• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE MODEL ANALISIS NILAI UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BAIK: Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas XI Pemasaran SMK Negeri 3 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE MODEL ANALISIS NILAI UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BAIK: Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas XI Pemasaran SMK Negeri 3 Bandung."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPIPS:1709/ UN.40.2.2/PL/2013

IMPLEMENTASI VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE

MODEL ANALISIS NILAI UNTUK MENINGKATKAN

TANGGUNG JAWAB SISWA SEBAGAI WARGA NEGARA

YANG BAIK

(Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas XI Pemasaran SMK Negeri 3 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh:

SELLA DWI APRIANI

0 9 0 7 4 0 2

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

IMPLEMENTASI VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE

MODEL ANALISIS NILAI UNTUK MENINGKATKAN

TANGGUNG JAWAB SISWA SEBAGAI WARGA NEGARA

YANG BAIK

(Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas XI Pemasaran SMK Negeri 3 Bandung)

Oleh

SELLA DWI APRIANI

(3)

© Sella Dwi Apriani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

SELLA DWI APRIANI

IMPLEMENTASI VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE MODEL ANALISIS NILAI UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA SEBAGAI

WARGA NEGARA YANG BAIK

(4)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. DasimBudimansyah, M.Si

NIP. 19620316 198803 1 003

Pembimbing II

Dr. Hj. KomalaNurmalina, M.Pd.

NIP. 13034502500

Mengetahui:

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

(5)

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed.

NIP. 19630820 198803 1 001

Skripsi ini telah diuji pada:

Hari , Tanggal : Jumat, 31 Juli 2013

Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung

Panitia Ujian Sidang Terdiri Atas:

1. Ketua :

Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Prof. Dr. Sapriya, M.Ed NIP. 19630820 198803 1 001

3. Penguji :

(6)

Prof. Dr. Aim Abdulkarim, M.Pd. NIP. 19590714 198601 1 001

3.2

Dr. Dadang Sundawa, M.Pd NIP. 19600515 198803 1 002

3.3

Drs. Rahmat, M.Si

NIP. 19580915 198603 1 003

LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Implementasi Value Clarification

Technique Model Analisis Nilai untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa

sebagai Warga Negara yang Baik (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI Pemasaran SMK Negeri 3 Bandung) ini adalah sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian

(7)

Bandung, Juli 2013 PembuatPernyataan,

SELLA DWI APRIANI

(8)

ABSTRAK

Sella Dwi Apriani (0907402), “Implementasi Value Clarification

Technique Model Analisis Nilai Untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa Sebagai Warga Negara Yang Baik (Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas XI Pemasaran SMK Negeri 3 Bandung) yang melibatkan siswa-siswi, Guru PKn dan Wakasek Bidang Kesiswaan SMK Negeri 3 Bandung.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya rasa bertanggungjawab siswa terhadap pembelajaran PKn di kelas, misalnya kurang aktif dalam pembelajaran, malas mengerjakan dan mengumpulkan tugas. Hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh dari lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan pertemanannya. Mengingat pentingnya sebuah tanggung jawab bagi siswa, menjadi sebuah keharusan bagi seorang guru untuk membentuk dan meningkatkan rasa tangung jawab dalam diri siswa melalui pembelajaran yang tepat

Peningkatan tanggung jawab dapat dilakukan melalui proses pembelajaran salah satunya melalui mata pelajaran PKn dengan penerapan model pembelajaran VCT analisis nilai, karena dalam VCT analisis nilai terdapat pendekatan yang mampu melibatkan, meningkatkan, mengembangkan potensi afektual siswa dan memberikan dampak pengiring dalam kehidupan sehari-hari yang berkenaan dengan peningkatan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik.

Teori yang digunakan untuk memahami masalah tersebut menggunakan teori dari Linkona (2012: 106) menjelaskan bahwa dengan mendidik orang agar memiliki rasa saling meghormati dan bertanggungjawab, yaitu dengan membuat siswa mengimplementasikan nilai-nilai dalam kehidupannya, berarti guru telah mendidik karakter siswanya memiliki pengetahuan moral, perasa dan memiliki tindakan yang bermoral.

Dalam penelitian ini diuraikan beberapa rumusan masalah diantaranya: (1) bagaimana perencanaan pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik?; (2) bagaimana pelaksanaan pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik?; (3) bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik?; (4) bagaimana dampak penerapan model pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik?; (5) apa saja kendala yang dihadapi oleh guru pada proses pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik?.

(9)

Sella Dwi Apriani (0907402), "Implementation of Value Clarification Technique Model Value Analysis to Improve Students’ Responsibility as Good Citizens” ( Descriptive Study in 3 Vocational High School Bandung, Class XI Marketing) involves students, teacher of civic education, and vice headmaster of 3 Vocational High School Bandung.

This research was conducted due to lack of students’ responsibility toward civic education learning in the class. It is shown by the condition that the students are not only uninterested in learning civic education, but also inactive to do, and collect the task as well. This phenomenon is caused by the influence of their surroundings including their family and friends. In term of the importance of being responsible in real world, it is a must for a teacher to help the students in shaping and improving their responsibility through the correct study.

The improvement of responsibility can be achieved through learning process including civic education subject which applies VCT model value analysis. It is because VCT model value analysis involves the approach which includes, improves, and develops students’ affective potential. Furthermore, VCT model value analysis influences students’ daily life that related to the improvement of students’ responsibility as good citizens.

This research applied the Linkona’s theory (2012:106) which deals with the way to educate student to act responsible and tolerant. Linkona states that encouraging the students to imply the moral value in their life means being participate in shaping the students’ characteristics in terms of moral knowledge, sense, and moral action.

This research has elaborated five formulations of the problem. The five formulations of the problem are ( 1) in what ways does the plan of VCT model value analysis study improve the students’ responsibility as good citizen?; ( 2) in what ways does the implementation of VCT model value analysis study improve the students’ responsibility as good citizen?; ( 3) in what ways does the students’ activity in the study of VCT model value analysis improve the students’ responsibility as good citizen?; ( 4) in what ways does the application of VCT model value analysis influence the improvement of the students’ responsibility as good citizen?; ( 5) what kinds of problems are faced by teacher in teaching civic education subject which uses the study of VCT model value analysis in order to improve the students’ responsibility as good citizen?

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Tinjauan tentang Pendidikan Kewarganegaraan ... 10

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 10

2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 11

3. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 14

4. Kompetensi Kewarganegaraan……… ... 16

B. Tinjauan tentang Model Pembelajaran VCT Analisis Nilai ... 17

1. Pengertian Model Pembelajaran……… ... 17

2. VCT dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 20

3. Model Pembelajaran VCT Analisis Nilai……….... ... 23

C. Tinjauan Mengenai Tanggung Jawab Siswa sebagai Warga Negara yang Baik ... 25

1. Pengertian Tanggung Jawab ... 25

(11)

4. Warga Negara yang Bertanggung Jawab ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40

A. Pendekatan Penelitian ... 40

B. Metode Penelitian... 41

2. Perizinan Penelitian ... 47

3. Pelaksanaan Penelitian ... 48

4. Pengolahan dan Analisis data ... 48

5. Penyusunan Laporan ... 48

F. Tahap Pengelolaan dan Analisis Data ... 49

1. Reduksi Data ... 50

2. Penyajian Data ... 50

3. Penarikan Kesimpulan ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Gambaran Umum SMKN 3 Bandung ... 53

1. Sejarah Lahirnya SMKN 3 Bandung ... 53

2. Profil Sekolah ... 54

3. Visi dan Misi ... 57

4. Fasilitas Pendidikan ... 58

(12)

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 61 1. Perencanaan Pembelajaran Model VCT Analilis Nilai

untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa sebagai

Warganegara yang Baik ... 62 2. Pelaksanaan Pembelajaran VCT Model Analisis Nilai

untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa sebagai

Warga Negara yang Baik ... 64 3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran VCT Model

Analisis Nilai untuk Meningkatkan Tanggung Jawab

Siswa sebagai Warga Negra yang Baik ... 69 4. Dampak Penerapan Model Pembelajaran VCT Model

Analisis Nilai untuk Meningkatkan Tanggung Jawab

Siswa sebagai Warga Negara yang Baik. ... 71 5. Kendala yang Dihadapi oleh Guru pada Proses

Pembelajaran PKn dengan Menggunakan Model Pembelajaran VCT Model Analisis Nilai untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa sebagai Warga

Negara yang Baik ... 73 C. PEMBAHASAN ... 74

1. Perencanaan Pembelajaran Model VCT Analilis

Nilai ... 74 2. Pelaksanaan Pembelajaran VCT Model Analisis

Nilai ... 78 3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran VCT

Model Analisis Nilai ... 83 4. Dampak Penerapan Model Pembelajaran VCT Model

Analisis Nilai untuk Meningkatkan Tanggung Jawab

(13)

5. Kendala yang Dihadapi oleh Guru pada Proses Pembelajaran PKn dengan Menggunakan Model

Pembelajaran VCT Model Analisis Nilai ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 100

A. Kesimpulan Umum ... 100

B. Kesimpulan Khusus ... 101

C. Rekomendasi ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 105 LAMPIRAN

(14)

DAFTAR BAGAN

1. Bagan 2.1 Pendekatan Komprehensif terhadap Nilai dan

Pendidikan Karakter………...…… 33

2. Bagan 3.1 Komponen dalam Analisis Data...50

3. Bagan 4.1Implementasi VCT Model Analisis Nilai Untuk Meningkatkan Tanggungjawab Siswa Sebagai Warga Negara Yang Baik……….. 96

DAFTAR TABEL 1. Tabel 4.1 Identitas Sekolah ... 55

2. Tabel 4.2 Tenaga Pendidik dan kependidikan ... 58

3. Tabel 4.3 Jumlah Ruangan Praktek ... 59

4. Tabel 4.4 Jumlah Ruangan Penunjang ... 59

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia hidup tidak terlepas dari pendidikan. Peran pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan mendatang. Dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sidiknas pasal 1 butir 1 dikemukakan bahwa pendidikan diartikan sebagai

Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Maka dalam hal ini pendidikan tidak hanya diartikan mentransferkan ilmu dari seorang pendidik kepada murid, namun pendidikan merupakan suatu proses antara interaksi antara individu untuk mengembangkan kemampuan yang ada dalam mengembangkan kecerdasan dan potensi yang ada dalam dirinya.

Dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan tersebut guru memiliki peranan yang sangat penting. Kedudukan guru sebagai tenaga pendidik yang profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan pendidikan nasional.

(16)

Di era globalisasi ini eksistensi pendidikan kewarganegaraan kembali mendapat perhatian di berbagai Negara. Dalam disertasi Komalasari (2008: 3) menyatakan bahwa:

Untuk menghadapi kecenderungan globalisasi tersebut, pendidikan kewarganegaraan di Indonesia di tempatkan sebagai salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui koridor “value-based education”.

Kerangka sistemik pendidikan Kewarganegaraan ini menurut Budimansyah (2008: 180) dibangun atas dasar paradigma baru sebagai berikut:

1. Secara kulikuler bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga Negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, parsitipatif, dan bertanggung jawab.

2. Secara teoritik memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif dan psikomotorik (civic knowledge, civic disposition, dan civic skill) yang bersifat konfluen atau saling berpenetrasi dan berintegrasi dalai konteks substansi ide, nilai, konsep dan moral pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara.

3. Secara progmatik menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (conten embedding values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam membentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan moral pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara.

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan

(17)

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. (Depdiknas, 2006: 49)

Dari pemaparan tersebut menjelaskan bahwa mata pelajaran PKn di persekolahan memiliki posisi yang strategis untuk membentuk karakter warga negara. Sebagaimana dikemukakan oleh Branson (1999: 55) “… sekolah dapat dan memang seharusnya memainkan peran utamasecara menyeluruh dalam perkembangan karakter siswa”. Dalam hal ini menurut Soemantri (2001: 229) tentunya seorang guru sebagai pengajar harus bisa mendidik siswa melalui proses berpikir kritis, reflektif, analitis dan kreatif dikembangkan menjadi cara-cara berpikir warganegara yang demokratis, cerdas dan bertanggung jawab berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Dari permasalahan nyata dilapangan, PKn sering dikatakan pelajaran yang membosankan, tidak menarik, penuh teori dan sebagainya. Secara umum tentu saja menimbulkan kurangnya minat siswa untuk mempelajari PKn. Penggunaan metode ceramah yang monoton atau lebih mengembangkan aspek kognitif dari pada afektif dapat mengurangi kemampuan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran atau lebih bersifat teaching centered. Siswa hanya terpaku kepada apa yang disampaikan oleh guru saja. Sehingga siswa pun menjadi malas untuk mengumpulkan setiap tugas yang guru berikan.

Pembelajaran mata pelajaran PKn sering dianggap membosankan, kurang menantang, tidak menarik, sering membingungkan, dan tidak bermakna serta kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari.

(18)

membentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Kemampuan dalam menentukan komitmen dan watak kewarganegaraan (civic disposition) diperlukan dalam membantu siswa untuk berbuat sesuai dengan nilai-norma yang berlaku di masyarakat. Kemampuan siswa dalam memposisikan diri sebagai warganegara merupakan suatu upaya dalam pembentukan karater warganegara. Dengan mengambil komponen penting yang berkaitan dengan nilai – norma - moral yang ada di masyarakat.

Oleh sebab itu, guru diharapkan memiliki kemampuan mementukan dan menerapkan metode dan model pembelajaran yang tepat dalai pembelajaran PKn. Bukan hanya menuntut siswa berfikir kritis di kelas tetapi ada hal yang lebih penting yaitu kemampuan memecahkan masalah sosial yang terjadi dimasyarakat. Karena masalah sosial tak bisa lepas dari mata pelajaran PKn. Dan salah satu dari misi PKn yaitu berhubungan dengan tanggung jawab warganegara.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SMKN 3 Bandung bahwa masalah yang dihadapi adalah beberapa siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan kurang bertanggungjawab, misalnya malas dalam mengerjakan atau mengumpulkan tugas. Hal ini menurut Guru PKn SMKN 3 Bandung dikarenakan adanya pengaruh dari lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan pertemanannya.

(19)

Oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan adanya model pendekatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan serta dapat meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai salah satu dari usaha menjadi warga negara yang baik. Model pembelajaran tersebut adalah Value clarification Technique (VCT) Analisis Nilai.

Dalam Djahiri (1985: 40) VCT adalah teknik pengungkapan nilai/sikap/moral. VCT merupakan strategi belajar mengajar dan terdiri dari sejumlah pilihan metoda. PVCT adalah model pengajaran yang bisa dilaksanakan dengan utuh dan baik akan mampu menggerakan pagelaran multi domain taksonomik tinggi dan multi dimensional. (Djahiri, Kosasih 1996).

Djahiri (1985) (dalam Komalasari, 2010:99-105) mengembangkan apa yang disebut dengan Value Clarification Technique (VCT) analisis Nilai merupakan teknik pembelajaran yang mengembangkan kemampuan siswa mengidentifikasi dan menganalisis nilai-nilai yang termuat dalam suatu liputan peristiwa, tulisan, gambar, dan cerita rekaan.

Berdasarkan uraian diatas, maka mendorong peneliti untuk mengkaji lebih dalam mengenai mengenai “IMPLEMENTASI VCT MODEL ANALISIS NILAI UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BAIK.”(Studi Deskriptif Pada Siswa kelas XI Pemasaran SMK Negeri 3 Bandung).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas masalah pokok dalam penelitian ini adalah “Bagaimana implementasi VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik pada siswa SMK Negeri 3 Bandung”

(20)

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik?

3. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik?

4. Bagaimana dampak penerapan model pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik?

5. Apa saja kendala yang dihadapi oleh guru pada proses pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui bagaimana implementasi VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warganegara yang baik.

2. Tujuan khusus

(21)

a. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik?

b. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik?

c. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik?

d. Untuk mengetahui bagaimana dampak penerapan model pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik?

e. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi oleh guru pada proses pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian pada dasarnya dapat diperoleh setelah melalui kegiatan penelitian, penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut :

1. Teoritis

(22)

2. Praktis

Dengan mengetahui model pembelajaran VCT Analisis Nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik diharapkan peneltian ini:

a. Bagi Guru

Guru terampil dalam menerapkan model pembelajaran VCT analisis nilai sehingga mampu meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga Negara yang baik. Juga Guru lebih termotivasi untuk menerapkan strategi pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga materi pelajaran akan lebih menarik

b. Bagi siswa

Siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar mata pelajaran pendidikan kewarganageraan. Juga siswa mengetahui pentingnya bertanggungjawab sebagai usaha untuk mewujudkan menjadi warga negara yang baik.

c. Bagi pihak sekolah

Dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya melalui pengembangan model pembelajaran. Juga diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi dalam menemukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah.

E. Struktur Organisasi Skripsi

1. BAB I Pendahuluan

Pada bab ini peneliti menjelaskan alasan pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan struktur organsasi skripsi. 2. BAB II Kajian Pustaka

(23)

3. BAB III Metodologi Peneltian

Pada bab ini peneliti menjelaskan pertimbangan dalam menentukan metodologi penelitian yang sesuai dengan fokus penelitian yang ingin diteliti oleh peneliti.

4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini peneliti menguraikan hasil penelitian yang berupa deskripsi terhadap lokasi penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

5. BAB V Kesimpulan dan Saran

(24)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif peneliti dapat menguraikan beberapa data yang diperoleh.

Nasution (2003: 18) mengemukakan pendekatan kualitatif disebut juga dengan pendekatan naturalistik. Disebut kualitatif karena tidak menggunakan alat-alat pengukur. Sedangkan naturalistik karena situasi lapangan penelitian bersifat natural atau wajar, sebagaimana adanya tanpa di manipulasi dan tanpa eksperimen atau tes.

Moleong (2010: 6) menjelaskan pengertian penelitian kualitatif sebagai berikut:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi tindakan, dll., secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Hal ini seiring dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009: 15) memaparkan bahwa penelitian kualitatif adalah:

(25)

yang maksimal dan kebenaran), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Berdasarkan pendapat di atas, penelitian kualitatif adalah penelitian yang lebih memperhatikan realita dan fenomena yang terjadi di lapangan. Atas dasar itulah peneliti memilih pendekatan ini, karena peneliti dapat mengetahui permasalahan dan diuraikan secara deskriptif hasil penelitian yang akan dicapai disertai dengan data-data yang memperkuat temuan yang ada. Dan peneliti berusaha menggambarkan hasil penelitian atau fenomena-fenomena yang diteliti yang kemudian digambarkan ke dalam bentuk uraian-uraian yang menunjukkan bagaimana model pembelajaran VCT analisis nilai dapat meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warganegara yangbaik.

B. Metode Penelitian

Secara harfiah, kata metodologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata “mefha” yang berarti melalui, “hodos” yang berarti jalan atau cara. Dan kata “logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Metode adalah cara ilmiah yang akan digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Sugiyono (2009: 6) mejelaskan mengenai pengertian metode yaitu:

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, fenomena-fenomena yang sedang terjadi dan berhubungan dengan kondisi masa kini.

(26)

Penelitian deskriptif merupakan penelitian, di mana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.

Sedangkan Nasution (2001: 5) menyatakan bahwa penelitian ini diusahakan mengumpulkan data deskriptif yang banyak dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian, penelitian ini tidak mengutamakan angka-angka dan statistik walaupun tidak menolak data kuantitatif. Penggunaan metode deskriptif didasarkan pada asumsi bahwa penelitian bermaksud untuk menggambarkan fenomena pembentukan perilaku tanggung jawab siswa sebagai warganegara yang baik dibentuk melalui pendidikan karakter dalam model pembelajaran PKn VCT analisis nilai.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun data-data yang diperlukan oleh peneliti, secara teknik dapat diperoleh melalui beberapa kegiatan teknik pengumpulan data yang akan digunakan sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan data atau informasi dengan cara melakukan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek dalam kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung.

(27)

menjadi objek penelitian. Penggunaan observasi atau pengamatan ialah: pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan, dan sebaginya; pengamatan memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak subjek.

Dengan melakukan observasi peneliti dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang masalah yang sedang diteliti serta dapat memberikan deskripsi mengenai gambaran umum tentang objek yang sedang diteliti yaitu implementasi VCT analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warganegara yang baik.

2. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara dan yang diwawancarai. Danial, Endang (2009: 71) merumuskan bahwa :

Wawancara adalah teknik mengumpul data dengan cara mengadakan dialog, tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguh-sungguh. Wawancara atau interview dilakukan dimana saja selama dialog ini dapat dilakukan, misalnya sambil berjalan, duduk santai disuatu tempat, di lapangan, di kantor, di kebun, atau dimana saja.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan melalui proses tanya jawab lisan secara langsung kepada berbagai pihak, baik dengan guru PKn maupun terhadap siswa-siswi kelas XI Pemasaran di SMKN 3 Bandung yang berkaitan dengan penelitian ini.

Adapun tujuan melakukan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (1985:266) dalam Moleong (2010: 186), antara lain:

(28)

dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

3. Studi Dokumentasi

Metode dokumentasi sebagai data penunjang untuk memperoleh informasi dari lapangan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Berkaitan dengan hal tersebut, dijelaskan oleh Danial, Endang (2009: 79) mendefinisikan studi dokumentasi ialah:

Mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penuduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dan sebagainya.

Dalam studi dokumentasi ini peneliti akan memperlajari dokumen-dokumen yang ada disekolah, seperti daftar nama, daftar nilai, jumlah siswa, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, laporan tugas siswa, buku teks yang digunakan dalam pembelajaran PKn dan dokumen lainnya yang mendukung serta berkaitan dengan masalah yang diteliti.

4. Studi Literatur

Pada tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian pustaka, yaitu membaca, mengkaji dan mempelajari buku-buku referensi yang menunjang dan berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tambahan yang erat dan dapat menunjang masalah yang dikaji atau diteliti.

D. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

(29)

serta subjek dalam penelitian ini dikarenakan sekolah ini sering menggunakan model pembelajaran VCT Analisis Nilai.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah Guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Siswa Kelas XI Pemasaran SMKN 3 Bandung tahun ajaran 2012-2013. Sugiyono (2009: 297) menjelaskan yang menjadi subjek penelitian adalah sebagai berikut:

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “Social Situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin difahami secara lebih mendalam “apayang ada terjadi” di dalamnya.

Sejalan dengan hal tersebut, Nasution (1996: 32) memaparkan yang menjadi sampel penelitian adalah:

Dalam penelitian kualitatif yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi. Sering sampel dipilih secara “purposive” bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Sering pula responden diminta untuk menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi kemudian responden ini diminta pula menunjuk orang lain dan seterusnya. Cara ini lazim disebut “snowball sampling” yang dilakukan secara serial atau berurutan.

Jadi, subjek penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi dipilih secara purposive bertalian dengan tujuan tertentu. Sugiyono (2009: 300) memaparkan bahwa purposive sampling adalah:

Teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.

(30)

Subjek tersebut harus memiliki informasi yang berkaitan dengan penelitian dan dianggap paling tahu.

Subjek tersebut ada yang bersifat menyeluruh yaitu melibatkan seluruh warga sekolah, yang dimaksudkan untuk mengamati gambaran segala aktivitas guru PKn dan siswa kelas XI Pemasaran di SMKN 3 Bandung secara umum melalui observasi. Namun, ada juga subjek yang ditentukan secara khusus untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk dijadikan sampel penelitian melalui wawancara. Dalam hal ini adalah yang berperan sebagai informan antara lain adalah guru PKn dan siswa-siswi kelas XI Pemasaran SMKN 3 Bandung.

Penelitian ini menggunakan sample purposive sehingga besarnya jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan informasi. Penentuan sampel dianggap telah memadai sampai titik jenuh. Dalam hal ini Nasution (1998) (dalam Sugiyono, 2010: 302) menjelaskan bahwa:

Untuk memperoleh informasi sampai dicapai taraf “redundancy” ketentuan atau kejenuhan artinya bahwa dengan menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang dianggap berarti.

Jadi, dalam dalam pengumpulan data responden didasarkan pada ketentuan atau kejenuhan data dan informasi yang diberikan. Jika beberapa informan, baik yang lama maupun yang baru tidak memberikan data lagi atau diperoleh informasi yang sama, maka itu sudah dianggap cukup untuk proses pengumpulan data yang diperlukan sehingga tidak perlu meminta keterangan dari responden berikutnya.

E. Tahap Penelitian

(31)

1. Persiapan Penelitian

Dalam tahapan ini, peneliti mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Seperti menentukan fokus permasalahan serta objek penelitian. Pada tahap ini, peneliti mencoba mengajukan rancangan (proposal) penelitian. Selanjutnya proposal penelitian tersebut diseminarkan di hadapan tim dosen penguji untuk mendapatkan koreksi, masukan, dan sekaligus perbaikan hingga mendapatkan pengesahan dan persetujuan dari ketua tim pengembangan skripsi, yang selanjutnya merekomendasikan untuk mendapatkan pembimbing skripsi. Setelah proposal atau rancangan penelitian disetujui oleh pembimbing skripsi maka peneliti melakukan pra penelitian sebagai upaya menggali gambaran awal dari subjek dan lokasi penelitian.

2. Perizinan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis mengurus kelengkapan perizinan penelitian dari pihak-pihak yang mempunyai kewenangan. Hal ini dilakukan agar penelitian yang dilaksanakan mendapatkan legalitas. Perizinan ini dilakukan agar peneliti dapat dengan mudah melakukan penelitian yang sesuai dengan objek serta subjek penelitian. Adapun perizinan tersebut ditempuh dan dikeluarkan oleh :

a. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan PKn FPIPS UPI untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.

b. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Pembantu Dekan 1 atas nama Dekan FPIPS UPI dengan melampirkan foto copy proposal skripsi yang telah di sahkan oleh pembimbing, foto copy KTM dan foto copy pembayaran SPP untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Rektor UPI.

(32)

d. Setelah mendapatkan izin Kepala Sekolah SMKN 3 Bandung, kemudian penulis melakukan penelitian ditempat yang telah ditentukan yaitu SMKN 3 Bandung.

3. Pelaksanaan Penelitian

Tahap ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan, dimana peneliti mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun untuk memecahkan fokus masalah.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut :

a. Menghubungi Kepala Sekolah SMKN 3 Bandung

b. Menghubungi Wakasek Kurikulum SMKN 3 Bandung untuk meminta informasi dan meminta izin untuk melaksanakan penelitian.

c. Menghubungi guru PKn yang akan diwawancarai. d. Mengadakan wawancara dengan guru PKn.

e. Menghubungi siswa sebagai subjek penelitian untuk diwawancarai. f. Membuat catatan yang diperlukan dan dianggap penting yang berkaitan

dengan masalah yang akan diteliti.

g. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan yang diperlukan yang dianggap berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Salah satunya dengan meminta berbagai dokumen tertulis yang ada di SMKN 3 Bandung

4. Pengolahan dan Analisis Data

(33)

5. Penyusunan Laporan

Dalam tahapan ini peneliti menggabungkan seluruh bagian penelitian yang telah ditulis peneliti, untuk dipertanggungjawabkan peneliti dalam sebuah sidang ujian skripsi.

F. Tahap Pengelolaan dan Analisis Data

Setelah keseluruhan proses penelitian telah diselesaikan, maka selanjutnya data yang diperoleh melaui wawancara, observasi, studi kepustakaan dan studi dokumentasi, perlu dianalisis secara akurat dan seksama. Sedangkan analisis data diperlukan untuk mendapatkan informasi yang berarti agar dapat mengungkapkan permasalahan yang diteliti.

Bogdan (dalam Sugiyono, 2010: 334) mengatakan bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatang lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah di fahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada oranglain.

Dalam penelitian ini, pengelolaan dan analisis data akan dilakukan melalui proses menyusun secara sistematis, mengkategorikan, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya dan disesuaikan dengan kajian penelitian.

Berkaitan dengan hal tersebut, Miles dan Huberman (1984) (dalam Sugiyono, 2010: 337-345) mengemukakan bahwa:

(34)

Bagan 3.1 Komponen dalam Analisis Data

1. Reduksi Data

Dalam Penelitian ini, mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari bila diperlukan.

Untuk memperjelas data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi yang ditujukan kepada guru PKn dan peserta didik secara umum. Dengan kata lain, reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum, mengklasifikasikan sesuai masalah dan aspek-aspek permasalahan yang dapat diteliti.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kuntitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik, phie card, pictogram dan

Pengumpulan data

Reduksi data

Kesimpulan: Penarikan/verifikasi

(35)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the

past has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kulaitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Data

Kesimpulan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan mencari arti, makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting.

Kesimpulan dalam penelitian ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

Selanjutnya data dianalisis dan diperiksa keabsahannya melalui beberapa teknik, sebagaimana diuraikan oleh Moleong (2010: 330-332), bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.

Melalui triangulasi penulis dapat melakukan pengecekan temuan saat penelitian dengan membandingkan sumber, metode, atau teori. Untuk itu seperti diungkapkan Moleong tentang cara triangulasi data sebagai berikut:

1) mengajukan berbagai macam variasi pertanyaa; 2) mengeceknya dengan berbagai sumber data; serta

3) memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.

(36)
(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan, yang terdiri atas kesimpulan umum dan kesimpulan khusus.

A. Kesimpulan Umum

Berdasarkan deskripsi dari pembahasan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, diperoleh kesimpulan secara umum mengenai pembelajaran PKn dengan model VCT analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warganegara yang baik di SMKNegeri 3 Bandung. Diperoleh kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran model VCT analisis nilai di SMK Negeri 3 Bandung dinilai cukup membantu untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warganegara yang baik. Dalam penerapan VCT model analisis nilai hal yang diperlukan sebelum diterapkan yaitu perencanaan pembelajaran.Perencanaan yang dituangkan dalam RPP dapat membantu guru mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.Dalam proses pembelajaran langkah-langkah pelaksanaan model VCT analisis nilai sudah dilakukan dengan baik oleh guru maupun siswa. Hal ini pun terlihat dari sikap siswa yang aktif, inisiatif, dan memiliki kemampuan menganalisis untuk mencari solusi dari permaslahan yang ditemukannya.

(38)

dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas. Pembiasaan yang dilakukan di sekolah pun memiliki dampak terhadap pembiasaan di luar sekolah yaitu keluarga, masyarakat, lingkungan, bangsa dan negara.

B. Kesimpulan Khusus

Berdasarkan rumusan kesimpulan umum diatas diperoleh kesimpulan khusus berupa preposisi sebagai berikut:

1. Perencanaan implementasi model VCT analisis nilai dalam pembelajaran PKn yang dilakukan oleh guru PKn di SMK Negeri 3 Bandung diantaranya menyiapkanbahan ajar, metode, media yang di tuangkan dalam RPP sebelum proses pembelajaran berlangsung, dalam pembelajaran PKn dengan model VCT analisis nilai hal yang sangat penting untuk dipersiapkan adalah media yang digunakan, baik gambar atau video yang relevan berdasarkan materi yang akan dibahasdanharus memperhatikan alokasi waktu yang digunakan dalam penerapan model VCT analisis nilai.

2. Pelaksanaan implementasi model VCT analisis nilai antara lain yaitu meliputi kegiatan pendahuluan/apersepsi, menyampaikan kompetensi yang akan dibahas, menjelaskan prosedur pembelajaran VCT analisis nilai dan membagi peserta dalam bentuk kelompok, kegiatan inti siswa berdiskusi secara kelompok siswa dengan menganalisis video dan gambar yang sesuai dengan pembahasan, mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas serta diikutitanya jawab dan penjelasan kelompok dan pada kegiatan penutup pelaksanaan pembelajaran model VCT analisis nilai guru memperjelas apa yang dipelajari kelompok serta merumuskan kesimpulan dengan melibatkan siswa tentang materi yang telah dibahas dengan bimbingan guru dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

(39)

analisis nilai, secara langsung terjadi interaksi multi arah antara guru dan siswa, antara siswa dengan siswa lainnya saling memberikan reaksi, bertanya maupun memberikan tanggapan tanpa perasaan takut karena suasana yang menyenangkan.

4. Implementasi model VCT analisis nilai memiliki dampak meningkatnya tanggung jawab siswa, seperti sebagian besar siswa sudah dapat melaksanakan kewajibannnya sebagai seorang siswa diantaranya dengan menampilkan perilaku yang sesuai dengan aturan yang berlaku serta dapat mempertanggung jawabkan tugas ataupun kewajiban yang dimilikinya sebagai warganegara yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap Tuhan Yang Maha Esa, terhadap masyarakat, terhadap lingkungan dan terhadap bangsa dan negara.

5. Kendala yang dialami dalam proses pembelajaran PKn dengan menggunakan model VCT analisis nilai bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kurang minatnya dalam membaca, cenderung lebih tertarik untuk memainkan HP kemudian membuka jejaring sosial dibandingkan membaca buku, kurangnya berpartisipasi dalam proses pembelajaran, seperti enggan untuk bekerja kelompok dan ikut aktif dalam mengemukakan pendapat dalam diskusi kelas sehingga guru terkadang masih mendominasi jalannya proses pembelajaran dan juga di pengaruhi oleh faktor keadaan siswa di lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah.

C. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada penelitian maka dapat di rekomendasikan sebagai berikut.

1. Bagi Sekolah :

(40)

b. Sekolah merupakan lembaga yang merupakan tempat transformasi ilmu pengetahuan selayaknya dapat lebih meningkatkan tanggung jawab siswa melalui aturan-aturan yang tegas serta kegiatan-kegiatan yang bisa menumbuhkan perilaku-perilaku yang baik.

2. Bagi Guru :

a. Guru PKn hendaknya terus mengembangkan strategi dalam upaya penumbuhan perilaku tanggung jawab melalui pembelajaran PKn. Selain itu guru yang sudah memberikan keteladanan hendaknya terus meningkatkannya sehingga akan dijadikan contoh bagi siswa dalam upaya meningkatkan tanggung jawab siswa agar menjadi warganegara yang baik. b. Guru yang mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran untuk menumbuhkan perilaku disiplin dan tanggung jawab siswa hendaknya lebih meningkatkan kreatifitas, keaktifan, kedinamisan dan efektifitas dalam setiap proses pembelajaran.

c. Guru hendaknya lebih memberikan motivasi dan pengarahan kepada siswa dalam pembelajaran. Diharapkan dengan model pembelajaran VCT analisis nilai, dapat membantu guru dalam penyampaian materi kepada siswa.

3. Bagi Siswa :

a. Siswa diharapkan dapat lebih menyukai dan memahami materi PKn dengan menggunakan pembelajaran model VCT analisis nilai agar tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik dapat meningkat. b. Siswa diharapkan agar lebih rajin mempelajari membaca agar memperoleh

wawasan dan pengetahuan yang luas. Diharapkan dengan model VCT analisis nilai ini siswa dapat memperoleh pengetahuan dan lebih peka terhadap isu sosial yang terjadi.

(41)

4. Bagi Orang tua:

a. Orang tua diharapkan dapat mendampingi, mengawasi dan memberikan motivasi serta pengarahan kepada anak (siswa) selama proses pendidikan yang dijalani oleh anak (siswa).

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Adiwiyato, Anton. 2001. Melatih Anak Bertanggung Jawab. Jakarta. Mitra Utama.

Arifin, Zaenal. (2010). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Branson, Margareth S. (1999). Belajar Civic Education dari Amerika. Yogyakarta : LKIS.

Budimansyah, Dasim. (2008). Inovasi Pembelajaran project Citizen. Bandung: Prodi PKn SPS UPI

……..(2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.

Djahiri, Kosasih. (1985). Strategi Pengajaran Afektif Nilai Moral VCT dan Games dalam VCT. Bandung: Jurusan Pendidikan Moral dan Kewargaan Negara FPIPS IKIP

...(1994/1995). Dasar-dasar Umum Metodologi dan Pengajaran Nilai-Moral VCT. Bandung: IKIP Bandung

…….. (1995/1996). Dasar-dasar Umum Metodologi dan Pengajaran Nilai Moral. Bandung: IKIP Bandung.

…….. (1996). Menelusuri Dunia Afektif Pendidikan Nilai dan Moral. Lab. Pengayaan PMP IKIP Bandung.

…….. (2006). Pendidikan Nilai dan Moral dalam dimensi Pendidikan Kewarganegaaraan. Bandung: Laboratorium PKn.

Danial, Endang danWasriah, Nanan. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium PKn UPI.

Efendy Ridwan dan Sapriya (2004:6). Makna dan Tanggung Jawab sebagai Warga Negara. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

(43)

Komalasari, Kokom (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.

Lickona, Thomas .(2012). Educating for Character: Mendidik untuk Membentuk Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter: Solusi yang Tepat Untuk Membangun Bangsa, Unpublished mimeograph, Indonesia Heritage Foundation.

Moleong.(2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

.

……..(1994). Metode Penelitian Skripsi dan Tesis. Bandung: Angkasa.

Nurmalina, Komala dan Syaifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: LaboratoriumPKn UPI Bandung.

Nasution, S. (1996).Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: PT. Transito

...(2001). Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito.

...(2003). Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Rahmat, dkk (2008). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium PKn UPI Bandung

Sapriya.(2002). Studi Sosial Konsep dan Model Pembelajaran. Bandung: Buana Nusantara.

Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D).Bandung: Alfabeta.

... (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D).Bandung: Alfabeta.

Sukardi.(2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.

Somantri, Muhammad Numan. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Wahab, A.A .(2008). Metode dan Model-model Mengajar. Bandung: Alfabeta

(44)

Wibowo, Agus (2012: 32). Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban.Yogyakarta: Pustaka pelajar

Wuryan, Sri dan Syaifullah. (2009). Ilmu Kewarganegaraan (civics). Bandung: Laboratorium PKn UPI Bandung.

Disertasi:

Komalasari, Kokom .(2008). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual dalam Pendidikan Kewarganegaraa Terhadap Kompetensi Kewaganegaraan Siswa SMP. Disertasi Doktor pada FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan

PeraturanPerundang-Undangan:

Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Departemen Pendidikan Nasional.(2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTS Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Depdiknas.

Gambar

gambar, surat-surat, foto, akte, dan sebagainya.

Referensi

Dokumen terkait

adapun saran-sarannya bagi perusahaan sepatu Converse asli ( original) yaitu (1) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap terhadap pemalsuan merek mewah

Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama penentuan Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi pada gambar5

Menjadi rahmat bagi seluruh alam juga berarti menjunjung tinggi harkat seluruh makhluk. Pengrusakan terhadap alam dan tindak kekerasan terhadap manusia adalah paradoks

Organizational Psychology: bidang psikologi yg menggabungkan hasil penelitian dlm bidang Psi sosial dan perilaku organisasi untuk diterapkan pada sisi emosional dan

Finish struktur adalah penutup atau pelapisan pada bagian/struktur utama dari sebuah bangunan. Finish Plafon Finish plafon adalah penutup atau pelapisan pada plafon dari

Latar Belakang: Seksio sesarea adalah melahirkan janin yang sudah mampu hidup beserta plasenta dan selaput ketuban secara transabdominal melalui insisi uterus. Hal

Pada penelitian ini dianalisis ketebalan lem tiap 3 sisi pengukuran, kiri tengah dan kanan, serta selisih dari tiap sisi pengukuran pada produk labelstock untuk jenis kertas

laba maksimal. Melalui pendapatan laba maksimal, maka harapan-harapan lain yang ingin dicapai dalam jangka pendek ataupun jangka panjang akan terpenuhi. 2)