidupan sosial. Sekolah merupakan

tempat untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan baru. Sekolah merupakan

lembaga pendidikan formal yang didirikan oleh pemerintah yang berjalan sesuai

dengan peraturan-peraturan dan undang-undang dari pemerintah. Dimulai dari

tingkat SD, SMP, SMA / SMK dan sampai perguruan tinggi, namun lembaga

untuk sarana belajar bukan hanya lembaga pendidikan formal, namun ada yang

dinamakan lembaga pendidikan nonformal, yaitu lembaga yang didirikan oleh

pihak swasta. Contohnya Pusat bimbingan belajar, Sanggar Tari, Bina vokalia,

dan sebagainya.

Keberhasilan sebuah sekolah dalam mencapai tujuannya yaitu menjadi

sarana bagi peserta didik dalam memperoleh pembelajaran didukung oleh

beberapa komponen diantaranya fasilitas yang disediakan sekolah dan guru yang

mengajar. Kerap sekali yang menjadi hambatan ketika guru mengajar yaitu ada

tidaknya alat-alat yang mendukung dalam pembelajaran. Sekolah yang memiliki

alat-alat perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah lagi kemampuan

guru dalam menggunakan alat tersebut, akan mempermudah dan mempercepat

materi pembelajaran diterima anak-anak. Guru yang mengajar juga menjadi

komponen penting dalam mendukung keberhasilan sekolah. Tidak semua guru

memiliki kemampuan diatas rata-rata untuk bisa memberi pelajaran kepada siswa,

(15)

3

yang ia ajarkan, namun yang membuat guru berhasil dalam mengajar ialah cara

mengajarnya. Metode yang digunakan guru dalam menyampaikan materi

pelajaran berperan penting. Ada guru yang memiliki banyak ilmu namun tidak

begitu disukai oleh siswa karena tidak pandai dalam mengajar. Ada pula guru

yang menjadi idola kebanyakan siswa nya.

Guru merupakan pengajar suatu ilmu. Pada umumnya guru merujuk

pendidik professional yang tugasnya bukan hanya mengajar, melainkan mendidik,

membimbing, melatih, mengarahkan dan mengevaluasi peserta didik. Guru

bertanggung jawab penuh dalam memantau hasil belajar siswa melalui berbagai

teknik evaluasi, mulai dari pengamatan perilaku siswa sampai tes hasil belajar.

Secara formal, guru merupakan tenaga pendidik disekolah negeri ataupun swasta

yang memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan formal

minimal sarjana. Dalam mengajar guru mempunyai peranan penting, yaitu sebagai

perencana, pelaksana dan penilai.

Guru sebagai perencana harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan

didalam proses belajar mengajar, guru sebagai pelaksana yaitu harus menciptakan

situasi belajar yang membuat peserta didik nyaman, memimpin, menggerakkan,

dan mengarahkan proses belajar mengajar sesuai dengan yang telah direncanakan,

guru sebagai penilai mengumpulkan, menganalisa, dan memberikan pertimbangan

atas berhasilnya proses belajar mengajar, dengan itu guru akan lebih mudah

mengetahui tingkat keberhasilannya dalam menjalankan profesi nya sebagai

(16)

4

Profesi guru sebenarnya memiliki resiko yang besar bagi anak didiknya,

namun resiko itu baru akan terlihat dalam jangka waktu yang cukup lama.

Misalnya guru yang tidak professional dalam mengajarkan mata pelajaran Bahasa

Inggris, bukan hanya berdampak pada nilai anak didik yang menurun, namun bisa

jadi anak didik akan membenci mata pelajaran tersebut.

Ada berbagai macam mata pelajaran yang diajarkan disekolah, biasanya

bergantung kepada tingkat pendidikan (SD, SMP, SMA / SMK). Seni Musik

termasuk salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, mulai dari tingkat

SD sampai SMA / SMK. Pendidikan seni musik merupakan pendidikan yang

membantu pengungkapan gagasan atau ide dengan mempergunakan unsur-unsur

musik, sehingga terbentuknya suatu karya musik yang tidak terlepas dari rasa

keindahan. Tujuan dari pengajaran musik disekolah antara lain untuk

meningkatkan dan mengembangkan potensi rasa keindahan yang dimiliki peserta

didik melalui pengalaman dan penghayatan musik, selain itu juga membantu anak

mengekspresikan dirinya melalui musik.

Pendidikan seni musik merupakan pendidikan yang mengarahkan peserta

didik agar mampu mengekspresikan dan mengapresiasikan seni secara kreatif,

Pendidikan seni musik memberikan kontribusi dalam pengembangan individu

siswa yang nantinya akan berdampak pada pertumbuhan akal, pikiran, sosialisasi,

dan emosional. Pengajaran musik merupakan pengajaran tentang kemampuan

bermusik dengan memahami arti dan makna dari unsur-unsur musik yang

membentuk suatu lagu atau komposisi musik, yang disampaikan kepada peserta

(17)

5

materi pengajaran musik merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisah yang

dapat membentuk suatu lagu maupun komposisi musik. Unsur-unsur musik

tersebut adalah irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur lagu, dan ekspresi.

Irama yang termasuk kedalam unsur musik merupakan aliran yang teratur

dalam musik diatur melalui waktu. Irama merupakan gerak musik yang teratur

dan tidak terlihat dalam lagu namun dapat dirasakan ketika lagu tersebut

dimainkan. Irama mempunyai keterkaitan dengan panjang pendeknya not.

Sehingga kemahiran dalam membaca tanda diam sama pentingnya dengan

membaca not. Irama yang disusun sesuai dengan tanda birama akan membentuk

suatu pola irama. Pola irama merupakan susunan irama tertentu dalam satu atau

beberapa birama yang muncul secara berulang-ulang dan teratur, ada beberapa

macam bentuk pola irama, yaitu : Pola irama rata, tidak rata dan sincope.

Seorang pelaku musik tentu memiliki kemampuan dalam membaca irama

yang terdapat dalam sebuah partitur. Karena setiap musik mengandung irama.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak orang-orang yang belum

mampu jika diperhadapkan dengan partitur sebuah lagu. Salah satunya dalam

membaca irama lagu. Padahal sudah seharusnya setiap orang belajar membaca

irama, karena irama termasuk salah satu komposisi pembentuk musik. Mungkin

kendala yang dihadapi terletak pada kurangnya informasi yang didapat. Misalnya

disekolah, siswa tidak diajarkan oleh guru untuk membaca irama, membuat siswa

tidak tertarik dan merasa tidak membutuhkan pembelajaran mengenai membaca

(18)

6

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, terdapat beberapa kendala

pada pelaksanaan pembelajaran irama, salah satunya penggunaan metode

konvensional yang proses pembelajarannya guru mendominasi peserta didik dan

menjadi pelaku tunggal sehingga keterlibatan peserta didik dalam proses

pembelajaran sangat kurang.

Ada berbagai jenis metode yang dapat digunakan dalam pengajaran. Setiap

metode berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan metode-metode tersebut

disebabkan karena setiap metode memiliki karakteristik masing-masing, yaitu

kelebihan dan kekurangan, tujuan penggunaan dan teknis penggunaannya. Oleh

karena itu tidak cocok satu metode saja yang digunakan untuk melaksanakan

semua kegiatan-kegiatan pengajaran. Untuk mencapai tujuannya sesuai dengan

yang diharapkan setiap metode dapat cocok dan tepat digunakan, apabila metode

tersebut sesuai untuk mencapai pencapaian tujuan yang akan dicapai dalam

pengajaran itu. Model pembelajaran Talking Stick merupakan model pembelajaran

yang menuntun peserta didik untuk berperan aktif dikelas. Model pembelajaran

ini melatih keberanian siswa untuk tampil mengemukakan pendapatnya. Dengan

model pembelajaran Talking Stick, diharapkan siswa dapat menguasai mata

pelajaran yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat

permasalahan tersebut untuk dilakukan penelitian dengan judul “Penggunaan

model Pembelajaran Talking Stick dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

(19)

7

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah bertujuan agar penelitian yang dilakukan oleh peneliti

menjadi lebih terarah serta mempersempit cakupan masalah yang akan dibahas.

Dalam uraian yang terdapat dalam latar belakang masalah. Hal ini sejalan dengan

pendapat Hadeli (2006:23) mengatakan :

“Identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaan-keadaan, dan lain sebagainya) yang menimbulkan beberapa pertanyaan”

maka permasalahan penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pembelajaran materi irama di SMP Katolik Mariana ?

2. Apakah kendala yang dihadapi siswa dalam mempelajari materi irama ?

3. Bagaimana proses penerapan model pembelajaran Talking Stick dalam

pembelajaran materi irama ?

4. Bagaimanakah hasil yang diperoleh siswa setelah diterapkan model

pembelajaran Talking Stick dalam mempelajari materi irama ?

5. Bagaimana keterlibatan siswa dalam proses belajar dengan

menggunakan model pembelajaran Talking Stick ?

6. Apa kelebihan model pembelajaran Talking Stick dalam pembelajaran

materi irama ?

7. Apa kendala yang dihadapi peneliti didalam menerapkan model

(20)

8

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah yang terdapat dalam identifikasi

masalah diatas maka peneliti perlu membuat batasan masalah untuk memudahkan

penyelesaian masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat Sukardi (2006:30) yang mengatakan :

“Dalam merumuskan atau membatasi dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung kepada kenangan peneliti. Oleh karena itu perlu ketelitian dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian dan dirangkum ke dalam beberapa pertanyaan yang jelas”.

Oleh karena itu, peneliti memilih beberapa pembatasan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana proses penerapan model pembelajaran Talking Stick dalam

pembelajaran materi irama ?

2. Bagaimanakah hasil yang diperoleh siswa setelah diterapkan model

pembelajaran Talking Stick dalam mempelajari materi irama ?

3. Bagaimana keterlibatan siswa dalam proses belajar dengan

menggunakan model pembelajaran Talking Stick ?

4. Apa kendala yang dihadapi peneliti didalam menerapkan model

pembelajaran Talking Stick ?

D. Perumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang

hendak dilakukan. Mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk

menemukan jawaban untuk jawaban dari pertanyaan, maka dari itu perlu

(21)

9

pertanyaan. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Sugiono (2009:5) yang

mengatakan “Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan

dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian terdapat

kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah

penelitian harus didasarkan pada masalah.”

Dari uraian yang telah dijabarkan pada latar belakang, identifikasi, serta

pembatasan masalah, maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

“Bagaimana penggunaan model pembelajaran Talking stick dalam upaya

meningkatkan hasil belajar membaca irama siswa kelas VII di SMP Katolik

Mariana Medan”.

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan penelitian tentu berorientasi kepada tujuan tertentu, salah

satu keberhasilan penelitian adalah tercapainya tujuan penelitian. Maka tujuan

yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui proses penerapan model pembelajaran Talking Stick

dalam pembelajaran materi irama.

2. Untuk mengetahui hasil yang diperoleh siswa setelah diterapkan model

pembelajaran Talking Stick dalam mempelajari materi irama.

3. Untuk mengetahui keterlibatan siswa dalam proses belajar dengan

menggunakan model pembelajaran Talking Stick.

4. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi peneliti didalam menerapkan

(22)

10

F. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini dilaksanakan, diharapkan dapat memberikan manfaat

sehingga penelitian tidak hanya teori semata tetapi juga dapat dipakai oleh

pihak-pihak yang membutuhkan. Sejalan dengan pendapat Hariwijaya (2008:50) yang

mengatakan : “Manfaat penelitian adalah apa yang diharapkan dari hasil

penelitian tersebut, dalam hal ini mencakup dua hal yakni kegunaan dalam

pengembangan dalam ilmu dan manfaat dibidang praktik.”

Berdasarkan pendapat tersebut maka hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat sebagai berikut :

1. Peneliti, sebagai bahan peningkatan wawasan pengalaman dan ilmu

pengetahuan tentang model Talking Stick dalam belajar membaca irama.

2. Sekolah, dapat dijadikan sebahgai salah satu referensi program pengajaran

pada siswa-siswi di SMP Katolik Mariana Medan.

3. Jurusan Sendratasik Unimed, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

(23)

102

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Model pembelajaran Talking Stick memberikan pengaruh dalam pembelajaran

irama yaitu hasil belajar siswa yang sangat signifikan.

2. Sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran

Talking Stick, terlebih dahulu peneliti melakukan uji coba dengan pretest untuk

mengetahui kemampuan awal siswa dalam membaca irama, rata-rata hasil belajar

siswa dalam pembelajaran membaca irama sangat rendah yaitu 67,28,

selanjutnya peneliti melakukan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran

Talking Stick, rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan menjadi 72,94

namun belum dapat dinyatakan tuntas, kemudian dilanjutkan penelitian siklus II

dengan menerapkan model pembelajaran Talking Stick, rata-rata hasil belajar

siswa semakin meningkat yaitu 82,62 maka dinyatakan tuntas dan siklus tidak

dilanjutkan lagi dan dengan demikian disimpulkan bahwa model pembelajaran

Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar membaca irama.

3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul “Penggunaan

Model Pembelajaran Talking Stick Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

(24)

103

bahwa pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran

Talking Stick membuat siswa aktif dan turut mengambil bagian dalam

pembelajaran. Model pembelajaran Talking Stick menuntun siswa untuk berani

tampil di depan kelas dan bertanggung jawab atas pelajaran yang telah diterima

siswa.

4. Saat melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Talking

Stick banyak kendala yang dihadapi peneliti diantaranya keadaan kelas yang

sering sekali tidak kondusif, selain itu masih banyak siswa yang belum serius

didalam belajar.

B. Saran

Dari seluruh rangkaian penelitian dan kesimpulan diatas maka saran dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai guru professional hendaknya guru memperhatikan keaktifan siswa dan

bukan hanya terfokus pada materi pelajaran yang dipersiapkan.

2. Guru dapat menggunakan model pembelajaran Talking Stick dalam materi

pelajaran membaca irama.

3. Apabila ada peneliti lain yang akan melakukan penelitian tindakan kelas pada

materi yang lain selain materi membaca irama, peneliti menyarankan untuk

menggunakan model pembelajaran Talking Stick, hal tersebut dimaksudakan

untuk mengetahui apakan model pembelajaran Talking Stick juga efektif

(25)

104

DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Bandung

Aqib. 2006. Peneitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Fitrya, Inneke. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ansambel Campuran Pada Siswa KelasVIII SMP Negeri 6 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/201. Medan :Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo

Hutabarat, Rhut Elisabet.2012. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Gitar Pada Siswa Kelas XI SMK Methodist – 8 Medan Tahun Ajaran 2011 / 2012. Medan : Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media persada

Lestari, Dian.2012. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menggambar Buah-Buahan Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi di kelas VII SMP IT Al-Fityan School Medan.Medan : Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Nunuk dan Leo Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta : Ombak

Pakpahan, Yus Irawani. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Seni Musik Siswa Kelas V SD Katolik Budi Murni 7 Medan. Medan : Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Purwanto, Ngalim. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

(26)

105

Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara

Tambunan, Trisepwanny A.S. 2007. Pembelajaran Pola Ritme Dengan Media Ansambel Perkusi Hasil Kreasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Medan. Medan : Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Tampubolon, Melda.2012. Model Pembelajaran Kooperatif Investigasi Kelompok Dalam Menyanyikan Lagu Daerah Batak Toba (Sik-sik Sibatumanikkam) Siswa Kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Babalan. Medan : Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Referensi

Dokumen terkait

Potensi dan peluang perkembangan pertanian organik pada subsektor hortikultura terutama pada tanaman sayuran memiliki prospek yang baik dan telah berkembang dalam beberapa

Alhamdulillah, segala puji syukur bagi ALLAH SWT atas ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “EFEK ANALGETIKA EKSTRAK ETANOL DAUN MINDI (Melia

Proceedings of the International Conference on Innovation Challenges in Multidisciplinary Research & Practice, ICMRP 13 -14 December 2013, Kuala Lumpur,

- Hasil yang dicapai dari pkm kami adalah prototype knapsack sprayer semi otomatis bertenaga sepeda untuk tanaman hortikultura.. Meskipun belum dirangkai secara

Pendeteksian hama dan penyakit pada tanaman padi dapat dilakukan dengan cara meminta feedback dari user kemudian mencocokkannya dengan gejala-gejala dari setiap

1) PPL di MAN YOGYAKARTA III memberikan sarana dan wahana kepada mahasiswa PPL Universitas Negeri Yogyakarta sebagai calon pendidik yang profesional. 2) Kegiatan PPL

[r]

Desain arsitektur berkelanjutan dapat melihat dari prinsip-prinsip yang digunakan pada arsitektur lokal, yang paling sering dijumpai adalah pada bagian atap, dimana