• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makmur, Adil, dan Sejahtera

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Makmur, Adil, dan Sejahtera"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Tata Ruang Pintu Masuk Terbaik Bagi Investasi Menuju Negeri

Makmur, Adil, dan Sejahtera

(4)
(5)

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

uji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga Laporan Kinerja (LKj) Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2020 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan ini disusun dengan maksud untuk mengkomunikasikan capaian kinerja tahunan yang terkait dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana strategis, sekaligus sebagai sarana pertanggungjawaban atas keberhasilan dan kegagalan tingkat kinerja yang dicapainya. Laporan Kinerja ini disusun untuk memenuhi Peraturan Presiden No.

29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dan dengan mengacu pada Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Nomor 15/SE/IX/2015 tentang Penyusunan Perjanjian Kinerja (PK) dan Laporan Kinerja (LKj) di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

Laporan Kinerja (LKj) ini terdiri dari 3 (tiga) bab, pertama, pemaparan gambaran umum tugas dan fungsi Setditjen Tata Ruang, struktur organisasi, permasalahan dan isu, serta harapan terhadap organisasi. Kedua, penjelasan perencanaan kinerja yang sasaran,

indikator, dan target yang ingin dicapai dalam 1 tahun kerja. Ketiga, penjelasan tentang akuntabilitas kinerja yang terdiri dari capaian kinerja organisasi, perbandingan capaian kinerja tahun ini dengan tahun sebelumnya, perbandingan capaian kinerja dengan rencana strategis dan rencana nasional, serta realisasi anggaran.

Disamping sebagai suatu kewajiban, penyusunan Laporan Kinerja (LKj) ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk melakukan evaluasi guna peningkatan kinerja, baik untuk kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang khususnya serta kinerja Direktorat Jenderal Tata Ruang pada umumnya di tahun-tahun mendatang.

Akhir kata, semoga Laporan Kinerja (LKj) ini dapat bermanfaat bagi perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

P

Jakarta, Februari 2021

Sekretaris Direktorat Jenderal Tata Ruang

(6)

RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF

Dalam struktur organisasi Direktorat Jenderal Tata Ruang, kesekretariatan bertugas melaksanakan pemberian pelayanan administratif kepada seluruh satuan organisasi, dan Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang telah menetapkan tujuannya yaitu peningkatan kualitas dukungan manajemen bagi Ditjen Tata Ruang.

Kinerja Setditjen Tata Ruang dalam mewujudkan tujuan tersebut dapat direfleksikan dalam pelaksanakan Reformasi Birokrasi.

Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang berperan penting dalam manajemen organisasi melalui pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang memiliki 3 (tiga) sasaran utama, yaitu 1) Birokrasi yang bersih dan akuntabel; 2) Birokrasi yang efektif dan efisien; dan 3) Pelayanan publik yang berkualitas. Untuk mewujudkan ketiga sasaran reformasi birokrasi tersebut, telah ditetapkan area- area perubahan birokrasi dan Setditjen Tata Ruang melaksanakan 7 dari 8 area- area perubahan, di antaranya: 1) mental aparatur; 2) akuntabilitas; 3) kelembagaan; 4) tatalaksana; 5) SDM aparatur; 6) peraturan perundang- undangan; dan 7) pelayanan publik.

Serangkaian kegiatan prioritas telah dilaksanakan di tahun 2020 untuk memberikan bukti perubahan jangka pendek yang dapat dirasakan oleh individu dan organisasi, seperti pelaksanaan capacity building ASN, penetapan indikator kinerja utama organisasi berbasis outcome, dan publikasi informasi tata ruang. Manfaat yang dapat dirasakan secara langsung dari perubahan yang dilakukan yaitu terwujudnya SDM aparatur yang kompeten dan kompetitif, peningkatan kualitas penerapan sistem akuntabilitas keuangan dan kinerja yang terintegrasi,

dan terinformasikannya tata ruang yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan publik.

Untuk mencapai manfaat tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang menetapkan 4 (empat) Sasaran Kegiatan. Setiap sasaran tersebut disertai dengan ukuran sebagai alat untuk mengetahui pencapaian sasaran dimaksud. Terdapat 5 Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) beserta targetnya yang tercantum pada dokumen Perjanjian Kinerja dan ditetapkan sebagai standar kinerja tahun 2020. Pencapaian visi dan misi organisasi juga didukung dengan penetapan serangkaian inisiatif Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan sebagai upaya penyempurnaan proses bisnis dan organisasi yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja dari level unit kerja terbawah sampai Kementerian.

Sasaran Kegiatan 1:

Mewujudkan birokrasi penyelenggaraan organisasi yang efektif melalui 4 area perubahan reformasi birokrasi

Indikator Kinerja Kegiatan 1:

1. Nilai capaian kinerja 4 area perubahan reformasi birokrasi Ditjen Tata Ruang

Sasaran Kegiatan 2:

Mewujudkan birokrasi penyelenggaraan program yang akuntabel

Indikator Kinerja Kegiatan 2:

66

100 100

64,11

95 76,57

0 50 100 150

IKK FISIK KEUANGAN

Nilai capaian kinerja 4 area perubahan reformasi birokrasi Ditjen Tata Ruang

TARGET REALISASI

(7)

RINGKASAN EKSEKUTIF

2. Nilai SAKIP Ditjen Tata Ruang dan Setditjen Tata Ruang

Indikator Kinerja Kegiatan 3:

3. Persentase Pemenuhan Dukungan Kebijakan, Pemantauan, dan Evaluasi dalam Rangka Mendukung PEN

Sasaran Kegiatan 3:

Mewujudkan birokrasi penyelenggaraan administrasi keuangan dan BMN yang akuntabel

Indikator Kinerja Kegiatan 4:

4. Indeks penyelenggaraan administrasi keuangan dan BMN Ditjen Tata Ruang dan Satker Ditjen Tata Ruang

Sasaran Kegiatan 4:

Menghadirkan pelayanan prima bagi

Sasaran kegiatan tersebut dapat tercapai dengan dukungan 35 paket pekerjaan dan 3 layanan dengan total pagu anggaran sebesar Rp. 83.852.119.000,- Dalam rangka pelaksanaan Reformasi Birokrasi, sejak tahun 2016 Setditjen Tata Ruang telah menerapkan ISO 9001:2015 dalam pelaksanaan kegiatan. Hal ini

sangat memudahkan dalam

implementasi pengukuran kinerja di unit kerja Eselon IV, dengan konsistensi pelaksanaan kegiatan berdasarkan SOP dan dibuktikan dengan dokumen pendukung (evidence), untuk memastikan target kinerja tercapai dan terselesaikan tepat waktu.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, pencapaian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang dapat dikategorikan sebagai

“AA” atau “Sangat Memuaskan” dimana terdapat perubahan budaya kerja seperti peningkatan kedisiplinan ASN, peningkatan tertib administrasi keuangan, pergeseran kebijakan pemrograman dan penganggaran, peningkatan kinerja dengan menghasilkan outcome yang berguna bagi unit kerja lainnya. Adapun dari segi pencapaian kinerja telah tercapai 99,21%,

80 100 100

80 100 96,18

0 50 100 150

IKK FISIK KEUANGAN

Nilai SAKIP Ditjen Tata Ruang dan Setditjen Tata Ruang

TARGET REALISASI

100 100 100 100 100 90,63

0 50 100 150

IKK FISIK KEUANGAN

Persentase Pemenuhan Dukungan Kebijakan, Pemantauan, dan Evaluasi

dalam Rangka Mendukung PEN

TARGET REALISASI

88 88 100 100 100 97,48

0 50 100 150

IKK FISIK KEUANGAN

Indeks penyelenggaraan administrasi keuangan dan BMN Ditjen Tata Ruang dan

Satker Ditjen Tata Ruang

TARGET REALISASI

64

100 100

62,69

100 93,97

0 50 100 150

IKK FISIK KEUANGAN

Indeks kepuasan pelayanan Setditjen Tata Ruang

TARGET REALISASI

(8)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Pemantauan, evaluasi, perbaikan, dan peningkatan kualitas dilaksanakan setiap tahun untuk membangun manajemen perubahan organisasi menuju budaya organisasi yang sehat dan dapat diandalkan, diantaranya dengan:

1) peningkatan kapasitas ASN melalui kegiatan coffee morning, breakfast meeting, diklat, internship, dst;

2) percepatan legalisasi peraturan perundangan RTR dan pedoman tata ruang;

3) percepatan pedoman uji kompetensi dan kamus kompetensi untuk jabatan fungsional penata ruang nasional;

4) perbaikan perencanaan program yang terfokus pada prioritas nasional, lokasi yang tepat, dan efisiensi penggunaan anggaran;

5) implementasi kinerja dengan penggunaan manual IKU dan sistem informasi kinerja;

6) peningkatan kapasitas pengelola keuangan dan BMN; dan

7) kampanye dan publikasi tata ruang yang massive di berbagai media cetak dan elektronik.

Sejak tahun 2017, Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang telah melaksanakan evaluasi akuntabilitas kinerja melalui restrukturisasi pengukuran kinerja yang mengasilkan peningkatan nilai kinerja dari tahun ke tahun. Peningkatan nilai tersebut memacu Setditjen Tata Ruang untuk terus memberikan kinerja yang baik. Berikut adalah hasil evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang tahun 2017-2019:

Pagu:

Rp. 83.852.119.000 35 Paket

3 Layanan Perkantoran

Realisasi

90,54%

Keuangan

99,21%

Fisik

Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang

(9)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Sumber : Penilaian Inspektorat Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN

Perbaikan terhadap kinerja organisasi dilakukan secara terus menerus melalui berbagai inovasi dan penyelesaian tindak lanjut atas rekomendasi Kementerian PAN-RB. Salah satu terobosan transparansi publik yang dilakukan dalam upaya “membumikan tata ruang kepada masyarakat” adalah melalui pengembangan kampanye publik.

Tujuannya untuk membentuk citra positif dan membangun branding Direktorat Jenderal Tata Ruang secara soft marketing. Adapun kegiatan yang dilaksanakan meliputi pengelolaan channel media social (Twitter, Instagram, Facebook, Youtube), pengelolaan website dan sistem informasi tata ruang mampu meningkatkan curiosity and awareness masyarakat tentang tata ruang. Sampai dengan Laporan Kinerja ini disusun, pengelolaan media sosial tata ruang

berhasil menjaring 15.000 followers di Instagram (@ditjentataruang), 1.190 subscribers di Youtube (Ditjen Tata Ruang), 802 followers di Facebook (Ditjen Tata Ruang), dan 168 followers di Twitter (@DitjenTataRuang).

Publikasi menjadi garda terdepan Ditjen Tata Ruang dalam memberikan pelayanan prima akan pemberian informasi dan database bidang tata ruang yang dapat digunakan untuk kepentingan publik stakeholders dan masyarakat), seperti peraturan perundangan rencana tata ruang, peta rencana tata ruang, pedoman tata ruang, serta dokumen akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang dapat dilihat pada http://tataruang.atrbpn.go.id pilih menu INFORMASI >> KEBIJAKAN >>

LAPORAN KINERJA.

30

25

15

10

20

100

29,75

16,25 14,1

8,08

15,71

83,89

29,75

19,69

13,8

8,08

15,21

86,11

30,00

20,31

13,56

8,42

15,21

87,50

PERENCANAAN

KINERJA PENGUKURAN

KINERJA PELAPORAN

KINERJA EVALUASI

INTERNAL CAPAIAN KINERJA TOTAL Nilai Maksimal 2017 2018 2019

(10)

RINGKASAN EKSEKUTIF

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR TABEL ... x

PENDAHULUAN ... 1

1.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi ... 2

1.1.1. Tugas dan Fungsi ... 2

1.1.2. Struktur Organisasi ... 3

1.1.3. Peta Strategis Organisasi ... 4

1.2. Arti Penting Organisasi ... 5

1.3. Permasalahan dan Isu Strategis ... 8

1.4. Harapan Terhadap Organisasi ... 10

PERENCANAAN KINERJA ... 12

2.1. Rencana Strategis ... 13

2.1.1. Rencana Straregis Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang 2015-2019 ... 13

2.1.2. Rencana Straregis Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang 2020-2024 ... 16

2.2. Rencana Kinerja Tahunan ... 18

2.3. Perjanjian Kinerja ... 21

2.3.1. Perjanjian Kinerja Awal ... 21

2.3.2. Perjanjian Kinerja Revisi ... 22

2.3.3. Struktur Indikator Kinerja Eselon II, III, dan IV ... 24

2.4. Manual Pengukuran Kinerja ... 29

2.5. Rencana Aksi ... 38

2.6. Perencanaan Anggaran ... 46

AKUNTABILITAS KINERJA ... 49

3.1. Capaian Kinerja Organisasi ... 50

3.1.1. Pemantauan Progres Pelaksanaan Pekerjaan Tahun 2020 ... 50

3.1.2. Capaian Perjanjian Kinerja Tahun 2020 ... 53

3.1.3. Perbandingan Capaian Perjanjian Kinerja Tahun 2020 dengan Tahun Sebelumnya ... 64

(12)

DAFTAR ISI

3.1.7. Analisis Keberhasilan dan Kegagalan Pencapaian Kinerja ... 74

3.1.8. Efisiensi Penggunaan Sumberdaya ... 76

3.1.9. Inovasi Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang ... 77

3.2. Realisasi Fisik ... 82

3.3. Realisasi Anggaran ... 87

PENUTUP ... 93

4.1. Kesimpulan ... 93

4.2. Saran ... 96

(13)

DAFTAR BAGAN

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Tata Ruang dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 08 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional ... 2

Bagan 2 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Tata Ruang dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 16 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional ... 2

Bagan 3 Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 08 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional ... 3

Bagan 4 Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 16 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional ... 3

Bagan 5 Peta Strategis Setditjen Tata Ruang ... 4

Bagan 6 Kerangka Logis Hubungan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian ATR/BPN dengan Sekretariat Direktorat Tata Ruang Tahun 2020 ... 6

Bagan 7 Alur Kerja Horizontal Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang ... 7

Bagan 8 Kerangka Logis Hubungan Kinerja Sekretariat Direktorat Tata Ruang dengan Subdirektorat Perencanaan dan Kemitraan, dan Subbagian Tata Usaha Tahun 2020... 8

Bagan 9 Cascading Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal Tata Ruang ke Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2020 ... 25

Bagan 10 Cascading Indikator Kinerja Kegiatan Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2020 Ke Unit Kerja dibawahnya ... 25

Bagan 11 Tahapan Pengelolaan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang ... 29

Bagan 12 Alur Kerja Monitoring dan Evaluasi Direktorat Jenderal Tata Ruang ... 37

Bagan 13 Alur Kerja Pemantauan dan Evaluasi Setditjen Tata Ruang ... 51

Bagan 14 Realisasi Fisik dengan Realisasi Keuangan Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang 2020 ... 75

Bagan 15 Realisasi Anggaran per IKK Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2020 ... 92

(14)

DAFTAR TABEL

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sandingan Sasaran dan Indikator Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian

ATR/BPN dengan Sekretariat Direktorat Tata Ruang Tahun 2020 ... 5

Tabel 2 Rencana Strategis Setditjen Tata Ruang Tahun 2015-2019 ... 14

Tabel 3 Rencana Strategis Setditjen Tata Ruang ... 17

Tabel 4 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Setditjen Tata Ruang 2020 ... 18

Tabel 5 Perjanjian Kinerja Awal Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2020 .. 22

Tabel 6 Perjanjian Kinerja Revisi Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2020 23 Tabel 7 Perjanjian Kinerja Revisi Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2020 24 Tabel 8 Kerangka Logis Keselarasan antara Renstra dan RKT dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2020 ... 27

Tabel 9 Manual Pengukuran Indikator Kinerja Kegiatan 1 Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2020 ... 31

Tabel 10 Manual Pengukuran Indikator Kinerja Kegiatan 2 Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2020 ... 32

Tabel 11 Manual Pengukuran Indikator Kinerja Kegiatan 3 Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2020 ... 33

Tabel 12 Manual Pengukuran Indikator Kinerja Kegiatan 4 Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2020 ... 34

Tabel 13 Manual Pengukuran Indikator Kinerja Kegiatan 5 Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2020 ... 35

Tabel 14 Rencana Aksi Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2020 ... 39

Tabel 15 Rincian Alokasi Anggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang 2020 ... 46

Tabel 16 Capaian Perjanjian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2020 ... 53

Tabel 17 Capaian Substansi Output Pekerjaan Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang 2020 ... 57

Tabel 18 Perbandingan Capaian 5 Tahun Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang ... 65

Tabel 19 Perbandingan Target Renstra 2015-2019 dengan Capaian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2020 ... 67

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 20 Perbandingan Target Renstra 2020-2024 dengan Capaian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2020 ... 68 Tabel 21 Sandingan Indikator Kinerja Antara Renstra Setditjen Tata Ruang 2015-2019 dengan Perjanjian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2020... 69 Tabel 22. Tabel Kesesuaian Indikator Perjanjian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang dengan Indikator Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang 2020-2024 ... 71 Tabel 23 Perbandingan Target dan Realisasi Prioritas Bidang dan K/L Sekretariat

Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2020 ... 72 Tabel 24 Realisasi Fisik Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang 2020 ... 82 Tabel 25 Realisasi Keuangan Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang 2020 ... 88

(16)

DAFTAR TABEL

(17)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

ekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang merupakan unit eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Sebagai bagian dari Direktorat Jenderal Tata Ruang, Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang mempunyai tugas melaksanakan pemberian pelayanan administratif kepada seluruh satuan organisasi, pengembangan Jabatan Fungsional dan fasilitasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Ditjen Tata Ruang. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang mempunyai tujuan, yaitu meningkatkan kualitas dukungan manajerial bagi Direktorat Jenderal Tata Ruang dalam melaksanakan perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang wilayah nasional dan daerah.

Dalam mewujudkan tujuan tersebut, dirumuskanlah suatu sasaran program terkait dukungan manajemen dalam mendukung kinerja Direktorat Jenderal Tata Ruang. Sasaran program tersebut adalah terselenggaranya dukungan manajemen yang responsive terhadap kebutuhan perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang.

Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang tidak hanya berperan dalam memberikan pelayanan terhadap internal Direktorat Jenderal Tata Ruang tetapi juga pelayanan kepada eksternal Direktorat Jenderal Tata Ruang seperti institusi pemerintahan, swasta, dan

1 S

PENDAH ULUAN

(18)

PENDAHULUAN

rangka pencapaian tujuan dan sasaran meliputi:

1) menyiapkan bahan kebijakan

untuk perencanaan,

pemrograman, dan evaluasi kinerja Direktorat Jenderal Tata Ruang;

2) menyiapkan perangkat peraturan dan kelembagaan dalam rangka mengoperasionalkan Rencana Tata Ruang; dan

3) melakukan pengembangan kapasitas kelembagaan dan peningkatan kompetensi SDM bidang penataan ruang.

Adapun kegiatan prioritas yang telah dilaksanakan di tahun 2020 diantaranya pelaksanaan capacity building ASN dengan pelatihan penyusunan RDTR, pelaksanaan indikator kinerja utama organisasi berbasis outcome, dan sistem informasi di bidang tata ruang. Manfaat yang dapat dirasakan secara langsung dari kegiatan tersebut yaitu terwujudnya SDM aparatur yang kompeten dan kompetitif, peningkatan kualitas penerapan sistem akuntabilitas keuangan dan kinerja yang terintegrasi, dan terinformasikannya bidang tata ruang yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan publik.

1.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi 1.1.1. Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 08 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang mempunyai tugas melaksanakan pemberian pelayanan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang.

Dalam menjalankan tugas tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang menyelenggarakan fungsi :

a. Koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran, fasilitasi administrasi kerjasama serta evaluasi dan pelaporan;

b. Koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundang- undangan dan pertimbangan hukum;

c. Pelaksanaan urusan kepegawaian, penataan organisasi, dan penyusunan ketatalaksanaan;

d. Pelaksanaan urusan keuangan dan barang milik negara; dan

e. Pengelolaan urusan tata usaha, rumah tangga, dan protokol

pimpinan di lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang terbagi atas 3 (tiga) bagian yaitu Bagian Program; Bagian Hukum, Kepegawaian, dan Ortala; dan Bagian Keuangan dan Umum. Adapun penjabaran tugas dan fungsi dari masing- masing bagian adalah sebagai berikut:

a. Bagian Program

Bagian Program mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran, fasilitasi administrasi kerjasama serta evaluasi dan pelaporan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bagian Program menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana strategis, rencana jangka panjang dan menengah bidang perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang;

2. Pelaksanaan fasilitasi administrasi kerja sama di bidang perencanaan

(19)

PENDAHULUAN

tata ruang dan pemanfaatan ruang;

3. Penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana program dan anggaran tahunan; dan 4. Penyiapan pelaksanaan evaluasi

dan penyusunan laporan akuntabilitas.

b. Bagian Hukum, Kepegawaian, dan Ortala

Bagian Hukum, Kepegawaian, dan Ortala mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundang- undangan dan pertimbangan hukum, serta pelaksanaan urusan kepegawaian, penataan organisasi, dan penyusunan ketatalaksanaan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bagian Hukum, Kepegawaian, dan Ortala menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dan pertimbangan hukum;

2. Pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian, pengembangan

pegawai, dan mutasi

kepegawaian; dan

3. Pelaksanaan penataan organisasi dan penyusunan ketatalaksanaan.

c. Bagian Keuangan dan Umum

Bagian Keuangan dan Umum mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan keuangan, barang milik negara, tata usaha, rumah tangga, dokumen dan kepustakaan, serta protokol pimpinan di lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bagian Keuangan dan Umum menyelenggarakan fungsi:

2. Pelaksanaan administrasi, pengadaan, dan pemeliharaan barang milik negara di lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang; dan

3. Pelaksanaan pengelolaan urusan tata usaha, rumah tangga, dokumen dan kepustakaan, serta protokol pimpinan Direktorat Jenderal Tata Ruang.

Pada pelaksanaan tahun anggaran 2020, pada periode triwulan III, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional mengalami perubahan organisasi dan tata kerja yang diatur dalam Peraturan Menteri Agraria Nomor 16 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

Perubahan tersebut berdampak pada perubahan struktur organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang.

Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria Nomor 16 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pemberian pelayanan administratif kepada seluruh satuan organisasi, pengembangan Jabatan Fungsional dan fasilitasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Ditjen I.

Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat Direktorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:

a. pengelolaan manajemen sumberdaya manusia, organisasi dan tata laksana;

b. pengelolaan dan pembinaan Jabatan Fungsional Penata Ruang;

c. fasilitasi penyusunan rancangan

(20)

PENDAHULUAN

e. pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran, fasilitasi administrasi Kerjasama serta evaluasi dan pelaporan;

f. pengelolaan dan pengembangan teknologi dan informasi;

g. pengelolaan data informasi dan publikasi bidang perencanaan tata ruang nasional, pembinaan perencanaan tata ruang daerah dan sinkronisasi pemanfaatan ruang, serta penyebarluasan produk tata ruang;

h. pengelolaan urusan keuangan dan barang milik negara; dan

i. pengelolaan urusan umum dan rumah tangga Ditjen I.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang terbagi atas 4 (empat) bagian yaitu 1) Bagian Program dan Data Informasi, 2) Bagian Hukum, Kepegawaian, dan Ortala, 3) Bagian Keuangan dan Umum, dan 4) Kelompok Jabatan Fungsional.

a. Bagian Program dan Data Informasi Bagian Program dan Data Informasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, koordinasi dan penyusunan rencana program dan anggaran, fasilitasi administrasi kerjasama, kemitraan, evaluasi dan pelaporan serta pembangunan, pengembangan, dan pengelolaan sistem data dan informasi bidang perencanaan tata ruang nasional, pembinaan perencanaan tata ruang daerah dan sinkronisasi pemanfaatan ruang.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bagian Program dan Data Informasi menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana strategis, rencana jangka panjang dan menengah bidang perencanaan tata ruang nasional, pembinaan

perencanaan tata ruang daerah dan sinkronisasi pemanfaatan ruang;

2. penyiapan dan penyusunan rencana program dan anggaran tahunan;

3. pelaksanaan kerjasama dan penyusunan administrasi kerjasama di bidang perencanaan tata ruang nasional, pembinaan perencanaan tata ruang daerah dan sinkronisasi pemanfaatan ruang;

4. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan kinerja program; dan

5. pelaksanaan pembangunan, pengembangan, dan

6. pengelolaan sistem data dan informasi bidang perencanaan tata ruang nasional, pembinaan perencanaan tata ruang daerah dan sinkronisasi pemanfaatan ruang.

b. Bagian Hukum, Kepegawaian, dan Ortala

Bagian Hukum, Kepegawaian dan Ortala mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundang- undangan, pemberian pertimbangan hukum, pengelolaan dan penyebarluasan produk hukum bidang penataan ruang, penyusunan perencanaan, pengembangan, pembinaan, penilaian kinerja, administrasi kepegawaian termasuk jabatan fungsional, pengelolaan organisasi dan tata laksana serta fasilitasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bagian Hukum, Kepegawaian, dan Ortala menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan

(21)

PENDAHULUAN

perundang-undangan di bidang penataan ruang;

2. pemberian pertimbangan hukum di bidang penataan ruang;

3. pemberian saran pertimbangan pembuatan kontrak, perjanjian, standarisasi, dan perizinan;

4. pelaksanaan administrasi persetujuan substansi terhadap rancangan peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah provinsi, kabupaten/kota dan rencana detail tata ruang kabupaten/kota;

5. pengelolaan dan pengembangan informasi dan dokumentasi serta sosialisasi produk hukum di bidang penataan ruang;

6. penyiapan naskah legal di lingkungan Ditjen I;

7. pelaksanaan administrasi kepegawaian dan pengelolaan data pegawai;

8. pelaksanaan administrasi jabatan struktural;

9. perencanaan pengembangan, pembinaan, penilaian kinerja pegawai;

10. pelaksanaan administrasi, pengembangan dan pembinaan jabatan fungsional;

11. penyusunan perencanaan kebutuhan dan formasi pegawai;

12. penyusunan bahan penataan organisasi dan ketatalaksanaan serta fasilitasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi; dan

13. penyusunan analisis jabatan dan analisis beban kerja.

c. Bagian Keuangan dan Umum

Bagian Keuangan dan Umum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi dan pengelolaan keuangan, barang milik negara, tata usaha, tata persuratan dan kearsipan, rumah tangga, publikasi dan penyebarluasan produk tata ruang, peningkatan peran serta masyarakat di bidang penataan ruang, dan protokol pimpinan di lingkungan Ditjen I.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bagian Keuangan dan Umum menyelenggarakan fungsi:

1. pelaksanaan fasilitasi administrasi, pelaksanaan administrasi, pengadaan, dan pemeliharaan barang milik negara di lingkungan Ditjen I;

2. penyiapan pelaksanaan administrasi keuangan, akuntansi, evaluasi, dan penyusunan laporan keuangan dan akuntabilitas; dan 3. pelaksanaan pengelolaan urusan

tata usaha, rumah tangga, dokumen dan kepustakaan, kearsipan, publikasi bidang perencanaan tata ruang nasional, pembinaan perencanaan tata ruang daerah dan sinkronisasi

pemanfaatan ruang,

penyebarluasan produk tata

ruang, pemberdayaan

masyarakat, serta protokol pimpinan di lingkungan Ditjen I.

1.1.2. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 08 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan

Ruang Nomor 16 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, struktur organisasi Direktorat Jenderal Tata Ruang dapat

(22)

PENDAHULUAN

Bagan 1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Tata Ruang dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 08 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

Bagan 2 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Tata Ruang dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 16 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang (Setditjen Tata Ruang) dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

DIREKTORAT PERENCANAAN

TATA RUANG DIREKTORAT

PEMANFAATAN RUANG DIREKTORAT PENATAAN KAWASAN

DIREKTORAT PEMBINAAN PERENCANAAN TATA RUANG DAN PEMANFAATAN

RUANG DAERAH SEKRETARIAT DIREKTORAT

JENDERAL TATA RUANG

DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG NASIONAL

DIREKTORAT BINA PERENCANAAN TATA RUANG DAERAH WILAYAH I

DIREKTORAT BINA PERENCANAAN TATA RUANG DAERAH WILAYAH II

DIREKTORAT SINKRONISASI PEMANFAATAN RUANG SEKRETARIAT DIREKTORAT

JENDERAL TATA RUANG

(23)

PENDAHULUAN

Bagan 3 Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 08 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

Bagan 4 Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 16 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional SEKRETARIAT DIREKTORAT

JENDERAL TATA RUANG

BAGIAN PROGRAM

Subbagian Perencanaan Strategis dan Kerja

Sama

Subbagian Program dan Anggaran

Subbagian Evaluasi Kinerja

BAGIAN HUKUM, KEPEGAWAIAN,

DAN ORTALA

Subbagian Hukum

Subbagian Kepegawaian

Subbagian Organisasi dan Tata

Laksanan

BAGIAN KEUANGAN DAN

UMUM

Subbagian Perbendaharaan,

Verifikasi, dan Pelaporan

Subbagian Pengelolaan Barang

Milik Negara

Subbagian Umum dan Rumah Tangga

SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

BAGIAN PROGRAM DATA DAN INFORMASI

Subbagian Perencanaan Strategis, Kerja Sama

dan Data Informasi

Subbagian Program dan Anggaran

BAGIAN HUKUM, KEPEGAWAIAN,

DAN ORTALA

Subbagian Hukum

Subbagian Kepegawaian

Subbagian Ortala

BAGIAN KEUANGAN DAN

UMUM

Subbagian Keuangan

Subbagian Pengelolaan BMN Kelompok Jabatan

Fungsional

(24)

PENDAHULUAN

1.1.3. Peta Strategis Organisasi

Peta strategis menjabarkan visi dan misi dari tujuan organisasi dan langkah- langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Peta strategis menampilkan sasaran-sasaran yang didalamnya terdapat satu atau lebih indikator kinerja yang memungkinkan organisasi untuk mendelegasikan tanggung jawab dari tingkat pimpinan hingga individu-individu pelaksana.

Setditjen Tata Ruang sebagai unit kerja yang bertugas memberikan pelayanan

administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Ditjen Tata Ruang, berada pada posisi perspektif pertumbuhan dan pembelajaran (learn and growth) yang diartikan sebagai modal dasar dalam menjalankan perpektif internal proses. Pada Tahun Anggaran 2020, Setditjen Tata Ruang memiliki 4 (empat) sasaran kegiatan dengan 5 (lima) indikator kinerja kegiatan sebagai tolak ukur untuk mencapai tujuan organisasi Ditjen Tata Ruang (posisi perspektif pelanggan).

Bagan 5 Peta Strategis Setditjen Tata Ruang

(25)

PENDAHULUAN

1.2. Arti Penting Organisasi

Kedudukan Setditjen Tata Ruang dalam Direktorat Jenderal Tata Ruang adalah sebagai pendukung manajerial yang diharapkan dapat responsif dan adaptif terhadap kebutuhan perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang nasional dan daerah, melalui: 1) penyiapan kebijakan perencanaan, pemrograman, dan evaluasi; 2) penyiapan peraturan kelembagaan dalam rangka mengoperasionalkan RTR; dan 3) pengembangan kapasitas kelembagaan dan peningkatan kompetensi SDM bidang penataan ruang.

Hubungan Kinerja Vertikal

Kedudukan Setditjen Tata Ruang berada di bawah Sekretariat Jenderal

Kementerian ATR/BPN melalui kegiatan koordinasi, fasilitasi, dan evaluasi bersama terhadap penyelenggaraan program perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang, terutama untuk program prioritas yang dianggap memiliki kepentingan nasional (dalam pencapaian program prioritas Nawacita, RPJMN dan RKP). Dengan demikian, kinerja Setditjen Tata Ruang merupakan bagian dari kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian ATR/BPN, yang diturunkan dalam sasaran dan indikator pencapaiannya, sebagaimana tergambar dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1 Sandingan Sasaran dan Indikator Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian ATR/BPN dengan Sekretariat Direktorat Tata Ruang Tahun 2020

Sekretariat Jenderal Kementerian

ATR/BPN Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang

Sasaran Program

Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja

Terciptanya organisasi yang adaptif dan

akuntabel

1. Nilai reformasi birokrasi Mewujudkan birokrasi

penyelenggaraan organisasi yang efektif melalui 4 area perubahan reformasi birokrasi

1. Nilai capaian kinerja 4 area perubahan

reformasi birokrasi Ditjen Tata Ruang

Terciptanya organisasi yang adaptif dan

akuntabel

2. Nilai laporan kinerja Mewujudkan birokrasi

penyelenggaraan program yang akuntabel

2. Nilai SAKIP Ditjen Tata Ruang dan Setditjen Tata Ruang

3. Persentase Pemenuhan Dukungan Kebijakan,

Pemantauan, dan Evaluasi dalam

(26)

PENDAHULUAN

Sekretariat Jenderal Kementerian

ATR/BPN Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang

Sasaran Program

Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja

yang adaptif dan

akuntabel

penyelenggaraan administrasi keuangan dan BMN yang akuntabel

administrasi keuangan dan BMN Ditjen Tata Ruang dan Satker Ditjen Tata Ruang Terciptanya

organisasi yang adaptif dan

akuntabel

4. Indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan

Menghadirkan pelayanan prima bagi Direktorat Jenderal Tata Ruang

5. Indeks kepuasan pelayanan Setditjen Tata Ruang

Bagan 6 Kerangka Logis Hubungan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian ATR/BPN dengan Sekretariat Direktorat Tata Ruang Tahun 2020

Nilai reformasi birokrasi

Nilai laporan kinerja

Indeks laporan keuangan

Indeks kepuasan masyarakat

terhadap pelayanan

- Penyusunan Rencana Strategis Tahunan

- Pelaksanaan Sinkronisasi Kebijakatan Tata Ruang Pusat dan Daerah - Penyusunan Rencana Program dan Anggaran

- Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi - Pengelolaan kepegawaian - Harmonisasi peraturan perundangan - Pelayanan evaluasi organisasi, tata laksana dan reformasi birokrasi

- Pengelolaan keuangan dan perbendaharaan - Pengelolaan BMN

- Pembinaan SDM keuangan dan BMN

- Pengelolaan perpustakaan - Pengelolaan sarana dan prasarana perkantoran

- Pengelolaan data dan persebaran informasi publik

- Fasilitasi Administrasi Kerjasama dan Perjalananan Luar Negeri - Pelayanan kepegawaian - Pelayanan hukum

Nilai SAKIP untuk level Eselon I dan II dikeluarkan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian, namun Self Assesment dapat dilakukan oleh masing-masing unit kerja kemudian diverifikasi oleh Inspektorat Jenderal Kementerian.

Nilai RB yang dikeluarkan oleh Kementerian PAN-RB berlaku untuk Kementerian, namun Self Assesment dapat dilakukan sampai level Eselon I dan dikompilasi untuk level Kementerian, kemudian diverifikasi oleh Kementerian PAN-RB. Jika nilai 4 area perubahan RB Ditjen Tata Ruang baik maka diasumsikan dapat mendukung Nilai RB Kementerian tersebut.

Nilai 4 area perubahan RB yang dimaksud meliputi area peraturan perundang- undangan, mental aparatur dan SDM aparatur, kelembagaan, dan tatalaksana.

Sedangkan area perubahan RB lainnya seperti akuntabilitas terakomodir di Nilai SAKIP dan Indeks Penyelenggaraan Keuangan, dan pelayanan publik terakomodir di Indeks Kepuasan Pelayanan.

Penilaian terhadap kinerja penyelenggaraan administrasi keuangan dan BMN untuk level Eselon I berdasarkan pada hasil reviu dari Inspektorat Jenderal Kementerian.

Penyelenggaraan administrasi keuangan dan BMN yang akuntabel diasumsikan dapat mendukung kinerja Kementerian untuk mendapatkan predikat WTP dari BPK.

Pelayanan yang diberikan untuk internal meliputi pemeliharaan sarana dan prasarana perkantoran, pelayanan kepegawaian, konsultasi hukum, pelayanan administrasi kerjasama dan kemitraan, pelayanan administrasi kepengurusan perjalanan luar negeri, sedangkan eksternal meliputi konsultasi dan penyebaran Indeks penyelenggaraan

adminstrasi keuangan dan BMN Ditjen Tata Ruang dan Satker Ditjen

Tata Ruang Nilai SAKIP Ditjen Tata

Ruang dan Setditjen Tata Ruang Nilai capaian kinerja 4

area perubahan reformasi birokrasi

Ditjen Tata Ruang

Indeks kepuasan pelayanan Setditjen

Tata Ruang

(27)

PENDAHULUAN

Hubungan Kinerja Horizontal

Kedudukan Setditjen Tata Ruang berada di atas direktorat teknis dalam lingkup Ditjen Tata Ruang. Setditjen memiliki peran penting dalam mengatur, mengelola, dan bertanggungjawab terhadap keberhasilan manajemen organisasi Ditjen Tata Ruang. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Setditjen Tata Ruang dibantu oleh Subdirektorat Perencanaan dan Kemitraan, dan Subbagian Tata Usaha disetiap unit

kerja Eselon II (direktorat teknis).

Kinerja direktorat teknis mendukung kinerja Setditjen Tata Ruang yang berhubungan dengan pelayanan administrasi unit kerja Eselon I (Ditjen Tata Ruang), seperti penyusunan program dan anggaran, pelaksanaan kemitraan dunia usaha dan masyarakat, sistem informasi, kerjasama luar negeri, pengelolaan keuangan dan BMN, ketatausahaan dan rumah tangga, dan kepegawaian.

Bagan 7 Alur Kerja Horizontal Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

DIREKTORAT PEMANFAATAN RUANG

DIREKTORAT PENATAAN KAWASAN

DIREKTORAT PEMBINAAN PERENCANAAN TATA RUANG DAN

PEMANFAATAN RUANG DAERAH

BAGIAN PROGRAM

SUBDIREKTORAT PERENCANAAN DAN KEMITRAAN

SUBBAGIAN TATA USAHA BAGIAN HUKUM,

KEPEGAWAIAN, DAN ORTALA

BAGIAN UMUM DAN KEUANGAN

SUBDIREKTORAT PERENCANAAN DAN KEMITRAAN SUBDIREKTORAT PERENCANAAN

DAN KEMITRAAN

SUBDIREKTORAT PERENCANAAN DAN KEMITRAAN

SUBBAGIAN TATA USAHA

SUBBAGIAN TATA USAHA

SUBBAGIAN TATA USAHA Keterangan :

Perintah langsung

(28)

PENDAHULUAN

Bagan 8 Kerangka Logis Hubungan Kinerja Sekretariat Direktorat Tata Ruang dengan Subdirektorat Perencanaan dan Kemitraan, dan Subbagian Tata Usaha Tahun 2020

Hubungan Kinerja Eksternal

Selain hubungan kinerja internal Kementerian ATR/BPN, Setditjen Tata Ruang juga memiliki posisi strategis

terhadap hubungan antar

Kementerian/Lembaga lainnya, sebagai:

1) pusat data dan informasi publik bidang tata ruang;

2) koordinator perencaaan program dan anggaran;

3) fasilitator kerjasama dan kemitraan;

dan

4) pelayanan konsultasi jafung daerah, keorganisasian daerah, dan bantuan hukum tata ruang; dengan mitra kerja diantaranya Kementerian PPN, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koordinator Bidang Perkonomian, Kementerian PAN-RB, BIG, BNPB, LAPAN, Universitas Negeri/Swasta, NGO, Asosiasi Profesi dan Pemerintah Daerah.

1.3. Permasalahan dan Isu Strategis Permasalahan yang terjadi saat ini dan isu-isu strategis yang patut untuk dipertimbangkan terkait manajerial yang mempengaruhi kinerja Ditjen Tata Ruang dalam penyelenggaraan penataan ruang, meliputi :

A. Perencanaan, Penganggaran, dan Evaluasi

1. Perkembangan isu-isu global seperti penerapan sistem Online Single Submission untuk

perizinan berusaha, transformasi tata kelola pemerintahan dalam mendukung Revolusi Industri 4.0, pesatnya perkembangan dan penggunaan Internet of Things dalam peningkatan kinerja, pemanfaatan Big Data dalam Algoritmic Planning, dan perencanaan tata ruang yang berfokus pada pertumbuhan

Nilai capaian kinerja 4 area perubahan reformasi birokrasi

Ditjen Tata Ruang

Nilai SAKIP Ditjen Tata Ruang dan Setditjen Tata Ruang

Indeks penyelenggaraan adminstrasi keuangan dan

BMN Ditjen Tata Ruang dan Satker Ditjen Tata

Indeks kepuasan pelayanan Setditjen

Tata Ruang

Nilai SAKIP Direktorat

Persentase keterlibatan pemangku kepentingan IKU Sesditjen

Tata Ruang

IKU Subdirektorat Perencanaan dan Kemitraan

1. IKU Subdirektorat Perencanaan dan Kemitraan merupakan komponen pembentuk dari IKU Setditjen Tata Ruang, sehingga kinerja Subdirektorat Perencanaan dan Kemitraan di setiap direktorat teknis menjadi bagian kinerja dari Setditjen Tata Ruang, diantaranya adalah kinerja penyusunan program dan anggaran, perencanaan strategis,pelaksanaan monitoring evaluasi, implementasi kerjasama dan kemitraan.

2. IKU Subbagian Tata Usaha merupakan komponen pembentuk dari IKU Setditjen Tata Ruang, sehingga kinerja Subbagian Tata Usaha di setiap direktorat teknis menjadi bagian kinerja dari Setditjen Tata Ruang, diantaranya adalah kinerja pelayanan kepegawaian, akuntabilitas keuangan dan BMN, pengelolaan data dan informasi, dan pengelolaan kearsipan.

PENJELASAN : IKU Kasubag Tata Usaha

Jumlah layanan perkantoran

(29)

PENDAHULUAN

ekonomi, mitigasi bencana, dan adaptasi perubahan iklim.

2. Perencanaan kebijakan, sasaran, dan kinerja Ditjen Tata Ruang sampai saat ini masih berupa output (produk rencana yang dihasilkan untuk sektor), belum mengarah pada pencapaian outcome (nilai manfaat dari produk rencana terhadap kebutuhan sektor) dan ultimate outcome (dampak yang dirasakan oleh masyarakat dari implementasi produk rencana).

3. Pendekatan penyusunan rencana

kerja tahunan belum

memperhatikan backlog RPJMN, RKP, dan Renstra, money follow program, locus yang tepat, dan hasil evaluasi program kegiatan tahun-tahun sebelumnya.

4. Belum tersedianya petunjuk teknis dan standariasasi biaya keluaran yang dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan dan anggaran Ditjen Tata Ruang.

5. Penyelenggaraan evaluasi yang diterapkan sampai saat ini masih sebatas evaluasi pengukuran kinerja dan evaluasi proses pelaksanaan, sedangkan evaluasi ex-ante dan evaluasi kebijakan/

program belum dilakukan.

B. Hukum, Kepegawaian, dan Ortala 6. Lambatnya proses legalisasi dan

penyebaran informasi produk rencana tata ruang dan pedoman penyelenggaraan penataan ruang dapat memicu konflik pemanfaatan ruang oleh sektor dan masyarakat.

7. Lemahnya fungsi koordinasi dan harmonisasi kebijakan tata ruang

sebagai dasar penyelenggaraan penataan ruang dapat memicu konfik kepentingan antar sektor.

8. Belum dikembangkannya kualitas SDM jafung penata ruang K/L dan daerah sebagai elemen penting dalam rangka percepatan penyelesaian dan peningkatan kualitas produk rencana tata ruang nasional dan daerah.

9. Kelembagaan birokrasi pemerintah masih dihinggapi permasalahan yang mendasar, yakni 1) organisasi gemuk, secara makro maupun mikro; 2) fragmented dan tumpang tindih fungsi; dan 3) banyaknya UU yang mewajibkan pembentukan lembaga (di pusat dan di daerah) yang berpotensi over institution dan tumpang tindih tugas dan fungsi.

C. Keuangan dan Umum

10. Belum tertibnya pengelolaan administasi keuangan berpotensi terhadap temuan ketidaksesuaian pelaporan penggunaan anggaran.

11. Pengadaan barang dan jasa

masih belum dapat

diselenggarakan secara efektif dan efisien.

12. Pelayanan publik tata ruang yang belum dikembangkan secara optimal sebagai sarana bagi sektor dan masyarakat untuk memperoleh informasi dan berkonsultasi.

13. Publikasi informasi tata ruang belum massive ke seluruh lapisan masyarakat dan belum terbentuknya product branding tata ruang yang dapat dikampanyekan ke publik.

(30)

PENDAHULUAN

1.4. Harapan Terhadap Organisasi Setditjen Tata Ruang sebagai pendukung manajerial Ditjen Tata Ruang diharapkan dapat mewujudkan organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel, melalui langkah-langkah aktif sebagai berikut : 1. Cepat tanggap (responsive) terhadap

permasalahan terkini dan isu strategis yang akan datang terkait bidang tata ruang yang dapat mempengaruhi eksistensi dan pengembangan organisasi

2. Merancang kebijakan dan strategi yang solutif dan implementatif terhadap kebutuhan, penyelesaian permasalahan, dan perkembangan isu strategis terkait bidang tata ruang 3. Meningkatan tanggungjawab dalam konsistensi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program tata ruang terkait kepentingan dan prioritas nasional yang berdampak terhadap masyarakat

4. Penguatan kelembagaan dalam

penggunaan teknologi,

pengembangan sumber daya manusia, dan pelayanan hukum sebagai dasar pengukuhan posisi Ditjen Tata Ruang dalam hubungan kemitraan dengan stakeholders.

5. Transparansi publik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program tata ruang kepada seluruh stakeholders dan masyarakat melalui sistem informasi tata ruang yang terpusat dan terpadu

6. Berorientasi pada pelayanan publik, baik pelayanan internal dan eksternal Ditjen Tata Ruang termasuk sektor dan masyarakat

Untuk mewujudkan harapan tersebut, Setditjen Tata Ruang perlu meningkatkan komitmen dalam memperbaiki manajemen kinerja Ditjen Tata Ruang melalui penguatan fungsi sebagai koordinator dan fasilitator yang didukung juga dengan peran serta aktif seluruh unit kerja Ditjen Tata Ruang.

Selain itu, Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang memiliki peran dalam mendukung program-program Ditjen Tata Ruang terhadap percepatan penyusunan RDTR dukungan yang diberikan berupa dukungan manajemen dalam pelaksanaan penataan ruang.

Pada tahun 2020-2024, Ditjen Tata Ruang memiliki 3 (tiga) terobosan, berupa terobosan sumber daya manusia (SDM), teknologi, dan Kelembagaan.

Rumusan Strategi Setditjen dalam mendukung terealisasikan 3 (tiga) terobosan Ditjen Tata Ruang:

1. Peran Setditjen dalam mendukung Terobosan SDM

Ditjen tata ruang memiliki isu srategis terkait kurangnya SDM tata ruang, sedangkan kebutuhan SDM sangat diperlukan dalam merealisasikan 2000 RDTR yang terbagi menjadi 400 RDTR per tahun pada periode waktu dari tahun 2020-2024. Kebutuhan SDM yang diperlukan adalah 1600 orang per tahun, sedangkan dalam merealisasikan RDTR bukan hanya dilihat dari kuantitas jumlah SDM saja melainkan SDM yang memiliki kualitas. Setditjen berperan dalam peningkatan kualitas SDM tata ruang. Berikut peran Setditjen dalam mendukung terobosan SDM, yakni:

a. Melakukan pengrekrutan SDM melalui CPNS dengan latar belakang pendidikan yang dibutuhkan oleh Ditjen Tata Ruang;

b. Pengangkatan, syarat, dan tata cara penyesuaian/inpassing jabatan fungsional penata ruang;

c. Penyelenggaraan pelatihan penyusunan RDTR tingkat dasar dan menengah; dan

(31)

PENDAHULUAN

d. Perpindangan dari jabatan lain untuk memenuhi kebutuhan jabatan penata ruang.

2. Peran Setditjen dalam mendukung Terobosan Teknologi

Dalam mendukung terobosan teknologi, Setditjen Tata Ruang membentuk tim kelompok kerja (pokja) data informasi dan kelompok kerja studio peta dalam pemenuhan database terkait tata ruang, serta mensupport terhadap inovasi-inovasi teknologi dalam percepatan penyusunan tata ruang.

Bentuk inovasi dalam mendukung percepatan penyediaan RDTR yang disebut GISTARU, dapat diakses melalui http://gistaru.atrbpn.go.id.

GISTARU atau Geographic Information System Tata Ruang menampilkan Rencana Tata Ruang pada tingkat Nasional, KSN, Provinsi, Kab/Kota, dan RDTR yang disertai dengan file batang tubuh Peraturan Daerah, peta pola, dan struktur ruang (jpeg), serta dilengkapi dengan bukti berita acara verifikasi peta. Sampai saat ini GISTARU menaungi 3 aspek besar, yaitu:

a. PORTAL TATA RUANG, sebagai layanan informasi umum kegiatan penyelenggaraan penataan ruang seperti aplikasi produk tata ruang yang dihasilkan oleh Direktorat Jenderal Tata Ruang;

b. RTR BUILDER, sebagai alat bantu dalam proses penyusunan dan penetapan RTR. RTR Builder berisi beberapa modul, yaitu akuisisi data, image processing, penyusunan materi teknis,

analisis spasial, konsultasi publik, serta approval data elektronik.

RTR Builder menggunakan pendekatan sistem terintegrasi pada fase pengembangannya;

c. RTR ONLINE sebagai bentuk layanan informasi bagi produk RTR yang telah dilegalisasi sehingga kebermanfaatannya dapat dijangkau masyarakat luas;

GISTARU sendiri akan dibangun dalam beberapa tahapan, sampai saat ini GISTARU sudah melewati 2 tahap yaitu pengembangan RTR Online dan pengembangan RDTR Builder yang telah disosialisasikan kepada pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat.

Berikut roadmap pengembangan sistem informasi GISTARU.

3. Peran Setditjen dalam mendukung Terobosan Kelembagaan

Dalam mendukung terobosan kelembagaan, Setditjen Tata Ruang bekerja sama dengan para ekspertis akademisi dalam peningkatan kualitas SDM penata ruang dan dalam percepatan penyusunan RDTR. Bersamaan dengan program Kampus Merdeka, Setditjen bersama tim akademisi seperti Assosiasi Sekolah Perencana Indonesia (ASPI) membuat grand design dalam percepatan RDTR dengan dibantu mahasiswa tingkat akhir, mahasiswa magang atau mahasiswa yang sedang melakukan kerja praktik bidang penata ruang yang sudah terkualifikasi melalui uji kompetensi RDTR tingkat dasar dan menengah dalam penyusunan RDTR.

(32)

PERENCANAAN KINERJA

PERENCANAAN KINERJA

erencanaan kinerja adalah rangkaian proses penyusunan rencana kinerja untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis.

Perencanaan kinerja tahunan disusun dengan memperhatikan dan mempertimbangkan rencana strategis organisasi, kebijakan dan arahan nasional, serta permasalahan terkini dan isu strategis yang dihadapi organisasi. Di dalam perencanaan kinerja termuat rencana kinerja yang dapat dicapai dengan kegiatan tahunan yang diukur capaiannya melalui indikator kinerja, target kinerja, akuntabilitas penggunaan anggaran dan komitmen seluruh unit kerja pelaksana.

Rangkaian proses penyusunan perencanaan kinerja tahunan Setditjen Tata Ruang adalah dengan

memperhatikan dan

mempertimbangkan perencanaan berikut:

1) RPJMN;

2) Rencana Strategis Setditjen Tata Ruang;

3) Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Setditjen Tata Ruang;

4) Rencana Kerja Pemerintah (RKP); dan 5) DIPA Setditjen Tata Ruang.

Perubahan paradigma pembangunan nasional dan pergeseran pendekatan perencanaan dari berorientasi output menjadi outcome, dari money follows function menjadi money follows program membawa konsekuensi dalam perencanaan yang harus holistic, tematik, terintegrasi, spasial, dengan fokus pada pencapaian Nawacita, memiliki indikator kinerja yang jelas dan terukur, serta memiliki lokasi yang jelas.

Penyusunan perjanjian kinerja tahun 2020 mempertimbangkan perubahan paradigma pembangunan nasional dan pergeseran pendekatan perencanaan, Ditjen Tata Ruang merancang penyesuaian sasaran program dan

2 P

PERENCA N AAN K INE R JA

(33)

PERENCANAAN KINERJA

kegiatan yang lebih jelas dan terukur melalui penyusunan indikator kinerja yang SMART-C, tanpa menampikkan kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas nasional, prioritas bidang dan

hutang backlog RPJMN dan Rencana Strategis dengan tetap mempertimbangkan pagu anggaran yang terbatas.

2.1. Rencana Strategis

Tahun 2020 merupakan tahun peralihan pelaksanaan Rencana Strategis 2020- 2024. Disebut sebagai masa peralihan dikarenakan pada tahun 2020, Rencana Strategis Kementerian ATR/BPN 2020-

2024 masih dalam tahap

penyempurnaan sehingga Renstra Direktorat Jenderal belum dapat dilaksanakan. Selain adanya penyesuaian pelaksanaan Renstra, pada perjalanan tahun anggaran 2020 pada periode triwulan III, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional mengalami perubahan organisasi dan tata kerja yang diatur dalam Peraturan Menteri Agraria Nomor 16 Tahun 2020

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

Perubahan tersebut berdampak pada perubahan struktur organisasi Direktorat Jenderal Tata Ruang.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka di tahun 2020 Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang melakukan pelaksanaan kegiatan dan evaluasi menggunakan 2 (dua) Rencana Strategis, yaitu Rensta 2015-2019 dan Renstra 2020- 2024.

2.1.1. Rencana Straregis Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang 2015-2019 Penyusunan Renstra Sekretariat

Direktorat Jenderal (Setditjen) Tata Ruang 2015 – 2019 berdasarkan tugas dan fungsi Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang, pemetaan kondisi lingkungan strategis penataan ruang, isu

strategis dan tantangan penataan ruang, serta berbagai kebijakan dan kegiatan dukungan manajemen Setditjen Tata Ruang untuk mendukung perwujudan ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.

Tujuan :

meningkatkan kualitas dukungan manajerial bagi Direktorat Jenderal Tata Ruang dalam melaksanakan perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang

wilayah nasional dan daerah

Sasaran :

terselenggaranya dukungan manajemen yang responsive terhadap kebutuhan perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang

Renstra 2015-2019 digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan program dan anggaran tahunan dalam mencapai

signifikan, yaitu Nawacita, Direktif Presiden, perubahan pendekatan dan sistem perencanaan menuju HITS dan

(34)

PERENCANAAN KINERJA

melakukan reviu Renstra secara bertahap, yaitu mulai dari tahun 2016 sampai 2019 telah melakukan perubahan indikator kinerja yang berorientasi dari output menuju outcome (dengan menghindari indikator berupa jumlah dan satuan dokumen/ laporan),

menyusun indikator kinerja berdasarkan fokus pencapaian program nasional bukan lagi berdasarkan tugas fungsi unit kerja, serta menyusun indikator kinerja outcome dari level Eselon I hingga Eselon IV dan juga inline dengan SKP individu secara bertahap.

Tabel 2 Rencana Strategis Setditjen Tata Ruang Tahun 2015-2019

Sasaran/ Indikator Kinerja Kegiatan/ Output Satuan

PN/

PB/

KL

Output 2015-

2019

Anggaran 2015-

2019 1 Tersusunnya kebijakan perencanaan,

pemrograman, evaluasi kinerja, dan kerjasama

60 118.45

A01 Jumlah dokumen kebijakan dan strategi serta administrasi kerjasama Direktorat Jenderal Tata Ruang

Dokumen KL 30 63.5

01. Dokumen kebijakan dan strategi Direktorat Jenderal Tata Ruang

Dokumen 15 27.47

02. Dokumen administrasi kegiatan kerjasama

Dokumen 15 36.03

A02 Jumlah dokumen penyiapan dan penyusunan program dan anggaran tahunan

Dokumen KL 15 27.47

01. Dokumen penyiapan dan penyusunan program dan anggaran tahunan

Dokumen 15 27.47

A03 Jumlah dokumen pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja program perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang

Dokumen KL 15 27.47

01. Dokumen pelaksanaan monitoring dan evaluasi program perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang

Dokumen 15 27.47

2 Terselenggaranya pengelolaan hukum, kepegawaian, dan ortala

115 146.52

A04 Jumlah dokumen penyelenggaraan bantuan hukum dan penyiapan peraturan perundang-undangan

Dokumen KL 10 18.32

01. Dokumen penyelenggaraan bantuan hukum dan penyiapan peraturan perundang-undangan

Dokumen 10 18.32

A05 Jumlah dokumen kajian harmonisasi peraturan perundangan sektoral yang berkaitan dengan Bidang Tata Ruang

Dokumen PN 5 12.21

01. Dokumen kajian harmonisasi peraturan perundangan sektoral yang berkaitan dengan Bidang Tata Ruang

Dokumen 5 12.21

Gambar

Tabel 1 Sandingan Sasaran dan Indikator Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian  ATR/BPN dengan Sekretariat Direktorat Tata Ruang Tahun 2020
Tabel 2 Rencana Strategis Setditjen Tata Ruang Tahun 2015-2019
Tabel 3 Rencana Strategis Setditjen Tata Ruang
Tabel 4 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Setditjen Tata Ruang 2020
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan dua kali proses penghapusan outlier dikarenakan pada proses yang pertama hanya difokuskan pada penghapusan objek-objek yang tersebar atau

Berangkat dari upaya Komunitas Kutub untuk menumbuhkan budaya membaca di tengah masyarakat yang sedang mengalami krisis atas hal tersebut, maka problem studi di dalam

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA.. 4 yang memiliki kualitas yang terinspirasi dari cat mobil, yaitu jenis cat yang tahan lama dan mengilap di permukaan. Tidak hanya

Laporan Kerja Praktik (LKP) ini bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai mekanisme pembukaan Tabungan Mabrur melalui program ABATANA yang baru mulai dikembangkan pada

Di Indonesia, tifus abdominalis klinis termasuk dalam kelompok penyakit menular di bawah Surveilans Terpadu Penyakit Menular (STP) yang diatur dalam Kepmenkes No

Oleh sebab itu baik mesin utama dan mesin pendukung harus mendapatkan perawatan atau pemeliharaan yang optimal agar dapat memperlancar kegiatan produksi. Hal tersebut

dengan suara keras, “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini atas mereka!” Sesudah berkata begitu, Stefanus mati. * 7:54 tidak bisa menahan diri lagi Secara harfiah, “menggertakkan

Sebuan node akan membangkitkan pesan route error (RERR) ketika node tersebut mendeteksi adanya kegagalan dalam pengiriman data pada jalur yang sedang