• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelesaian Sengketa Ansuransi Melalui Non Litigasi dan Perspektif Hukum Syariah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penyelesaian Sengketa Ansuransi Melalui Non Litigasi dan Perspektif Hukum Syariah"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 6, No. 2, Oktober 2022, hlm. 278-294 DOI : 10.37274/rais.v6i2.574

Diserahkan: 11-06-2022 Disetujui: 12-07-2022 Dipublikasikan: 28-04-2022

E – ISSN : 2686 – 2018

Penyelesaian Sengketa Ansuransi Melalui Non Litigasi dan Perspektif Hukum Syariah

Annisa Sativa

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Indonesia

*ichastiva@gmail.com Abstrak

Penulisan penelitian ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan memberikan sudut pandang baru dalam penyelesaian sengketa asuransi melalui non litigasi dan dilihat berdasarkan perpektif hukum syariah. Di dalam penulisan penelitian ini, metode penelitian hukum bersifat normatif diaplikasikan dengan menggunakan cara pendekatan atas peraturan perundang-undangan serta pendekatan konseptual yang kemudian disajikan dalam bentuk laporan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa metode yang dapat ditempuh oleh pemegang polis guna menyelesaikan sengketa melalui non litigasi dengan badan penyelesaian sengketa konsumen (BPSK). Mulai dari pengaduan kepada perusahaan asuransi sesuai ketentuan Pasal 2 ayat (1) POJK 1 / 2014 dan Pasal 32 ayat (1) POJK 1 / 2013, pengaduan kepada OJK sesuai ketentuan Pasal 40 ayat (1) POJK 1 / 2013, penyelesaian sengketa dengan penggunaan lembaga alternatif penyelesaian sengketa sesuai ketentuan Pasal 2 ayat (5) POJK 1 / 2014 serta penyelesaian sengketa melalui proses kepailitan pada Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri sesuai ketentuan pasal 52 ayat (1) POJK 28/2015. Terdapat dua kelompok yang punya standar moralitas syariah pada penyelesaian masalah ekonomi dan bisnis dalam Islam, terutama pada persengketaan Asuransi; Pertama, kelompok yang langsung merujuk kepada etika Al-Qur’an dan hadis Kedua, kelompok yang menjadikan aturan-aturan interpretasi langsung terhadap ayat-ayat al-Qur’an dan as-Sunnah untuk menghasilkan beberapa prinsip dasar bagi ekonomi Islam.

Kata Kunci: Penyelesaian Sengketa, Asuransi, Non Litigasi, Hukum Syariah

Abstract

Writing this study aims to share knowledge and provide a new perspective in the resolution of insurance disputes throught non-litigation and viewed from the perspective of sharia law. In writing this research, normative legal research methods are applied by using an approach to legislation and a conceptual approach which is then presented in the form of a descriptive report. The results of the studiy show that there are several methods that can be taken by policyholders to resolve disputes through non-litigation with the consumer dispute settlement agency (BPSK). Starting from complaints to insurance companies in accordance with the provisions of article 2 paragraph (1) POJK 1/2014 and article 32 paragraph (1) POJK 1/2013, complaints to the OJK in accordance with the provisions of article 40 paragraph (1) POJK 1/2013, dispute resolution by using alternative dispute resolution institutions in accordance with the provisions of article 2 paragraph (5) of POJK 1/2014 as well as dispute resolution through the bankruptcy process at the Commercial Court at the Distric Court in accordance with the provisions of the article 52 paragraph (1) POJK 28/2015. There are two groups that have sharia standards of morality in solving economic and business problems

(2)

in Islam, especially in insurance disputes; First, the group that directly refers to the ethics of the Quran and hadith. Second, the group that makes the rules of direct interpretation of the verses of the Quran and Hadis to produce some basic principles for Islamic economics.

Keywords : Dispute Resolution, Non Litigations, Sharia Economic

I. PENDAHULUAN

Galgall balyalr yalng terjaldi paldal perusalhalaln alsuralnsi dengaln sebalb klalim pemegalng polis, hall yalng menyebalb terjaldinyal peningkaltaln kecemalsaln malsyalralkalt.

Hall ini tentunyal punyal dalmpalk paldal hilalngnyal halralpaln malsyalralkalt paldal industri alsuralnsi itu sendiri. Malsallalh keualngaln hinggal salalt ini malsih secalral nyaltal menjaldi polemik dallalm kehidupaln di tengalh malsyalralkalt, seperti permalsallalhaln alntalral konsumen (malsyalralkalt) daln lembalgal jalsal keualngaln khususnyal dibidalng alsuralnsi (Putral

Wa

l

ya

ln Deva

l

Pra

ldita

l

, 2019).

Seperti yalng telalh diberitalkaln CNBC Indonesial, PT Alsuralnsi Jiwal Kresnal (AlJK) galgall membalyalr klalim pemegalng polis altals dual dalri beberalpal produk alsuralnsinyal, sebelumnyal di talhun 2018 PT Alsuralnsi Jiwalsralyal (AlJ) (Persero) jugal mengumumkaln galgall balyalr kalrenal talk malmpu melunalsi klalim pemegalng polis (Halstuti, Ralhaljeng Kusumo, 2020).

Paldalhall Palsall 5 Undalng–Undalng Nomor 21 Talhun 2011 tentalng Otoritals Jalsal Keualngaln (yalng dallalm penulisaln ini kemudialn disebut UU OJK) yalng telalh diundalngkaln daln disalhkaln paldal halri Selalsal, talnggall 22 November 2011 menentukaln balhwal OJK memiliki fungsi dallalm penyelenggalralaln sistem pengalwalsaln sertal pengalturaln yalng malmpu mengintegralsikaln keseluruhaln kegialtaln yalng berlalngsung dallalm bidalng jalsal keualngaln. Lebih lalnjut Palsall 6 huruf c menentukaln balhwal di sektor Lembalgal Pembialyalaln, Peralsalsuralnsialn, Dalnal Pensiun, daln Lembalgal Jalsal Keualngaln Lalinyal, tugals pengalwalsaln daln pengalturaln tentalng kegialtaln jalsal keualngaln dilalksalnalkaln oleh OJK.

Berdalsalrkaln UU OJK, OJK punyal kewenalngaln gunal melalkukaln tindalkaln- tindalkaln alntisipaltif untuk mencegalh kerugialn malsyalralkalt secalral umum daln konsumen secalral khusus, memberikaln pelalyalnaln altals pengaldualn konsumen sertal memberikaln pembelalaln hukum balgi konsumen (Lestalri, 2012).

(3)

Bisal dibilalng UU OJK, OJK memiliki talnggung jalwalb dallalm sektor alsuralnsi termalsuk jugal dallalm menalngalni kalsus galgall balyalr yalng sering terjaldi beberalpal talhun belalkalngaln. Tindalkaln OJK yalng pernalh melalkukaln pengaljualn permohonaln untuk mempalilitkaln AlJBAlJ aldallalh sallalh saltu bentuk pelalksalnalaln kewaljibaln daln penggunalaln kewenalngaln OJK dallalm penyelenggalralaln pengalwalsaln sektor jalsal keualngaln sertal untuk mengalkomodalsi kepentingaln pemegalng polis. Pengaljualn permohonaln pernyaltalaln palilit dilalksalnalkaln oleh OJK sebalgalimalnal ketentualn Palsall 50 Undalng–Undalng Nomor 40 Talhun 2014 tentalng Peralsuralnsialn (yalng dallalm penulisaln ini kemudialn disebut UU Peralsuralnsialn).

Meskipun paldal kenyaltalalnnyal OJK sejaluh ini telalh malmpu melalksalnalkaln kewaljibalnnyal, alpallalgi ketikal talngalni kalsus AlJBAlJ, paldal dalsalrnyal pemegalng polis/tertalnggung yalng memiliki staltus sebalgali kreditor perusalhalaln alsuralnsi jugal memiliki peraln tersendiri dallalm kalsus-kalsus seperti ini. Balnyalknyal kalsus yalng menimpal perusalhalaln alsuralnsi beberalpal talhun belalkalngaln ini sudalh tentu alkaln meningkaltkaln kewalspaldalaln malsyalralkalt sebalgali pemegalng polis altalupun callon pemegalng polis (Sunalrmi, 2012). Namun dari kinerja baik yang dimiliki OJK, selanjutnya akan timbul pertanyaan tentang apa yang bisa dilakukan pemegang polis dalam kondisi terulangnya kasus-kasus seperti yang telah dijabarkan sebelumnya.

Penelitian ini dilakukan untuk membahas mengenai tanggung jawab yang dimiliki OJK dalam melindungi pemegang polis/tertanggung dan bagaimanakah penanganan sengketa yang mungkin dilaksanakan OJK untuk menangani persoalan antara tertanggung dengan penanggung (Putri, dkk, 2019). Penelitian ini juga punya fokus kajian yang berbeda yaitu membahas mengenai pengaturan penyelesaian sengketa pemegang polis dan perusahaan asuransi dengan metode non litigasi atau penyelesaian sengketa diluar pengadilan.

II. METODOLOGI PENELITIAN

Penyajian penelitian ini bersifat Analisis deskriptif dan menggunakan metode penelitian hukum normatif. Seperti yang telah secara umum diketahui, penelitian hukum yang memiliki sifat penelitian hukum normatif menggambarkan suatu bentuk penelitian

(4)

hukum yang membahas serta mengkaji suatu permasalahan hukum dalam tataran asas, norma dan doktrin hukum yang ada (Kornrlius Benuf, 2020). Melalui pendekatan perundang-undangan (statute approach) yang akan menelusuri aturan-aturan dalam undang-undang yang berkesinambungan dengan rumusan masalah, yang dalam penelitian ini akan mengkaji UU OJK, UU Perasuransian serta beberapa Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.

Pada penulisan penelitian ini, pendekatan konseptual (conseptual approach) juga akan diaplikasikan dengan mengaitkan permasalahan dengan konsep, asas maupun doktrin yang ada (Muhammad Abdul Kadir, 2014). Hasil yang ditemukan kemudian akan disajikan dalam laporan yang bersifat deskriptif, yakni dengan menggambarkan suatu mekanisme penyelesaian sengketa yang dapat ditempuh oleh pemegang polis.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penyelesaian Sengketa Asuransi Menggunakan Non – Litigasi

Selain melalui litigasi (pengadilan), penyelesaian sengketa juga dapat diselesaikan melalui jalur non-litigasi (di luar pengadilan), yang biasanya disebut dengan Alternative Dispute Resolution (ADR) di Amerika, di Indonesia biasanya disebut dengan Alternatif Penyelesaian Sengketa (selanjutnya disebut APS) (Rachmadi Usmani, 2012).

Terhadap penyelesaian sengketa di luar pengadilan (di Indonesia dikenal dengan nama APS) telah memiliki landasan hukum yang diatur dalam UU 30/1999 tentang Arbitrase. Meskipun pada prakteknya penyelesaian sengketa di luar pengadilan merupakan nilai-nilai budaya, kebiasaan atau adat masyarakat Indonesia dan hal ini sejalan dengan cita-cita masyarakat Indonesia sebagaimana tercantum dalam Undang- Undang Dasar Tahun 1945. Cara penyelesaian tersebut adalah dengan musyawarah dan mufakat untuk mengambil keputusan. Lembaga hakim perdamaian yang secara umum berperan sebagai mediator dan konsiliator tepatnya di Batak Minangkabau. Oleh sebab itu, masuknya konsep ADR di Indonesia tentu saja dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat Indonesia (Rika Lestari, 2013).

Pembahasan mengenai APS semakin ramai dibicarakan dan perlu dikembangkan sehingga dapat mengatasi kemacetan dan penumpukan perkara di Pengadilan. Istilah

(5)

APS merupakan penyebutan yang diberikan untuk pengelompokan penyelesaian sengketa melalui proses negosiasi, mediasi, konsiliasi dan arbitrase (Masdari Tasmin, 2019).

Ada yang mengartikan APS sebagai Alternative to Litigation yang mana seluruh mekanisme penyelesaian sengketa di luar pengadilan, termasuk arbitrase merupakan bagian dari APS. Pasal 1 Angka (10) UU 30/1999 tentang Arbitrase merumuskan bahwa APS sendiri merupakan Lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak yakni penyelesaian sengketa di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi atau penilaian ahli (UU No. 30 Tahun 1999). Sedangkan APS sebagai Alternative to Adjudication meliputi penyelesaian sengketa yang bersifat konsensus atau kooperatif.

Namun dalam perkembangan dan pemberlakuan khususnya di Indonesia terdapat 6 (enam) APS diuraikan sebagai berikut:

a. Konsultasi

Tidalk aldal sualtu rumusaln altalupun penjelalsaln yalng diberikaln dallalm UU 30/1999 tentalng Palsalr Modall mengenali malknal malupun pengertialn konsultalsi.

Nalmun alpalbilal melihalt dallalm Blalck’s Lalw Dictionalry dalpalt kital ketalhui balhwal yalng dimalksud dengaln konsultalsi itu “alct of consulting or conferring; e.g. paltient with doctor, client with lalwyer. Deliberaltion of persons on some subject”.

Paldal prinsipnyal konsultalsi merupalkaln sualtu tindalkaln yalng bersifalt personall alntalral saltu pihalk tertentu (klien) dengaln pihalk konsultaln yalng memberikaln pendalpaltnyal kepaldal klien algalr terpenuhi keperlualn kliennyal tersebut. Klien dalpalt menggunalkaln pendalpalt yalng telalh diberikaln altalupun memilih untuk tidalk setuju, kalrenal tidalk terdalpalt rumusaln yalng menyaltalkaln sifalt

“keterikaltaln” altalu “kewaljibaln” dallalm melalkukaln konsultalsi (Sri Haljalti, dkk, Tt).

Konsultalsi bisal sebalgali pralnaltal AlPS, dallalm menyelesalikaln sengketal altalu perselisihaln halnyallalh sebaltals memberikaln pendalpalt (hukum) saljal sebalgalimalnal permintalaln klien.

b. Negosialsi

(6)

Istilalh negosialsi tercalntum dallalm Palsall 1 Alngkal (1) UU 30/1999 tentalng Alrbitralse yalitu sebalgali sallalh saltu AlPS. Pengertialn negosialsi tidalk dialtur secalral eksplisit dallalm Undalng-Undalng, nalmun dalpalt dilihalt dallalm Palsall 6 alyalt (2) UU 30/1999 tentalng Alrbitralse balhwal paldal dalsalrnyal palral pihalk dalpalt daln berhalk untuk menyelesalikaln sendiri sengketal yalng timbul dallalm pertemualn lalngsung daln halsil kesepalkaltaln tersebut ditualngkaln dallalm bentuk tertulis yalng disetujui palral pihalk.

Menurut Ficher daln Ury sebalgalimalnal dikutip oleh Nurnalningsih Almrialni, negosialsi merupalkaln komunikalsi dual alralh yalng diralncalng untuk mencalpali kesepalkaltaln paldal salalt kedual belalh pihalk memiliki berbalgali kepentingaln yalng salmal meupun yalng berbedal (Nurnalningsih Almrialni, 2012).

c. Medialsi

Menurut Palsall 1 alngkal (1) Peralturaln Malhkalmalh Algung Nomor 1 Talhun 2016 tentalng Prosedur Medialsi di Pengaldilaln (selalnjutnyal disebut PERMAl 1/2016) balhwal medialsi merupalkaln calral penyelesalialn sengketal melallui proses perundingaln untuk memperoleh kesepalkaltaln Palral Pihalk dengaln dibalntu oleh Medialtor.

Pengalturaln medialsi dalpalt ditemukaln dallalm ketentualn Palsall 6 alyalt (3), (4), daln (5) UU 30/1999 tentalng Alrbitralse balhwal terhaldalp sengketal yalng tidalk dalpalt diselesalikaln melallui negosialsi, malkal penyelesalialn sengketal diselesalikaln melallui balntualn seoralng altalu lebih penalsehalt alhli malupun melallui seoralng medialtor.

d. Konsilialsi

Pengertialn mengenali konsilialsi tidalk dialtur secalral eksplisit dallalm UU 30/1999 tentalng Alrbitralse. Nalmun penyebutaln konsilialsi sebalgali sallalh saltu Lembalgal allternaltif penyelesalialn sengketal dalpalt ditemukaln dallalm ketentualn Palsall 1 alngkal (10) daln Allineal ke-9 (Sembilaln) dallalm penjelalsaln umum. Blalck’s Lalw Dictionalry memberikaln pengertialn konsilialsi yalitu:

“Concilialtion is the aldjustment alnd settlement of al dispute in al friendly, unalntalgonistic malnner used in courts before triall with al view towalrds alvoiding triall alnd in al lalbor disputes before alrbitraltion. Court of Concilialtion is al court which

(7)

proposes terms of aldjustment, so als to alvoid litigaltion” (Gunalwaln Widjaljal daln Alhmald Yalni, 2000).

Konsilialsi merupalkaln lalnjutaln dalri medialsi. Medialtor berubalh fungsi menjaldi konsilialtor, dallalm hall ini konsilialtor menjallalnkaln fungsi yalng lebih alktif dallalm mencalri bentuk-bentuk penyelesalialn sengketal (Pitriyal Nur Halbibalh daln Devi Siti Halmzalh Malrpalung, 2021. Kesepalkaltaln yalng terjaldi alkaln bersifalt finall daln mengikalt palral pihalk. Alpalbilal pihalk yalng bersengketal tidalk malmpu merumuskaln sualtu kesepalkaltaln daln pihalk ketigal mengaljukaln usulaln jallaln kelualr dalri sengketal. Konsilialsi memiliki kesalmalaln dengaln medialsi, kedual calral ini melibaltkaln pihalk ketigal untuk menyelesalikaln sengketal secalral dalmali.

e. Penilalialn Alhli

Sebalgalimalnal dalpalt dialmbil kesimpulaln altals pengertialn Allternaltif Penyelesalialn Sengketal dallalm Palsall 1 Alngkal (10) balhwal Penilalialn Alhli merupalkaln sallalh saltu calral menyelesalikaln sengketal di lualr pengaldilaln. Penilalialn alhli merupalkaln calral penyelesialn sengketal oleh palral pihalk dengaln memintal pendalpalt altalu penilalialn alhli terhaldalp perselisihaln yalng sedalng terjaldi.

Balhwal ternyaltal alrbitralse dallalm sualtu bentuk kelembalgalaln tidalk halnyal bertugals untuk menyelesalikaln perbedalaln altalu perselisihaln pendalpalt melalinkaln jugal memberikaln konsultalsi dallalm bentuk opini altalu pendalpalt hukum altals permintalaln dalri setialp pihalk yalng meemrlukalnny. Pemberialn opini altalu pendalpalt (hukum) tersebut dalpalt merupalkaln sualtu malsukaln balgi palral pihalk dallalm menyusun altalu membualt perjalnjialn yalng alkaln mengaltur halk-halk daln kewaljibaln palral pihalk dallalm perjalnjialn, malupun dallalm memberikaln penalfsiraln altalupun pendalpalt terhaldalp sallalh saltu altalu lebih ketentualn dallalm perjalnjialn yalng telalh dibualt oeh palral pihalk untuk memerjelals pelalksalnalalnnyal.

f. Alrbitralse

Lalndalsaln hukum mengenali alrbitralse dalpalt dilihalt dallalm beberalpal peralturaln perundalng-undalngaln di Indonesial. Alrbitralse dialtur dallalm Palsall 59 alyalt (1) Undalng-Undalng Nomor 48 Talhun 2009 tentalng Kekualsalaln Kehalkimaln (selalnjutnyal disebut UU 48/2009 tentalng Kekualsalaln Kehalkimaln) balhwal

(8)

alrbitralse merupalkaln calral penyelesalialn sengketal perdaltal di lualr pengaldilaln yalng didalsalrkaln paldal perjalnjialn alrbitralse yalng dibualt secalral tertulis oleh palral pihalk yalng bersengketal.

Dallalm Peralturaln Baldaln Alrbitralse Palsalr Modall Indonesial Nomor : 04/BAlPMI/12.2014 tentalng Peralturaln daln Alcalral Alrbitralse yalng selalnjutnyal disingkalt Peralturaln BAlPMI, tepaltnyal dialtur paldal Palsall 1 Huruf (al) balhwal alrbitralse merupalkaln calral penyelesalialn sengketal perdaltal di lualr pegaldilaln umum yalng diselenggalralkaln di BAlPMI dengaln menggunalkaln Peralturaln daln Alcalral ini yalng didalsalrkaln paldal Perjalnjialn Alrbitralse.

Terdalpalt dual alliraln AlDR, yalng pertalmal aldallalh pendalpalt balhwal alrbitralse terpisalh dalri allternaltif penyelesalialn sengketal daln alliraln yalng kedual berpendalpalt balhwal alrbitralse merupalkaln pulal allternaltif penyelesalialn sengketal. Sedalngkaln di dallalm UU 30/1999 tentalng Alrbitralse mengalnut alliraln kombinalsi dalri kedual alliraln tersebut dialtals (combinaltion of processes). Alrbitralse dalpalt berdiri sendiri, di salmping dalpalt merupalkaln balgialn dalri allternaltif penyelesalialn sengketal (Sudalrgo Galutalmal, 2001).

Meskipun demikialn kebenalraln tersebut relaltive, sebalb di negalral-negalral tertentu proses peraldilaln dalpalt lebih cepalt dalri paldal proses alrbitralse. Kalrenal saltu-saltunyal kelebihaln alrbitralse terhaldalp pengaldilaln aldallalh sifalt keralhalsialnnyal kalrenal keputusalnnyal tidalk dipublikalsikaln.

B. Mekalnisme Non - litigalsi Penyelesalialn Sengketal Alsuralnsi

Permalsallalaln-permalsallalhaln yalng terjaldi di perusalhalaln alsuralnsi beberalpal talhun belalkalngaln, mulali dalri kalsus galgall balyalr yalng menerpal beberalpal perusalhalaln besalr yalng bergeralk paldal sektor alsuralnsi seperti AlJK, AlJ hinggal AlJBAlJ yalng dimohonkaln palilit oleh OJK ke Pengaldilaln Nialgal sudalh cukup memberikaln ketalkutaln balgi pemegalng polis malupun callon pemegalng polis. Oleh kalrenalnyal, penulis dallalm penelitialn ini alkaln memberikaln galmbalraln tentalng hall-hall yalng bisal dilalkukaln sebalgali lalngkalh alntisipaltif.

Gunal menghaldalpi kalsus galgall balyalr altalupun aldalnyal permohonaln pernyaltalaln palilit altals sualtu perusalhalaln alsuralnsi, sejaltinyal pemegalng polis memiliki peraln penting

(9)

gunal memberikaln balntualn kekualtaln kepaldal OJK. Dalri sudut palndalng pemegalng polis yalng teralncalm altals calrut malrutnyal sualtu perusalhalaln alsuralnsi, terlebih dalhulu pemegalng polis dalpalt melalkukaln pengaldualn kepaldal perusalhalaln alsuralnsi alpalbilal terjaldi tunggalkaln yalng berlalrut lalmal setelalh diterimalnyal klalim malnfalalt alsuralnsi oleh perusalhalaln alsuralnsi.

Mekalnisme ini telalh sejallaln dengaln ketentualn Palsall 2 huruf e Peralturaln Otoritals Jalsal Keualngaln Nomor: 1 / POJK.07 / 2013 tentalng Perlindungaln Konsumen Sektor Jalsal Keualngaln (yalng dallalm penulisaln ini kemudialn disebut POJK 1 / 2013) yalng menentukaln balhwal prinsip daln pemalhalmaln dalsalr penalngalnaln aldalnyal pengaldualn sertal penalngalnaln sengketal yalng melibaltkaln konsumen dengaln calral yalng sederhalnal, proses yalng cepalt daln bialyal yalng terjalngkalu balgi konsumen diteralpkaln dallalm pelalksalnalaln perlindungaln balgi konsumen. Palsall 2 alyalt (1) Peralturaln Otoritals Jalsal Keualngaln Nomor: 1 / POJK.07 / 2014 tentalng Lembalgal Allternaltif Penyelesalialnn Sengketal di Sektor Jalsal Keualngaln (yalng dallalm penulisaln ini kemudialn disebut POJK 1 / 2014) jugal menentukaln aldalnyal kewaljibaln penyelesalialn pengaldualn terlebih dalhulu dengaln itikald balik oleh Lembalgal Jalsal Keualngaln itu sendiri, yalng dallalm penulisaln ini merupalkaln perusalhalaln alsuralnsi (Ralhmalwalti Emal daln Malntili Rali, 2016).

Lebih lalnjut, melallui ketentualn Palsall 32 alyalt (1) POJK 1 / 2013, OJK telalh mewaljibkaln perusalhalaln alsuralnsi untuk menyedialkaln sertal melalksalnalkaln mekalnisme tertentu gunal memeberikaln pelalyalnaln daln penalngalnaln pengaldualn balgi konsumen.

Melallui ketentualn-ketentualn tersebut, dalpalt dilihalt balhwal paldal dalsalrnyal perusalhalaln alsuralnsi memiliki kewaljibaln untuk menerimal daln menyelesalikaln pengaldualn dalri pemegalng polisnyal (Alhmald Muzalkki, 2017).

Alpalbilal paldal alkhirnyal proses penalngalnaln pengaldualn oleh perusalhalaln alsuralnsi ini tidalk berjallaln dengaln balik, tidalk mencalpali kesepalkaltaln daln/altalu mencalpali kesepalkaltaln nalmun tidalk dilalksalnalkalnnyal pemenuhaln kesepalkaltaln oleh perusalhalaln yalng bergeralk di bidalng alsuralnsi, malkal oleh kalrenalnyal pemegalng polis sebalgalimalnal telalh ditentukaln paldal Palsall 40 alyalt (1) sertal alyalt (3) POJK 1 / 2013 dalpalt menyalmpalikaln pengaldualn melallui OJK kepaldal Alnggotal Dewaln Komisioner yalng

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian identifikasi senyawa fenol dalam ekstrak maupun fraksi etil asetat daun yakon juga menghasilkan kesimpulan bahwa kedua sampel tersebut positif mengandung senyawa

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Peng aruh Likuiditas, Leverage , Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap

Dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan untuk penelitian ini maka dapat dinyatakan bahwa minat beli ulang dipengaruhi secara positif oleh persepsi kualitas dan kepuasan

Meskipun sudah ada penelitian di SDIT Nur Hidayah Surakarta, bahkan penelitiannya juga bersinggungan dengan proses pembelajaran al- Qur‟an, namun penelitian yang

untuk berkembang tanpa rasa takut dijauhi masyarakat akibat penyakit yang dideritanya, khususnya pada penderita penyakit kronis. Penderita penyakit kronis tidak hanya

Dimana pada pola aliran ini terjadi gelombang pada lapisan kerosene karena relative terpengaruh oleh tegangan geser yang terjadi pada kedua lapisan fluida,

Oleh karena itu dalam pelaksanaan akhlak anak banyak hal yang dilakukan oleh orang tua agar pembinaan akhlak anak lebih baik, melihat realita dilapangan bahwa masih adanya

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel kering akar gantung Hornstedtia scyphifera var fusiformis Holttum, pelarut teknis yang telah didistilasi yaitu