iv ABSTRAK
Surat dakwaan menempati posisi sentral dan strategis dalam pemeriksaan perkara di pengadilan dan surat dakwaan merupakan dasar sekaligus membatasi ruang lingkup pemeriksaan karena itu surat dakwaan sangat dominan bagi keberhasilan pelaksanaan tugas penuntutan. Ketidak cermatan dalam menyusun surat dakwaan dapat menyebabkan surat dakwaan batal demi hukum demikian pula yang terjadi pada kasus terdakwa Jatnika Agung Permana dimana penuntut umum dalam surat dakwaan tertulis secara kumulatif yang merupakan
gabungan dari dakwaan alternatif dan subsideritas sehingga
menyebabkan surat dakwaan menjadi tidak cermat dan tidak jelas serta merugikan terdakwa dalam melakukan pembelaannya, kemudian hakim dalam pertimbangannya kurang teliti dan kurang cermat dalam pertimbangannya menyimpulkan dakwaan Jaksa Penuntut Umum yang disusun dalam bentuk kumulatif yang merupakan gabungan dari dakwaan alternatif dan subsideritas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis akibat hukum dari kelalaian penuntut umum dalam menyusun surat dakwaan serta menganalisis pertimbangan hakim yang tidak sesuai dengan Pasal 197 ayat (1) KUHAP.
Metode pendekatan yang digunakan untuk membahas
permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini dilakukan secara yuridis normatif melalui penelaahan pada hukum positif, serta dengan mengumpulkan data, meneliti dan mengkaji berbagai bahan kepustakaan. Spesifikasi penelitian secara deskriptif analitis. Analisisnya menggunakan metode normatif kualitatif dengan mengacu kepada norma-norma, asas-asas dan peraturan perundang-undangan yang ada sebagai norma hukum positif untuk mencapai kejelasan masalah yang dibahas.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa surat dakwaan
yang disusun oleh penuntut umum dalam perkara Nomor