• Tidak ada hasil yang ditemukan

Harapan Terhadap Organisasi

Dalam dokumen Makmur, Adil, dan Sejahtera (Halaman 30-33)

manajerial Ditjen Tata Ruang diharapkan dapat mewujudkan organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel, melalui langkah-langkah aktif sebagai berikut : 1. Cepat tanggap (responsive) terhadap

permasalahan terkini dan isu strategis yang akan datang terkait bidang tata ruang yang dapat mempengaruhi eksistensi dan pengembangan organisasi

2. Merancang kebijakan dan strategi yang solutif dan implementatif terhadap kebutuhan, penyelesaian permasalahan, dan perkembangan isu strategis terkait bidang tata ruang 3. Meningkatan tanggungjawab dalam konsistensi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program tata ruang terkait kepentingan dan prioritas nasional yang berdampak terhadap masyarakat

4. Penguatan kelembagaan dalam

penggunaan teknologi,

pengembangan sumber daya manusia, dan pelayanan hukum sebagai dasar pengukuhan posisi Ditjen Tata Ruang dalam hubungan kemitraan dengan stakeholders.

5. Transparansi publik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program tata ruang kepada seluruh stakeholders dan masyarakat melalui sistem informasi tata ruang yang terpusat dan terpadu

6. Berorientasi pada pelayanan publik, baik pelayanan internal dan eksternal Ditjen Tata Ruang termasuk sektor dan masyarakat

Untuk mewujudkan harapan tersebut, Setditjen Tata Ruang perlu meningkatkan komitmen dalam memperbaiki manajemen kinerja Ditjen Tata Ruang melalui penguatan fungsi sebagai koordinator dan fasilitator yang didukung juga dengan peran serta aktif seluruh unit kerja Ditjen Tata Ruang.

Selain itu, Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang memiliki peran dalam mendukung program-program Ditjen Tata Ruang terhadap percepatan penyusunan RDTR dukungan yang diberikan berupa dukungan manajemen dalam pelaksanaan penataan ruang.

Pada tahun 2020-2024, Ditjen Tata Ruang memiliki 3 (tiga) terobosan, berupa terobosan sumber daya manusia (SDM), teknologi, dan Kelembagaan.

Rumusan Strategi Setditjen dalam mendukung terealisasikan 3 (tiga) terobosan Ditjen Tata Ruang:

1. Peran Setditjen dalam mendukung Terobosan SDM

Ditjen tata ruang memiliki isu srategis terkait kurangnya SDM tata ruang, sedangkan kebutuhan SDM sangat diperlukan dalam merealisasikan 2000 RDTR yang terbagi menjadi 400 RDTR per tahun pada periode waktu dari tahun 2020-2024. Kebutuhan SDM yang diperlukan adalah 1600 orang per tahun, sedangkan dalam merealisasikan RDTR bukan hanya dilihat dari kuantitas jumlah SDM saja melainkan SDM yang memiliki kualitas. Setditjen berperan dalam peningkatan kualitas SDM tata ruang. Berikut peran Setditjen dalam mendukung terobosan SDM, yakni:

a. Melakukan pengrekrutan SDM melalui CPNS dengan latar belakang pendidikan yang dibutuhkan oleh Ditjen Tata Ruang;

b. Pengangkatan, syarat, dan tata cara penyesuaian/inpassing jabatan fungsional penata ruang;

c. Penyelenggaraan pelatihan penyusunan RDTR tingkat dasar dan menengah; dan

PENDAHULUAN

d. Perpindangan dari jabatan lain untuk memenuhi kebutuhan jabatan penata ruang.

2. Peran Setditjen dalam mendukung Terobosan Teknologi

Dalam mendukung terobosan teknologi, Setditjen Tata Ruang membentuk tim kelompok kerja (pokja) data informasi dan kelompok kerja studio peta dalam pemenuhan database terkait tata ruang, serta mensupport terhadap inovasi-inovasi teknologi dalam percepatan penyusunan tata ruang.

Bentuk inovasi dalam mendukung percepatan penyediaan RDTR yang disebut GISTARU, dapat diakses melalui http://gistaru.atrbpn.go.id.

GISTARU atau Geographic Information System Tata Ruang menampilkan Rencana Tata Ruang pada tingkat Nasional, KSN, Provinsi, Kab/Kota, dan RDTR yang disertai dengan file batang tubuh Peraturan Daerah, peta pola, dan struktur ruang (jpeg), serta dilengkapi dengan bukti berita acara verifikasi peta. Sampai saat ini GISTARU menaungi 3 aspek besar, yaitu:

a. PORTAL TATA RUANG, sebagai layanan informasi umum kegiatan penyelenggaraan penataan ruang seperti aplikasi produk tata ruang yang dihasilkan oleh Direktorat Jenderal Tata Ruang;

b. RTR BUILDER, sebagai alat bantu dalam proses penyusunan dan penetapan RTR. RTR Builder berisi beberapa modul, yaitu akuisisi data, image processing, penyusunan materi teknis,

analisis spasial, konsultasi publik, serta approval data elektronik.

RTR Builder menggunakan pendekatan sistem terintegrasi pada fase pengembangannya;

c. RTR ONLINE sebagai bentuk layanan informasi bagi produk RTR yang telah dilegalisasi sehingga kebermanfaatannya dapat dijangkau masyarakat luas;

GISTARU sendiri akan dibangun dalam beberapa tahapan, sampai saat ini GISTARU sudah melewati 2 tahap yaitu pengembangan RTR Online dan pengembangan RDTR Builder yang telah disosialisasikan kepada pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat.

Berikut roadmap pengembangan sistem informasi GISTARU.

3. Peran Setditjen dalam mendukung Terobosan Kelembagaan

Dalam mendukung terobosan kelembagaan, Setditjen Tata Ruang bekerja sama dengan para ekspertis akademisi dalam peningkatan kualitas SDM penata ruang dan dalam percepatan penyusunan RDTR. Bersamaan dengan program Kampus Merdeka, Setditjen bersama tim akademisi seperti Assosiasi Sekolah Perencana Indonesia (ASPI) membuat grand design dalam percepatan RDTR dengan dibantu mahasiswa tingkat akhir, mahasiswa magang atau mahasiswa yang sedang melakukan kerja praktik bidang penata ruang yang sudah terkualifikasi melalui uji kompetensi RDTR tingkat dasar dan menengah dalam penyusunan RDTR.

PERENCANAAN KINERJA

PERENCANAAN KINERJA

erencanaan kinerja adalah rangkaian proses penyusunan rencana kinerja untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis.

Perencanaan kinerja tahunan disusun dengan memperhatikan dan mempertimbangkan rencana strategis organisasi, kebijakan dan arahan nasional, serta permasalahan terkini dan isu strategis yang dihadapi organisasi. Di dalam perencanaan kinerja termuat rencana kinerja yang dapat dicapai dengan kegiatan tahunan yang diukur capaiannya melalui indikator kinerja, target kinerja, akuntabilitas penggunaan anggaran dan komitmen seluruh unit kerja pelaksana.

Rangkaian proses penyusunan perencanaan kinerja tahunan Setditjen Tata Ruang adalah dengan

memperhatikan dan

mempertimbangkan perencanaan berikut:

1) RPJMN;

2) Rencana Strategis Setditjen Tata Ruang;

3) Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Setditjen Tata Ruang;

4) Rencana Kerja Pemerintah (RKP); dan 5) DIPA Setditjen Tata Ruang.

Perubahan paradigma pembangunan nasional dan pergeseran pendekatan perencanaan dari berorientasi output menjadi outcome, dari money follows function menjadi money follows program membawa konsekuensi dalam perencanaan yang harus holistic, tematik, terintegrasi, spasial, dengan fokus pada pencapaian Nawacita, memiliki indikator kinerja yang jelas dan terukur, serta memiliki lokasi yang jelas.

Penyusunan perjanjian kinerja tahun 2020 mempertimbangkan perubahan paradigma pembangunan nasional dan pergeseran pendekatan perencanaan, Ditjen Tata Ruang merancang penyesuaian sasaran program dan

2 P

PERENCA N AAN K INE R JA

PERENCANAAN KINERJA

kegiatan yang lebih jelas dan terukur melalui penyusunan indikator kinerja yang SMART-C, tanpa menampikkan kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas nasional, prioritas bidang dan

hutang backlog RPJMN dan Rencana Strategis dengan tetap mempertimbangkan pagu anggaran yang terbatas.

Dalam dokumen Makmur, Adil, dan Sejahtera (Halaman 30-33)