• Tidak ada hasil yang ditemukan

Representasi Kaum Difabel di Majalah National Geographic Indonesia dan Voice+.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Representasi Kaum Difabel di Majalah National Geographic Indonesia dan Voice+."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Iman Purnama, 20110080071, 2013. Skripsi ini berjudul, Representasi Kaum Difabel di Majalah National Geographic Indonesia dan Voice+: Studi Kualitatif Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough tentang Representasi Kaum Difabel di Majalah National Geographic Indonesia dan Voice+ Jakarta Edisi Februari 2013. Pembimbing utama, Drs. Sahat Sahala Tua Saragih, M.I.Kom, dan Pembimbing Pendamping Dr. Hj. Nuryah Asri Sjafirah, S.Sos., M.Si. Jurusan Ilmu Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran Jatinangor.

Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana kaum difabel direpresentasikan dalam dimensi teks, praktik wacana, dan praktik sosiokultural dalam majalah National Geographic Indonesia (NGI) dan Voice+.

Hasil penelitian menunjukkan dalam dimensi teks, kaum difabel direpresentasikan NGI sebagai kaum yang kreatif dan mandiri dalam beraktivitas keseharian, sementara Voice+ merepresentasikan mereka sebagai kaum yang memiliki prestasi di bidang perubahan sosial. Pada dimensi praktik wacana, NGI memunculkan wacana hak asasi manusia penyandang difabel, sementara Voice+ mewacanakan keunggulan penyandang difabel. Pada dimensi sosiokultural, adanya kesadaran masyarakat inklusif dalam negara demokratis menjadi faktor sosial yang memengaruhi NGI dan Voice+. Namun, minimnya pemahaman mendalam membuat Voice+ terjebak stereotip heroisme ketika melihat kaum difabel.

Simpulan penelitian ini, kaum difabel direpresentasikan sebagai manusia kreatif, mandiri dan sama dengan orang non-difabel dalam teks NGI, sementara Voice+ merepresentasikan mereka sebagai manusia berprestasi. Di lain pihak,

NGI dan Voice+ juga melihat kaum difabel tidak mendapat perhatian serius dari

pemerintah.

Saran peneliti adalah agar wartawan NGI dan Voice+ dapat menulis berita dengan lebih akurat, berimbang, komprehensif, dan sadar akan pandangan “normal atau tidak normal” dalam melihat penyandang difabel.

(2)

ABSTRACT

Iman Purnama, 20110080071, 2013. This research entitled, The Representation of Disabled People in National Geographic Indonesia and Voice+ Magazine.

Qualitative research using Critical Discourse Analysis from Norman Fairclough

on National Geographic Indonesia and Voice+ Magazine, February 2013 Edition.

Main supervisor Drs. Sahat Sahala Tua Saragih, M.I.Kom, and vice supervisor

Dr. Hj. Nuryah Asri Sjafirah, S.Sos., M.Si. Journalism Studies, Faculty of

Communication Science, Padjadjaran University.

This research aimed to find out how disabled people represented on text

level, discourse practice level, and socialcultural practice level on National

Geographic Indonesia (NGI) and Voice+ magazine.

On NGI text level, this research showed disabled people represented as a

creative and independent people in their daily life activities, while Voice+

represented them as a human who had achievements. On discourse practice level,

NGI raised disabled people's human rights discourse, while Voice+ brought the superiority of disabled people. On socialcultural practice level, the public

awareness of inclusive society in a democratic nation were the social factors that

influence NGI and Voice+.

The conclusion of this research was, disabled people represented as a

creative, independent human beings and equal with non-disabled people on NGI

text, while they were represented as a human who had achievements on Voice+

text. On other hand, NGI and Voice+ also see disabled people didn't get serious

attention from the government.

In this research, researcher suggested that each journalists could write a

story balanced and comprehensive, yet very aware of “normal or abnormal”

pointview to consider the disabled people.

Keywords: disabled people, representation, NGI, Voice+, qualitative research

Referensi

Dokumen terkait

Siswa yang mampu mengelola emosi menjadi lebih mampu mengendalikan emosinya, khususnya emosi negatif dan keinginan melakukan hal yang disenangi yang dapat menghambat

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

Studi lebih spesifik yang dilakukan di Korea Association of Health Promotion didapatkkan hasil yang tidak hubungan signifikan antara kadar asam urat dengan tekanan darah

Aktivitas yang cukup sering dilakukan oleh peserta didik memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan, menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, mengerjakan lembar

Kuesioner yang digunakan terdiri dari kuesioner untuk mengetahui keragaan usahatani petani mitra (Lampiran 1), kuesioner tentang pelaksanaan kemitraan yang dirasakan

TUMBUHAN SALA (CYNOMETRA RAMIFLORA LINN.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI ALOKSAN ” Karya Haryoto, Tanti Azizah

Setelah membaca cerita, siswa mampu menceritakan kegiatan yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sesuai sila ketiga pancasila dengan benar2. Setelah bereksplorasi,

Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum , Jakarta, PT. dilandasi suatu kesadaran bahwa persoalan tersebut ada hubungannya dengan penegakan