• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN KUAT LENTUR PELAT BETON GEOPOLYMER DENGAN TULANGAN BILAH BAMBU YANG DIRANGKAI DAN Tinjauan Kuat Lentur Pelat Beton Geopolymer Dengan Tulangan Bilah Bambu Yang Dirangkai Dan Di Perkuat Kawat Galvanis Menyilang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINJAUAN KUAT LENTUR PELAT BETON GEOPOLYMER DENGAN TULANGAN BILAH BAMBU YANG DIRANGKAI DAN Tinjauan Kuat Lentur Pelat Beton Geopolymer Dengan Tulangan Bilah Bambu Yang Dirangkai Dan Di Perkuat Kawat Galvanis Menyilang."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN KUAT LENTUR PELAT BETON GEOPOLYMER DENGAN TULANGAN BILAH BAMBU YANG DIRANGKAI DAN

DI PERKUAT KAWAT GALVANIS MENYILANG

Tugas Akhir

untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil

diajukan oleh :

FRENDA RAHABISTARA NIM : D 100 100 053

kepada:

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Tugas Akhir ini dapat

terselesaikan. Tugas Akhir ini disusun untuk melengkapi persyaratan dalam

mencapai Gelar Sarjana Teknik pada program studi S1 Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dengan ini penyusun

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan

sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penyusun menyadari bahwa banyak pihak yang telah memberikan

bimbingan dan bantuan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dan penyusunan

Tugas Akhir ini. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1) Bapak Ir. Sri Sunarjono, M.T, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2) Bapak Mochamad Solikin, S.T, M.T, Ph.D. selaku Ketua Jurusan Teknik

Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3) Bapak Ir. Aliem Sudjatmiko, M.T. selaku Pembimbing Utama sekaligus

sebagai Ketua Dewan Penguji, yang memberikan bimbingan dan pengarahan

hingga selesainya Tugas Akhir ini.

4) Bapak Basuki, S.T, M.T. selaku Pembimbing Pendamping sekaligus sebagai

Sekretaris Dewan Penguji, yang telah memberikan dorongan, arahan serta

bimbingan dan nasehatnya.

5) Bapak Ir. Suhendro Trinugroho, M.T. selaku Anggota Dewan Penguji, yang

telah memberikan arahan serta bimbingan.

6) Bapak Muslich Hartadi Sutanto, M.T, Ph.D. dan Bapak Mochamad Solikin,

S.T, M.T, Ph.D. selaku Pembimbing Akademik, yang telah memberi arahan.

7) Bapak dan Ibu dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Surakarta terimakasih atas bimbingan dan ilmu

(4)

iii

8) Kedua orang tuaku dan adikku yang tercinta terimakasih atas doanya dan

nasehat, sehingga saya mampu menjalani semua ini.

9) Teman-teman jurusan teknik sipil UMS terutama angkatan 2010 khususnya,

terima kasih atas semua kenangan yang terindah dan segala bantuan serta

motivasinya.

10) Temanku yang terbaik, Al Shifa Krismu, Ginanjar Bagus Prasetyo, Arroyan

Luthfianto, Dika Setiawan, dan semua teman-teman yang telah membantu

saya melaksanakan penelitian selama ini.

11) Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah

membantu terselesainya laporan ini.

Penulis menyadari bahwa segala hal yang manusia lakukan pasti banyak

kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran

dan kritik untuk memperbaiki segala kekurangan dikemudian hari. Semoga

laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca

pada umumnya.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, 29 April 2016

(5)

iv

Motto

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang

demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”.

(Qs. Al Baqarah : 45)

Belajarlah dari kesalahan masa lalu, bekerja keras untuk masa depan, dan

berharap hasil yang terbaik pada masa depan

(Penulis)

“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhan-Mulah hendaknya kamu berharap”.

(Qs. Al Insyiqaaq : 6 –8)

“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua”

(Aristoteles)

“Tiada doa yang lebih indah selain doa agar tugas akhir ini cepat selesai” (Penulis)

Jadikanlah hidup ini ibadah, janganlah kita hanya mencari duniawi karena setelah duniawi yang hanya sementara ada akhirat yang paling kekal.

(Penulis)

(6)

v







 

  

Untuk Ayah dan Ibuku, teringat jelas bagaimana raut wajahmu yang tanpa

lelah mencari rizki, ketika melepasku untuk menuntut ilmu

Semua itu ku jadikan motivasi yang lebih demi mewujdukan cita citaku

Ayah dan ibu berkat doamulah Frenda dapat menyelesaikan Tugas Akhir

ini, maafkanlah Frenda, hanya ucapan terima kasih yang Frenda dapat

berikan kepada ayah dan ibu.

 

Terima kasih atas segala do’a dan kasih sayang kalian, semoga apa yang

kalian berikan kepadaku ini bisa menjadikanku lebih baik di keluarga kita.

 

Bayu Prio Nugroho, Al Shifa Krismu, Gynanjar Bagus Prasetyo, Dika

Setiawan, Kiki, Farid Tegar Ashar, Arroyan Luthfianto dan teman-teman

teknik sipil angkatan 2010 lainnya Inilah karyaku dan terima kasih terima

kasih buat semua hal-hal bodoh dan tak terduga yang pernah dilewati

(7)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ... xviii

ABSTRACT ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Batasan Masalah ... 3

F. Keaslian Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Beton Geopolymer ... 7

B. Binder ... 8

C. Plat Beton Pracetak ... 10

D. Kuat Tekan Beton ... 11

E. Kuat Lentur Plat Beton Bertulang ... 11

(8)

vii BAB III LANDASAN TEORI

A. Penempatan Tulangan ... 14

B. Sistem Penulangan Plat ... 14

1. Penulangan plat satu arah ... 14

2. Penulangan plat dua arah ... 15

C. Bahan Penyusun Plat Beton Geopolymer Bertulang ... 16

1. Solid material (Fly ash) ... 17

2. Alkaline aktivator (Sodium silika dan Sodium hidroksida) ... 17

3. Agregat ... 17

4. Air ... 20

5. Bilah bambu yang dirangkai ... 21

6. Kawat galvanis ... 21

D. Perencanaan Campuran Beton ... 22

E. Pengujian Tarik Baja dan Bambu ... 22

F. Kuat Tarik Kawat ... 23

G. Pengujian Beton ... 23

1. Kuat tekan beton ... 23

2. Kuat lentur plat beton bertulang ... 24

BAB IV METODE PENELITIAN A. Umum ... 28

6. Tulangan bilah bambu yang dirangkai ... 30

7. Kawat bendrat ... 31

8. Kawat galvanis ... 31

(9)

viii

C. Peralatan Penelitian ... 32

1. Gelas ukur ... 33

12.Alat uji kuat lentur plat beton bertulang ... 38

13.Alat uji kuat tekan beton ... 39

D. Tahapan Penelitian ... 39

E. Pengujian Kualitas Bahan ... 40

1. Pengujian agregat halus ... 40

2. Pengujian agregat kasar ... 44

F. Perencanaan Campuran Beton ... 47

G. Pengujian Slump ... 48

H. Pembuatan Benda Uji ... 49

1. Pembuatan benda uji silinder ... 49

2. Pembuatan benda uji plat beton geopolymer ... 50

I. Pengujian Kuat Tarik ... 55

1. Kuat tarik baja ... 55

2. Kuat tarik bilah bambu ... 56

3. Kuat tarik kawat galvanis ... 57

J. Pengujian Kuat Tekan dan Kuat Lentur ... 58

1. Pengujian kuat tekan beton ... 58

(10)

ix

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengujian Agregat ... 61

1. Agregat halus ... 61

2. Agregat kasar ... 62

B. Hasil Pengujian Fly Ash ... 64

C. Pengujian Kuat Tarik Baja, Bambu dan Kawat ... 64

1. Pengujian kuat tarik baja ... 64

2. Pengujian kuat tarik kawat galvanis ... 65

3. Pengujian kuat tarik bilah bambu ... 67

D. Kekentalan Adukan Beton ... 67

E. Pengujian Berat Jenis ... 68

F. Pengujian Kuat Tekan Beton ... 69

G. Pengujian Kuat Lentur Plat Beton ... 71

1. Hasil uji kuat lentur plat beton bertulang ... 71

2. Hasil perhitungan secara analisis ... 73

3. Selisih hasil momen lentur pengujian dan momen lentur analisis ... 76

4. Prosentase selisih momen lentur plat beton normal dengan plat beton geopolymer ... 80

5. Prosentase selisih momen lentur plat beton normal tulangan baja dengan bilah bambu yang dirangkai ... 81

6. Prosentase selisih momen lentur plat beton geopolymer tulangan baja dengan bilah bambu yang dirangkai ... 82

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 88

(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel III.1. Gradasi Agregat Halus ... 19

Tabel III.2. Gradasi Agregat Kasar ... 20

Tabel V.1. Hasil Pemeriksaan Agregat Halus ... 61

Tabel V.2. Hasil Pemeriksaan Agregat Kasar ... 63

Tabel V.3. Hasil Pengujian Kandungan Kimia Fly Ash ... 64

Tabel V.4. Pengujian Kuat Tarik Baja Ø 6 mm ... 65

Tabel V.5. Pengujian Kuat Tarik Kawat Galvanis Ø 1,02 mm ... 65

Tabel V.6. Pengujian Kuat Tarik Kawat Galvanis Ø 1,29 mm ... 66

Tabel V.7. Pengujian Kuat Tarik Bilah Bambu ... 67

Tabel V.8. Hasil Pengujian Slump Beton Normal ... 67

Tabel V.9. Hasil Pengujian Slump Beton Geopolymer ... 68

Tabel V.10. Perhitungan Berat Jenis Beton Normal ... 68

Tabel V.11. Perhitungan Berat Jenis Beton Geopolymer ... 69

Tabel V.12. Perhitungan Kuat Tekan Beton Normal ... 69

Tabel V.13. Perhitungan Kuat Tekan Beton Silinder Geopolymer ... 69

Tabel V.14. Kuat Lentur Maksimal (Mlentur max.) Plat Beton Bertulangan Baja, Bilah Bambu yang Dirangkai dan Diperkuat dengan Kawat Galvanis Menyilang ... 71

Tabel V.15. Momen Lentur Maksimal Plat Beton Normal Bertulang Hasil Perhitungan Secara Analisis ... 73

Tabel V.16. Momen Lentur Maksimal Plat Beton Geopolymer Bertulang Hasil Perhitungan Secara Analisis ... 75

Tabel V.17. Hasil Perbandingan Momen Lentur Maksimal Pengujian dan Momen Lentur Analisis Pada Plat Beton Normal ... 77

Tabel V.18. Hasil Perbandingan Momen Lentur Maksimal Pengujian dan Momen Lentur Analisis Pada Plat Beton Geopolymer ... 78

(12)

xi

Tabel V.20. Prosentase Selisih Mlentur max. uji Plat Beton Normal Bertulangan Baja dan Plat Beton Normal Bertulangan Bilah Bambu

yang Dirangkai ... 81

Tabel V.21. Prosentase Selisih Mlentur max. uji Plat Beton Geopolymer Bertulangan Baja dan Plat Beton Geopolymer Bertulangan

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. Scanning Electron MicroscopyFly Ash ... 9

Gambar II.2. Skema Pengujian Kuat Lentur Plat Beton Bertulang ... 12

Gambar III.1. Penulangan Plat ... 14

Gambar III.2. Penulangan Plat Satu Arah ... 15

Gambar III.3. Penulangan Plat Dua Arah ... 16

Gambar III.4. Skema Pengujian Kuat Tarik Baja dan Bambu ... 23

Gambar III.5. Skema Pengujian Kuat Tekan Beton ... 24

Gambar III.6. Skema Pengujian Kuat Lentur Plat Beton ... 25

Gambar IV.1. Air ... 28

Gambar IV.2. Agregat Halus ... 29

Gambar IV.3. Agregat Kasar ... 29

Gambar IV.4. Fly Ash ... 30

Gambar IV.5. Tulangan Baja ... 30

Gambar IV.6. Tulangan Bilah Bambu yang Dirangkai ... 31

Gambar IV.7. Kawat Bendrat ... 31

Gambar IV.8. Kawat Galvanis Ø 1,02 mm ... 32

Gambar IV.9. Kawat Galvanis Ø 1,29 mm ... 32

Gambar IV.10. Sodium Silika ... 32

Gambar IV.11. Sodium Hidroksida ... 32

Gambar IV.12. Gelas Ukur ... 33

Gambar IV.13. Volumetric Flash ... 33

Gambar IV.14. Saringan/Ayakan ... 34

Gambar IV.15. Alat Penggetar Ayakan (Siever) ... 34

Gambar IV.16. Timbangan 30 kg ... 35

Gambar IV.17. Oven ... 35

Gambar IV.18. Kerucut Abram’s ... 36

Gambar IV.19. Cetakan Silinder ... 36

Gambar IV.20. Cetok ... 37

(14)

xiii

Gambar IV.22. Molen ... 37

Gambar IV.23. Tempat Adukan Beton ... 38

Gambar IV.24. Alat Uji Kuat Lentur Plat Beton ... 38

Gambar IV.25. Universal Testing Machine ... 39

Gambar IV.26. Diagram Alir Mix Design Beton Geopolymer ... 48

Gambar IV.27. Tes Slump ... 49

Gambar IV.28. Pembuatan Silinder Beton ... 50

Gambar IV.29. Bekisting Plat ... 51

Gambar IV.30. Tulangan Baja Ø 6 mm ... 51

Gambar IV.31. Tulangan Bambu yang Dirangkai ... 52

Gambar IV.32. Tulangan Bambu dengan Kawat Galvanis Ø 1,02 mm ... 52

Gambar IV.33. Tulangan Bambu dengan Kawat Galvanis Ø 1,29 mm ... 53

Gambar IV.34. Bekisting Dilapisi Oli ... 54

Gambar IV.35. Bekisting Berisi Adukan Beton dan Tulangan Bambu ... 54

Gambar IV.36. Plat Beton Segar ... 55

Gambar IV.37. Uji Kuat Tarik Tulangan Baja ... 56

Gambar IV.38. Uji Kuat Tarik Tulangan Bambu ... 57

Gambar IV.39. Uji Kuat Tarik Kawat Galvanis ... 57

Gambar IV.40. Uji Kuat Tekan Beton ... 58

Gambar IV.41. Uji Kuat Lentur Plat ... 59

Gambar IV.42. Alat Ukur Beban Maksimal ... 59

Gambar IV.43. Bagan Alur Penelitian ... 60

Gambar V.1. Pengujian Tulangan Baja Ø 6 mm ... 65

Gambar V.2. Pengujian Tulangan Kawat Galvanis Ø 1,02 mm ... 66

Gambar V.3. Pengujian Tulangan Kawat Galvanis Ø 1,29 mm ... 66

Gambar V.4. Pengujian Tulangan Bilah Bambu ... 67

(15)

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik V.1. Hubungan Antara Ukuran Ayakan dengan Persen Butir Lolos ... 62

Grafik V.2. Hubungan Antara Ukuran Ayakan dengan Persen Butir Lolos ... 63

Grafik V.3. Grafik Perbandingan Momen Lentur Maksimal Pengujian

dan Analisis Pada Plat Beton Normal ... 77

Grafik V.4. Grafik Perbandingan Momen Lentur Maksimal Pengujian

(16)

xv

a = Tinggi Plat Tegangan Beton Tekan Persegi Ekivalen, (mm).

b = Lebar Penampang Plat, (mm).

c = Jarak Antara Garis Netral dan Tepi Serat Beton Tekan, (mm).

Cc = Gaya Tekan Beton, (kN). D = Diameter beton silinder, (mm).

d = Tinggi Efektif Penampang Plat, (mm).

ds = Jarak Antara Pusat Berat Tulangan Tarik dan Tepi Serat Beton Tarik, (mm).

Es = Modulus Elastisitas Baja Tulangan, (MPa). f’c = Kuat Tekan Beton, (MPa).

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran L.1. Pemeriksaan Kandungan Bahan Organik Pada Pasir.

Lampiran L.2. Pengujian Saturated Surface Dry (SSD). Lampiran L.3. Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Halus.

Lampiran L.4. Pemeriksaan Kandungan Lumpur Pada Pasir.

Lampiran L.5. Pemeriksaan Gradasi Pada Pasir.

Lampiran L.6. Grafik Pemeriksaan Gradasi Pada Pasir.

Lampiran L.7. Pemeriksaan Keausan Agregat Kasar.

Lampiran L.8. Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Kasar.

Lampiran L.9. Pemeriksaan Gradasi Agregat Kasar.

Lampiran L.10. Grafik Pemeriksaan Gradasi Agregat Kasar.

Lampiran L.11. Test Slump Beton Normal. Lampiran L.12. Test Slump Beton Geopolymer. Lampiran L.13. Pengujian Berat Jenis Beton Normal.

Lampiran L.14. Pengujian Berat Jenis Beton Geopolymer. Lampiran L.15. Pengujian Kuat Tekan Beton Normal.

Lampiran L.16. Pengujian Kuat Tekan Beton Geopolymer. Lampiran L.17. Pengujian Kuat Lentur Pelat Beton Normal.

Lampiran L.18. Pengujian Kuat Lentur Pelat Beton Geopolymer. Lampiran L.19. Pengujian Baru Kuat Lentur Pelat Beton.

Lampiran L.20. Analisis Perhitungan Pelat Beton Normal.

Lampiran L.24. Analisis Perhitungan Pelat Beton Geopolymer. Lampiran L.28. Bahan yang Digunakan Untuk Penelitian.

Lampiran L.29. Perencanaan Campuran Adukan Silinder Beton.

Lampiran L.31. Perencanaan Campuran Adukan Pelat Beton.

Lampiran L.33. Bahan yang Digunakan Untuk Penelitian.

Lampiran L.34. Pembuatan Larutan Aktivator.

Lampiran L.35. Pembuatan Benda Uji.

Lampiran L.36. Pengujian Material Beton.

(18)

xvii Lampiran L.38. Pengujian Beton Silinder.

(19)

xviii

TINJAUAN KUAT LENTUR PELAT BETON GEOPOLYMER DENGAN

TULANGAN BILAH BAMBU YANG DIRANGKAI DAN DIPERKUAT KAWAT GALVANIS MENYILANG

ABSTRAK

Geopolymer merupakan material ramah lingkungan yang biasa dikembangkan sebagai alternatif pengganti beton semen di masa mendatang. Karena, material ini tersusun dari sintesa bahan-bahan alam non organik melalui proses polimerisasi. Bahan dasar utama pembuatan beton geopolymer, adalah bahan yang banyak mengandung silikon dan alumunium. Unsur-unsur ini, diantaranya banyak terdapat pada material buangan hasil sampingan industri, seperti abu terbang (fly ash) sisa pembakaran batu bara. Untuk melarutkan unsur-unsur silikon dan alumunium, serta memungkinkan terjadinya reaksi kimiawi, digunakan larutan bersifat alkalis. Disaat yang sama kebutuhan penggunaan beton bertulang utamanya tulangan baja juga semakin meningkat. Peningkatan kebutuhan tulangan baja ini akan menimbulkan kenaikkan harga sehingga menjadi mahal dan langka. Adapun alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti tulangan beton salah satunya adalah bambu. keunggulan spesifik pada bambu yaitu serat bambu memiliki kekuatan tarik yang tinggi. Alkaline aktivator yang digunakan dalam penelitian ini berupa Na2SiO3 (sodium silikat) dan NaOH (sodium hidroksida) konsentrasi

8M. Variasi agregat dan binder (fly ash dan aktivator) = 80% : 20%, serta perbandingan aktivator Na2SiO3 : NaOH = 4 : 2. Bambu yang digunakan berupa bambu ori yang

dirangkai. Metode perawatan beton geopolymer dengan cara didiamkan dalam suhu ruangan, sedangkan beton normal dengan cara direndam dalam air. Pengujian dilakukan saat beton berumur 28 hari. Untuk penelitian ini dilakukan pengujian kuat tekan beton normal dan geopolymer berbentuk silinder dengan f’c masing-masing sebesar 19,919 MPa dan 12,864 MPa. Ukuran bambu yang digunakan adalah lebar 2 cm dan tinggi 0,8 cm, kawat galvanis berukuran Ø 1,02 mm dan Ø 1,29 mm, dan pelat beton berukuran 60 cm x 60 cm x 8 cm. Hasil penelitian yang didapat, yaitu momen lentur maksimal pelat beton normal dan geopolymer bertulangan baja masing-masing 3,514 kN.m dan 1,994 kN.m, momen lentur maksimal pelat beton normal dan geopolymer bertulang bilah bambu yang dirangkai sebesar 3,295 kN.m dan 1,751 kN.m, momen lentur maksimal pelat beton normal dan geopolymer bertulang bilah bambu yang dirangkai dengan kawat galvanis Ø 1,02 mm sebesar 3,369 kN.m dan 1,825 kN.m, dan momen lentur maksimal pelat beton normal dan geopolymer bertulang bilah bambu yang dirangkai dengan kawat galvanis Ø 1,29 mm sebesar 3,372 kN.m dan 1,885 kN.m. Dari hasil perbandingan tersebut menunjukkan kuat lentur beton normal masih lebih tinggi dari beton geopolymer hal ini bisa disebabkan karena campuran binder aktivator yang belum optimal.

(20)

xix

REVIEW GEOPOLYMER STRONG FLEXIBLE PLATE WITH CONCRETE REINFORCING BAR OF BAMBOO AND STRENGTHENED WIRE CROSSWISE

GALVANIS

ABSTRACT

Geopolymer is an environmentally friendly material that is commonly developed as an alternative to cement concrete in the future. Because the material is composed of natural materials synthesis non organic through polymerization. The main ingredients of geopolymer concrete production, is a material that contains silicon and aluminum. These elements, of which there are many in the industry byproduct waste material, such as fly ash ( fly ash ) coal combustion. To dissolve the elements silicon and aluminum, as well as enabling the occurrence of chemical reactions, use a solution of alkali. At the same time the need to use the main reinforced concrete reinforcing steel also increased. Increased need for steel reinforcement will lead to price rises so that it becomes expensive and scarce. As for alternatives that can be used as a substitute for concrete reinforcing one of them is bamboo. specific advantages in bamboo that bamboo fiber has a high tensile strength. Alkaline activator used in this study a Na2SiO3 ( sodium silicate ) and NaOH ( sodium hydroxide ) concentration of 8M. Variations aggregate and binder ( fly ash and the activator ) = 80 % : 20 %, and the ratio of activator Na2SiO3 : NaOH = 4 : 2. Bamboo is used in the form of bamboo ori strung together. Geopolymer concrete treatment methods in a way allowed to stand at room temperature, whereas normal concrete by soaking in water. Tests done when the concrete was only 28 days. For this research, testing concrete compressive strength geopolymer normal and cylindrical with f'c respectively 19.919 MPa and 12.864 MPa. The size of the bamboo used is 2 cm wide and 0.8 cm high, sized galvanized wire Ø 1.02 mm and Ø 1.29 mm, and a concrete slab measuring 60 cm x 60 cm x 8 cm. Research results obtained, that is maximum bending moment of normal concrete plate steel reinforcement and steel reinforcement geopolymer respectively 3.514 kN.m and 1.994 kN.m, maximum bending moment and the normal concrete plate of reinforced geopolymer bamboo assembled at 3.295 kN.m and 1.751 kN.m, maximum bending moment and the normal concrete plate of reinforced geopolymer bamboo assembled together with galvanized wire Ø 1.02 mm by 3.369 kN.m and 1.825 kN.m, and maximum bending moment and the normal concrete plate of reinforced geopolymer bamboo assembled together with galvanized wire Ø 1.29 mm by 3.372 and 1.885 kN.m kN.m. From the results of this comparison shows the flexural strength of normal concrete is still higher than it geopolymer concrete could be due to a mixture of binders activators are not optimal.

Referensi

Dokumen terkait

3.4 Mengenal teks cerita diri/ personal tentang keberadaan keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata

The writer assumes that it will be interesting and challenging in doing research on the process of adopting forms of borrowing on “A Study of English

dapat lebih ditingkatkan karena produk yang dihasilkan ini adalah sebagai.. produk

 Melakukan browsing dengan menuliskan URL, menggunakan menu, hyperlink dengan memanfaatkan fitur-fitur yang ada di Web-Browser secara tepat sesuai kebutuhan.

Analisis tekanan penduduk terhadap kawasan lindung, tingkat pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap konservasi sumberdaya alam, aspek kelembagaan lokal terkait

Penelitian ini berjudul Analisis Pola Persebaran Demam Berdarah Dengue di Kota Yogyakarta Tahun 2008. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui pola

Kolaborasi Antar Stakeholder dalam pelaksanaan Program Kartu Insentif Anak di Kota Surakarta .... Efektivitas Kolaborasi Antar Stakeholder dalam Pelaksanaan Program Kartu Insentif

Based on the AMMI analysis, environmental factors being important in determining the stability of the starch yield were soil density for subsoil, pH of topsoil, and the maximum