• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEDUNG PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PEMERINTAHAN KABUPATEN BADUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GEDUNG PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PEMERINTAHAN KABUPATEN BADUNG."

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Periode Februari 2016

GEDUNG PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PEMERINTAHAN

KABUPATEN BADUNG

Oleh :

I PUTU INDRA SATYAWAN

1204205117

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)

(2)

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Periode Februari 2016

GEDUNG PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PEMERINTAHAN

KABUPATEN BADUNG

Oleh :

I PUTU INDRA SATYAWAN

1204205117

Dosen Pembimbing:

1. DR. IR. WIDIASTUTI, MT

2. IR. I NYOMAN SURATA, MT

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)

(3)
(4)
(5)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN ARSITEKTUR Jalan Kampus Bukit Jimbaran - Bali

(0361) 703384, 703320 Fax : 703384

www.ar.unud.ac.id

PERNYATAAN

Judul Tugas Akhir : Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintahan Kabupaten Badung

Nama : I Putu Indra Satyawan NIM : 1204205117

Program Studi : Arsitektur Periode : Pebruari 2016

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini tidak terdapat karya pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.

Denpasar, 09 Juli 2016

I Putu Indra Satyawan

(6)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung i

ABSTRAK

ABSTRACT

Problem in Badung Regency currently is there is no place or building to educate and train civil servant or the candidate of the civil servant. Until now on, the education and training in Badung Regency is held using hotel facilities and the meeting room in the central government (PUSPEM) in Badung Regency. Therefore, this building and facilities in education and training building will be used as it supposed to be by the Badung government. Moreover, it can add more for the local revenue by renting the building. Besides that, to support educating and training activity needs other element, such as atmosphere. Atmosphere has big impact to the activities inside or outside the building. The atmosphere is created by the materials used, the room shape, circulation and landscaping which create mild atmosphere and comfortable in training room.

Keywords: education, building, elements, atmosphere.

ABSTRAK

Permasalahan yang terdapat di Kabupaten Badung saat ini tidak memiliki tempat khusus atau gedung untuk pendidikan dan pelatihan PNS maupun CPNS. Selama ini pendidikan dan pelatihan di Kabupaten Badung diselenggarakan menggunakan fasilitas hotel dan ruang pertemuan yang ada di istansi-istansi Pusat Pemerintahan (PUSPEM) Kabupaten Badung. Oleh karena itu, dengan adanya gedung pendidikan dan pelatihan ini nantinya Pemerintahan Kabupaten Badung dapat memanfaatkan gedung dan fasilitasnya sesuai dengan fungsinya serta dapat menambah pemasukan daerah melalui penyewaan gedung tersebut. Selain itu, untuk mendukung kegiatan pendidikan dan pelatihan maka perlunya unsur lain, seperti suasana. Suasana sangat berpengaruh pada kegiatan yang dilakukan didalam maupun diluar gedung. Suasana tersebut nantinya ditimbulkan dari penerapan bahan-bahan yang digunakan, bentuk ruang, sirkulasi, dan penataan taman yang menciptakan suasana sejuk dan nyaman dalam gedung diklat.

(7)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan landasan konseptual Perancangan Tugas Akhir yang berjudul “Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintahan Kabupaten Badung” ini dengan tepat

waktu.

Tersusunnya laporan Seminar Tugas Akhir dan Studio Tugas Akhir ini tidak lepas dari bimbingan, petunjuk, informasi dan bantuan dari berbagai pihak, dan oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Ibu Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT. selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

2. Bapak I Wayan Yuda Manik, ST.,MT. selaku Pembimbing Akademik.

3. Bapak Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP selaku Dosen Koordinator Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

4. Bapak Ir. I Nyoman Surata, MT. selaku Dosen Koordinator Studio Tugas Akhir Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

5. Ibu Dr. Ir. Widiastuti, MT. selaku Dosen Pembimbing I, atas segala bimbingan, saran, masukan, dan ilmu yang telah diberikan.

6. Bapak Ir. Nyoman Surata, MT. selaku Dosen Pembimbing II, atas segala bimbingan, saran, masukan, dan ilmu yang telah diberikan.

7. Ibu Gusti Ayu Made Suartika, ST., MengSc., PhD. selaku Dosen Penguji I, atas bimbingan, saran, masukan, dan ilmu yang diberikan.

8. Bapak Dr. Ir. Ida Bagus Gde Wirawibawa, MT. selaku Dosen Penguji II, atas segala bimbingan, saran, masukan, dan ilmu yang diberikan.

(8)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung iii

10.Kepada seluruh narasumber yang ikut membantu proses penyusunan laporan ini dengan memberikan informasi-informasi terkait objek perancangan sebagai bahan studi banding.

11.Keluarga yang telah memberikan semangat, doa, dukungan dan segalanya. 12.Teman-teman angkatan 2012 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas

Udayana atas segala dukungan yang diberikan.

13.Dan semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tak langsung dalam penyusunan tugas ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu

Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk penyempurnaan selanjutnya.

Akhir kata, Penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat sesuai dengan tujuannya.

Denpasar, 30 Juni 2016 Penulis,

I Putu Indra Satyawan

NIM. 1204205117

(9)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK……….i

KATA PENGANTAR………..………ii

DAFTAR ISI……….iv

DAFTAR GAMBAR……….....viii

DAFTAR TABEL………...……….xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang……….……….1

1.2Rumusan Masalah……….………3

1.3Tujuan……….………..4

1.4Teknik Penulisan………..4

1.4.1 Teknik Pengumpulan Data……….………....4

1.4.2 Teknik Pengolahan Data……….5

1.4.3 Teknik Penyimpulan Data………..6

BAB II PEMAHAMAN TENTANG PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) 2.1Pengertian………..7

2.1.1 Pemahaman judul “Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintahan Kabupaten Badung………...…….7

2.1.2 Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil……….…8

2.1.3 Ruang Lingkup Sarana dan Prasarana Diklat………....15

2.1.4 Fungsi Ruang Diklat………...……….…..24

2.1.5 Pengelolaan Tempat atau Ruangan Diklat………...……….25

2.1.6 Kriteria Ruangan Diklat………26

2.1.7 Pengaturan Ruang Kelas dan Tempat Duduk………...28

(10)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung v

2.2.1 Studi Banding UPT Balai Pengembangan Ketrampilan Khusus Tenaga Kesehatan (BPKKTK) Dinas Kesehatan Provinsi Bali………..29

2.2.2 Studi Banding Badan Pendidikan dan Pelatihan Pemerintahan Provinsi Bali…….….37

2.2.3 Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Sumatera Barat……….…..44

2.2.4 Simpulan………47

2.3Spesifikasi Umum Proyek Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil (PNS)…..47 2.3.1 Pengertian……….….47

2.3.2 Tujuan………..……..…48

2.3.3 Fungsi………..…..48

2.3.4 Ruang Lingkup………..……48

2.3.5 Fasilitas Proyek……….…....49 2.3.6 Persyaatan Lokasi………...49

BAB III STUDI PENGADAAN GEDUNG PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PEMERINTAHAN KABUPATEN BADUNG 3.1Tinjauan Umum Kabupaten Badung………...50

3.1.1 Kondisi Fisik Kabupaten Badung……….….…....51

3.1.2 Kondisi Non Fisik Kabupaten Badung……….….54

3.1.3 Struktur Tata Ruang dan Tata Bangunan Kabupaten Badung………..56

3.2Analisis S.W.O.T……….58 3.2.1 Potensi (Strength)……….……….58 3.2.2 Hambatan (Weakness)……….……..58

3.2.3 Peluang (Opportunity)……….…..58

3.2.4 Tantangan (Threatening)……….…..59 3.2.5 Simpulan Analisis S.W.O.T………..59

3.3Spesifikasi Khusus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintahan Kabupaten Badung………60

3.3.1 Pengertian………..60

3.3.2 Fungsi………...……….……60

(11)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung vi

3.3.4 Lingkup dan Kapasitas Pelayanan………...….……….61

3.3.5 Jenis Kegiatan………62

3.3.6 Sistem Pengelolaan………63

BAB IV TEMA DAN PEMROGRAMAN 4.1 Tema Perancangan………..65

4.1.1 Pengertian Tema….………..…….…65

4.1.2 Pendekatan Tema……….….66

4.1.3 Rumusan Tema……..………67

4.1.4 Penerapan Tema……….……...….67

4.2 Program Ruang………...70

4.2.1 Program Fungsional………..…....70

4.2.2 Jenis Ruang………....73

4.3Program Performansi………..75

4.4Program Arsitektural………...84

4.4.1 Studi Kapasitas………..84

4.4.2 Besaran Ruang……….…..89

4.4.3 Hubungan Ruang………..….89

4.4.4 Sirkulasi Ruang………...………..……99

4.4.5 Organisasi Ruang……….………...95

4.5Analisa Tapak……….96

4.5.1 Studi Kebutuhan Luas………...96

4.5.2 Analisa Pemilihan Lokasi………..96

4.5.3 Analisa Pemilihan Tapak………...99

4.5.4 Analisa Tapak………..………....104

BAB V KONSEP PERANCANGAN GEDUNG PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAHAN KABUPATEN BADUNG 5.1Konsep Perancangan Tapak………...117

(12)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung vii

5.1.2 Konsep Zoning………120 5.1.3 Konsep Sirkulasi……….122 5.1.4 Konsep Bentuk Massa……….125

5.1.5 Konsep Pola dan Orientasi Massa……….…..126

5.1.6 Konsep Ruang Luar……….…128 5.1.7 Konsep Utilitas Tapak……….…134

5.2Konsep Perancangan Bangunan………136 5.2.1 Konsep Entrance Bangunan…………...……….136

5.2.2 Konsep Zoning Bangunan………...………138

5.2.3 Konsep Sirkulasi dalam Bangunan………..142

5.2.4 Konsep Tampilan Bangunan………...143

5.2.5 Konsep Ruang Dalam……….….144

5.2.6 Konsep Struktur……….…..147

5.2.7 Konsep Utilitas………150

DAFTAR PUSTAKA……….……163

(13)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Pelatihan Dengan Berpikir Secara Sistematis………...9

Gambar 2.2 Denah Ruang Kelas………...……….15

Gambar 2.3 Denah Ruang Kelas………16

Gambar 2.4 Peta Pulau Bali………...………30

Gambar 2.5 Peta Lokasi BPKKTK Provinsi Bali………..30

Gambar 2.6 Kantor BPKKTK Provinsi Bali………..30

Gambar 2.7 Layout UPT-BPKKTK Dinas Kesehatan Provinsi Bali………...………...………..31

Gambar 2.8 Gedung UPT-BPKKTK Dinas Kesehatan Provinsi Bali………...32

Gambar 2.9 Ruang Makan dan Tempat Parkir UPT-BPKKTK Dinas Kesehatan Provinsi Bali..32

Gambar 2.10 Perpustakaan UPT-BPKKTK Dinas Kesehatan Provinsi Bali………..…..…32

Gambar 2.11 Peta Pulau Bali……….38

Gambar 2.12 Peta Lokasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali………38 Gambar 2.13 Kantor Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali………38

Gambar 2.14 Layout Plan Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali………...………39

Gambar 2.15 Gedung Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali………..40

Gambar 2.16 Peta Lokasi Badan Diklat Provinsi Sumatera Barat……….44

Gambar 2.17 Gedung Badan Diklat Provinsi Sumatera Barat………...………45

Gambar 3.1 Peta Pulau Bali dan Kabupaten Badung………52

Gambar 3.2 Golongan PNS Badung 2013………...………..54

Gambar 3.3 Pejabat Struktural 2013………..55

Gambar 3.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Badung………...57

Gambar 3.5 Pengelolaan Fasilitas Gedung Pusdiklat PNS Pemerintahan Kabupaten Badung...64

Gambar 4.1 Contoh Pendekatan Langgam Neovernakular di Bali………....66

Gambar 4.2 Penerapan Material………67

Gambar 4.3 Penerapan Perencanaan Pola Ruang………..68

Gambar 4.4 Penerapan Sirkulasi………69

Gambar 4.5 Civitas Pusat Pendidikan dan Pelatihan PNS Pemerintahan Kabupaten Badung…..73

Gambar 4.6 Hubungan Ruang Makro………90

(14)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung ix

Gambar 4.8 Hubungan Ruang Mikro……….90

Gambar 4.9 Hubungan Ruang Mikro………....91

Gambar 4.10 Hubungan Ruang Mikro………...92

Gambar 4.11 Sirkulasi Ruang Makro………...……….93

Gambar 4.12 Sirkulasi Ruang Mikro………...….….94

Gambar 4.13 Organisasi Ruang……….…..,.95

Gambar 4.14 Alternatif tapak 1 dan tapak 2……….…..100

Gambar 4.15 Peta Tapak Desa Mengwitani………...……….101

Gambar 4.16 Peta Tapak Desa Mengwitani ………..…….102

Gambar 4.17 Bentuk dan ukuran tapak………....104

Gambar 4.18 Analisa iklim tapak………106

Gambar 4.19 Kontur dan drainase………....………..……….107 Gambar 4.20 Jenis tanah dan vegetasi………...………..108 Gambar 4.21 Sirkulasi dan Aksesibilitas ………...…….109 Gambar 4.22 Analisa Sirkulasi dan Aksesibilitas…...……….110

Gambar 4.23 Data View…….……….111

Gambar 4.24 Analisa view tapak………..………...112

Gambar 4.25 Kebisingan pada tapak………...113

Gambar 4.26 Analisa kebisingan tapak…….………..114

Gambar 4.27 Utilitas pada tapak…….………..……..115

Gambar 5.1 Entrance tapak……….119 Gambar 5.2 Entrance pengunjung dan pengelola………119 Gambar 5.3 Konsep bentuk main entrance……….….120

Gambar 5.4 Zoning alternatif 1………122

Gambar 5.5 Zoning alternatif 2………122

Gambar 5.6 Sirkulasi dalam tapak………...124

Gambar 5.7 Sirkulasi kendaraan dan manusia……….124

Gambar 5.8 Bentuk masa alternatif 1………...125

Gambar 5.9 Bentuk masa alternatif 2………..125

Gambar 5.10 Bentuk massa bangunan……….…126

(15)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung x

Gambar 5.12 Orientasi massa……….….128 Gambar 5.13 Parkir 450……….…..129

Gambar 5.14 Parkir 900……….…..130

Gambar 5.15 Parkir 900 mobil dan sepeda motor……….…...130

Gambar 5.16 Zoning Parkir……….……131

Gambar 5.17 Zoning Parkir……….…131

Gambar 5.18 Perancangan taman………...……....133

Gambar 5.19 Pohon dan rumput untuk perancangan taman……….…...134

Gambar 5.20 Data utilitas tapak……….…..134 Gambar 5.21 Sistem pengadaan listrik………135 Gambar 5.22 Sistem Jaringan Komunikasi……….….136 Gambar 5.23 Sistem pembuangan sampah……….….136

Gambar 5.24 Sistem pembuangan air hujan………136

Gambar 5.25 Konsep entrancebangunan………...137 Gambar 5.26 Analisa zoning bangunan berdasarkan organisasi ruang………..138

Gambar 5.27 Zoning ruang utama………..139 Gambar 5.28 Zoning ruang pengelola……….140 Gambar 5.29 Zoning ruang pelengkap………141

Gambar 5.30 Zoning ruang servis………...142

Gambar 5.31 Sistem transportasi vertikal dan horizontal………...143

Gambar 5.32 Konsep tampilan bangunan………144

Gambar 5.33 Konsep ruang dalam………..146

(16)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung xi

Gambar 5.43 Heat Detector...158

Gambar 5.44 Fire hydrant………...159 Gambar 5.45 Portable Fire Protection………160 Gambar 5.46 Penempatan CCTV………162

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Bangunan Menurut Fungsi Bangunan………...32

Tabel 2.2 Daftar Sarana Pelatihan Dan Audio Visual………...…………34

Tabel 2.3 Daftar Peralatan Perkantoran……….………35 Tabel 2.4 Jumlah Tenaga Struktural/Teknis UPT BPKKTK Provinsi Bali Tahun 2012 s.d 2014………36

Tabel 2.5 Jumlah Tenaga Widyaiswara BPKKTK Provinsi Bali Tahun 2012 s.d 2014………..36

Tabel 2.6 Fasilitas Badan Diklat Provinsi Bali………..41

Tabel 3.1 Hambatan, Tantangan, Serta Pemecahan Masalah………59

Tabel 3.2 Jenis Kegiatan Fasilitas Gedung Pusdiklat PNS Pemerintahan Kabupaten Badung…62 Tabel 4.1 Program Fungsional………...70

Tabel 4.2 Program Performansi……….75

Tabel 4.3 Jenis Pelatihan………84

Tabel 4.4 Jumlah Peserta diklat……….85

Tabel 4.5 Jumlah Pengelola………...87

Tabel 4.6 Pembobotan Lokasi Tapak………....97 Tabel 4.7 Pembobotan Alternatif Lokasi Tapak…...……….98 Tabel 4.8 Penentuan Kriteria Pemilihan Tapak………..…..….99 Tabel 4.9 Pembobotan dan Penilaian Tapak………..….….103

(17)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan teknik penulisan. Pada latar belakang terdapat uraian yang mendasari penulisan topik pada makalah Seminar Tugas Akhir ini. Rumusan masalah berisikan masalah-masalah yang diidentifikasi dan akan dibahas pada tahap selanjutnya. Tujuan merupakan uraian yang ingin dicapai dari penulis. Teknik penulisan yang merupakan cara penyusunan dan penulisan makalah Seminar Tugas Akhir ini.

1.1 Latar Belakang

(18)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 2

pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), kemampuan (ability) atau perilaku terhadap tujuan pribadi dan organisasi sehingga tercipta sumber daya manusia yang berkualitas (izzaucon,2014).

Setiap departemen dalam pemerintahan Republik Indonesia dan pemerintahan-pemerintahan daerah memiliki badan/lembaga/unit Pendidikan dan Pelatihan. Hal tersebut menunjukan pentingnya pusat/badan/lembaga/unit Pendidikan dan Pelatihan, sehingga pemerintahan perlu mengatur melalui Peraturan Pemerintahan nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil yang dijelaskan bahwa tujuan diklat adalah (a) meningkatkan pengetahuan, kehalian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara professional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi; (b) menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa; (c) memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat; (d) menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.

Pada perencanaan master plan Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung, perencanaan Gedung Diklat itu memang sudah ada tetapi baru hanya sebatas rencana, sebelum adanya peristiwa kebakaran yang terjadi di kantor Bupati terdahulu yang berlokasi di Lumintang, Denpasar. Setelah peristiwa itu gedung yang terdahulunya direncanakan sebagai tempat diklat tidak difungsikan sesuai rencana awalnya tetapi digunakan sebagai kantor pengungsian dari kantor Bupati terdahulu yang kemudian berkembang dan berubah nama menjadi kantor Lembaga Pelayanan Secara Elektronik (LPSE) Pemerintahan Kabupaten Badung (wawancara dengan Bapak Agus Suantara selaku Kabid Pendidikan dan Pelatihan Kab. Badung, 04/11/2015).

(19)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 3

Badan Kepegawaian Daerah (BKD) maupun instansi-instansi yang ada di Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung sesuai dengan jumlah peserta yang melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan, bahkan Pemerintah Kabupaten Badung juga menyewa fasilitas diluar Pusat pemerintahan seperti hotel, sehingga dengan penyewaan hotel tersebut pemerintah Kabupaten Badung harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan (diklat).

Selain menggunakan fasilitas yang ada di Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung dan hotel, Pemerintah Kabupaten Badung juga melaksanakan diklat yang menggunakan fasilitas Provinsi, dimana jenis Pendidikan dan Pelatihan yang dilaksanakan di Provinsi adalah jenis diklat prajabatan dan diklat kepemimpinan tingkat III dan IV, dengan pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan selama 8 jam pelajaran. Di lihat dari hasil survey yang diperoleh maka perlu adanya fasilitas khusus untuk tempat Pendidikan dan Pelatihan (diklat) di Kabupaten Badung yang nantinya bisa digunakan setiap adanya kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (diklat) pegawai maupun calon Pegawai sehingga pemerintah tidak mengeluarkan dana yang besar lagi untuk Pendidikan dan Pelatihan yang diadakan.

Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Pemerintahan Kabupaten Badung ini bertujuan untuk mengefisienkan pendanaan untuk Pendidikan dan Pelatihan serta memberi fasilitas yang lengkap kepada pegawai maupun karyawan baru agar peserta yang mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (diklat) merasa aman dan nyaman. Pemilihan lokasi untuk Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini berada di daerah Kabupaten Badung agar nantinya memudahkan pegawai untuk mencari lokasi tersebut. Konsep dari perancangan Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan di Kabupaten Badung nantinya menggunakan konsep bernuansa Bali yang mencerminkan arsitektur lokal.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : a. Fungsi apa yang akan diwadahi pada Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan

(20)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 4

b. Fasilitas apa yang diperlukan untuk Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Pemerintahan Kabupaten Badung?

c. Dimana lokasi yang tepat untuk Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Pemerintahan Kabupaten Badung?

d. Bagaimana konsep dan tema perancangan Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Pemerintahan Kabupaten Badung?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari Pembangunan Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pemerintahan Kabupaten Badung antara lain :

a. Untuk menentukan fungsi dalam Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Pemerintahan Kabupaten Badung,

b. Menentukan fasilitas yang akan diwadahi,

c. Menentukan tempat yang tepat untuk Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Pemerintahan Kabupaten Badung,

d. Menentukan konsep dan tema perancangan secara umum. 1.4 Teknik Penulisan

1.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Data sesuai dengan konteks dikumpulkan dari berbagai sumber seperti literatur, studi kasus atau studi banding, media cetak maupun elektronik, dan wawancara. Data terkumpul kemudian disusun secara ilmiah. Data yang diperlukan terdiri dari :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara survey atau observasi langsung serta wawancara dengan pihak-pihak yang berkompeten atau yang terkait.

a. Wawancara

(21)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 5

b. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung kelapangan terhadap gejala-gejala yang terjadi sehingga dapat mempersepsikan sendiri apa yang terjadi dilapangan secara actual.

2. Data Sekunder

Data sekunder dan kajian kepustakaan (literatur) merupakan penelusuran yang dilakukan oleh peneliti terhadap sumber pendukung untuk kepentingan penelitian yang sedang dijalankan. Data sekunder dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :

a. Tingkatan pertama, data sekunder dari sumber primer, seperti karya penelitian terdahulu, atau data mentah tanpa interpretasi atau pertanyaan yang mewakili suatu opini atau posisi resmi (belum pernah diolah atau ditafsirkan oleh pihak kedua). Contoh seperti memo, catatan medis, wawancara atau pidato lengkap, dll. b. Tingkatan kedua, data sekunder dari sumber sekunder, seperti interpretasi dari data primer. Contoh seperti, ensiklopedia, buku teks, buku pegangan, artikel di majalah dan koran, sebagian besar pemberitaan di media massa.

c. Tingkatan ketiga, data sekunder dari sumber tersier seperti, interpretasi dari data sekunder. Pada umumnya disajikan dalam bentuk indeks, bibliografi, alat bantu pencarian data. (Rully Indrawan & Poppy Yaniawati, 2014 : 143).

1.4.2 Teknik Pengolahan Data

1. Data-data yang dikumpulkan disusun secara sistematis dan sesuai dengan jenis data yaitu data literatur dan studi banding yang terkait dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil .

2. Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian dikaji sesuai dengan konteks dan sesuai dengan teori arsitektur dan acuan yang relevan. Analisa data dibagi menjadi 2 yaitu:

(22)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 6  Kuantitatif, analisis kuantitatif merupakan jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka.

1.4.3 Teknik Penyimpulan Data

Dari hasil kajian data (analisis) dimana dari proses penyelidikan, terkumpulnya data utama dan data tambahan serta informasi tersebut kemudian dapat dikembangkan pada studi perancangan dan dapat dilanjutkan ke tahap pemograman dan konsep desain.

(23)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan teknik penulisan. Pada latar belakang terdapat uraian yang mendasari penulisan topik pada makalah Seminar Tugas Akhir ini. Rumusan masalah berisikan masalah-masalah yang diidentifikasi dan akan dibahas pada tahap selanjutnya. Tujuan merupakan uraian yang ingin dicapai dari penulis. Teknik penulisan yang merupakan cara penyusunan dan penulisan makalah Seminar Tugas Akhir ini.

1.1 Latar Belakang

(24)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 2

pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), kemampuan (ability) atau perilaku terhadap tujuan pribadi dan organisasi sehingga tercipta sumber daya manusia yang berkualitas (izzaucon,2014).

Setiap departemen dalam pemerintahan Republik Indonesia dan pemerintahan-pemerintahan daerah memiliki badan/lembaga/unit Pendidikan dan Pelatihan. Hal tersebut menunjukan pentingnya pusat/badan/lembaga/unit Pendidikan dan Pelatihan, sehingga pemerintahan perlu mengatur melalui Peraturan Pemerintahan nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil yang dijelaskan bahwa tujuan diklat adalah (a) meningkatkan pengetahuan, kehalian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara professional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi; (b) menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa; (c) memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat; (d) menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.

Pada perencanaan master plan Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung, perencanaan Gedung Diklat itu memang sudah ada tetapi baru hanya sebatas rencana, sebelum adanya peristiwa kebakaran yang terjadi di kantor Bupati terdahulu yang berlokasi di Lumintang, Denpasar. Setelah peristiwa itu gedung yang terdahulunya direncanakan sebagai tempat diklat tidak difungsikan sesuai rencana awalnya tetapi digunakan sebagai kantor pengungsian dari kantor Bupati terdahulu yang kemudian berkembang dan berubah nama menjadi kantor Lembaga Pelayanan Secara Elektronik (LPSE) Pemerintahan Kabupaten Badung (wawancara dengan Bapak Agus Suantara selaku Kabid Pendidikan dan Pelatihan Kab. Badung, 04/11/2015).

(25)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 3

Badan Kepegawaian Daerah (BKD) maupun instansi-instansi yang ada di Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung sesuai dengan jumlah peserta yang melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan, bahkan Pemerintah Kabupaten Badung juga menyewa fasilitas diluar Pusat pemerintahan seperti hotel, sehingga dengan penyewaan hotel tersebut pemerintah Kabupaten Badung harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan (diklat).

Selain menggunakan fasilitas yang ada di Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung dan hotel, Pemerintah Kabupaten Badung juga melaksanakan diklat yang menggunakan fasilitas Provinsi, dimana jenis Pendidikan dan Pelatihan yang dilaksanakan di Provinsi adalah jenis diklat prajabatan dan diklat kepemimpinan tingkat III dan IV, dengan pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan selama 8 jam pelajaran. Di lihat dari hasil survey yang diperoleh maka perlu adanya fasilitas khusus untuk tempat Pendidikan dan Pelatihan (diklat) di Kabupaten Badung yang nantinya bisa digunakan setiap adanya kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (diklat) pegawai maupun calon Pegawai sehingga pemerintah tidak mengeluarkan dana yang besar lagi untuk Pendidikan dan Pelatihan yang diadakan.

Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Pemerintahan Kabupaten Badung ini bertujuan untuk mengefisienkan pendanaan untuk Pendidikan dan Pelatihan serta memberi fasilitas yang lengkap kepada pegawai maupun karyawan baru agar peserta yang mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (diklat) merasa aman dan nyaman. Pemilihan lokasi untuk Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini berada di daerah Kabupaten Badung agar nantinya memudahkan pegawai untuk mencari lokasi tersebut. Konsep dari perancangan Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan di Kabupaten Badung nantinya menggunakan konsep bernuansa Bali yang mencerminkan arsitektur lokal.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : a. Fungsi apa yang akan diwadahi pada Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan

(26)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 4

b. Fasilitas apa yang diperlukan untuk Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Pemerintahan Kabupaten Badung?

c. Dimana lokasi yang tepat untuk Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Pemerintahan Kabupaten Badung?

d. Bagaimana konsep dan tema perancangan Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Pemerintahan Kabupaten Badung?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari Pembangunan Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pemerintahan Kabupaten Badung antara lain :

a. Untuk menentukan fungsi dalam Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Pemerintahan Kabupaten Badung,

b. Menentukan fasilitas yang akan diwadahi,

c. Menentukan tempat yang tepat untuk Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Pemerintahan Kabupaten Badung,

d. Menentukan konsep dan tema perancangan secara umum. 1.4 Teknik Penulisan

1.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Data sesuai dengan konteks dikumpulkan dari berbagai sumber seperti literatur, studi kasus atau studi banding, media cetak maupun elektronik, dan wawancara. Data terkumpul kemudian disusun secara ilmiah. Data yang diperlukan terdiri dari :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara survey atau observasi langsung serta wawancara dengan pihak-pihak yang berkompeten atau yang terkait.

a. Wawancara

(27)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 5

b. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung kelapangan terhadap gejala-gejala yang terjadi sehingga dapat mempersepsikan sendiri apa yang terjadi dilapangan secara actual.

2. Data Sekunder

Data sekunder dan kajian kepustakaan (literatur) merupakan penelusuran yang dilakukan oleh peneliti terhadap sumber pendukung untuk kepentingan penelitian yang sedang dijalankan. Data sekunder dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :

a. Tingkatan pertama, data sekunder dari sumber primer, seperti karya penelitian terdahulu, atau data mentah tanpa interpretasi atau pertanyaan yang mewakili suatu opini atau posisi resmi (belum pernah diolah atau ditafsirkan oleh pihak kedua). Contoh seperti memo, catatan medis, wawancara atau pidato lengkap, dll. b. Tingkatan kedua, data sekunder dari sumber sekunder, seperti interpretasi dari data primer. Contoh seperti, ensiklopedia, buku teks, buku pegangan, artikel di majalah dan koran, sebagian besar pemberitaan di media massa.

c. Tingkatan ketiga, data sekunder dari sumber tersier seperti, interpretasi dari data sekunder. Pada umumnya disajikan dalam bentuk indeks, bibliografi, alat bantu pencarian data. (Rully Indrawan & Poppy Yaniawati, 2014 : 143).

1.4.2 Teknik Pengolahan Data

1. Data-data yang dikumpulkan disusun secara sistematis dan sesuai dengan jenis data yaitu data literatur dan studi banding yang terkait dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil .

2. Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian dikaji sesuai dengan konteks dan sesuai dengan teori arsitektur dan acuan yang relevan. Analisa data dibagi menjadi 2 yaitu:

(28)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 6  Kuantitatif, analisis kuantitatif merupakan jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka.

1.4.3 Teknik Penyimpulan Data

Dari hasil kajian data (analisis) dimana dari proses penyelidikan, terkumpulnya data utama dan data tambahan serta informasi tersebut kemudian dapat dikembangkan pada studi perancangan dan dapat dilanjutkan ke tahap pemograman dan konsep desain.

(29)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 7

BAB II

PEMAHAMAN TENTANG PUSAT PENDIDIKAN DAN

PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

Pada bab ini akan dibahas mengenai hal-hal yang terkait dengan Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil, seperti fasilitas Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan PNS, jenis kegiatan, studi banding dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan Pendidikan dan Pelatihan PNS. Data-data yang dipaparkan pada bab ini menggunakan literatur buku, artiket internet, serta peraturan perundangan terkait.

2.1Pengertian

2.1.1 Pemahaman judul “Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai

Negeri Sipil (PNS) Pemerintahan Kabupaten Badung”

(30)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 8

dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. (UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung)

2. Pusat tempat yang letaknya di bagian tengah, yang menjadi bagian pokok dari suatu wilayah.

3. Pendidikan dan Pelatihan merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills) dan sikap (attitude) atau disingkat dengan istilah KSA atau sering juga disebut kompetensi. (Daronto & Bintoro, 2014 : 143)

4. Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan masyarakat yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas suatu jabatan negeri maupun tugas di negara lain yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. (Muhammad Taufan : 2011)

5. Pemerintah merupakan suatu organisasi yang bertugas dan berfungsi mengelola sistem pemerintahan untuk mencapai tujuan Negara.

6. Kabupaten Badung merupakan kabupaten yang terletak di provinsi Bali, Indonesia dengan ibu kota berada di Mengwi.

Jadi kesimpulan dari pemahaman judul diatas adalah proses yang dilakukan melalui upaya terencana dengan wujud hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya digunakan sebagai tempat pusat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk masyarakat yang telah diangkat sebagai pegawai oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas Negara dan juga mengelola sistem pemerintahan untuk mencapai tujuan Negara.

2.1.2 Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil

(31)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 9

umat manusia, terutama bagi seorang pegawai dan calon pegawai yang belum mempunyai pengalaman.

Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Pada hakekatnya setiap individu maupun kelompok selalu dituntut untuk belajar dan meningkatkan kemampuannya agar dapat mempertahankan hidupnya karena dengan belajar akan menghasilkan perubahan, yaitu didapatnya kemampuan yang baru yang berlaku untuk waktu yang relatif lama. Salah satu peningkatan kemampuan ataupun proses belajar antara lain melalui kegiatan pelatihan.

Menurut Edwin B. Flippo pelatihan itu merupakan suatu tindakan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seorang pegawai untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu (Moekijat : 1981). (Gambar 2.1 ) berikut merupakan suatu pendekatan tentang proses pelatihan dengan berpikir secara sistematis.

Gambar 2.1 Proses pelatihan dengan berpikir secara sistematis. Sumber: Daronto & Bintoro, 2014 : 31

Gambar diatas menjelaskan bahwa pelatihan merupakan suatu bagian dari sistem organisasi yang berinteraksi dengan kegiatan-kegiatan organisasi. Kebutuhan pelatihan (needs) telah diidentifikasi, kemudian pelatihan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Didalam konteks ini, pelatihan merupakan suatu bagian sentral dari pada kegiatan organisasi. (Daronto & Bintoro, 2014 : 31)

(32)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 10

meningkatkan keterampilan bekerja, dengan demikian meningkatkan produktivitas kerja.

Pendidikan dan pelatihan bagi pegawai negeri sipil (PNS) sangat bermanfaat bagi dirinya sendiri guna meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan sikap untuk melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi dan juga menciptakan pegawai yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa serta memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat. Adapun jenis dan jenjang pendidikan dan pelatihan pegawai negeri sipil (PNS), yaitu

A. Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan

Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan adalah diklat untuk membentuk wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil serta memberikan pengetahuan dasar tentang system penyelenggaraan Pemerintahan Negara dan tentang bidang tugas serta budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas jabatan sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Pendidikan dan pelatihan prajabatan adalah merupakan syarat pengangkatan calon pegawai negeri sipil (CPNS) menjadi pegawai negeri sipil (PNS), diklat prajabatan terdiri atas:

1. Diklat prajabatan golongan I untuk menjadi PNS golongan I 2. Diklat prajabatan golongan I untuk menjadi PNS golongan II 3. Diklat prajabatan golongan I untuk menjadi PNS golongan III B. Pendidikan dan Pelatihan dalam jabatan

Pendidikan dan Pelatihan dalam jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) ada 3 Jenis (Taufan Muhammad : 2011) yaitu :

a. Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim)

(33)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 11

Diklat Kepemimpinan dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural. Diklat Kepemimpinan terdiri atas empat jenjang:

1. Diklat Kepemimpinan Tingkat IV untuk Jabatan Struktural Eselon IV. 2. Diklat Kepemimpinan Tingkat III untuk Jabatan Struktural Eselon III. 3. Diklat Kepemimpinan Tingkat II untuk Jabatan Struktural Eselon II. 4. Diklat Kepemimpinan Tingkat I untuk Jabatan Struktural Eselon I b. Pendidikan dan Pelatihan Fungsional

Diklat Fungsional adalah diklat yang memberikan bekal pengetahuan dan/atau ketrampilan bagi Pegawai Negeri Sipil sesuai keahlian dan ketrampilan yang diperlukan dalam jabatan fungsional.

1. Diklat fungsional keahlian yaitu diklat yang memberikan pengetahuan dan keahlian fungsional tertentu yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan tugas jabatan fungsional keahlian yang bersangkutan.

2. Diklat fungsional ketrampilan yaitu diklat yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan fungsional tertentu yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan tugas jabatan fungsional keahlian yang bersangkutan.

c. Pendidikan dan Pelatihan Teknis

Diklat teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS. Kompetensi Teknis adalah kemampuan PNS dalam bidang-bidang teknis tertentu untuk pelaksanaan tugas masing-masing.

1. Diklat teknis bidang umum/administrasi dan manajemen yaitu diklat yang memberikan ketrampilan dan/atau penguasaan pengetahuan di bidang pelayanan teknis yang bersifat umum dan di bidang administrasi dan manajemen dalam menunjang tugas pokok instansi yang bersangkutan.

(34)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 12

d. Peserta Diklat

1. Peserta Diklat Prajabatan adalah seluruh Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). 2. Peserta Diklatpim adalah PNS yang akan atau telah menduduki jabatan

Struktural Eselon I, II, III dan IV.

3. Peserta Diklat Fungsional adalah PNS yang akan atau telah menduduki jabatan fungsional tertentu.

4. Peserta Diklat Teknis adalah PNS yang membutuhkan peningkatan kompetensi teknis dalam pelaksanaan tugasnya.

e. Perekrutan Peserta Diklat

1. Perekrutan calon peserta diklat untuk mengikuti diklat yang merupakan syarat menduduki jabatan strategis tertentu dilakukan melalui mekanisme Tim Seleksi Peserta Diklat (TSPD).

2. Perekrutan calon peserta diklat untuk mengikuti diklat yang bukan merupakan syarat menduduki jabatan strategis tertentu tidak harus melalui mekanisme Tim Seleksi Peserta Diklat (TSPD).

3. Perekrutan calon peserta Tugas Belajar dilakukan melalui mekanisme Tim Seleksi Peserta Diklat (TSPD).

f. Penyelenggara Diklat

Penyelenggaraan Diklat PNS dapat diselenggarakan secara klasikal, dalam arti tatap muka di dalam kelas. Selain itu dapat juga diselenggarakan secara nonklasikal yaitu dengan pelatihan di alam bebas, pelatihan di tempat kerja dan pelatihan dengan sistem jarak jauh.

g. Persyaratan

 Persyaratan umum pendidikan dan pelatihan PNS, yaitu: 1. Memiliki potensi untuk dikembangkan.

2. Memiliki motivasi tinggi untuk pengembangan diri.

3. Mampu menjaga reputasi dan kredibilitas sebagai Pegawai Negeri Sipil. 4. Memiliki dedikasi dan loyalitas terhadap tugas organisasi.

(35)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 13  Persyaratan Khusus pendidikan dan pelatihan PNS, yaitu:

1. Diklat Prajabatan

 Calon peserta Diklat Prajabatan ditetapkan oleh Bupati.

 Calon Pegawai Negeri Sipil wajib diikutsertakan mengikuti Diklat Prajabatan selambat-lambatnya 2 (dua) tahun terhitung mulai tanggal ditetapkan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil.

2. Diklat dalam Jabatan

- Diklat Kepemimpinan Tingkat IV

 Pangkat/golongan ruang serendah-rendahnya Penata Muda III/a dan telah atau dipersiapkan untuk menduduki jabatan struktural eselon IV.

 Pendidikan serendah-rendahnya Sarjana Muda, Diploma Tiga (D-III) atau yang sederajat.

 Usia maksimal 40 (empat puluh) tahun pada saat pendaftaran seleksi bagi yang belum menduduki jabatan.

- Diklat Kepemimpinan Tingkat III

 Pangkat/golongan ruang serendah-rendahnya Penata III/c dan telah atau dipersiapkan untuk menduduki jabatan struktural eselon III.

 Pendidikan serendah-rendahnya Strata Satu (S-1) atau yang sederajat.

 Usia maksimal 45 (empat puluh lima) tahun pada saat pendaftaran seleksi bagi yang belum menduduki jabatan.

- Diklat Kepemimpinan Tingkat II

 Pangkat/golongan ruang serendah-rendahnya Pembina IV/a dan telah atau dipersiapkan untuk menduduki jabatan struktural eselon II;

 Pendidikan serendah-rendahnya Strata Satu (S-I) atau yang sederajat;

 Usia maksimal 50 (lima puluh) tahun pada saat pendaftaran seleksi bagi yang belum menduduki jabatan.

(36)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 14

Administrasi Negara Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pembinaan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis.

 Persyaratan Diklat Fungsional ditetapkan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang termuat dalam Surat Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pembinaan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional

 Peserta yang baru menyelesaikan satu jenis diklat, dapat diusulkan mengikuti diklat paling cepat 2 (dua) bulan terhitung sejak tanggal penutupan diklat yang diikuti sebelumnya.

h. Prosedur

Prosedur pendidikan dan pelatihan antara lain :

1. Penyusunan rencana jumlah peserta pendidikan dan pelatihan.

2. Koordinasi dengan Badan Diklat Propinsi dan atau lembaga lain yang terkait tentang rencana pelaksanaan pendidikan dan pelatihan Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten.

3. Permintaan peserta pendidikan dan pelatihan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah.

4. Usulan nama-nama peserta pendidikan dan pelatihan oleh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah kepada Bupati melalui Badan Kepegawaian Daerah. 5. Penerbitan Surat Perintah untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan oleh

Badan Kepegawaian Daerah dan disampaikan kepada masing-masing Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah.

6. Pemanggilan peserta pendidikan dan pelatihan oleh Badan Kepegawaian Daerah.

7. Pengiriman peserta pendidikan dan pelatihan. 8. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan.

9. Laporan hasil pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kepada Bupati melalui Badan Kepegawaian Daerah.

(37)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 15

Pusat pendidikan dan Pelatihan pegawai Negeri Sipil merupakan unsur fasilitas bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan calon pegawai negeri sipil (CPNS) untuk memperoleh pendidikan dan pelatihan agar nantinya para pegawai negeri sipil (PNS) maupun calon pegawai negeri sipil (CPNS) mengetahui dan dapat melaksanakan tugas jabatannya secara professional.

2.1.3 Ruang Lingkup Sarana dan Prasarana Diklat

Standar sarana dan prasarana diklat (Departemen Kesehatan RI & Bapalkes : 2003) meliputi :

1. Standar sarana dan prasarana belajar, yang terdiri dari: a. Peralatan dan perlengkapan kelas

Peralatan dan perlengkapan ruangan yang dibutuhkan untuk belajar didalam kelas, dengan luas ruangan minimal 9 x 7 meter dan waktu minimal pelaksanaan pelatihan 30 jam pelajaran serta maksimum jumlah peserta latih adalah 30 orang/kelas (lihat Gambar 2.2)

Contoh gambar :

Gambar 2.2 Denah Ruang Kelas

Sumber: Departemen Kesehatan RI Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan, 2013 : 8

(38)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 16

Gambar 2.3 Denah Ruang Kelas

Sumber: Departemen Kesehatan RI Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan, 2013 : 9

Pencahayaan dalam ruang kelas harus memenuhi ketentuan seperti :

 Cukup terang bagi setiap peserta dan pelatih untuk membaca materi yang berada di mejanya.

 Cahaya yang memantul/masuk di flipchart cukup jelas untuk dilihat peserta latih terjauh

 Cahaya pada whiteboard cukup terang, tetapi tidak memantulkan cahaya langsung ke peserta latih maupun pelatih.

 Pada saat menggunakan OHP (Over Head Projector) atau LCD proyektor, ruangan bisa digelapkan untuk memungkinkan visualisasi pada layar terlihat

Selain kenyamanan kondisi udara akan mempengaruhi konsentrasi dan daya tahan peserta latih. Kondisi yang harus diperhatikan :

 Temperature udara cukup sejuk.

 Tidak terganggu bau dari sumber permanen maupun temporer, misalnya udara dari tempat pembuangan sampah, udara dari peternakan, pabrik, mau masakan dari kantin/dapur/ruang makan.

(39)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 17

Dalam ruang kelas tidak diperbolehkan terdapat gangguan suara yang mengganggu konsentrasi peserta. Berikut sumber suara yang dapat mengganggu :

 Suara kendaraan dijalan atau area parkir.

 Suara generator, AC, kipas angin.

 Suara kegiatan dari ruang yang bersebelahan.

 Dering telepon dari ruangan lain. b. Peralatan dan perlengkapan perpustakaan

Menurut Departemen Kesehatan RI Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan, 2013 : 9, bahwa Peralatan dan perlengkapannya yang digunakan untuk pengelolaan dan pelayanan kepustakaan. Perpustakaan juga merupakan salah satu fasilitas yang menunjang proses pembelajaran, oleh karena itu keberadaan perpustakaan yang memenuhi standar sangat diperlukan pada suatu institusi diklat. Standar peralatan dan perlengkapan yang harus tersedia yaitu :

 2 set meja + kursi petugas.

 10 set meja baca + kursi pengunjung.

 10 buah (lebih sesuai jumlah buku yang ada) rak buku.

 2 buah lemari katalog.

 1 set komputer lengkap.

 1 buah aiphone.

 1 buah filing cabinet.

 1 buah mesin tik

 1 buah untuk kapasitas 10 orang rak penyimpan tas.

 1 rak lemari display.

(40)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 18  1 buah (disesuaikan dengan luas ruangan) AC atau kipas angin.

 Optional fotocopy.

Untuk sarana perpustakaan ini masing-masing gedung harus ada penanggung/pengelolanya.

c. Peralatan dan perlengkapan akomodasi

Peralatan dan perlengkapan yang disediakan diasrama untuk keperluan peserta latih atau pelanggan. Standar peralatan dan perlengkapan yang tersedia :

1. Kamar tidur (ukuran 4x4m, untuk 2 orang)

 1 set perorang tempat tidur dan perlengkapannya.

 Lemari baju (1 pintu atau sesuai jumlah penghuni kamar) dan gantungan baju.

 1 set perorang meja + kursi.

 1 buah permeja tulis lampu belajar.

 1 buah rak handuk.

 1 buah tempat sampah.

 1 buah meja kecil dan cermin.

 1 buah kalender.

 1 buah jam dinding.

 1 buah keset atau alas kaki.

 Harus ada arah penunjuk kiblat. 2. Kamar mandi

 1 buah gantungan baju

 1 buah sikat kamar mandi

 1 buah tempat sabun

 1 buah tempat sampah

 1 buah gayung 3. Lobby asrama

(41)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 19  1 buah TV untuk setiap lantai

 1 buah dispenser dan gelas untuk setiap lantai 2 gelas untuk setiap kamar

 1 buah aiphone untuk setiap lantai

 1 buah jam dinding untuk setiap lantai

 1 buah tempat sampah untuk setiap lantai

 1 buah kalender untuk setiap lantai

Untuk sarana akomodasi ini masing-masing gedung harus ada penanggung/pengelolanya.

d. Peralatan dan perlengkapan konsumsi

Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk makan dan minum peserta latih atau pelanggan, yang didalamnya harus ada penanggung jawab/pengelolanya. Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :

1. Persyaratan dapur

 Harus terletak sedemikian rupa sehingga keributan, kegaduhan dan bau makanan dari dapur tidak mengganggu ruangan lain.

 Harus mudah dicapai kendaraan dari luar sehingga memudahkan pengiriman makanan serta perlu mempunyai jalan sendiri langsung dari luar kedapur untuk lalu lintas bahan makanan.

 Tidak dekat dengan tempat pembuangan sampah dan lingkungan yang kurang memenuhi syarat.

 Harus mendapat udara dan sinar yang cukup.

 Lantai harus kuat mudah dibersihkan, tidak licin, tidak menyerap air, tahan terhadap asam dan tidak memberikan suara keras.

(42)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 20

dan pipa harus berada dalam keadaan terbungkus atau tertanam pada lantai atau dinding.

 Penerangan harus cukup, baik penerangan langsung ataupun penerangan listrik, kaca atau ventilasi. Udara yang masuk dan keluar harus cukup untuk mengeluarkan asap, bau makanan, bau uap lemak, bau air dan panas.

 Langit-langit harus tertutup dan diberi warna sesuai dengan warna dinding atau warna bahan asli, permukaan rata dan mudah dibersihkan.

 Penghawaan dilengkapi dengan alat pengeluaran udara panas maupun bau-bauan/ex hauster yang dipasang setinggi 2 meter dari lantai dan kapasitasnya disesuaikan dengan luas dapur.

 Tungku dapur dilengkapi dengan sungkup asap, alat perangkap asap, cerobong asap, saringan dan saluran serta pengumpul lemak.

 Pintu yang berhubungan dengan halaman luar dibuat rangkap, dengan pintu bagian luar membuka kearah luar.

 Daun pintu bagian dalam dilengkapi dengan alat pencegahan masuknya serangga yang dapat menutup sendiri.

 Ruang dapur paling sedikit terdiri dari :

o Tempat pencucian peralatan

o Tempat penyimpan bahan makanan o Tempat pengolahan

o Tempat persiapan

 Ruang dapur harus bebas dari serangga, tikus dan hewan lainnya.

(43)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 21  Tersedia sedikitnya meja peracikan, peralatan, lemari/fasilitas penyimpanan dingin, bak-bak pencucian yang berfungsi dan terperlihara dengan baik.

 Harus dipasang tulisan “cucilah tangan anda sebelum

menjamah makanan dan peralatan” di tempat yang mudah

terlihat.

 Tidak boleh berhubungan langsung dengan jamban, wc atau kamar mandi.

2. Persyaratan ruang makan

 Meja, kursi dan taplak meja harus dalam keadaan bersih.

 Lantai, dinding dan langit-langit harus selalu bersih, warna terang.

 Harus bebas dari serangga, lalat, tikus dan hewan lainnya.

 Tidak boleh berhubungan langsung dengan jamban, wc atau kamar mandi

 Harus tersedia wastafel dan perlengkapannya untuk cuci tangan.

 Ada tulisan mengenai jadwal makan pagi, siang, malam.

 Pencahayaan (baik alam atau buatan) harus cukup terang. Apabila institusi diklat tidak mengelola makanannya sendiri, dapat bekerja sama dengan catering dengan syarat:

 Ada MOU dengan catering yang sudah berbadan hokum.

 Memenuhi persyaratan peralatan dan perlengkapan, persyaratan pengolahan makanan dan persyaratan penyajian makanan. e. Peralatan dan perlengkapan komunikasi dan informasi

(44)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 22

komunikasi dan informasi. Standar peralatan dan perlengkapan yang harus tersedia :

1. Komunikasi

 1 buah telepon + 1 set meja dan kursi petugas.

 1 buah faksimili + 1 set meja dan kursi petugas.

 Internet yang bisa diakses.

 Kotak saran yang diletakan ditempat yang mudah terlihat 2. Informasi

 Harus ada :

o Peta wilayah lokasi institusi o Informasi fasilitas umum

o Informasi telepon penting o Denah institusi

o Papan petunjuk lokasi + papan informasi o Brosur-brosur dan leaflet

f. Peralatan dan perlengkapan ibadah, olahraga, rekreasi

Peralatan dan perlengkapan yang disediakan untuk keperluan ibadah, olahraga dan rekreasi/hiburan bagi para peserta latih atau pelanggan. Masing-masing sarana ini harus ada penanggung jawab dan pengelolanya.

2. Standar Laboratorium Kelas

Tempat atau ruangan khusus yang diperlukan oleh peserta latih untuk mempraktekan materi yang didapat pada saat pelatihan dengan menggunakan alat-alat praga, atau yang dipergunakan untuk pengembangan metode dan teknologi diklat. Harus ada penanggung jawab/pengelolanya. Minimal persyaratan yang harus dipenuhi adalah :

 Memenuhi standar laboratorium kelas.

(45)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 23  Ada dokumen realisasi pemanfaatan laboratorium kelas untuk setiap

jenis kegiatan.

 Ada evaluasi terhadap pemanfaatan laboratorium kelas dan di dokumentasikan.

Standar laboratorium kelas ini dapat dibedakan menurut jenis pelatihannya, antara lain:

a. Pelatihan teknis

Pelatihan yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS.

b. Pelatihan fungsional

Pelatihan yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompotensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan

c. Pelatihan kepemimpinan

Pelatihan yang dilaksanakan untuk mencapai pesyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jabatan struktural. Standar laboratorium kelas disesuaikan dengan jenis metode pembelajaran yang berorientasi membentuk pola pikir dan prilaku kepemimpinan.

3. Standar Laboratorium Lapangan

Suatu unit atau wilayah yang dibina dan dikembangkan oleh institusi diklat dan digunakan untuk praktek lapangan, studi banding, uji coba metode pelatihan dan lain-lain yang didalamnya ada penanggung jawab atau pengelolanya. Minimal persyaratan yang harus dipenuhi,antara lain :

 Adanya unit/ Institusi Kesehatan yang ada dalam binaan dan pengembangan Bapalkes/ Institusi Diklat Kesehatan (Puskesmas, Dinas Kesehatan).

 Adanya kesepakatan bersama secara tertulis.

 Adanya tujuan yang jelas dan disepakati bersama.

 Adanya program kegiatan yang jelas.

(46)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 24  Adanya manfaat bagi institusi tersebut, masyarakat sekitar dan

Bapelkes/ Institusi Diklat Kesehatan.

 Dokumentasi seluruh pelaksanaan laboratorium lapangan.

Jadi kesimpulan Standar Sarana dan Prasarana Diklat ini merupakan acuan bagi semua diklat agar dapat memenuhi standar salah satu komponen dalam penyelenggaraan pelatian yang bermutu. Disamping itu juga dapat menjadi acuan dalam mempersiapkan pelaksanaan akreditasi, khususnya untuk pemenuhan standar fasilitas dan peralatan, laboratorium kelas dan laboratorium lapangan. Bagi penyelengara pelatihan dapat digunakan sebagai acuan untuk menentkan sarana dan prasarana apa saja yang diperlukan dalam menyelenggarakan suatu pelatihan.

2.1.4 Fungsi Ruang Diklat

Tempat adalah salah satu persyaratan dari suatu aktivitas tertentu. Tempat atau ruangan merupakan hal yang harus disiapkan dalam pengelolaan sistem pendidikan dan pelatihan. Sebagaimana sarana dan prasarana lainnya, tempat dan ruangan disiapkan dalam rangka mendukung tercapainya tujuan kegiatan diklat yang telah direncanakan.

Raymond A Noe (2002) menyatakan bahwa ruang diklat adalah “the room where training will be conducted”. Ruangan untuk diklat tidak seperti ruangan untuk

kantor lainnya. Ruangan untuk diklat adalah ruangan yang secara fisiologis dan psikologis dapat membantu terciptanya situasi yang kondusif (sugiyono,2002). Dua definisi tersebut memiliki makna bahwa ruangan diklat merupakan suatu hal yang dapat dikendalikan, diatur atau dikelola. Namun demikian, tidak semua ruang dapat diatur atau dikendalikan. Hal ini terjadi apabila tempat atau ruangan yang dimaksud merupakan lingkungan alam atau tempat tertentu yang memang dapat diubah setingnya. Bila hal ini dialami maka pihak pengelola diklat hanya tinggal memanfaatkan atau paling tidak kegiatan yang menyesuaikan dengan tempatnya. Tempat dan ruangan dibedakan menjadi dua, yaitu : (a) sumber belajar yang direncanakan (by design) berupa semua sumber yang secara khusus telah

dikembangkan sebagai “komponen sistem instruksional” untuk memberikan fasilitas

(47)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 25

utilization) berupa sumber-sumber yang tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasikan, dan digunakan untuk keperluan proses pembelajaran (Daronto & Bintoro, 2014 : 121).

2.1.5 Pengelolaan Tempat atau Ruangan Diklat

1. Perencanaan

Pada tahap ini penentuan suatu tempat pelaksanaan diklat biasanya lebih dipengaruhi oleh tujuan, sifat, waktu pelaksanaan, dan anggaran diklat. Tujuan diselengkarakan diklat berpengaruh pada penentuan dimana diklat akan diselenggarakan. Tujuan diklat yang bersifat teknis kemahiran atau pengoprasian suatu alat, mesin, atau metode tertentu pastinya akan lebih tepat bila tempatnya pada laboratorium, studio, bengkel, maupun tempat-tempat kerja sesuai dengan tujuan diklat. Tempat diklat yang dipilih akan lebih bervariasi bila sesuai dengan materi atau mata diklatnya baik in door maupun

out door.

Pelaksanaan diklat yang bersifat rutin tentu pemilihan tempatnya akan berbeda dengan diklat yang pelaksanaannya bersifat insidental apalagi yang bersifat urgen. Pengaruh waktu erat kaitanya dengan pemilihan tempat. Ada kalanya hotel, auditorium, training center, atau tempat tertentu sangat penuh jadwalnya dibanding waktu-waktu lainnya sehingga memerlukan anggaran yang lebih besar. Selain pengaruh tujuan, sifat, waktu pelaksanaan, dan anggaran, penentuan tempat diklat juga sering dipengaruhi oleh nilai prestise bagi pihak penyelenggara. Ini terkait dengan pemilihan tempat diklat baik dalam arti luas misalnya kota tertentu, seperti; Yogjakarta yang terkenal sebagai kota pelajar, Jakarta sebagai pusat birokrasi dan pengambilan kebijakan, Bandung sebagai kota teknologi dan kota lainnya, maupun tempat secara fisik misalkan nama gedung, hotel, dan meeting center lainnya yang mengandung nilai prestise

2. Pengorganisasian

(48)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 26

sangat berkaitan dengan urutan materi diklat terutama bagi diklat yang menggunakan fasilitas ruangan lebih dari satu, demikian halnya dengan materi diklat praktek maupun out bond (bila ada) akan lebih tepat bila dikumpulkan dalam waktu dan tempat yang sama.

3. Pelaksanaan

Pada tahap ini seluruh aktivitas tentunya akan tertuju pada proses belajar mengajar (pelatihan) dapat seefektif mungkin tercapai sesuai tujuan yang dikehendaki. Untuk itu, koordinasi antara penanggung jawab tempat dengan seksi acara sangat besar artinya.

4. Pengontrolan

Tahap pengontrolan idealnya telah dimulai sejak merencanakan dimana diklat akan dilaksanakan. Namun demikian, control sarana dan prasarana lebih diintensifkan pada saat menjelang dan berlangsungnya diklat (Daronto & Bintoro, 2014 : 122).

2.1.6 Kriteria Ruangan Diklat

Untuk dapat mendukung tujuan dan kebutuhan diklat, maka tempat atau ruangan yang akan digunakan perlu memperhatikan beberapakriteria yang telah ditetapkan oleh beberapa ahli. Menurut buku Manajemen Diklat (2002) mengemukakan kriteria yang harus dipenuhi sebuah ruangan diklat, yaitu fleksibilitas, ventilasi, isolasi, dan pencahayaan. Berikut adalah penjabaran dari keempat kriteria tersebut.

1. Fleksibilitas

(49)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 27

Sebagai contoh kegiatan pelajaran teori hanya memerlukan ruangan yang lebih kecil dari pada untuk praktek.

Beberapa ukuran ruangan untuk beberapa kepentingan:

 Ruangan konferensi ; luas ruangan = 2,070-2,250m2

 Ruangan kelas ; luas ruangan = 1,350-1,530m2

 Teater ; luas ruangan = 0,081-0,90m2

 Resepsi ; luas ruangan = 0,765-0,855m2

 Ruang makan ; luas rua ngan = 1,035-1,125m2 2. Isolasi

Isolasi yang berarti ruangan harus bebas dari pengaruh suara seperti dekat dengan airport, lalu lintas kendaraan yang ramai, dan dapat menimbulkan gangguan terhadap proses pembelajaran.

3. Pencahayaan

Pencahayaan ruang kelas sebaiknya dapat diatur terang dan gelapnya. Ruangan akan membutuhkan pencahayaan yang lebih jika digunakan untuk kegiatan menulis, menggambar, demonstrasi, atau kegiatan yang memerlukan pengamatan tinggi. Namun untuk pemutaran film, atau OHP (Over Head Projector) diperlukan ruangan yang agak gelap.

Ada beberapa teknok pencahayaan lampu listrik yang bisa diterapkan dalam ruang pelatihan:

a. Cahaya langsung

Cahaya ini memancarkan langsung dari sumbernya ke permukaan meja. Bila digunakan lampu biasa (pijar), maka cahaya yang dihasilkan dan bayangan yang ditimbulkan sangat tajam sehingga cahaya ini menimbulkan kelelahan pada mata.

b. Pencahayaan setengah langsung

(50)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 28

Sistem ini lebih baik dari yang pertama, karena pantulannya tidak langsung dari reflector, dan baying-bayang yang diciptakan tidak begitu tajam. c. Cahaya setengah tidak langsung

Cahaya yang berasaldari lampu tersaring dulu oleh tudung yang diletakan dibawah lampu. Jadi cahaya lampu dipantulkan ke langit-langit terlebih dahulu, kemudian dipantulkan ke bawah lewat tudung yang terpasang. d. Pencahayaan tidak langsung

Pencahayaan tidak langsung ini adalah yang terbaik untuk kesehatan, hanya saja ini lebih mahal. Lampu yang berasal dari sumber dipancarkan ke langit-langit terlebih dahulu kemudian dipancarkan ke arah permukaan meja. Sifat cahaya yang benar-benar lunak sehingga tidak menimbulkan kelelahan pada mata. Cahaya pada sistem ini akan menyebar ke seluruh penjuru sehingga tidak menimbulkan bayangan. Pencahayaan ini cocok digunakan untuk ruang yang gelap dan pelatihan pada malam hari.

4. Ventilasi

Ventilasi dalam ruangan berfungsi mengatur kecukupan udara, suhu udara, dan uap air, udara yang terbaik untuk bekerja adalah dengan suhu 25,6o Celsius, dan tingkat kelembaban adalah 45%. Dengan Air Conditioning (AC) hal tersebut sudah bisa diatur dan diatasi (Daronto & Bintoro, 2014 : 123-127). 2.1.7 Pengaturan Ruang Kelas dan Tempat duduk

Pengaturan ruang kelas dan tempat duduk mempengaruhi jalannya diskusi, dan pada gilirannya mempengaruhi pula munculnya pola kepemimpinan dalam kelompok yang dapat mengefektifkan hasil dari tujuan pembelajaran.

Gambar

Gambar 2.1  Proses pelatihan dengan berpikir secara sistematis.
Gambar 2.2  Denah Ruang Kelas
Gambar 2.3  Denah Ruang Kelas
Gambar 2.5 Peta Lokasi BPKKTK Provinsi Bali
+7

Referensi

Dokumen terkait

Terry dalam Moekerji (2000:21) mengemukakan materi diklat harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Materi pelatihan pada umumnya menggunakan bahan tertulis sebagai

Dengan terjadinya perubahan kebijakan pemerintah pusat yakni perubahan peraturan perundang-undangan tentang pemerintah daerah, maka kebijakan Pemerintah kabupaten Badung

Demikian pula dengan variabel Y (efektivitas kerja peserta diklat PNS) masuk dalam kategori sangat baik dengan skor rata-rata 3,17. Dilihat dari hasil analisis korelasi yang

Dan dari hasil terakhir mengenai tanggapan alumni peserta terhadap jadwal pendidikan dan pelatihan pada Diklat PIM Tingkat III di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

Dan dari hasil terakhir mengenai tanggapan alumni peserta terhadap jadwal pendidikan dan pelatihan pada Diklat PIM Tingkat III di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

Apakah materi diklat yang Bapak/ Ibu terima sering tidak sesuai di dalam mendukung pekerjaan Bapak/ Ibu.. Tidak pernah

Sebagai bentuk keseriusan pemerintah kolonial Belanda dalam mengkaji pemindahan pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas ke Kota Purwokerto, maka pada 23 November 1925

Terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh responden yang terlibat dalam penelitian ini, mulai pejabat Pemerintah Kabupaten Bengkalis yaitu Kepala