1
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV
MIM NGWARU PLOSOREJO MATESIH TAHUN PELAJARAN
2011/2012
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi persyaratan guna mencapai
derajat sarjana (S1) pendidikan guru
disekolah dasar
Oleh TRI WIDODO
A 510081015
FALKUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV
MIM NGWARU PLOSOREJO MATESIH TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Tri Widodo, A.510081015, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2012, 112 halaman
Permasalah pokok dalam penelitian ini adalah aktifitas belajar siswa yang rendah sehingga hasil belajar menurun. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa pada kelas IV MIM Ngwaru Plosorejo Matesih tahun pelajaran 2011/2012 dengan penerapan metode Inkuiri.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTKh). Subjek penelitian ini guru sebagai pembimbing dan siswa kelas IV MIM Ngwaru Plosorejo Matesih sebagai penerima. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan selama 6 bulan, mulai bulan januari sampai dengan bulan juli 2012. Penelitian dilakukan dari tahap persiapan sampai tahap pelaporan melalui 2 siklus. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik kualitatif dari setiap siklus selama 2 siklus.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika materi bangun ruang sederhana siswa kelas IV MIM Ngwaru Plosorejo Matesih Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan sesudah tindakan setiap siklusnya selalu mengalami peningkatan hasil belajar dari 75% atau 17 siswa pada siklus I, menjadi 90% atau 18 siswa pada siklus II yang berhasil mencapai nilai KKM.
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Optimalisasi mutu pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka membentuk sumber daya manusia yang unggul diberbagai bidang. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah rendahnya kualitas pendidikan baik dilihat dari proses pendidikan yang sedang berjalan maupun produk hasil pendidikan itu sendiri. Hasil laporan Bank dunia tentang proses pendidikan khususnya pembelajaran sebagian besar guru lebih cenderung menanamkan materi pembelajaran yang bertumpu pada aspek kongnitif tingkat rendah seperti mengingat, menghafal, dan menampung informasi. Rendahnya kualitas produk pembelajaran merupakan gambaran kualitas proses penyeleng-garaan sistem pendidikan dimana terkait banyak unsur, namun proses belajar mengajar merupakan jantung pendidikan yang perlu diperhitungkan karena pembelajaran inilah transformasi pendidikan dari peserta didik dan pendidik.
Keadaan tersebut sebagaimana yang terjadi pada siswa kelas IV MIM Ngwaru. Berdasarkan obsevasi yang dilakukan bahwa masih ada berbagai gejala yang mengidikasikan bahwa kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru. Dalam hal ini guru lebih aktif memberikan informasi dalam menerangkan suatu konsep. Hal ini didasarkan dalam hasil observasi terdapat 70% siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar, ditandai dengan banyak siswa yang tidak terkait dengan materi yang sedang dibahas seperti mengobrol, bermain sendiri, bercanda dengan teman, dan beberapa siswa tidak kosentrasi dalam belajar. Akibatnya hanya 30% siswa yang mampu mencapai nilai diatas KKM 70..
Realita lapangan tersebut mendorong peneliti untuk memberikan alternatif metode pembelajaran. Metode alternatif yang digunakan adalah metode pembelajaran inkuiri yang melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar secara langsung dan melatih keaktifan siswa dalam proses belajar. Metode pembelajaran ini sangat mudah, murah dan sederhana yang akan menciptakan kondisi lingkungan didalam kelas yang saling mendukung melalui belajar kelompok berpasangan, serta diskusi kelompok dalam kelas. Metode ini melati siswa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, keterampilan diskusi dengan pasanganya serta dapat melatih keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan dan mengungkapkan pendapatnya didepan kelas. Pembelajaran inkuiri ini dimana siswa terlibat secara maksimal dalam usaha mencari dan menemukan, sehingga siswa merumuskan sendiri penemuanya dengan penuh percaya diri, sehingga metode inkuiri membentuk mental intelektual dan sosial emosional siswa dan sikap percaya pada diri sendiri pada apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Berpijak dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dirumuskan judul penelitian sebagai berikut : UPAYA MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE INKUIRI PADA BANGUN RUANG SEDERHANA SISWA KELAS IV MIM NGWARU PLOSOREJO MATESIH TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Tujuan Pembelajaran
TINJAUAN PUSTAKA Aktifitas Belajar
Menurut Poerwardamintra (2003:23), aktifitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar. Dalam kegiatan belajar, Rousseuau (dalam Sardiman 2004:04) memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu diperoleh dengan pengamatan sendiri penyelidikan sendiri, denagn bekerja sendiri baik secara rohani maupun teknis. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi.
Banyak yang menjadi kegiatan siswa dalam hal aktivitas belajar yang menjadi acuan dalam proses pembelajaran. Paul B. Dierdrich (Erwin Ridha, 2007:37- 38) membuat suatu daftar kegiatan siswa yaitu:“yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut. Visual activities, yang termasuk didalamnya seperti membaca, memperhatikan gambar, demontrasi, percobaan. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, member saran, mengeluarkan pendapat mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, music, pidato. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan. Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik. Motor activities yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konnsstruksi, model mereparasi. Mental activities, sebagai contohnya: mengingat, memecahkan soal, menganalisis.
Emotional activities, seperti minat, merasa bosan, berani, tenang, gugup, gembira,
bersemangat”.
Dari beberapa pendapat diatas maka aktivitas belajar adalah: mendegarkan penjelasan guru, mencatat hal yang sangat penting, berdiskusi, keberanian untuk bertanya, kebaranian mengajukan pendapat untuk menunjang keberhasilan dalam belajar.
Menurut Poerwardamintra (2003:23), aktifitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar. Dalam kegiatan belajar, Rousseuau (dalam Sardiman 2004:04) memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu diperoleh dengan pengamatan sendiri penyelidikan sendiri, denagn bekerja sendiri baik secara rohani maupun teknis. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi.
Aktivitas belajar yang dimaksud adalah seluruh aktivitas belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Sardiman (Erwin Ridha, 2007 : 37) menegaskan bahwa pada perinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas sangat penting dalam interaksi belajar mengajar.
Dari pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa aktifitas dan hasil belajar itu saling berhubungan terbukti dengan adanya pemaparan yang menerangkan bahwa tanpa adanya aktifitas proses belajar tidak mungkin terjadi, penyimpulan itu membuktikan kalau proses belajar tidak terjadi maka hasil belajar tidak terjadi.
Kegiatan Belajar dan Pembelajaran
Menurut Suparno (2000: 2) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya.
Sedang menurut Slamento (1995: 2) menyatakan bahwa belajar ialah proses atau usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru secara keseluruhan. Perubahan yang terjadi sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Dari devinisi-devinisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang setelah seseorang belajar dalam waktu tertentu sehingga diperoleh suatu kecakapan, perubahan tersebut bersifat menetap dan diperoleh melalui latihan atau pengalaman.
a. Pembelajaran
Husen dan Rahman (1996: 3) menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses atau cara menjadikan seseorang untuk belajar. Hamalik (2003; 66) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran dapat pula diartikan
b. Belajar dan Pebelajaran
Dari devinisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar dan pembelajaran adalah proses belajar dan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara maksimal.
Metode Pembelajaran Aktif
Menurut Budiardjo (1996: 15) ada beberapa faktor yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan guru dalam memilih metode yang tepat, yaitu: (a) Tujuan pengajaran; (b) waktu dan fasilitas; (c) pengetahuan awal siswa; (d) jumlah siswa; (e) jenis mata pelajaran/pokok bahasan; (f) pengalaman; dan (g) kepribadian guru.
Metode inkuiri sesuai dengan karakteristikk materi Matematika dimana pemahaman materi lebih terkonsentrasi pada proses internalisasi diri. Metode inkuiri pada dasarnya menerapkan metode historis, yakni muncul dari permasalahan yang ada, kemudian membuat dugaan sementara yang harus dibutkikan dengan mengumpulkan sumber, mengkritisi, melakukan penafsiran dan menarik kesimpulan.
Metode inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang dilakukan guru yang memungkinkan siswa untuk mendapatkan jawaban sendiri (Soewarso, 2000: 57). Metode pendekekatan inkuiri adalah metode pembelajaran yang dalam penyampaian bahan pelajarannya tidak dalam bentuknya yang final (tidak langsung). Artinya dalam penyampaian materi, siswa sendirilah yang diberi peluang untuk mencari dan memecahkan sendiri jawabannya dengan mempergunakan teknik pemecahan masalah. Guru bertindak sebagai pengarah dan fasilitator, yang wajib memberikan informasi yang relevan.
Menurut (Ahmad Rohani, 2004: 39-40), terdapat 5 tahap yang harus ditempuh dalam pembelajaran dengan menerapkan metode inkuri:
a. Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik. b. Penetapan jawaban sementara/pengajuan hipotesis.
c. Peserta didik mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab/memecahkan masalah dan menguji hipotesis.
d. Menarik kesimpulan dari jawaban/generalisasi. e. Aplikasi kesimpulan/generalisasi dalam situasi baru.
METODE PENELITIAN Tempat dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MIM Ngwaru tahun pelajaran 2011/2012, dimulai bulan Januari sampai Juli 2012
Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian yaitu siswa kelas IV MIM Ngwaru tahun pelajaran 2011/2012. Obyek penelitian adalah aktifitas belajar siswa pada materi bangun ruang dan bangun datar dan penerapan metode pembelajaran inkuiri.
Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Data Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian meliputi data informasi tentang keadan siswa yang dilihat dari aspek kualitatif dan kuantitatif. Sumber Penelitian
2. Metode Pengumpulan Data a. Metode Observasi
b. Devinisi Angket dan Gunanya c. Devinisi Dokumentasi
Analisis Data
Teknik analisis kualitatif mengacu pada model analisis Miles dan Hubermen dalam Sutopo (2002: 91-93) yang dilakukan dalam tiga komponen yaitu reduksi, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Reduksi data meliputi penyelesaian data melalui ringkasan atau uraian singkat dan penggolongan data kedalam pola yang lebih luas. Penyajian data yang dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara sistimatik dari dari bangun ruang sederhana, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada masing-masing siklus. Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteraturan dan penggolongan data.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan mengikuti model yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto (2007: 16) yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Tahap pelaksanaan dapat diuraikan sebagai berikut:
4. Tahap analisis dan refleksi
Adapun skema prosedur penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar 2
Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Indikator Pencapaian
Indikator keberhasilan perlu ditentukan sebelum pelaksanaan penelitian sebab merupakan tolok ukur dari keberhasilan tindakan yang telah direncanakan dan berguna untuk penentuan langkah selanjutnya, adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila 75% dari jumlah siswa dapat termotivasi dalam belajar yang dibuktikan dengan siswa dapat mengerjakan soal tes dan memperoleh nilai ≥ 70 sesuai dengan KKM.
SIKLUS I PERENCANAAN
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
SIKLUS II PERENCANAAN
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
HASIL PENELITIAN
Nilai Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
No Nama siswa Nilai
Dari hasil observasi diatas membuktikan dari hasil observasi yang terjadi belum ada peningkatan aktifitas belajar siswa namun hasil belajar siswa sudah mengalami kenaikan terbukti dengan hasil belajar sebagai berikut:
Daftar hasil belajar siswa siklus I
14 Anindiya Fauziah 68 sesudah tindakan siklus I dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:
Gambar Penelitian Siklus I
Daftar hasil belajar siklus II
0 20 40 60 80 100
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Nilai Rata-rata
18 Andika Meilan S 85
19 Fhahri Husaini 83
20 Siti Masitoh 82
Jumlah 1580
Rata- rata 79
Berdasarkan Tabel Frekuensi Data Nilai Tes Siklus I dan Nilai Tes Siklus II maka dapat digambarkan pada grafik berikut:
Gambar Penelitian Siklus II
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran Inkuiri meningkatkan keaktifan belajar siswa, yaitu hasil rata-rata pencapaian indicator keaktifan dalam kondisi awal mengalami peningkatan dari nilai rata-rata kondisi awal hasil belajar sebesar 76 menjadi 79. Siswa yang belajar tuntas juga meningkat dari kondisi awal 15 siswa atau sebesar 15% dari 20 siswa pada siklus I, menjadi 18 siswa atau 90% dari 20 siswa pada siklus II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
Dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa melalui model pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan keaktifan sehingga hasil belajar siswa meningkat pada siswa kelas IV MIM Ngwaru Desa Plosorejo Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 terbukti kebenarannya.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Melalui metode inkuiri dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan prestasi hasil belajar bagi siswa kelas IV MIM Ngwaru, Plosorejo, Matesih Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan hasil rata-rata nilai siklus I 69 peningkatan 45% dari 20 siswa baru 9 siswa yag memenuhi target dan siklus II 76 peningkatan 85% dari 20 siswa maka 17 siswa sudah memenuhi target sudah mencapai ketuntasan
minimal ≤ 70.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan saran- saran sebagai berikut :
1. Kepala sekolah
Kepala sekolah hendaknya memberikan bimbingan kepada guru dengan menggunakan metode inkuiri agar kualitas belajar mengajar dan mengajar meningkat. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kualitas out put dan mencapai tujuan pendidikan.
2. Bagi Guru:
a. Agar guru selalu memantau dan membimbing siswa agar merasa diperhatikan sehingga ada rasa tanggung jawab.
b. Agar guru menerapkan metode inkuiri dan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran yang relevan dengan materi pokok.
c. Agar guru menemukan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi siswa.
d. Agar guru menggunakan media pembelajaran/ alat peraga untuk menghindari verbalisme.
e. Untuk siswa yang belum memenuhi target guru harus memberikan bimbingan kepada anak tersebut, agar aktifitas dan kualitas pembelajaran meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Ari Kunto, S., Suhardjono dan Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Ahmad Rohani. 2004. Metode Inkuiri. Bumi Aksara
Budiharjo, 1996. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Hamatik, O. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksa.
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution. 2000. Berbagai Pendidikan dalam Proses Belajar. Bandung: Bumi Aksa.
Nurhadi. Kurikulum 2004. Jakarta: Grasindo
Purwanto, N. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Slamento.1995. Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rinea Cipta
Thomas, J. (1972). The variation of memory with time for information appearing during a lecture. Studies in Adult Education, 4, 57-62
Bellamy, L., Barry, W., & Foster, S. (1999). A Learning Centered Approach to Engineering Education for the 21st Century: The Workshop. College of Engineering and Applied Sciences. Arizona State University.
http://psych.uiuc.edu/
Suparno, S. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Depdiknas
Syah, M. 2005. Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya
Usman , M. U. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
Wenkel, W. S. 2005. Psikologi Profesional. Jogjakarta: Media Abadi
Ayu Aryani, Sekar, 2008, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
Hamdani, 2011, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia
Hartono, 2008, Strategi Pembelajaran Active Learning, (http://edu-articles.com/ Situs Pendidikan Indonesia.htm)
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2202976-pengertian-aktifitas-belajar/#ixzz1l8Nl9hdh
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2241185-pengertian-aktivitas-belajar/#ixzz1lDInL0Kj
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2202980-jenis-jenis-aktifitas-belajar-kelompok/#ixzz1lDSFYalY
Sumber: http://www.studygs.net/indon/attmot4.htm
Sumber: http://www.anneahira.com/pengaruh-lingkungan-terhadap-prestasi-belajar.htm
Sumber: http://www.anneahira.com/artikel-pendidikan/inovasi-pendidikan.htm
Sumber : http://idtesis.com/metode-pengumpulan-data-dengan-kuesioner-pada-penelitian-kuantitatif/