• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI ALJABAR DI KELAS VII SMP SWASTA HARAPAN STABAT T.A. 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI ALJABAR DI KELAS VII SMP SWASTA HARAPAN STABAT T.A. 2013/2014."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh : Yera Khairida NIM. 409311058

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Maha Esa atas segala rahmat dan berkatNya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi ini berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Di Kelas VII SMP Swasta Harapan Stabat Tahun Ajaran 2013/2014” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini, dengan rendah hati dan tulus penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan skripsi ini sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. P.Siagian, M.Pd., Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd. dan Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd. sebagai dosen penguji/pemberi saran yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini.

(4)

v

disampaikan kepada Ibu Bayu Pancarani Kesuma Negara Dayli, S.E, selaku Kepala Sekolah SMP Swasta HARAPAN Stabat, Ibu Yayuk Budiarti S.Pd. dan Ibu Relawati S.Pd., selaku guru matematika SMP Swasta Harapan Stabat yang telah banyak membantu selama penelitian ini.

Teristimewa penulis ucapkan kepada ibunda tercinta ibunda Sunarti dan Ayahanda Nuruddin Lbs yang tak henti-hentinya memberikan doa, dukungan semangat, perhatian dan pengertian yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di UNIMED, terkhusus juga kepada Abangda Muhammad Nursyahbana Lbs, S.E. dan Kakakanda Hanni Hafizah, Am.Keb., dan seluruh sanak keluarga yang senantiasa memberi dorongan, doa dan semangad.

Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih terkhusus kepada Muhammad Khairi, teman-teman seperjuangan sesama PS terkhusus kepada Asmiatik, Rizki Kholidah, Lidya Sari, Nadrah, dan Faradilla yang selalu menemani, memberikan motivasi dan bantuan. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan di kelas Ekstensi A 2009 Matematika Unimed terkhusus Puspa, Unie, Eza, Ami, Intan, Julham, Indra dan Via, sahabat-sahabat sejati indah, novi , nety dan uci yang telah banyak membantu, memberi masukan dan selalu memberi semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca. Penulis berharap kiranya skripsi ini berguna bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan pendidikan di masa yang akan datang.

Medan, Februari 2014

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Grafik xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 7

1.3 Batasan Masalah 8

1.4 Rumusan Masalah 8

1.5 Tujuan Penelitian 8

1.6 Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis 10

2.1.1 Konsep Belajar Mengajar 10

2.1.2 Aktivitas Belajar 11

2.1.3 Strategi Pembelajaran 14

2.1.4 Strategi Pembelajaran Inkuiri 15

2.1.5 Aljabar 20

2.2 Teori belajar yang mendukung SPI 26

2.3 Penelitian yang relevan 26

(6)

vii

2.5 Hipotesis Tindakan 28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian 29

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 29

3.3 Subjek dan Objek Penelitian 29

3.4 Defenisi Operasional 29

3.5 Prosedur Penelitian 30

3.6 Instrument Pengumpul Data 35

3.7 Teknik Analisis Data 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 42

4.1.1 Siklus I 42

4.1.2 Siklus II 51

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 59

4.3 Temuan Penelitian 69

4.4 Diskusi Hasil Penelitian 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 71

5.2 Saran 72

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tahap-tahap Strategi Pembelajaran Inkuiri 19

Tabel 3.1 Kriteria Hasil Observasi Pembelajaran 38

Tabel 3.2 Tafsiran persentase respon siswa 40

Tabel 4.1 Hasil Observasi terhadap Proses Pembelajaran I 46

Tabel 4.2 Visual Activities Siswa Siklus I 47

Tabel 4.3 Oral Activities Siswa Siklus I 47

Tabel 4.4 Listening Activities Siswa Siklus I 48

Tabel 4.5 Motor Activities Siswa Siklus I 48

Tabel 4.6 Mental Activities Siswa Siklus I 48

Tabel 4.7 Aktivitas Siswa selama Pembelajaran siklus I 49 Tabel 4.8 Hasil Observasi terhadap Proses Pembelajaran Siklus II 55

Tabel 4.9 Visual Activities Siswa Siklus II 56

Tabel 4.10 Oral Activities Siswa Siklus II 56

Tabel 4.11 Listening Activities Siswa Siklus II 57

Tabel 4.12 Motor Activities Siswa Siklus II 57

Tabel 4.13 Mental Activities Siswa Siklus II 57

Tabel 4.14 Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Siklus II 58 Tabel 4.15 Peningkatan Skor Proses Pembelajaran dari Siklus I ke Siklus II 62 Tabel 4.16 Peningkatan Visual Activities Siswa dari Siklus I ke Siklus II 63 Tabel 4.17 Peningkatan Oral Activities Siswa dari Siklus I ke Siklus II 64 Tabel 4.18 Peningkatan Listening Activities Siswa dari Siklus I ke Siklus II 65 Tabel 4.19 Peningkatan Mental Activities Siswa dari Siklus I ke Siklus II 65 Tabel 4.20 Peningkatan Motor Activities Siswa dari Siklus I ke Siklus II 66 Tabel 4.21 Peningkatan Aktivitas Belaja Siswa Secara Keseluruhan

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(9)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Peningkatan Skor Proses Pembelajaran dari Siklus I ke Siklus II 63 Grafik 4.2 Peningkatan Rata-Rata Skor Proses Pembelajaran dari Siklus I

ke Siklus II 63

Grafik 4.3 Peningkatan Visual Activities Siswa dari Siklus I ke Siklus II 64 Grafik 4.4 Peningkatan Oral Activities Siswa dari Siklus I ke Siklus II 64 Grafik 4.5 Peningkatan Listening Activities Siswa dari Siklus I ke Siklus II 65 Grafik 4.6 Peningkatan Mental Activities Siswa dari Siklus I ke Siklus II 66 Grafik 4.7 Peningkatan Motor Activities Siswa dari Siklus I ke Siklus II 66 Grafik 4.8 Peningkatan Aktivitas Belaja Siswa Secara Keseluruhan

dari Siklus I ke Siklus II 67

(10)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPP Siklus I 76

Lampiran 2. RPP Siklus II 88

Lampiran 3. Lembar Kegiatan Siswa I 99

Lampiran 4. Lembar Kegiatan Siswa II 101

Lampiran 5. Lembar Kegiatan Siswa III 104

Lampiran 6. Lembar Kegiatan Siswa IV 107

Lampiran 7. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran 109 Lampiran 8. Data Hasil Observasi Pembelajaran Siklus II 110 Lampiran 9. Data Hasil Observasi Pembelajaran Siklus I 111

Lampiran 10. Pedoman Penilaian Pembelajaran 112

Lampiran 11. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 114 Lampiran 12. Pedoman Penilaian Aktivitas Belajar Siswa 117 Lampiran 13. Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I 118 Lampiran 14. Presentasi Aktivitas Siswa (PAS) Siklus I 123 Lampiran 15. Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II 126 Lampiran 16. Persentasi Aktivitas Siswa (PAS) Siklus II 131

Lampiran 17. Kisi-Kisi Angket Respon Siswa 134

Lampiran 18. Angket Respon siswa 136

Lampiran 19. Analisis Data Angket Respon Siswa Siklus I 139 Lampiran 20 Analisis Data Angket Respon Siswa Siklus II 140

(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas sesuai dengan potensi yang dimilikinya hal ini sesuai dengan yang dipaparkan dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.”

Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Untuk itu, kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar siswa, siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Pembelajaran matematika di Indonesia pada umumnya masih berada pada pembelajaran matematika konvensional dimana pembelajaran masih berpusat kepada guru, aktivitas siswa kurang diperhatikan dalam proses pembelajaran ini. Hal ini juga dipaparkan Nur (dalam Shadiq 2009 : 9) yang menyatakan bahwa:

(12)

2

Hal ini tidak dapat dipungkiri karena matematika yang sifatnya abstrak dianggap guru lebih mudah dipahami siswa jika diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional. Paradigma pembelajaran inilah yang selama ini sudah menjadi budaya didalam pendidikan matematika kita, tanpa kita sadari atau tidak strategi pembelajaran konvensional hanya menciptakan siswa yang dapat mengahafal dan mencontoh saja ketika diberikan masalah yang berbeda dengan yang dijelaskan maka siswa sulit untuk menyelesaikannya. Belum lagi jika kita melihat dari segi aktifitasnya dimana siswa cenderung pasif dan hanya menerima begitu saja apa yang telah disampaikan oleh gurunya. Hal tersebut mengakibatkan respon siswa terhadap pelajaran matematika rendah karena mereka hanya dijadikan objek pembelajaran bukan subjek dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hamalik (2010: 9) :

“Kegiatan mandiri dianggap tidak ada maknanya, karena guru adalah orang yang serba tahu dan menentukan segala hal yang dianggap penting bagi siswa. Sistem penuangan lebih mudah pelaksaannya bagi guru dan tidak ada masalah atau kesulitan; guru cukup mempelajari materi dari buku, lalu disampaikan pada siswa. Di sisi lain, siswa hanya bertugas menerima dan menelan, mereka diam dan bersikap pasif atau tidak aktif.”

Akibatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran bisa dibilang rendah sehingga hasil belajar siswa pun ikut rendah dan tidak sesuai dengan harapan, dimana seharusnya matematika itu dapat mengembangkan pola pikir kritis, mengembangkan aktivitas yang menyebabkan intuisi, rasa ingin tahu, membuat prediksi, dan dugaan sementara serta mencoba–coba tidak lagi dapat kita lihat. Seperti yang dipaparkan oleh Sihombing (2012:89-90) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah:

1. Melatih cara berpikir dalam bernalar atau menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistens dan inkonsistens.

2. Mengembangkan aktifitas yang menyebabkan imajinasi, intuisi dan penemuan, mengembangkan pemikiran divergen orisinal, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan sementara serta mencoba–coba.

3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

(13)

Rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika diperlihatkan pada hasil belajar matematika yang berada pada posisi yang sangat memprihatinkan sekitar 76,6 persen siswa setingkat SMP ternyata dinilai ”buta” matematika (www.kompas.com). Hal mengenai rendahnya hasil belajar matematika menunjukkan rendahnya mutu pendidikan matematika yang juga dipertegas melalui data UNESCO (www.suaramerdeka.com),

“mutu pendidikan matematika di Indonesia berada pada peringkat 34 dari 38 negara yang diamati. Data lain menyebutkan rendahnya prestasi matematika siswa di Indonesia juga dapat dilihat dari hasil survei Pusat statistik Internasional untuk Pendidikan (National Center for Education in statistics, 2003) terhadap 41 negara dalam pembelajaran matematika, dimana Indonesia mendapatkan peringkat ke 39 dibawah Thailand dan Uruguay.”

Menurut kurikulum 2006, seharusnya dalam proses pembelajaran matematika sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran matematika di tingkat sekolah dasar maupun menengah harus menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses perhitungan.

Mengingat pentingnya proses pembelajaran matematika maka guru dituntut untuk mampu menyesuaikan, memilih, dan memadukan strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran matematika. Strategi pembelajaran tersebut harus disesuaikan dengan materi, kondisi siswa dan tujuan yang ingin dicapai. Selain itu strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru harus mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar. Proses pembelajaran yang demikian nantinya akan dapat sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu peningkatan aktivitas siswa.

(14)

4

Aktivitas yang dimaksud disini adalah bukan terbatas pada aktivitas fisik melainkan aktivitas mental. Aktivitas siswa sangat penting dalam proses belajar mengajar dan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pendapat serupa juga disampaikan oleh salah satu guru matematika SMP Swasta Harapan Stabat Ibu Relawati sebagai berikut:

“aktivitas merupakan hal penting dalam kegiatan belajar mengajar karena jika aktivitas siswa rendah dapat dinilai bahwa keinginan belajar siswa rendah. Saat ini aktivitas siswa dalam belajar matematika dapat dibilang rendah. Siswa selalu dipancing terlebih dahulu baru mau untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar, terkadang saat guru bertanya siswa juga cenderung pasif sehingga pembelajaran cenderung terjadi satu arah .dan hal ini berpengaruh pada hasil belajar siswa. Padahal aktivitas siswa yang tinggi membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih hidup.”

Namun pada kenyataannya aktivitas belajar siswa masih rendah. Hal ini salah satunya diakibatkan oleh Strategi pembelajaran yang digunakan masih monoton berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti di kelas VII-1 SMP Swasta Harapan Stabat dapat diidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi siswa, diantaranya:

1. Rendahnya aktivitas siswa dalam belajar matematika, aktivitas itu aktivitas fisik seperti memperhatikan penjelasan guru dan aktivitas mental seperti menanggapi.

2. Pembelajaran yang digunakan oleh guru selama ini masih berpusat pada guru.

3. Pembelajaran yang kurang memberikan kesempatan siswa untuk turut serta dalam pembelajaran atau kurang melibatkan siswa dalam pembelajarannya.

4. Hasil belajar matematika siswa pada materi aljabar masih rendah Oleh karena itu pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif dari pemerintah, masyarakat maupun pengelola pendidikan. Metode pembelajaran pada hakikatnya merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat mengembangkan dan meningkatkan aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa.

(15)

objek yang menerima pelajaran matematika bukanlah sebagai subjek yang aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini sejalan dengan pemikiran Catur Supatmono,(dalamhttp://pandisuryadiberbagiilmu.Blogspot.com/2011/01/penerap aran-pembelajaranaktif kreatif.html)

Mengatakan :

“ faktor penyebab rendahnya aktivitas siswa terhadap pelajaran matematika adalah (1) Guru sebagai subjek aktif sedangkan murid sebagai objek pasif yang hanya mendengar materi yang disampaikan guru. (2) Guru memilih dan memaksakan pilihannya sedangkan murid menuruti,akibatnya murid tidak bisa berpikir kreatif karena murid tidak diberi kesempatan untuk memilih apa yang harus dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. (3) Guru menilai siswa dari hasil akhir, sistem penilaian di sekolah cenderung hanya menilai hasil akhir pekerjaan siswa dan bukan menilai proses pekerjaan siswa. Akibatnya siswa yang sudah berusaha keras pun jika hasilnya salah, maka akan memperoleh nilai yang jelek”.

Strategi pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang seharusnya digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran dalam proses belajar, perlu dipilih strategi pembelajaran yang sesuai yang dapat membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir dan dapat membuat siswa ikut serta dalam proses belajar. Seperti yang dikatakan Joyce & weil (dalam Sagala 2009 : 176) bahwa : “Hakikat mengajar atau“teaching” adalah membantu para pelajar memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya dan cara-cara bagaimana belajar.”

(16)

6

“Guru hendaknya tidak lagi mengajar sekedar sebagai kegiatan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada siswa. Guru hendaknya mengajar untuk membelajarkan siswa dalam konteks belajar bagaimana belajar mencari, menemukan dan meresapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap.”

Dari hal-hal dipaparkan tersebut diperlukan strategi pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar dan mengubah paradigma tentang pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) agar pembelajaran matematika dapat mencapai tujuan dari matematika itu sendiri. Menurut Slameto (2010 : 92) “Dalam dunia pendidikan, pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktifitas sendiri.”

Strategi Pembelajaran inkuiri merupakan suatu proses belajar yang memungkinkan siswa mencari dan menemukan sendiri konsep-konsep matematika sedangkan guru berperan menjadi fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Disamping itu Strategi Pembelajaran Inkuiri juga dapat melatih mental siswa untuk mengemukakan pendapatnya tentang konsep yang telah ia temukan sehingga kadar keaktifan siswa menjadi tinggi. Hal ini dengan yang dikatakan Husdarta dan Saputra (2000 : 46) bahwa: “ Strategi Pembelajaran Inkuiri dirumuskan sebagai proses belajar yang memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif menguji dan menafsirkan berbagai persoalan secara ilmiah.”

Oleh karena itu dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri pada tahapan menguji hipotesis guru dan siswa dibantu dengan alat peraga yang diharapkan mampu mengembangkan pola pikir dan keaktifannya dalam menemukan konsep matematika. Sehubugan dengan itu W.Gulo (2002 : 84) menyatakan bahwa strategi pembelajaran inkuiri adalah:

“Suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.”

(17)

berkembang secara optimal sesuai kemampuan yang dimilikinya. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Seperti yang dikatakan Sagala (2009 : 196) bahwa:

“Peranan guru lebih banyak menetapkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajar dan fasilitator belajar. Dengan dengan demikian, siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan permasalahan dengan bimbingan guru.”

Oleh karena itu, melalui penerapan strategi pembelajaran inkuiri diharapkan adanya peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa seperti mereka ikut serta dalam kegiatan matematika baik secara fisik maupun mental, sehingga masalah matematika benar-benar dipahami dan diselesaikan oleh siswa melalui pengembangan berfikir secara deduktif. Dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri dapat membantu siswa SMP dalam proses belajarnya.

Dengan demikian strategi inkuiri tidak hanya menuntut siswa agar menguasai materi pelajaran akan tetapi bagaimana mereka dapat mengembangkan potensi yang dimilkinya. Strategi pembelajaran Inkuiri menempatkan siswa bukan hanya sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan verbal tetapi mereka berperan menemukan inti dari materi pelajaran itu sendiri sehingga hasil belajar yang diperoleh lebih bermakna sesuai dengan yang diungkapkan Piaget (Wina, 2006: 196) pengetahuan itu akan bermakana manakala dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi aljabar di kelas VII SMP Swasta HARAPAN Stabat tahun ajaran 2013/2014”

1.2 Identifikasi Masalah

(18)

8

1. Paradigma Pembelajaran matematika yang masih berpusat pada guru (teacher centered).

2. Strategi Pembelajaran yang kurang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

3. Rendahnya aktivitas belajar siswa dalam kegiatan belajar-mengajar matematika dikelas .

4. Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang melibatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

1.3 Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada aktivitas belajar siswa pada materi Aljabar di kelas VII SMP Swasta HARAPAN Stabat Tahun Ajaran 2013/2014.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut maka rumusan masalah penelitian ini adalah apakah ada peningkatan aktivitas belajar siswa setelah diterapkan strategi pembelajaran inkuiri pada materi aljabar di kelas VII SMP Swasta HARAPAN Stabat Tahun Ajaran 2013/2014?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Swasta HARAPAN Stabat tahun ajaran 2013/2014.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Siswa

(19)

b.Meningkatkan minat siswa untuk belajar matematika

c. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi aljabar. 2. Bagi guru

a. Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan strategi pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran matematika.

b. Mempermudah guru dalam menerapkan strategi pembelajaran inkuiri untuk peningkatan kualitas pengajarannya.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam perbaikan pengajaran matematika di SMP Swasta HARAPAN Stabat. 4. Bagi peneliti lain

(20)

71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan analisis penelitian maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah:

1) Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I dan II berada pada kategori baik dan terdapat peningkatan rata-rata skor dari 2,94 menjadi 3,2.

2) Terdapat peningkatan visual activities dari 50% pada siklus I menjadi 54,17% pada siklus II , peningkatan oral activities dari 29,17% pada siklus I menjadi 54,17% pada siklus II, peningkatan listening activities dari 62,5% menjadi 75%, peningkatan motor activities dari 25% pada siklus I menjadi 66,67% pada siklus II, peningkatan mental activities dari 20,83% menjadi 75% pada siklus II.

3) Terdapat 13 orang siswa (54,17%) yang tergolong ikut berperan aktif selama pembelajaran berlangsung dan terdapat 20 orang siswa (83,33%) yang tergolong ikut berperan aktif selama pembelajaran berlangsung. Sehingga, ada peningkatan aktivitas belajar siswa setelah diterapkan strategi pembelajaran inkuiri pada materi aljabar di kelas VII SMP Swasta Harapan T.A 2013/2014 yaitu sebesar 29,16%.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah : 1. Disarankan kepada guru untuk menggunakan strategi pembelajaran inkuiri

sebagai alternatif dalam proses pembelajaran matematika dengan mengoptimalkan kemampuan bertanya dan memperhatikan efesiensi penggunaan waktu .

(21)

pembelajaran dan harus terus memberikan latihan berkesinambungan agar siswa terbiasa menggunakan strategi pembelajaran ikuiri.

3. Bagi guru strategi pembelajaran efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa karena dalam setiap tahapan inkuiri menekan aktivitas belajar siswa.

(22)

73

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Muyono, (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S, (2009),Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, dkk, (2006),Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Elvina. (1988),Mengajar Belajar Matematika, Penerbit Dekdikbud, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan, FMIPA Unimed.

Gulo, W, (2008),Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Grasindo, Jakarta.

Hamalik, (2002), Psikologi belajar dan mengajar, Penerbit Sinar Baru Argesindo, Bandung.

Husdarta dan Saputra, (2000), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Depdiknas, Jakarta.

Irianto, (2007), Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Penerbit Prestasi Pustaka, Surabaya.

Istarani, (2011),58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada, Medan.

Jauhari, Mohammad, (2011), Implementasi PAIKEM dari behavouristik sampai konstruktivistik, Penerbit Prestasi Pustakarya, Jakarta.

Junaidi, dkk (2004),Matematika SMP untuk kelas VII,Penerbit Erlangga, Jakarta.

(23)

Sadirman, AM , (2001), Interaksi dan motivasi belajar dan mengajar, Penerbit PT Raja Gravindo Persada, Jakarta

Sagala, Syaiful, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung

Sanjaya, Wina, (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi standar proses pendidikan,Penerbit Kencana prenada Media, Jakarta

Shadiq, Fajar, (2009), Strategi Pembelajaran Matematika, Departemen Pendidikan Nasional PPPPTK Matematika, Yogyakarta.

Sihombing, W.L, (2012), Telaah Kurikulum (Pendidikan Matematika Sekolah), Jurusan Matematika FMIPA UNIMED, Medan.

Slameto, (2010), Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Sudjana,(2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Supinah, (2009), Mengukur aktivitas dalam pembelajaran, Widyaswara PPPPTK Matematika, Jakarta

Sukardi, (2009),Pengantar Evaluasi Pendidikan. Rajawali Pers, Jakarta

Sumantri dan permana, (2000),Proses Belajar Mengajar di Sekolah,Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Tim pelatih proyek PGSM, (1999), Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah, Jakarta.

(24)

75

(25)

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Grafik 4.1Peningkatan Skor Proses Pembelajaran dari Siklus I ke Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian ini maka implikasi teoritisnya adalah berdampak pada wacana baru bagi pemerintah kota bahwa teori SOSTAC+3Ms dapat membantu dalam

[r]

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa: (1) Instrumen tes diagnostik model teslet dapat dikembangkan untuk mendeteksi kesulitan siswa SMA kelas XI semester

Proceedings of the International Conference on Innovation Challenges in Multidisciplinary Research & Practice, ICMRP 13 -14 December 2013, Kuala Lumpur,

 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;.  memfasilitasi peserta didik

[r]

 Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari selama pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian Indikator Pencapaian Kompetensi dan

[r]