• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anindyah Prima D. (R0009013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Anindyah Prima D. (R0009013)"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

LAPORAN TUGAS AKHIR

DESKRIPSI SISTEM PELAPORAN DAN

PENCATATAN KECELAKAAN KERJA

DI PT MEKAR ARMADA JAYA

MAGELANG

Anindyah Prima Dewanti R.0009013

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv

ABSTRAK

DESKRIPSI SISTEM PELAPORAN DAN PENCATATAN KECELAKAAN KERJA DI PT MEKAR ARMADA JAYA

MAGELANG

Anindyah Prima D1, Sumardiyono2, dan Hardjanto3

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana sistem pelaporan

dan pencatatan kecelakaan kerja dan sudah sesuaikah dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor : PER.03/MEN/1998.

Metode: Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif yang

memberikan gambaran tentang sistem pelaporan dan pencatatan kecelakaan kerja. Pengambilan data mengenai sistem pelaporan dan pencatatan kecelakaan kerja dilakukan melalui observasi langsung ke lapangan, wawancara kepada pimbimbing dan karyawan serta studi kepustakaan dan dokumentasi perusahaan.

Hasil: Dari penelitian ini didapatkan sistem tata cara pelaporan dan pencatatan

kecelakaan kerja serta hasil kecelakaan kerja Bulan Januari dan Februari 2012.

Simpulan: Perusahaan sudah menerapkan sistem pelaporan dan pencatatan

kecelakaan kerja namun dalam pelaporannya belum sampai ke Depnaker setempat sehinga belum sesuai dengan Permenaker PER.03/MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan. Saran yang diberikan adalah sebaiknya PT Mekar Armada Jaya Magelang dalam pelaporan kecelakaan kejanya sampai ke Depnaker setempat agar sesuai dengan Permenaker PER.03/MEN/1998.

Kata Kunci: Sistem Pelaporan, Pencatatan Kecelakaan

__________________________________________________________________

*)

(5)

commit to user

v

ABSTRACT

DESCRIPTION OF WORK ACCIDENT RECORDS AND REPORTING SYSTEM IN PT. MEKAR ARMADA JAYA MAGELANG

Anindyah Prima D*), Sumardiyono*), and Hardjanto*)

Objective: The purpose of this study was to determine how the system of work

accidents reporting and recording and whether it is appropriate with Regulation of Labor Minister of the Republic of Indonesia Number: PER.03/MEN/1998.

Methods: This study was conducted by using descriptive methods that provide a

description about the system of work accidents reporting and recording. The data collection about the system of work accidents reporting and recording are done through direct field observation, interviews with advisors and employees also literary study and company documentation.

Results: From this study obtained that system of procedures for reporting and Indonesia Number: PER.03/MEN/1998 on Procedures of Accident Reporting and Investigation. Advice given to the PT Mekar Armada Jaya Magelang in the work accidents report to the local Department of Labor to suitable the Permenaker PER.03/MEN/1998.

Keywords: Reporting System, Accident Records

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, karunia, kesehatan, kekuatan dan kemudahan dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) serta penyusunan laporan khusus dengan judul “Deskripsi

Sistem Pelaporan dan Pencatatan Kecelakaan Kerja Di PT Mekar Armada Jaya Magelang”.

Laporan ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi di Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Di samping itu kerja praktek ini dilaksanakan untuk menambah wawasan guna mengenal, mengetahui dan memahami mekanisme sehingga mencoba mengaplikasikan pengetahuan penulis dan mengamati permasalahan atau hambatan yang ada mengenai penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaan.

Dalam pelaksanaan magang dan penyusunan laporan ini penulis telah dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Zainal Arifin Adnan, dr. Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku Ketua Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta, sekaligus pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.

3. Bapak dr. Hardjanto, MS, Sp.Ok., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.

4. Ibu Yeremia Rante Ada’, S.Sos, M.Kes selaku penguji yang besedia menguji laporan tugas akhir ini.

5. Bapak Wawan selaku Kabag departemen Health, Safety and Environment,

(SHE) yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan ini.

6. Bapak A. Haris F dan Bapak Ari D.W selaku SHE Pembimbing Section serta Pembimbing Lapangan yang bersedia meluangkan waktu dan telah memberikan bimbingan serta saran kepada penulis.

7. Bapak Ambar dan staff operasional divisi Mini Bus yang telah memberi banyak memberikan informasi dan bantuan dalam penyusunan laporan ini. 8. Seluruh karyawan, staff, operator di PT. Mekar Armada Jaya Magelang yang

telah membantu dan memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan ini. 9. Ibunda, Ayah dan Adik tercinta serta keluargaku semuanya yang tidak henti

hentinya memberikan curahan kasih sayang, dukungan dan do’a demi kesuksesan penulis.

10. Sahabat-sahabatku Ayus, Ritma, Novalia, Pipin, Junita, Anis, Tina, Adi, Adin, Wury, Amin, Yudha,Syara dan yang selalu memberikan dukungan untuk tersusunnya laporan ini, serta Mas Riduan yang selalu memberikan motivasi, semangat dan dukungan dalam menyelesaikan laporan ini.

(7)

commit to user

vii

12. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Surakarta, 24 Arpil 2012 Penulis

(8)

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ... 16

C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian ... 16

(9)

commit to user

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran ... 15

Gambar 2. Kecelakaan Kerja Bulan Januari 2012 ... 27

Gambar 3. Kecelakaan Kerja Bulan Februari 2012 ... 28

Gambar 4. Alur Dokumen Kecelakaan kerja ... 29

Gambar 5. Berita Acara Kecelakaan Kerja ... 30

Gambar 6. Kecelakaan Kerja Berdasar Departemen Bagian ... 32

Gambar 7. Kecelakaan Kerja Berdasarkan Luka-Luka ... 33

(10)

commit to user

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Form Berita Acara Kejadian

Lampiran 2. Laporan Kecelakaan Kerja Bulan Februari

Lampiran 3. Laporan Kecelakaan Kerja Bulan Januari

Lampiran 4. SOP Investigasi dan pelaporan Kecelakaan Kerja

Lampiran 5. Site Plant Pt Mekar Armada Jaya

Lampiran 6. Sertifikat Magang

(11)

commit to user

Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukan dengan masih tingginya

angka kecelakaan kerja (Konradus, 2006).

PT Mekar Armada Jaya sendiri sejak tiga tahun yang lalu pelaporan

kecelakaan kerja tidak sampai ke Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi

setempat.

Dalam memanajemen kerugian menyeluruh, tidak ada satupun kejadian

dan kecelakaan yang boleh diabaikan, baik kategori kecil, sedang, parah,

sehingga segala kategori kecelakaan harus dianggap penting oleh menagemen

meskipun kejadian atau kecelakkan tersebut masuk kedalam kategori nyaris

celaka atau kecelakaan rigan (Silalahi, 1991).

Titik pemicu pelaporan kecelakaan (waktu hilang) untuk orang di tempat

kerja meningkat dari tiga hari menjadi lebih dari tujuh hari dan menderita

cacat, menderita cacat berarti bahwa pekerja tidak hadir atau tidak dapat

melakukan pekerjaan mereka biasanya, akan tetapi diharapkan untuk

melakukan sebagai bagian dari pekerjaan normal mereka (Ribbon, 2012).

Beberapa alasan mengapa kecelakaan kerja belum dilaporkan, diantaranya

(12)

commit to user

kerja tidak mengetahui akibat kecelakaan kerja yang dialaminya (Silalahi

1991).

Dalam setiap kasus kecelakaan kerja sesungguhnya diperlukan perhatian

khusus pada kecelakaan kerja dan nyaris celaka (near miss), dengan tujuan

agar tidak terulang lagi dikemudian hari dan menimbulkan akibat yang lebih

besar. Near miss bukan hanya sulit untuk diterjemahkan tetapi juga cinderung

untuk terlewatkan dari pencatatan dan pelaopran. Hal ini diakibatkan karena

kurangnya kesadaran akan kesehatan dan keselamatan, sehingga near miss

yang pada dasarnya merupakan potensi kecelakaan dianggap sebagai kejadian

yang biasa (ILO dalam Silalahi, 1991).

Berdasarkan data kecelakaan kerja yang diperoleh selama magang di PT

Mekar Armada Jaya Magelang sendiri tercatat beberapa kecelakaan kerja

dalam kategori near miss ringan dan sedang. Sistem pencatatan dan pelaporan

kecelakaan jika dikaitkan dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik

Indonesia Nomor: PER.03/MEN/1998 tentang pelaporan dan pemeriksaan

kecelakaan, karena itu perlu adanya peninjauan kembali dari pihak menajemen

perusahaan, sebagai salah satu gambarannya maka penulis mengambil judul

“Deskripsi Sistem Pelaporan dan Pencatatan Kecelakaan Kerja di PT

Mekar Armada Jaya Magelang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disusun rumusan masalah

(13)

commit to user

1. Bagaimana penerapan sistem pelaporan dan pencatatan kecelakaan kerja di

PT Mekar Armada Jaya Magelang?

2. Apakah pelaporan dan pencatatan kecelakaan kerja di PT Mekar Armada

Jaya Magelang sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik

Indonesia Nomor : PER.03/MEN/1998

C. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan di PT Mekar Armada Jaya adalah untuk

mengetahui :

1. Untuk mengetahui penerapan sistem pelaporan dan pencatatan kecelakaan

kerja di PT Mekar Armada Jaya Magelang.

2. Untuk mengetahui kesesuaian penerapan sistem pelaporan dan pencatatan

kecelakaan kerja di PT Mekar Armada Jaya dengan Peraturan Menteri

Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor : PER.03/MEN/1998.

D. Manfaat Penelitian

1. Penulis

a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pelaksanaan penerapan

sistem pelaporan dan pencatatan kecelakaan kerja di PT Mekar Armada

Jaya Magelang.

b. Penulis dapat mengetahui tingkat kesesuaian penerapan sistem

pelaporan dan pencatatan kecelakaan kerja di PT Mekar Armada Jaya

Magelang sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja

(14)

commit to user

c. Memperoleh data untuk membuat tugas akhir sebagai syarat untuk

menyelesaikan studi

2. Perusahaaan

Melalui kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini, diharapkan perusahaan

mengetahui gambaran tentang pelaksanaan penerapan pelaksanaan

pelaporan dan pencatatan kecelakaan kerja dan juga mengetahui tingkat

kesesuaian penerapan sistem pelaporan dan pencatatan kecelakaan kerja di

PT Mekar Armada Jayadengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik

Indonesia Nomor : PER.03/MEN/1998 sebagai bahan pertimbangan

evaluasi sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan dan peningkatan.

3. Bagi Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

a. Sebagai referensi tambahan khususnya dalam hal pelaporan dan

pencatatan kecelakaan kerja di suatu perusahaan.

b. Diharapkan dapat menambah kepustakaan yang bermanfaat untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan dan peningkatan program belajar

(15)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tempat Kerja

Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan terbuka atau tertutup,

bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering

dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan terdapat sumber

atau sumber-sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah, di permukaan

air, di dalam air dan di udara (Tarwaka,2008).

Tempat kerja sangat mendukung adanya suatu pekerjaan, tempat kerja

yang buruk dapat menurunkan derajat kesehatan dan juga daya kerja para

pekerja. Menurut UU No. 1970 tentang Keselamatan Kerja, pengurus

perusahaan mempunyai kewajiban untuk menyediakan tempat kerja yang

memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan. Tempat-tempat kerja

tersebar pada segenap kegiatan ekonomi, seperti pertanian, industri,

pertambangan, perhubungan, pekerjaan umum, jasa dan lain-lain

(Suma’mur,2009).

2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Dari pengalaman

(16)

commit to user

akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak disadari oleh

pengetahuan.

3. Kesadaran Terhadap K3

Menurut Konradus (2006), karyawan harus menyadari betapa

pentingnya K3 bagi dirinya,keluarganya dan perusahaan. Kesadaran ini

hendaknya diwujudkan dalam sikap dan perilaku positif (positif safety

attitude) keseharian dilingkungan tempat kerja, yaitu dengan pemahaman

mengenai lost time injuri dimana karyawan harus mendapat penyuluhan

jangka panjang bahwa kecelakaan sekecil apapun akan berakibat tidak

baik bagi diri pribadi, keluarga, dan perusahhan. Hal tersebut dapat

terlaksana jika terdapat komunikasi dalam sebuah organisasi untuk

menyampaikan hal- hal mengenai K3 kepada pekerja.

Dengan adanya komunikasi, pimpinan dapat mempromosikan dan

mengembangkan budaya K3 di perusahaannya. Komunikasi yang efektif

bergantung kepada semua orang dalam satu organisasi.

4. Unsafe Action dan Unsafe Condition

a. Tindakan Tidak Aman (Unsafe Action) adalah. adalah tindakan orang

yang menyimpang dari prosedur atau cara yang wajar atau benar

menurut persetujuan bersama, sehingga tindakan tersebut mengandung

bahaya.

b. Kondisi Tidak Aman (Unsafe Condition) adalah suatu kondisi apa saja,

apakah fisik, mekanis, kimiawi, atau biologis yang berbahaya yang

(17)

commit to user

5. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki

dan sering kali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian

baik waktu, harta benda, atau properti maupun korban jiwa yang terjadi

dalam proses kerja industri atau yang berkaitan dengannya

(Tarwaka,2008). Dengan demikian kecelakaan kerja mengandung

unsur-unsur sebagai berikut :

a. Tidak diduga semula, oleh karena dibelakang peristiwa kecelakaan

tidak terdapat unsur kesengajaan dan perencanaan;

b. Tidak diinginkan atau diharapkan, karena setiap peristiwa kecelakaan

akan selalu disertai kerugian baik fisik maupun mental;

c. Selalu menimbulkan kerugian dan kerusakan, yang sekurang-

kurangnya menyebabkan gangguan proses kerja.

6. Investigasi Kecelakaan

Merupakan salah satu kegiatan inspeksi ditempat kerja secara khusus,

yang dilakukan setelah terjadinya peristiwa kecelakaan atau insiden yang

menimbulkan penderitaan kepada manusia serta mengakibatkan kerugian

dan kerusakan terhadap properti/harta dan aset perusahaan lainnya

(Tarwaka, 2008).

7. Pelaporan Kecelakaan Kerja

a. Sistem pelaporan kecelakaan kerja

Sistem pelaporan pada dasarnya berperan penting. Tidak ada suatu

(18)

commit to user

menyeluruh adalah pada dasarnya peka terhadap kerugian yang

berpengaruh terhadap manajemen. Mungkin akibat suatu kecelakaan

dapat dikategorikan “kecil”, “sedang”, atau “parah”. Namun kategori

kecelakaan apapun harus dianggap penting oleh manajemen.

Kecelakaan kerja yang tidak dilaporka akan berkembang ibarat kanker

pada tubuh manusia (Silalahi,1991).

Menurut kode praktis ILO pelaporan adalah suatu prosedur yang

ditepakan didalam hukum dan peraturan nasional dan praktik di

perusahaan agar para pekerja melaporkan kepada penyedia mereka,

orang yang berkompeten, atau badan lain yang ditetapkan tentang

informasi mengenai :

1) Setiap kecelakaan kerja atau gangguan kesehatan yang muncul

selama melakukan atau ada hubungan dengan pekerjaan.

2) Kasus yang diduga penyakit akibat kerja

3) Kecelakaan selama perjalanan pulang–pergi

4) Peristiwa dan kejadian berbahaya.

Para pekerja dan wakil dari mereka harus diberi informasi yang

tepat oleh pengusaha mengenai peratuturan untuk pelaporan,

pencatatan, dan pemberitahuan informasi tentang kecelakaan dan

penyakit akibat kerja (Ambarsih,2008).

Catatan wajib atas kejadian yang dipersyaratkan undang-undang

dan laporan kecelakaan harus setiap saat diperikssa dan disimpan

(19)

commit to user

b. Prosedur pelaporan kecelakaan kerja

Menurut Permenaker RI No.Per.03/MEN/1998 pasal 2

menyebutkan bahwa pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiap

kecelakaan yang terjadi di tempat kerja pimpinanya dan wajib

melaporkan tertulis kepada kantor Departemen Tenaga Kerja setempat

dalam waktu 2x24 jam terhitung sejak terjadi kecelakaan dengan

formulir laporan kecelakaan (pasal4).

c. Tujuan pelaporan kecelakaan kerja

Tujuan utama dilakukan pencatatan dan pelaporan kecelakaan

kerja adalah untuk menemukan mengapa kecelakaan terjadi,

penyebabnya, dimana terjadinya, kapan, siapa atau apa yang menjadi

korban dan sebagainya, selanjutnya dapat diupayakan agar tidak terjadi

kecelakaan yang sama atau yang lebih parah.

d. Kategori kecelakaan kerja

Kecelakaan kerja secara umum sering diklasifikasikan menjadi :

1) Nyaris celaka (near miss accident), secara fisik seorang pekerja

belum mengalami kecelakaan, tetapi akibat dari suatu keadaan atau

tindakan yang mengarah terhadap terjadinya kecelakaan.

2) Kecelakaan ringan (minor accident), kecelakaan ringan sering juga

disebut first aid accident yakni kecelakaan yang cukup dibantu

dengan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).

3) Kecelakaan berat (seruous accident) kecelakaan yang berakibat

(20)

commit to user

Menurut International Labour Organization (ILO), kecelakaan

kerja di industri dapat diklasifikasikan menurut jenis kecelakaan, agen

penyebab atau objek kerja, jenis cidera atau luka dan lokasi tubuh yang

terluka. Klasifikasi kecelakaan kerja di industri secara garis besar

dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Klasifikasi menurut jenis kecelakaan :

1) terjatuh

2) tertimpa atau kejatuahan benda atau objek kerja

3) tersandung benda atau objek, terbentur kepada benda, terjepit

antara dua benda

4) gerakan- gerakan paksa atau peregangan otot berlebihan

5) terpapar kepada atau kontak dengan benda panas atau suhu

tinggi

6) terkena arus listrik

7) terpapar kepada atau bahan- bahan berbahaya atau radiasi.

b) Klasifikasi menurut agen penyebabnya :

1) Mesin-mesin, seperti mesin penggerak kecuali motor elektrik,

mesin transmisi, mesin-mesin produksi, mesin-mesin

pertambangan, mesin-mesin pertanian.

2) Sarana alat angkut, seperti, fork-lift, alat angkut kereta, alat

angkut beroda selain kereta, alat angkut di perairan, alat angkut

(21)

commit to user

3) Peralatan-peralatan lain, seperti; bejana tekan, tanur/dapur

pelebura, instalasi listrik termasuk motor listrik, alat-alat

tangan listrik, perkakas, tangga perancah.

4) Bahan-bahan berbahaya dan radiasi, seperti; bahan mudah

meledak, debu, gas,cairan, bahan kimia, radiasi.

5) Lingkungan kerja, seperti; tekanan panas dan tekanan dingin,

intersitas kebisingan tinggi, getaran, ruang di bawah tanah.

c) Klasifikasi menurut jenis luka dan cideranya :

1. Patah tulang

2. Terkilir

3. Kenyerian otot dan kejang

4. Gegar otak dan luka bagian dalam lainya

5. Amputasi

6. Memar dan retak

7. Luka bakar

8. Keracunan akut

9. Sesak nafas

10.Efek terkena arus listrik

11.Efek terkena paparan radiasi

12.Luka pada banyak tempat di bagian tubuh.

d) Klasifikasi menurut bagian tubuh yang terluka :

1. Kepala, leher, badan, lengan, kaki, berbagai bagian tubuh

(22)

commit to user

e. Alasan dan kendala kecelakaan kerja tidak dilaporkan

Menurut Silalahi,1991, ada beberapa alasan mengapa seorang

mandor atau penyelia tidak melaporkan sesuatu kecelakaan :

1. Memelihara catatan yang bersih dari noda kecelakaan;

2. Menganggap remeh luka kecil yang tidak perih;

3. Mengelakkan tanggung jawab;

4. Sama sekali tidak memahami akibat akhir suatu kecelakaan.

Sebab-sebab tidak dapat dibiarkan dalam sistem menejemen

pengendalian kerugian menyeluruh. Setiap orang terlibat dalam unsure

manajemen harus memegang peranan penting dalam pelaporan.

f. Manfaat pelaporan kecelakaan kerja

Sistem pelaporan kecelakaan memainkan peranan penting.

Manfaat adanya laporan kecelakaan adalah :

1. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan dengan

lengkapnya data kecelakaan

2. Menjelaskan sumber kecelakaan dan memberikan informasi pada

safety committee baik unsafe action maupun unsafe condition.

3. Menilai keefektifan program keselamatan

4. Memperbaiki prosedur operasi

5. Memperbaiki kerugian yang lebih besar

6. Mengetahui kesalahan manajemen

(23)

commit to user

g. Tata cara

Manurut Silalahi, 1991 Tata cara pelaporan kecelakaan kerja terdiri

dari :

1) Pelaporan kecelakaan

Semua kecelakaan dan kejadian- kejadian yang berbahaya perlu

dilaporkan kepada pihak supervisor dan selanjutnya supervisor

mengambil langkah- langkah, antara lain :

a) Memberikan bantuan pengobatan bagi yang terluka atau cidera

b) Memperbaiki kondisi yang berbahaya

c) Mengisi laporan kecelakaan

d) Memberikan laporan singkat kepada atasan secepat mungkin

Setelah kejadian kecelakaan serius, kondisi dibiarkan untuk

tidak disentuh (bila memungkinkan), sambil menunggu

penyelidikan selanjutnya.

2) Pengobatan

Seseorang yang terluka atau cidera pada jam kerja harus segera

memberitahukan dan melapor keunit K3. Seseorang yang terluka

atau cidera di luar jam kerja, segera memberitahukan kepada

supervisor yang akan mengatur pengobatannya sebagai tindakan

awal usaha pertolongan pertama

3) Cidera ringan

Orang yang cidera harus melapor pada supervisor yang akan

(24)

commit to user

kecelakaan. Meskipun kecelakkan yang terjadi hanya ringan, tetapi

laporan harus dibuat agar dapat diambil langkah pencegahan

supaya tidak terulang lagi. Dengan demikian, dapat mendidik

pekerja agar memenuhi kewajibannya untuk melaporkan setiap

kecelakaan pada atasan.

Kecelakaan yang dimaksud dalam tata cara pelaporan kecelakaan

kerja menurut Permenaker RI No : PER.03/MEN/1998 tentang tata

cara pelaporan dan pencatatan kecelakaan adalah

a. Kecelakaan kerja

b. Kebakaran atau peledakan atau bahaya pembuangan limbah

c. Kejadian berbahaya lainnya, kejadian berbahaya lainnya ini adalah

suatu kejadian yang potensial yang dapat menyebabkan kecelakaan

kerja atau penyakit akibat kerja kecuali kebakaran, peledakan dan

(25)

commit to user B. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran Tempat Kerja

Unsafe Condition Unsafe Action

Kecelakaan

Investigasi

Pelaporan

Dokumentasi

(26)

commit to user BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan laporan ini

adalah penelitian deskriptif yaitu memberikan gambaran secara jelas yang

terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana

adanya sehingga hanya merupakan penyingkapan suatu fakta dan data yang

diperoleh digunakan sebagai bahan penulisan laporan.

B. Lokasi Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di PT. Mekar Armada Jaya Magelang,

merupakan pabrik yang bergerak dibidang karoseri atau pembuatan bodi

kendaraan. Lokasi pabrik PT. Mekar Armada Jaya adalah Jl. Mayjend

Bambang Soegeng No.7 Magelang.

C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Obyek penelitian yang digunakan dari penulisan laporan ini adalah

pelaporan dan pencatatan kecelakaan kerja di PT Mekar Armada Jaya

Magelang selama 2 bulan terhitung dari Bulan Januari 2012 – Februari 2012

yang dianalisa tingkat kesesuainya dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja

(27)

commit to user D. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Untuk

memperoleh data ini menggunakan 3 cara:

a) Wawancara

Yaitu mengadakan wawancara langsung baik dengan pembimbing,

staff perusahaan maupun tenaga kerja di lapangan.

b) Observasi

Yaitu mengadakan pengamatan langsung di lapangan yang dilakukan

selama magang.

c) Dokumentasi

Yaitu melihat dan mempelajari dokumen-dokumen dan data-data

pencatatan dan pelaporan PT mekar Amada Jaya.

2. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen dan catatan

perusahaan yang berhubungan dengan K3.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data

sebagai berikut :

1. Observasi Lapangan

Observasi yang dilakukan adalah dengan pengamatan langsung

(28)

commit to user

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab dengan

pembimbing lapangan, maupun dengan tenaga kerja.

3. Studi Pustaka

Studi Pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari

dokumen-dokumen data kecelakaan kerja di perusahaan, buku-buku

kepustakaan, laporan- laporan penelitian yang sudah ada serta sumber lain

yang berhubungan dengan penelitian ini.

F. Pelaksanaan

Pelaksanaan magang ini dilaksanakan mulai tanggal 13 Februari 2012

sampai dengan 16 Maret 2012 di departemen SHE (Safety Health and,

Environment) PT. Mekar Armada Jaya Magelang.

1. Tahap Pelaksanaan, meliputi :

a. Penjelasan umum tentang kondisi perusahaan tempat diadakannya

magang.

b. Observasi pendahuluan berdasarkan wawancara.

c. Pengamatan langsung terhadap kondisi lingkungan kerja di

perusahaan.

d. Melakukan Risk Assesment di departemen Mini Bus.

e. Melakukan safety talk kepada tenaga kerja setiap pagi.

f. Pencarian data pelengkap melalui dokumen-dokumen perusahaan dan

(29)

commit to user

2. Tahap Pengolahan Data

Data yang diperoleh disusun sedemikian rupa sehingga dapat

digunakan sebagai bahan penyusunan laporan.

G. Analisis Data

Semua data yang diperoleh selama kegiatan magang di PT. Mekar Armada

Jaya Magelang, penulis berusaha untuk merujuk pada Peraturan Menteri

Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor : PER.03/MEN/1998 tentang Tata

(30)

commit to user BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Jenis Kecelakaan Kerja Di PT Mekar Armada Jaya Magelang

PT Mekar Armada Jaya Magelang merupakan salah satu perusahaan

yang bergerak dalam bidang karoseri dan merupakan salah satu industri

karoseri terbesar di Asia Tenggara. Potensi bahaya dan risiko sangat tinggi

seperti; kebakaran, terjatuh, terjepit dan kecelakaan-kecelakaan kerja

lainnya. Kebanyakan kerugian ditimbulkan oleh kecelakaan kerja,

kecelakaan kerja semakin hari semakin mahal kemungkinan terjadinya

kerja sejalan dengan semakin canggihnya peralatan, perlengkapan, dan

proses produksi (Silalahi,1991). Potensi bahaya yang dominan di PT

Mekar Armada Jaya adalah sebagai berikut :

(31)

commit to user

Dalam proses pekerjaanya PT Mekar Armada Jaya Magelang berusaha

untuk menerapkan program-program keselamatan dan kesehatan kerja

salah satunya adalah pelaporan dan pencatatan kecelakaan kerja.

Pelaporan sendiri adalah suatu prosedur yang diterapkan di dalam hukum

dan peraturan nasional dan praktik di perusahaan, agar para pekerja

melaporkan kepada pengawas mereka, orang yang berkompeten, atau

badan lain yang ditetapkan.

2. Pelaporan dan Pencatatan Kecelakaan Kerja

Dasar hukum tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan kerja

sendiri adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor

: PER.03/MEN/1998 tentang pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan,

PT Mekar Armada Jaya Magelang telah berupaya memberika Standart

Operating Procedure (SOP) investigasi dan pelaporan kecelakaan dalam

sistem pelaporan kecelakaan. Tujuan SOP tersebut adalah Prosedur ini

digunakan sebagai pedoman dalam melakukan investigasi dan pelaporan

kecelakaan kerja, penanganan dan pemantauan terhadap korban

kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan cepat dan tepat, serta untuk

mengetahu faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja dan mencegah

kecelakan serupa terjadi kembali.

a. Tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman yang sering dilakukan

(32)

commit to user

Tabel 1 . Unsafe Action dan Unsafe Condition

Unsafe Action Unsafe Condition

Mengambil Jalan Pintas / Tidak

Sesuai Jalur

Area Kerja Kurang Rapi

Ceroboh Dalam Bekerja Lantai Licin

Kurang Perhatian Kabel- Kabel Berserakan

Bercanda Ketika Bekerja

berusaha melakukan pencegahan kecelakaan kerja terhadap kecelakaan

kerja yang sering terjadi di perusahaan tersebut seperti :

1) Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada

tempat yang tidak kitakehendaki, merugikan pada umumnya sukar

dikendalikan (Perda DKI, 1992)

2) Kecelakaan kerja lainnya seperti :

a) Ledakan

b) Terkena Plat

(33)

commit to user

2. Mengkualifikasikan karyawan sesuai dengan tingkat kemampuan

3. Pemberian Standard Operating Procedure (SOP)

4. Melakukan Risk Assisment

5. Melakukan checklist

Penyediaan checklist di PT Mekar Armada Jaya belum menyeluruh

kesemua departemen bagian.

6. Pemberlakuan Surat Ijin Kerja

7. Penyediaan APAR

Penyediaan APAR di PT Mekar Armada Jaya sendiri masih minim,

banyak ditemukan APAR jenis Halon. Halon merupakan bahan kimia

gas pemadam api terbaik dan tercanggih serta bersih, cocok untuk

kebakaran kelas A,B dan C, namun sejak Januari 2005 di Indonesia

sudah dilarang karena dapat merusak lapisan ozon, ternyata ditemukan

(34)

commit to user

bernama bromofsgene dan berbahaya bagi manusia, oleh Badan

Lingkungan Hidup Indonesia dan sesuai Keputusan Menteri

Perindustrian dan Perdagangan No.110 tahun 1998 tentang : larangan

memproduksi dan memperdagangkan bahan perusak lapisan ozon serta

memproduksi dan memperdagangkan barang baru yang mengunakan

bahan perusak lapisan ozon (Ozone Depleting Substances).dan

Pelarangan Halon tersebut diperkuat dengan peraturan terbaru yaitu

Peraturan Menperindag RI No:33/M-IND/PER/4/2007 tentang

Larangan Memproduksi dan menggunakan bahan perusak lapisan

ozon.

c. Apabila Terjadi Kecelakaan

Di PT Mekar Armada Jaya Magelang kecelakaan yang sering

terjadi mulai dari kecelakaan yang nyaris celaka (near miss) seperti

ketika ada tenaga kerja yang berjalan dilantai yang tercecer oli dan

hampir jatuh, kecelakaan ringan seperti tergores plat , sedang sampai

yang berat seperti jari terpotong, berikut adalah tindakan ketika terjadi

kecelakaan di perusahaan menurut klasifikasinya :

1) Nyaris Celaka ( near miss)

Mengendalikan situasi pada tempat kejadian, menyelidiki untuk

mencegah kecelakaan serius.

2) Kecelakaan Ringan

Mengendalikan situasi pada tempat kejadian, dilakukan

(35)

commit to user

3) Kecelakaan Sedang

Mengendalikan situasi pada tempat kejadian, dilakukan

pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), mencegah potensi

kecelakaan berkelanjutan.

4) Kecelakaan Berat

Mengendalikan situasi di tempat kejadian, dilakukan P3K,

mencegah kecelakaan merembet, membawa tenaga kerja yang

mengalami kecelakaan kerja ke Rumah Sakit rujukan, disini

Rumah Sakit rujukan adalah RS Tidar Magelang.

d. Manajemen Pengendalian

Manajemen pengendalian bertujuan meningkatkan keampuhan

seluruh sistem perusahaan dalam rangka mencapai kesuksesan.

Kondisi yang memberikan keselamatan dan menguntungkan harus

ditunjang oleh tindakan dan perilaku yang menjaga keselamatan.

Manajemen pengendalian menyeluruh bertitik tolak dari konsep

manajemen sukses dalam pengendalian resiko yang cermat.

Kecelakaan kerja harus dicegah dan jangan menunggu sampai harus

mananggulangi kejadiannya (Silalahi, 1991).

e. Pelaporan Kecelakaan Kerja

Apabila terjadi kecelakaan kerja di PT Mekar Armada Jaya maka

(36)

commit to user

harus melapor kepada pengawas. Penyedian dan pengawasan

penggunaan checklist disetiap departemen bagian perlu ditingkatkan

sehingga tidak terjadi penyalahgunaan checklist oleh tenaga kerja,

seperti dipakai tenaga kerja untuk menggambar design model..

Tenaga kerja yang melihat diharuskan untuk dapat menolong dan

melapor adanya kecelakaan kerja secara lisan (maks H+1) dan tertulis

(maks H+2) kepada atasan langsung. sebagai upaya pertolongan

pertama, First Aider memberikan P3K (Pertolongan Pertama Pada

Kecelakaan) seoptimal mungkin namun apabila tidak tertangani

karena kurangnya fasilitas yang memadai maka tenaga yang

mengalami kecelakaan kerja dirujuk ke Rumah Sakit rujukan yaitu

Rumah Sakit Tidar Magelang atau pelayanan medis terdekat. First

Aider adalah karyawan yang berkompeten dalam memberikan

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan telah mendapat

pelatihan P3K yang diambil dari HRD-GA pengawas, tenaga kerja

masing-masing departemen bagian yang di training oleh PMI.

Tugas First aider

1. Memberikan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

seoptimal mungkin.

2. Jika P3K yang diberikan tidak dapat menyembuhkan akibat dari

kecelakaan kerja tersebut, maka first aider dan SHE section

(37)

commit to user

Selanjutnya melaporkan kepada atasan karyawan tersebut bahwa

terjadi kecelakaan kerja.

3. Jika P3K yang diberikan dapat menyembuhkan akibat dari

kecelakaan kerja tersebut, maka dilanjutkan dengan melaporkan

kepada atasan karyawan tersebut bahwa telah terjadi kecelakaan

kerja.

Berikut merupakan kejadian kecelakaan kerja yang terjadi di PT

Mekar Armada Jaya Magelang pada bulan Januari dan Februari 2012 yang

(38)

commit to user

Gambar 2. Kecelakaan Kerja Bulan Januari 2012

(39)

commit to user

Gambar 3. Kecelakaan Kerja Pada Bulan Februari 2012

(Sumber : Data Sekunder, 2012)

Berdasarkan data kecelakaan kerja bulan Januari dan Februari 2012

dalam pelaporannya PT Mekar Armada Jaya Magelang memberikan berita

acara kejadian yang terdiri dari :

(40)

commit to user

b. Kategori Kejadian / Kecelakaan Kerja

c. Kronologi Kejadian

d. Ilustrasi Kejadian

e. Analisa

f. Tindakan Yang Dilakukan

g. Alur Dokumentasi

h. Catatan

i. Distribusi Dokumen (Pelaporan)

Gambar 4. Alur Dokumen Pelaporan Kecelakaan Kerja

(41)

commit to user

Gambar 5. Berita Acara Kejadian

(Sumber : New Armada, 2012)

Dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja PT Mekar Armada Jaya

Magelang menerapkan upaya pengendalian dengan cara administrasi dan

penggunaan APD

1) Administrasi

a. Membuat Standar Operating Prosedur (SOP).

(42)

commit to user

c. Perencanaan penerapan safety permit agar dapat menjaga

keselamatan karyawan, alat-alat milik perusahaan, dan mencegah

timbulnya kecelakaan dan kebakaran selama melaksanakan

pekerjaan.

2) Penggunaan APD

PT Mekar Armada Jaya Magelang menyediakan Alat Pelindung

Diri (APD) untuk tenaga kerja. Hal ini adalah upaya untuk mencegah

terjadinya kecelakaan kerja. Pemberian APD ini diberikan kepada

semua orang yang berkaitan dengan pekerjaan. Sistem penggantian

APD di PT Mekar Armada Jaya Magelang sendiri dilakukan dengan

sistem tukar yaitu dengan menukarkan APD kepada pengawas

masing-masing bagian apabila dirasa sudah tidak layak pakai atau dalam

pekerjaannya pekerja tidak merasa nyaman dengan APDnya. Dalam

pemberian APD perusahaan memberikannya dengan cuma-cuma

unyuk para karyawan dan tenaga kerja di PT Mekar Armada Jaya

Magelang

f. Deskripsi Kecelakaan Kerja

a. Deskripsi kecelakaan kerja berdasarkan depatemen bagian tersaji pada

(43)

commit to user

Gambar 6. Kecelakaan Kerja Berdasarkan Departemen Bagian

(Sumber : Data Sekunder, 2012)

Berdasarkan data yang tersaji pada gambar 3 maka dapat

dideskripsikan bahwa kecelakaan kerja pada departemen bagian body bus

sangat tinggi, pada Bulan Januari 2012 terjadi 3 kecelakaan kerja dan pada

(44)

commit to user

b. Deskripsi kecelakaan kerja berdasarkan luka-luka tersaji pada

gambar7.

Gambar 7. Kecelakaan Kerja Berdasarkan Luka-Luka

(Sumber: Data Sekunder, 2012)

Berdasarkan data yang tersaji pada gamabr 4 dapat dideskripsikan

(45)

commit to user

mata lebih tinggi dari Bulan Februari 2012, pada Bulan Januari 2012

dalam satu bulan ada 6 kejadian yang mengakibatkan luka pada mata,

sedangkan Bulan Februari 2012 ada 5 kejadian. Lain halnya dengan luka

umum untuk bulan Februari 2012 kecelakaan kerja yang menimbulkan

luka umum meningkat dibanding bulan Januari, yakni mencapai 9

kecelakaan.

c. Deskripsi kecelakaan kerja berdasarkan keterangan luka tersaji pada

gambar 8.

Gambar 8. Kecelakaan Kerja Berdasar Keterangan Luka

(46)

commit to user

Data kecelakaan kerja berdasarkan keterangan luka yang tersaji pada

gambar 5 dapat dideskripsikan bahwa luka dibagian mata pada bulan

Januari dan Februari 2012 lebih sering terjadi dibanding luka pada hidung,

tangan dan kaki.

B. Pembahasan

Di PT Mekar Armada Jaya sendiri dalam kebijakan keselamatan kerjanya

mengacu pada SMK3 hal ini sesuai dengan Permenaker No : Per05/Men/1996

Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pasal 4 :

(1) Dalam penerapan Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam

pasal 3, Perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

“a. Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin

komitmen terhadap penerapan Sistem Manajemen K3”

“b. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan

keselamatan dan kesehatan kerja”.

“c. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif

dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang

diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan

dan kesehatan kerja”.

“d. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan

(47)

commit to user

“e. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan Sistem

Manajemen K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan

kinerja keselamatan dan kesehatan kerja “.

Berdasarkan hasil penelitian pihak manajemen, serta para pekerja pada

dasarnya sudah mengetahui tentang manfaat pelaporan dan pencatatan

kecelakaan kerja hanya dalam penerapan sistemnya masih kurang. Suma’mur

2009, membuat batasan bahwa kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang

berkaitan dengan hubungan kerja dengan perusahaan. Hubungan kerja disini

berarti bahwa kecelakaan kerja terjadi karena akibat dari pekerjaan atau pada

waktu melaksanakan pekerjaan.

Dalam proses pelaporan kecelakaan kerja yang terlampir pada lampiran 4

disebutkan bahwa penyampaian hasil rekapitulasi disampaikan pada rapat

P2K3L namun di PT Mekar Armada Jaya tim P2K3L tidak berjalan sehingga

tanggung jawab dan tugasnya diambil alih oleh SHE departemen hal itu juga

yang memicu perubahan sistem pelaporan dan pencatatan kecelakaan yang

telah diupayakan oleh PT Mekar Armada Jaya Magelang.

PT Mekar Armada Jaya Magelang sendiri telah melakukan beberapa

pencegahan terhadap kecelakaan kerja seperti pengadaan Training, Risk

Assisment, kualifikasi karyawan sesuai kemampuannya, pemberian SOP hal

itu telah sesuai dengan Permenaker 05 Tahun 1996 tentang SMK3 Bab II

Tujuan dan Sasaran SMK3 Pasal 2 yaitu : “Tujuan dan sasaran Sistem

Manajemen K3 adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan

(48)

commit to user

lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi

kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang

aman, efisien dan produktif”.

Dari data kecelakaan kerja pada Bulan Januari 2012 yang tersaji pada

gambar 2. Kecelakaan kerja pada mata yaitu terkena gram sering sekali

terjadi, hal ini disebabkan karena tenaga kerja banyak yang tidak menaati

peraturan seperti dalam penggunaan safety goggles yang tidak sesuai prosedur

seperti tenaga kerja memakai safety goggles diatas kepala hal ini mereka

lakukan karena alasan ketidaknyamanan, dan tenaga kerja yang mempunyai

kelainan mata minus lebih nyaman menggunakan kaca mata minus milik

mereka, serta tenaga kerja tidak menukarkan safety goggles yang sudah tidak

layak pakai kepada pengawas departemen bagian meraka, oleh karena itu

kecelakaan kerja pada mata di PT Mekar Armada Jaya Magelang tidak

dikategorikan dalam luka umum dan dikelompokkan sendiri hal ini karena

jumlah kecelakaannya cukup banyak dan memiliki risiko yang besar.

Dari data kecelakaan kerja Bulan Februari 2012 yang tersaji pada gambar

3 dikatakan kecelakaan kerja yang sering terjadi adalah terkena plat hal ini

terjadi karena tenaga kerja kurang hati-hati dalam bekerja, banyak tenaga

kerja yang bercanda ketika melakukan pekerjaan yang dilakukannya. Kondisi

yang tidak aman juga menjadi salah satu penyebab kecelakaan yang sering

terjadi di PT Mekar Armada Jaya seperti banyak lempengan-lempengan plat

berserakan belum dirapikan ketika proses produksi berhenti misanya waktu

(49)

commit to user

Untuk deskripsi kecelakaan kerja berdasarkan departemen bagian yang

tersaji pada gambar 5 dikatakan kecelakaan kerja pada bagian Body Bus bulan

Februari lebih tinggi dari pada bulan januari hal ini dikarenakan karena

banyaknya tenaga kerja baru (outsourcing) yang tidak mau menaati peraturan

dan kebijakan yang ada dan kurangnya hati-hati tenaga kerja dalam bekerja

untuk menyelesaiakan pesanan order konsumen. Deskripsi kecelakaan kerja

berdasarkan luka-luka yang tersaji pada gambar 6 kecelakaan mata sudah

dapat sedikit teratasi sehingga angka kecelakaan yang terjadi pada Bulan

Februari tidak sebanyak Bulan Januari. Namun, lain halnya dengan luka

umum pada Bulan Februari justru mengalami kenaikan, luka umum disini

meliputi terkena plat, terjatuh, terkena componen, terpleset, terpotong.

Misalnya kaki terkena plat hal ini disebabkan karena tenaga kerja tidak

menggunakan safety shoes sehingga plat/componen lain dapat menembus

sepatu para tenaga kerja yang tidak sengaja terinjak. Sedangkan untuk

deskripsi kecelakaan kerja berdasar keterangan luka yang tersaji pada gambar

7 dapat dilihat kecelakaan kerja Mata tetap mondominasi kecelakaan kerja di

PT Mekar Armada Jaya baik Bulan Januari maupun Februari hal ini karena

kurangnya kesadaran dari tenaga kerja itu sendiri untuk memakai APD dan

berhati-hati dalam bekerja, untuk kecelakaan pada tangan misalnya tergores

dan terpotong ini banyak dikarenakan kurangnya kehati-hatian para pekerja.

Di PT Mekar Armada Jaya Magelang sendiri dalam pelaporan kecelakaan

kerja belum melaporkan ke Depnaker setempat. Hal ini tidak sesuai dengan

(50)

commit to user

atau pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi di tempat kerja

pimpinanya, dan wajib melaporkan tertulis kepada kantor Departemen Tenaga

Kerja setempat dalam waktu 2x24 jam terhitung sejak terjadi kecelakaan

dengan formulir laporan kecelakaan (pasal4).”

Dalam Pemeriksaan Kecelakaan maka PT Mekar Armada Jaya Magelang

dilakukan oleh SHE section dan managemen perusahaan sendiri karena belum

adanya pelaporan ke Depnaker setempat hal ini tidak sesuai dengan

Permenaker RI No.Per.03/MEN/1998 BAB III pasal 6 ayat (1) yaitu “Setelah

menerima laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), dan Pasal 5,

Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja memerintahkan pegawai pngawas

untuk melakukan pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan.”

Penyelidikan atau investigasi terhadap kecelakaan kerja dilaksanakan

dengan segera dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam setelah kejadian

kecelakaan, baik terhadap kecelakaan di tempat kerja (kecelakaan langsung)

seperti jatuh maupun kecelakaan tidak langsung seperti tertimpa tangga saat

berjalan. Dalam penyelidikan ini K3LH berusaha mengumpulkan data yang

akan dipersiapkan sebagai bahan analisis untuk mencari alternatif penyebab

dari kejadian kecelakaan kerja tersebut bersama-sama dengan pimpinan unit

kerja tempat terjadinya kecelakaan kerja. Hal ini telah memenuhi Permenaker

No. Per. 05/ MEN/ 1996 tentang Pedoman Teknis Audit Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja poin 8 tentang Pelaporan dan Perbaikan

Kekurangan yang menyebutkan bahwa “Penyelidikan dan pencegahan

(51)

commit to user

Lain halnya dengan istilah near miss atau nyaris celaka yaitu secara fisik

seseorang pekerja belum mengalami kecelakaan, tetapi akibat dari suatu

keadaan atau tindakan yang mengarah kepada terjadinya kecelakaan.

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar tenaga kerja tidak

memperdulikan near miss yang terjadi. Sistem pelaporan kecelakaan kerja

pada dasarnya sudah baik dalam penerapannya hanya masih terdapat sedikit

kekurangan dan perlu diperbaiki yaitu salah satunya meningkatkan sosialisasi

kepada pekerja mengenai pentingnya pelaporan kecelakaan serta

meningkatkan pencatatan pelaporan kecelakaan kerja.

PT Mekar Armada Jaya sudah mengikutsertakan pekerjanya dalam

program jaminan sosial tenaga kerja. PT. Mekar Armada Jaya telah memenuhi

Undang-undang No.13 tahun 2003 pasal 99 ayat (1) yang berbunyi :

“(1)Setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak mendapat jaminan sosial

tenaga kerja.

Usaha pelayanan kesehatan kerja PT. Mekar Armada Jaya telah memenuhi

ketentuan Undang-undang No. 13 tahun 2003 pasal 4 sub (c) dan (d) yaitu :

“c. Meningkatkan perlindungan kepada tenaga kerja dalam perwujudan

kesejahteraan, dan

“d. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarga.”

Sehingga seharusnya PT Mekar Armada Jaya memahami isi dari

Permenaker RI No. 03/MEN/1998 Pasal 5

“(1) Pengurus atau pengusaha yang telah mengikutsertakan pekerjaannya

(52)

commit to user

pasal 3, melaporkan kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2)

huruf a dan b dengan tatacara pelaporan sesuai peraturan Menteri Tenaga

Kerja No. PER.05/MEN/1993.”

PT Mekar Armada Jaya sudah melakukan pelaporan dan pencatatan

kecelakaan kerja dengan baik namun dalam pengakajiannya Depnaker tidak

dapat ikut andil karena tidak adanya laporan ke Depnaker, tiga tahun lalu

pelaporan sudah sampai ke Depnaker sehingga sesuai dengan pasal

Permenaker Nomor : PER.03/MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan

Pemeriksaan Kecelakaan. Pasal 9 yaitu :

“(1) Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja berdasarkan analisis

laporan kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 menyusun analisis

kecelakaan dalam daerah hukumnya dengan menggunakan formulir

sebagaimana lampiran VII peraturan ini.

“(2) Analisis kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuat untuk

tiap bulan.”

“(3) Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja harus segera

menyampaikan analisis kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

(53)

commit to user BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil observasi, pengamatan, wawancara, dan analisa data

yang telah dilakukan maka disimpulkan :

1. PT Mekar Armada Jaya Magelang sudah menerapkan sistem pelaporan

dan pencatatan kecelakaan kerja dengan adanya laporan bulanan oleh SHE

team. Dari pekerja ke HSE departement kemudian ke managemen PT

Mekar Amada Jaya Magelang.

2. PT Mekar Armada Jaya telah melakukan pelaporan kecelakaan kerja

namun belum sampai ke Depnaker setempat hal ini tidak sesuai dengan

Permenaker RI No.Per.03/MEN/1998 pasal 2 menyebutkan bahwa

pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi di

tempat kerja pimpinanya dan wajib melaporkan tertulis kepada kantor

Departemen Tenaga Kerja setempat dalam waktu 2x24 jam terhitung sejak

terjadi kecelakaan dengan formulir laporan kecelakaan (pasal4).

B. Saran

1. Sebaiknya pelaporan dan pencatatan kecelakaan kerja di PT Mekar

Armada Jaya Magelang sampai ke Depnaker setempat.

2. Dilakukan sosialisasi mengenai kriteria kecelakaan kerja, serta mekanisme

(54)

commit to user

3. Untuk Dokumentasi kecelakaan kerja sebaiknya dilakukan pencatatan

laporan setiap terjadi kecelakaan termasuk kategoti ringan (near miss).

Serta disosialisasikan pada papan pengumuman “ monitoring board” atau

pada saat safety talk sebelum memulai pekerjaan.

4. Papan monitoring kecelakaan kerja perlu diperbaharui.

5. Kecelakaan kerja mata lebih diperhatikan lagi seperti memeriksa kondisi

safety goggles tenaga kerja 1 minggu sekali.

6. Sebaiknya disediakan checklist di setiap departemen bagian agar lebih

mempermudah tenaga kerja dalam pelaporan kecelakaan.

7. Penyedian kotak P3K disetiap departemen bagian untuk memudahkan

tenaga kerja melakukan pertolongan pertama.

8. Sebaiknya penggunaan APAR Halon di PT Mekar Armada Jaya sesuai

dengan Peraturan Memperindag RI No.33/M-IND/PER/4/2007 tantang

(55)

commit to user DAFTAR PUSTAKA

Bennet N.B. Silalahi dan Rumodang B. Silalahi. 1991. Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT Karya Unipress

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, 2003. Himpunan Peraturan

Perundang-Undangan Ketenagakerjaan. Jakarta : Iqra Media.

Dangur Konradus. 2006. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Membangun

SDM Pekerja yang Sehat, Produktif, dan Kompetetif. Jakarta. PT

Percetakan Penebar Swadaya

John Ridley, 2003. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta : Erlangga

Suma’mur, 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Gunung Agung.

Tarwaka, 2008. Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta : Harapan Press.

Ambar Sih W. 2008. “Study Tentang Kesadaran Pekerja Terhadap Pelaporan

Kecelakaan Kerja”. Universitas Indonesia. Skripsi

Pelaporan Cidera Penyakit dan Penanganan Penyakit Berbahaya.

Http://Www.Hse.Gov.Uk/Riddor/. (15 April 2012, 16.40)

WaspadaKebakaran. http://awaskebakaran.blogspot.com/2008/12/problematika-apar-halon.html . ( 25 April 2012, 14.30)

Gambar

Gambar 2.  Kecelakaan Kerja Bulan Januari 2012 ......................................
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
Tabel 1 . Unsafe Action dan Unsafe Condition
Gambar 2. Kecelakaan Kerja Bulan Januari 2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi dari evaporator adalah untuk menyerap kalor pada suatu produk yang akan didinginkan serta untuk menguapkan cairan refrigeran yang ada di dalam sistem penyegaran

Dari hasil analisis dengan menggunakan uji organoleptik, menggunakan tepung singkong mocaf dalam pembuatan bolu kemojo atau kue bingka dapat menghasilkan cita rasa, tekstur, aroma

Pada blok ini mahasiswa telah diberikan pemahaman dan pembelajaran baru tentang anatomi dan fisiologi sistem perkemihan, patofissiologi sistem perkemihan, tindakan

Pada kehamilan muda (kira-kira 20 minggu) air ketuban jauh lebih banyak sehingga dengan menggoyangkan uterus atau sekonyong-konyong uterus ditekan maka janin akan melenting

Penting dicatat bahwa dengan sumber daya manusia unggul, IAIN dan UIN di kota-kota besar di Indonesia memainkan peran yang sangat signifikan dalam mengembangkan

Dengan penggunaan framework tempat dan waktu ini akan membantu suatu perusahaan dalam memilih kolaborasi yang tepat untuk suatu tim kerjanya.

Manfaatkan wadah MGMP dalam pembinaan pengembangan materi dan perangkat pembelajaran serta program pengembangan sekolah melalui instruktur/tutor sebaya atau melalui lesson

Pemilihan strategi pemasaran global yang diterapkan lebih mengacu kepada pendapat Viswanathan dan Dickson (2006) yang mengungkapkan bahwa pendekatan strategi harus memiliki