• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TUGAS AKHIR

“ PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP

KUAT TEKAN

HIGH STRENGTH CONCRETE

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Sipil - S1

Oleh Ayu Wulandari

0900547

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan anugrah_Nya akhirnya penyusun dapat menyelesaikan Metodologi Tugas Akhir yang berjudul : “Pengaruh Kebakaran Terhadap Kuat Tekan High Strength Concrete”. Untuk melakukan penelitian ini, penulis melaksanakan proses pembakaran di Laboratorium Uji Ketahanan Api di Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman (PUSKIM), Bandung dan uji kuat tekan High Strength Concrete di Laboratorium PT.Elemenindo Perkasa.

Laporan penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir pada program studi Teknik Sipil Jurusan Pendidikan Teknik Sipil Fakultas Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas segala kekurangan dalam penulisan ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis nantikan. Harapan penulis semoga ini dapat bermanfaat untuk pihak yang membutuhkan

Bandung, Oktober 2013

(3)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Dosen Pembimbing I, Ir. Susanto, M.T. yang telah membimbing dan memberikan masukan untuk penulis dalam penulisan tugas akhir ini.

2. Dosen Pembimbing II, Drs. Budi Kudwadi S.T. yang telah membimbing dan memberikan masukan untuk penulis dalam penulisan tugas akhir ini. 3. Ketua Prodi Teknik Sipil (S1), Drs. Rakhmat Yusuf, M.T. yang selalu

memberikan motivasi dalam mengerjakan tugas akhir ini.

4. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Sipil, Drs.Sukadi, M.Pd., MT., yang secara tidak langsung membantu kelancaran penulisan tugas akhir ini. 5. Kedua orang tua penulis, Bapak Yohanes H. dan Ibu Sriwati yang selalu

memberikan dukungan moral dan materil serta doa yang tiada henti untuk penulis.

6. Kakak-kakak dan adek tercinta yang selalu memberikan semangat dalam mengerjakan tugas akhir ini. Terutama Kakak penulis Lulu Ilvani yang selalu memberikaan dukungan doa dan materil.

7. Sahabat-sahabat saya tercinta Linchan, Astri, Nopa, Rani, Yessi, Ocay, yang memberikan dukungan pada penulis.

8. Teman-teman angkatan 2007, 2008 dan 2009 yang telah memberikan semangat dalam penulisan tugas akhir ini.

Bandung, Oktober 2013

(4)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan skripsi/tugas akhir saya yang berjudul

“PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH

STRENGTH CONCRETE” beserta isinya adalah hasil karya saya sendiri, saya tidak melakukan penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2013 Yang membuat

pernyataan,

(5)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

\AYU WULANDARI

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN

HIGH STRENGTH CONCRETE

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Ir.H. Susanto, M.T. NIP. 19480511 197703 1 001

Pembimbing II

Drs. Budi Kudwadi, M.T. NIP. 19630622 19900 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Sipil Ketua Program StudiTeknik Sipil

(6)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

ABSTRAK

Ayu Wulandari, 2013

Pengaruh Kebakaran Terhadap Kuat Tekan High Strength Concrete

Beton merupakan bahan bangunan yang memliki ketahanan terhadap panas/ api dibandingkan dangan jenis material yang lain, karena beton memiliki konduktivitas panas yang lemah. Akan tetapi pada peristiwa kebakaran dengan suhu tinggi dan durasi yang lama maka beton akan mengalami kerusakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan kuat tekan beton pasca bakar dengan variasi pembakaran 1 jam dan 2 jam dengan proses pendinginan normal dan penyiraman air.

Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode Eksperimen. Dengan sampel berupa beton silinder High Strength Concrete K-450 HCS berukuran 15x30 cm produksi PT. Elemindo Perkasa (40 buah sampel). Sampel dibakar setelah melewat umur 56 hari dan dibakar di tungku pembakaran sesuai dengan kenaikan suhu menggunakan temperature tungku standar JIS A 1304 di Laboratorium Uji Ketahanan Api Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman (PUSKIM), Bandung dan uji kuat tekan HSC normal/tanpa bakar dan pasca bakar dilakukan di PT. Elemindo Perkasa.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa proses pendinginan dengan cara penyiraman air menyebabakan pengaruh yang baik terhadap sisa kuat tekan beton. Sedangkan proses pendinginan dengan suhu ruang tidak akan berpengaruh terhadap sisa kuat tekan beton. Bila pada peristiwa kebakaran di lapangan selain memadamkan api ternyata proses penyiraman dengan air dapat membantu beton untuk merecovery dan berpengaruh terhadap kuat tekannya.

(7)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iii

ABSTRACT

Ayu Wulandari, 2013

“The Effect of a Fire Compressive Strength Against High Strength Concrete”

Concrete is a material that have resistance to a heat / fire than the other type of material, because concrete has low thermal conductivity . But in the condition of fire with high temperature and long duration then the concrete will damage . The purpose of this study was to find out changes compressive strength in hardness concrete post with variations of fuel burning 1 hour and 2 hours with a sample of High Strength Concrete .

Methodology the research conducted in this study using the method of experiment. With a sample of High Strength Concrete concrete cylinder K-450 HCS-sized 15x30 cm produced by PT. Elemindo Perkasa (40 pcs samples). Samples were burned after passing the age of 56 days and burned in the furnace according to the temperature of the furnace temperature rise using standard JIS A 1304 fire resistance tests in Laboratory Research and Development Center of Settlement (PUSKIM), Bandung and compressive strength test normal HSC / without burn and post-burn done in PT. Elemindo Perkasa.

Results of this study show that the cooling process by watering is a good result in the effect of residual hardness of concrete . While the cooling process to room temperature will have no effect on the residual hardness of concrete . When fires come in to the situation, water can be used not only for stopping the fire, but also to recover the concrete and caused the strength of a concrete.

(8)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.eduvi DAFTAR ISI

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... ….. 2

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 2

2.3 Pengaruh Temperatur Pada Beton ... 8

2.4 Sifat Thermal Agregat dan Semen... 13

2.5 Perubahan Sifat Beton Pasca Dibakar ... 15

2.6 Gambaran Umum Recovery ... 15

2.7 Penelitian Alur Kebakaran Menurut SNI 1741:2008 ... 16

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... ….. 25

3.1 Alur Penelitian ... ….. 25

3.2 Prosedur Penelitian Laboratorium ... ….. 26

3.3 Pengujian di Laboratorium (Lab. PT. Elemenindo Perkasa) .. ….. 27

3.4 Lab. Uji Ketahanan Api PUSKIM, Bandund ... 30

(9)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.eduvii

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... ….. 34

4.1Temperatur Tungku Standar JIS A 1304 ... ….. 34

4.2Hasil Pengukuran Berat dan Uji Kuat Tekan High Strentgth Concrete (Normal / Tanpa Bakar)….. ... 36

4.3Pembakaran Sampel ... ….. 39

4.4Analisis Data ... 48

4.5Pembahasan... 55

4.6Pengamatan Secara Fisik ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... ….. 58

5.1Kesimpulan ... ….. 58

5.2Saran ... 59

(10)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebakaran sebagai salah satu bencana yang harus diwaspadai tercatat kebakaran menyumbang 15 % dari total bencana di Indonesia. Pada tahun 2011, terjadi sekitar 16.500 kebakaran di 498 kota dan kabupaten. Di Medan kebakaran terjadi sebanyak 163 kali, Surabaya 187 kejadian, Bandung 163 kali, Bekasi 127 kali, Depok 124 kali dan Kota Tangerang 167 kali dan banyaknya kasus kebakaran di kota-kota lain di Indonesia yang tidak terpublikasikan (liputan6.com)

Ditinjau dari jenis bangunan yang terbakar maka bangunan tempat tinggal menempati urutan pertama dengan jumlah kejadian 62%, bangunan industri 15%, pertokoan 11%, perkantoran 7% dan lainnya 5%. Dan faktanya bahwa penyebabnya adalah kelalaian manusia, baik kelalaian pada tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pemanfaatannya.

Sejarah singkat dari perkembangan high strength concrete dapat dijabarkan berikut ini. Pada akhir tahun 1960-an, admixture untuk mengurangi air (superplasticizer) yang terbuat dari garam-garam naphthalene sulfonate diproduksi di Jepang dan melamine sulfonate diproduksi di Jerman. Aplikasi pertama di Jepang yaitu digunakan untuk produk girder dan balok pracetak dan cetak di tempat. Di Jerman, awalnya ditujukan untuk pengembangan campuran beton bawah air yang memiliki kelecakan tinggi tanpa terjadi segregasi. Sejalan dengan kemungkinan tercapainya mutu beton yang tinggi dan workability yang tinggi secara simultan pada campuran beton dengan pemakaian superplasticizer, maka pemakaian kedua bahan tersebut dianggap sangat cocok digunakan pada produksi komponen-komponen struktur cetak di tempat untuk bangunan-bangunan tinggi. (Andi Aprizon dan Pramudiyanto, 2008)

(11)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Terjadinya perubahan temperatur yang cukup tinggi seperti yang terjadi pada bencana kebakaran ternyata menimbulkan gejala yang umum pada gedung yaitu permukaan struktur berwarna hitam atau gosong dan membawa dampak yang sangat signifikan terhadap kualitas/kekuatan struktur beton pada gedung tersebut. Umumnya kekuatan struktur dari beton mengalami penurunan dan hal tersebut menyebabkan penggunaan struktur itu tidak dapat maksimal. Namun kekuatan struktur bangunan pasca kebakaran juga ditentukan oleh durasi waktu yang diterima bangunan terhadap api pada saat terbakar.

Pengaruh panas pada struktur beton juga dipengaruhi oleh lamanya struktur tersebut terbakar, semakin lama terbakar maka semakin buruk juga kualitas dan mutu beton. Juga menunjukan adanya penurunan kuat tekan beton jika terjadi kenaikan temperatur pada beton dengan agregat batu kapur dan batu silika.

Terjadinya perubahan temperatur yang cukup tinggi, seperti yang terjadi pada peritiwa kebakaran, akan membawa dampak pada struktur beton. Karena pada proses tersebut akan terjadi suatu siklus pemanasan dan pendinginan yang bergantian, yang akan menyebabkan adanya perubahan fase fisis dan kimiawi secara kompleks. Hal ini akan mempengaruhi kualitas / kekuatan struktur beton tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas, maka perlu diteliti mengenai kekuatan struktur beton mutu tinggi khususnya kuat tekan sisa pada beton mutu tinggi akibat pengaruh temperatur tinggi dari suhu pembakaran dan lamanya terbakar sehingga perlu diketahui kekuatan dan mutu beton dari struktur beton yang telah terbakar dan dapat diprediksi kekuatan struktur beton tersebut apabila akan dipakai atau kembali dipergunakan.

Maka dari itu diangkat Judul Tugas Akhir yaitu “Pengaruh Kebakaran Terhadap High Strength Concrete untuk memenuhi syarat penyelesaian studi

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

(12)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

1.2.1 Identifikasi Masalah

1. Apakah high strength concrete mengalami perubahan berat dan kuat tekan setelah dibakar ?

2. Apakah ada perbedaan berat dan kuat tekan high strength concrete setelah dibakar yang melalui pendinginan normal ataupun dengan penyiraman air?

3. Bagaimana perubahan fisik (perubahan warna, adanya kerusakan) pada high strength concrete setelah terbakar?

1.2.2 Perumusan Masalah

1. Berapa sisa berat dan sisa kuat tekan high strength concrete akibat temperatur tinggi yang dibakar selama 1 jam dan 2 jam pada saat umur beton setelah 56 hari yang didinginkan dengan suhu ruang / tanpa penyiraman?

2. Berapa sisa berat dan sisa kuat tekan high strength concrete akibat temperatur tinggi dengan duarasi 1 jam dan 2 jam pada saat umur beton setelah 56 hari yang didinginkan dengan cara penyiraman?

3. Bagaimana perbandingan dari sisa berat dan sisa kuat tekan high strength concrete dan keadaan beton yang didinginkan secara normal dengan kuat tekan sisa beton dan keadaan beton yang didinginkan melalui cara penyiraman ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui sisa berat dan sisa kuat tekan high strength concrete akibat temperatur tinggi dengan durasi pembakaran 1 jam dan 2 jam dengan suhu ruang / atau tanpa penyiraman.

(13)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

3. Mengetahui seberapa jauh perbandingan sisa berat dan sisa kuat tekan high strength concrete akibat temperatur atau suhu yang tinggi dengan durasi pembakaran 1 jam dan 2 jam pada kondisi pendinginan normal dibandingkan dengan kondisi pendinginan yang disertai dengan adanya penyiraman.

1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah yang diungkapkan diatas dan luasnya lingkup penelitian, maka peneliti membatasi masalah agar penelitian dapat mencapai sasaran dengan optimal, yaitu :

1. Pengujian berat dan kuat tekan beton normal / tanpa bakar pada umur 7, 14, 28, dan 56 hari

2. High strength concreteakan dibakar setelah berumur 56 hari. 3. Sisa berat dan sisa kuat tekan tekan high strength concrete pasca

bakar dengan temperatur tingggi durasi pembakaran 1 jam dan 2 jam dengan kenaikan suhu sesuai dengan pengaturan pada tungku pembakaran.

4. Treatmen pendinginan dengan suhu ruang dilakukan selama 48 jam setelah beton dibakar.

5. Treatmen penyiraman air yang dilakukan pada beton setelah dibakar ditetapkan selama 30 menit.

6. Pengamatan pada fisik dan kerusakan high strength concrete setelah dibakar.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Turut menyumbangkan pengetahuan mengenai high strength concrete pasca bakar pada komponen struktur.

(14)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

1.6 Lokasi Penelitian

Proses pembakaran high strength concrete akan dilakukan di Laboratorium Uji Ketahan Api di Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman

(PUSKIM), yang berlokasi di Jln. Panyaungan, Cileunyi Wetan Kabupaten

bandung 40393. Sedangkan penggunaan alat Uji Kuat Tekan Beton di Laboratorium PT. Beton Elimenindo Perkasa yang berlokasi di Jln. Raya Batujajar Km.5 No.8 Desa Giri Asih Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. dengan penggunaan sampel beton silinder high strength concrete produksi PT. Beton Elimenindo Perkasa.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan dalam Tugas Akhir ini adalah : BAB I Pendahuluan

Berisi tentang penjelasan umum mengenai Tugas Akhir, yang terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, penjelasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, lokasi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka

Berisi tentang dasar-dasar teori mengenai high strength concrete , pengaruh temperatur beton pasca bakar, dan standar tungku pembakaran yang digunakan.

BAB III Metodologi Penelitian

Berisi tentang prosedur pengujian dan uji-uji yang dilakukan di Laboratorium

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi data-data dan analisa sisa berat dan sisa kuat tekan high strength concrete pasca bakar.

BAB V Kesimpulan dan Saran

(15)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25

Kajian Pustaka Perumusan Masalah

Observasi Lapangan

Pengumpulan data primer dan sekunder mengenai high strength concrete dan standart

pengujian sesuai dengan alur kebakaran SNI 1741:2008

Pembuatan Sampel high strength concrete ukuran 15 x 30 cm

Pengukuran Berat dan Uji kuat tekan high strength concrete pada umur 7,14,28,56 hari

Pembakaran Sampel seteleh beton berusia 56 hari dengan durasi waktu 1 jam dan 2 jam

sesuai dengan kenaikan suhu menggunakan temperature tungku standar JIS A 1304

Pendinginan dengan suhu ruangdan dengan cara penyiraman air

Pengukuran Berat dan Uji kuat tekan high strength concrete pasca bakar

Analisis data Laboratorium

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alur Penelitian

Metodologi penelitian yang penulis lakukan dalam penelitian ini menggunakan metode Eksperimen di Laboratorium PT. Beton Elemenindo Perkasa dan Laboratorium Uji Ketahanan Api Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman (PUSKIM) Bandung dengan menyajikan data secara deskriptif dengan menceritakan secara detail keadaan selama penelitian.

Bagan Alir Penelitian :

(16)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26 3.2 Prosedur Penelitian Laboratorium

Penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian berbasis Laboratorium. Sebelumnya penulis mengetahui dahulu apa saja yang akan diuji dan diteliti. Prosedur yang dilakukan dengan proses pembuatan sampel,pengukuran berat dan pengujian kuat tekan beton normal / tanpa bakar pada umur 7,14,28 dan 56 hari dan pengukuran berat dan pengujian kuat tekan high strength concrete pasca bakar di di Laboratorium PT. Elemenindo Perkasa dan pembakaran sampel yang dilaksanakan di Laboratorium Uji Ketahanan Api Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman (PUSKIM) Bandung.

Adapun prosedur penelitian adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan benda uji high strength concrete K-450 Hcs berbentuk silinder ukuran 15 x 30 cm (Produksi PT. Elemenindo Perkasa) 2. Pengukuran berat dan pengujian kuat tekan high strength concrete

normal / tanpa bakar pada umur 7,14,28 dan 56 hari. 3. Pembakaran benda uji:

a. Dilakukan setelah high strength concrete berumur 56 hari dalam keadaan direndam dalam bak (curing) pada umur 7,14,28 hari.

b. Pembakaran benda uji dilakukan berdasarkan SNI 1741:2008 Cara uji ketahanan api komponen struktur bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedungdengan durasi 1 jam dan 2 jam sesuai dengan kenaikan suhu menggunakan temperature tungku standar JIS A 1304. 4. Perlakuan pendinginan benda uji

a. Cara normal (biasa) : setelah benda uji dikeluarkan dari tungku pembakaran lalu diberi perlakuan pendinginan tanpa adanya penyiraman pada suhu ruang selama 48 jam.

(17)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27

5. Pengukuran berat dan pengujian kuat tekan high strength concrete pasca bakar : pada high strength concrete yang didiamkan dengan suhu ruang selama 48 jam serta pada high strength concrete yang disiram air selama 30 menit.

3.3 Pengujian di Laboratorium (Laboratorium PT. Elemenindo Perkasa)

1. Benda Uji K-450 Hcs

Pembuatan benda uji berdasarkan peraturan SNI, menggunakan mix desain K-450 Hcs (high strength concrate) produksi PT. Beton Elimenindo Perkasa., sedangkan bentuk benda uji : berupa silinder ukuran 15 x 30 cm.

K-450 Hcs merupakan mix desain PT. Beton Elemenindo Perkasa, bahan-bahan pembentuknya antara lain semen Tiga Roda, flyash, pasir alam, agregat screening, air, dan bahan admixture (LN). Biasa campura ini untuk plat pada struktur.

Dan jumlah benda uji yang digunakan seperti tabel berikut : Tabel 3.1 Jumlah Benda Uji

HSC Normal / Tanpa Bakar

Hari 7 14 28 56

Jumlah 5 5 5 5

HSC Pasca Bakar

Pembakaran durasi 1 jam Suhu ruang tanpa penyiraman 5

Dengan penyiraman air 5

Pembakaran durasi 2 jam Suhu ruang tanpa penyiraman 5

Dengan penyiraman air 5

(18)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28 Gambar 3.2 Benda Uji High Strength Concrete

2. Sistem Curing dan Control Uji Kuat Tekan

Setelah proses beton dilepas dari cetakannya maka beton siap dicuring dengan cara dimasukan ke dalam bak perendam dan akan dicontrol setelah beton berumur 7, 14, 28 dan 56 hari sebelum dibakar untuk mengetahui kekuatannya.

(19)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29

3. Uji Kuat Tekan

A. Cara Pelaksanaan

1. Persiapan Pengujian

(1) ambilah benda uji yang akan ditentukan kekuatan tekannya dari bak perndam/pematangan (curing), kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain lembab;

(2) tentukan berat dan ukuran benda uji;

(3) letakkan benda uji tegak lurus pada cetakan pelapis sampai mortar belerang cair menjadi keras; dengan cara yang sama lekukan pelapisan pada permukan lainnya;

(4) benda uji siap untuk diperiksa.

2. Pengujian Kuat Tekan

Untuk melaksanakan pengujian kuat tekan beton harus diikuti beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara centris;

2. Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar antara 2 sampai 4 kg/cm

2

per detik;

3. Lakukan pembebanan sampai uji menjadi hancur dan catatlah beban maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji;

(20)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30 Gambar 3.4 Alat Uji Kuat Tekan dengan Compression Test Machine

Kapasitas 100 Mpa

3.4 Laboratorium Uji Ketahanan Api Pusat Penelitian dan Pengembangan

Permukiman (PUSKIM), Bandung

1.Pembakaran Benda Uji

Dilakukan pada umur beton telah melewati umur 56 hari, dengan menggunakan tungku pembakaran sesuai dengan kenaikan suhu menggunakan temperature tungku standar JIS A 1304

A.Prosedur Pengujian

1) Aplikasi Pembebanan

(21)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31

deformasinya jelas terjadi pada pengujian tingkatan beban, maka beban yang diterapkan akan tetap digunakan pada pengujian api hingga deformasi tersebut stabil. Seiring dengan aplikasi dan sepanjang pengujian, beban akan dijaga konstan dan ketika deformasi benda uji mengganti sistem pembebanan, maka respons yang cepat dilakukan untuk menjaga agar nilainya tetap.

Jika benda uji belum roboh dan pemanasan diakhiri, beban dapat dilepaskan dengan seketika kecuali jika diperlukan untuk memonitor kemampuan berkelanjutan benda uji yang mendukung pembebanan. Dalam pembuatan laporan akan jelas diuraikan pendinginan benda uji dan apakah ini akan dicapai oleh alat tiruan dengan cara memindahkannya dari tungku atau dengan membuka tungku.

1) Awal Pengujian

Tidak lebih dari 5 menit sebelum permulaan pengujian, temperatur awal yang direkam oleh semua termokopel akan dicek untuk memastikan konsistensi dan data angka yang dicatat. Pencatatan nilai data yang serupa akan diperoleh untuk deformasi dan kondisi awal benda uji. Pada saat pengujian, temperatur internal awal rata-rata, jika digunakan, dan temperatur permukaan tak terekspos pada benda uji adalah 20°C + 10 ° C dan berada dalam 5°C temperatur ambien.

Pada awal pengujian, temperatur tungku harus kurang dari 50˚C. Awal pengujian dianggap sebagai permulaan ketika temperatur tungku harus mengikuti kurva standar pemanasan tungku. Penghitungan waktu pengujian dimulai dari titik ini dan seluruh manual dan sistem untuk pengukuran dan pengamatan juga harus dioperasikan pada titik ini. Temperatur tungku harus dikendalikan agar sesuai dengan persyaratan.

2) Pengukuran dan Pengamatan

Dari awal pengujian, harus dilakukan pengamatan dan pengukuran yang relevan.

a. Temperatur

(22)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32 selanjutnya tiap 5 (lima) menit selama perioda pengujian. Termokopel jelajah harus digunakan sesuai persyaratan.

b. Tekanan Tungku

Tekanan tungku harus diukur dan direkam terus-menerus atau dalam interval tidak melebihi 5 menit.

c. Deformasi

Deformasi yang relevan pada benda uji harus diukur dan direkam sepanjang pengujian. Dalam hal uji pembebanan (loadbearing) benda uji, pengukuran harus dilakukan sebelumnya dan selama pengujian pembebanan pada interval 1 menit sepanjang perioda pemanasan. Tingkat deformasi akan dihitung atas dasar pengukuran ini.

a)Untuk uji pembebanan horisontal, pengukuran harus dilakukan di lokasi dimana defleksi maksimum mungkin terjadi (untuk elemen-elemen pendukung ini pada umumnya berada di jarak pertengahan).

b)Untuk uji pembebanan vertikal, ekspansi (yang ditunjukkan dengan bertambahnya tinggi benda uji) harus dinyatakan dalam angka positif, dan kontraksi (merupakan penurunan tinggi benda uji) akan dinyatakan dalam angka negatif.

d. Integritas

Integritas benda uji harus dievaluasi melalui pengujian dan hal-hal berikut ini harus direkam.

a) Bantalan kapas

Catat waktu dan lokasi terjadinya nyala pada bantalan kapas(bila bantalan tanpa nyala, abaikan saja).

b) Alat pengukur lebar celah

Catat waktu dan lokasi terjadinya keadaan yang ditetapkan. c) Nyala

(23)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

e. Beban dan Kekangan

Untuk komponen pemikul beban, harus dicatat waktu ketika benda uji tidak mampu mendukung beban uji. Variasi gaya terukur dan/atau momen yang diperlukan untuk menjaga kekangan harus direkam.

f. Perilaku Umum

Pengamatan dilakukan dengan mengamati perilaku umum benda uji sepanjang pengujian dan mencatat gejala yang terkait seperti deformasi, terjadinya retakan, peristiwa pelelehan atau pelembekan material, peristiwa letupan permukaan beton akibat desakan uap air dalam beton (spalling) atau proses peng-arang-an (charring) bahan dari kayu, dll., dari bahan konstruksi benda uji yang dibuat. Jika terdapat asap di permukaan tak terekpos, maka kejadian ini dicatat dalam laporan.

g. Penghentian Pengujian

Pengujian dapat diakhiri karena satu atau lebih pertimbangan berikut: a) Keselamatan personil atau segera terjadi kerusakan pada peralatan; b) Pencapaian kriteria tertentu;

c) Permintaan pengguna jasa uji.

Pengujian dapat dilanjutkan setelah kegagalan (b) untuk memperoleh data tambahan.

3.5 Uji Kuat Tekan Pasca Bakar

(24)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

58 Laboratorium Uji Ketahanan Api, Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman (PUSKIM) Bandung, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. High strength concrete yang dibakar durasi 1 jam menunjukan :

a. Bahwa HSC mengalami penurunan berat dan kuat tekannya pada

b. Pada HSC dengan tretmen penyiraman air selama 30 menit menunjukan berat sisa rata-ratanya menjadi 91,61 % jadi mengalami penurunan sebesar 8,39% dari rata-rata berat awal 12,59 kg. Dan rata-rata kehilangan kuat tekan sebesar 48,83 %, jadi kuat tekan sisa rata-rata menjadi 51,17 % atau sekitar 30,78 Mpa dari kuat tekan rata-rata awal 60, 15 Mpa.

2. High strength concrete yang dibakar durasi 2 jam menunjukan :

(25)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

59

b. Pada HSC dengan tretmen penyiraman air selama 30 menit menunjukan berat sisa rata-ratanya menjadi 88,40 % jadi mengalami penurunan sebesar 11,60 % dari rata-rata berat awal 12,59 kg. Dan rata-rata kehilangan kuat tekan sebesar 79,75 %, jadi kuat tekan sisa rata-rata menj adi 20,25 % atau sekitar 12,18 Mpa dari kuat tekan rata-rata awal 60, 15 Mpa.

3. Perbandingan antara pendinginan dengan suhu ruang dengan treatmen penyiraman adalah :

a. High strength concrete (dibakar durasi 1 jam) pada pendinginan suhu ruang berat sisa rata-ratanya yaitu 11,25 kg lebih kecil dari pada pada pendinginan yang disiram yaitu 11,53 kg. Dan untuk kuat tekan sisa rata-rata dengan pendinginan suhu normal adalah 25,99 Mpa, lebih kecil dibandingkan dengan pendinginan yang disiram yaitu 30,78 Mpa.

b. High strength concrete (dibakar durasi 2 jam) pada pendinginan suhu ruang berat sisa rata-ratanya yaitu 10,53 lebih kecil dari pada pada pendinginan yang disiram yaitu 11,13 kg. Dan untuk kuat tekan sisa rata-rata dengan pendinginan suhu normal adalah 10,41 Mpa, lebih kecil dibandingkan dengan pendinginan yang disiram yaitu 12,18 Mpa.

5.2 Saran

1. Dengan terjadinya penurunan pada kuat tekan high strength concrete yang terbakar selama 1 jam dengan pendinginan suhu ruang sebesar 56,71% dengan penyiraman sebesar 48,71%. Maka, untuk HSC yang terbakar masih dapat digunakan. Dengan catatan diperbaiki dengan metode-metode evaluasi pasca bakar.

(26)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

60

82,67 % dengan penyiraman sebesar 79,75 %. Maka HSC yang terbakar sudah tidak dapat digunakan .

(27)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

61

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini Retno. “Porositas Beton Mutu Tinggi Pasca Bakar”. Jurnal Rekayasa Perencanaan..4, No.3, Juni 2008

Aprizon Andi dan Pramudiyanto (2008), Beton Mutu Tinggi _ this is about pram.htm [Online].

Tersedia: http:///www.beton mutu tinggi.com [23 April 2013]

Bayuasari Trisni, (2005). Perubahan perilaku Mekanis Beton Akibat Temperatur Tinggi. Tesis Magister pada FT UNDIP Semarang: telah diterbitkan.

Crook. 1970. Fenomena Kembalinya Kekuatan Setelah Pembakaran Beton. Tersedia : http ://www.google.com [ 12 Oktober 2013]

Hansen, T.C., 1976, Text Book on Concrete Technology, Directorate of Building Research, Bandung.

Levi, 2008. Alternatif Perbaikan Beton Pasca Pembakaran.

Tersedia : http ://www.Untarconstruction.-com [ 12 Oktober 2013]

Mulyono, T., 2006, Teknologi Beton, Yogyakarta: Penerbit Andi

Munaf dan Siahaan. Diagnosa dan Perbaikan Untuk Peningkatan Kinerja Struktur Beton. Concrete Repair & Maintenance, 2003.

(28)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

62

Nugraha, Paul dan Anthoni, 2007, Teknologi Beton, Andi, Yogyakarta.

Neville, A. M., 1975, Properties of Concrete, The English Language Book Society & Pitman Publishing, London.

Rahma, S. N. A., 2000., Analisis Material Beton Pasca Bakar (Tinjauan Sifat Mekanik dan Kimiawi), Yogyakarta: Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.

Sudarmoko. Metode Perbaikan dan Cara Pelaksanaan. Disampaikan dalam Kursus Singkat Evaluasi Dan Penanganan Struktur Beton Yang Rusak Akibat Kebakaran dan Gempa . Pusat Antar Universitas Ilmu Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Yogyakarta, 24-25 Maret 2000.

Suhendro, B., 1999. Dasar-Dasar Metode Penaksiran Kekuatan Sisa Struktur Beton Bertulang Pasca Kebakaran. Studium General Fakultas Teknik UGM. di UGM. 30 April.

Suhendro, B., 2000. Analisis Degradasi Kekuatan Struktur Beton Bertulang Pasca Kebakaran. Kursus Singkat Evaluasi dan Penanganan Struktur Beton yang Rusak Akibat Kebakaran Dan Gempa. di UGM. 24-25 Maret.

Sumardi, P.C., 2000, Aspek Kimia Beton Pasca Bakar, Yogyakarta: Kursus Singkat Evaluasi dan Penanganan Struktur Beton yang Rusak Akibat Kebakaran dan Gempa, 24-25 Maret.

(29)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

63

Surahman, A., 1998, Evaluasi Bangunan yang Mengalami Kebakaran, Majalah Konstruksi, Desember, Jakarta

Suryadi. A. (2013, 05 Februari). Kebakaran di Indonesia. Liputan 6 [Online] Tersedia: http://www.liputan6.com [25 April 2013]

Sutapa Gede A.A., Suputra Oka I.G.N., Mataram Karnata. “Pemulihan kekuatan Beton Dengan Variasi Durasi Perawatan Pasca bakar”. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil .15 , No.2, Juli 2011

Partowiyatmo, A., 1996, Efek Kebakaran pada Konstruksi Beton Bertulang, Majalah Konstruksi, Februari, Jakarta.

Priyosulistyo, H.R.C., 2000, Sifat-sifat Mekanik Bahan Struktur Terhadap Beban Gempa dan Temperatur Tinggi, PAU Ilmu Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Tjokrodimulyo, K., 1998. Teknologi Beton. Nafiri. Yogyakarta.

Triwiyono, A., 1999. Analisis Degradasi dan Perbaikan Struktur Beton Pasca Kebakaran. Studium General Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil UGM. di UGM. 1 Mei.

Wahyuni Edhi, Anggraini Retno. “Pengaruh Perbedaan Proses Pendinginan

Terhadap Perubahan Fisik dan Kuat Tekan Beton pasca Bakar”. Jurnal Rekayasa

(30)

Ayu Wulandari,2013

PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar

Gambar 3.1 Alur Penelitian
Tabel 3.1 Jumlah Benda Uji
Gambar 3.3 Sistem Curing pada High Strength Concrete
Gambar 3.4 Alat Uji Kuat Tekan dengan Compression Test Machine

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ada 11 (sebelas) langkah atau cara yang harus dilakukan oleh seorang Medical Representative Divisi Onkologi pada

Sinten ingkаng bаdhe tаnggung jаwаb njogo lingkungаn sekolаh niki lаn dаn Sаngаtа dаdi resik, ijo, lаn sehаt.. Jаwаbаne inggih puniko “Kito...Kito...wаrgа

Saya dapat menghubungkan isi pembelajaran ini dengan hal- hal yang telah saya lihat, saya lakukan, atau saya pikirkan di dalam kehidupan

pertanian dalam arti umum. BBP Mektan sebagai sumber utama inovasi mekanisasi pertanian secara Nasional harus mampu menghasilkan inovasi yang terencana, terfokus dengan sasaran

Benih yang dipanen pada umur 119 HST mengalami penurunan vigor setelah melewati periode simpan 1 bulan, sedangkan benih dengan tingkat kemasakan 122 HST

Untuk membuktikan apakah ada hubungan antara gaya kelekatan dengan penyesuaian sosial mahasiswa baru Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun

11 Norma jus cogens merupakan suatu norma dasar hukum internasional umum (peremptory norm of general international). Dalam Pasal 53 jo 3DVDO .RQYHQVL

Pemerintah desa telah membuat Badan Usaha Milik Desa Bersama Tri Mitra Abadi yang bertujuan untuk menambah Pendapatan Asli Desa (PAD) dan juga mensejahterakan