• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR SWITCHING PADA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL ESATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR SWITCHING PADA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL ESATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH :"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR SWITCHING PADA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL ESATE

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

STEFIKA THERESA 140503096

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR SWITCHING PADA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL ESTATE

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bukti empiris pengaruh audit fee, ukuran perusahaan,pergantian manajemen,financial distress,dan ukuran KAP pada perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 hingga 2016.

Populasi penelitian ini sebanyak 42 perusahaan Property & Real Estate.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 10 perusahaan sampel untuk 4 tahun pengamatan (2013 - 2016) dengan 40 unit analisis. Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan yang telah diaudit, laporan auditor independen, dan laporan tahunan dari perusahaan sampel yang diunduh dari website BEI yaitu www.idx.co.id.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial dengan metode regresi logistik.

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan metode regresi logistik dengan software SPSS, diketahui financial distress memiliki pengaruh signifikan terjadinya auditor switching secara voluntary. Namun audit fee, ukuran perusahaan, pergantian manajemen dan ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching secara voluntary.

Kata Kunci : auditor switching, audit fee,ukuran perusahaan,pergantian manajemen,financial distress,ukuran KAP

(7)

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF FACTORS THAT AFFECTING AUDITORS SWITCHING IN PROPERTY & REAL ESTATE COMPANY

LISTED ONINDONESIA STOCK EXCHANGE

The goals of this research is to analyze and know emperical evidance the influence of audit fee ,client size, the change of management,financial distress and auditor size at Property & Real Estate company listed on Indonesia Stock Exchange between 2013 to 2016.

The population of this research are 42 Property & Real Estate companies.

Sampling method that used in this research is purposive sampling, so obtained 10 company samples for 4 years (2013-2016) with 40 analysis units by accessing the financial statement of auditee, independent audit report, and annual report on website www.idx.co.id.

Analysis data technique that is used in this research is descriptive statistics analysis and inferencial statistics analysis with logistic regression method.

Based on the results of data analysis using logistic regression method with SPSS software, we known that financial distress have a significant effect of voluntary auditor switching .But, audit fees, firm size, change of management and KAP size have no effect on voluntary auditor switching.

Keywords : auditor switching,audit fee,client size,the change of management, Financial distress, auditor size

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah Bapa, Tuhan Yesus, dan Roh Kudus yang telah memberikan kekuatan serta kemampuan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching Pada Perusahaan PROPERTY & REAL ESTATE Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu,pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan,yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, S.E, MAFIS, Ak, CPA. selaku Ketua Departemen Akuntansi/ Program Studi S1 Akuntansi dan Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak, CA. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi/ Program Studi S1 Akuntansi

3. Bapak Drs.Arifin Akhmad,MSi., Ak, CA. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti dan juga telah meluangkan waktu dan pikiran sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat waktu. Bapak Drs Chairul Nazwar, M.Si, Ak. selaku

(9)

Pembanding penulis yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Teristimewa Kepada kedua orang tua penulis Ayahanda Karmedi Ginting dan Ibunda Afrida br.Sembiring Terima kasih atas segala kasih sayang melalui doa, perhatian, pengorbanan ,dan dukungan materil yang selama ini telah diberikan dan kepada Adik tercinta Timothy Eka Rikky Ginting yang sudah memberikan motivasi untuk menyelesaikan Skripsi ini.

5. Sahabat-sahabat dan teman-teman penulis terkasih selama masa perjuangan skripsi yang selalu mendoakan penulis, Sua, “Senior Akuntansi FEB USU” (Bg Ambrocius,Bg willy, kak Lora,Bg Ryan) , Anggina, Thanya,Vania, Indah, Evita, Aldita, Yona, Shella, Widya, Yessy, Fatur, Icawing, Grace (sepupu saya), “ISTANA” (Bg Nando & Elga), PERMATA GBKP PASAR II, Terimakasih untuk segala partisipasi, doa, dukungan, dan hiburan untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan . Maka penulis mengharapkan kritik dan saran membangun dari berbagai kalangan.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat dipergunakan untuk menambah pengetahuan dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.

Medan, April 2018

Stefika Theresa NIM.140503096

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN

PERNYATAAN………... i

ABSTRAK………... ii

ABSTRACT………. iii

KATA PENGANTAR………. iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN………. ... xi

BAB I PENDAHULUAN………. . 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ... 10

2.1. Landasan Teori ... ... 10

2.1.1 Teori Agensi ... 13

2.1.2 Peraturan Jasa Akuntan Publik... ... ... 13

2.1.3 Auditor Switching ... 15

2.1.4 Audit Fee ... 16

2.1.5 Ukuran Perusahaan ... 17

2.1.6. Pergantian Manajemen ... 17

2.1.7 Financial Distress ... 18

2.1.8 Ukuran KAP ... 18

2.2. Review Penelitian Terdahulu ... 20

2.3. Kerangka Konseptual ... 22

2.4. Hipotesis Penelitian ... 24

2.4.1 Pengaruh Audit Fee terhadap Auditor Switching secara Voluntary ... 24

2.4.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Auditor Switching secara Voluntary ... 25

2.4.3 Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Auditor Switching secara Voluntary ... 26

2.4.4 Pengaruh Financial Distress terhadap Auditor Switching secara Voluntary ... 26

2.4.5 Pengaruh Ukuran KAP terhadap Auditor Switching secara Voluntary ... 27

(11)

BAB III METODE PENELITIAN……… ... 28

3.1 Jenis Penelitian.... ... 28

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 31

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.5 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... 32

3.5.1 Variabel Terikat – Auditor Switching ... 32

3.5.2 Variabel Bebas ... 33

3.5.2.1 Variabel Audit Fee ... 33

3.5.2.2 Variabel Ukuran Perusahaan ... 34

3.5.2.3 Variabel Pergantian Manajemen ... 34

3.5.2.4 Variabel Financial Distress ... 35

3.5.2.5 Variabel Ukuran KAP ... 35

3.6 Metode Analisis Data ... 37

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 37

3.6.2 Analisis Regresi Logistik ... 38

3.6.2.1 Menguji Keseluruhan Model ... 39

3.6.2.2 KoefisienDeterminasi(Negelkerke’s R Square) 39 3.6.2.3 Menguji Kelayakan Model Regresi Logistik 40 3.6.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………….. ... 44

4.1 Hasil Penelitian……….. ... 44

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 44

4.1.2 Analisis Regresi Logistik….. ... 45

4.1.2.1 Menguji Keseluruhan Model ... 47

4.1.2.2 Menguji Koefisien Determinasi (Negelkerke‟s R Square)………. ... 49

4.1.2.3 Menguji Kelayakan Model Regresi Logistik 50 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian……….. ... 50

4.2.1 Pengaruh Audit Fee terhadap Auditor Switching Secara voluntary……….. ... 50

4.2.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Auditor Switching Secara voluntary……….. ... 51

4.2.3 Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Auditor Switching Secara voluntary……….. 53

4.2.4 Pengaruh Financial Distress terhadap Auditor Switching Secara voluntary………...……. 53

4.2.5 Pengaruh Ukuran KAP terhadap Auditor Switching Secara voluntary…………. ... 55

(12)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. .. 56

5.1 Kesimpulan……… ... 56

5.2 Saran………. ... 57

DAFTAR PUSTAKA………. .... 58

LAMPIRAN………. ... 62

(13)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Ringkasan Review Penelitian Terdahulu ... 22

3.1 Daftar Populasi Perusahaan Property dan Real Estate ... 29

3.2 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian... 30

3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel.…….. 36

4.1 Statistik Deskriptif Variabel-variabel Penelitian………..…. 44

4.2 Hasil Uji koefisien regresi Logistik...…………. 46

4.3 Hasil Uji Overall Fit Model -2 Likehood Block 0... 48

4.4 Hasil Uji Overall Fit Model -2 Likehood Block 1... 48

4.5 Koefisien Determinasi (Negelkerke’s R Square) ... 49

4.6 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi Logistik... 50

(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1. Kerangka Konseptual... 23

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1 Daftar Sampel Penelitian... ... 62

2 Data Variabel Penelitian Auditor Switching... 63

3 Data Variabel Penelitian Audit Fee ...……….... …... 64

4 Data Variabel Penelitian Ukuran Perusahaan...……,…... 65

5 Data Variabel Penelitian Pergantian Manajemen ..……….. ……. 66

6 Data Variabel Penelitian Financial Distress...………... 67

7 Data Variabel Penelitian Ukuran KAP...… ………….………... 68

8 Hasil Olahan SPSS………... 70

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Laporan keuangan menjadi media utama untuk mengomunikasikan informasi keuangan dalam dunia perbisnisan saat ini yang ditujukan kepada entitas yang berada di luar lingkungan perusahaan seperti pemerintah,kreditor dan pemilik modal. Menurut PSAK nomor 1 (revisi 2009), laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen yang dituntut untuk mempersiapkan dan menyajikan laporan keuangan yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan baik bagi perusahaan maupun bagi pihak eksternal perusahaan. Untuk memeriksa laporan keuangan tersebut,dibutuhkan seorang Akuntan Publik sebagai pihak eksternal yang mengaudit keandalan laporan keuangan karena merupakan profesi kepercayaan masyarakat.

Akuntan Publik adalah seorang akuntan yang mendapatkan izin dari Menteri Keuangan guna memberikan layanan jasa akuntan publik di Indonesia.

Ketentuan ini telah diatur didalam UU No 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan juga Permenkeu No 17/PMK01/2008 mengenai Jasa Akuntan Publik. Untuk dapat mengaudit laporan keuangan,seorang Akuntan harus menjadi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia sebagai asosiasi profesi akuntan publik yang telah diakui oleh pemerintah.Akuntan publik bertanggung jawab untuk memberikan penilaian terhadap kewajaran laporan keuangan yang disajikan

(17)

berupa opini. Opini yang dikeluarkan berupa SPAP tahun 2011 yakni “Opini wajar tanpa pengecualian atau unqualified opinion, opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan atau unqualified opinion with explanatory language, opini wajar dengan pengecualian atau qualified opinion, opini tidak wajar atau adverse opinion, dan tidak memberikan opini atau Disclaimer Opinion”.

Seorang Akuntan publik atau auditor dalam mengaudit perusahaan kliennya, harus mengutamakan salah satu prinsip audit yang paling utama, yaitu independensi baik independen dalam fakta (infacts) maupun dalam penampilan (in appearance) karena opini yang dikeluarkan oleh auditor menandakan bahwa setiap temuan dan keputusan yang dibuat oleh auditor selama proses audit tidak dapat dipengaruhi oleh pihak luar.

Independensi merupakan faktor utama yang harus dimiliki seorang auditor karena pengguna laporan keuangan hanya percaya informasi dalam laporan keuangan tersebut andal setelah adanya auditor eksternal yang independen memastikan reliabilitas informasi itu. Pada umumnya, setiap perusahaan pasti menginginkan opini wajar tanpa pengecualian yang dapat menguntungkan perusahaan dan pihak berkepentingan lainnya karena nantinya laporan keuangan tersebut akan digunakan sebagai acuan mengambil keputusan. Karena adanya kecenderungan inilah yang memicu terjadinya opinion shopping dimana perusahaan memilih Akuntan Publik yang opininya dapat disesuaikan dengan keinginan perusahaan. Hal ini dapat menurunkan tingkat kepercayaan klien jika terdapat bukti bahwa sikap independensi yang dimiliki oleh auditor adalah palsu,

(18)

dan secara tidak langsung menyebabkan seluruh perusahaan berargumen bahwa semua Akuntan Publik tidak independen. Oleh karena itu, seorang auditor harus tidak memiliki kewajiban dengan kliennya sebelum melaksanakan jasanya.

Berbeda halnya dengan manajemen yang cenderung ingin perusahaannya mendapat predikat baik di mata publik dengan memperoleh opini wajar tanpa pengecualian. “Jika opini yang diberikan auditor tidak sesuai dengan harapan manajemen, maka perusahaan akan mengganti KAP dengan harapan dapat bekerja sama dengan KAP yang baru.” (Ardana dkk., 2008:58).

Beberapa bukti kasus skandal akuntansi yang menimbulkan krisis kepercayaan publik terhadap profesi akuntan pernah terjadi pada kasus Enron tahun 2001 di Amerika Serikat yang diaudit oleh KAP Arthur Andersen yang tidak dapat mempertahankan sikap independennya dimana,Board of director membiarkan kegiatan-kegiatan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan dan mengijikannya terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa diakses oleh pihak dalam perusahaan,termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada publik.

Kasus serupa terjadi di Indonesia yakni kasus PT KAI tahun 2006 yang melakukan manipulasi laporan keuangan yang seharusnya perusahaan mengalami kerugian tetapi dilaporkan mendapatkan keuntungan.Yang terakhir adalah kasus kredit macet BRI cabang Jambi pada tahun 2010, akuntan publik yang menyusun laporan keuangan Raden Motor yang bertujuan mendapatkan pinjaman mdal senilai Rp 52 milyar dari Bank Rakyat Indonesia cabang Jambi pada tahun 2009 diduga terlibat dalam kasus korupsi kredit macet. (Sumber: Wikipedia)

(19)

Skandal tersebut menjadi dasar lahirnya The Sarbanes Oxley Act (SOX), yaitu regulasi yang mengatur tentang jasa akuntan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah dan lembaga legislatif Amerika Serikat.SOA bertujuan untuk mencegah hal serupa terjadi lagi dan mengembalikan kepercayaan investor.Ketentuan tersebut dilandasi alasan teoritis bahwa penerapan rotasi wajib bagi auditor dan KAP diharapkan akan meningkatkan independensi auditor.

Di Indonesia, rotasi untuk KAP dan auditor sendiri diatur dalam Keputusan Menteri Keungan No. 423/KMK.06/2002 (pasal 6) yang lalu di amandemen menjadi Keputusan Menteri Keuangan No. 359/KMK.06/2003 tentang, „Jasa Akuntan Publik‟ (pasal 2), kemudian diamandemen lagi menghasilkan aturan baru, yaitu Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” pada bagian kedua pasal 3. Peraturan ini menyatakan bahwa KAP hanya boleh mengaudit sebuah perusahaan paling lama enam tahun berturut-turut dan tiga tahun berturut-turut untuk Akuntan Publik.Namun pada tanggal 6 April 2015, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 20 tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik (PP 20/2015). Dalam peraturan yang baru ini, tidak ada lagi pembatasan bagi KAP untuk memberikan jasa audit. Adapun Akuntan Publikdiperbolehkan memberikan jasa audit selama 5 tahun buku berturut-turut.

Rotasi pada auditor dapat terjadi secara mandatory (wajib) atau secara voluntary (sukarela). Jika perusahaan mengganti KAP-nya yang telah mengaudit selama lima tahun, hal itu tidak akan menimbulkan pertanyaan karena sesuai dengan peraturan yang berlaku atau masa yang telah berakhir (mandotary).

(20)

Sedangkan rotasi secara voluntary menjadi masalah karena dilakukan walaupun perusahaan belum melewati batas audit tenure yang ditentukan. “Pergantian kantor akuntan publik secara sukarela ini terjadi karena adanya dua hal yaitu auditor mengundurkan diri atau auditor dipecat oleh klien” (Febrianto, 2009:1).

Apabila pergantian auditor tersebut dilakukan oleh perusahaan, maka hal ini menimbulkan kecurigaan dari stakeholder. Timbulnya pertanyaan masyarakat mengapa perusahaan melakukan pergantian auditor secara voluntary sedangkan pergantian auditor tersebut bertentangan dengan peraturan pergantian auditor yang ditetapkan oleh pemerintah.Fakta mengenai penyebab pergantian auditor dalam perusahaan tidak pernah di cantumkan dalam laporan keuangan perusahaan.

Sehingga permasalahan dalam penelitian ini adalah mengkaji kenapa terjadi adanya pergantian auditor secara voluntary karena hal ini merupakan fenomena yang layak untuk dikaji.

Fenomena mengenai penggantian auditor memang sangat menarik untuk dikaji, hal ini dikarenakan banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan penggantian auditor atau KAP. Fenomena pergantian auditor berdampak pada kredibilitas pelaporan keuangan dan biaya untuk mengendalikan manajeman.

Beberapa penelitian telah menguji faktor-faktor yang mempengaruhi rotasi audit (Auditor Switching) dan memiliki hasil empiris yang berbeda antara satu dengan yang lain. Sinarwati (2010) telah melakukan penelitian tentang auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI bahwa pergantian manajemen dan financial distress berpengaruh secara signifikan.

(21)

Sedangkan untuk variabel opini going concern dan reputasi auditor tidak berpengaruh secara signifikan. Berbeda dengan hasil penelitan Wijaya (2015) tentang auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI bahwa financial distress,ukuran perusahaan dan ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan rotasi audit, sedangkan variabel audit fee,opini going concern memiliki pengaruh yang signifikan.

Penelitian tentang auditor switching oleh Chadegani et.al (2011) pada perusahaan terdaftar di Tehran Stock Exchange (TSE) menunjukkan bahwa hanya variabel kualitas audit yang berpengaruh terhadap auditor switching,sedangkan variabel independen lainnya tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Penelitian ini juga menyarankan bahwa opinion shopping tidak perlu dikhawatirkan terjadi di TSE. Penelitian yang dilakukan Pratitis (2012) juga mengenai auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2003-2010 dengan sampel sejumlah 45 perusahaan . Hasil penelitian Pratitis ini menunjukkan bahwa hanya variabel ukuran KAP memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan auditor switching. Sementara variabel ukuran klien dan financial distress tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan auditor switching.

Penelitian ini mengacu pada penelitian Pratitis (2012) dan Wijaya dan Rasmini (2015). Variabel dalam penelitian ini menggunakan sebagian variabel- variabel yang juga digunakan Wijaya dan Rasmini (2015), dan Pratitis(2012),yaitu audit fee,Ukuran Perusahaan,Pergantian Manajemen,Financial Distress dan Ukuran KAP. Oleh karena hasil penelitian terdahulu tidak konsisten dan

(22)

phenomena empiris telah terjadi rotasi auditor atau auditor switching periode 2013-2016 pada 9 perusahaan Tbk dari 42 perusahaan Property dan Real Estate (tabel3.1),memotivasi peneliti melaksanakan penelitian dengan judul :

“Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching pada perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Objek pengamatan untuk penelitian ini adalah perusahaan sektor property dan real estate, karena melihat perkembangan perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terus meningkat,sehingga cukup banyak dilirik para investor untuk mengivestasikan dana mereka.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian, dapat dilihat bahwa terdapat faktor-faktor seperti audit fee,ukuran perusahaan,pergantian manajemen,financial distress,ukuran KAP yang dapat mempengaruhi auditor switching secara voluntary di Indonesia. Selain itu juga dari review penelitian terdahulu tentang auditor switching ditemukan hasil penelitian yang menunjukkan hasil yang berbeda. Oleh karena itu,masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah Fee Audit berpengaruh terhadap auditor switching secara voluntary pada perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016?

2. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap auditor switching secara voluntary pada perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016?

(23)

3. Apakah Pergantian Manajemen berpengaruh terhadap auditor switching secara voluntary pada perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016?

4. Apakah Financial Distress berpengaruh terhadap auditor switching secara voluntary pada perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016?

5. Apakah Ukuran KAP berpengaruh terhadap auditor switching secara voluntary pada perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini dimaksudkan :

1. Untuk mengetahui pengaruh Audit Fee terhadap auditor switching secara voluntary pada perusahaan property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.

2. Untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap auditor switching secara voluntary pada perusahaan property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.

3. Untuk mengetahui pengaruh Pergantian Manajemen terhadap auditor switching secara voluntary pada perusahaan property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.

(24)

4. Untuk mengetahui pengaruh Financial Distress terhadap auditor switching secara voluntary pada perusahaan property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.

5. Untuk mengetahui pengaruh Ukuran KAP terhadap auditor switching secara voluntary pada perusahaan property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain :

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan informasi untuk penelitian auditor switching di masa mendatang.

2. Bagi Regulator

Menjadi salah satu sumber dalam membuat regulasi yang berkaitan dengan praktik auditor switching pada perusahaan go public.

3. Bagi Akademisi

Memberi pandangan dan wawasan terhadap pengembangan pengauditan khususnya mengenai pembahasan auditor switching secara voluntary.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

Pada bagian landasan teori ini akan diuraikan teori yang melandasi penelitian ini. Teori yang juga mendukung dalam perumusan hipotesis, dan nantinya akan membantu dalam menganalisis hasil yang didapat.

2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory)

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa : " a contract relationship which one or more persons (the principal) engage another person (the agent) to perform some service on their behalf which involves delegating some decision making authority to the agent” dari definisi yang dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa teori keagenan adalah suatu kontrak di mana satu orang atau lebih, yang kemudian disebut principal, menyewa serta memberikan wewenang kepada satu orang yang lain atau lebih, yang disebut agent untuk menjalankan tugas dan mengambil keputusan bagi kepentingan principal. Menurut Eisenhard (1989) dalam Agustia (2013:29) , teori keagenan didasari oleh tiga asumsi, yaitu:

1. Asumsi tentang sifat manusia

Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki sifat untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasioanlitas (bounded rationality), dan tidak menyukai risiko (risk aversion).

2. Asumsi tentang keorganisasian

Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebaga kriteria produktivitas, dan adanya Asymmetric Information antara prinsipal dan agen.

(26)

Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang sebagai barang komoditi yang bisa diperjual belikan.

Berdasarkan asumsi pertama mengenai sifat manusia yang mementingkan dirinya sendiri dapat dilihat dari perilaku principal dan agent.Prinsipal diasumsikan hanya tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dari investasi mereka di perusahaan sedangkan agen diasumsikan akan menerima kepuasan tidak hanya dari kompensasi keuangan tapi juga dari keterlibatannya dalam hubungan agensi,seperti memutuskan untuk melakukan auditor switching karena adanya ketidaksepakatan atas praktik akuntansi dengan auditor (Ichlsasia,2012)

Messier, et. al.(2006:7) menjelaskan bahwa hubungan keagenan mengakibatkan munculnya dua permasalahan yaitu :

1) Terjadinya informasi asimetris (Information asymmetry), dimana manajemen secara umum memiliki lebih banyak informasi mengenai posisi keuangan yang sebenarnya dan posisi operasi entitas daripada pemilik.

2) Terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest) akibat ketidaksamaan tujuan, dimana manajemen tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan pemilik.

Asimmetric Information (AI), yaitu informasi yang tidak seimbang yang disebabkan karena adanya distribusi informasi yang tidak sama antara prinsipal dan agen. Dalam hal ini prinsipal seharusnya memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam mengukur tingkat hasil yang diperoleh dari usaha agen, namun ternyata informasi tentang ukuran keberhasilan yang diperoleh oleh prinsipal tidak seluruhnya

(27)

disajikan oleh agen. Akibatnya informasi yang diperoleh prinsipal kurang lengkap sehingga tetap tidak dapat menjelaskan kinerja agen yang sesungguhnya dalam mengelola kekayaan prinsipal yang dipercayakan kepada agen. Akibat adanya informasi yang tidak seimbang (asimetri) ini, dapat menimbulkan dua permsalahan yang disebabkan adanya kesulitan prinsipal untuk memonitor dan melakukan kontrol terhadap tindakan-tindakan agen. Scott (2009:13-15) menyatakan permasalahan tersebut sebagai berikut :

1) Adverse selection, is a type of information asymmetry whereby onr or more potential transaction, have an information advantage over other parties

2) Moral hazard, is a type of information asymetry whereby one or more parties to a business transaction, or potential transaction, can observe their actions in fulfillment of the transaction but other parties cannot.

Yang artinya adalah Adverse selection, bahwa satu atau lebih pihak dalam suatu transaksi bisnis,atau transaksi potential memiliki keunggulan informasi melalui pihak lain.Adverse selection terjadi karena beberapa orang seperti manajer perusahaan dan pihak lain mengetahui kondisi terkini dan mungkin terdapat fakta-fakta yang tidak disampaikan kepada principal.

Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh investor (pemegang saham, kreditor), sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan.

(28)

Masalah keagenan yang timbul antara auditor dan pihak perusahaan (klien) tidak dapat dihindari karena auditor memberikan jasa audit pada perusahaan guna memenuhi kepentingan atau keinginan dari pemegang saham (principle) sedangkan biaya atas jasa audit yang diberikan oleh auditor ditanggung oleh pihak manajemen sehingga terjadi konflik kepentingan yang tidak dapat dihindari oleh auditor.

Seorang auditor harus mempertahankan pendapat yang diberikan pada klien berdasarkan hasil dari pemeriksaan laporan keuangan klien. Pada sisi lain auditor akan melakukan tindakan untuk memenuhi kepentingan atau keinginan dari pihak principle ataupun pihak agent, sehingga mengharuskan auditor melakukan berbagai modifikasi atas hasil pemeriksaan laporan keuangan klien dengan harapan hubungan auditor dengan klien tidak akan terputus dalam jangka panjang. Hal tersebut dapat mengurangi sikap independensi seorang auditor. Dasar pertimbangan dari klien untuk menentukan penggunaan jasa auditor salah satunya adalah dengan melihat bagaimana pelayanan atas jasa yang diberikan kepada klien.

2.1.2 Peraturan Jasa Akuntan Publik

Indonesia adalah salah satu negara yang telah mengatur kewajiban rotasi auditor atau auditor switching dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Republik IndonesiaNomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik” (perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002) peraturan ini menyatakan “bahwa

(29)

pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut”. Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” yaitu “Pemberian jasa audit umum menjadi 6 (enam) tahun berturut-turut oleh kantor akuntan dan 3 (tiga) tahun berturut-turut oleh akuntan publik kepada satu klien yang sama (pasal 3 ayat 1), akuntan publik (AP) dan kantor akuntan (KAP) boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien tersebut (pasal 3 ayat 2 dan 3)”. Peraturan tersebut juga kembali mengalami revisi dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2015 mengenai pembatasan jasa audit, dimana pemberian jasa audit terhadap suatu entitas oleh Akuntan Publik dibatasi paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut (pasal 10 ayat 1), Akuntan Publik dapat memberikan kembali jasa audit kepada klien yang sama setelah 2 (dua) tahun buku berturut-turut tidak mendapat penugasan.

Meskipun telah diterbitkan Peraturan Pemerintah terbaru, penelitian ini tetap menggunakan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.

17/PMK.01/2008 karena periode data yang digunakan dalam penelitian ini adalah periode 2013-2016, sebelum dan sesudah Peraturan Menteri Keuangan yang baru diberlakukan.

(30)

2.1.3 Auditor Switching (Rotasi Auditor)

Auditor Switching merupakan pergantian auditor atau Kantor Akuntan Publik (KAP) yang dilakukan oleh perusahaan klien. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor eksternal dan internal perusahaan.Faktor eskternal yaitu kewajiban rotasi audit menurut peraturan pemerintah (bersifat mandatory) dan faktor internal (bersifat voluntary) yaitu keputusan manajemen yang mengganti auditornya sebelum kewajiban rotasi audit atau auditor yang mengundurkan diri. Faktor internal terjadinya auditor switching oleh klien dapat diakibatkan dari dua faktor utama, diantaranya faktor auditor yaitu, ketidakpuasan manajemen atas hasil kerja auditornya yang terdahulu dan yang kedua adalah faktor manajemen perusahaan yang sedang mengalami masalah.

Beberapa penyebab auditor switching menurut para peneliti diantaranya adalah merger antara dua perusahaan yang kantor akuntan publiknya berbeda, ketidakpuasan terhadap akuntan publiknya yang dahulu, dan merger antara kantor akuntan publik. Mardiyah (2002:8) menyatakan bahwa “terdapat dua faktor yang menyebabkan perusahaan berpindah KAP, yaitu faktor klien (Client-related Factors), yaitu:

kesulitan keuangan, manajemen yang gagal, perubahan ownership, Initial Public Offering (IPO), dan faktor auditor (Auditor-related Factors), yaitu:

audit fee dan kualitas audit.”

(31)

2.1.4 Audit Fee

Audit fee adalah honorarium atau upah yang dibebankan oleh akuntan publik kepada perusahaan auditee atas jasa audit yang dilakukan akuntan publik terhadap laporan keuangan(Prahartari,2013). Besarnya fee dari setiap anggota dapat bervariasi tergantung oleh risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan, dan pertimbangan profesional lainnya.

Chadegani, et al. (2011) menyatakan bahwa perubahan fee audit telah diidentifikasi penelitian terdahulu sebagai salah satu faktor utama perusahaan melakukan auditor switching. Permintaan fee audit yang tinggi akan memicu perusahaan untuk melakukan auditor switching. Perusahaan akan lebih memilih auditor yang menawarkan fee audit yang lebih rendah.

Hal ini dikarenakan perusahaan merasa diberatkan atas besarnya fee yang harus dibayarkan kepada auditor.

Dalam menentukan audit fee harus mempertimbangkan beberapa hal. Menurut surat keputusan IAPI No. Kep.024/IAPI/VII/2008 tentang kebijakan penentuan audit fee, hal yang perlu dipertimbangkan adalah:

a) Kebutuhan klien

b) Tugas dan tanggung jawab menurut hukum (statutory dutes) c) Independensi

d) Tingkat keahlian (levels of expertise) dan tanggung jawab yang melekat pada pekerjaan yang dilakukan,serta tingkat kompleksitas pekerjaan

e) Banyaknya waktu yang diperlukan dan secara efektif digunakan oleh Akuntan Publik dan stafnya untuk menyelesaikan pekerjaan f) Basis penatapan fee yang disepakati

(32)

2.1.5 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala perhitungan yang digunakan untuk mengukur dan mengklasifikasikan perusahaan. Menurut Riyanto (2001:238) bahwa “ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aset, jumlah penjualan, rata–rata total penjualan dan rata–rata total asset”. Dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan dapat diukur berdasarkan jumlah total kepemilikan aset perusahaan.

Penerapan auditor switching di Indonesia umumnya memiliki hubungan yang searah antara klien dan KAP nya. Dalam artian, ukuran klien yang kecil atau klien yang memiliki total aset yang kecil, cenderung menggunakan KAP yang kecil pula, sedangkan klien yang besar atau klien yang memiliki total aset yang besar akan menggunakan KAP yang besar atau KAP The Big four (Pratitis,2012)

2.1.6 Pergantian Manajemen

Manajemen dalam perusahaan merupakan orang-orang yang memiliki peran penting dalam keberlangsungan perusahaan. Dalam setiap periode tertentu, akan terjadi pergantian manajemen yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Selain diputuskan dalam RUPS, pergantian manajemen juga bisa disebabkan atas kemauan pribadi.

Wibowo (2012:109) menyatakan bahwa masuknya orang baru, CEO atau manajer, dapat dipakai sebagai tanda bahwa cara lama perlu berubah yang diikuti dengan perubahan dalam bidang

(33)

akuntansi,keuangan,dan pemilihan KAP. Perusahaan akan selalu memilih auditor yang mampu memberikan hasil audit terbaik yang dapat menguntungkan bagi pihak perusahaan dan juga bagi para pengguna laporan keuangan untuk mengambil keputusan.

2.1.7 Financial Distress (Kesulitan Keuangan)

Financial Distress atau kesulitan keuangan merupakan keadaan dimana perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya.Pada situasi te rtentu,perusahaan mungkin akan mengalami kesulitan keuangan yang ringan seperti mengalami kesulitan likuiditas.Jika tidak diselesaikan dengan benar,kesulitan kecil tersebut bisa berkembang menjadi kesulitan yang lebih besar dan bisa sampai mengalami kebangkrutan.Menurut Candrawati (2008:11) bahwa,perusahaan yang mengalami financial distress ditandai dengan adanya pemberhentian tenaga kerja atau hilangnya pembayaran dividen, dan arus kas yang lebih kecil daripada hutang jangka panjang dan juga menyatakan bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan ditandai dengan terjadi pemberhentian tenaga kerja.

2.1.8 Ukuran KAP

Berdasarkan PMK No. 17/PMK.01/2008 ayat 1 pasal 1 dijelaskan bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam memberikan jasanya.

(34)

Ukuran Kantor Akuntan Publik merupakan ukuran yang digunakan untuk menentukan besar kecilnya suatu KAP. Ukuran KAP dapat dinyatakan besar jika KAP tersebut berafiliasi dengan KAP The Big Four, mempunyai cabang dan kliennya perusahaan-perusahaan besar serta mempunyai tenaga profesional di atas 25 orang. Sedangkan ukuran KAP dikatakan kecil jika tidak berafiliasi dengan KAP The Big Four ,tidak mempunyai kantor cabang dan kliennya perusahaan kecil serta jumlah tenaga profesionalnya kurang dari 25 orang(Arens et al.,2008:33)

KAP The Big Four adalah empat perusahaan akuntansi internasional terbesar dan perusahaan jasa profesional yang bergerak dalam bidang audit, dan konsultansi untuk perusahaan perdagangan dan swasta. Adapun KAP yang bermitra/ berafiliasi dengan KAP The Big Four adalah (IAPI, 2017) :

1. Pricewaterhouse Coopers (PwC) yang berafiliasi dengan KAP Tanudiredja,Wibisana & Rekan.

2. Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) yang berafiliasi dengan KAP Osman Bing Satrio & Eny.

3. Ernst & Young (EY) yang berafiliasi dengan KAP Purwantono, Suherman & Surja.

4. Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi dengan KAP Siddharta Widjadja & Rekan.

Arifati dan Andini (2016) menyatakan bahwa Kantor Akuntan Publik besar dan yang memiliki afiliasi dengan KAP Internasional dianggap memiliki kualitas audit yang lebih tinggi karena auditor tersebut memiliki karakteristik yang dapat dikaitkan dengan kualitas,seperti pelatihan,pengakuan internasional,serta adanya peer review.

(35)

2.2 Review Penelitian Terdahulu

Penelitian Hudaib dan Cooke (2005) pada perusahaan tercatat tahun 1986 dan 1995 di UK, digunakan variabel kontrol pergantian manajemen, financial distress, dan opini audit. Dari semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, didapati kesimpulan dimana semua variabel yang digunakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan perusahaan melakukan auditor switching.

Nasser et al, (2006) yang melakukan penelitian di Kuala Lumpur Exchage Stock dengan menggunankan variabel ukuran klien, ukuran KAP, pertumbuhan perusahaan, dan financial distress. Hasil penelitian mendapati bahwa hanya pertumbuhan perusahaan yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan perusahaan melakukan auditor switching.Variabel ukuran klien, ukuran KAP dan financial distress mempengaruhi keputusan auditor melakukan auditor switching secara signifikan.

Dengan menggunakan empat variabel sebagai fokus penelitian pada perusahaan Manufaktur, Sinarwati (2010) mendapati bahwa hanya pergantian manajemen dan kesulitan keuangan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan auditor switching dalam perusahaan.Untuk variabel opini going concern dan reputasi auditor tidak mempengaruhi perusahaan untuk melakukan auditor switching.

Chadegani et al. (2011) dalam penelitiannya pada perusahaan terdaftar di Tehran Stock Exchange(TSE) menggunakan enam variabel dimana yang mempengaruhi perusahaan untuk melakukan auditor switching hanya variabel

(36)

kualitas audit. Untuk variabel qualified audit opinion, audit fee, pergantian manajemen, financial distress, dan ukuran klien tidak berpengaruh secara signifikan dalam penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Pratitis (2012) pada perusahaan manufaktur menggunakan variabel ukuran KAP, ukuran klien, dan financial distress. Dari ketiga variabel tersebut didapati bahwa hanya variabel ukuran KAP yang berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan auditor switching.Variabel ukuran klien dan financial distress tidak mempengaruhi perusahaan untuk melakukan auditor switching.

Suryanti (2015) dalam penelitiannya pada perusahaan Industri Jasa mendapati bahwa pergantian manajemen,ukuran perusahaan dan ukuran KAP memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan auditor switching.Empat variabel lainnya yaitu variabel kepemilikan publik, financial distress,ukuran perusahaan dan opini audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan auditor switching.

Wijaya melakukan penelitian pada tahun 2015 pada perusahaan maufaktur menggunakan lima variabel. Dari kelima variabel tersebut, variabel financial distress,ukuran perusahaan dan ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan rotasi audit, sedangkan variabel audit fee,opini going concern memiliki pengaruh yang signifikan

Berdasarkan hasil penelitian diatas disajikan ringkasan review penelitian terdahulu pada tabel 2.1

(37)

Tabel 2.1

Ringkasan review penelitian terdahulu berkaitan dengan Auditor Switching (Y)

No Peneliti/Tahun Variabel Independen

(X) Hasil Penelitian Terhadap Auditor Switching 1. Hudaib dan

Cooke (2005)

Pergantian Manajemen Financial Distress Opini Audit

Pergantian manajemen, financial distress,dan opini audit berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.

2. Nasser et al, (2006)

Ukuran Klien Ukuran KAP

Pertumbuhan Perusahaan Financial Distress

Pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Ukuran klien, ukuran KAP, dan financial distress

berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.

3. Sinarwati (2010) Opini Going Concern Pergantian Manajemen Reputasi Auditor Financial Distress

Opini Going Concern dan reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.Pergantian manajemen dan financial distress berpengaruh signifikan terhadap auditor switching

4. Chadegani et al.

(2011)

Audit Quality

Pergantian Manajemen Ukuran Klien

Qualified Audit Opinion Audit fee

Financial Distress

Variabel audit quality berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.

Variabel lainnya tidak berpengaruh auditor switching.

5. Pratitis (2012) Ukuran KAP Ukuran Klien Financial Distress

Hanya ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.

6. Suryanti (2015) Pergantian Manajemen Kepemilikan Publik Financial Distress Ukuran KAP Ukuran Perusahaan Opini Audit

Pergantian manajemen dan ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap auditor

switching.Kepemilikan publik, financial distress, ukuran perusahaan dan opini audit tidak

berpengaruh terhadap auditor switching.

7. Wijaya (2015) Audit Fee

Opini Going Concern Financial Distress Ukuran Perusahaan Ukuran KAP

Variabel financial distress,ukuran perusahaan dan ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan auditor switching, sedangkan variabel audit fee,opini going concern memiliki pengaruh yang signifikan terhadap auditor switching.

Sumber: Review dari berbagai penelitian.

2.3 Kerangka Konseptual

Munculnya gagasan rotasi auditor dilatar belakangi oleh adanya kecurigaan investor terhadap independensi auditor akibat lamanya hubungan kerja antara auditor dengan suatu perusahaan.Maka dari itu,pemerintah mengeluarkan ketentuan yang mengatur tentang jangka waktu maksimal KAP atau akuntan

(38)

publik dalam mengaudit perusahaan.Peraturan tersebut dituangkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.359/KMK.06/2003 yang kemudian direvisi menjadi Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK.06/2008.

Kerangka pemikiran dalam penelitian mengenai analisis pengaruh audit fee,ukuran perusahaan,pergantian manajemen ,finanncial distress dan ukuran KAP terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan auditor switching secara voluntary. Gambar 2.1 menunjukkan kerangka konseptual untuk pengembangan hipotesis dalam penelitian ini. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengaruh audit fee (X1), ukuran perusahaan (X2), pergantian manajemen(X3),Financial Distrees (X4),dan Ukuran KAP (X5). Sedangkan variabel dependen yang digunakan ialah auditor switching (Y).

Berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu dimuka dapat digambarkan kerangka konseptual pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Auditor Switching

secara voluntary(Y) Audit Fee (X1)

Ukuran Perusahaan (X2)

Pergantian Manajemen (X3) Financial Distress (X4)

Ukuran KAP (X5)

H2

H3

H4

H5

H1

(39)

2.4 Hipotesis Penelitian

2.4.1 Pengaruh Audit Fee terhadap Auditor Switching secara Voluntary

Audit fee adalah honorarium atau upah yang dibebankan oleh akuntan publik kepada perusahaan auditee atas jasa audit yang dilakukan akuntan publik terhadap laporan keuangan. Pengawasan yang dilakukan oleh pihak independen memerlukan biaya atau monitoring cost dalam bentuk fee audit, yang merupakan salah satu dari agency cost.

Setelah melalui serangkaian pertimbangan dalam menetapkan fee audit, auditor akan mengajukan jumlah tersebut kepada perusahaan klien, namun bisa saja penawaran tersebut dianggap relatif tinggi, sehingga tidak tercapainya kesepakatan antara perusahaan dengan KAP, dan ketidaksepakatan tersebut dapat menjadi dorongan untuk melakukan auditor switching. Sejalan dengan Chadegani et.al (2011,163) yang menyatakan bahwa “When managers are not comfortable with audit fees they try to switch auditors in an effort to find a better offer” (ketika manajer tidak cocok dengan fee audit, mereka akan mencoba mengganti

KAP dengan penawaran yang lebih baik).

Berdasarkan uraian dimuka maka diajukan Hipotesis pertama sebagai berikut :

H1 :Audit Fee berpengaruh terhadap auditor switching secara voluntary.

(40)

2.4.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Auditor Switching secara Voluntary

Suarjana dan Widhiyani (2015:83) mengatakan bahwa perusahaan klien yang besar memiliki operasional bisnis yang kompleks,dan memiliki hubungan positif antara ukuran perusahaan klien dengan pemilihan KAP yang berkualitas.Penelitian yang menggu nakan total aset sebagai proksi untuk ukuran perusahaan klien menunjukkan bahwa perusahaan akan mencari KAP yang dapat menyediakan kualitas audit yang tinggi untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan dimata investor (KAP The Big Four).

Menurut Hudaib dan Cooke (2005:17) ,perusahaan klien yang kecil memiliki kemungkinan yang besar untuk melakukan auditor switching dan perusahaan klien yang besar memiliki kemungkinan yang kecil untuk melakukan auditor switching.Selain itu,Suparlan dan Andayani (2010:19) juga mengatakan bahwa semakin kecil ukuran perusahaan klien akan mendorong terjadinya auditor switching dan perusahaan klien akan mencari KAP baru yang memiliki fee lebih murah dari sebelumnya.

Berdasarkan uraian dimuka maka diajukan Hipotesis kedua sebagai berikut H2 :Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap auditor switching secara voluntary.

(41)

2.4.3 Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Auditor Switching secara Voluntary

Menurut Damayanti dan Sudarma (2007), pergantian manajemen merupakan pergantian direksi perusahaan yang dapat disebabkan karena keputusan rapat pemegang saham atau direksi berhenti karena kemauan sendiri.Pergantian manajemen perusahaan dapat diikuti oleh perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi,keuangan dan pemilihan KAP.Biasanya suatu perusahaan akan mencari KAP yang sepadan dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya.Manajemen juga memerlukan auditor yang lebih berkualitas serta mampu memenuhi tuntutan perubahan perusahaan yang cepat. Berdasarkan uraian dimuka maka diajukan Hipotesis ketiga sebagai berikut :

H3 :Pergantian manajemen berpengaruh terhadap auditor switching secara voluntary.

2.4.4 Pengaruh Financial Distress terhadap Auditor Switching secara Voluntary

Financial Distress atau kesulitan keuangan merupakan keadaan dimana perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya.

Menurut Damayanti dan Sudarma (2007:6) bahwa “kesulitan keuangan membuat klien cenderung melakukan pergantian auditor bila dibandingkan dengan perusahaan yang keuangannya sehat dengan alasan bahwa mereka perlu menyewa kualitas auditor yang lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya”.Hal ini dilakukan untuk menarik kembali kepercayaan

(42)

stakeholders dan menambah kepercayaan diri perusahaan. Berdasarkan uraian dimuka maka diajukan Hipotesis keempat sebagai berikut :

H4 :Financial distress berpengaruh terhadap auditor switching secara voluntary.

2.4.5 Pengaruh Ukuran KAP terhadap Auditor Switching secara Voluntary

Dalam menyusun laporan keuangannya, manajemen suatu perusahaan akan cenderung menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik ternama seperti The Big Four. Hal ini terjadi karena Kantor Akuntan Publik The Big Four dianggap lebih memiliki pengalaman dan kredibilitas.

Selain itu, laporan keuangan yang dikeluarkan oleh Kantor Akuntan Publik ternama biasanya lebih disukai oleh pihak investor.

Perusahaan yang sebelumnya menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik The Big Four biasanya tidak akan berpindah ke Kantor Akuntan Publik non Big Four. Dengan kata lain, perusahaan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik The Big Four memiliki kecenderungan melakukan auditor switching lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik non Big Four.Tetapi tidak selamanya perusahaan dapat mempertahankan KAP Big 4 tersebut karena adanya kewajiban rotasi auditor (Sinason et al., 2001)Berdasarkan uraian dimuka maka diajukan Hipotesis kelima sebagai berikut :

H5 :Ukuran KAP berpeng aruh terhadap auditor switching secara voluntary.

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong dalam jenis penelitian kausatif (causative).

Kausatif merupakan penelitian dengan menggunakan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Menurut Sugiyono (2008:56) Penelitian sebab akibat (causal research) bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi).Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto,yaitu tipe penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta atau peristiwa.Oleh sebab itu,penelitian ini menguji pengaruh audit fee,ukuran perusahaan,pergantian manajemen,financial distress,ukuran KAP sebagai variabel independen terhadap variabel dependen Auditor Switching.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian, Erlina (2011:81). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013 sampai dengan 2016 yang berjumlah 42 perusahaan pada tabel Tabel 3.1.

(44)

Tabel 3.1

Daftar Populasi Perusahaan Property dan Real Estate

NO KODE

SAHAM

NAMA KAP KETERANGAN

2013 2014 2015 2016

1 APLN Deloitte Deloitte Deloitte Deloitte Tidak Berubah

2 ASRI PKF PKF PKF PKF Tidak Berubah

3 BAPA Tjahjadi & Tamara Tjahjadi & Tamara Tjahjadi & Tamara Tjahjadi & Tamara Tidak Berubah

4 BCIP JAS JAS JAS JAS Tidak Berubah

5 BEST PKF PKF PKF PKF Tidak Berubah

6 BIPP Berubah ditahun 2013,2014 Berubah

7 BKDP Berubah ditahun 2013,2014 Berubah

8 BKSL BDO BDO BDO BDO Tidak Berubah

9 BSDE MSS MSS MSS MSS Tidak Berubah

10 COWL Berubah ditahun 2014,2015 Berubah

11 CTRA Ernest&Young Ernest&Young Ernest&Young Ernest&Young Tidak Berubah 12 DART Ernest&Young Ernest&Young Ernest&Young Ernest&Young Tidak Berubah

13 DILD MSS MSS MSS MSS Tidak Berubah

14 DUTI Moore Stephens Moore Stephens Moore Stephens Moore Stephens Tidak Berubah 15 ELTY Kosasih,Nurdiyama

& rekan

Kosasih,Nurdiyama

& rekan

Kosasih,Nurdiyama

& rekan

Kosasih,Nurdiyama

& rekan

Tidak Berubah

16 EMDE Berubah di tahun 2014,2015 Berubah

17 FMII Berubah di tahun 2014, 2015 Berubah

18 GAMA Berubah di tahun 2013, 2014 Berubah

19 GMTD RSM RSM RSM RSM Tidak Berubah

20 GPRA Kosasih,Nurdiyama

& rekan

Kosasih,Nurdiyama

& rekan

Kosasih,Nurdiyama

& rekan

Kosasih,Nurdiyama

& rekan

Tidak Berubah 21 GWSA Deloitte Deloitte Deloitte Deloitte Tidak Berubah

22 JRPT RSM RSM RSM RSM Tidak Berubah

23 KIJA BDO BDO BDO BDO Tidak Berubah

24 KPIG Berubah di tahun 2013 Berubah

25 LAMI Berubah di tahun 2015,2016 Berubah

26 LCGP Kosasih,Nurdiyama

& rekan

Kosasih,Nurdiyama

& rekan

Kosasih,Nurdiyama

& rekan

Kosasih,Nurdiyama

& rekan

Tidak Berubah

27 LPCK RSM RSM RSM RSM Tidak Berubah

28 LPKR RSM RSM RSM RSM Tidak Berubah

29 MDLN BDO BDO BDO BDO Tidak Berubah

30 MKPI Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil

Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil

Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil

Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil

Tidak Berubah 31 MTLA Deloitte Deloitte Deloitte Deloitte Tidak Berubah

32 MTSM Berubah di tahun 2013 Berubah

33 NIRO BDO BDO BDO BDO Tidak Berubah

34 OMRE Deloitte Deloitte Deloitte Deloitte Tidak Berubah 35 PLIN Deloitte Deloitte Deloitte Deloitte Tidak Berubah 36 PUDP Dbsd&a Dbsd&a Dbsd&a Dbsd&a Tidak Berubah 37 PWON Deloitte Deloitte Deloitte Deloitte Tidak Berubah

38 RBMS Berubah di tahun 2015,2016 Berubah

39 RODA Morhan & rekan Morhan & rekan Morhan & rekan Morhan & rekan Tidak Berubah 40 SCBD Moore Stephens Moore Stephens Moore Stephens Moore Stephens Tidak Berubah

41 SMDM HLB HLB HLB HLB Tidak Berubah

42 SMRA Ernest & Young Ernest & Young Ernest & Young Ernest & Young Tidak Berubah Sumber: Diolah Peneliti (2017) dari website: www.idx.co.id diakses pada tanggal 05 September 2017

Menurut Erlina (2011:82), sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan sampel sampling bertujuan (purposive

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Konseptual  Auditor  Switching   secara  voluntary(Y) Audit Fee (X1) Ukuran Perusahaan (X2) Pergantian Manajemen (X3) Financial Distress (X4) Ukuran KAP (X5) H2H3H4H5H1

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan pelaksanaan pelelangan PENGA DA A N PERA LATA N PRA KTEK DA N PERA GA SISWA SD pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Bima Tahun

Pedoman pengembangan silabus ini merupakan penjabaran program pembelajaran/kurikulum dan dikembangkan dengan memperhatikan pengalaman guru, kepala dan para Pembina RA di

Kemudian minyak hasil ekstraksi tersebut digunakan untuk bahan baku produksi biodiesel yang meliputi tahap esterifikasi dan transesterifikasi.. Dari hasil penelitian,

Dapat dilihat dari data diatas, bahwa perencanaan tulangan balok telah memenuhi persyaratan... Maka dapat disimpulkan hasil perhitungan untuk penulangan

Submit two requests to the server with the following parameters and values: initial request case

Tiga buah gaya F1, F2, dan F3 memiliki arah dan besar seperti pada gambar berikut ini.. Hubungan yang benar untuk ketiga gaya tersebut

The aim is to build a technological platform based on low cost digital technologies and open source tools, such as Panoramic Spherical Photogrammetry, Spatial Database,

Pada kesempatan ini, penulis ingin memanfaatkan media Internet untuk merancang membuat sebuah situs yang bisa menguji sampai dimana tingkat IQ seseorang secara online agar