• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi sistem informasi akuntansi pemberian kredit : studi kasus di PT BPR Ukabima Grazia Palembang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi sistem informasi akuntansi pemberian kredit : studi kasus di PT BPR Ukabima Grazia Palembang."

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus di PT. BPR Ukabima Grazia Palembang

Maria Valentina Rinastiti NIM: 102114066 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem pemberian kredit yang terdapat di PT. BPR Ukabima Grazia Palembang telah baik.

Langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan penelitian ini adalah: melakukan analisis deskriptif yang terdiri dari analisis deskriptif sistem pemberian kredit yang ada di PT. BPR Ukabima Grazia palembang, kemudian membandingkan prosedur pemberian kredit yang ada di PT. BPR Ukabima Grazia Palembang dengan kajian teori sistem pemberian kredit dan sistem pengendalian intern.

(2)

ABSTRACT

THE EVALUATION OF ACCOUNTING INFORMATION SYSTEMS ON CREDIT PROCESS

A Case Study at PT. BPR Ukabima Grazia Palembang

Maria Valentina Rinastiti NIM: 102114066 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

The goal of this research is to find out whether the credit process system in PT. BPR Ukabima Grazia, Palembang is good.

There are two steps to achieve the goal of this research. Firstly, the researcher conducted the descriptive analysis of the credit process system in PT. BPR Ukabima Grazia, Palembang. Secondly, the researcher compared the procedures of credit process system in PT. BPR Ukabima Grazia, Palembang to the theory of credit process system and internal control system.

(3)

EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBERIAN KREDIT

Studi Kasus di PT. BPR Ukabima Grazia Palembang

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Maria Valentina Rinastiti

NIM: 102114066

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBERIAN KREDIT

Studi Kasus di PT. BPR Ukabima Grazia Palembang

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Maria Valentina Rinastiti

NIM: 102114066

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

DAN APA SAJA YANG KAMU MINTA DALAM DOA DENGAN PENUH KEPERCAYAAN KAMU AKAN MENERIMANYA

( MATIUS 21:22)

SERAHKANLAH KUATIRMU KEPADA TUHAN, MAKA IA AKAN MEMELIHARA ENGKAU! TIDAK UNTUK SELAMA-LAMANYA DIBIARKANNYA ORANG

BENAR ITU GOYAH

(MAZMUR 55:23)

SKRIPSI INI KU PERSEMBAHKAN UNTUK:

BAPAKKU LEO AGUNG SUTOPO

(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI- PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBERIAN KREDIT (Studi Kasus di PT. BPR Ukabima Grazia Palembang) dan diajukan untuk diuji pada tanggal 21 Oktober 2014 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Oktober 2014

Yang membuat pernyataan,

(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA TULIS UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Maria Valentina Rinastiti

NIM : 102114066

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus di PT. BPR Ukabima Grazia beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 31 Oktober 2014

Yang menyatakan

(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha esa yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, bimbingan,

dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima

kasih yang tak terhingga kepada:

1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian penulis.

2. M. Trisnawati Rahayu, S.E., M.Si., Akt., QIA selaku Pembimbing yang

telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

3. Bapak Ismansjah Kurniawan selaku Komisaris, Bapak Suwirya Tjandra

selaku Direktur Utama PT. BPR Ukabima Grazia, Mbak Nana, Mbak

Leni, Mbak Vero, Mas Ryan, Mas Iqbal dan bagian-bagian yang terkait di

PT. BPR Ukabima Grazia yang telah berkenan membantu penulis dalam

(11)

viii

4. Orangtua penulis, Bapak Leo Agung Sutopo dan Ibu Melania Mastuti

Haryani yang selalu berusaha memperhatikan, memberi semangat serta

doanya kepada penulis.

5. Adik-adikku Albert, Thomas dan Andre yang selalu memberi semangat

dan doanya kepada penulis.

6. Teman-teman: Tina, Manda, Lona, Paul, Uti, Lusi, Novi, Leo, Venny,

Lilis, Kunanti yang selalu memberi semangat dan memberi masukan

dalam diskusinya selama ini.

7. Teman-teman mahasiswa Akuntansi (terutama angkatan 2010), terima

kasih atas kebersamaan yang telah kita lalui bersama selama ini.

8. Teman-teman KMPKS: Pipit, Risa, Via, Bona, Dape, Prima, Firsta yang

telah menemani penulis dalam menjalani hidup di kota pelajar ini.

9. Teman-teman kost gang Surya 2A: Lina, Desy, Bang Yop, Mbak Ria,

Debby.

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Oktober 2014

(12)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR... .... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Manfaat Penelitian... 3

E. Sistematika Penulisan... 4

BAB II LANDASAN TEORI... 6

A. Sistem... 6

1. Pengertian Sistem... 6

2. Sistem Informasi ... 6

3. Sistem Informasi Akuntansi... 7

B. Bank ... 8

1. Pengertian Bank... 8

2. Fungsi Bank... 9

(13)

x

C. Bank Perkreditan Rakyat... . 12

1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat ... 12

2. Tujuan Bank Perkreditan Rakyat... ... 13

3. Fungsi Bank Perkreditan Rakyat... 13

4. Sasaran Bank Perkreditan Rakyat... ... 14

5. Usaha Bank Perkreditan Rakyat ... 15

D. Kredit... 16

1. Pengertian Kredit... 16

2. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit... 16

3. Manfaat Kredit... 17

4. Jenis Kredit... 19

5. Jaminan Kredit... ... 21

6. Unsur-unsur Kredit ... 22

E. Sistem Informasi Akuntansi Pemberian Kredit... 23

1. Jaringan Prosedur yang membentuk sistem pemberian Kredit... 23

2. Bagian yang terkait dalam sistem pemberian kredit... 27

3. Dokumen yang digunakan dalam pemberian kredit... 31

4. Catatan akuntansi yang digunakan dalam pemberian kredit... 32

F. Sistem Pengendalian Intern Pemberian Kredit... 33

G. Bagan Alir/ flowchart... 37

H. Review Penelitian Terdahulu... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

A. Jenis Penelitian... 42

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 42

1. Subjek Penelitian ... 42

2. Objek Penelitian ... 42

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

1. Tempat Penelitian... 43

2. Waktu penelitian ... 43

(14)

xi

E. Teknik Pengumpulan Data ... 44

1. Wawancara... 44

2. Dokumentasi... 45

3. Observasi... 45

F. Teknik Analisis Data... 45

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 49

A. Sejarah PT. BPR Ukabima Grazia... 49

B. Visi dan Misi... 50

C. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas... 50

D. Aktivitas Perusahaan ... 59

E. Personalia ... 61

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 63

A. Deskrispi SIA Pemberian Kredit PT. BPR Ukabima Grazia... 63

1. Deskripsi Kegiatan Pokok ... 63

2. Bagian yang terkait dalam SIA Pemberian Kredit... 68

3. Dokumen yang digunakan... 75

4. Catatan akuntansi yang digunakan... 82

5. Prosedur yang dilakukan perusahaan... 85

B. Sistem Pengendalian Intern Sistem Informasi Akuntansi Pemberian Kredit di PT. BPR Ukabima Grazia... 101

C. Pembahasan... 112

BAB VI PENUTUP ... 116

A. Kesimpulan ... 116

B. Keterbatasan Penelitian ... 116

C. Saran... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 118

(15)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Perbandingan kajian teori tentang bagian yang membentuk sistem pemberian kredit yang ada di BPR Ukabima... 72

Tabel 5.2 Perbandingan kajian teori tentang dokumen yang digunakan dalam sistem pemberian kredit dengan yang ada di BPR Ukabima... 79

Tabel 5.3 Perbandingan kajian teori tentang catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pemberian kredit yang ada di BPR Ukabima... 83

Tabel 5.4 Perbandingan kajian teori tentang jaringan prosedur yang membentuk sistem pemberian kredit yang ada di BPR Ukabima... 89

Tabel 5.5 Perbandingan kajian teori tentang struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsi secara tegas di BPR Ukabima... 102

Tabel 5.6 Perbandingan kajian teori sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan utang, pendapatan, dan biaya yang ada di BPR Ukabima... 104

Tabel 5.7 Perbandingan kajian teori praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan bagian setiap unit organisasi dengan yang ada di BPR Ukabima... 109

(16)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Organisasi Bidang Perkreditan (Sebagian)... 30

Gambar 2.2 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit... 38

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 51

Gambar 5.1 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Pemberian Kredit

(17)

xiv ABSTRAK

EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus di PT. BPR Ukabima Grazia Palembang

Maria Valentina Rinastiti NIM: 102114066 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem pemberian kredit yang terdapat di PT. BPR Ukabima Grazia Palembang telah baik.

Langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan penelitian ini adalah: melakukan analisis deskriptif yang terdiri dari analisis deskriptif sistem pemberian kredit yang ada di PT. BPR Ukabima Grazia palembang, kemudian membandingkan prosedur pemberian kredit yang ada di PT. BPR Ukabima Grazia Palembang dengan kajian teori sistem pemberian kredit dan sistem pengendalian intern.

(18)

xv

ABSTRACT

THE EVALUATION OF ACCOUNTING INFORMATION SYSTEMS ON CREDIT PROCESS

A Case Study at PT. BPR Ukabima Grazia Palembang

Maria Valentina Rinastiti NIM: 102114066 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

The goal of this research is to find out whether the credit process system in PT. BPR Ukabima Grazia, Palembang is good.

There are two steps to achieve the goal of this research. Firstly, the researcher conducted the descriptive analysis of the credit process system in PT. BPR Ukabima Grazia, Palembang. Secondly, the researcher compared the procedures of credit process system in PT. BPR Ukabima Grazia, Palembang to the theory of credit process system and internal control system.

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank sebagai suatu badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkannya kembali mempunyai tujuan untuk

memperoleh keuntungan, di mana keuntungan tersebut sebagian besar

diperoleh dari aktivitas kredit. Tujuan pertama sebagai alat pembayaran

nasabah yang efisien yaitu melalui tabungan, uang tunai dan kartu kredit

dan yang kedua sebagai tempat menyimpan uang dan menyalurkan dana

dalam bentuk kredit. Peran bank diantaranya adalah memberi dan

menyalurkan kredit.

Kredit berasal dari kata credere (bahasa latin) yang berarti

kepercayaan. Jadi dasar dari kredit adalah kepercayaan. Kepercayaan yang

dimaksud adalah jika seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit

atau kreditur percaya penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan

sanggup memenuhi segala sesuatu yang dijanjikan.

Bank yang lebih mengutamakan layanan pemberian kredit kepada

masyarakat dikenal dengan sebutan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). BPR

adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau

berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya tidak memberikan jasa

(20)

Penggunaan kredit selamanya tidak seperti yang diharapkan.

Masalah yang sering terjadi adalah kredit macet. Masalah ini tentu akan

mengakibatkan kerugian bagi bank. Oleh karena itu manajemen harus

mengadakan seleksi terhadap permohonan kredit. Agar manajemen dapat

lebih selektif dalam melakukan permohonan kredit yang diajukan nasabah,

manajemen harus mempunyai informasi akuntansi yang baik.

Sistem informasi akuntansi dibuat untuk memudahkan manajemen

dalam mendapatkan informasi yang tepat, cepat, dan dapat dipercaya bagi

pengendalian perusahaan. Pemberian kredit sebagai kegiatan utama BPR

yang terjadi secara rutin dan dilakukan secara berulang-ulang. Jika

kegiatan perkreditan tidak didukung dengan sistem yang baik maka akan

semakin banyak kredit yang tidak tertagih dan akan merugikan pihak

bank. Sistem yang baik dalam perkreditan diharapkan dapat menjamin

bahwa dalam pelaksanaan pemberian kredit dapat terkendali dan mampu

mencegah terjadinya kesalahan yang dapat merugikan bank dan dapat

mencegah terjadinya pemberian kredit yang tidak sehat.

Kegiatan perkreditan bank akan baik apabila dalam perusahaan

terapat sistem yang baik. Sistem akan berjalan dengan baik apabila

terdapat pengendalian intern yang baik pula. Pengendalian intern yang

baik diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan pengendalian intern yaitu:

1) menjaga kekayaan dan catatan organisasi; 2) mengecek ketelitian dan

keandalan data akuntansi; 3) mendorong efisiensi; dan 4) mendorong

(21)

diperlukan evaluasi sistem pemberian kredit. Evaluasi sistem pemberian

kredit diperlukan untuk mendapatkan pengetahuan yang jelas mengenai

sistem informasi akuntansi pemberian kredit yang diterapkan pada PT.

BPR Ukabima Grazia dan membandingkan antara sistem pemberian kredit

yang ada di PT. BPR Ukabima Grazia dengan teori yang ada. Berdasarkan

uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

mengenai “Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Pemberian Kredit di PT. BPR Ukabima Grazia”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu apakah sistem informasi akuntansi

pemberian kredit di PT. BPR Ukabima Grazia sudah baik?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

menilai apakah sistem informasi akuntansi pemberian kredit di PT. BPR

Ukabima Grazia sudah baik.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi PT. BPR Ukabima Grazia

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan

(22)

akuntansi pemberian kredit yang lebih baik guna kebijakan-kebijakan

Bank selanjutnya.

2. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini sebagai studi pembanding tentang teori yang

didapat di bangku perkuliahan dengan keadaan atau praktek

sehari-hari di lapangan.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi di dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang akuntansi khususnya

mengenai sistem informasi akuntansi pemberian kredit.

E. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

Bab II Landasan Teori

Bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang melandasi

penelitian ini dan review penelitian terdahulu yang dapat

dijadikan panduan berpikir peneliti dalam melakukan pembahasan

(23)

Bab III Metode Penelitian

Bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian, subjek dan

objek penelitian, tempat dan waktu penelitian, data yang

dibutuhkan, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini akan diuraikan tentang sejarah berdirinya PT. BPR

Ukabima Grazia, struktur organisasi dan uraian tugas, aktivitas

perusahaan dan personalia.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini akan menguraikan tentang hasil penelitian, analisis serta

pembahasannya.

Bab VI Penutup

Bab ini akan berisi mengenai kesimpulan dari analisis data,

keterbatasan penelitian serta saran yang diharapkan dapat

(24)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sistem

1. Pengertian Sistem

Menurut Jogiyanto (2001:2), sistem adalah kumpulan

elemen-elemen yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang

saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa

sasaran atau maksud, tujuan dan sasaran yang sama.

Menurut James A. Hall (2007:6), sistem adalah sekelompok dua atau

lebih komponen – komponen yang saling berkaitan atau subsistem yang

bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

2. Sistem Informasi

Informasi sangat penting bagi manajemen di dalam pengambilan

keputusan, dan oleh karena itu maka diperlukan suatu sistem informasi.

Menurut Jogiyanto (2001:11), sistem informasi adalah suatu sistem

di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan

transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan

strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu

dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Menurut Jogiyanto (2001:10), kualitas informasi (quality of

(25)

a. Akurat

Artinya informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias atau

menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas

mencerminkan maksudnya.

b. Tepat waktu

Artinya informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.

Informasi yang telah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena

informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.

c. Relevan

Artinya informasi tersebut mempunyai manfaat bagi para

pemakainya.

3. Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi merupakan salah satu sistem informasi

dari berbagai sistem informasi yang ada yang digunakan oleh

manajemen dalam mengelola perusahaan.

Menurut Moscove dan Simkin dalam Jogiyanto (2001:17), sistem

informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang

mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, menganalisis,

mengkomunikasikan informasi pengambilan keputusan dengan

orientasi finansial yang relevan bagi pihak-pihak luar dan pihak-pihak

(26)

Menurut Mulyadi (2010:20), tujuan penyusunan sistem informasi

akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi tujuan sebagai berikut:

a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru

b. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang

sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun

struktur informasinya.

c. Untuk memperbaiki tingkat keandalan informasi akuntansi dan untuk

menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan

perlindungan kekayaan perusahaan.

d. Untuk mengurangi dan melindungi kekayaan perusahaan.

e. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan

akuntansi.

B. Bank

1. Pengertian Bank

Menurut Undang-undang No. 7 tahun 1992 yang diubah menjadi

Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, menyatakan

bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dalam PSAK

No. 31 menyatakan bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai

(27)

memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang

memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi

memperlancar lalu lintas pembayaran.

2. Fungsi Bank

Menurut Undang-undang pasal 3 No. 10 tahun 1998 tentang

perbankan, menyebutkan bahwa fungsi perbankan Indonesia adalah

sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat.

3. Jenis-jenis Bank

a. Menurut Undang-Undang No. 10 Pasal 5 ayat 1 tahun 1998 tentang

Perbankan, bank menurut jenisnya dibagi menjadi dua yaitu:

1) Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang

dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran. Usaha yang dilakukan Bank umum meliputi:

a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro,

deposito, sertifikat deposito, dan tabungan.

b) Memberikan kredit.

c) Menerbitkan surat pengakuan utang.

d) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan nasabah maupun

untuk kepentingan bank itu sendiri.

e) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan

(28)

f) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat

berharga.

g) Melakukan penempatan barang dari nasabah ke nasabah

lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di

bursa efek.

2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan

kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip

syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas

pembayaran.

b. Jenis bank ditinjau dari segi fungsinya menurut Ismail (2010:13-16)

dibedakan menjadi Bank Sentral, Bank Umum, dan Bank Perkreditan

Rakyat.

1) Bank Sentral merupakan bank yang berfungsi sebagai pengatur

bank-bank yang ada dalam suatu negara. Bank sentral hanya ada

satu di setiap negara dan mempunyai kantor yang hampir ada di

setiap provinsi. Bank sentral yang ada di Indonesia adalah Bank

Indonesia. Tujuan Bank Indonesia sesuai dengan Undang-undang

No. 23 tahun 1999 adalah untuk mencapai dan memelihara

kestabilan nilai rupiah.

2) Bank Umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang

(29)

Kegiatan bank umum secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga

fungsi utama yaitu:

a) Penghimpunan dana dari masyarakat

Bank umum menghimpun dana dari masyarakat dengan cara

menawarkan berbagai jenis produk pendanaan antara lain giro,

tabungan, deposito, dan produk-produk pendanaan lainnya yang

diperbolehkan.

b) Penyaluran dana kepada masyarakat

Bank umum perlu menyalurkan dananya kepada pihak yang

membutuhkan dana, agar tidak terjadi idle fund. Bank dapat

menyalurkan dananya dalam bentuk kredit dan/atau

pembiayaan serta dalam bentuk penempatan dana lainnya.

c) Pelayanan jasa dan lalu lintas pembayaran

Bank umum juga menawarkan produk pelayanan jasa untuk

membantu transaksi yang dibutuhkan oleh pengguna jasa bank.

Hasil yang diperoleh bank atas pelayanan jasa bank ialah

berupa pendapatan fee dan komisi.

3) Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang melaksanakan

kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip

syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu

lintas pembayaran. BPR tidak dapat memberikan pelayanan dalam

lalu lintas pembayaran atau giral. Fungsi BPR pada umumnya

(30)

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada

masyarakat. Kegiatan yang dilakukan oleh BPR antara lain:

a) Penghimpunan dana masyarakat

BPR menghimpun dana masyarakat dengan menawarkan

produk tabungan dan deposito dan produk penghimpunan dana

lainnya yang diperbolehkan sesuai dengan peraturan Bank

Indonesia. BPR akan membayar bunga atau imbalan lainnya

atas dana yang telah dihimpun.

b) Penyaluran dana kepada masyarakat

BPR menyalurkan dananya dalam bentuk kredit dan

penempatan pada bank lain. Dari aktifitas penyaluran dana ini,

BPR memperoleh pendapatan bunga kredit.

c) Tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran

BPR dilarang menawarkan giro karena BPR tidak boleh

melalukan transaksi lalu lintas pembayaran. Hal ini yang

membedakan antara Bank Umum dan BPR.

C. Bank Perkreditan Rakyat

1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan salah satu jenis bank

yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil, dan

menengah. Menurut Budisantoso (2014: 195), lokasi BPR biasanya

(31)

banyak dijumpai di setiap daerah yang tersebar di seluruh wilayah

Indonesia.

Pengertian BPR menurut pasal 1 ayat 4 Undang-undang No.7 Tahun

1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan

Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, dalam Kasmir (2005:

396) BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya tidak

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Tujuan Bank Perkreditan Rakyat

Sebagai bank yang mempunyai fungsi menghimpun dan

menyalurkan dana kepada masyarakat, BPR harus mempunyai tujuan

ke arah pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke

arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

Tujuan BPR menurut penjelasan pasal 16 ayat 5 atas Undang-undang

Republik Indonesia No.7 tahun 1992 tentang Perbankan, dalam Kasmir

(2005: 379) adalah untuk menunjang peningkatan pembangunan yang

lebih merata. Dari tujuan BPR tersebut dapat dijelaskan lebih rinci yaitu

menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

meningkatlan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas

nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

3. Fungsi Bank Perkreditan Rakyat

Fungsi BPR selain menyalurkan kredit kepada para pengusaha

(32)

masyarakat atau dengan kata lain berfungsi sebagai penghimpun dan

penyalur dana masyarakat.

Menurut Budisantoso (2014: 198), fungsi BPR secara lebih detail

dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Memberi pelayanan perbankan kepada masyarakat yang sulit atau

tidak memiliki akses ke bank umum.

b. Membantu pemerintah mendidik masyarakat dalam memahami pola

nasional agar akselerasi pembangunan di sektor pedesaan dapat lebih

dipercepat.

c. Menciptakan pemerataan kesempatan berusaha terutama bagi

masyarakat pedesaan.

d. Mendidik dan mempercepat pemahaman masyarakat terhadap

pemanfaatan lembaga keuangan formal sehingga terhindar dari

jeratan rentenir.

4. Sasaran Bank Perkreditan Rakyat

BPR memiliki sasaran yaitu melayani kebutuhan masyarakat agar

mereka tidak jatuh ke tangan para rentenir. Fungsi dan tugas BPR yang

semula diarahkan untuk menunjang pertumbuhan dan modernisasi

ekonomi pedesaan serta mengurangi praktek-praktek ijin dan pelepasan

uang sesuai KMK No. 1064/KMK00/1988, telah mengalami pergeseran

misi sesuai dengan UU No. 10 tahun 1998 yaitu diarahkan untuk

(33)

5. Usaha Bank Perkreditan Rakyat

Usaha-usaha BPR dalam pasal 13 Undang-undang No. 10 tahun

1998 tentang perubahan atas Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang

Perbankan dalam Kasmir (2002:351) adalah sebagai berikut:

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

deposito berjangka, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan

dengan itu.

b. Memberikan kredit.

c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi

hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan

pemerintah.

d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia

(SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada

bank lain.

Usaha-usaha yang tidak boleh dilakukan oleh BPR dalam pasal 14

undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas

Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan dalam Kasmir (2002:351)

adalah sebagai berikut:

a. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas

pembayaran.

b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.

c. Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudent banking.

(34)

e. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang

dimaksud dalam pasal 13.

D. Kredit

1. Pengertian Kredit

Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 pasal 1 butir 11 tentang

Perbankan; Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu setelah

pemberian bunga. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere

yang berarti kepercayaan (truth atau faith), oleh karena itu dasar dari

kredit adalah kepercayaan. Seseorang atau suatu badan yang memberikan

kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa

mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan.

2. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Menurut Thamrin (2012: 172-174), dalam melakukan penilaian

kredit secara umum menggunakan prinsip-prinsip kredit yang disebut

dengan “5C” yaitu:

a. Character

Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan

diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. Hal ini tercermin dari

latar belakang nasabah baik latar belakang pekerjaan, maupun yang

(35)

b. Capacity

Untuk melihat kemampuan nasabah dalam bidang bisnis yang

dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga dikur

dengan kemampuannya dalam memahami tentang

ketentuan-ketentuan pemerintah dan kemampuannya dalam mengembalikan

kredit yang disalurkan.

c. Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif dilihat dari laporan

keuangan (neraca dan laporan rugi/laba) dengan melakukan

pengukuran seperti dari segi likuiditas/ solvabilitas, rentabilitas, dan

ukuran lainnya.

d. Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat

fisik maupun nonfisik. Jaminan ini hendaknya melebihi jumlah

kredit yang diberikan.

e. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya dinilai kondisi ekonomi sekarang

dan kemungkinan untuk masa yang akan datang sesuai dengan sektor

masing-masing.

3. Manfaat Kredit

Manfaat kredit menurut Ismail (2010:97-99) yaitu:

(36)

1.Kredit yang diberikan bank kepada nasabah akan mendapat balas

jasa berupa bunga.

2.Pendapatan bunga bank berpengaruh pada peningkatan

profitabilitas bank. Hal ini dapat tercermin pada perolehan laba.

3.Pemberian kredit kepada nasabah secara sinergo akan memasarkan

produk lain seperti produk dana dan jasa.

4.Kegiatan kredit dapat mendorong peningkatan kemampuan

pegawai untuk lebih memahami secara rinci aktivitas usaha para

debitur di berbagai sektor usaha.

b. Manfaat kredit bagi Debitur

1.Meningkatkan usaha nasabah

Kredit yang diberikan kepada oleh bank dapat digunakan untuk

memperluas volume usaha, misalnya kredit untuk membeli bahan

baku, pengadaan mesin dan peralatan.

2.Bank menawarkan berbagai jenis kredit sehingga debitur dapat

memilih jenis kredit sesuai dengan tujuan penggunaannya.

3.Bank juga memberikan fasilitas lainnya kepada debitur, sehingga

debitur dapat menikmati fasilitas lainnya yang ditawarkan oleh

bank. Fasilitas lain yang dapat dinikmati oleh debitur antara lain

letter of credit, transfer, bank garansi, dan fasilitas lainnya.

4.Jangka waktu kredit disesuaikan dengan kebutuhan dan

kemampuan debitur dalam membayar kembali kreditnya, sehingga

(37)

4. Jenis Kredit

Jenis-jenis kredit menurut Ismail (2010:100-109) adalah sebagai berikut:

1) Kredit dilihat dari tujuan penggunaan:

a. Kredit investasi, yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada

debitur untuk pengadaan barang-barang modal (aktiva tetap) yang

mempunyai nilai ekonomis lebih dari satu tahun.

b. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan modal kerja yang biasanya habis dalam satu siklus

usaha. Kredit modal kerja ini biasanya diberikan dalam jangka

pendek yaitu lamanya satu tahun.

c. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah

untuk membeli barang dan jasa untuk keperluan pribadi dan tidak

untuk digunakan keperluan usaha.

2) Kredit dilihat dari jangka waktunya:

a. Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang diberikan dengan jangka

waktu maksimal satu tahun.

b. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang diberikan dengan

jangka waktu antara satu tahun sampai tiga tahun. Kredit ini dapat

diberikan untuk ketiga jenis kredit yaitu modal kerja, kredit

investasi, dan kredit konsumtif.

c. Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang jangka waktunya lebih

(38)

misalnya untuk pembelian gedung, pembangunan proyek,

pengadaan mesin dan peralatan.

3) Kredit dilihat dari cara penarikannya:

a. Kredit sekaligus, yaitu kredit yang dicairkan sekaligus sesuai

dengan plafon kredit yang disetujui. Kredit ini bisa dicairkan secara

tunai maupun nontunai yaitu melalui pemindahbukuan.

b. Kredit bertahap, yaitu kredit yang pencairannya tidak sekaligus,

tetapi dilakukan secara bertahap dalam masa kredit.

c. Kredit rekening koran, yaitu kredit yang penyediaan dananya

dilakukan melalui pemindahbukuan. Kredit ini disebut kredit

rekening koran karena dapat ditarik setiap saat dan juga dapat

dikembalikan setiap saat serta dapat dilakukan secara

berulang-ulang.

4) Kredit dilihat dari sektor usaha:

a.Sektor industri, yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah yang

bergerak dalam sektor industri, yaitu sektor yang mengubah bentuk

dari bahan baku menjadi barang jadi atau mengubah barang

menjadi barang lain yang memiliki faedah lebih tinggi. Misalnya

industri elektronik, industri pertambangan, industri kimia, dan

industri tekstil.

b.Sektor perdagangan, yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha

yang bergerak dalam bidang perdagangan yang dimaksudkan untuk

(39)

c.Sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan, yaitu

kredit yang diberikan dalam rangka meningkatkan hasil di sektor

pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan. Kredit ini

biasanya diberikan dalam bentuk kredit modal kerja maupun kredit

investasi kepada pengusaha tambak, petani, dan pelayan.

d.Sektor jasa, terdiri dari jasa pendidikan, jasa rumah sakit, jasa

angkutan, dan jasa lainnya.

e.Sektor perumahan, yaitu kredit yang diberikan bank kepada debitur

yang bergerak di bidang pembangunan perumahan. Kredit yang

diberikan biasanya dalam bentuk kredit konstruksi.

5) Kredit dilihat dari segi jaminan:

a.Kredit dengan jaminan, yaitu jenis kredit yang didukung dengan

jaminan (agunan). Kredit dengan jaminan ini dapat digolongkan

menjadi jaminan perorangan, benda berwujud, dan benda tidak

berwujud.

b.Kredit tanpa jaminan, yaitu kredit yang diberikan kepada debitur

tanpa didukung adanya jaminan. Kredit ini diberikan atas dasar

kepercayaan yang diberikan oleh bank kepada debitur.

5. Jaminan Kredit

Jaminan atau agunan adalah harta benda milik debitur atau pihak ke

3 yang diikat sebagai agunan jika terjadi ketidakmampuan debitur untuk

(40)

Jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon debitur

menurut Kasmir (2005:102-104) sebagai berikut:

1. Dengan jaminan

a. Jaminan benda berwujud yaitu barang-barang yang dapat dijadikan

jaminan seperti tanah, bangunan, kendaraan bermotor, mesin/

peralatan, barang dagangan, tanaman/kebun/sawah, dan lainnya.

b. Jaminan benda tidak berwujud yaitu benda-benda yang merupakan

surat-surat yang dijadikan jaminan seperti sertifikat saham,

sertifikat obligasi, sertifikat tanah, sertifikat deposito, rekening

tabungan, promes, wesel dan lainnya.

c. Jaminan orang yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan

apabila kredit tersebut macet maka orang yang memberikan

jaminan tersebut yang menanggung risikonya.

2. Tanpa jaminan

Kredit tanpa jaminan maksudnya kredit yang diberikan bukan

dengan jaminan barang tertentu. Kredit seperti ini biasanya diberikan

untuk perusahaan yang benar-benar bonafid dan profesional

sehingga kemungkinan kredit macet sangat kecil.

6. Unsur-unsur Kredit

Menurut Suyatno (2003:14), unsur-unsur yang terdapat pada dalam

kredit adalah:

a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi

(41)

benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di

masa yang akan datang.

b. Waktu, yaitu jangka waktu dari saat pemberian kredit sampai saat

pengembalia kredit.

c. Degree of risk, yaitu suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai

akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian

prestasi dengan kontrasepsi yang akan diterima kemudian hari.

d. Prestasi, atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang,

tetapi juga dapat berupa barang atau jasa.

E.Sistem Informasi Akuntansi Pemberian Kredit

Dalam memberikan kredit kepada nasabah, bank harus mempunyai sistem

informasi akuntansi yang baik agar tidak terjadi kecurangan dan mencatat

setiap transaksi yang terjadi langsung dari dokumen secara teliti pada saat

terjadinya. Prosedur yang membentuk sistem pemberian kredit yaitu prosedur

permohonan fasilitas kredit, prosedur penyidikan dan analisia kredit, prosedur

keputusan atas permohonan kredit, prosedur pencairan fasilitas kredit, dan

prosedur pelunasan fasilitas kredit.

1. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pemberian Kredit

Menurut Suyatno (2003: 69), jaringan prosedur yang membentuk sistem

pemberian kredit meliputi:

a. Prosedur permohonan fasilitas kredit

Permohonan fasilitas kredit mencakup:

(42)

2) Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan.

3) Permohonan perpanjangan/ pembaruan masa laku kredit yang telah

berakhir jangka waktunya.

4) Permohonan-permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat

fasilitas kredit yang sedang berjalan.

b. Prosedur penyidikan dan analisa kredit

Tahap penyidikan kredit meliputi:

1) Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur.

2) Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang

diajukan nasabah baik data intern bank maupun data ekstern bank.

3) Pemeriksaan/ penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai

hal-hal yang dikemukakan nasabah dan informasi lain yang diperoleh.

c . Prosedur keputusan atas permohonan kredit

Dalam hal ini yang dimaksud dengan keputusan adalah setiap tindakan

pejabat yang berdasarkan wewenang berhak mengambil keputusan

berupa menolak, menyetujui dan atau mengusulkan fasilitas permohonan

kredit kepada pejabat yang lebih tinggi. Setiap keputusan kredit harus

memperhatikan penilaian syarat-syarat umum yang tercantum dalam

laporan pemeriksaan dan analisis kredit.

1) Jika permohonan kredit ditolak

Penolakan ini adalah untuk permohonan kredit yang nyata-nyata

dianggap oleh bank secara teknis tidak memenuhi persyaratan.

(43)

a) Semua keputusan menolak harus disampaikan secara tertulis

kepada nasabah dengan disertai alasan penolakannya.

b) Surat penolakan kredit minimal dibuat rangkap tiga, yaitu:

(1) Lembar kesatu: nasabah

(2) Lembar kedua: direksi

(3) Lembar ketiga: di arsip oleh bagian kredit

c) Dalam hal penolakan permohonan baru, maka jika diminta, semua

berkas permohonan dapat dikembalikan kepada pemohon kecuali

surat permohonannya.

d) Dalam hal penolakan perpanjangan, berati jika waktu kredit tidak

diperpanjang. Dalam hal penolakan tambahan kredit, maka harus

ditegaskan bahwa hanya tetap menikmati limit kredit yang telah

disetujui semula. Dalam hal penolakan perubahan persyaratan lainnya

dari kredit yang sedang berjalan, maka nasabah tetap mempunyai hak

dan kewajiban dengan syarat-syarat yang telah disetujui semula.

2) Jika permohonan kredit disetujui

Persetujuan permohonan kredit adalah keputusan bank untuk

mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon

debitur. Untuk melindungi kepentingan bank dalam pelaksanaan

persetujuan tersebut, maka biasanya ditegaskan terlebih dahulu

syarat-syarat fasilitas kredit dan prosedur yang harus ditempuh oleh nasabah.

(44)

a) Membuat surat penugasan persetujuan permohonan kredit kepada

pemohon secara tertulis.

b)Melakukan pengikatan jaminan.

c)Menandatangani perjanjian kredit.

d)Penandatangan surat aksep.

e)Informasi untuk bagian lain.

f)Pembayaran bea materai.

g)Pembayaran provisi kredit (commitment fee).

h)Asuransi barang jaminan.

i) Asuransi kredit.

d Prosedur pencairan fasilitas kredit.

Pencairan fasilitas kredit adalah setiap transaksi dengan menggunakan

kredit yang telah disetujui oleh bank. Dalam praktiknya pencairan kredit

berupa pembayaran dan atau pemindahbukuan atau beban rekening

pinjaman atau fasilitas lainnya dapat berbentuk:

1) Pencairan fasilitas kredit dengan suatu limit tertentu yang ditarik

menurut kebutuhan.

2) Penyediaan fasilitas kredit yang pencairannya dilakukan berdasarkan

jadwal pencairan yang mencapai suatu limit yang disetujui.

3) Penyediaan fasilitas kredit yang pencairannya sekaligus dengan

(45)

4) Pernyataan bank sebagai pinjaman atau menyanggupi ikatan lainnya

yang dapat mengakibatkan kewajiban bank untuk membayar kepada

pihak ketiga.

e Prosedur pelunasan fasilitas kredit.

Pelunasan kredit adalah dipenuhinya semua kewajiban utang nasabah

kepada bank yang berakibat hapusnya ikatan perjanjian kredit. Hal-hal

yang harus diperhatikan saat pelunasan kredit antara lain:

1) Perhitungan semua kewajiban utang nasabah harus segera diselesaikan

sampai tanggal pelunasan.

2) Untuk mencegah timbulnya klaim dari nasabah karena tidak

lengkapnya pengembalian dokumen-dokumen jaminan, bank harus

mengadakan inventarisasi atas dokumen-dokumen yang disimpan

pada berkas jaminan dan dicocokkan dengan catatan yang tersedia.

3) Penyerahan kembali dokumen-dokumen jaminan kepada nasabah

hanya dapat dilakukan setelah nasabah menyelesaikan semua

kewajibannya. Penyerahan dokumen jaminan harus dengan surat tanda

terima dan ditanda tangani oleh yang berhak.

4) Dalam hal pelunasan kredit, pengembalian dokumen jaminan kepada

nasabah hanya dapat dilakukan dengan sepengetahuan dan seijin dari

direksi.

2. Bagian yang terkait dalam sistem pemberian kredit

Menurut Anwari (1981: 31-39), pembagian tugas dalam bagan

(46)

a.Bagian Pembahas Kredit

Tugas utama dari bagian ini adalah menyusun laporan pembahasan

kredit. Tugas lainnya yang menunjang tercapainya tugas pokok yang

dilakukan oleh bagian ini antara lain meliputi: menilai atau membahas

permintaan kredit peminat kredit, membuat penilaian atau pelaporan

pembahasan kredit, mengadakan wawancara atau pertemuan dengan

peminat kredit, dan melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk

melengkapi laporan penilaian atau pembahasan. Setelah membuat laporan

pembahasan kredit, bagian pembahas kredit memberikan laporan

pembahasan kredit ke direksi untuk meminta persetujuan.

b. Bagian Pelaksana Kredit

Bagian ini akan menerima persetujuan direksi atas laporan pembahasan

kredit yang dibuat oleh tim pembahas kredit. Sebagai kelanjutan

pengelolaan dari permintaan kredit yang telah disetujui, maka pelaksanaan

selanjutnya dilakukan oleh bagian pelaksana kredit. Tugas-tugas pokok

bagian ini antara lain:

1) Menyiapkan surat pemberitahuan kredit berdasarkan persetujuan direksi

dan mengirimkan surat pemberitahuan kredit kepada debitur.

2) Membuat surat perjanjian kredit yang ditandatangani oleh debitur dan

bank yang dilakukan di depan notaris.

3) Meneliti dan mengikuti dengan seksama pemenuhan persyaratan yang

telah ditentukan dalam perjanjian kredit yang telah disetujui oleh calon

(47)

4) Melakukan persetujuan pembayaran kredit (realisasi kredit) atas

penarikan kredit yang dilakukan oleh debitur.

5) Meneliti dan mengikuti tiap-tiap realisasi kredit, agar selalu

dilaksanakan sesuai dengan anggaran serta pos-pos yang bersangkutan.

6) Meneliti secara terus menerus perkembangan pembangunan fisik dan

pemakaian uang yang sebenarnya.

7) Mengikuti perkembangan dan penyelesaian terhadap kredit yang

dinyatakan macet.

c. Bagian Administrasi Kredit

Pencatatan atas kejadian-kejadian sejak peminat kredit mengajukan

permintaan kredit sampai pada penyelesaian proyek dilakukan oleh bagian

administrasi kredit. Tugas-tugas itu dapat diperinci sebagai berikut:

Tugas yang pertama adalah melakukan pencatatan atas permintaan

kredit yang masuk yang meliputi nama peminat kredit, umur, alamat,

jabatan peminat kredit, besarnya jumlah pinjaman yang diminta, tujuan

penggunaan pinjaman, dan lainnya sampai dengan dilunasinya pinjaman

itu oleh debitur.

Tugas yang kedua adalah mengelola dokumen-dokumen perkreditan

yang digunakan sebagai jaminan atas kredit yang diterima dan mengikuti

pelaksanaan asuransi. Tugas yang ketiga adalah menyusun

(48)

Gambar 2.1 Bagan Organisasi Bidang Perkreditan (Sebagian) Sumber: Anwari (1981: 35)

Menurut Anwari (1981: 59) selain tiga unit organisasi di atas,

yang berkaitan dengan kegiatan perkreditan, ada unit organisasi lain

yang ikut menunjang dalam sistem pemberian kredit antara lain:

1) Bagian Keuangan

Bagian ini bertugas untuk melakukan berbagai kegiatan

tentang pencairan kredit yang meliputi: menerima data-data

berupa surat pemberitahuan berlakunya pengikatan perjanjian

kredit dari bagian administrasi kredit, diteliti kebenarannya,

apabila tidak terdapat kelainan maka disiapkan uang tunai untuk

dibayarkan kepada debitur, menerima bukti pengeluaran uang

setelah dibubuhi tanda tangan oleh debitur sebagai bukti bahwa

(49)

uang tunai telah diterima dengan baik dan sesuai jumlahnya,

meneruskan bukti pengeluaran uang kepada bagian pembukuan.

2) Bagian Pembukuan

Bagian ini akan memperoleh berbagai data dan informasi

yang nantinya akan dicatat dan dibukukan. Tugasnya meliputi:

menerima data-data berupa bukti pengeluaran uang dari bagian

keuangan, melakukan penjurnalan atas transaksi keuangan yang

terjadi berdasarkan data-data tersebut di atas, membukukan

transaksi keuangan ke dalam buku harian.

1. Dokumen yang digunakan dalam pemberian kredit

Sistem pemberian kredit membutuhkan adanya dokumen-dokumen yang

memadai. Menurut (2010:3), dokumen adalah formulir-formulir yang

digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Menurut Suyatno (2003:59),

berbagai dokumen yang digunakan dalam pemberian kredit adalah:

a. Surat permohonan nasabah; surat yang diajukan nasabah kepada pihak

bank dan ditandatangani secara lengkap oleh calon debitur.

b. Daftar isian dari bank; daftar isian yang disediakan oleh pihak bank yang

harus diisi oleh calon debitur mengenai data dan informasi yang lengkap.

c. Daftar lampiran sesuai dengan jenis kredit; daftar lampiran lainnya yang

diperlukan menurut jenis fasilitas kredit yang diajukan.

d. Surat jaminan; surat yang dibuat oleh pihak bank terhadap jaminan yang

(50)

e. Dokumen penyidikan dan analisis; catatan yang dibuat pihak bank

mengenai kelangkapan data pengajuan kredit.

f. Surat keputusan; surat yang menunjukkan diterima atau ditolaknya

permohonan kredit.

g. Dokumen pengikatan jaminan; dokumen yang berisi bahwa barang

tersebut benar-benar dijadikan jaminan untuk memperoleh fasilitas

kredit.

h. Dokumen perjanjian kredit; dokumen penegasan berisi hak dan

kewajiban yang harus dipenuhi oleh calon debitur.

i. Dokumen informasi untuk bagian lain; copy-an dokumen-dokumen

tertentu yang akan diberikan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan

pemberian kredit.

j. Bukti pencairan kredit; bukti bahwa kredit yang diajukan telah disetujui

dan telah dicairkan.

k. Bukti pembayaran atau pelunasan kredit; dokumen penegasan yang berisi

bahwa debitur telah menyelesaikan kewajibannya melunasi kredit kepada

pihak bank.

2. Catatan Akuntansi yang digunakan dalam Pemberian Kredit

Catatan akuntansi adalah semua catatan yang berhubungan dengan semua

transaksi akuntansi yang terjadi seperti jurnal, buku besar, buku pembantu,

dan laporan keuangan. Menurut Supriyono ( 2011: 178), catatan akuntansi

(51)

1. Jurnal umum

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang

dari transaksi penghapusan piutang yang tidak lagi dapat ditagih.

2. Jurnal pengeluaran kas

Digunakan untuk mencatat pemberian kredit dan transaksi pengeluaran

kas.

3. Jurnal penerimaan kas

Digunakan untuk mencatat penerimaan kas dari pengembalian kredit.

4. Kartu piutang

Digunakan untuk mencatat saldo piutang kepada setiap debitur.

F. Sistem Pengendalian Intern Pemberian Kredit

Setiap bank harus memiliki sistem pengendalian intern yang baik dalam

pemberian kredit yang bertujuan untuk mencapai portofolio kredit yang

sehat serta menghindarkan kemungkinan timbulnya penyalahgunaan

wewenang oleh berbagai pihak yang dapat merugikan bank dan terjadinya

praktek pemberian kredit yang tidak sehat.

Menurut Kuncoro (2002:269) SPI perkreditan meliputi kebijaksanaan

perkreditan, organisasi perkreditan dan prosedur perkreditan. Prosedur

pengendalian intern bank, yang mencakup semua aspek perkreditan untuk

memastikan bahwa pemberian kredit memenuhi prinsip pemberian kredit

yang sehat.

(52)

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara

tegas. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi

didasarkan pada prinsip-prinsip, harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi

dan penyimpanan dari fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah fugsi yang

memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan (misalnya

pembelian), dan suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh

untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan

biaya. Setiap transaksi yang ada dalam organisasi hanya terjadi atas dasar

otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui

terjadinya transaksi tersebut.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan

dalam menciptakan praktik yang sehat adalah:

a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya

harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.

b. Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih

dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak

teratur.

c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal oleh satu orang

atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang lain atau

(53)

d. Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang dilakukan

secara rutin akan dapat mejaga independensi pejabat dalam

melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan di antara mereka

dapa dihindari.

e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. Karyawan

kunci perusahaan diwajibkan mengambil cuti yang menjadi haknya.

f. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan

catatannya. Untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek

ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya.

g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek

efektifitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi, dan prosedur

pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktik

yang sehat, semua sangat tergantung pada manusia yang

melaksanakannya.

Kontrol internal menurut COSO dalam buku Sawyer (2005:61-62), ada

lima komponen kontrol internal, yaitu:

a. Lingkungan Kontrol

Komponen ini meliputi sikap manajemen di semua tingkatan terhadap

operasi secara umum dan konsep kontrol secara khusus. Hal ini

(54)

kesejahteraan organisasi. Juga tercakup struktur organisasi serta

kebijakan dan filosofi manajemen.

b. Penentuan Risiko

Komponen ini telah menjadi bagian dari aktivitas audit internal yang

terus berkembang. Penentuan risiko mencakup penentuan risiko di semua

aspek organisasi dan penentuan kekuatan organisasi melalui evaluasi

risiko. COSO juga menambahkan pertimbangan tujuan di semua bidang

operasi untuk memastikan bahwa semua bagian organisasi bekerja secara

harmonis.

c. Aktivitas Kontrol

Komponen ini mencakup aktivitas-aktivitas yang dulunya dikaitkan

dengan konsep kontrol internal. Aktivitas-aktivitas ini meliputi

persetujuan, tanggung jawab dan kewenangan, pemisahan tugas,

pendokumentasian, rekonsiliasi, karyawan yang kompeten dan jujur,

pemeriksaan internal dan audit internal. Aktivitas-aktivitas ini harus

dievaluasi risikonya untuk organisasi secara keseluruhan.

d. Informasi dan Komunikasi

Komponen ini merupakan bagian penting dari proses manajemen.

Manajemen tidak dapat berfungsi tanpa informasi. Komunikasi informasi

tentang operasi kontrol internal memberikan substansi yang dapat

digunakan manajemen untuk mengevaluasi efektivitas kontrol dan untuk

(55)

e. Pengawasan

Pengawasan merupakan evaluasi rasional yang dinamis atas informasi

yang diberikan pada komunikasi informasi untuk tujuan manajemen

kontrol.

G.Bagan Alir ( Flow Chart )

Menurut Diana dan Lilis ( 2011:41 ), systems flowchart adalah penyajian

secara grafis dari sistem informasi dan sistem operasi yang terkait. Systems

flowchart menampilkan proses informasi dan proses operasi (meliputi siapa

yang terlibat, apa yang dilibatkan, bagaimana prosesnya, dan di mana proses

tersebut dilakukan) dari segi logika dan fisik, baik berupa kegiatan manual

maupun berbasis komputer.

Menurut Jogiyanto (2001: 795-799), bagan alir (flowchart) adalah bagan

(chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program atau prosedur sistem

secara logika. Bagan alir digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan

(56)

Gambar 2.2

Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit

(Sumber: Mulyono, Teguh: 1996)

mulai

SKTPK : Surat Keterangan tentang Permohonan Kredit SLPJ : Surat Laporan Penilaian Jaminan

(57)

Gambar 2.2

Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Lanjutan

(Sumber: Mulyono, Teguh: 1996)

2

SKTPK : Surat Keterangan tentang Permohonan Kredit SLPJ : Surat Laporan Penilaian Jaminan

(58)

Gambar 2.2

Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Lanjutan

(Sumber: Mulyono, Teguh: 1996)

H. Review Penelitian Terdahulu

1. CH. WY. Enny Marlianti. 2008. Evaluasi Sistem Pemberian Kredit pada

BPR Siwi Sedana Kerebokan.

Sistem pemberian kredit yang terdapat dalam PT BPR Siwi Sedana

Kerobokan sudah sesuai dengan teori yang mendasarinya dan sistem

pengendalian intern yang dilakukan oleh PT BPR Siwi Sedana sudah

Bagian administrasi

4

program komputer

N

(59)

efektif. Hal ini dapat terlihat dari terpenuhinya elemen-elemen dalam

pengendalian intern yang ada dan dari pengujian kepatuhan terhadap sampel

tidak ditemuinya adanya kesalahan atau kesalahan sama dengan 0.

2. Agata Rosa Pebriani. 2013. Evaluasi Sistem Pemberian Kredit pada CU

Keling Kumang Tempat Pelayanan Rumah Punyong Baning Sintang.

Berdasarkan penelitian, CU Keling Kumang TP Rumah Punyong

Baning Sintang belum sepenuhnya menerapkan sistem pemberian kredit

sesuai dengan teori. Hal ini terjadi karena CU Keling Kumang TP Rumah

Punyong belum melakukan sistem pengendalian intern dengan baik

(60)

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu penelitian yang

dilakukan dengan meneliti kegiatan perusahaan secara langsung mengenai

sistem informasi akuntansi pemberian kredit yang dilakukan oleh PT. BPR

Ukabima Grazia Palembang.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian

Adalah seseorang atau benda yang dijadikan sebagai sumber informasi

yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Subyek penelitian

dalam penelitian ini meliputi:

a. Pimpinan bank,

b. Account officer,

c. Bagian administrasi kredit,

d. Teller / bagian keuangan,

e. Bagian akuntansi

2. Objek penelitian

Adalah hal yang menjadi sasaran penelitian. Obyek penelitian dalam

(61)

a. Deskripsi kegiatan pokok dalam sistem informasi akuntansi pemberian

kredit.

b. Jaringan prosedur yang membentuk sistem informasi akuntansi

pemberian kredit.

c. Bagian yang terkait dalam sistem informasi akuntansi pemberian kredit.

d. Dokumen yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi pemberian

kredit.

e. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi

pemberian kredit.

f. Unsur sistem pengendalian intern.

g. Bagan alir dokumen (document flowchart)

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. BPR Ukabima Grazia di Jalan Mayor Salim

Batubara No. 8 Palembang.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yaitu bulan Januari sampai

(62)

D. Data yang dibutuhkan

Adapun data penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Sejarah singkat perusahaan

2. Visi dan misi perusahaan

3. Struktur organisasi dan pembagian kerja (job description).

4. Aktivitas perusahaan

5. Personalia

6. Deskripsi kegiatan pokok

7. Jaringan prosedur yang membentuk sistem informasi akuntansi pemberian

kredit.

8. Bagian yang terkait dalam sistem informasi akuntansi pemberian kredit.

9. Dokumen yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi pemberian

kredit.

10.Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi

pemberian kredit.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan

tanya jawab secara langsung kepada pimpinan dan karyawan, terutama

pada bagian-bagian yang terlibat dalam pemberian kredit. Wawancara

dibutuhkan untuk memperoleh informasi tentang sejarah, gambaran

(63)

fungsi yang terkait, dokumen dan catatan akuntansi yang digunakan, serta

sistem pengendalian intern yang dijalankan di PT. BPR Ukabima Grazia

Palembang.

2. Dokumentasi

Dokumentansi yaitu dengan melihat dokumen dan catatan lain yang

terdapat di perusahaan seperti gambaran umum perusahaan, bagan alir

(flowchart), dokumen, catatan akuntansi, dan laporan yang digunakan.

3. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan secara langsung terhadap kegiatan dalam PT. BPR Ukabima

Grazia yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi pemberian

kredit misalnya dengan melihat pelayanan karyawan dalam melayani

calon debitur.

F. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis deskriptif, yaitu dikemukakannya prinsip teoritis dan gambaran

mengenai objek penelitian serta penyajian dari hasil penelitian.

Teknik analisis data untuk menjawab rumusan masalah, mengenai apakah

sistem informasi akuntansi pemberian kredit di PT. BPR Ukabima Grazia

sudah baik, penulis akan menggunakan beberapa langkah sebagai berikut:

1. Langkah pertama dengan melakukan analisis dengan mendeskripsikan

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Organisasi Bidang Perkreditan (Sebagian)   Sumber: Anwari (1981: 35)
Gambar 2.2 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit
Gambar 2.2 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Lanjutan
Gambar 2.2 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Lanjutan
+7

Referensi

Dokumen terkait

The Company through its subsidiary, PT Tanjung Belit Bara Utama (TBBU) conducts the infrastructure construction in Teluk Nilau Village, Pengabuan District, Tanjung Jabung

Gambar 6 menunjukan hubungan antara sudut alpha dengan koefisien gaya hambat yang timbul untuk berbagai konfigurasi sudut defleksi aileron. Terlihat bahwa semakin

Analisis varian dilakukan untuk mengetahui pengaruh berbagai tingkat kapabilitas petani terhadap produksi padi di D esa B ugel Kecamatan Ciawi Kabupaten

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas VIIA SMP Islam Ulul Albab Ngronggot, salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya aktivitas dan kemampuan

Hasil penelitian menunjukkan: (1)Pengembangan Sistem Informasi Inventaris Laboratorium “Laborastory” di Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT UNY berbasis web

Dengan menggunakan metode jaringan syaraf tiruan yang diimplementasikan pada mikrokontroler AVR, maka dapat diperoleh berapa besar kapasitor yang harus dipasang paralel

Dari seluruh rangkaian temuan lapangan yang telah dibalut dengan teori implementasi kebijakan Grindle dan pelayanan public Pagano dan McKnight dapat disimpulkan

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Kabupaten