PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN BERBASIS ELEKTRONIK (e-KTSP) PADA
SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH LUAR BIASA
PANDUAN
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH
NOMOR : 423.5/08587
TENTANG
PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DENGAN BERBASIS ELEKTRONIK (e-KTSP) PADA SATUAN PENDIDIKAN
SEKOLAH LUAR BIASA DI PROVINSI JAWA TENGAH
KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik, kondisi, potensi, kebutuhan dan permasalahan daerah, satuan pendidikan dan peserta didik, maka satuan pendidikan wajib menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang merujuk pada standar isi dan standar kompetensi kelulusan;
b. bahwa guna memberikan kemudahan dalam berbagai tahapan penyusunan KTSP dan sekaligus memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang selaras dengan peningkatan mutu pendidikan, dipandang perlu dilakukan terobosan penyusunan KTSP berbasis elektronik dengan tetap memperhatikan prinsip efektif, efisien dan akuntabilitas dalam pengembangan, penyusunan dan penetapan KTSP pada satuan pendidikan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud butir a dan b, perlu ditetapkan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan Berbasis Elektronik (e-KTSP) pada Satuan Pendidikan Sekolah Luar Biasa di Provinsi Jawa Tengah dengan keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah (Himpunan Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1950 hal. 8692);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178);
7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 106);
8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Provinsi Jawa Tengah Cerdas (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 116);
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 32 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1687);
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 157 Tahun 2014 tentang Kurikulum Pendidikan Khusus;
11. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 48 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 Nomor 48);
12. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 49 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Cabang Dinas Pada Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 Nomor 49).
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Tentang Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Berbasis Elektronik (e-KTSP) Pada Satuan Pendidikan Sekolah Luar Biasa di Provinsi Jawa Tengah;
KEDUA : Sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ini;
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan, dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Semarang
Pada tanggal 05 Agustus 2021
PLT. KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH
Kepala Biro APBJ,
YUNI ASTUTI
SALINAN : Keputusan ini disampaikan kepada : 1. Gubernur Jawa Tengah;
2. Wakil Gubernur Jawa Tengah;
3. Sekretaris Jenderal PAUD dan Dikdasmen Kemendikbud; 4. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah;
5. Sekretaris, Para Kepala Bidang, dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I-XIII Di Lingkungan Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah;
Lampiran II
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah
Nomor : 423.5/08587 Tanggal : 05 Agustus 2021
Tentang Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Berbasis Elektronik (e-KTSP) Pada Satuan Pendidikan Sekolah Luar Biasa Di Provinsi Jawa Tengah
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah dokumen penting di sekolah, dan berfungsi sebagai blueprint penyelenggaran pendidikan dan pembelajaran di sekolah. KTSP merupakan kurikulum yang disusun dan ditetapkan oleh satuan pendidikan sebagai bagian dari perencanaan dan menjadi pedoman bagi seluruh warga sekolah dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran. Oleh karena itu KTSP harus dikembangkan dengan prosedur yang benar, melibatkan seluruh pihak yang berkepentingan, waktu yang tepat, dan isi yang sesuai.
Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, mengamanatkan setiap satuan pendidikan untuk membuat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.
Dalam rangka pemenuhan Standar proses Pendidikan Nasional sebagaimana Permendikbud RI Nomor 22 Tahun 2016 yang mengamanatkan bahwa setiap proses pembelajaran pada satuan pendidikan harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, maka satuan pendidikan harus melakukan perencanaan pembelajaran sesuai prosedur operasional pengembangan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Agar pengendalian terhadap pelaksanaan standar proses Pendidikan Nasional pada SLB terselenggara dengan baik, maka seluruh SLB di Jawa Tengah wajib melakukan penyusunan, penetapan, dan pengesahan dokumen KTSP pada awal tahun pelajaran, melalui aplikasi e-KTSP di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.
2. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaiman diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Konselor;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 32 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus;
8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya; 10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pramuka;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah; 15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 157 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Pendidikan Khusus;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik, Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah; 19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada K13 pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah; 24. Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor 10/D/KR/2017 tentang struktur kurikulum,
KI-KD dan pedoman implementasi K13 Pendidikan Khusus;
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Pemerintah;
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ujian Yang Diselenggarakan Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional;
27. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan RPP.
B. Tujuan
Tujuan diterbitkannya buku panduan penyusunan dan pengesahan dokumen KTSP SLB berbasis elektronik (e-KTSP) ini adalah :
1. Meningkatkan kualitas dokumen KTSP SLB; 2. Meningkatkan kualitas layanan pengesahan KTSP;
3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pengesahan KTSP.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini mencakup :
1. Prosedur Penyusunan Dokumen KTSP oleh Satuan Pendidikan yang terdiri dari penyusunan dokumen I KTSP, dokumen II (silabus) dan dokumen III (RPP).
2. Prosedur Pengesahan KTSP oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.
D. Pengguna Pedoman
Pengguna panduan penyusunan dan pengesahan dokumen KTSP SLB berbasis elektronik (e-KTSP) adalah:
1. Kepala Cabang Dinas Pendidikan; 2. Pengawas SLB;
3. Kepala SLB;
4. Wakil Kepala SLB bidang kurikulum; 5. Tim Pengembang kurikulum SLB; 6. Guru.
BAB II
PENYUSUNAN DOKUMEN I
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang dikembangkan oleh satuan pendidikan, mencakup pengaturan tentang tujuan pembelajaran, isi/materi pembelajaran, cara/metode/strategi/pendekatan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mengukur hasil implementasi kurikulum, sesuai dengan situasi dan kondisi, serta karakteristik dan kekhasan satuan pendidikan. Untuk menghasilkan Dokumen KTSP yang berkualitas maka dalam keseluruhan proses penyusunan KTSP Tim Pengembang harus memperhatikan (1) acuan konseptual, (2) prinsip pengembangan dan (3) prosedur operasional.
1. Acuan Konseptual
Acuan konseptual bukanlah bagian dari dokumen kurikulum, melainkan kerangka berpikir yang terkait dengan cakupan muatan materi yang harus dijadikan sebagai pedoman dalam proses penyusunan kurikulum. Adapun acuan konseptual pengembangan kurikulum adalah :
a. Peningkatan iman, taqwa, dan akhlak mulia; b. Toleransi dan kerukunan umat beragama; c. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan;
d. Peningkatan potensi, kecerdasan, bakat, dan minat sesuai dengan tingkat; e. Kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu;
f. Kebutuhan kompetensi masa depan; g. Tuntutan dunia kerja;
h. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK); i. Keragaman potensi dan karakteristik daerah serta lingkungan; j. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
k. Dinamika perkembangan global;
l. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat; m. Karakteristik satuan Pendidikan.
2. Prinsip Pengembangan
Prinsip pengembangan kurikulum adalah landasan yang dijadikan pijakan dalam proses pengembangan kurikulum. Prinsip ini tidak tersurat dalam dokumen kurikulum,
tetapi tersirat dalam keseluruhan isi dan implementasi kurikulum. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, mencakup :
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kebutuhan peserta
didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang;
b. Belajar sepanjang hayat;
c. Menyeluruh dan berkesinambungan. 3. Prosedur Operasional Penyusunan KTSP
a. Unsur-unsur yang telibat
Proses penyusunan KTSP merupakan kegiatan kolaboratif yang melibatkan warga sekolah. Pelibatan warga sekolah dalam menyusun dokumen KTSP bertujuan untuk meningkatkan pemahaman warga sekolah terhadap kurikulum yang akan digunakan oleh sekolah sehingga seluruh warga sekolah akan merasa memiliki dan bertanggungjawab terhadap kurikulum yang digunakan.
Sesuai dengan amanah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014, Tim Pengembang Kurikulum (TPK) dipimpin langsung oleh kepala sekolah sebagai ketua tim, beranggotakan pendidik dan konselor. Dalam proses pengembangannya, sekolah perlu melibatkan berbagai pihak agar dokumen KTSP yang dihasilkan berkualitas.
b. Prosedur Penyusunan KTSP
Prosedur penyusunan KTSP adalah sebagai berikut
1) Menetapkan Tim Pengembang Kurikulum (TPK) beserta uraian tugas; 2) TPK menyusun program kerja pengembangan KTSP;
3) Melakukan analisis konteks, meliputi:
a) analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Kurikulum;
b) analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan; dan
c) analisis ketersediaan sumber daya pendidikan;
4) Menyusun draft (bila belum pernah menyusun), atau melakukan review (bila sudah
memiliki KTSP tahun sebelumnya). Kegiatan dilakukan dalam bentuk workshop atau semacamnya;
5) Melakukan penyelarasan kurikulum dengan institusi pasangan atau DUDI; 6) Finalisasi dokumen;
7) Penetapan; 8) Pengesahan.
c. Waktu Penyusunan KTSP dan Pengesahan Dokumen
Adapun rancangan waktu Jadwal Kegiatan Penyusunan dan Pengesahan KSTP adalah sebagai berikut:
No. Kegiatan Waktu
1. Persiapan penyusunan dan validasi dokumen KTSP oleh pengawas SLB, serta penetapan dokumen KTSP oleh Kepala SLB.
1-30 Agustus
2. Pemeriksaan dokumen KTSP ke Cabang Dinas Pendidikan dan proses pengesahan dokumen KTSP di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.
1-15 September
Pengembangan Kurikulum Buku I, Buku II dan Buku
III KTSP Evaluasi/kajian Tidak
Tidak Kajian
d. Tata Laksana Penyusunan Kurikulum
1) Diagram Alur
Gambar 2. Alur Diagram
Ya
Dokumen KTSP siap verval via aplikasi e-KTSP
Verifikasi & Validasi
Ya
Dokumen KTSP siap validasi & pengesahan via aplikasi e-KTSP
Tidak Validasi dan K S T I M T P K &
Pengesahan KTSP oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah
P E N G A W A S & C A B D I N Kerangka Konseptual KTSP
2) Deskripsi kegiatan
Secara deskriptif alur penyusunan KTSP adalah sebagai berikut :
No. Pelaksana
Kegiatan
Deskripsi kegiatan Output
1. Kepala Sekolah
Menetapkan TPMPS dan Tim Pengembang Kurikulum (TPK)
SK Kepala Sekolah Tentang TPMPS dan Tim Pengembang Kurikulum (TPK)
2. Tim
Pengembang
1. Menyusun Rencana Kegiatan Pengembangan Kurikulum
Jadwal Kegiatan Pengembangan Kurikulum 2. Melaksanakan analisis :
a) Peraturan perundangan yang terkait kurikulum
b) Kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan dan lingkungan c) Ketersediaan sumber daya
Laporan hasil analisis
3. Melaksanakan Penyusunan Draf Dokumen
Draf Dokumen
4. Melaksanakan Kajian Draf Hasil Kajian
5. Melaksanakan Revisi Draf Naskah Hasil Revisi 6. Melaksanakan Finalisasi Dokumen Dokumen KTSP I, II, III
3 Kepala Sekolah
Melakukan Verifikasi Dokumen I, II, dan III
Dokumen KTSP I, II, III Lembar penetapan Lembar pengesahan sekolah 4. Komite Sekolah
Bersama Kepala Sekolah Menetapkan Penggunaan KTSP
Lembar Penetapan
5. Pengawas Sekolah
Melakukan verifikasi dan validasi serta rekomendasi untuk penge- sahan KTSP
Nilai hasil Verifikasi dan Validasi
6. Cabang Dinas Pendidikan Wilayah
Melaksanakan validasi dan merekomendasi dokumen KTSP Lembar rekomendasi 7. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi
Mengesahkan KTSP hasil verval pengawas dan rekomendasi Cabang Dinas wilayah
Lembar pengesahan
B. Sistematika Dokumen 1
Dokumen I KTSP terdiri dari tiga (3) bagian yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. Sistematika selengkapnya adalah sebagai berikut:
Bagian Awal
1. Halaman Judul 2. Halaman Penetapan 3. Halaman Pengesahan
C. Kegiatan Pengembangan Diri (Kemandirian) D. Pengaturan Beban Belajar
E. Ketuntasan Belajar F. Mekanisme Penilaian G. Kriteria Kenaikan kelas H. Kriteria kelulusan
I. Pendidikan Kecakapan Hidup J. Kalender Pendidikan
Kata Pengantar Halaman Daftar Isi
Bagian Isi terdiri dari
Bab I Pendahuluan Latar belakang Dasar Hukum
Tujuan Penyusunan KTSP
Bab II Visi, Misi dan Tujuan Satuan Pendidikan
Visi Misi
Tujuan Satuan Pendidikan Profil Lulusan
Bab III Struktur dan Muatan Kurikulum Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum Kompetensi Inti dan KD
Mata pelajaran dan alokasi waktu
BAB IV PENUTUP Bagian Akhir
Lampiran
1. SK Tim Pengembang Kurikulum 2. Dokumen Proses Pengembangan KTSP 3. Hasil Verifikasi dan Validasi Pengawas 4. Dokumen Hasil Penyelarasan Kurikulum
C. Penjelasan Isi dan Penulisan Dokumen I Bagian Awal
Bagian awal dokumen KTSP terdiri dari ; (1) halaman judul, (2) lembar pengesahan, (3) lembar penetapan, (4) pengantar, dan (5) daftar isi. Cara penulisan halaman pada bagian awal ini menggunakan huruf romawi kecil yang ditulis pada kaki halaman bagian tengah. Nomor halaman dimulai dari lembar pengesahan sampai dengan lembar sebelum bab pendahuluan.
1. Halaman judul
Halaman judul KTSP berisi logo Sekolah, Judul, Nama Sekolah dan Tahun Pelajaran, Nama dan alamat sekolah lengkap dengan nomor telepon dan alamat email dan tahun pelajaran. Halaman judul dibuat pada kertas karton Soft cover dengan warna coklat
muda.
2. Lembar Pengesahan
Bagian ini berisi pernyataan bahwa dokumen KTSP telah disahkan oleh Dinas Pendidikan (diunduh setelah seluruh proses dilaksanakan).
3. Lembar Penetapan
Bagian ini berisi pernyataan bahwa dokumen KTSP telah ditetapkan dan ditandatangani kepala sekolah dan komite sekolah.
4. Pengantar
Prakata ditulis untuk mengantarkan pembaca memahami naskah dokumen KTSP dilengkapi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang berkontribusi dalam penyelesaian dokumen KTSP. Ucapan terimakasih disusun berdasarkan tingkat kontribusinya dalam penyusunan KTSP.
5. Daftar Isi
Daftar isi berisi judul-judul yang terdapat pada bagian awal dokumen mulai pengesahan sampai daftar tabel (jika ada), daftar gambar (jika ada), daftar lampiran, bagian isi mulai bab pertama sampai terakhir beserta sub babnya. Kecuali judul subbab, semuanya diketik dengan huruf kapital. Judul-judul itu diikuti titik-titik sepanjang baris, diikuti nomor halaman tempat judul itu terdapat pada lembar dokumen.
Bagian Isi
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang
Bagian ini minimal memuat kondisi nyata sekolah dalam pencapaian 8 SNP, kondisi yang diinginkan (ideal) dalam pencapaian SNP dan deskripsi potensi karakteristik, tantangan di lingkungan satuan pendidikan. Paparan ini didasarkan pada hasil analisis baik analisis peraturan perundangan yang mengatur kurikulum, analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan dan lingkungan.
B. Dasar Hukum
Dasar hukum penyusunan KTSP minimal memuat perundangan yang terkait langsung dengan kurikulum. Cara penulisan disusun secara sistematis dengan urutan produk hukum dari yang tertinggi ditempatkan pada urutan pertama sampai yang terendah pada urutan terakahir.
C. Tujuan
Tujuan memuat deskripsi tentang tujuan penyusunan KTSP oleh satuan pendidikan. Tujuan ini menggambarkan tentang apa yang diinginkan oleh sekolah sehingga sekolah menyusun KTSP.
Bab II Visi, Misi dan Tujuan Satuan Pendidikan A. Visi (contoh)
Terwujudnya pelayanan secara optimal bagi anak berkebutuhan khusus, agar berakhlak mulia, mandiri serta berprestasi dalam bermasyarakat dan berbangsa.
B. Misi (contoh)
Visi di atas mencerminkan cita - cita sekolah yang berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi yang dimiliki anak untuk dikembangkan sesuai dengan norma dan harapan masyarakat. Untuk mewujudkannya, sekolah menentukan langkah-langkah strategis yang dinyatakan dalam misi berikut :
1. Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
2. Meningkatkan prestasi akademik, pengetahuan, sikap dan psikomotor peserta didik melalui layanan formal;
3. Membentuk peserta didik yang berakhlak dan berbudi pekerti luhur;
4. Menanamkan konsep diri yang positif agar diterima dalam bersosialisasi di masyarakat;
5. Mengembangkan minat dan bakat sesuai potensi siswa.
C. Tujuan Satuan Pendidikan (contoh)
Berdasarkan pada visi dan misi yang telah ditetapkan, maka tujuan satuan pendidikan adalah :
1. Anak berkebutuhan khusus setelah tamat dari SLB mampu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi;
2. Mewujudkan iklim yang kondusif bagi siswa, orang tua maupun masyarakat; 3. Meningkatkan kepedulian dan partisipasi orang tua, masyarakat dan pemerintah
dalam membiayai penyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak luar biasa;
4. Mensukseskan usaha peningkatan mutu pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus melalui pengadaan sarana prasarana, manajemen operasional pendidikan/manajemen berbasis sekolah, pemberdayaan kurikulum serta penataan kelembagaan.
D. Profil Lulusan
Tujuan-tujuan yang dicanangkan satuan pendidikan tersebut dalam upaya mencapai standar kompetensi lulusuan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud tersebut mengamanatkan bahwa peserta didik pada satuan pendidikan SLB memiliki kualifikasi kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Bab III. Struktur dan Muatan Kurikulum A. Struktur Kurikulum Satuan Pendidikan
1. Standar Kompetensi Lulusan Mencantumkan SKL, antara lain :
a.) Kemampuan pada dimensi sikap;
b.) Kemampuan pada dimensi pengetahuan; c.) Kemampuan pada dimensi keterampilan. 2. Struktur Kurikulum
Stuktur kurikulum merupakan pengorganisasian mata pelajaran dan beban belajar pada satuan pendidikan khusus. Struktur kurikulum pendidikan khusus terdiri dari muatan nasional dan muatan kewilayahan, yang dikembangkan sesuai
kebutuhan wilayah, dan kebutuhan peserta didik. Struktur kurikulum merupakan acuan dalam penyelenggaraan pembelajaran di Sekolah Luar Biasa (SLB).
3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi inti merupakan kompetensi atau kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah menyelesaikan suatu jenjang kelas. Kompetensi inti berfungsi sebagai pengorganisasian kompetensi-kompetensi dasar semua muatan pembelajaran yang dipelajari di kelas tersebut. Kompetensi inti SLB merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompeten Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik SLB pada setiap tingkat kelas. Kompetensi inti dirancang untuk setiap kelas/usia tertentu. Melalui kompetensi inti, sinkronisasi horisontal berbagai komptensi dasar antar mata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.
Rumusan Kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut : a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual; b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial; c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; d. Kompetensi Inti-1 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi dasar merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran. Kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti.
Komptensi dasar dibagi menjadi 4 kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut :
a. Kelompok 1 : kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI 1;
b. Kelompok 2 : kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI 2;
c. Kelompok 3 : kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI 3;
d. Kelompok 4 : kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI 4.
4. Mata Pelajaran dan Alokasi waktu a.) Struktur Kurikulum SDLB
Keterangan :
a. Satu jam pelajaran tatap muka adalah 30 (tiga puluh) menit.
b. Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.
c. Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya terdiri atas empat aspek, yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya.
d. Mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya menggunakan pendekatan tematik.
e. Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk kelas IV,V,VI dan Program Kebutuhan Khusus tidak
menggunakan pendekatan tematik.
MATA PELAJARAN KELAS DAN ALOKASI WAKTU PERMINGGU
KELOMPOK A I II III IV V VI 1 PENDIDIKAN AGAMA DAN BUDI PEKERTI 4 4 4 4 4 4 2 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN 2 2 2 2 2 2 3 BAHASA INDONESIA 4 4 4 3 3 3 4 MATEMATIKA 2 2 4 3 3 3 5 ILMU PENGETAHUAN ALAM - - - 2 2 2 6 ILMU PENGETAHUAN SOSIAL - - - 2 2 2 KELOMPOK B 7 SENI BUDAYA DAN PRAKARYA 12 12 12 14 14 14 8 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN
KESEHATAN 2 2 2 2 2 2 KELOMPOK C 9 PENGEMBANGAN PROGRAM KEKHUSUSAN 4 4 4 4 4 4 JUMLAH ALOKASI WAKTU PERMINGGU 30 30 32 36 36 36
b.) Struktur Kurikulum SMPLB
MATA PELAJARAN
KELAS DAN ALOKASI WAKTU PERMINGGU KELOMPOK A VII VIII IX
1 PENDIDIKAN AGAMA DAN BUDI PEKERTI 2 2 2 2 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN 2 2 2 3 BAHASA INDONESIA 2 2 2 4 MATEMATIKA 2 2 2 5 ILMU PENGETAHUAN ALAM 2 2 2 6 ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 2 2 7 BAHASA INGGRIS 2 2 2 KELOMPOK B 8 SENI BUDAYA 2 2 2 9 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN 2 2 2 10 KETERAMPILAN PILIHAN 18 18 18 KELOMPOK C 11 PROGRAM KEBUTUHAN KHUSUS 2 2 2 JUMLAH ALOKASI WAKTU PERMINGGU 38 38 38
Keterangan :
a. Satu jam pelajaran tatap muka adalah 35 (tiga puluh lima) menit.
b. Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya terdiri atas empat aspek, yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya.
c. Mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan Seni Budaya menggunakan pendekatan tematik.
d. Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Bahasa Inggris dan Program Kebutuhan Khusus tidak menggunakan pendekatan tematik.
c.) Struktur Kurikulum SMALB
MATA PELAJARAN
KELAS DAN ALOKASI WAKTU PERMINGGU KELOMPOK A X XI XII
1 PENDIDIKAN AGAMA DAN BUDI PEKERTI 2 2 2 2 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN 2 2 2 3 BAHASA INDONESIA 2 2 2 4 MATEMATIKA 2 2 2 5 ILMU PENGETAHUAN ALAM 2 2 2 6 ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 2 2 7 BAHASA INGGRIS 2 2 2 KELOMPOK B 8 SENI BUDAYA 2 2 2 9 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN 2 2 2 10 KETERAMPILAN PILIHAN 24 26 26 KELOMPOK C 11 PROGRAM KEBUTUHAN KHUSUS JUMLAH ALOKASI WAKTU PERMINGGU 42 44 44
Keterangan :
a. Satu jam pelajaran tatap muka adalah 40 (empat puluh) menit.
b. Mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan Seni Budaya menggunakan pendekatan tematik.
c. Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Bahasa Inggris dan pilihan keterampilan tidak menggunakan pendekatan tematik.
B. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan mata pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya. Muatan lokal diajarkan dengan tujuan membekali peserta didik dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk :
a.) Mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya dan spiritual di daerahnya, dan;
b.) Melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah yang berguna bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
Muatan lokal dapat berupa antara lain :
a. Seni Budaya;
b. Prakarya;
c. Pendidikan dan Jasmani, olahraga, dan kesehatan;
d. Bahasa, dan/atau;
e. Teknologi.
Muatan Pembelajaran terkait muatan lokal berupa bahan kajian terhadap keunggulan dan kearifan daerah tempat tinggalnya. Muatan pembelajaran terkait muatan lokal diintegrasikan dalam mata pelajaran seni budaya, prakarya, dan/atau pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Apabila pengintegrasian tidak dapat dilakukan, maka muatan pembelajaran terkait muatan lokal dapat dijadikan mata pelajaran yang berdiri sendiri.
C. Kegiatan Pengembangan Diri (Kemandirian)
Kegiatan kemandirian adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan. Kegiatan kemandirian terdiri dari wajib dan pilihan.
a.) Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Peserta didik, Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Pasukan pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya;
b.) Karya ilmiah, misalnya : Kegiatan ilmiah Remaja (KIR), Kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;
c.) Latihan olah minat dan bakat, misalnya : pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa dan lainnya;
d.) Keagamaan, misalnya : pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis al-qur’an, retreat, atau;
e.) Program ekstrakurikuler terdiri atas ekstrakurikuler wajib berupa Pendidikan Kepramukaan dan ekstrakurikuler pilihan berupa seni. Ekstrakurikuler seni berupa menyanyi, melukis, dan menari.
D. Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar satuan pendidikan SLB diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah serta Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 10/D/KR/2017 Tanggal 4 April 2017 Tentang Struktur Kurikulum, Kompetensi inti – Kompetensi Dasar, dan Pedoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka keseluruhan untuk satuan pendidikan SLB.
SDLB KELAS SATU JAM PEMBELAJARAN TATAP MUKA (MENIT) JUMLAH JAM PEMBELAJARAN PER MINGGU MINGGU EFEKTIF TATAP MUKA PER TAHUN AJARAN WAKTU PEMBELAJARAN PER TAHUN JUMLAH JAM PER TAHUN (@60 MENIT) I-II 30 32 34 32640 544 III 30 34 34 34680 578 IV-VI 30 38 34 38760 646 SMPLB KELAS SATU JAM PEMBELAJARAN TATAP MUKA (MENIT)
JUMLAH JAM PEMBELAJARAN PER MINGGU MINGGU EFEKTIF TATAP MUKA PER TAHUN AJARAN WAKTU PEMBELAJARAN PER TAHUN JUMLAH JAM PER TAHUN (@60 MENIT) VII 35 38 33 43890 731 VIII 35 38 33 43890 731 IX 35 38 33 43890 731 SMALB KELAS SATU JAM PEMBELAJARAN TATAP MUKA (MENIT) JUMLAH JAM PEMBELAJARAN PER MINGGU MINGGU EFEKTIF TATAP MUKA PER TAHUN AJARAN WAKTU PEMBELAJARAN PER TAHUN JUMLAH JAM PER TAHUN (@60 MENIT) X 40 42 30 50400 840 XI 40 44 30 52800 880 XII 40 44 30 52800 880
E. Ketuntasan Belajar
Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut dengan KKM adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan.
F. Mekanisme Penilaian
1. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik memiliki tujuan untuk :
a.) Mengetahui tingkat penguasaan komptensi;
b.) Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi;
c.) Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan komptensi;
d.) Memperbaiki proses belajar.
2. Mekanisme Penilaian Hasil Belajar
a.) Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus;
b.) Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan teknik penilaian lain yang relevan, dan pelaporannya menjadi tanggung jawab wali kelas atau pendidik kelas;
c.) Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
d.) Penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
e.) Peserta didik yang belum mencapai KKM satuan pendidikan harus mengikuti pembelajaran remidi;
f.) Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan peserta didik disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.
G. Kriteria Kenaikan kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran.
Kriteria kenaikan kelas adalah :
a.) Deskripsi sikap minimal BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan;
b.) Nilai ekstra kurikuler pendidikan kepramukaan/kepanduan minimal BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan;
c.) Tidak memiliki LEBIH DARI 2 (dua) mata pelajaran yang masing-masing nilai kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah KKM atau belum tuntas;
Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila hasil belajar dari paling sedikit 3 (tiga) mata pelajaran pada aspek kompetensi pengetahuan, keterampilan belum tuntas dan/ atau sikap belum baik.
Kriteria kenaikan kelas bisa ditentukan oleh sekolah melalui rapat dewan guru. Di atas merupakan contoh sekolah membuat kriteria kenaikan kelas.
H. Kriteria Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19 Tahun 2005 dan perubahannya dinyatakan bahwa peserta didik lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
a.) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b.) Setiap lulusan satuan pendidikan harus memiliki kompetensi pada dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan, dengan memperhatikan perkembangan psikologis anak, lingkup dan kedalaman, kesinambungan, fungsi satuan pendidikan dan lingkungan;
c.) Memperoleh nilai minimal baik untuk aspek sikap, dan cukup untuk aspek pengetahuan dan keterampilan pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran;
d.) Lulus ujian sekolah.
I. Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hidup menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan semua mata pelajaran, meskipun implementasi hasil dapat terintegrasi terhadap semua mata pelajaran.
J. Kalender Pendidikan
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan. Kalender pendidikan yang selanjutnya disingkat Kaldik adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun pelajaran yang mencakup :
a.) Kegiatan Awal Tahun Pelajaran; b.) Pengaturan Waktu Belajar Efektif; c.) Pengaturan Waktu Libur;
d.) Tabel Matrik Jadwal Kegiatan Sekolah.
Bagian Akhir
Lampiran
1. SK Tim Pengembang Kurikulum 2. Hasil Analisis
3. Dokumen Hasil Penyelarasan Kurikulum 4. Hasil Verifikasi dan Validasi Pengawas 5. Rekomendasi Kepala Dinas
Menganalisis SKL, KI, dan KD Mengidentifikasi materi pokok/materi pembelajaran Merancang kegiatan pembelajaran untuk mencapai KD Menentukan sumber belajar Menentukan alokasi waktu Merancang jenis penilaian BAB III PENYUSUNAN DOKUMEN II I. PENGEMBANGAN SILABUS
Dokumen II (Silabus) dikembangkan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran baik di luar atau di dalam Satuan Pendidikan melalui workshop penyusunan KTSP. Dalam worshop penyusunan KTSP yang dilaksanakan oleh satuan Pendidikan, guru melaksanakan pengembangan Silabus sesuai kebutuhan satuan pendidikan.
A. Prosedur Pengembangan Silabus
1. Diagram Alur
Gambar 4. Diagram Alur Pengembangan Silabus 2. Deskripsi
Sebelum mengembangkan silabus, guru atau kelompok guru mata pelajaran di sekolah menulis identitas sekolah dan mata pelajaran.
No Deskripsi Kegiatan Outut
1 a. Menganalisis SKL, KI, dan KD
b. Menyusun Indikator Pencapaian Kompetensi dengan ketentuan setiap KD minimal disusun 2 IPK
a. Hasil analisis SKL/KI/KD b. Rumusan IPK
2 Menuliskan pokok-pokok materi yang mengandung 4 dimensi pengetahuan; faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif
3 Menentukan pendekatan model/metode/sesuai dengan KD untuk melaksanakan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran
4 Menuliskan teknik penilaian yang dipilih Teknik penilaian
5 Menuliskan alokasi waktu Alokasi waktu
6 Mencantumkan sumber belajar (buku, jurnal, laman, dll)
Sumber belajar
Gambar 5. Deskripsi Pengembangan Silabus
B. Komponen Silabus
Komponen silabus meliputi, (a) Identitas Silabus, (d) Kompetensi inti, (c) Kompetensi dasar, (d) Indikator Pencapaian Kompetensi, (e) Materi Pembelajaran, (f) Kegiatan Pembelajaran, (g) Penilaian, (h) Alokasi waktu, (i) Sumber belajar.
C. Penjelasan Isi dan Penulisan Silabus 1. Identitas Mata Pelajaran
Memuat nama mata pelajaran dan tingkat/kelas. 2. Identitas Sekolah
Memuat nama sekolah.
3. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
Merujuk Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor 10/D/KR/2017 tentang struktur kurikulum, KI-KD dan pedoman implementasi kurikulum 2013 Pendidikan Khusus. 4. Indikator Pencapaian Kompetensi
Memuat deskripsi penanda ketercapaian kompetensi yang dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan kata kerja operasional yang sesuai dengan tingkat kompetensi pada KD.
5. Materi Pembelajaran
Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan pada KD dari KI 1 sampai KD dari KI 4 untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti (PAPB) dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), dan mata pelajaran selain PAPB dan PPKn KD dari KI 3 dan/atau KD dari KI 4, serta memperhatikan KD-1 dan KD-2 sebagai dampak penggiring (nurturant effects) hasil belajar peserta didik. Materi pokok dikembangakan menjadi materi pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial.
6. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran merupakan keseluruhan proses yang menggambarkan lintasan pengalaman peserta didik dalam mencapai kompetensi melalui yang berorientasi pada
student centered learning (SCL) yang mengembangkan kemampuan 4C (critical thinking, creativity, collaboration, communication), dan literasi serta penguatan
pendidikan karakter Kegiatan pembelajaran mengacu pada standar proses pendidikan Dasar dan Menengah sesuai dengan Permendikbud RI Nomor 22 Tahun 2016.
7. Alokasi Waktu
a. Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD.
b. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
8. Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penulisan buku sumber harus sesuai kaidah yang berlaku dalam Bahasa Indonesia. Penentuan sumber belajar didasarkan pada KI dan KD serta materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
Menuliskan Identitas Sekolah dan Mata
Pelajaran Menuliskan Tujuan Pembelajaran Menuliskan Langkah- Langkah Pembelajaran
Menuliskan Lampiran Menuliskan
II. PENYUSUNAN RPP
Guru atau kelompok guru dalam satuan pendidikan membuat dan mengembangkan perencanaan pembelajaran dalam bentuk RPP dan/atau perangkat pembelajaran lain yang mengacu kepada silabus yang telah dikembangkan melalui workshop penyusunan KTSP.
A. Prosedur Penyusunan RPP 1. Diagram alur
Gambar 6. Diagram Alur Penyusunan RPP
2. Deskripsi
No Deskripsi Kegiatan Output
1. Menuliskan nama sekolah, nama mata pelajaran,kelas/semester, dan jumlah jam tatap muka
Identitas RPP
2. Merumuskan tujuan pembelajaran yang meliputi ABCD
Tujuan pembelajaran
3. Mengembangkan kegiatan pembelajaran menggunakan model, metode, pendekatan sesuai karakteristik KD
Kegiatan pembelajaran
4. Menentukan jenis penilaian yang tepat berdasar tujuan dan kegiatan pembelajaran
Penilaian pembelajaran
5. Mengembangkan lampiran-lampiran sebagai bagian tak terpisahkan dari RPP
Lampiran
B. Komponen RPP
Komponen RPP minimal (1) Identitas, (2) Tujuan Pembelajaran, (3) kegiatan pembelajaran, (4) Penilaian.
C. Penjelasan Isi dan Penulisan RPP
1. Identitas RPP
Mendeskripsikan identitas RPP yang menjadi acuan guru dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran
2. Tujuan pembelajaran
a. Menggambarkan dimensi kompetensi yang harus dikuasai peserta didik. b. Memperhatikan aspek ABCD (audience, behavior, condition, degree). c. Menggunakan kata kerja operasional
3. Kegiatan Pembelajaran a. Pendahuluan
Memuat kegiatan yang memastikan peserta didik siap dan termotivasi memasuki proses pembelajaran melalui berbagai kegiatan pengkondisian (mengungkap pengetahuan awal, tujuan pembelajaran, kompetensi yang akan dibelajarkan, penilaian, pengalaman belajar yang akan difasilitasikan, atau bentuk motivasi lainnya)
b. Kegiatan Inti
1) Memuat kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan, strategi, metode, atau model yang memastikan peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dalam rangka pencapaian kompetensi meliputi “penguasaan materi”, meningkatkan inisiatif , kreativitas, komunikasi, pemecahan masalah, berpikir kritis, kolaborasi, literasi, dan pengembangan karakter serta menginspirasi. 2) Memuat kegiatan yang memastikan terjadinya pengembangan sikap dan
karakter sebagai dampak pengiring (nurturant effect) selama proses pembelajaran (dapat dilihat dari jenis kegiatan yang direncanakan).
Menginformasikan kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
Penilaian
Mencantumkan teknik, bentuk dan jenis penilaian
Melampirkan perangkat penilai. c. Kegiatan Penutup
1) Memuat kegiatan refleksi seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran, hasil dan manfaat yang diperoleh;
2) Memuat kegiatan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; 3) Merencanakan kegiatan tindak lanjut;
Pengawas Sekolah melakukan pembinaan dan pembimbingan KTSP di sekolah binaan Pengawas Sekolah melakukan verifikasi KTSP Dokumen 1, 2, 3 Dokumen KTSP yang telah diverifikasi beserta lampirannya diunggah ke dalam aplikasi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
memberikan Pengesahan secara elektronik Cabang Dinas memberikan Rekomendasi secara elektronik Pengawas sekolah melakukan validasi secara elektronik dokumen KTSP beserta lampirannya BAB IV
PROSEDUR PENETAPAN DAN PENGESAHAN KTSP A. Penetapan KTSP
Penetapan dokumen KTSP dilakukan oleh kepala sekolah dan komite sekolah dengan menandatangani dokumen final setelah dokumen tersebut direview dan direvisi berdasarkan masukan warga sekolah dan telah diverifikasi dan divalidasi oleh pengawas sekolah dengan nilai minimal baik. Format penetapan dokumen KTSP terlampir.
B. Pengesahan KTSP
Pengesahan dokumen KTSP SLB dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah yang didelegasikan kepada Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus.
C. Pengesahan KTSP Secara Elektronik 1. Diagram Alur
Gambar 8. Alur Pengesahan Dokumen e-KTSP
Sekolah menerima notifikasi untuk mengunduh dan mencetak Lembar
2. Deskripsi
a. Pengawas sekolah melakukan pembinaan dan pembimbingan pengembangan KTSP di sekolah binaan.
b. Pengawas sekolah melakukan verifikasi dokumen KTSP, meliputi dokumen 1, silabus, dan RPP menggunakan instrumen veriifikasi.
c. Dokumen KTSP yang telah diverifikasi beserta lampirannya diunggah ke dalam aplikasi.
d. Pengawas sekolah melakukan validasi secara elektronik dokumen KTSP beserta lampirannya.
e. Cabang dinas memberikan rekomendasi secara elektronik.
f. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah memberikan pengesahan secara elektronik.
g. Sekolah mendapat notifikasi untuk mengunduh dan mencetak lembar pengesahan.
D. Tutorial Penggunaan Aplikasi e-KTSP
Tutorial penggunaan aplikasi mencakup 3 macam tutorial yaitu (1) Tutorial untuk Sekolah, (2) Tutorial untuk Guru dan (3) Tutorial untuk Pengawas. Adapun penjelasan lengkap penggunaan aplikasi/ tutorial dalam petunjuk tersendiri.
BAB V PENUTUP
Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan berbasis elektonik (e-KTSP) Pada Sekolah Luar Biasa di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah dibuat agar dapat dipedomani bagi sekolah serta pihak pihak yang terlibat dalam Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Sekolah Luar Biasa di Jawa Tengah.
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan berbasis elektonik (e- KTSP) akan berjalan lancar apabila setiap unsur terkait seperti warga sekolah dan para pemangku kepentingan secara konsisten dan berkelanjutan ikut berperan aktif dan bekerja keras.
Semoga Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan berbasis elektonik (e-KTSP) dapat menjadi pedoman warga sekolah secara operasional untuk menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan pendidikan untuk masa depan.
Hal-hal terkait dengan kelengkapan dokumen dan proses pengesahan KTSP berbasis elektronik ini dapat diunduh pada laman https://kur.pdkjateng.go.id
Plt. KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH
Kepala Biro APBJ,
Ir. YUNI ASTUTI, MA. Pembina Utama Madya NIP. 19620621 198709 2 001
INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI
DOKUMEN I KTSP
NAMA SEKOLAH : ... ALAMAT : ... NAMA KEPALA SEKOLAH : ... TANGGAL VALIDASI/VERIFIKASI : ... PETUGAS VALIDASI/VERIFIKASI : ... JABATAN PETUGAS VALIDASI/VERIFIKASI : ...
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI DOKUMEN I KTSP Nama Sekolah : ... Nama Kepala Sekolah : ... Alamat Sekolah : ... Kabupaten/Kota : ...
No Komponen KTSP/Indikator Ada Catatan
COVER/HALAMAN JUDUL
1. Logo sekolah dan atau daerah 2. Judul: Kurikulum SLB ... 3. Tahun pelajaran
4. Alamat sekolah
LEMBAR PENGESAHAN
1. Rumusan kalimat pengesahan
2. Tanda tangan kepala sekolah dan stempel/cap sekolah
3. Tanda tangan ketua komite sekolah dan stempel/cap Komite Sekolah
4. Tempat untuk tanda tangan kepala/ pejabat dinas pendidikan provinsi
DAFTAR ISI
Kesesuaian dengan halaman
BAB
I PENDAHULUAN
A Rasional
1. Latar belakang memuat: - kondisi nyata di satuan pendidikan yang
bersangkutan. - kondisi ideal yang diinginkan oleh satuan
pendidikan yang bersangkutan. - Potensi dan karakteristik satuan pendidikan 2. Mencantumkan dasar hukum yang relevan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
PP No. 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
PP No. 19 tahun 2017 tentang Perubahan PP
No. 74 Tahun 2008 tentang Guru
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala sekolah/madrasah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Permendiknas Nomor 32 Tahun 2008 tentang Kualifikasi Akademik dan Standar Kompetensi Guru Pend. Khusus
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Konselor Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar Dan Menengah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelanggaraan Pendidikan.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Permendikbud 35 tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 63 tahun 2014 Ekstra Kurikuler Wajib Pramuka
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah
Permendikbud 53 tahun 2015 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik, Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah
Permendikbud Nomor 4 tahun 2018 tentang Penilaian Hasil belajar oleh Satuan
Pendidikan dan Pemerintah
Permendikbud Nomor 23 tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Permendikbud Nomor 20 tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016
Tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pada K13 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Permendikbud Nomor 157 Tahun 2014 tentang Kurikulum Pend. Khusus Surat Edaran Dirjen Dikdasmen Nomor 10/D/KR/2017 tentang Struktur Kurikulum KI, KD, dan pedoman Implementasi K13
Surat Edaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2014 tentang Penyederhanaan RPP
Panduan Kerja Kepala Sekolah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Dan Menengah 2017.
B. Landasan Hukum untuk Mulok Bahasa Jawa Provinsi Jawa Tengah
Peraturan Daerah Jawa Tengah No. 9 tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra dan Aksara Jawa.
Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 57 tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda No. 9 tahun 2012
Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah No. 424/13242 tgl 23 Juli 2013 tentang Implementasi Mulok Bahasa Jawa pada Kurikulum 2013.
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5/14995 tanggal 4 Juni 2014 tentang Kurikulum mata pelajaran Mulok Bahasa Jawa untuk jenjang
pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/M.Ts, SMA/SMALB/MA, dan SMK/MAK Negeri dan Swasta di Provinsi Jawa Tengah.
Mulok untuk satuan pendidikan (kalau ada) Regulasi lain terkait dengan Kurikulum ... (kalau ada dan belum tercantum di atas).
BAB II
Visi, Misi, Tujuan dan Profil lulusan Satuan
Pendidikan
A. Visi Satuan Pendidikan
1. Ringkas dan mudah dipahami 2.
Mengacu pada tujuan pendidikan menengah yaitu untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3. Mengacu tuntutan SKL Sekolah Luar BIasa 4. Berorientasi pada potensi, perkembangan,
kebutuhan dan kepentingan peserta didik . 5. Berorientasi pada kepentingan daerah,
nasional dan internasional. 6. Berorientasi pada perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, kemandirian 7.
Memberi inspirasi dan tantangan dalam meningkatkan prestasi secara berkelanjutan untuk mencapai keunggulan
8.
Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga satuan pendidikan untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan
9.
Mengarahkan langkah-langkah strategis yang konsisten dengan penjabaran misi satuan pendidikan.
B. Misi Satuan Pendidikan
Menjabarkan pencapaian visi dalam bentuk pernyataan yang terukur dan dapat dicapai sesuai dengan skala prioritas:
1. Uraian misi mencakup seluruh indikator visi
2. Mudah dipahami
C. Tujuan Satuan Pendidikan
Menjabarkan pencapaian misi dalam bentuk pernyataan yang terukur dan dapat dicapai sesuai dengan skala prioritas, mencakup:
1. Seluruh indikator misi 2 Bahasa yang mudah dipahami
D. Profil lulusan yang akan dihasilkan satuan pendidikan yang bersangkutan.
1. Mencerminkan Tujuan Pendidikan Nasional dan Standar Kompetensi Lulusan.
2. Mencerminkan visi satuan pendidikan. 3. Menggambarkan kompetensi masa depan. 4. Mencakup dimensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Bab III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT
SATUAN PENDIDIKAN
A. Standar Kompetensi Lulusan
1. Mencantumkan SKL dimensi sikap,
pengetahuan, keterampilan.
B. Struktur Kurikulum Satuan Pendidikan
1. Daftar mata pelajaran yang meliputi Muatan Nasional, Muatan Lokal, dan Program
Khusus.
2.
Pengaturan alokasi waktu per mata pelajaran disesuaikan dengan standar isi, kebutuhan peserta didik dan sekolah dengan total waktu sesuai dengan standar proses.
C. Kompetensi Mata Pelajaran
1 Deskripsi KI dan KD mata pelajaran Muatan Nasional
2 Deskripsi KI dan KD mata pelajaran Kemandirian
3 Deskripsi KI dan KD mata pelajaran Program Khusus
4 Deskripsi KI dan KD mata pelajaran Muatan Lokal
5
Deskripsi Ekstra kurikuler Deskripsi GLS
Deskripsi PPK Deskripsi 4C Deskripsi HOTs
D. Program Muatan Lokal, mencantumkan:
1.
Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai dengan kebijakan daerah.
2. Tujuan pelaksanaan muatan lokal.
3.
Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan karakteristik sekolah. 4. Daftar KD Muatan Lokal yang dikembangkan
oleh sekolah.
5. Uraian tentang jenis dan strategi pelaksanaan serta penilaian program muatan local.
E. Kegiatan Pengembangan Diri/Kemandirian, mencantumkan:
1. Uraian tentang jenis dan strategi
pelaksanaan program kemandirian dan atau layanan akademik/belajar, sosial dan
pengembangan peserta didik 2. Uraian tentang jenis dan strategi
pelaksanaan program pengembangan bakat, minat dan prestasi peserta didik.
F. Pengaturan Beban Belajar, mencantumkan:
1. Uraian tentang rasionalisasi pemanfaatan tambahan jam pelajaran per minggu 2. Uraian tentang pengaturan alokasi waktu
pembelajaran per jam tatap muka, jumlah jam pelajaran per minggu, jumlah minggu efektif per tahun pelajaran, jumlah jam pelajaran per tahun.
3. Uraian tentang pelaksanaan program
percepatan bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa (bila ada).
G.Ketuntasan Belajar, mencantumkan:
.
1. Daftar kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk semua mata pelajaran pada setiap tingkatan kelas.
2. Uraian tentang mekanisme dan prosedur penentuan KKM
3. Uraian tentang upaya sekolah dalam meningkatkan KKM untuk mencapai KKM ideal.
H.Mekanisme penialaian
1 Mencantumkan penilaian yang dilaksanakan di di satuan pendidikan (oleh pendidik dan satuan pendidikan).
2 Mencantumkan mekanisme remedial dan pengayaan oleh pendidik.
I. Kriteria Kenaikan Kelas, mencantumkan
1. Kriteria kenaikan kelas sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan dengan mempertimbangkan ketentuan yang berlaku.
2. Uraian tentang pelaksanaan penilaian hasil
belajar siswa, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Standar Penilaian Pendidikan dan peraturan lainnya.
3. Uraian tentang mekanisme dan prosedur pelaporan hasil belajar peserta didik.
J. Kriteria Kelulusan, mencantumkan
1. Kriteria kelulusan berdasar pada ketentuan
yang berlaku. 2. Uraian tentang pelaksanaan ujian nasional
dan ujian sekolah
3. Target kelulusan yang akan dicapai oleh satuan pendidikan.
4. Uraian tentang program-program satuan pendidikan dalam meningkatkan kualitas lulusan.
K. Pendidikan Kecakapan Hidup/Ketrampilan dan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global, mencantumkan:
1. Uraian tentang penerapan pendidikan kecakapan hidup.
2. Uraian tentang penyelenggaraan pendidikan berbasis keunggulan lokal
3. Uraian tentang upaya satuan pendidikan dalam menuju pendidikan berwawasan global.
L. KALENDER PENDIDIKAN, mencantumkan: 1. Pengaturan tentang permulaan tahun
pelajaran. 2. Jumlah minggu efektif belajar satu tahun
A. Catatan ... ... ... B. Rekomendasi: ... ... ... ..., ...2021 Verifikator, ... NIP.
3. Jadwal waktu libur (jeda tengah semester, antar semester, libur akhir tahun pelajaran, libur keagamaan, hari libur nasional dan hari libur khusus)
BAB
IV PENUTUP
PROSES PENYUSUSUNAN*)
1. Dilakukan analisis regulasi, analisis kebutuhan (siswa, satuan pendidikan dan lingkungan), dan analisis ketersediaan sumber daya.
2. Melibatkan seluruh unsur sesuai dengan Permendikbud No. 61 tahun 2014 dan Instrumen Akreditasi sekolah terbaru (2017) 3. Melalui proses sesuai dengan dengan
BAB IV PENGELOLAAN, PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PENILAIAN PEMBELAJARAN A. Pengturan Rencana Pembelajaran
1. Pengaturan/pengelolaan Silabus 2. Pengaturan/Pengelolaan RPP B. Pelaksanaan Pembelajaran 1. Pembelajaran di Kelas 2. Pembelajaran Praktek C. Penilaian
1. Penilaian oleh Pendidik
2. Penilaian oleh Satuan Pendidikan 3. Pengujian Kompetensi Peserta Didik 4. Skor Ketuntasan Minimal
5. Ketentuan Remidi dan Pengayaan 6. Pengolahan Hasil Penilaian 7. Kriteria Kenaikan Kelas 8. Kriteria Kelulusan
9.Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan BAB V KALENDER PENDIDIKAN
1. Prosedur Penyusunan Kalender Akademik 2. Kegiatan awal tahun
Rekomendasi pengawas pembina untuk Buku I:
... ...
Keterangan: ..., 1. Nilai : (skor perolehan:skor maksimal) x 100
2. Predikat:
Nilai 91 – 100 : Amat Baik Nilai 81 - 90 : Baik Nilai 71 – 80 : Cukup Nilai <_ 70 : Kurang
3. Dokumen KTSP dapat ditetapkan/disahkan
apabila mendapat nilai Baik
4. Pengaturan Waktu Libur
5. Matrik Jadwal Kegiatan Sekolah LAMPIRAN
1. SK Tim Pengembang Kurikulum Sekolah 2. Dokumen Proses Pengembangan KTSP
3. Hasil Verifikasi dan Validasi Pengawas Pembina 4. Dokumen Hasil Penyelarasan Kurikulum
JUMLAH SKOR
Lampiran 2
CONTOH INSTRUMEN VERIFIKASI/VALIDASI SILABUS Sekolah : ...
Nama Guru : ... Mata Pelajaran : ... Kelas/Tingkat : ...
No. Komponen Silabus
Skor Catatan
Revisi
1 2 3
A Identitas Silabus Tidak
ada/ tidak sesuai Kurang Lengkap/ Sesuai sebagian Sudah Lengkap /sesuai semua
1. Terdapat: Nama satuan pendidikan, tingkat/kelas, semesster, tahun pelajaran, mata pelajaran, kompetensi keahlian
B Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
2. Kompetensi Inti*)
3. Kompetensi Dasar
C. Perumusan Indikator
4. Kesesuaian dan ketepatan penggunaan kata kerja operasional aspek pengetahuan dengan Kompetensi Dasar
5. Kecukupan jumlah instrumen aspek pengetahuan
6. Kesesuaian dan ketepatan penggunaan kata kerja operasional aspek ketrampilan dengan KI-KD
7. Kecukupan jumlah instrumen aspek ketrampilan
D Pemilihan Materi Ajar
9. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
10. Keruntutan urutan materi ajar
E Pengembangan Kegiatan pembelajaran
11. Kesesuaian dengan IPK
12. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
F Pengalokasian Waktu
13. Kesesuaian dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum
14. Kesesuaian dengan kebutuhan waktu menyampaikan materi pembelajaran
15. Kesesuaian dengan kebutuhan melaksanakan kegiatan pembelajaran
16. Kesesuaian dengan kebutuhan waktu melaksanakan penilaian
G Rancangan Penilaian Pembelajaran
17. Kesesuaian dengan bentuk, teknik instrumen penilaian indikator pencapaian kompetensi pengetahuan
18. Kesesuaian bentuk, teknik, dan jenis instrumen penilaian dengan indikator pencapaian kompetensi sikap*)
19. Kesesuaian bentuk, teknik, dan jenis indtrumen penilaian dengan indikator pencapaian kompetensi ketrampilan
H Pemilihan Sumber Belajar
20. Kesesuaian dengan indikator pencapaian kompetensi dan tujuan
Keterangan
1. Predikat :
Nilai 91 – 100 : Amat Baik Nilai 81 – 90 : Baik Nilai 71 – 80 : Cukup Nilai <_ 70 : Kurang
2. Dokumen Silabus dapat ditetapkan/disahkan apabila mendapat nilai Baik
pembelajaran
21. Kesesuaian dengan materi pembelajaran
22. Kesesuaian dengan pendekatan dan model pembelajaran
23. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
JUMLAH SKOR
NILAI = skor perolehan : skor maksimal x100 PREDIKAT: KESIMPULAN/CATATAN/SARAN: ... ... ... ..., ...2021 Verifikator, ... NIP.
Lampiran 3
CONTOH INSTRUMEN VERIFIKASI/VALIDASI RPP
Sekolah : ... Nama Guru : ... Kelas : ... Semester : ... Mata pelajaran : ... Topik/Sub Topik : ... No Komponen RPP Skor Catatan Revisi 1 2 3 A Identitas RPP Tidak ada/ Tidak sesuai Kurang Lengkap /Kurang Sesuai Sudah Lengkap/ Sudah Sesuai
1. Mencantumkan identitas RPP yang jelas memuat antara lain nama sekola, nama mata pelajaran, kelas/semester, KD
B Tujuan Pembelajaran
2. Merumuskan tujuan pembelajaran yang operasional dan terukur yang mengandung unsur A, B, C, D (audience, behavior, condition, degree) sesuai dengan KD
C Kegiatan Pembelajaran
3. Mencantumkan rangkaian kegiatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik menguasai kompetensi yang harus dikuasai
4. Mencantumkan rencana aktivitas pembelajaran untuk penguasaan 4C, pendidikan karakter, dan literasi secara terirat maupun tersurat
D Penilaian Pembelajaran
5. Mencantumkan bentuk dan teknik penilaian beserta jenis instrumen penilaian