ABSTRAK
Latar belakang dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah adanya kecenderungan peningkatan insidensi bedah sesar, yang secara umum belum berdasarkan indikasi medis yang tepat . Dilain pihak, keadaan yang memang memerlukan bedah sesar justru dihindari karena ketakutan yang timbul pada sebagian masyarakat sebagai akibat kurangnya pengetahuan mengenai bedah sesar. Selain itu, anggapan-anggapan yang berkembang di masyarakat mengenai bedah sesar ini, menjadi hambatan dalam usaha menghindarkan tindakan bedah sesar yang irasional.
Tujuan dari Karya Tulis Ilmiah ini yaitu mempelajari apa yang disebut bedah sesar, menguraikan berbagai indikasi yang tepat untuk pelaksanaan bedah sesar yang rasional, serta menghmdarkan tindakan bedah sesar tanpa indikasi yang tepat.
Dapat disimpulkan bahwa saat ini, ada kecenderungan dilakukannya bedah sesar bukan atas dasar indikasi medis yang tepat. Maka, pengetahuan masyarakat mengenai bedah sesar perlu ditingkatkan. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi serta pengawasan atas bedah sesar apakah sudah memenuhi indikasi medis yang tepat atau tidak, dan menjelaskan kepada pasien mengenai adanya kemungkinan untuk menjalani persalinan pervaginam setelah bedah sesar apabila tidak disebabkan oleh penyebab yang tetap.
ABSTRACT
The background of this scientific writing is the increasing
of
Cesarean section incident tendency, which in general is not based on proper medical indication. On the other side, Cesarean section is avoided in several occasions which in fact needed this procedure, became of the fear among the peoples which caused by the lack of knowledge regarding Cesarean section. Besides that, the assumptions that aroused in the society about Cesarean section makes it difficu It to preventirrational act of this section.
exp fain several proper indications to conduct this section and to prevent
unnecessary Cesarean section, which is based on improper indications. It can be concluded that currently there is a tendency to operate Cesarean section which not based on a proper medical indication. Thus, there must be the increasement in society 's knowledge about Cesarean section. Besides that, there has to be an evaluation and control of Cesarean section, whether it has qualified proper medical indications or not, and explain to the patient about possibilities to
undergo vaginal birth after Cesarean section if that is not caused by certain cause.
DAFTAR ISI 1.2 Identifikasi Masalah 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metodologi Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Bedah Sesar
2.1. lDefinisi Bedah Sesar 2.1.2Sejarah Bedah Sesar 2.1.3Epidemiologi
2.1.4Tipe-Tipe Bedah Sesar
2.1.4.1 Bedah Sesar Tipe Klasik
2.1.4.2 Bedah Sesar pada Segmen Bawah Rahim/ Bedah Sesar Servikal
2.1.4.3 Bedah Sesar Ekstraperitoneal
2.1.5 Indikasi Bedah Sesar
2.1 .5.1 Disproporsi Sefalopelvik 2.1.5.2 Kelainan Kontraksi Rahim
2.1.5.3 Plasenta Previa
2.1.5.4 Solusio Plasenta
2.1.5.5 Preeklampsi dan Eklampsi 2.1.5.6 Karsinoma Serviks
2.1.5.7 Distosia Servikalis
2.1.5.8 Sayatan padaRahim Sebelumnya 2.1.5.9 Gawat Janin
2.1.5.10 Tali Pusat Menumbung
2.1.5.1 1 Malposisi dan Malpresentasi Janin 2.1.5.12 X-Faktor
2.1 .5.13 Indikasi Lain 2.1.6 Kontraindikasi Bedah Sesar 2.1.7 Komplikasi Bedah Sesar
2.1.7.1 Kematian Ibu
2.1.7.2 Luka pada Saluran Kemih 2.1.7.3 Luka pada Saluran Pencernaan 2.1.7.4 Luka Infeksi
2.1.7.5 Endomiometritis
2.2 Pemeriksaan-Pemeriksaan yang diperlukan sebagai Dasar Melakukan Tindakan Bedah Sesar
2.2.1 Penggunaan Perangkat Elektronik Fetal Monitoring 2.2.2 Pengukuran Kadar PH dari Kulit Kepala Janin 2.2.3 Tes pada Serviks
2.2.4 Abdominal Ultrasound 2.2.5 Vaginal Ultrasound 2.2.6 Tes-tes terhadap Darah
2.3 Prosedur Bedah Sesar
2.3.2 Sayatan pada Dinding Rahim
2.4 Persalinan
2.5 Perawatan Setelah Brdah Sesar
2.6 Metode untuk Menurunkan Insidensi Bedah Sesar 2.7 Persalinan Pervaginam Setelah Bedah Sesar
2.7.1 Resiko Persalinan Pervaginam setelah Bedah Sesar 2.7.2 Keuntungan Persalinan Pervaginam setelah Bedah Sesar
BAB
III KESIMPULAN DAN SARAN3.1 Kesimpulan 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
26
28 29 30
32 33 33
37 37 37
38 40
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sayatan pada dinding perut Gambar 2.2 Sayatan pada dinding rahim
HaIaman 26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini bedah sesar, yaitu tindakan operasi untuk melahirkan bayi melalui
perut, menjadi hal yang populer dan diminati di kalangan masyarakat tertentu.
Sementara itu sebagian masyarakat takut mendengar perkataan operasi dan
memilih bayinya meninggal daripada harus dioperasi. Padahal apabila memang
diperlukan bedah sesar dapat menyelamatkan ibu dan janinnya, dan sebaliknya
bila tidak dilakukan bedah sesar, ibu mungkin dapat kehilangan nyawanya.
Pada awalnya, tindakan bedah sesar dikembangkan sebagai salah satu metoda
moderen di bidang kedokteran untuk membantu menurunkan angka kematian ibu
melahirkan dan janinnya. Tindakan bedah sesar yang dilakukan harus berdasarkan
indikasi yang tepat antara lain gawat janin akut, solusio plasenta, plasenta previa,
kelainan presentasi janin, disproporsi sefalopelvik, preeklampsi/eklampsi, atau
karena riwayat persalinan buruk. Keputusan mengenai diambilnya tindakan
tersebut adalah apabila persalinan secara normal tidak dapat melalui jalan lahir.
Namun, seiring dengan berkembangnya kecanggihan ilmu kedokteran kebidanan,
pandangan tersebut kemudian bergeser. Bedah sesar seringkali dilakukan tanpa
indikasi yang sesuai. Bahkan, bagi sekelompok orang, persalinan melalui bedah
sesar dianggap sebagai alternatif persalinan yang mudah dan nyaman.
Secara umum, frekuensi bedah sesar terus menanjak. Bahkan ada rumah sakit
yang mencapai tingkat bedah sesar sampai 60-80% (Mardiyah, Chamim, Dewi
Rina Cahyani, Dwi Wiyana, 2001).Kelahiran melalui bedah sesar di Amerika
Serikat pun mengalami peningkatan secara drastis, dari 4,5% di tahun 1965
menjadi 30% pada tahun 1997 (Pitkin and Scott, 1997). Standar insidensi bedah
sesar menurut WHO yaitu 15% bagi rumah sakit-rumah sakit biasa dan 30% bagi
rumah sakit rujukan. Masyarakat pada umumnya tidak mengetahui bahwa resiko
bedah sesar lebih tinggi dari persalinan normal, seperti terjadinya infeksi,
perdarahan, resiko dari tindakan anestesi, bahkan resiko kematian ibu sekitar dua
kali lebih tinggi dari persalinan normal (Krisnadi, 200 1).
Tujuan obstetrik ialah membawa ibu dan anak dengan selamat melalui masa
kehamilan, persalinan dan nifas, dengan cedera yang minimal (Sastrawinata,
1983). Tindakan obstetrik harus selalu didasari etika yang baik, pemikiran yang
jernih serta keterampilan yang baik. Kebahagiaan ibu dan anaknya, bahkan
nyawanya sangat tergantung dari tindakan obstetrik ini. Harus diingat bahwa
tindakan aktif, seperti melakukan bedah sesar, hanya dilakukan bila ada hal-hal
yang tidak sejalan dengan proses persalinan alami (Winkjosastro, Saifuddin,
Rachimhadhi, 2000).
MeIihat uraian latar belakang kondisional maupun situasional diatas, dimana
sekelompok orang beranggapan bahwa bedah sesar menjadi pilihan cara
melahirkan yang lebih menguntungkan daripada persalinan alami, maka
pengetahuan tentang bedah sesar
ini
perlu ditingkatkan oleh masyarakat sehinggadampak maupun resiko yang ditimbulkan dapat diminimalkannya,yang pada akhirnya
dapat menurunkan angka kematian maupun angka kesakitan ibu dan anak.
1.2 Identifikasi Masalah
Saat ini, tindakan bedah sesar tanpa indikasi medis di Indonesia belum
dilegalkan. Resiko tindakan tersebut lebih tinggi dibandingkan persalinan alami.
Selain itu, mitos yang berkembang dalam masyarakat perlu dijelaskan
kebenarannya. Penjabaran hal-hal spesifik yang dipertanyakan terkait dengan
masalah yang dihadapi, dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah benar tindakan bedah sesar saat ini sudah berdasarkan indikasi yang tepat?
3 . Apakah benar anggapan yang mengatakan bahwa sekali melahirkan
dengan bedah sesar selalu hrum bedah sesar?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud : Mempelajari apa yang disebut bedah sesar, indikasi-indikasi
dan resiko-resiko yang dapat terjadi pada bedah sesar, dan
kehamilan setelah bedah sesar.
Tujuan : Menguraikan berbagai indikasi yang sesuai untuk pelaksanaan bedah
sesar yang rasional, serta menghindarkan tindakan bedah sesar
tanpa indikasi yang tepat.
1.4 Metodologi Penelitian Studi Pustaka.
BAB III
KESIMPULAN DAN
SARAN
3.1 KESIMPULAN
Tindakan bedah sesar saat ini, menunjukkan kecenderungan dilakukan bukan
atas dasar indikasi medis yang tepat. Resiko-resiko maupun komplikasinya
seringkali tidak dijadikan bahan pertimbangan yang seksama. Bahwa bagi ibu
yang telah mengalami bedah sesar, kemungkinan untuk menjalani bedah sesar
pada kehamilan berikutnya akan meningkat karena terdapat luka parut pada
rahim.Tetapi, pertimbangan persalinan pervaginam setelah bedah sesar dapat
menjadi pilihan yang lebih tepat apabila tidak disertai penyebab yang tetap.
3.2 SARAN
Pengetahuan masyarakat mengenai bedah sesar perlu ditingkatkan, misalnya
dengan memberi penjelasan akan bahaya bedah sesar untuk menghindarkan
tindakan bedah sesar tanpa indikasi yang tepat dan meminimalkan komplikasi-
komplikasi atau resiko-resiko yang timbul sebagai akibatnya. Selain itu, perlu
dilakukan evaluasi serta pengawasan terhadap bedah sesar apakah sudah
DAFTAR PUSTAKA
Achadiat, C.M. Bedah “Caesar” dan Mitos Menyesatkan. http //www kompas com
Chamim M., Cahyani D.R., Wiyana D. 2001. Ramai-ramai Bedah Sesar Salah Siapa?. Majalah berita mingguan Tempo. edisi 4 Februari, hal. 9 1.
Cunningham, F.G., MacDonald, P.C., Gant, N.F. 1995. William Obstetrics. edition. Connecticut: Appleton and Lange USA.
Cunningham, F.G., MacDonald, P.C., Gant, N.F. 1997. William Obstetrics. 20* edition. Connecticut: Appleton and Lange USA.
De Lee, J.B. 1965. Operative Obstetrics. Dalam J.P.Greenhill: Obstetrics . 13* edition. Philadelphia and London. W.B. Saunders Company.
Flamm, B.L. 2000. Vaginal Birth After Cesarean Section. Dalam J.J.Sciarra : Gynecology and Obstetrics. V0l.2. Philadelphia. J.B. Lippincott Company
Francome, C., Savage, W., Churchill, C., Lewison, H. The History of Caesarean Section and Caesareans in The Twentieth Century. http://www.nlm.nih. gov/
Exhibition/cesarean/cesarean.
html.Hale, R. W. 1994. Operative Delivery. Dalam A.H.DeCherney, M.L.Pernoll: Current Obstetric and Gynecologic Diagnosis and Treatment. edition. Connecticut. Appleton and Lange USA.
Krisnadi, S.R. 2001. Bedah Sesar Harus dengan Alasan Kuat. Harian umum Pikiran Rakyat. edisi 7 Juli, hal. 10.
Pitkin, R.M., Scott, J.R. 1994. Clinical Obstetrics and Gynecology. Vol. 37 Chichago. London: Lippincott-Raven Publishers.
Portnoy, H.D. Procedure: Cesarean Section. http://www.yoursurcerv.
com.
Rinehart, B.K., Terrone, D.A., Magann, E.F. 2000. Cesarean Birth: Surgical Techniques. Dalam J. J. Sciarra: Gynecology and Obstetrics. Vol 2. Philadelphia. J.B. Lippincott Company.
Sastrawinata, S . 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung: Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Weiss, R.E. How to Avoid an Unnecessary Cesarean. http://www.ican-online org.
Weiss, R.E. Vaginal Birth After Cesarean Section is a good idea? ht tp : //www. about . com, Pregnancy/B irt h.