• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan sejarah baru pada hari ini dengan berhasil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan sejarah baru pada hari ini dengan berhasil"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan sejarah baru pada hari ini dengan berhasil mencatatkan 50 emiten baru hingga awal November 2018. Jumlah tersebut masih akan bertambah dan akan menjadi rekor pencatatan saham di BEI paling banyak. Salah satu perusahaan yang Intial Public Offering (IPO) saat itu adalah PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. dengan jumlah saham 7.379.580.291 saham (CNBC Indonesia, 2018). Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mendorong para pengusaha untuk melakukan initial public offering (IPO) atau mencatatkan perusahaannya di pasar modal. Proses ini dibutuhkan jika suatu perusahaan berniat mengubah statusnya menjadi perusahaan terbuka (go public). Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan yang memutuskan untuk melakukan go public akan memiliki banyak manfaat. Manfaat yang pertama, perusahaan yang go public bisa mendapatkan pendanaan yang tidak terbatas yang dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas usaha dan mempercepat pertumbuhan perusahaan. Manfaat yang kedua, memudahkan perusahaan dalam ekspansi dan perkembangan perusahaan. Manfaat yang ketiga, memberikan kemudahakan bagi perusahaan untuk mendapatkan mitra kerja strategis. Dengan adanya keterbukaan informasi, maka investor dan mitra kerja dapat menemukan perusahaan yang cocok

(2)

untuk diajak kerjasama. Manfaat yang terakhir, dengan menjadi perusahaan go public dapat meningkatkan kinerja dan profesionalisme perusahaan untuk menarik investor agar mau menanamkan modalnya (Kontan, 2019). Oleh karena itu setiap tahunnya jumlah emiten yang melakukan IPO semakin bertambah, hal tersebut dapat dilihat dari grafik jumlah emiten yang melakukan IPO berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) berikut ini:

Gambar 1.1

Jumlah Emiten yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) Tahun 2016 – 2018

(Sumber : www.idx.co.id)

Gambar 1.1 menunjukkan peningkatan jumlah emiten yang melakukan IPO berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) setiap tahunnya, Pada tahun 2016 jumlah emiten yang melakukan IPO sebanyak 15 emiten. Pada tahun 2017 jumlah

15

37

55

0 10 20 30 40 50 60

2016 2017 2018 (per Desember 2018)

Jumlah Emiten yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) Tahun 2016-2018

Emiten yang melakukan IPO

(3)

sebesar 146,67% dibanding tahun 2016. Pada tahun 2018 jumlah emiten yang melakukan IPO sebanyak 55 emiten yang berarti terjadi peningkatan sebesar 48,65%

dibanding tahun 2017. Peningkatan jumlah emiten yang melakukan IPO paling signifikan terjadi pada tahun 2018, yaitu sebanyak 55 perusahaan. Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 29/POJK.04/2016 tertulis bahwa perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib menyusun Laporan Tahunan yang disusun oleh direksi dan wajib ditelaah oleh Dewan Komisaris. Laporan Tahunan yang wajib disusun oleh perusahaan salah satunya, yaitu laporan keuangan tahunan yang telah diaudit.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tahun 2018 dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 1, laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan menurut PSAK Nomor 1 adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:

a. Aset;

b. Liabilitas;

c. Ekuitas;

(4)

d. Penghasilan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian;

e. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik; dan

f. Arus kas.

Informasi tersebut, beserta informasi lain yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu penggunaan laporan keuangan dalam memprediksi arus kas masa depan entitas dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya arus kas masa depan (IAI, 2018).

Menurut PSAK Nomor 1 menyatakan bahwa laporan keuangan lengkap terdiri dari:

a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode;

b. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;

c. Laporan perubahan ekuitas selama periode;

d. Laporan arus kas selama periode;

e. Catatan atas laporan keuangan, berisi kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lain;

f. Informasi komparatif mengenai periode terdekat sebelumnya sebagaimana ditentukan dalam paragraph 38 dan 38A; dan

g. Laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restropektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas

(5)

mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan sesuai dengan paragraf 40A-40D.

Laporan posisi keuangan atau biasa yang disebut dengan neraca saldo merupakan suatu laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan (berupa aset, liabilitas, dan ekuitas) pada suatu saat tertentu (Agoes,2017). Laporan posisi keuangan mencakup penyajian jumlah pos-pos, yaitu aset tetap, properti investasi, aset tidak berwujud, aset keuangan, investasi yang dicatat menggunakan metode ekuitas, aset biologis, persediaan, piutang usaha dan piutang lain, kas dan setara kas, total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, utang usaha dan utang lain, provisi, liabilitas keuangan, liabilitas dan aset untuk pajak kini, liabilitas dan aset pajak tangguhan (IAI, 2018).

Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainnya merupakan suatu laporan yang menggambarkan hasil usaha suatu perusahaan secara keseluruhan (berupa pendapatan, beban, dan laba atau rugi) untuk suatu periode tertentu. Pendapatan merupakan kenaikan manfaat ekonomik selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau peningkatan aset, atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan pada ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Sedangkan beban merupakan penurunan manfaat ekonomik selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pengeluaran atau penurunan aset, atau terjadi liabilitas yang mengakibatkan penurunan pada ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Keuntungan

(6)

merupakan jumlah pendapatan yang tersisa setelah dikurangi semua biaya, utang, aliran pendapatan tambahan, dan biaya operasional. Sedangkan kerugian merupakan jumlah pengeluaran atau biaya yang lebih besar dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain menyajikan, sebagai tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (IAI, 2018):

a. Laba rugi

b. Total penghasilan komprehensif lain

c. Penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, yaitu total laba rugi dan penghasilan komprehensif lain

Menurut Romney & Steinbart (2018), terdapat 5 siklus sistem informasi akuntansi, yaitu Human Resources cycle, Expenditure cycle, Production cycle, Revenue cycle, dan Financial/Accounting cycle.

Revenue cycle (siklus pendapatan) adalah serangkaian kegiatan bisnis yang berulang dan operasi proses pemrosesan informasi terkait dengan penyediaan barang dan jasa kepada pelanggan, serta mengumpulkan kas sebagai pembayaran atas penjualan tersebut. Siklus pendapatan terdiri dari 4 aktivitas, yaitu (Romney &

Steinbart, 2018):

1. Sales order entry merupakan aktivtas perusahaan dalam menerima pesanan dari pelanggan sesuai dengan dokumen sales order, menyetujui kredit pelanggan, mengecek ketersediaan barang, dan menanggapi pertanyaan pelanggan.

(7)

2. Shipping merupakan aktivitas perusahaan dalam mengirimkan barang atau menyampaikan jasa kepada pelanggan. Dokumen yang terlibat dalam aktivitas ini adalah picking ticket, packing slip, dan bill of lading.

3. Billing (penagihan) merupakan aktivitas yang melibatkan dua pekerjaan yang terpisah tetapi terkait erat, yaitu membuat faktur dan meng-update piutang. Proses penagihan yang akurat dan tepat waktu untuk pekerjaan yang telah dilaksanakan adalah hal yang krusial. Aktivitas invoicing menyimpulkan informasi dari pesanan dan aktivitas penyerahan barang atau jasa, sehingga membutuhkan informasi terkait pekerjaan yang diserahkan, harga, serta persyaratan khusus lainnya. Dokumen mendasar yang dibuat dalam proses penagihan adalah invoice yang memberitahukan pelanggan jumlah yang harus dibayar dan kemana pemabayaran harus dikirimkan.

Fungsi terkait piutang melaksanakan dua tugas mendasar, yaitu menggunakan informasi dari invoice untuk mendebit akun pelanggan dan selanjutnya megkredit akun tersebut ketika pembayaran diterima.

4. Cash collection merupakan aktivitas perusahaan yang memproses dan menerima pembayaran dari pelanggan.

Expenditure cycle (siklus pengeluaran) adalah serangkaian kegiatan bisnis yang berulang dan operasi pemrosesan informasi terkait dengan pembelian dan pembayaran atas barang dan jasa. Ada 4 aktivitas mendasar dalam siklus pengeluaran, yaitu (Romney & Steinbart, 2018):

(8)

1. Ordering materials, supplies, and services merupakan tahap perusahaan mengidentifikasi apa, kapan, dan berapa banyak pembelian yang akan dilakukan, serta memilih supplier. Ada dua dokumen yang dibuat dalam proses ini yaitu purchase requisition dan purchase order.

2. Receiving materials, supplies, and services merupakan aktivitas perusahaan terkait menerima barang yang telah dipesan lalu memverifikasi jenis, jumlah, dan kualitas barang yang diterima dengan purchase order.

Dokumen yang dibuat dalam proses ini berupa receiving report.

3. Approving supplier invoice merupakan tahap perusahan terlebih dahulu mencocokkan invoice dari supplier dengan purchase order dan receiving report sebelum menyetujui invoice untuk dibayar. Dokumen yang dibuat dalam proses ini yaitu disbursement voucher.

4. Cash disbursement merupakan aktvitas perusahaan dalam melakukan pemrosesan pembayaran kepada supplier.

Menurut PSAK aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomik masa depan diharapkan akan mengalir ke entitas (IAI, 2018). Beberapa komponen yang terdapat dalam aset adalah piutang dan kas. Piutang termasuk dalam komponen yang penting dalam perusahaan karena piutang mewakili satu dari berbagai aset perusahaan yang liquid (mudah dikonversikan menjadi uang tunai). Bagi beberapa perusahaan, piutang juga merupakan salah satu dari aset perusahaan yang terbesar (Weygandt, et al., 2020).

(9)

Menurut Weygandt, et al. (2020), piutang dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:

a. Piutang dagang

Piutang dagang merupakan sejumlah utang pelanggan yang tercatat dalam akun piutang dagang. Itu merupakan hasil dari penjualan barang dan jasa. Perusahaan biasanya mengharapkan untuk dapat menagih piutang dagang dalam 30 sampai 60 hari.

b. Piutang wesel

Piutang wesel merupakan perjanjian tertulis (sebagai bukti dari instrumen formal) untuk sejumlah uang yang akan diterima. Biasanya piutang wesel mengharuskan menagih bunga dan memperanjang periode waktunya menjadi 60 – 90 hari atau lebih lama lagi. Piutang dagang dan piutang wesel merupakan hasil dari transaksi penjualan yang sering disebut dengan piutang usaha.

c. Piutang lain-lain

Piutang lain-lain termasuk piutang diluar usaha seperti, piutang bunga, piutang untuk karyawan kantor, uang muka karyawan, dan pajak penghasilan yang dapat dikembalikan. Piutang lain-lain biasanya bukan hasil dari bisnis operasi.

Piutang lain-lain juga biasanya diklasifikasi dan dilaporkan sebagai item yang terpisah di laporan posisi keuangan.

Kas merupakan aset yang paling liquid dan media pertukaran standar dan dasar dalam untuk mengukur dan menghitung semua item. Perusahaan biasanya mengklasifikasikan kas sebagai aset lancar (Kieso et al., 2018).

(10)

Kas kecil atau biasa disebut petty cash adalah sejumlah uang tunai yang dimiliki perusahaan dan dipegang atau dikelola oleh kasir kas kecil yang fungsinya untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang sifatnya relatif kecil dan cenderung rutin (Wongkar, et al., 2017). Menurut Wongkar, et al. (2017), kas kecil memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :

a. Jumlahnya dibatasi, sesuai dengan rutinitas perusahaan.

b. Memiliki kegunaan untuk membayar pengeluaran yang relatif kecil.

Menurut Waluyo (2020), terdapat 2 metode yang digunakan untuk mengelola kas kecil, yaitu:

a. Metode imprest

Dalam metode ini jumlah pada akun kas kecil selalu tetap, yaitu sebesar cek yang diserahkan kepada kasir kecil untuk membentuk dana kas kecil. Kasir kas kecil selalu menguangkan cek ke bank yang digunakan untuk membayar pengeluaran kecil dan setiap melakukan pembayaran, kasir kas kecil membuat bukti pengeluaran. Pencatatan pengeluaran dilakukan pada saat pengisian kembali.

b. Metode fluktuasi

Dalam metode ini saldo uang yang dicatat pada akun kas kecil selalu berubah (tidak tetap). Fluktuasi rersebut sesuai dengan jumlah pengisian kembali dan pengeluaran-pengeluaran dari kas kecil. Pencatatan ini dilakukan secara langsung pada saat pengeluaran

(11)

Liabilitas merupakan kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomik (IAI, 2018). Menurut Weygandt, et al.

(2020), liabilitas dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Liabilitas lancar, yang merupakan utang perusahaan yang diharapkan dibayar dalam satu tahun atau satu siklus operasi.

b. Liabilitas tidak lancar, yang merupakan utang perusahaan yang dibayarakan lebih dari satu tahun atau satu siklus operasi. Contohnya utang obligasi dan utang wesel jangka panjang.

Menurut Weygandt, et al. (2020), liabilitas lancar memiliki berbagai tipe yang terdiri dari:

a. Utang dagang, yang merupakan kewajiban perusahaan yang harus dibayarkan kepada supplier atas pembelian bahan baku.

b. Utang wesel, yang merupakan kewajiban yang mengikat perusahaan dalam bentuk perjanjian tertulis. Biasanya perusahaan menerbitkan utang wesel untuk memperoleh pendanaan jangka pendek. Utang wesel mewajibkan peminjam untuk membayarkan bunga. Utang wesel yang berjangka waktu satu tahun diklasifikasikan sebagai liabilitas lancar dalam laporan posisi keuangan.

c. Utang pajak penjualan, yang merupakan kewajiban yang muncul dari pembeli saat penjualan terjadi yang harus dibayarkan kepada pemerintah.

(12)

d. Pendapatan diterima dimuka, terjadi pada saat perusahaan menerima pembayaran lebih dulu sebelum barang diberikan kepada pembeli atau sebelum jasa dilakukan.

e. Current maturities of long term debt, yang merupakan kewajiban atas sebagian dari utang jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun tersebut.

Selain perusahaan harus menyusun laporan keuangan, sebagai salah satu syarat perusahaan dapat go public, yaitu perusahaan diwajibkan untuk melaporkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit. Menurut Arens, et al. (2017), auditing adalah proses mengumpulkan dan menilai bukti-bukti tentang informasi laporan keuangan untuk diukur dan dibandingkan dengan standar yang berlaku. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Audit terdiri dari berbagai tipe sebagai berikut:

a. Audit operasional, yang merupakan menguji efektivitas dan efisiensi bisnis proses perusahaan.

b. Audit kepatuhan, yang merupakan audit untuk menentukan apakah perusahaan yang diaudit telah mengikuti prosedur yang spesifik, aturan, atau regulasi yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi.

c. Audit laporan keuangan, yang merupakan audit untuk mementukan apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) sudah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

(13)

Dalam melakukan proses audit laporan keuangan, auditor harus mematuhi prosedur-prosedur audit yang berlaku untuk melakukan proses audit tersebut. Model proses audit menurut Agoes (2017) terdiri dari:

a. Fase 1 – Penerimaan Klien

Tujuannya adalah untuk memutuskan apakah Kantor Akuntan Publik (KAP) akan menerima (calon) klien baru dan melanjutkan audit untuk klien yang diaudit tahun lalu.

b. Fase 2 – Perencanaan Audit

Tujuannya untuk menentukan jumlah dan jenis buki dan penelahan yang diperlukan agar auditor dapat memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan tidak mengandung salah saji material.

c. Fase 3 – Melakukan Tes dan Mengumpulkan Bukti

Tujuannya untuk melakukan tes terhadap bahan bukti yang mendukung pengendalian internal dan kewajaran laporan keuangan.

d. Fase 4 – Evaluasi dan Pelaporan

Tujuannya untuk melengkapi audit prosedur yang harus dilakukan dan berikan (buat) opini auditor.

Dalam menjalankan proses audit, auditor diharuskan untuk mengumpulkan bukti-bukti yang akan digunakan untuk memperkuat opininya. Terdapat 8 kategori bukti menurut Arens, et al. (2017), yaitu:

a. Pemeriksaan Fisik

(14)

Inspeksi atau perhitungan auditor atas aset berwujud. Tipe bukti ini sering digunakan persediaan dan kas, tapi bukti ini juga dapat digunakan untuk memverifikasi sekuritas, piutang wesel, dan aset tetap. Pemeriksaan fisik secara langsung bertujuan untuk memverifikasi bahwa aset benar-benar ada.

b. Konfirmasi

Menggambarkan penerimaan langsung respon secara tertulis dari pihak ketiga untuk memverifikasi keakuratan informasi yang diajukan oleh auditor.

Konfirmasi terdiri dari dua jenis yaitu konfirmasi positif dan konfirmasi negatif.

Konfirmasi positif meminta respon pihak ketiga dalam setiap keadaan baik informasi benar atau salah. Konfirmasi negatif hanya meminta respon pihak ketiga apabila informasi tidak benar.

c. Inspeksi

Pemeriksaan auditor terhadap dokumen dan pencatatan klien untuk memperkuat informasi yang seharusnya terdapat dalam laporan keuangan.

Dokumen yang diperiksa oleh auditor adalah catatan yang digunakan klien untuk menyediakan informasi bagi pelaku bisnis dalam cara yang teroganisir baik dalam bentuk kertas, elektronik, ataupun media lain. Karena setiap transaksi organisasi klien biasanya didukung setidaknya oleh satu dokumen.

Ketika auditor menggunakan dokumentasi untuk mendukung pencatatan transaksi atau jumlah, proses ini disebut sebagai vouching.

d. Prosedur Analitis

(15)

Prosedur analitis ditentukan berdasarkan standar audit sebagai evaluasi informasi finansial melalui analisis yang dapat diterima antara hubungan data finansial dan non finansial.

e. Permintaan Keterangan Klien

Memperoleh informasi tertulis atau lisan dari klien untuk memberikan respon atas pertanyaan auditor.

f. Perhitungan Kembali

Perhitungan ulang mencakup pemeriksaan kembali sampel perhitungan yang dibuat oleh klien. Pemeriksaan kembali perhitungan klien termasuk melakukan test keakuratan perhitungan klien dan termasuk prosedur atas perpanjangan invoice penjualan dan persediaan, penambahan jurnal dan catatan anak perusahaan, pemeriksaan perhitungan atas beban depresiasi dan beban dibayar dimuka.

g. Pelaksanaan Kembali

Test yang dilakukan oleh auditor independen terhadap prosedur akuntansi klien atau pengendalian yang dilakukan sebagai bagian dari akuntansi perusahaan dan sistem pengendalian internal.

h. Observasi

Observasi terdiri dari memperhatikan proses atau prosedur yang sedang dilakukan oleh orang lain. Auditor dapat melihat-lihat perusahaan klien untuk memperoleh impresi umum terhadap fasilitas klien, atau melihat individu melakukan pekerjaan akuntasi untuk menentukan apakah orang yang di berikan

(16)

tanggung jawab tersebut melakukannya dengan benar. Observasi digunakan untuk mengevaluasi efektivitas prosedur perusahaan klien.

Vouching merupakan prosedur audit yang meliputi inspeksi terhadap dokumen- dokumen yang mendukung suatu transaksi atau data keuangan untuk menentukan kewajaran dan kebenarannya. Dokumen tersebut dibandingan dengan catatan akuntansi yang berkaitan.

Pengumpulan bukti audit terkait vouching transaksi yang terdiri dari piutang, utang usaha, PPh final, dan petty cash bertujuan untuk memperoleh asersi audit. Asersi merupakan representasi manajemen mengenai kewajaran laporan keuangan. Auditing Standard Board (ASB), mengklasifikasikan asersi laporan keuangan sebagai berikut (Agoes, 2017):

a. Existence atau occurrence: apakah semua aset, liabilitas dan ekuitas yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) betul-betul ada, dan atau apakah semua transaksi yang dipresentasikan dalam laporan laba rugi komprehensif benar-benar terjadi.

b. Completeness: apakah ada aset, liabilitas dan ekuitas, atau transaksi yang dihilangkan dari laporan keuangan.

c. Right and obligation: apakah aset yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) dimiliki perusahaan, dan apakah liabilitas yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) merupakan liabilitas perusahaan per tanggal laporan posisi keuangan.

(17)

d. Valuation atau allocation: apakah aset, liabilitas, dan ekuitas dinilai dengan tepat sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum yaitu SAK/ETAP/IFRS, dan apakah saldo-saldo sudah dialokasikan secara wajar antara laporan posisi keuangan (neraca) dan laba rugi komprehensif.

e. Presentation and disclosure: apakah pengklasifikasian, seperti current versus noncurrent assets and liabilities, dan operating versus nonoperating revenue and expenses, sudah direfleksikan secara tepat di laporan keuangan, dan apakah pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan sudah memadai agar laporan keuangan itu tidak misleading (menyesatkan).

Dalam mengumpulkan bukti-bukti audit, auditor membutuhkan dokumen- dokumen yang dapat mendukung proses audit yang dilakukan. Biasanya auditor meminta dokumentasi tersebut dari klien. Menurut Arens, et al. (2017), dokumentasi yang digunakan untuk mendukung bukti audit dalam proses audit terdiri dari 2 macam, yaitu:

a. Dokumen internal

Merupakan dokumen yang berasal dari klien yang berhubungan dengan internal perusahaan dan tidak boleh disebar luaskan kepada pihak lain. Dokumen tersebut berupa laporan waktu karyawan yang disiapkan dan digunakan dalam organisasi klien.

b. Dokumen eksternal

Merupakan dokumen yang berasal dari klien, tapi dokumen tersebut menyangkut hubungan klien dengan pihak eksternal yang terjadi karena

(18)

transaksi yang dilakukan klien tersebut. Dokumen tersebut berupa invoice supplier yang digunakan pihak eksternal untuk transaksi yang di dokumentasikan dan yang sekarang telah dimiliki oleh klien.

Menurut Agoes (2017), semua prosedur audit yang telah dilakuan dan bukti temuan pemeriksaan audit yang didapatkan harus didokumentasikan ke dalam Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP). Kertas kerja pemeriksaan adalah semua berkas-berkas yang dikumpulkan auditor saalam menjalankan pemeriksaan, yang berasal dari:

a. Pihak klien, seperti:

1) Neraca saldo 2) Rekonsiliasi bank 3) Analisis umur piutang 4) Rincian persediaan 5) Rincian liablitas

6) Rincian beban umum dan administrasi 7) Rincian beban penjualan

8) Surat pernyataan langganan b. Analisis yang dibuat auditor, seperti:

1) Berita acara kas opname

2) Pemahaman dan evaluasi pengendalian internal 3) Analisis penarikan aset tetap

4) Analisis mengenai cukup tidaknya allowance for bad debts

(19)

6) Working profit and loss 7) Top schedule

8) Supporting schedule 9) Konsep laporan audit 10) Management letter c. Pihak ketiga, seperti:

1) Jawaban konfirmasi piutang 2) Jawaban konfirmasi liabilitas 3) Jawaban konfirmasi dari bank

4) Jawaban konfirmasi dari penasihat hukum perusahaan

Kertas kerja pemeriksaan merupakan dokumentasi auditor atas prosedur-prosedur audit yang dilakukannya, tes-tes yang diadakan, informasi-informasi yang didapat dan kesimpulan yang dibuat atas pemeriksaan, analisis, memorandum, surat-surat konfirmasi dan representation, ikhtisar dokumen-dokumen perusahaan, rincian-rincian pos laporan posisi keuangan dan laba rugi, serta komentar-komentar yang dibuat atau yang diperoleh auditor, mempunyai beberapa tujuan (Agoes, 2017):

a. Mendukung opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan.

b. Sebagai bukti bahwa auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik.

c. Sebagai referensi dalam hal ada pertanyaan dari:

1) Pihak pajak 2) Pihak bank

(20)

3) Pihak klien

d. Sebagai salah satu dasar penilaian asisten (seluruh tim audit) sehingga dapat dibuat evaluasi mengenai kemampuan asisten sampai dengan partner, sesudah selesai suatu penugasan.

e. Sebagai pegangan untuk audit tahun berikutnya.

Kertas kerja pemeriksaan biasanya dikelompokkan dalam:

a. Berdasarkan tahun berjalan (current file), yang berisi kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk tahun berjalan, misalnya neraca saldo, berita acara kas opname, rekonsiliasi bank, rincian piutang, rincian persediaan, rincian liablititas, rincian biaya, dan lain-lain.

b. Berkas permanen (permanent file), yang berisi kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk beberapa tahun, misalnya akta pendirian, buku pedoman akuntansi, kontrak-kontrak, notulen rapat

c. Correspondence File berisi korespondensi dengan klien, berupa surat menyurat, faksimile, e-mail, dan lain.lain.

Menurut Agoes (2017), kertas kerja pemeriksaan yang baik mencakup:

a. Skedul Utama

Skedul utama akan memperlihatkan saldo per book (bersumber dari trial balance), audit adjustment, saldo per audit, serta saldo tahun lalu (bersumber dari kertas kerja pemeriksaan tahun lalu). Didalam skedul utama biasanya dicantumkan kesimpulan atas pos yang bersangkutan. Angka yang ada dalam

(21)

b. Skedul Pendukung

Dalam skedul pendukung berisikan sifat perkiraan, prosedur audit yang dilakukan beserta tick mark, audit adjustment yang diusulkan auditor dan diterima klien.

c. Working Balance Sheet dan Working Profit and Loss

Berisi angka per-book (bersumber dari trial balance klien), audit adjustment, saldo per book yang nantinya akan merupakan angka-angka di laporan posisi keuangan dan laba rugi yang sudah diaudit, serta saldo tahun lalu (bersumber dari audit report atau kertas pemeriksaan tahun lalu).

PPh Final adalah pajak yang dikenakan dengan tarif dan dasar pengenaan pajak tertentu yang berbeda dengan skema pajak umum atas penghasilan yang diterima atau diperoleh selama tahun berjalan. PPh final dikelompokkan menjadi (Ddtc, 2020):

a. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi.

b. Penghasilan berupa hadiah undian.

c. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas.

d. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah atau bangunan.

e. Penghasilan tertentu lainnya yang diatur dengan atau berdasarkan peraturan pemerintah.

(22)

1.2 Maksud dan Tujuan Magang

Program kerja magang dilaksanakan bertujuan untuk memperoleh:

1. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa mengenai praktik audit seperti vouching transaksi, rekapitulasi transaksi, melengkapi kertas kerja pemeriksaan sehingga dapat menerapkan teori yang sudah diajarkan selama kuliah.

2. Mendapatkan wawasan dan pengalaman langsung kepada mahasiswa mengenai dunia kerja.

3. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkomunikasi mahasiswa.

1.3 Waktu dan Prosedur Pelaksanaan Kerja Magang

1.3.1 Waktu Pelaksanaan Kerja Magang

Pelaksanaan kerja magang dilakukan pada tanggal 15 Juni 2020 sampai dengan 14 Agustus 2020 di PT Berkat Wahana Solusindo sebagai junior auditor yang berlokasi di Soho Capital Building lantai 25 Unit 9, Tanjung Duren Selatan, Grogol Pertamburan, Jakarta Barat, 11470. Jam kerja selama magang yaitu Senin sampai Jumat pukul 09.00 – 16.00 WIB. Selama magang audit dilakukan di kantor klien, sehingga jam kerja selama magang mengikuti aturan jam kerja kantor klien.

(23)

1.3.2 Prosedur Pelaksanaan Kerja Magang

Berdasarkan Buku Panduan Kerja Magang Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis Universitas Multimedia Nusantara, prosedur pelaksanaan kinerja magang adalah sebagai berikut:

A. Pengajuan

Prosedur pengajuan kerja magang adalah sebagai berikut:

a. Mengajukan permohonan dan mengisi formulir pengajuan kerja magang (Form KM-01) sebagai acuan pembuatan Surat Pengantar Kerja Magang yang ditujukan kepada perusahaan yang dimaksud dengan ditandatangani oleh Ketua Program Studi dan formulir KM-01 dan formulir KM-02 dapat diperoleh dari program studi;

b. Surat Pengantar dianggap sah apabila dilegalisir oleh Ketua Program Studi;

c. Program Studi menunjuk seorang dosen full time pada Program Studi yang bersangkutan sebagai pembimbing kerja magang;

d. Mengajukan usulan tempat kerja magang kepada Ketua Program Studi;

e. Menghubungi calon perusahaan tempat kerja magang dengan dibekali surat pengantar kerja magang;

f. Jika permohonan untuk memperoleh kesempatan magang ditolak, harus mengulang dari poin a,b,c, dan d, dan izin baru

(24)

akan diterbitkan untuk mengganti izin yang lama. Jika permohonan diterima, harus melaporkan hasilnya kepada Koordinator Magang;

g. Memulai pelaksanaan kerja magang apabila telah menerima surat balasan bahwa yang bersangkutan telah diterima kerja magang pada perusahaan yang dimaksud yang ditujukan kepada Koordinator Magang;

h. Apabila telah memenuhi semua persyaratan kerja magang, maka akan memperoleh: Kartu Kerja Magang, Formulir Kehadiran Kerja Magang, Formulir Realisasi Kerja Magang, dan Formulir Laporan Penilaian Kerja Magang.

B. Tahap Pelaksanaan

a. Sebelum melakukan kerja magang di perusahaan, diwajibkan menghadiri perkuliahan kerja magang yang dimaksudkan sebagai pembekalan. Perkuliahan pembekalan dilakukan sebanyak 3 kali tatap muka. Jika tidak dapat memenuhi ketentuan kehadiran tersebut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, akan dikenakan pinalti dan tidak diperkenankan melaksanakan praktik kerja magang di perusahaan pada semester berjalan, serta harus mengulang untuk mendaftra kuliah pembekalan magang pada periode berikutnya.

(25)

b. Pada perkuliahan kerja magang, diberikan materi kuliah yang bersifat petunjuk teknis kerja magang dan penulisan laporan kerja magang, termasuk di dalamnya perilaku di perusahaan.

Adapun rincian materi kuliah adalah sebagai berikut:

Pertemuan 1: Sistem dan prosedur kerja magang, perilaku, dan komunikasi dalam perusahaan

Pertemuan 2: Struktur organisasi perusahaan pengumpulan data (sistem dan prosedur administrasi operasional perusahaan, sumberdaya), analisi kelemahan dan keunggulan (sistem, prosedur, dan efektivitas administrasi serta operasional, efisiensi penggunaan sumber daya, pemasaran perusahaan, keuangan perusahaan)

Pertemuan 3: Cara penulisan laporan, ujian kerja agang dan penilaian, cara presentasi dan tanya jawab.

c. Bertemu dengan dosen pembimbing untuk pembekalan teknis lapangan. Melaksanakan kerja magang di perusahaan dibawah bimbingan seorang karyawan tetap di perusahaan/instansi tempat pelaksanaan kerja magang yang selanjutnya disebut Pembimbing Lapangan. Dalam periode ini mahasisea belajar bekerja dan menyelesaikan tugas yang diberikan, berbaur dengan karyawan dan staf perusahaan agar ikut merasakan kesulitan dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan

(26)

tugas di tempat kerja magang. Jika di kemudia hari ditemukan penyimpangan – penyimpangan (melakukan kerja magang secara fiktif), terhadap yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi diskualifikasi dan sanksi lain sebagaimana aturan universitas, serta diharuskan mengulang proses kerja magang dari awal.

d. Wajib mengikuti semua peraturan yang berlaku di perusahaan/instansi tempat pelaksanaan kerja magang.

e. Bekerja minimal di satu bagian tertentu di perusahaan sesuai bidang studinya. Menuntaskan tugas yang diberikan oleh Pembimbing Lapangan di perusahaan atas dasar teori, konsep, dan pengetahuan yang diperoleh di perkuliahan. Mencoba memahami adaptasi penyesuaian teori dan konsep yang diperolehnya di perkuliahan dengan terapan praktisnya.

f. Pembimbing Lapangan memantau dan meninai kualitas dan usaha kerja magang.

g. Sewaktu menjalani proses kerja magang, Koordinasi Kerja Magang eserta dosen pembimbing kerja magang memantau pelaksanaan kerja magang dan berusaha menjalin hubungan baik dengan perusahaan. Pemantauan dilakukan baik secara lisan maupun tertulis.

(27)

a. Setelah kerja magang di perusahaan selesai, menuangkan temuan serta aktivitas yang dijalankannya selama kerja magang dalam laporan kerja magang dengan bimbingan dosen pembimbing kerja magang.

b. Laporan Kerja Magang disusun sesuai dengan standar format dan struktur Laporan Kerja Magang Universitas Multimedia Nusantara.

c. Dosen pembimbing memnatau laporan final sebelum mengajukan permohonan ujian kerja magang. Laporan Kerja Magang harus mendapat pengesahan dari dosen pembimbing dan diketahui oleh Ketua Program Studi. Menyerahkan Laporan Kerja Magang kepada Pembimbing Lapangan dan meminta Pembimbing Lapangan mengisi formulir penilaian pelaksanaan kerja magang (Form KM-06).

d. Pembimbing Lapangan mengisi formulir kehadiran kerja magang (Form KM-04) terkait dengan kinerja selama melaksanakan kerja magang.

e. Pembimbing Lapangan memberikan surat keterangan perusahaan yang menjelaskan bahwa yang bersangkutan telah menyelesaikan tugasnya.

f. Hasil penilaian yang sudah diisi dan ditandatangani oleh Pembimbing Lapangan di perusahaan/instansi untuk dikirim

(28)

secara langsung kepada Koordinator Magang atau melalui yang bersangkutan dalam amplop tertutup untuk disampaikan kepada Koordinator Magang.

g. Setelah melengkapi persyaratan ujian kerja magang, Koordinator Kerja Magang menjadwalkan ujian kerja magang.

h. Menghadiri ujian kerja magang dan mempertanggungjawabkan laporannya pada ujian kerja magang

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi desain bangunan yang nyaman pada pusat rehabilitasi ditunjukkan dengan penataan ruang dan tampilan bangunan yang telah disesuaikan dengan kebutuhan dan

Pembelajaran creative problem solving memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa dibanding dengan pembelajaran

Pada Proyek pembangunan Apartemen Bellini Tower Paltrow City Semarang Konsultan supervisi adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek untuk melaksanakan

2009.Kajian Penggunaan Obat Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Non Hemodialisa di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2000-2001: Pola

• Jalur dari suatu search tree merepresentasikan serangkaian tindakan yang merupakan solusi yang dimulai dari initial state dan berakhir di goal state. ……… … Initial

Dengan demikian, sosiologi sastra disini objek kajian utamanya adalah sastra, yang berupa karya sastra, sedangkan sosiologi berguna sebagai ilmu untuk memahami gejala sosial yang

Surat Pemberitahuan (SPT) dengan menggunakan media komputer (e-SPT) adalah SPT beserta lampiran-lampirannya dalam bentuk digital dan dilaporkan secara elektronik

Berdasarkan hasil uji statistik pada kadar kolesterol total responden dengan menggunakan uji Chi Square dan uji t independen didapatkan masing-masing nilai p=0,231 dan p=0,446