• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENAKSIRAN PARAMETER PADA PERSAMAAN SIMULTAN MENGGUNAKAN METODE FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENAKSIRAN PARAMETER PADA PERSAMAAN SIMULTAN MENGGUNAKAN METODE FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML)."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENAKSIRAN PARAMETER PADA PERSAMAAN SIMULTAN MENGGUNAKAN METODE

FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Matematika

Oleh

Siti Nurhayati Basuki

0905783

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENAKSIRAN PARAMETER PADA PERSAMAAN SIMULTAN MENGGUNAKAN METODE

FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML)

Oleh

Siti Nurhayati Basuki

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Siti Nurhayati Basuki 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SITI NURHAYATI BASUKI

PENAKSIRAN PARAMETER PADA PERSAMAAN SIMULTAN MENGGUNAKAN METODE

FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Dr. Marthen Tapilouw, M.Si NIP. 194805201979031001

Pembimbing II

Drs. Nar Herrhyanto, M.Pd NIP. 196106181987031001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

(4)

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Model persamaan simultan merupakan model yang memilki keterkaitan yang menyebabkan hubungan dua arah diantara variabelnya. Disisi lain variabel dependen dalam persamaan simultan dapat bertindak sebagai variabel independen (penjelas). Ada beberapa metode yang sesuai untuk menaksir persamaan simultan, yaitu metode persamaan tunggal dan metode sistem. Namun sebelum melakukan penaksiran, diperlukan adanya suatu identifikasi yang menghasilkan tiga situasi yang mungkin yaitu unidentified, identified, dan overidentified. Salah satu metode yang digunakan jika merupakan persamaan yang overidentified adalah metode

Full Information Maximum Likelihood (FIML). FIML merupakan metode sistem

yang menaksir parameter untuk seluruh persamaan dalam model persamaan simultan, dengan mempertimbangkan dan menggunakan seluruh informasi dan pembatasan dari semua model sebagai satu kesatuan. Metode ini menaksir dengan memaksimumkan fungsi likelihood untuk semua parameter dari variabel endogennya. FIML juga mengasumsikan galat yang berdistribusi normal. Dalam penerapan metode FIML, yang mengadopsi teori Keynessian dan model IS mengenai PDB, konsumsi, dan investasi di Indonesia pada tahun 2000-2011. Hasilnya diperoleh bahwa konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh PDB dan konsumsi rumah tangga sebelumnya. Sedangkan investasi dipengaruhi oleh PDB dan investasi sebelumnya. Hasil pengujian mengenai efisiensi metode FIML yang dibandingkan dengan penaksir metode persamaan tunggal, FIML memberikan penaksir yang lebih efisien dibanding metode persamaan tunggal.

(5)

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Equation of simultaneous model is a model which its connection causes two way relationships between its variables. On the other side, dependent variable in simultaneous equation can act as an independent variable. There are some methods which can be used to estimate simultaneous equation, those are single equation method and system method. But before doing the estimation, it is needed identification which produces three possible situations those are unidentified, identified and overidentified. The method which is used if it is overidentified equation is Full Information Maximum Likelihood (FIML) method. FIML is a method which estimates the parameter for equation and simultaneous model of equation, by considering and using all of the information and bordering from all models as an unity. This method estimates by functioning likelihood in maximum way for all the parameters and its endogen variables. FIML also has an assumption of galat which has a normal distribution. In applying FIML, which is adopting Keynessian Theory and IS model about PDB, consumption, and investment in Indonesia in 2000-2011. The result is that personal consumptions are affected by PDB and the consumptions before that. While investment are affected by PDB and the investment before that. The result of a study about the efficiency FIML method which is compared with appraiser, single equation method, FIML gives appraiser which is more efficient than single equation method.

(6)

i Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penulisan ... 4

1.5 Manfaat Penulisan ... 4

1.5.1 Aspek Teoritis ... 4

1.5.2 Aspek Praktis ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1 Matriks dan Vektor ... 6

2.2 Distribusi Normal ... 13

(7)

ii Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.3.1 Metode Kuadrat Terkecil Biasa (OLS) ... 15

2.3.2 Metode Kemungkinan Maksimum (Maximum Likelihood Method) ... 17

Halaman 2.4 Model-Model Regresi Linear ... 18

2.5 Penaksiran Parameter ... 20

2.6 Sifat-Sifat Penaksir Titik ... 26

2.6.1 Sifat-Sifat Sampel Kecil ... 26

2.6.2 Sifat-Sifat Sampel Besar ... 27

BAB III METODE FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML) ... 29

3.1 Model Persamaan Simultan ... 29

3.2 Variabel Pada Model Persamaan Simultan ... 30

3.3 Bias Persamaan Simultan ... 30

3.4 Notasi Persamaan Simultan ... 34

3.5 Bentuk Persamaan yang Direduksi ... 38

3.6 Masalah Identifikasi ... 40

3.7 Aturan Identifikasi ... 41

3.7.1 Kondisi Orde ... 41

3.7.2 Kondisi Rank ... 42

3.8 Metode Penaksiran pada Model Persamaan Simultan ... 47

3.9 Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML) ... 48

BAB IV STUDI KASUS ... 58

4.1 Model Persamaan Simultan ... 58

4.2 Sumber Data ... 61

(8)

iii Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.4 Identifikasi Model ... 63

4.5 Pengujian Hipotesis ... 66

BAB V PENUTUP ... 72

5.1 Kesimpulan ... 72

Halaman 5.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN ... 76

(9)

iv Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Identifikasi Menggunakan Kondisi Orde ... 44

Tabel 4.1 Uji Normalitas UntukPersamaan Konsumsi Rumah Tangga ... 62

Tabel 4.2 Uji Normalitas UntukPersamaan Konsumsi ... 62

Tabel 4.3 Identifikasi Menggunakan Kondisi Orde ... 64

Tabel 4.4 Hasil Koefisien Determinasi ( ) ... 66

Tabel 4.5 Hasil Penaksiran Metode Full Information Maximum Likelihood Persamaan Konsumsi Rumah Tangga ... 68

Tabel 4.6 Hasil Penaksiran Metode Full Information Maximum Likelihood Persamaan Investasi ... 68

(10)

v Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Hubungan Antara PDB, Konsumsi Rumah Tangga, dan Investasi ... 70

(11)

vi Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Data PDB ... 77

Lampiran 2 Penaksiran Parameter Dengan Variabel Instrumen ... 79

Lampiran 3 Bentuk Reduksi Pada Studi Kasus ... 81

Lampiran 4 Output Uji Normalitas ... 82

Lampiran 5 Output Hasil Penaksiran FIML ... 83

(12)

1 Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ekonometrika merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang menggunakan

alat analisis matematika dan statistika dalam menganalisis masalah ekonomi

secara kuantitatif berdasarkan data empiris. Sebagaimana dijelaskan oleh Gehard,

Tintner dalam Firdaus (2004: 2), bahwa ekonometrika merupakan hasil dari suatu

pandangan khusus atas peranan ilmu ekonomi, yang terdiri atas penerapan

statistik matematis atas data ekonomi untuk memberikan dukungan empiris pada

model yang disusun dengan ilmu ekonomi matematis dan untuk memperoleh hasil

dalam angka (numerical result). Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa

ekonometrika merupakan ilmu yang digunakan dalam permasalahan ekonomi

yang dianalisis oleh analisis matematika dan juga statistika.

Dalam permasalahan ekonomi, masalah-masalah tersebut tidak selalu

dimodelkan dengan model persamaan tunggal. Model persamaan tunggal ini

mempunyai sifat hubungan satu arah, yaitu satu atau lebih variabel independen

(penjelas) terhadap satu variabel dependen . Namun ada diantaranya, masalah

ekonomi yang melibatkan saling keterkaitan antar variabel. Model ini disebut

sistem atau model persamaan simultan, yang mempunyai hubungan dua arah.

Pada model persamaan simultan ini, suatu variabel yang misalnya bersifat

variabel dependen di suatu persamaan, dalam persamaan lain bisa menjadi

variabel independen (penjelas) serta melibatkan lebih dari satu persamaan

sebanyak variabel dependen. Misalkan variabel berpengaruh pada variabel ,

namun variabel juga berpengaruh terhadap variabel . Ini akan menyebabkan

adanya hubungan dua arah atau simultan, yang membuat perbedaan antara

variabel independen (penjelas) dan variabel dependen (yang menjelaskan)

(13)

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permasalahan variabel tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh Koutsoyianis (1977:

331), bahwa model persamaan simultan adalah sebuah model yang menjelaskan

variabel dependen secara bersama-sama.

Dalam persamaan tunggal, metode yang sering digunakan untuk

penaksiran parameter adalah Metode Kuadrat Terkecil (Ordinary Least Square -

OLS). Namun karena adanya hubungan dua arah dalam persamaan simultan, OLS

menjadi tidak sesuai jika digunakan untuk menaksir parameter persamaan

simultan. Karena terjadi pelanggaran asumsi yaitu seharusnya tak ada korelasi

antara variabel independen (penjelas) dengan galat. Ini tidak terpenuhi oleh

persamaan simultan yang variabelnya memilki keterkaitan, kecuali jika bisa

dibuktikan bahwa variabel independen (penjelas) berdistribusi secara independen

dari galat. Jika penaksiran menggunakan OLS tetap dipaksakan akan

menghasilkan hasil taksiran yang bias dan tidak konsisten.

Terdapat dua metode untuk menaksir parameter pada model persamaan

simultan. Sebagaimana dijelaskan oleh Koutsoyiannis (1977: 335), yaitu metode

persamaan tunggal atau yang dikenal sebagai Limited Information Methods

contohnya Kuadrat Terkecil Tak Langsung (Indirect Least Squares - ILS),

Kuadrat Terkecil Dua Tahap (Two-stage Least Squares - 2SLS), dan Limited

Information Maximum Likelihood (LIML); serta metode sistem yang dikenal

sebagai Full Information Methods contohnya Kuadrat Terkecil Tiga Tahap

(Three-stage Least Squares - 3SLS) dan Full Information Maximum Likelihood

(FIML).

Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa terdapat dua metode untuk

menaksir parameter pada model persamaan simultan, yaitu metode persamaan

tunggal dan metode sistem. Lebih lanjut, sebelum melakukan penaksiran

diperlukan adanya suatu identifikasi model. Identifikasi model tersebut bertujuan

untuk menentukan apakah suatu model persamaan simultan dapat dilakukan

penaksiran dan mengetahui metode penaksiran apa yang sebaiknya digunakan

(14)

3

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam mengidentifikasi persamaan simultan terdapat dua aturan dalam

mengidentifikasi persamaan simultan, yaitu aturan kondisi orde dan aturan kondisi

rank. Sebagaimana dikutip dari Koutsoyiannis (1977: 350), “terdapat dua aturan

formal yang digunakan untuk menentukan identifikasi yaitu kondisi orde dan

kondisi rank”. Kondisi orde merupakan suatu kondisi yang diperlukan (necessary) dan kondisi rank menjadi kondisi cukup (sufficient) untuk identifikasi. Dari

identifikasi tersebut, akan diperoleh tiga kondisi yang mungkin terjadi terhadap

model persamaan simultan, yaitu: tidak teridentifikasi (unidentified),

teridentifikasi (identified), dan terlalu teridentifikasi (overidentified).

Jika persamaan dalam model semuanya overidentified, maka salah satu

metode yang dapat digunakan dalam menaksir persamaan simultan tersebut yaitu

dengan metode Full Information Maximum Likelihood (FIML). Pada tugas akhir

ini, akan dibahas penaksiran parameter model persamaan simultan menggunakan

metode Full Information Maximum Likelihood (FIML). Metode FIML

mempertimbangkan seluruh informasi dan pembatasan dalam semua persamaan

dan menyelesaikannya sebagai suatu kesatuan dalam menaksir parameter model

persamaan simultan. Seluruh informasi disini maksudnya metode tersebut

menggunakan seluruh informasi yang berasal dari seluruh persamaan yang ada.

Metode ini memandang persamaan sebagai suatu kesatuan, bukannya

terpisah-pisah tanpa memperhatikan persamaan lainnya dalam model seperti halnya

persamaan tunggal.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengambil judul

“PENAKSIRAN PARAMETER PADA PERSAMAAN SIMULTAN

MENGGUNAKAN METODE FULL INFORMATION MAXIMUM

LIKELIHOOD (FIML)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas

(15)

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana penaksiran parameter pada model persamaan simultan

menggunakan metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)?

2. Bagaimana penerapan penaksiran parameter menggunakan metode Full

Information Maximum Likelihood (FIML) pada studi kasus?

1.3 Batasan Masalah

Untuk membatasi batasan masalah agar tetap sesuai dengan yang

dimaksudkan, maka penulis memberikan batasan yaitu menaksir parameter pada

persamaan simultan dengan metode Full Information Maximum Likelihood

(FIML) yang bersifat linear, overidentified serta galat yang berdistribusi normal.

1.4 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan tugas akhir ini adalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui penaksiran parameter pada model persamaan simultan

menggunakan metode Full Information Maximum Likelihood (FIML).

2. Mengetahui penerapan penaksiran parameter menggunakan metode Full

Information Maximum Likelihood (FIML) pada studi kasus.

1.5 Manfaat Penulisan

Manfaat yang diharapkan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai

berikut:

a. Praktis

Tujuan praktis dari penulisan ini adalah agar mengetahui ciri-ciri

persamaan simultan dan penggunaan metode yang sesuai dengan

karakteristik persamaan simultan.

(16)

5

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan toeritis dari penulisan ini adalah mengetahui lebih mendalam

mengenai penaksiran parameter pada persamaan simultan dengan metode

Full Information Maximum Likelihood (FIML).

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai beikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memberikan penjelasan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika

penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang beberapa konsep dan tinjauan kepustakaan

mengenai dasar teori yang berhubungan dengan metode Full Information

Maximum Likelihood (FIML).

BAB III METODE FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML)

Bab ini berisikan tentang inti permasalahan yang akan dibahas yaitu

menaksir parameter persamaan simultan dengan menggunakan metode Full

Information Maximum Likelihood (FIML).

BAB IV STUDI KASUS

Pada bab ini akan dilakukan penerapan metode Full Information Maximum

Likelihood (FIML) pada suatu studi kasus.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran mengenai hasil yang diperoleh

(17)

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

(18)

29 Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML)

3.1 Model Persamaan Simultan

Model persamaan simultan adalah suatu model yang memiliki

lebih dari satu persamaan yang saling terkait. Dalam model persamaan

simultan, variabel dependen pada suatu persamaan dapat juga bertindak

sebagai variabel independen (penjelas) dalam persamaan lain, yang

menyebabkan perbedaan antara variabel dependen dan variabel independen

(penjelas) menjadi meragukan. Sehingga suatu variabel dapat memiliki dua

peran sebagai variabel independen (penjelas) dan variabel dependen.

Model persamaan simultan mempunyai hubungan dua arah, hal itu

dinyatakan oleh Gujarati (2012: 339) bahwa jika terjadi variabel

ditentukan oleh variabel , dan sebaliknya variabel serta ditentukan oleh

variabel , atau merupakan fungsi dari variabel tetapi

variabel merupakan fungsi dari variabel Y , akan terdapat

hubungan dua arah atau hubungan simultan antara dan beberapa yang

membuat perbedaan antara variabel dependen dan independen (penjelas)

menjadi meragukan.

Koutsoyiannis (1977: 331) juga menyatakan, jika mempunyai

hubungan dua arah dalam fungsi yang menyatakan bahwa fungsi tidak dapat

diperlakukan secara terpisah sebagai model persamaan tunggal sehingga

perlu adanya suatu model yang mencakup permasalahan variabel tersebut.

Sebagaimana dijelaskan kembali oleh Koutsoyianis (1977: 331),

bahwa model persamaan simultan adalah sebuah model yang menjelaskan

(19)

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdapat lebih dari satu persamaan, dan tidak dapat menaksir parameter

tanpa mempertimbangkan persamaan lainnya yang yang berada pada model.

3.2 Variabel Pada Model Persamaan Simultan

Penyebutan variabel independen (penjelas) dan variabel dependen

tidak tepat lagi jika digunakan pada model persamaan simultan, karena

variabel dependen bisa juga menjadi variabel independen. Menurut Gujarati

(2012: 360), dalam konteks model persamaan simultan, terdapat 2 jenis

variabel yaitu:

1. Varibel Endogen

Variabel-variabel yang nilainya telah ditentukan dalam model, karena

nilai-nilai ini diperoleh dengan memasukan nilai variabel lain dalam

model sebagai akibat adanya hubungan antarvariabel. Serta variabel

endogen dianggap sebagai stokastik. Jumlah variabel endogen sama

dengan banyaknya persamaan dalam model.

2. Varibel Predetermine

Variabel-variabel yang nilainya telah ditentukan diluar model. Variabel

predetermine dianggap sebagai nonstokastik. Dalam variabel

predetermine ada dua jenis kategori yaitu variabel eksogen baik eksogen

sekarang maupun waktu lampau (lagged exogeneous), dan variabel

endogen waktu lampau (lagged endogeneous).

3.3 Bias Persamaan Simultan

Dalam pengaplikasian Metode Kuadrat Terkecil (Ordinary Least

Square - OLS) untuk persamaan tunggal, yaitu bahwa variabel independen

(penjelas) mempunyai hubungan satu arah terhadap variabel dependen dan

dalam metode OLS ada salah satu asumsi dari variabelnya yaitu tidak ada

(20)

31

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

. Namun dalam persamaan simultan yang mempunyai hubungan dua arah, maka mengakibatkan adanya korelasi antara variabel

independen (penjelas) dengan galat, sehingga penggunaan metode OLS

untuk persamaan simultan tidak sesuai.

Jika metode OLS tetap dipaksakan untuk menaksir persamaan

simultan, maka hasil dari penaksiran akan bersifat bias dan tak konsisten,

yaitu seiring dengan peningkatan ukuran sampel penaksir tidak mendekati

nilai taksiran dari nilai sebenarnya. Misalkan diberikan model persamaan

simultan, yaitu:

(3.3.1)

, , dan merupakan variabel endogen yang bersifat stokastik; , ,

, dan merupakan variabel eksogen; serta , , dan merupakan

galat stokastik. Dalam metode OLS terdapat asumsi bahwa variabel

indepeden (penjelas) bersifat nonstokastik atau jika stokastik dapat

ditunjukan terdistribusi secara independen dari galat. Jika tidak dapat

ditunjukan bahwa variabel adalah stokastik yang terdistribusi secara

independen dari dan variabel adalah stokastik yang terdistribusi

secara independen dari , maka penggunaan metode OLS akan

menghasilkan penaksir yang bias dan tak konsisten.

Untuk memperlihatkan ketidakbiasan penggunaan OLS pada

persamaan simultan, misalkan diambil contoh model Keynesian yaitu:

0 < α1 < 1 (3.3.2)

(3.3.3)

dimana

= Pengeluaran konsumsi (variabel endogen)

= Pendapatan (variabel endogen)

(21)

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= Parameter

Diasumsikan bahwa , ,

(untuk ), dan . Akan ditunjukan bahwa antara dan

berkorelasi serta ̂ merupakan penaksir yang tak konsisten dari .

Pertama, akan dibuktikan antara dan berkorelasi atau

. Dan bukan benar-benar variabel eksogen dalam persamaan pertama.

Substitusikan persamaan pertama kedalam persamaan kedua, maka

diperoleh

(3.3.4)

merupakan variabel eksogen dan , maka

( ) ( ) ( )

(3.3.5)

Selanjutnya,

(3.3.6)

dan

(3.3.7)

maka,

[ ][ ]

[

]

(22)

33

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(3.3.8)

Karena mempunyai nilai positif, dan dengan syarat , maka

, sehingga ini berarti ada korelasi antara dan . Hal ini merupakan pelanggaran asumsi dari OLS.

Kedua, akan dibuktikan ̂ merupakan penaksir yang tak konsisten

dari sebagai akibat adanya korelasi dan .

Penaksir OLS (̂) yaitu

̂ ∑ ∑ ∑

∑ ∑

(3.3.9)

̂ ∑( ̅)( ̅) ∑( ̅)

̂ ∑ ∑( )

(3.3.10)

dengan ( ̅), ( ̅) dan ∑ , sehingga ̅ ∑

̂ ∑( ̅) ∑( )

̂ ∑ (̅)∑ ∑( )

̂ ∑ ∑( )

(3.3.11)

Substitusikan persamaan (3.3.2) kedalam persamaan (3.3.11)

̂ ∑ ∑( )

̂ ∑ ∑ ∑ ∑( )

̂ ∑ ∑( )

∑ ∑( )

∑ ∑( )

(23)

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena ∑ , maka ∑

∑( )

karena ∑

∑( )

∑ ̅

∑ ̅ ∑

maka

̂ ∑

∑( )

̂

̂ ∑ (3.3.13)

Suatu penaksir ̂ dikatakan sebuah penaksir yang konsisten, jika

mendekati nilai dari seiring dengan ukuran sampel yang membesar. Atau

plim dari penaksir sama dengan nilai parameternya.

̂ (3.3.14)

̂ ∑ (3.3.15)

̂

∑ (3.3.16)

dimana ∑ merupakan kovarian antara dan dan ∑ varian dari ,

serta N merupakan banyaknya observasi.

̂

(

)

(3.3.17)

Karena dan mempunyai nilai positif, dan dengan syarat

, maka

̂ lebih besar dari , karena ̂ adalah

parameter ditambah kovarian antara dan dan varian dari . Maka

(24)

35

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.4 Notasi Persamaan Simultan

Menurut Judge (1980: 567), model persamaan simultan dapat direpresentasikan dengan observasi dalam variabel endogen

dinotasikan dengan dan variabel predetermine

dinotasikan dengan serta variabel galat acak dinotasikan dengan . Sedangkan indeks berasal dari

observasi digunakan untuk indeks obsevasi.

Notasi umum dalam persamaan untuk merepresentasikan

persamaan simultan di atas dapat dituliskan:

(3.4.1)

dimana dan adalah parameter struktural dari sistem persamaan yang

tidak diketahui dan akan ditaksir dari data. Dalam notasi matriks dapat

ditulis sebagai berikut:

0 2 1 2 1 1 22 21 1 12 11 2 1 2 1 1 22 21 1 12 11 2 1                                                                tM t t KM K K M M tK t t MM M M M M tM t t u u u x x x y y y                                 (3.4.2) (3.4.3) dimana:

(25)

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu = Vektor variabel galat acak yang berukuran

= Matriks koefisien variabel endogen yang tidak diketahui berukuran

= Matriks koefisien variabel predetermine yang tidak diketahui

berukuran

Penting untuk dicatat bahwa ukuran dan adalah sama.

Untuk memperjelas bentuk dari model persamaan simultan, berikut

ini adalah contoh persamaan simultan yaitu model dari John U. Farley dan

Harold J. Levitt dalam A Model of the Distributionof Branded Personal in

Jamaica dalam Gujarati (2012: 354).

(3.4.4)

Variabel-variabel dalam model di atas adalah

a. Variabel endogen = , , , , dan

b. Variabel predetermine

Variabel eksogen = , , , dan

Pada persamaan (3.4.4) di atas terlihat adanya hubungan dua arah

serta variabel yang memiliki dua peran yaitu sebagai variabel endogen dan

variabel eksogen. Misal hubungan dua arah antara variabel dan .

pada persamaan pertama menjadi variabel endogen, namun pada persamaan

kedua menjadi variabel eksogen. pada persamaan kedua menjadi

variabel endogen, namun pada persamaan pertama, ketiga, keempat, dan

kelima menjadi variabel eksogen. Hubungan dua arah antara variabel

dan menegaskan model persamaan di atas merupakan model

persamaan simultan.

Menurut Jugde (1980: 568), ada beberapa asumsi untuk variabel

(26)

37

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Asumsi Gangguan Acak

Asumsi stokastik untuk galat dari vektor diasumsikan

bahwa gangguan struktural yang dihasilkan sebagai berikut:

[ ] untuk (3.4.5)

[

] [

] (3.4.6)

[ ] untuk adalah vektor dari

[ ] [ ]

[

]

(3.4.7)

Karena adanya asumsi homokesdastisitas dan tidak adanya otokorelasi,

maka dapat dituliskan menjadi:

[

]

(3.4.8)

atau untuk penulisan lebih umum dapat ditulisankan dengan:

{[ ] [ ]} [

] (3.4.9)

Barisan dari vektor adalah i.i.d dengan mean nol dan

matriks var-cov , dimana elemen dari diagonal utama matriks akan

menjadi varians dan elemen yang jauh dari diagonal matriks disebut

(27)

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Jika variabel predetermine benar-benar variabel eksogen {eksogen

sekarang maupun eksogen lampau} diasumsikan bahwa

(3.4.10)

ada dan terbatas serta nonsingular.

Jika variabel predetermine berisi variabel lagged endogenous

diasumsikan bahwa ada dan terbatas serta nonsingular.

3. Matriks Γ adalah nonsingular

Dalam model persamaan simultan ada yang dikenal sebagai

persamaan struktural dan persamaan identitas. Persamaan struktural adalah

persamaan yang berisi tingkah laku (perilaku). Dalam persamaan struktural

terdapat perubahan variabel, sebagai akibat dari perubahan variabel-variabel

lain. Hal ini juga dijelaskan oleh Koutsoyiannis (1977:336) bahwa

persamaan struktural merupakan sistem lengkap dari persamaan yang

menggambarkan struktur dari hubungan variabel ekonomi serta

mengekspresikan variabel endogen sebagai fungsi dari variabel endogen

yang lainnya, variabel predetermine, dan galat stokastik. Koefisien dan

dalam persamaan struktural disebut parameter struktural yang tidak

diketahui dari model dan akan ditaksir dari data (Jugde, 1980: 567).

Sedangkan persamaan identitas adalah persamaan yang menyatakan

kesamaan antara variabel.

3.5 Bentuk Persamaan yang Direduksi

Menurut Gujarati (2012: 361), dari persamaan struktural dapat

diperoleh bentuk persamaan reduksi (reduced-form equation) dan koefisien

bentuk reduksi yang berhubungan. Persamaan bentuk reduksi (reduced-form

equation) merupakan suatu persamaan yang menjelaskan variabel endogen

(28)

39

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dijelaskan oleh Jugde (1980: 571) bahwa bentuk persamaan reduksi adalah

jika model dari persamaan struktural jika adalah nonsingular dapat

mengekspresikan variabel endogen sebagai fungsi dari variabel

predetermine dan galat stokastik. Persamaan ini didapat dengan

memecahkan bentuk persamaan struktural sehingga variabel endogen pada

setiap persamaan sebagai fungsi dari variabel predetermine dan galat

stokastik.

Persamaan ini bisa diselesaikan jika adalah nonsingular. Dan

dari persamaan sebelumnya dikalikan dengan dan menyusun kembali

persamaan tersebut, dapat diperoleh bentuk reduksi sebagai berikut:

(3.5.1)

(3.5.2)

dimana:

Matriks dari parameter atau koefisien reduksi berukuran berbentuk:

[ ] [ ] [ ] (3.5.3)

Matriks dari gangguan bentuk reduksi berukuran berbentuk:

[ ] [ ] [

(29)

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Asumsi stokastik pada langsung mengikuti bentuk dari . Jika adalah

baris ke- dari dan baris ke- dari , maka

(3.5.5)

dan vektor mempunyai mean dan matriks var-cov

, maka

[ ] [ ] [ ] (3.5.6)

dan

var-cov [ ] ( )

var-cov (3.5.7)

Selanjutnya, karena , dan , untuk .

maka reduksi individual dari persamaan dapat ditulis

(3.5.8)

dimana adalah kolom ke- dari .

3.6 Masalah Identifikasi

Dalam model persamaan simultan, identifikasi dilakukan pada

awal sebelum melakukan penaksiran untuk menentukan apakah suatu model

persamaan simultan dapat dilakukan penaksiran atau tidak, dan mengetahui

metode penaksiran apa yang sebaiknya digunakan pada persamaan simultan.

Menurut Koutsoyiannis (1977: 351), identifikasi pada dasarnya

menentukan pilihan metode apa yang digunakan secara tepat dari model

yang akan ditaksir dan ada dua situasi yang mungkin dari

pengidentifikasian, yaitu:

(30)

41

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Disebut persamaan underidentified (kurang teridentifikasi), jika bentuk

statistiknya tidak unik atau kurang. Serta jika persamaan underidentified,

maka tidak dapat menaksir seluruh parameter dengan teknik

ekonometrika manapun, dengan kata lain koefisien persamaan struktural

tidak diperoleh.

2. Persamaan Identitified

Disebut persamaan identified (dapat teridentifikasi), jika bentuk

statistiknya unik (tunggal). Serta jika persamaan identified, maka

koefisien dalam persamaan simultan secara umum dapat ditaksir, dengan

kata lain koefisien persamaan struktural memiliki solusi yang unik.

Persamaan identified dapat menjadi persamaan exactly identified (tepat

teridentifikasi) dan persamaan overidentified (terlalu teridentifikasi).

a. Persamaan exactly identified adalah jika diperoleh suatu nilai

koefisien yang unik dari parameter strukturalnya dan metode yang

sesuai adalah Indirect Least Square (ILS).

b. Persamaan overidentified adalah jika diperoleh lebih dari satu nilai

koefisien untuk parameter-parameter strukturalnya dan metode yang

sesuai adalah Two-Stage Least Square (2SLS), Three-Stage Least

Square (3SLS), Limited Informatuon Maximum Likelihood (LIML),

dan Full Informatuon Maximum Likelihood (FIML).

3.7 Aturan Identifikasi

Sebenarnya penetuan identifikasi dapat ditempuh melalui bentuk

persamaan reduksi, namun diperlukan proses waktu dan tenaga yang lama

dan besar karena masing-masing persamaan diubah dalam bentuk reduksi.

Menurut Koutsoyiannis (1977: 350), terdapat dua aturan formal yang

digunakan untuk menentukan identifikasi yaitu kondisi orde dan kondisi

rank.

(31)

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Koutsoyiannis (1977: 352) menyatakan bahwa kondisi orde

merupakan suatu kondisi yang diperlukan (necessary) namun belum

menjadi kondisi cukup (sufficient) untuk identifikasi. Notasi yang digunakan

yaitu:

= Jumlah variabel endogen dalam model persamaan simultan

= Jumlah variabel endogen dalam suatu persamaan tertentu

= Jumlah variabel predetermine dalam model persamaan simultan

= Jumlah variabel predetermine dalam suatu persamaan tertentu

Ada dua cara untuk mengidentifikasi kondisi orde, yang

masing-masing sebenarnya menghasilkan hasil yang setara. Gujarati (2012: 372),

menyatakan:

1. Pada model persamaan simultan agar dapat diidentifikasi, setidaknya

harus mengeluarkan variabel (endogen dan predetermine) yang

terdapat dalam model. Koutsoyiannis (1977: 352) juga menyatakan

untuk persamaan yang teridentifikasi, jumlah variabel yang dikeluarkan

(endogen dan predetermine) dari model harus sama dengan atau lebih

besar dari jumlah variabel endogen dikurangi satu. Dinotasikan dengan,

(3.7.1)

Jika variabel yang dikeluarkan tepat sejumlah variabel, maka

persamaan tersebut tepat teridentifikasi (exactly identified). Jika variabel

yang dikeluarkan lebih dari variabel, maka persamaan tersebut

terlalu teridentifikasi (overidentified).

2. Dalam model persamaan simultan agar dapat diidentifikasi, jumlah

dari variabel predetermine yang dikeluarkan dari persamaan tidak boleh

kurang dari jumlah variabel endogen yang dimasukan dalam persamaan

dikurangi dengan satu. Dinotasikan dengan,

(32)

43

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jika , maka persamaan tersebut tepat teridentifikasi

(exactly identified). Jika , maka persamaan tersebut

terlalu teridentifikasi (overidentified).

3.7.2 Kondisi Rank

Seperti yang dikemukakan sebelumnya bahwa kondisi orde

merupakan kondisi yang diperlukan namun belum menjadi kondisi cukup

untuk identifikasi. Dengan kondisi rank ini, dapat memenuhi dua aturan

formal dalam pengidentifikasian. Rank berkenaan dengan konsep matriks

dengan orde yang mempuyai determinan sama dengan nol atau jumlah

maksimum baris-baris atau kolom-kolom yang bebas linear (independen).

Kondisi rank diperlukan karena walaupun melalui pengujian

kondisi orde suatu persamaan teridentifikasi namun bisa saja melalui

pengujian kondisi rank tidak terpenuhi sehingga penaksiran parameter untuk

persamaan simultan tidak dapat dilakukan. Hal ini mungkin terjadi jika

kolom-kolom atau baris-baris matriks dari suatu persamaan tidak bebas

linear atau terdapat hubungan antar variabelnya.

Gujarati (2012: 375), menyatakan bahwa dalam model

persamaan simultan dapat diidentifikasi, jika dan hanya jika setidaknya

terdapat satu determinan yang tidak nol dari matrik yang orde

. Matriks itu dapat dibentuk dari koefisien variabel (endogen dan predetermine) yang dikeluarkan dari persamaan tetapi ada dalam

persamaan lainnya dari model.

Untuk melakukan pengujian dalam kondisi rank, langkah-langkah

yang dapat dilakukan adalah:

1. Manipulasi persamaan dengan memindahkan semua variabel sisi kanan

ke sebelah kiri kecuali variabel galat stokastik.

(33)

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mencoret koefisien-koefisien dari baris yang didalamnya ada persamaan

yang sedang diperhatikan untuk pengidentifikasian.

4. Mencoret koefisien-koefisien dari kolom yang berhubungan dengan

langkah 2 yaitu yang tidak sama dengan nol.

5. Data yang tersisa dalam tabel yaitu data dari koefisien-koefisien yang

tidak berhubungan dengan langkah 2 dan 3 (data dari seluruh variabel

dalam model tapi tidak termasuk persamaan yang sedang diperhatikan

untuk pengidentifikasian). Hitung determinan berorde dari data

yang tersisa, misal matriks . Jika terdapat suatu persamaan yang

mempunyai satu determinan yang berorde yang tidak sama

dengan nol, maka persamaan yang sedang diperhatikan dapat

diidentifikasi. Jika seluruh kemungkinan dari determinan yang berorde

adalah nol, maka persamaan yang sedang diperhatikan tidak dapat diidentifikasi.

Kondisi rank menyatakan apakah persamaan dapat diidentifikasi

atau tidak, sedangkan kondisi orde menyatakan jika hal itu dapat secara

tepat teridentifikasi atau terlalu terindentifikasi (Gujarati, 2012:377). Prinsip

umum dari identifikasi persamaan struktural pada model persamaan

simultan, yaitu:

1. Jika dan rank dari matriks adalah , maka

persamaan tersebut terlalu teridentifikasi (overidentified ).

2. Jika dan rank dari matriks adalah , maka

persamaan tersebut tepat teridentifikasi (exactly identified ).

3. Jika dan rank dari matriks adalah kurang dari

,maka persamaan tersebut kurang teridentifikasi (underidentified).

4. Jika dan rank dari matriks adalah kurang dari

, maka persamaan tersebut tidak teridentifikasi.

(34)

45

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Akan disajikan contoh penggunaan aturan identifikasi

menggunakan contoh sebelumnya yaitu yaitu model dari John U. Farley dan

Harold J. Levitt dalam A Model of the Distributionof Branded Personal in

Jamaica dalam Gujarati (2012: 354).

(3.7.3)

dimana merupakan variabel endogen dan merupakan variabel

predetermine yang memiliki 5 variabel endogen dan 4 variabel

predetermine.

[image:34.595.118.513.190.615.2]

Pertama akan di identifikasi melalui kondisi orde

Tabel 3.1

Identifikasi enggunakan Kondisi Orde

Persamaan Hasil

1 (satu) 4-0=4 3-1=2 overidentified

2 (dua) 4-2=2 2-1=1 overidentified

3 (tiga) 4-1=3 1-1=0 overidentified

4 (empat) 4-1=3 1-1=0 overidentified

5 (lima) 4-0=4 3-1=2 overidentified

Dari hasil pengidentifikasian yang menggunakan kondisi orde

diperoleh bahwa semua persamaan terlalu teridentifikasi (overidentified).

Kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian menggunakan kondisi

rank.

Hasil manipulasi persamaan (3.7.3) dengan memindahkan semua

variabel sisi kanan ke sebelah kiri kecuali variabel galat stokastik dari

persamaan simultan di atas, yakni

(35)

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(3.7.4)

Tulis kembali persamaan (3.7.4) dalam bentuk tabel dengan

mencocokkan koefisien-koefisien, yakni

Persamaan 1

1 (satu) 1 0 0 0 0 0

2 (dua) 1 0 0 0 0

3 (tiga) 0 1 0 0 0 0 0

4 (empat) 0 0 1 0 0 0 0

5 (lima) 0 0 0 0 0 0

Pada persamaan pertama (satu) dapat diidentifikasi, jika setidaknya

terdapat satu determinan yang tidak nol dari matrik yang orde . Setelah

melakukan langkah 3 dan 4, yaitu mencoret koefisien-koefisien dari baris

persamaan satu dan mencoret koefisien-koefisien dari kolom yang

berhubungan dengan koefisien persamaan satu yang tidak sama dengan nol.

Data yang tersisa dari dalam tabel yaitu data dari koefisien-koefisien yang

tidak berhubungan dengan persamaan satu akan membentuk matriks, dan

dituliskan sebagai berikut:

[

]

dari matriks yang berordo dapat dibentuk submatriks yang

(36)

47

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[ ] , [ ] , [ ] , [ ] , [ ]

Deterrminan matriks adalah

| | || || , ………., | | | | | | | | | | | | | |

Karena determinan dari matriks adalah nol, maka rank dari

matriks pada persamaan satu kurang dari .

Karenanya persamaan satu tidak dapat diidentifikasi. Lebih lanjut dengan

cara yang sama dilakukan pengidentifikasian terhadap persamaan lainnya

dengan kondisi rank.

Seperti yang diketahui bahwa kondisi rank merupakan syarat yang

perlu dan cukup untuk identifikasi. Melihat dari pemaparan contoh

pengidentifikasian di atas, walaupun dengan kondisi orde pada persamaan

satu hasilnya teridentifikasi, namun dengan kondisi rank ternyata

menunjukkan persamaan tersebut tidak teridentifikasi. Hal ini mungkin

(37)

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hubungan antar variabel . Oleh karena itu, tidak ada

informasi yang cukup untuk menaksir parameter dari persamaan satu.

3.8 Metode Penaksiran pada Model Persamaan Simultan

Pada model persamaan simultan terjadi hubungan dua arah antara

variabel dependen dan independen. Selain itu, dalam model persamaan

simultan variabel dependen pada suatu persamaan dapat juga bertindak

sebagai variabel independen (penjelas) dalam persamaan lain, sehingga

terjadi keraguan mana yang benar-benar merupakan variabel dependen atau

variabel independen. Ini menjadi ciri dari persamaan simultan.

Penggunaan metode OLS bila digunakan dalam penaksiran

parameter dalam konteks persamaan simultan menjadi tidak tepat. Karena

terdapat asumsi yang dilanggar yaitu tak ada korelasi antara variabel

penjelas dengan galat stokastiknya atau sering dituliskan sebagai

. Hal ini tidak dapat dipenuhi oleh model persamaan simultan, karena ada hubungan dua arah antara variabel dependen dan

independen. Jika dipaksakan terus menggunakan metode OLS, maka hasil

penaksiran akan memberikan penaksir yang bias dan tak konsisten.

Oleh karena itu, model persamaan simultan mempunyai metode

tersendiri yang lebih baik dan spesifik, agar memperoleh penaksir dari

parameter-parameternya yang konsisten.

Koutsoyiannis (1977: 335), menjelaskan ada beberapa metode

yang sesuai dengan persamaan simultan yaitu:

1. Metode persamaan tunggal (single-equation methods)

Metode ini juga sering disebut sebagai (limited information

method). Metode ini menaksir parameter untuk setiap persamaan

struktural dalam model persamaan simultan, hanya menggunakan atau

mempertimbangkan informasi dari persamaan bersangkutan saja tanpa

memperhatikan informasi dari persamaan lainnya. Dengan kata lain,

(38)

49

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Beberapa metode yang merupakan metode persamaan tunggal

yaitu: Kuadrat Terkecil tak Langsung (Indirect Least Square-ILS),

Kuadrat Terkecil Dua Tahap (Two-Stage Least Square-2SLS), dan

Informasi Terbatas Kemungkinan Maksimum (Limited Information

Maximum Likelihood-LIML).

2. Metode sistem (system methods)

Metode ini juga sering disebut sebagai full information method.

Metode ini menaksir parameter untuk seluruh persamaan struktural

dalam model persamaan simultan, mempertimbangkan dan

menggunakan seluruh informasi serta pembatasan dari semua persamaan

dalam model simultan. Dengan kata lain, metode ini menaksir parameter

secara bersama-sama dengan memperhatikan seluruh informasi yang ada

pada seluruh persamaan simultan.

Beberapa metode yang merupakan metode sistem yaitu: Kuadrat

Terkecil Tiga Tahap (Three-Stage Least Square-3SLS) dan Informasi

Penuh Kemungkinan Maksimum (Full Information Maximum Likelihood-FIML).

Klein dalam Gujarati (2012: 391), menjelaskan bahwa metode

persamaan tunggal –dalam pembahasan model persamaan simultan– dapat

menjadi kurang sensitif terhadap kesalahan spesifikasi dalam arti

bagian-bagian dari sistem tersebut yang secara tepat dispesifikasi dapat tidak secara

benar dipengaruhi oleh error pada proses spesifikasi pada bagian lainnya.

Salah satu metode yang digunakan dalam metode sistem adalah Full

Information Maximum Likelihood-FIML.

.

3.9 Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML) adalah

(39)

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghasilkan penaksir dari seluruh parameter struktural secara

bersama-sama (Koutsoyiannis, 1977: 461). Dengan metode ini perbersama-samaan struktural

pada model persamaan simultan tidak lagi dipandang secara terpisah-pisah

seperti model informasi terbatas (limited information), namun persamaan

dipandang sebagai suatu kesatuan dan berhubungan satu dengan yang

lainnya. Penggunaan metode FIML diterapkan, jika pengujian kondisi orde

dan kondisi rank merupakan persamaan yang terlalu teridentifikasi

(overidentified).

Metode FIML menaksir parameter dengan cara memaksimumkan

fungsi kemungkinan (likelihood function) untuk semua parameter dari

variabel endogennya. Greene (2003: 407) menyatakan bahwa galat yang

berdistribusi normal maka FIML bersifat efisien untuk seluruh penaksir

lainnya. Galat yang berdistribusi normal untuk metode FIML, dijelaskan

juga oleh Judge (1980: 601), bahwa galat dari persamaan struktural FIML

berdistribusi normal.

Koutsoyiannis (1977: 469) menjelaskan bahwa, metode ini secara

umum mengasumsikan 2 hal, yaitu:

1. FIML mengasumsikan full information (informasi lengkap), yaitu

mengetahui spesifikasi lengkap seluruh persamaan dalam model. Kita

tidak hanya perlu mengetahui semua variabel yang muncul dalam model,

tetapi juga bentuk matematikanya.

2. Dalam FIML, variabel acak dari galat pada berbagai persamaan

struktural dalam model berdistribusi normal dengan mean nol dan

matriks var-cov .

Langkah-langkah penaksiran menggunakan metode Full Information Maximum Likelihood (FIML) sebagai berikut:

1. Formulasikan fungsi kemungkinan (likelihood function) untuk variabel

(40)

51

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mengaplikasikan aturan transformasi untuk mendapatkan fungsi

kemungkinan variabel endogen y dari fungsi kemungkinan dari galat

acak . Dengan cara menghitung determinan Jacobian untuk dari

seluruh persamaan struktural. (Jacobian adalah determinan dari turunan

parsial fungsi transformasi yang diselesaikan untuk yang berkaitan

dengan variabel endogen ).

3. Memaksimumkan fungsi kemungkinan (likelihood function) dengan cara

turunan parsial dari fungsi kemungkinan terhadap parameter struktural .

4. Menyamadengankan nol turunan parsial dari fungsi kemungkinan

(likelihood function) dan solusikan hasil dari persamaan untuk parameter

struktural sehingga diperoleh penaksir yang memasimumkan fungsi

kemungkinan.

Notasi umum bentuk persamaan struktural dari persamaan

simultan adalah:

(3.9.1)

dimana:

= Vektor variabel endogen yang berukuran

= Vektor variabel predetermine yang berukuran

= Vektor variabel galat acak yang berukuran 1

= Matriks koefisien variabel endogen yang tidak diketahui

berukuran

= Matriks koefisien variabel predetermine yang tidak diketahui

berukuran

Bentuk persamaan persamaan struktural di atas dapat dituliskan

sebagai:

dengan (3.9.2)

(41)

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

( )

dengan (3.9.3)

dengan dan ( )

dimana:

= Variabel endogen yang terdapat dalam persamaan ke-

= Variabel endogen lainnya yang menjadi variabel penjelas pada

persamaan ke-

= Variabel predetermine yang terdapat dalam persamaan

ke-= Parameter variabel endogen yang terdapat dalam persamaan ke-

= Parameter variabel predetermine yang terdapat dalam persamaan ke-

= Galat yang terdapat dalam persamaan

= Variabel-variabel yang terdapat dalam persamaan

( ) = Parameter-parameter yang terdapat dalam persamaan

Persamaan (3.9.3) dapat ditulis untuk keseluruhan model sebagai

berikut:

(3.9.4)

dengan

[

] , [

] , [

] , [

]

dan vektor stokastik galat untuk semua persamaan yaitu:

[ ] untuk

[ ] [

]

(42)

53

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

matriks var-cov:

var-cov ( ) {

[

] [

] }

[

]

var-cov ( ) (3.9.6)

dengan

Berdasarkan diatas, metode FIML digunakan untuk menaksir kasus

dimana variabel acak dari galat persamaan struktural adalah berdistribusi

normal.

(3.9.7)

Langkah-langkah penaksiran menggunakan metode Full Information Maximum Likelihood (FIML) sebagai berikut:

1. Formulasikan fungsi kemungkinan (likelihood) untuk variabel acak

dari seluruh persamaan struktural.

Fungsi kepadatan peluang dari yaitu adalah

( ) ( )

(3.9.8)

( ) ( )

( ) ( )

( )

Fungsi kepadatan peluang yaitu dari persamaan

simultan adalah

(43)

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

( ) (3.9.9)

2. Karena FIML diperoleh dengan memaksimumkan fungsi kemungkinan

dari variabel endogen , maka digunakan aturan transformasi untuk

memperoleh fungsi kemungkinan (likelihood function) dari fungsi

kemungkinan . Dengan cara menghitung determinan Jacobian untuk

dari seluruh persamaan struktural.

| | menyatakan nilai absolut dari bentuk deteminan dari matriks turunan

parsial yang yang diselesaikan untuk yang berkaitan dengan variabel

endogen .

[

]

(3.9.10)

| | (3.9.11)

dimana |

| | |

Lalu substitusikan persamaan (3.9.9) kedalam persamaan (3.9.11)

( ) | |

| | ( ) (3.9.12)

Fungsi kemungkinan (likelihood function) dari sampel acak berukuran

(44)

55

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

∏ ( | | ( ) )

| | (

)

| | ( )

| | ( )

| | ( )

(3.9.13)

Fungsi kemungkinan diberi ln, agar memudahkan perhitungan,

sehingga logaritma fungsi kemungkinan adalah:

| |

(3.9.14)

3. Memaksimumkan fungsi kemungkinan (likelihood function) dengan cara

turunan parsial dari fungsi kemungkinan terhadap parameter struktural.

(3.9.15)

(45)

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Menyamadengankan nol turunan parsial dari fungsi kemungkinan

(likelihood function) dan selesaikan hasil dari persamaan untuk

parameter struktural sehingga diperoleh penaksir yang memaksimumkan

fungsi kemungkinan (likelihood function).

(3.9.17)

(3.9.18)

dengan asumsikan matriks nonsingular, maka ada

(3.9.19)

(3.9.20)

Sehingga diperoleh

̂ (3.9.19)

(3.9.20)

dengan [ ] dan ̂ [ ]

̂ [ ] (3.9.21)

(46)

57

Siti Nurhayati Basuki, 2013

Penaksiran Parameter Pada Persamaan Simultan Menggunakan Metode Full Information Maximum Likelihood (FIML)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk membuktikan sifat kekonsistenan metode FIML, dapat

diperoleh dengan menggunakan variabel instrumen. Menurut Lains (2006:

202), konsep variabel instrumen adalah mencari variabel instrumen untuk

setiap variabel penjelas yang masing-masing merupakan wakil dari variabel

yang bersangkutan dan variabel instrumen tersebut harus tidak berkorelasi

dengan galat tapi berhubungan dengan variabel terikat. Ini dilakukan agar

korelasi antara variabel stokastik dengan galat dapat diminimalisir.

Karena dalam persamaan simultan terjadi korelasi antara variabel

galat dengan variabel endogen yang muncul sebagai variabel penjelas, untuk

menanggulanginya dibuat suatu variabel instrumen. Dalam hal ini,

dilakukan penggantian variabel dari variabel endogen . Sedangkan untuk

variabel predetermine yang bernilai tetap dan tidak berkorelasi dengan

galat, maka variabel ini dijadikan sebagai variabel instrumen itu sendiri.

Untuk mengganti variabel endogen maka dicari dengan memilih

variabel yang tidak berkorelasi dengan galat namun berhubungan dengan

variabel endogen . Misalkan merupakan variabel instrumen yang

diperoleh untuk mengganti variabel endogen , sehingga diperoleh matriks

variabel instrumen , yaitu

(3.9.22)

Menurut Greene (2003: 397), misalkan merupakan variabel instrumen

dan memilki sifat:

1.

, ada dan merupakan matriks nonsingular.

2.

, ada dan merupakan matriks definit positif.

3.

Perhatikan kembali persamaan (3,9,4) berikut

(3.9.4)

(47)

Siti

Gambar

Tabel 3.1 Identifikasi Menggunakan Kondisi Orde .............................................
Gambar 4.1 Hubungan Antara PDB, Konsumsi Rumah Tangga, dan Investasi ... 70
Tabel 3.1 Identifikasi enggunakan Kondisi Orde

Referensi

Dokumen terkait

Analisa probit dilakukan untuk mengetahui estimasi besar konsentrasi minyak atsiri bunga kamboja yang memiliki daya proteksi terhadap kontak dengan nyamuk Aedes

68 Tabel 4.9 : Distribusi Frekuensi Konsumen mulai Mengkonsumsi Makanan / Minuman dengan Klaim Kesehatan ……… 70 Tabel 4.10 : Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan

Dalam pengertian data yang sudah didapatkan pertama dikolaborasikan dengan data yang didapatkan dari orang yang dianggap lebih tahu dalam hal ini informan yang dipilih

Definisi yang dikemukakan Langgulung tersebut, tampak masih bersifat umum. Hal yang dapat digarisbawahi dari definisi ini adalah bahwa tujuan umum berada di antara

Cara untuk menjaga sel surya bekerja pada titik optimumnya adalah dengan menerapkan algoritma maximum power point tracking (MPPT). Rata-rata harian peningkatan daya

Efektivitas Penerapan SIA, Pemanfaatan, Dan Kesesuaian Tugas Pada.. Kinerja

Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan merancang suatu alat khusus untuk suatu

Tujuan dari penelitian ini adalah (1)untuk mengetahui tenses dan(2) pola kalimat pasif yang terdapat dalam halaman berita ekonomi dari koran jakarta pos yang