• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Tata Letak Fasilitas docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perancangan Tata Letak Fasilitas docx"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU AJAR

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

Oleh :

Rahmat Hidayat

43114210026

Universitas Wijaya Putra

Fakultas Teknik

(2)

3.1 From To Chart (FTC)

From to chart (FTC) adalah suatu teknik konvensional yang umum digunakan untuk perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan dalam suatu proses produksi. From to chart merupakan adaptasi dari mileage chart yang umumnya dijumpai pada suatu peta perjalanan (road map), sehingga menunjukan total berat beban. From to chart (FTC) kadang-kadang disebut sebagai trip frequency chart atau Travel Chart adalah suatu teknik konvensional yang umum digunakan untuk perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan dalam suatu proses produksi. Teknik ini sangat berguna untuk kondisi-kondisi dimana banyak item yang mengalir melalui suatu area seperti job shop, bengkel

permesinan, kantor dan lain-lain (Wignjosoebroto, 2000).

From to chart (FTC) merupakan salah satu teknik konvensional yang umum digunakan untuk perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan dalam suatu proses produksi. From to chart (FTC) merupakan adaptasi dari mileage chart yang umum dijumpai pada suatu peta perjalanan, angka-angka yang terdapat dalam suatu from to chart akan menunjukan total dari berat beban yag harus dipindahkan, jarak perpindahan, volume atau kombinasi dari faktor biaya dan biasanya diisi dengan biaya total dari material handling untuk tiap-tiap perpindahan yang terjadi (Unikom, 2011).

From to chart (FTC) adalah salah satu kebanyakan teknik sekarang ini yang digunakan dalam layout dan kerja tranfor perusahaan, hal ini terutama membantu dimana kebanyakan catatan aliran melalui suatu tempat, seperti bengkel kerja, bengkel mesin besar, kantor atau fasilitas lain (Harahap, 2006).

From to chart juga dikenal sebagai travel chart atau cross chart, umunya terdiri dari besaran-besaran aliran material antara dua bagunan departemen atau mesin. Peta from to chart memberikan informasi mengenai jumlah perjalanan material handling antara dua pusat aktifitas dan total jarak material handling.

(3)

aktivitas dan pergerakkan diantaranya, memperpendek jarak perjalanan dalam suatu proses (Apple, 1990).

Flow to chart dibagi menjadi dua yaitu from to chart inflow dan from to chart outflow. From to chart inflow merupakan koefisien atas ongkos pada from to chart dilihat dari ongkos yang masuk ke suatu mesin. Berikut ini adalah rumus yang digunakan dalam perhitungan untuk from to chart inflow (Harahap, 2006). FTC

From to chart outflow

merupakan koefisien atas

ongkos pada from to chart dilihat dari ongkos yang keluar dari suatu mesin. Berikut ini merupakan rumus yang digunakan dalam perhitungan untuk from to chart outflow adalah sebagai berikut (Harahap, 2006).

FTC 2

Metode ini sangat berguna untuk perencanaan apabila barang yang mengalir pada suatu lokasi berjumlah banyak seperti di bengkel – bengkel umum, kantor atau fasilitas – fasilitas lainnya. Adapun data yang dimasukkan ke dalam matrik dapat berbagai bentuk yang antara lain sebagai berikut :

1. Jumlah gerakan antar kegiatan.

2.

Jumlah bahan yang dipindahkan tiap periode waktu.

3.

Berat bahan yang dipindahkan tiap periode.

4.

Kombinasi dari jumlah, waktu, dan berat tiap satuan waktu.

K e

A B C D

A 15 8

B 16 18

C 10

(4)

Kegunaan dan keuntungan from-to chart, antara lain (Apple, 1990) : 1. Menganalisis perpindahan bahan.

2. Perencanaan pola aliran. 3. Penentuan lokasi kegiatan.

4. Perbandingan pola aliran atau tata letak pengganti. 5. Pengukuran efisiensi pola aliran.

6. Menunjukkan ketergantungan satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. 7. Menunjukkan volume perpindahan antar kegiatan.

8. Menunjukkan keterkaitan lintas produksi.

9. Menunjukkan kemungkinan masalah dalam pengendalian produksi. 10. Perencanaan keterkaitan antara beberapa produk, komponen, barang, bahan, dan sebagainya.

11. Menunjukkan hubungan kuantitatif antara kegiatan dan perpindahannya. Tahapan dalam pembuatan from-to chart, antara lain sebagai berikut (Tompkins, 2010) :

1. Daftar semua departemen pada seluruh tabel baris dan kolom mengikuti pola aliran keseluruhan.

2. Menetapkan frekuensi kunjungan untuk fasilitas secara akurat.

3. Berdasarkan jalur aliran untuk barang, pelanggan, karyawan atau informasi yang akan dipindahkan dan ukuran aliran yang ditetapkan, catat volume aliran pada tabel from-to chart.

3.2 Activity Relationship Chart (ARC)

ARC adalah teknik yang digunakan untuk merencanakan hubungan antara masing-masing kegiatan yang berhubungan satu sama lain. ARC menggunakan simbol skala prioritas sebagai penanda tingkat kedekatan. ARC dilakukan setelah nilai dari hubungan kedekatan telah ditentukan untuk setiap fasilitas (Apple, 1990).

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat ARC, antara lain :

 Daftar semua departemen pada relationship chart.

 Melakukan wawancara atau survei dengan orang dari masing-masing departemen yang tercantum pada relationship chart dan dengan manajemen yang bertanggung jawab untuk semua departemen.

(5)

 Menetapkan nilai hubungan dan alasan dari setiap nilai yang diberikan untuk setiap pasang departemen.

 Beri kesempatan bagi siapapun yang memberikan input untuk melakukan pengembangan relationship chart dalam mengevaluasi dan mendiskusikan perubahan yang terjadi pada grafik.

Keterkaitan aktivitas dilambangkan dengan simbol huruf . Simbol untuk menunjukkan derajat keterkaitan aktivitas adalah sebagai berikut :

1. A = Mutlak perlu

Dua departemen tersebut mutlak untuk didekatkan agar proses operasi berjalan dengan baik. Tidak ada alasan untuk memisahkan departemen tersebut.

2. E = Sangat penting

Dua departemen dinilai sangat terkait, hanya saja keterkaitan hubungan dua departemen tidak sepenting derajat keterkaitan A.

3. I = Penting

Dua departemen penting untuk didekatkan jika kondisi area memungkinkan.

4. = Cukup / biasa

Dua departemen yang kaitannya tidak terlalu dekat. 5. U = Tidak penting

Dua departemen tidak perlu untuk didekatkan. Hanya dalam keadaan tertentu masih dapat ditempatkan berdampingan.

6. X = Tidak dikehendaki

(6)

pada masing– masing departemen, kedua departemen sekaligus atau bahkan ada kemungkinan dapat mengganggu kelancaran proses operasi secara keseluruhan.

3.3 Activity Relationship Diagram (ARD)

Activity relationship diagram(ARD) adalah diagram hubungan antar aktivitas (departemen atau mesin) berdasarkan tingkat prioritas kedekatan dengan kata lain meminimumkan ongkos handling. Tujuan dari pembuatan activity relationship diagram (ARD) yaitu menentukan letak lokasi departemen satu dengan yang lain, dan menggambarkan hubungan derajat kepentingan antar departemen, sehingga perencanaan yang ditentukan dapat berjalan dengan tepat. Keuntungan pembuatan activity relationship diagram (ARD), yaitu pembagian wilayah kegiatan menjadi sistematis, meminimumkan ruangan yang tidak digunakan dan memudahkan proses tata letak.

Keuntungan pembuatan activity relationship diagram (ARD) ini adalah pembagian wilayah kegiatan yang sistematis, memudahkan proses tata letak, meminimumkan ruangan yang tidak terpakai, menerjemahkan perkiraan area ke dalam suatu peraturan pendahuluan dalam bentuk yang dapat dilihat, memberikan perkiraan luas letak, menjamin ruangan yang cukup, dasar bagi perencanaan selanjutnya (Unikom, 2011).

Tabel skala prioritas (TSP) menunjukan hubungan antar mesin dan gudang adalah skala yang menunjukan derajat kepentingan antar mesin-mesin produksi maupun antar mesin dan gudang. Skala prioritas dibagi dua macam yaitu skala prioritas inflow (dibuat berdasarkan inflow) dan skala prioritas outflow (dibuat berdasarkan outflow) (Unikom, 2011).

(7)

angka-angka atau koefisien dari from to chart inflow dan from to chart outflow dengan range nilai untuk masing-masing derajat kedekatan (Apple, 1990).

Tabel skala prioritas adalah suatu tabel yang menggambarkan urutan prioritas antara departemen atau mesin dalam suatu lintas atau layout produksi. Referensi tabel skala prioritas didapat dari perhitungan Outflow-Inflow, dimana prioritas diurutkan berdasarkan harga koefisien ongkosnya. Tabel skala prioritas ini selanjutnya akan menjadi acuan bagi pembuatan activity relationship diagram (ARD). Pembuatan activity relationship diagram harus berdasarkan prioritas yang ada di masing-masing departemen. Jadi, masing-masing departemen dalam menempatkan departemen yang satu dengan yang lain harus berdasarkan tabel skala prioritas. Bila didasarkan pada from to chart in-flow, maka prioritas disusun dari ongkos yang terkecil hingga terbesar. Sebaliknya, bila terpilih from to chart out-flow maka penyusunan prioritas berdasarkan ongkos terbesar hingga terkecil (Mercubuana, 2010).

Tabel skala perioritas merupakan suatu tabel yang menggambarkan urutan prioritas antara departemen atau mesin dalam suatu lintas atau Layout produksi. Adapun tujuan dalam pembuatan tabel skala prioritas yaitu: untuk

meminimumkan ongkos, memperkecil jarak Handling, mengoptimalkan Layout. Prioritas dari departemen atau mesin diketahui setelah membandingkan nilai terendah dari pada tabel from to chart inflow dan tabel outflow (Elib Unikom, 2011).

ARD pendekatan ini menggambarkan ARD dengan hubungan garis yang menunjukan besarnya derajat relationship antara aktivitas yang satu dengan aktivitas lainya. Setiap fasilitas digambarkan dalam bentuk bujur sangkar dengan ukuran yang sama. Fasilitas-fasilitas tersebut kemudian ditempatkan berdasarkan urutan proses. Fasilitas yang saling berhubungan ditempatkan berdekatan untuk meminimasi ongkos material handling. Sedangkan asumsi yang digunakan dalam pembuatan ARD yaitu:

1. Setiap fasilitas dibuat dalam bentuk bujur sangkar. 2. Setiap 1 buah bujur sangkar hanya mewakili 1 fasilitas saja.

(8)

Area Alocation Diagram (AAD) adalah diagram gabungan antara activity relationship diagram dengan area template. Diagram ini merupakan dasar untuk menggambarkan final layout. Pada diagram ini terlihat dengan jelas bentuk pabrik yang akan dibangun, hubungan antara departemen serta aliran bahannya.

Kegiatan final layout merupakan rancangan terakhir dari yang telah didapat berdasarkan hasi analisa yang telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan dapat dilihat ukuran skala dan letaknya menurut proses pengerjaan yang diperlukan dalam operasi pengerjaan bahan, juga

dipertimbangkan jalur-jalur alat pemindahan bahan sehingga aliran dapat bergerak dengan lancar. Letak antara satu daerah kerja dengan daerah kerja lainnya diberi jarak yang dianggap baik karena alasan tertentu atau adanya kemungkinan terjadinya perluasan pabrik di masa yang akan datang.

3.5 Pola-pola Aliran

Langkah awal dalam merancang faslitas manufaktur adalah menentukan pola aliran secara umum. Pola aliran ini menggambarkan material masuk sampai pada produk jadi. Beberapa pola aliran umum serta fungsi dan kegunaannya adalah:

1. Pola aliran garis lurus digunakan untuk proses produksi yang pendek dan sederhana.

Garis lurus

2. Pola aliran bentuk L. Pola ini hampir sama dengan pola garis lurus, hanya saja pola ini digunakan untuk mengakomodasi jika pola aliran garis lurus tidak bisa digunakan dan biaya bangunan terlalu mahal jika menggunakan pola aliran garis lurus.

Bentuk L

(9)

Bentuk U

4. Pola aliran bentuk O. Pola ini digunakan jika keluar masuknya material dan produk pada satu tempat/satu pintu. Kondisi ini memudahkan dalam pengawasan keluar masuknya barang.

Bentuk O

5. Pola aliran bentuk S, digunakan jika aliran produksi panjang dan lebih panjang dari ruangan yang ditempati. Karena panjangnya proses, maka aliran di zig zag.

Bentuk S

3.6 CORELAP (Computerized Relationship Layout Techniques)

CORELAP menempatkan kegiatan yang paling berkaitan, dan kemudian secara progresif menambahkan kegiatan-kegiatan lain, berdasarkan kedekatan yang diinginkan dan menurut ukuran yang dibutuhkan. Ini berlangsung sampai semua kegiatan telah ditempatkan.

CORELAP membutuhkan ruangan untuk tiap kegiatan dan juga perbandingan maksimum panjang terhadap lebar bangunan. CORELAP menghitung kegiatan- kegiatan yang paling sibuk pada tataletak atau yang

(10)

pertama pada matriks tataletak. Berikutnya, dipilih sebuah kegiatan yang harus dekat dengannya dan ditempatkan sedekat mungkin. Kegiatan ini diberi tanda A (kedekatan yang sangat penting), I (kedekatan yang penting) dan O (kegiatan biasa), sampai semua telah ditempatkan. CORELAP juga menempatkan nilai pada hubungan U (kedekatan tak perlu) dan X (kedekatan tak-diharapkan).

CORELAP mencetak tata letak fasilitas dalam bentuk tak beraturan. Baik kegiatan mandiri maupun tataletak total tidak dalam bentuk persegi yang praktis, sehingga diperlukan penyesuaian lebih lanjut agar tataletak dapat dipergunakan. Setiap nomor kegiatan pada hasil-cetak menunjukan bagian tertentu dari

kebutuhan ruang total kegiatan tersebut. Kelebihan CORELAP :

 Mudah dijalankan dalam komputer.

Membentuk tata letak baru.

Batasan masukan dan hasilan sama.

Berdasarkan peta keterkaitan.

Setiap langkah dapat dilhat selama pengembangan tata letak.

Sebagian besar keterkaitan diperhatikan dengan baik.

Kekurangan CORELAP :

 Tidak dapat menentukan lokasi kegiatan tetap.

 Tidak menghitung biaya.

 Terbatas sampai 45 departemen.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendapatan tidak berpengaruh terhadap minat muzakki membayar zakat, pendidikan berpengaruh signifikan terhadap minat

Sagala (2007:219) mengatakan seringkali dijumpai pemeliharaan atau pengelolaan sarana dan prasarana di sekolah tidak berjalan dengan baik. Inventarisasi perlengkapan,

Selaras dengan tujuan yang bermaksud untuk menelusuri prinsip-prinsip hukum, terutama yang tersangkut paut dengan Sanksi pidana yang dapat diberlakukan dalam penegakan

Apabila Anda ingin mengganti jawaban, berilah tanda sama dengan (=) pada jawaban yang salah, kemudian berilah tanda silang (X) pada jawaban lain yang lebih sesuai dengan keadaan

Berdasarkan Tabel 3 analisis data dengan menggunakan analisis spearman rhohubungan antara perilaku merokok dengan konsep diri pada siswa SMA N 1 Mollo Selatan Kabupaten

Gambar 4 menunjukkan bahwa pohon filogenetik dari hasil sekuen nukleutida kuskus yang hidup dipenangkaran dengan beberapa species kuskus dari Genbank sebagai

Pengujian ini dilakukan oleh ahli materi yaitu guru SMK. Dari hasil pengujian formatif didapatkan data sebagai berikut : 1) Aspek Substansi Efektifitas; hasil uji

Berdasarkan analisis dengan metode RGEC yang dilakukan untuk menentukan tingkat kesehatan bank dengan menggunakan sumber data laporan tahunan Bank Muamalat