• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PENGHASILAN KENA PAJAK ORANG PRIBADI DI PT. SURYA PANGAN INDONESIA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PENGHASILAN KENA PAJAK ORANG PRIBADI DI PT. SURYA PANGAN INDONESIA SKRIPSI"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PENGHASILAN KENA PAJAK ORANG PRIBADI DI PT. SURYA PANGAN

INDONESIA

SKRIPSI

OLEH:

INA SAKINAH ASDAR NIM : 105731122417

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

(2)

ii

HALAMAN JUDUL

ANALISIS ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PENGHASILAN KENA PAJAK ORANG PRIBADI DI PT. SURYA PANGAN

INDONESIA

SKRIPSI

OLEH:

INA SAKINAH ASDAR NIM : 105731122417

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.Ak) Pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

(3)

iii

MOTTO

Bukanlah ilmu yang semestinya mendatangimu, tetapi kamulah yang seharusnya mendatangi ilmu itu.

“ Imam Malik “

PERSEMBAHAN

Puji Syukur kepada Alla SWT atas Ridho-Nya dan kemudahan diberikan kepada saya skripsi ini telah terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku tercinta dan orang-orang yang saya sayang dan almamaterku.

{ Ina Sakinah Asdar }

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii

ABSTRAK

Ina Sakinah Asdar, Tahun 2021 Analisis Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak Orang Pribadi di PT.Surya Pangan Indonesia. Skripsi Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Ruliyati dan Pembimbing II Mira.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak orang pribadi di PT.Surya Pangan Indonesia.

Jenis penilirian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer yaitu informasi yang bersumber dari wawancara. Sedangkan sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh dari data karyawan. Pengumpulan data melalui wawancara dan mengumpulkan data penghasilan A1 karyawan di PT.Surya Pangan Indonesia. Hasil penelitian menunjukan bahwa di PT.Surya Pangan Indonesia sudah menerapkan zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak yang dibayarkan melalui lembaga amal zakat infaq dan sadaqah muhammadiyah (LAZISMU) dan perhitungan prosedur PPh 21 PT.Surya Pangan Indonesia merujuk pada Peraturan Pemerintah yaitu pada Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 mengenai pajak penghasilan yang termasuk objek penghasilan yang hanya berkewajiban untuk memberikan bukti potong kepada semua karyawan baik yang bernpwp maupun yang tidak bernpwp.

Kata kunci : Zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak

(8)

viii

ABSTRACT

Ina Sakinah Asdar, 2021 Analysis of Zakat as a Deduction for Individual Taxable Income at PT. Surya Pangan Indonesia. Thesis of Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Supervisor I Ruliyati and Supervisor II Mira.

This study aims to determine the treatment of zakat as a deduction from individual taxable income at PT. Surya Pangan Indonesia. The type of research used is descriptive quantitative. Sources of data used are primary data sources, namely information sourced from interviews. While the secondary data sources are data obtained from employee data. Collecting data through interviews and collecting data on the income of A1 employees at PT. Surya Pangan Indonesia. The results show that PT. Surya Pangan Indonesia has implemented zakat as a deduction from taxable income paid through the charity zakat infaq and sadaqah muhammadiyah (LAZISMU) and the calculation of PPh 21 procedures at PT. Surya Pangan Indonesia refers to Government Regulations, namely the Law No. 36 of 2008 concerning income tax, which includes income objects, which are only obliged to provide proof of deduction to all employees, both those with and without taxpayers.

Keywords: Zakat as a deduction from taxable income

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil Alamin. Segala puji dan syukur tiada hentinya penulis

panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan keagunan-Nya telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak Orang Pribadi di PT.Surya Pangan Indonesia”, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Akuntansi, pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Berbagai kesulitan telah dilewati dalam rangka penyusunan skripsi ini, namun

berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak terkhusus Ibundaku tercinta Erna Erawati,S.Ag.,M.Pd, dan Ayahandaku Muhammad Asdar,S.Ag.,M.Pd.I. sehingga akhirnya skripsi ini dapat selesai. Pada kesempatan ini izinkanlah peneliti menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr.H. Ambo Asse,M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Prof. Dr. H.Andi Jam’an, S.E.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Pimpinan dan staf Kantor PT.Surya Pangan Indonesia yang telah mengizinkan dan membantu dalam melakukan penelitian.

4. Ibu Mira,SE.,M.Ak selaku ketua jurusan dan Ibu Linda Arisanti Razak,SE.,M.Si.Ak.CA selaku sekretaris jurusan akuntansi.

(10)

x

5. Ibu Dr.Hj Ruliaty,MM dan Ibu Mira,SE.,M.Ak yang dengan penuh kesabaran dan pengertian membimbing peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Terima kasih kepada keluarga tercinta terkhusus ummi yang selalu memberikan support, doa dan bantuannya selama ini.

7. Alan Pratama,S.T yang telah banyak membantu memberikan saran, solusi, semangat, dukungan moril maupun materil, memberikan doa dan tempat untuk bercerita selama ini.

8. Sahabatku Nurul Khatimah Akmas, Sukmayanti, Arpiana Arbi, dan Nurismi Fausiah Syam terimakasih atas kebersamaan kita dan semoga mimpi kita tercapai.

9. Sahabat seperjuangan Dinda, Mita, Andry, Sahrul, Halimah, Azizah, Ilmi, Alia, Wana, Sam, Nurul, Husna makasih atas kebersamaannya selama kuliah.

10. Terimakasih juga saya sampaikan kepada seluruh pihak yang telah memberikan sumbangsih baik berupa materi, tenaga, dan pikiran sehingga proses pembuatan skripsi ini berjalan dengan lancar.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa bersama kita dan meridhoi jalan hidup kita. Aamiin.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Samata, 1 September 2021

Ina Sakinah Asdar

(11)

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL ...i

HALAMAN JUDUL ... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II PEMBAHASAN ... 6

A. Tinjauan Pustaka ... 6

1. Pengertian Zakat ... 6

2. Syarat-syarat dan Harta Yang Wajib Dizakati ... 7

3. Kelompok Penerimaan Zakat ... 8

4. Pengertian Pajak ... 10

5. Sistem Pemungutan Pajak... 10

6. Pajak Penghasilan ... 11

(12)

xii

7. Ketentuan Pemungutan Pajak ... 12

8. Jenis Penghasilan ... 13

9. Penghasilan Kena Pajak ... 14

10. Pajak dalam pandangan Islam ... 17

11. Hubungan Antara Zakat dan Pajak ... 28

B. Tinjauan Empiris ... 21

C. Kerangka Pikir ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

C. Jenis dan Sumber data ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 31

E. Metode Analisis Data... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 33

B. Penyajian Data (Hasil Penelitian) ... 36

C. Analisis Dan Interpretasi (Pembahasan) ... 68

BAB V PENUTUP ... 71

A. Kesimpulan... 71

B. Saran... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

LAMPIRAN ... 74

DOKUMENTASI ... 77

BIOGRAFI PENULIS ... 90

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Format Pengenaan Pajak dan Zakat untuk WPOP... 18

Tabel 2.2 Penghasilan Tidak Kena Pajak ... 19

Tabel 2.3 Tarif Penghasilan Kena Pajak ... 20

Tabel 2.4 Perbedaan Zakat dan Pajak... 25

Tabel 2.5 Peneliti Terdahulu ... 25

Tabel 4.1 Tabel Informan ... 36

Tabel 4.2 Penghasilan PPh 21 dan Besaran Zakat Bagian Pusat ... 37

Tabel 4.3 Penghasilan PPh 21 dan Besaran Zakat Bagian Doja ... 41

Tabel 4.4 Penghasilan PPh 21 dan Besaran Zakat Bagian Bollangi ... 53

Tabel 4.5 Penghasilan PPh 21 dan Besaran Zakat Bagian Frozen ... 65

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 ... 34 Gambar 4.1 ... 35

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu dari beberapa negara yang memiliki mayoritas penduduknya adalah sebagai pemeluk agama Islam. Hal tersebut tidak membuat negara Indonesia menjadi negara yang menganut sistem agama Islam secara menyeluruh, sehingga bukanlah zakat yang menjadi acuan untuk berbagi, sedangkan pajaklah sebagai acuan untuk melaksanakan kewajiban seorang warga kepada pemerintah.

Menurut Khairrizal Maghfil pajak merupakan sebuah pungutan yang bersifat sukarela dari rakyat kepada rajanya, yang seiring dengan berjalannnya waktu berkembang menjadi pemberian yang sifatnya wajib kepada pemerintah bagi setiap warganya, namun setiap orang yang telah menjadi warga negara tersebut wajib membayarkannya sebagai konsekuensi atas pelayanan dan perlindungan yang diberikan oleh negara kepadanya.

Pajak juga sudah menjadi salah satu pendapatan terbesar diberbagai negara termasuk pada negara Indonesia, hal tersebut sangatlah wajar jika pajak merupakan salah satu pendapatan terbesar yang diperoleh oleh negara Indonesia. Mengingat Indonesia dengan memiliki wilayah yang cukup luas begitu juga dengan sumber daya alam yang dimilikinya. Terhitung terakhir sejak tahun 2019 hingga tahun 2020 pendapatan negara yang didapatkan dari sektor perpajakan mampu mencapai Rp1.070,0 triliun, atau 89,3 persen dari target

(16)

yang telah direncanakan oleh pemerintah. Membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak, sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan, penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan.

Hampir sama dengan apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam ekonomi Islam juga memiliki dana sosial yang bertujuan yaitu untuk membantu kaum dhuafa. Sumber utama dari dana tersebut meliputi zakat, infaq dan shadaqah, serta dapat ditambah wakaf dan investasi kebajikan. Dalam konsepnya zakat wajib dikeluarkan 2.5 persen oleh warga dengan batasan yang telah mampu mengumpulkan hartanya hingga mencapai nisob yang setara dengan 85 gram emas dalam jangka waktu satu tahun. Zakat juga memiliki banyak makna diantaranya yaitu kewajiban yang bersifat sosial dan beribadah, dengan itu manusia akan merasakan kebesaran tujuan ajaran Islam berupa saling mencintai dan tolong menolong. Dalam konteks negara modern, zakat bukanlah pajak menjadi sumber penerimaan negara.

Mengingat subjek pajak terbesar adalah Islam, terhitung 87,2% dari total penduduk Indonesia, pemerintah berupaya keras untuk meminimalkan kewajiban ganda yang memberatkan. Upaya mengatasi hal tersebut dilakukan dengan titik temu antara pajak dan zakat sehingga kedua kewajiban tersebut dapat dijalankan oleh umat Islam tanpa membebani mereka. Dengan hal ini pemerintah membuat aturan yang dapat menjadi solusi atas kewajiban ganda

(17)

yaitu zakat dan pajak yang akan dialami oleh setiap beragama Islam. Hal tersebut telah ada dalam Undang-Undang No.23 Tahun 2011 pasal 22 atas perubahan dan Undang-Undang No.38 tahun 1999 pasal 14 ayat 3Tentang Pengelolaan Zakat. Disebutkan bahwa:

“Zakat yang telah dibayarkan kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat dikurangkan dari laba/pendapatan sisa kena pajak dari Wajib Pajak yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.

Undang-undang diatas juga menunjukan bahwa pemerintah berusaha untuk berperan aktif dalam mewujudkan pelaksanaan kewajiban keagamaan masyarakatnya dengan menjadikan unsur zakat sebagai salah satu keringanan pajak dalam pemungutan Pajak Penghasilan (PPh) di Indonesia. Dengan adanya undang-undang tersebut, zakat digunakan sebagai faktor pengurang penghasilan bersih Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dalam menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak. Hal ini diharapkan dapat meminimalisir beban ganda yang ditanggung umat Islam sebagai Wajib Pajak dan muzakki.

Begitu halnya yang dilakukan oleh PT. Surya Pangan Indonesia. PT .Surya Pangan itu sendiri sudah melaksanakan pemotongan zakat atas penghasilan sebesar 2,5% dari penghasilan bruto itu sesuai dengan hasil rapat direksi yang dilakukan pada tanggal 10 Mei 2021.

PT. Surya Pangan Indonesia itu sendiri bergerak di bidang produksi jagung dimana olahan yang dihasilkan tersebut sudah mampu menembus pasar luar negeri itu terbukti PT. Surya Pangan Indonesia dapat meningkatkan

(18)

kapasitas produksinya dan sudah menjadi sebagai pemegang ekspor jagung di Indonesia.

PT. Surya Pangan Indonesia juga memiliki 32 orang karyawan, akan tetapi 4 orang dari karyawan tersebut tidak memasukkan zakat sebagai pengurang penghasilan hal tersebut dikarenakan mereka belum mengetahui bahwa zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak.

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik meneliti di PT. Surya Pangan Indonesia tentang “Analisis Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak Orang Pribadi Di PT. Surya Pangan Indonesia”

B. Rumusan Masalah

Bagaimana perlakuan zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak orang pribadi di PT. Surya Pangan Indonesia ?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perlakuan zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak orang pribadi di PT.Surya Pangan Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka beberapa keguanaan dan manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu:

1. Bagi Teoritis

Menambah wawasan pengetahuan dan pemahaman secara mendalam mengenai analisis zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak orang pribadi di PT. Surya Pangan Indonesia. Di samping itu juga sebagai syarat

(19)

untuk memperoleh gelar sarjana Akuntansi pada Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bagi Praktis

a. Penelitian ini diharapkan berguna sebagai masukan bagi perusahaan untuk berperan aktif dalam menerapkan kebijakan pemerintah tentang peranan zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak.

b. Penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa yang ingin mendalami tentang zakat dan pajak. Khususnya tentang zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak, bagi para pembaca diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi wawasan baru dan tambahan pengetahuan.

(20)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 1. Pengertian zakat

Secara etimologi kata zakat berasal dari kata zaka yang artinya berkah, tumbuh, dan bersih. Menurut lisan al-arab kata zaka berarti suci, tumbuh, berkah dan terpuji. Artinya bertumbuh dan suci ridak hanya digunakan untuk kekayaan, tetapi juga untuk orang yang memberi zakat.

Menurut firman Allah dalam Qs. At-Taubah/9 : 103:

“Ambillah zakat dari harta mereka, guna memberihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untu mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui”.

Arti dari terjemahan diatas adalah bahwa zakat membersihkan muzakki (orang yang berzakat) dari sifat kikir dan cinta yang berlebihan terhadap harta benda lain dan zakat itu sendiri menumbuhkan kebaikan dalam hati mereka dan mengembangkan hartanya.

Jadi, zakat merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada Allah Swt. yang sangat berguna untuk lebih dekat dengan-Nya. Sebagai salah satu rukun Islam, membayar zakat adalah wajib. Jika seorang muslim telah

(21)

memenuhi persyaratan wajib zakat dan tidak membayar zakat, itu berarti dia telah melakukan dosa berat karena telah melanggar kewajiban Allah Swt.

2. Syarat-syarat dan Harta Yang Wajib Di Zakati

a. Menurut Islam, tidak semua muslim dikenai hukum atau kewajiban untuk membayar zakat.

b. Islam

Menurut ijma’ , zakat tidak wajib atas orang kafir, karena zakat adalah ibadah mahdah yang suci, sedangkan orang kafir bukanlah orang yang suci.

c. Baligh dan Berakal

Zakat tidak wajib diambil dari anak kecil dan orang gila, karena keduanya tidak termasuk dalam ketentuan orang yang diwajibkan beribadah.

d. Harta yang dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati

Dalam pelaksanaan zakat, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut :

1) Harta ini adalah hak milik sempurna bagi muzakki (orang yang membayar zakat).

2) Harta kekayaan yang dizakati telah mencapai nisab. Nisab ditentukan oleh syarat sebagai tanda kekayaan seseorang dan tingkat mewajibkan itu.

3) Harta yang dikategorikan melebihi kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar ialah harta benda yang pasti menghindari seseorang dari kehancuran,

(22)

misalnya nafkah, tempat tinggal, pakaian yang dibutuhkan untuk melindungi tubuh dari panas dan dingin dan pelunasan utang.

4) Harta itu bukanlah harta hasil utang. Artinya, harta tersebut telah dikurangi dengan hutang yang jatuh temponya.

5) Harta yang bersifat dizakati adalah harta penuh. Harta milik ialah harta yang dimiliki secara asli, penuh dan ada hak untuk mengeluarkannya.

6) Kepemilikan harta sudah mencapai haul (sampai setahun). Masa setahun yang sempurna yang berlangsung secara terus menerus juga menjadi syarat dalam zakat. Dengan demikian, jika harta yang telah mencapai nisab berkurang dalam kurun waktu setahun meskipun pendek, tidak wajib baginya untuk melakukan zakat, kecuali zakat pertanian dan rikaz (harta karun).

3. Kelompok Penerima Zakat

Ada delapan golongan yang berhak menerima zakat, diuraikan sebagai berikut:

a. Orang-orang fakir

Orang yang tidak mempunyai pekerjaan atau sudah bekerja tetapi penghasilannya sangat kecil, sehingga tidak cukup untuk memenuhi setengah dari kebutuhannya.

b. Orang-orang miskin

(23)

Orang yang memiliki kekayaan lebih dari orang yang membutuhkan atau orang yang memiliki pekerjaan dan penghasilannya bisa menutupi setengah dari kebutuhannya.

c. Pengurus zakat

Orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan zakat dari muzakki dan membagikannya kepada mustahiq.

d. Orang kafir

Orang kafir merupakan orang yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah.

e. Memerdekakan Budak

Budak yang di beri kesempatan untuk berusaha membebaskan dirinya dari tuannya dengan membayar ganti rugi. Mencakup juga untuk melepaskan muslim yang di tawan oleh orang-orang kafir.

f. Orang yang berhutang

Orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk kemaslahatan umat Islam, di bayarkan hutangnya dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya.

g. Jalan Allah

Untuk keperluan pertanahan Islam dan kaum Muslimin, di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain.

(24)

h. Orang yang sedang dalam perjalanan

Orang-orang bepergian (musafir) untuk melakukan suatu hal yang baik atau ketaatan kepada Allah Swt. dan diperkirakan tidak mencapai tujuannya jika tidak di bantu.

4. Pengertian Pajak

Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 pasal 1 ayat 1 pajak merupakan iuran wajib kepada negara yang terutang oleh orang peibadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Sedangkan menurut P.J.A.Andriani pajak merupakan iuran kepada negara yang terhutang menurut peraturan perundang-undangan tanpa mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum sehubungan dengan tugas negara untuk mengatur pemerintahan.

5. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak yang selama ini dikenal dan diterapkan dalam pemungutan pajak tercermin dalam undang-undang perpajakan yaitu official assessment system, semi self assessment system, self assessment system, dan withholding sytem. Maksud dari undang-undang perpajakan diatas adalah sebagai berikut :

a. Official Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang memberikan kewenangan kepada para pemungut pajak (fiskus) untuk

(25)

menentukan besaran pajak yang harus dibayarkan (pajak yang terhutang) oleh seseorang.

b. Semi Self Assessment system merupakan sistem pemungutan pajak yang hampir sama dengan official assessment system. Namun dalam sistem ini setiap awal tahun Wajib Pajak dapat menentukan sendiri besarnya pajak yang terhutang untuk tahun berjalan yang merupakan angsuran bagi Wajib Pajak yang harus dibayarkan sendiri.

c. Self Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang memberikan kewenangan penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung sendiri, menyetor dan melaporkan sendiri besarnya utang pajak.

d. Withholding System merupakan sistem pemungutan pajak yang memberikan kewenangan pada pihak ketiga untuk menahan atau mengumpulkan jumlah pajak yang terutang.

6. Pajak Penghasilan

Salah satu jenis pajak yang dikenakan oleh Wajib Pajak adalah pajak penghasilan. Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek kena pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak atau dapat pula dikenakan pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak, jika kewajiban pajak subjektif dimulai atau diakhiri pada tahun pajak. Oleh karena itu pajak penghasilan melekat pada subjek, sehingga dianggap sebagai pajak subjektif. Subjek pajak akan dikenai pajak jika menerima atau memperoleh penghasilan. Kewajiban membayar pajak bagi subjek dan objektif. Beikut ini penggolongan Wajib Pajak:

(26)

a. Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP), subjek pajak adalah individu sebagai orang pribadi. WPOP dikategorikan menjadi dua, yaitu :

1) WPOP memperoleh penghasilan dengan melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan mandiri yang menyelenggarakan pembukuan atau bekerja untuk satu atau lebih pemberi kerja. WPOP wajib menyerahkan Surat Pemberitahuan (SPT) 1770 untuk setiap tahun pajak.

2) WPOP berpenghasilan dengan tidak melakukan kegiatan usaha dan atau pekerjaan gratis serta bekerja pada satu atau lebih pemberi kerja. WPOP wajib menyerahkan SPT 1770 S untuk setiap tahun pajak. Namun jika Wajib Pajak dengan jumlah penghasilah tahunan tidak lebih dari Rp.48.000.000 menggunakan SPT 1770 SS.

b. Wajib Pajak Badan, subjek pajak adalah badan-badan yang didirikan atau berkedudukan di Indonesia, atau badan yang tidak didirikan dan berkedudukan di Indonesia yang menjalankan usaha atau menerima penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT (Bentuk Usaha Tetap) di Indonesia.

7. Ketentuan Pemungutan Pajak

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan kendala atau hambatan, terlebih dahulu harus memenuhi ketentuan pemungutan pajak, yaitu sebagai berikut:

a. Adil (Ketentuan Pajak Keadilan)

(27)

Sesuai dengan tujuan hukum yaitu untuk mewujudkan keadilan, maka dalam undang-undang dan pelaksanaan pemungutan pajak harus berkeadilan.

b. Berdasarkan undang-undang (Ketentuan Pajak Yuridis)

Ketentuan pemungutan pajak harus didasarkan pada undang- undang, oleh karenanya di Indonesia dimuar dalam UUD 1945. Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik itu bagi negara maupun warna negara.

c. Tidak Mengganggu Perekonomian (Ketentuan Pajak Ekonomis)

Salah satu ketentuan pemungutan pajak adalah tidak mengganggu kelancaran kegiatan produksi dan perdagangan, agar tidak menimbulkan keterpurukan perekonomian masyarakat.

d. Efisien (Ketentuan Pajak Finansial)

Salah satu ketentuan pemungutan pajak harus efisien sesuai dengan fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus diturunkan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.

e. Sederhana

Salah satu ketentuan pemungutan pajak adalah bahwa sistem pemungutannya harus sederhana, sehingga memudahkan dan mendorong masyarakat untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.

Ketentuan pemungutan pajak ini dipatuhi oleh undang-undang pajak yang baru.

8. Jenis Penghasilan

(28)

Penghasilan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu taxable Income, Non taxable Income dan penghasilan yang di potong pajak final. Penjelasan dari ketiga macam penghasilan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Taxable Income, merupakan pengasilan yang dapat dijadikan objek untuk dikenakan pajak.

b. Non Taxable Income, merupakan penghasilan yang tidak dapat dijadikan objek untuk dikenakan pajak. Dalam hal penghasilan yang diperoleh mustahiq atas dana zakat yang di pungut dan disalurkan oleh LAZ termasuk dalam non taxable income.

c. Penghasilan yang di potong pajak final, di atur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 pasal 4 ayat 2, yaitu :

(1) Pendapatan berupa simpanan dan bunga tabungan lainnya, bunga obligasi dan obligasi pemerintah dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada individu anggota koperasi (2) Pendapatan berupa hadiah undian. (3) Pendapatan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan mitra yang diterima oleh perusahaan modal ventura. (4) Pendapatan dari transaksi transfer aset berupa tanah dan / atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate perkebunan, dan persawahan, tanah dan atau bangunan. (5) Pendapatan tertentu lain.

9. Penghasilan Kena Pajak

Penghasilan Kena Pajak (PKP) adalah penghasilan Wajib Pajak menjadi dasar untuk menghitung pajak penghasilan. Penghasilan kena pajak diatur Pasal 6 UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, telah diubah dengan UU No. 36 tahun 2008 tentang perubahan keempat atas UU No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.

(29)

PKP bisa didapatkan dengan menghitung pendapatan kotor dikurangi biaya untuk memperoleh, menagih, dan memelihara pendapatan. Kalau di hitung PKP, penghasilan bruto sesudahnya dapat dikurangkan untuk mendapatkan dan memelihara pendapatan dalam kerugian maka kerugian tersebut dapat dikompensasikan mulai dengan penghasilan untuk tahun pajak berikutnya hingga lima kali berturut-turut tahun.

Pengenaan Zakat untuk WPOP sebagai pengurang penghasilan subjek Perpajakan, hal ini sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan dan UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Pajak.

Pengenaan formal zakat digunakan untuk WPOP jika dipotong dari PKP. Terperinci dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2.1

Format Pengenaan Pajak dan Zakat untuk Wajib Pajak Orang Pribadi

Gaji satu bulan Tunjangan istri/anak Tunjangan perumahan Tunjangan pendidikan anak Tunjangan jabatan

Tunjangan transport

Tunjangan kecelakaan kerja Jaminan kematian

Jaminan pemelihata kesehatan Penghasilan Bruto (PB)

Pengurang

Biaya Jabatan (5% x PB) Iuran Pensiun

Iuran THT

Penghasilan neto sebulan

Rp.XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX

Rp.XXX XXX XXX

Rp.XXX

Rp.XXX

(30)

Penghasilan neto setahun (-) Zakat Ph (2,5%xPB setahun) (-) PTKP

PKP

PPh 21 terhutang setahun (PKP x tarif pasal 17)

Rp.XXX Rp.X XX Rp.(XXX) Rp.(XXX) Rp.XXX Rp.XXX Sumber : Skripsi Apriliana, 2010:44

Tabel 2.1 diatas menggambarkan bagaimana cara menghitung zakat dan pajak biaya WPOP untuk mendapatkan bukti atau hasil pelaksanaan zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak setelah dikurangi dari Penghasilan Tidak Kena Pajak.

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) per tahun sesuai pasal 7 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Penghasilan Tidak Kena Pajak Tahun 2016

(Rp)

Wajib pajak orang pribadi 54.000.000

Tambahan wajib pajak kawin 4.500.000

Tambahan istri yang penghasilannya digabung dengan suami 54.000.000

Tambahan untuk setiap tanggungan 4.500.000

Sumber : Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2008

Tabel 2.5 di atas memuat besaran-besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dan aspek-aspeknya. Selain Penghasilan Tidak Kena Pajak, tarif pajak juga mempengaruhi perhitungan zakat sebagai pengurang

(31)

Penghasilan Kena Pajak, sehingga perlu dijelaskan tarif pajak yang diberlakukan terhadap Penghasilan Kena Pajak (PKP) bagi Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP). Rinciannya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2.3

Tarif Penghasilan Kena Pajak

Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Sampai dengan Rp.50.000.000 5%

Diatas Rp.50.000.000 – Rp.250.000.000 15%

Diatas Rp.250.000.000 – Rp.500.000.000 25%

Diatas Rp.500.000.000 30%

Sumber : Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008

Tabel 2.6 diatas telah ditulis merupakan tarif pajak yang akan dikalikan dengan Penghasilan Kena Pajak dalam menghitung pajak secara umum maupun pajak sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak.

10. Pajak dalam Pandangan Islam

Menurut Ilfi mengatakan bahwa dalam peradaban Islam terdapat dua lembaga yang menjadi pilar kesejahteraan masyarakat dan kemakmuran negara, yaitu Lembaga Zakat dan Lembaga Perpajakan karena sifatnya wajib. Pada prinsipnya zakat dan pajak adalah dua kewajiban memiliki dasar yang berbeda. Zakat mengacu pada ketentuan Syariah atau hukum Allah SWT. baik dalam pengumpulan dan penggunaan, sedangkan pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ditentukan oleh Ulil Amri (pemerintah) tentang pengumpulan dan penggunaan.

(32)

Pajak tidaklah sama dengan zakat, tapi membayar pajak yang harus dipaksakan oleh negara pada warganya bukan hanya suatu kebutuhan, tetapi merupakan kebutuhan kewajiban. Ini karena menaati ulul amri adalah kewajiban dengan catatan ulul amri yang memegang teguh ajaran Islam. Jika pemerintah membutuhkan pajak, maka sebagai warga negara harus mematuhinya. Kemudian, solidaritas di antara umat Islam dan sesama manusia dalam kebaikan dan ketakwaan adalah sebuah kewajiban. Jika dana pajak digunakan untuk kepentingan masyarakat pada umumnya seperti pendidikan, rumah sakit, alat transportasi, dan lain-lain, maka wajib membayar pajak.

Islam telah mengajarkan untuk tidak hanya membayar zakat dalam jumlah terbatas dan pemanfaatannya, tetapi juga merekomendasikan membayar pajak, sedekah, hibah dan juga infaq yang jumlahnya tidak terbatas sesuai dengan kapasitas dan penggunaannya juga sangat luas dan sangat fleksibel.

11. Hubungan Antara Zakat Dengan Pajak

Zakat dan pajak saling terkait satu sama lain, tetapi keduanya berbeda dalam beberapa hal. Di antara titik-titik persamaan antara zakat dan pajak adalah keduanya memaksa, melibatkan manajer dan tujuan kesejahteraan bersama. Seorang muslim yang mampu wajib membagikan kekayannya melalui penyaluran zakat yang dijelaskan dalam QS.At- Taubah/9:103.:

(33)

“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui”.

Tujuan zakat dan pajak adalah untuk mengurangi kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat dan mendistribusikan kepemilikan harta benda untuk kesejahteraan bersama. Zakat dan pajak sama-sama mengandung beberapa aspek berbeda yaitu dalam hal penamaan, dasar hukum dan sifat kewajiban.

Dalam pengertian penamaan, zakat berarti bersih, suci, berkah, tumbuh, bermanfaat dan berkembang. Sedangkan pajak, berasal dari kata dharibah yang secara etimologis berarti beban dan terkadang juga berarti jizyah yang berarti pajak tanah (upeti) yang diserahkan oleh ahli zimmah (orang yang tetap kekafiran tetapi tunduk pada aturan pemerintah Islam).

Sedangkan dari segi dasar hukum dan sifat kewajiban, zakat ditentukan berdasarkan teks Al-Qur’an dan Hadist nabi yang qhath’I sehigga kewajiban itu mutlak dan sepanjang waktu.

a. Persamaan Zakat dengan Pajak

Berdasarkan penjelasan di atas, berikut diuraikan persamaan antara zakat dengan pajak :

1) Unsur paksaan dan kewajiban yang merupakan cara untuk menghasilkan pajak, juga terdapat zakat.

(34)

2) Bila pajak harus di setor kepada negara, pusat maupun daerah, maka zakat pun demikian. Karena pada dasarnya zakat itu harus diserahkan kepada pemerintah.

3) Diantara ketentuan-ketentuan pajak tidak adanya imbalan tertentu bagi para wajib pajak menyerahkan pajaknya selaku anggota masyarakat.

4) Jika pajak mempunyai tujuan kemasyarakatan, ekonomi, dan politik di samping tujuan keuangan, zakat pun mempunyai tujuan yang lebih luas aspeknya dari aspek yang disebutkan untuk pajak.

b. Perbedaan Zakat dan Pajak

Adapun perbedaan yang cukup mendasar antara zakat dan pajak yaitu :

Tabel 2.4

Perbedaan Zakat dan Pajak

Perbedaan Zakat Pajak

Dasar Hukum Al-Qur’an dan Sunnah Perundang-undangan Status Hukum Kewajiban terhadap Agama Kewajiban terhadap

negara

Sasaran/Objek Khusus pemeluk Islam Seluruh pemeluk agama

(35)

B. Tinjauan Empiris

Tabel 2.5

Peneliti Terdahulu

No. Nama penelitian Judul penelitian Hasil penelitian 1. Khairrizal Maghfil

(2019)

Zakat Sebagai Pengurang

Penghasilan Kena Pajak (Studi di Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta)

Kesimpulan dari penelitian menunjukan pelaksanaan zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak yang dilaksanakan pada KPP Pratama Surakarta sudah terlaksana akan tetapi pengurangan pajak bagi pembayar zakat masih minim dilakukan Wajib Pajak orang pribadi, salah satu penyebabnya yaitu bagi wajib pajak yang tahu akan aturan tentang perlakuan zakat atas penghasilan dalam perhitungan penghasilan kena pajak tetapi mereka cenderung belum bisa melaksanakannya karena hal tersebut dianggap

(36)

merepotkan. Sementara yang belum tahu karena belum adanya sosialisasi secara umum akan adanya pengurangan pajak bagi pembayar zakat yang dibentuk dan disahkan oleh

pemerintah.

2. Thamrin Logawali, Sitti Aisyah, Kamaruddin dan Nurfiah Anwar (2018)

Peranan Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak Di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gowa.

Kesimpulan dari

penelitian menunjukkan Zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gowa memberikan keringanan kepada ummat Islam dalam membayar zakat dan pajak juga

meningkatkan kesadaran dan kejujuran dalam diri masyarakat untuk

membayar zakat, dengan kesadaran masyarakat membayar zakat dan pajak maka akan semakin meningkat muzakki dan sudah tentu akan meningkatkan pendapatan negara.

3. Tsuroyya Nurtyas Zakat Sebagai Kesimpulan dari

(37)

Zhaputri (2018). Pengurang

Penghasilan Kena Pajak Bagi Wajib Pajak Di Kota Banjarmasin.

penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pembayar zakat juga membayar pajak (56,90%). Hampir 30%

responden tidak mengetahui zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak dan 53,45% pembayaran zakat cenderung tidak melalui BAZ atau LAZ karena aspek

kepercayaan dan

keyakinan. Zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak bagi wajib pajak di Kota Banjarmasin sesuai dengan Undang- Undang No.23 Tahun 2011 Pasal 22 dan 23 masih belum diterapkan.

Minimnya informasi membuat responden belum terlalu paham ketentuan zakat dapat menjadi pengurang penghasilan kena pajak dan responden tidak mengetahui jika hanya zakat yang ditunaikan

(38)

melalui badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk dan disahkan oleh pemerintah yang dapat dikurangkan dari penghasilan kena pajak, sebagian besar responden masih membayar zakat diluar lembaga resmi

pemerintah. Berkenaan dengan itu sangat diperlukan sosialisasi yang lebih untuk menjelaskan kembali tentang zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak. Zakat dapat menjadi pengurang pajak adalah penghasilan bruto pribadi muslim atau badan usaha muslim.

Besarnya zakat 2,5% dari penghasilan bruto. Hasil neto dari pengurangan zakat dapat dibayarkan kepada Direktorat Jenderal Pajak dengan melampirkan Bukti Setor Zakat (BSZ) pada saa pelaporan SPT Tahunan.

(39)

4. Achmad Fahim (2020).

Realisasi Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak Di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik.

Kesimpulan dari

penelitian menunjukkan dalam pelaksanaan efektifitas administratife zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak nampaknya sudah efektif terlihat dari beberapa tahun peningkatan dana di Badan Amil Zakat Nasional (BASNAZ) yang setiap penghasilan bruto pribadi dapat di

kurangkan 2,5 % sehingga masyarakat merasakan

keuntungannya. Selain itu faktor sarana dan fasilitas penunjang juga penting dalam pelaksanaan suatu realisasi, salah satunya lewat aplikasi SIMBA sehingga meringankan BAZNAS untuk mencetak BSZ. Meskipun banyak masyarakat yang belum mengetahui adanya undang-undang tersebut khusunya masyarakat kabupaten Gresik, maka peran BAZNAS dan KPP

(40)

tahun 2018 lebih

meninggkatkan sosialisasi kepada masyarakat lewat radio, majalah, sosial media,banner.

5. Sofia Fuadah, Arif Afendi (2019).

Implementasi Zakat Penghasilan Sebagai Pengurang

Penghasilan Kena Pajak Perorangan

Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa Muzaki di BAZNAS Kabupaten Semarang sudah menerapkan kebijakan tersebut meskipun masih dalam prosentase yang relatif rendah hal ini terjadi karena kurangnya sosialisasi dari pihak BAZNAS dan KPP Pratama dan kurangnya rasa percaya masyarakat terhadap lembaga

pengelola zakat.

Kebijakan tersebut berdampak pada meningkatnya jumlah zakat meskipun penerimaan negara berkurang. Jumlah zakat yang dibayarkan muzaki dapat digunakan untuk membantu Pemerintah dalam mengentaskan

(41)

kemiskinan, karena selain disalurkan kepada 8 ashnaf, dana tersebut dapat digunakan untuk program pemberdayaan yang meliputi Semarang Peduli, Semarang Sehat, Semarang Cerdas dan Semarang Makmur.

6. Ridho Alhafiz bangun (2020).

Penerapan Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak Orang Pribadi (Pada Kasus Pegawai Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten

Labuhanbatu Selatan)

Kesimpulan dalam penelitian menunjukan bahwa penerapan lebih bayar sebelum penerapan zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak orang probadi dapat menjawab permasalahan di badan pengelolaan pendapatan. Jika belum terealisasi dengan baik zakat sebagai pengurang penghasilan maka wajib pajak tentunya harus melakukan koreksi terhadap SPT orang pribadi. Saat melakukan koreksi wajib pajak harus melampirkan bukti setor zakat dan kelebihan

(42)

pembayaran tahun 2017 sampai dengan 2019 bisa di restitusi atau di

kompensasi setiap tahun untuk menjadi pengurang penghasilan orang

pribadi.

7. Agusdiwana Suarni Agus Salim

Dewi Aprillah (2021).

Analisis Perlakuan Zakat Dalam Perhitungan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (PPh21) Pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka kesimpulan dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai

1.Perlakuan zakat sebagai perhitungan pajak penghasilan orang pribadi pada baznas kota Makassar sudah sesuai dengan prosedur yang tercantum dalam UU dan peraturan yang berlaku.

2. Zakat berfungsi sebagai pengurang dari penghasilan kena pajak orang pribadi,

pengelolaannya baik dari pengumpulan maupun

(43)

penyaluran meningkat dari segi kapasitas dan kuantitasnya.

3. Pengaplikasiannya yang mengalami

perkembangan dari tahun ke tahun dimana jumlah jumlah ASN yang membayar zakat meningkat setiap tahunnya.

Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat perbedaan dan persamaan dengan penelitian ini. Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian ini lebih mengarah ke zakat itu dapat menjadi pengurang pajak adalah penghasilan bruto pribadi muslim atau badan usaha muslim. Besarnya zakat 2,5% dari penghasilan bruto. Hasil neto dari pengurangan zakat dapat dibayarkan kepada Direktorat Jenderal Pajak dengan melampirkan Bukti Setor Zakat pada saat pelaporan SPT Tahunan. Sedangkan perbedaan dalam penelitian yang saya lakukan terdapat pada metode penelitiannya. Dimana penelitian saya menggunakan penelitian deksriptif kuantitatif yang lebih menekankan atau lebih mengarah ke seperti apa perlakuan zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak pada orang pribadi disuatau perusahaan khususnya di PT.Surya Pangan Indonesia.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan suatu bentuk kerangka yang dapat digunakan sebagai pendekatan dalam memecahkan masalah, biasanya kerangka

(44)

penelitian ini menggunakan pendekatan ilmiah dan memperlihatkan hubungan antar variabel satu dengan variabel lainnya.

Adapun gambar kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.1

Kerangka Pikir

Hasil Penelitian

Perlakuan Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak

Membayar Zakat dan Pajak

Wajib Zakat (Muzakki) UU No 23 Tahun 2011 Individu Yang Memperoleh Penghasilan

WPOP UU No 36 Tahun 2008

PT. Surya Pangan Indonesia

(45)

31 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah mencari informasi berkaitan dengan gejala yang ada, dijelaskan dengan jelas tujuan yang akan diraih, merencanakan bagaimana melakukan pendekatannya, dan mengumpulkan berbagai macam data sebagai bahan untuk membuat laporan. Di dalam penelitian ini penulis meneliti zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak di PT.Surya Pangan Indonesia.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Surya Pangan Indonesia Jl. Sultan Alauddin No.259 Makassar. Adapun waktu dalam penelitian ini adalah ± 2 bulan.

Pada bulan Agustus – September 2021.

C. Jenis dan Sumber Data Penelitian

1. Jenis Data Penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif.

2. Sumber data dari penelitian ini yaitu menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer di ambil dari data hasil wawancara dengan bagian pajak dan WPOP. Sedangkan Data sekunder di ambil dari penghasilan karyawan, data pajak, data zakat dan bukti potong.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara :

1. Wawancara

(46)

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi lisan melalui tanya jawab dan bertatap muka dengan orang yang memberikan informasi yaitu dialog oleh peneliti dengan informan yang dianggap mengetahui secara jelas kondisi zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak orang pribadi di PT. Surya Pangan Indonesia.

2. Dokumen berupa data penghasilan dan bukti A1 karyawan di PT. Surya Pangan Indonesia.

E. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan menggunakan kuantitatif dengan tahapannya :

1. Melakukan pendataan jumlah karyawan yang memiliki NPWP maupun yang tidak memiliki NPWP.

2. Menyusun data penghasilan karyawan beserta data zakat yang dibayarkan.

3. Mencocokkan bukti A1 dan data internal perusahaan.

4. Membandingkan besaran PPh yang terutang atau dibayar dengan pernyataan yang diperoleh dari informan.

5. Menarik sebuah kesimpulan atas rekapitulasi data sekunder dan data primer dari informan.

(47)

33 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat PT. Surya Pangan Indonesia

PT. Surya Pangan Indonesia berdiri pada tahun 2017 yang mulai beroperasi pada tahun 2018, bergerak dibidang pengeringan jagung. PT.

Surya Pangan Indonesia dibawah naungan Universitas Muhammadiyah Makassar, pendirian pabrik ini merupakan salah satu target Unismuh untuk menuju kemandirian. Selain itu bertujuan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat. Sehingga dia menginginkan petani menjual jagungnya ke pabrik ini, dan bisa disinergikan dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

PT. Surya Pangan Indonesia sudah mampu memproduksi perhari sebanyak 100 Ton, sedangkan minimum produksinya 2-3 ton perhari, sebab menggunakan listrik, selain dari listrik PT. Surya Pangan Indonesia menggunakan kayu bakar sebagai pemanas. PT. Surya Pangan Indonesia menargetkan penyerapan jagung petani hingga 36.000 ton setiap tahunnya.

Bergerak di bidang pengolahan bahan baku jagung kering di Desa Doja Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Saham perusahaan hampir sepenuhnya dimiliki oleh Universitas Muhammadiyah Makassar. Dimana pengumpul membeli jagung pipil dari petani dengan harga Rp 3.800/kg dan pengumpul tersebut menjual langsung ke pabrik dengan harga 4.200/kg.

Pembeli akan datang langsung ke pabrik untuk dijual kepasar tersebut dimana pembeli hanya bisa mengambil dari pabrik sebanyak 500 ton untuk

(48)

dipasarkan di pasar terdekat ataupun di pasar tradisional. Selain itu, pabrik pakan juga ada yang dipasarkan di berbagai kota-kota besar di Indonesia, produksi jagung olahan yang dihasilkan tersebut sudah mampu menembus pasar luar negeri hingga ke Filipina, harga ekspor ke Filipina sebesar 4.600/kg.dengan kadar air minimal 14%, semakin rendah kadar airnya maka harga juga relative mahal begitupun sebaliknya, Dimana ekspor yang dilakukan ke luar negeri sudah beroperasi 2 kali ekspor.

Produk di PT.Surya Pangan Indonesia mengolah dan menjual jagung kering pakan ternak dan jagung basah untuk kebutuhan industri nasional dan internasional. Adapun kualitas jagung kering kualitas grade 1 dengan tingkat maksimal 14%, butir rusak maksimal 2%, butir warna lain maksimal 1%, butir pecah maksimal 1% dan kadar kotoran maksimal 1%.

Adapun customers yang ada di beberapa mitra terpercaya yang telah mempercayakan kerjasama dengan PT. Surya Pangan Indonesia seperti PT.

Japfa Comfeed, PT. Tiara Mankasti Nusantara dan lain-lain. Dan rencana pembangunannya dengan mensukseskan program pemerintah di bidang hasil produksi pertanian dan perdagangan, industri pengolahan jagung asalan Universitas Muhammadiyah Makassar akan mengambil langkah- langkah strategis berupa penambahan kapasitas mesin.

Tujuan perusahaan PT. Surya Pangan Indonesia adalah program pengembangan Agribisnis Muhammadiyah Makassar melalui pengembangan industri pengolahan jagung.

(49)

2. Visi dan Misi PT. Surya Pangan Indonesia

Adapun visi dan misi di PT. Surya Pangan Indonesia adalah : Ketahanan Pangan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Program kerja PT. Surya Pangan Indonesia

Program kerja yang ada d PT.Surya Pangan Indonesia tersebut lebih ke mengarah orientasi profit jadi semua programnya itu adalah jual beli.

Sebab itulah yang menentukan arah program kerja di PT.Surya Pangan Indonesia dan berkaitan dengan struktur PT.Surya Pangan Indonesia yang memiliki 3 paket usaha, yaitu sebagai berikut :

a. Paket usaha pabrik pengeringan jagung b. Peternakan ayam kampung

c. Frozen Food

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Pusat PT. Surya Pangan Indonesia

5)

6)

7) 8)

9) 10)

DIREKTUR UTAMA H.MUH.FITRIADY,S.IP.,MM

DIREKTUR KEUANGAN H.ANDI ARMAN,SE.,M.SI,AK

ACCOUNTING MIRA,SE.M.Ak,AK

ADMIN LAILA NUR ATIKA

(50)

B. Penyajian Data (Hasil Penelitian)

Hasil penelitian ini akan membahas mengenai bagaimana perlakuan zakat sebagai pengurang penghasilan orang pribadi di PT.Surya Pangan Indonesia. Berikut merupakan perhitungan PPh 21 dan beserta penghasilan zakat setiap karyawan di PT.Surya Pangan Indonesia.

Tabel 4.1 Tabel Informan

Keterangan Jumlah Karyawan Jumlah PTKP

Bollangi 13 Orang 1 Orang

Doja 13 Orang 3 Orang

Pusat 4 Orang 2 Orang

Frozen Food & Bakery 2 Orang -

Total 32 Orang 6 Orang

Sumber dari karyawan PT.Surya Pangan Indonesia

Tabel diatas menunjukan bahwa tidak semua karyawan di PT.Surya Pangan Indonesia penghasilannya diatas PTKP. Dan bagi karyawan dibawah PTKP tidak wajib lapor sesuai dengan Peraturan Pemenrintah (PP) Nomor 36 Tahun 2017 tidak berlaku bagi masyarakat yang memiliki penghasilan di bawah Penghasilan tidak Kena Pajak (PTKP). "Hal ini sesuai dengan semangat rekonsiliasi dan sejalan dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 11/PJ/2016.

(51)

Tabel 4.2

Perhitungan PPh 21 dan besaran zakat karyawan PT.Surya Pangan Indonesia bagian pusat

1. H. Muh. Fitriady

Gaji pokok Rp. 7.000.000 Tunjangan Rp. 480.000 JKK 0,24% Rp. 7.499 JKM 0,3% Rp. 9.311 Penghasilan Bruto Rp. 7.496.810 Pengurangan :

Biaya jabata 5% Rp. 350.000 JHT Rp. 114.840

JP 1 % Rp. 70.000 (534.840) Penghasilan Neto Sebulan Rp. 6.961.970 Penghasilan neto setahun Rp.83.543.530 PTKP (54.000.000) PKP Rp.29.543.530 PPh 21 5% x Penghasilan PKP Rp 1.477.186 PPh 21 sebulan Rp. 123.108

Berdasarkan tabel diatas besaran penghasilan yang harus dibayarkan oleh Pak H.Muh.Fitriady adalah Rp.123.108 perbulannya.

1. H. Muh. Fitriady membayar zakat di PT.Surya Pangan Indonesia mulai berlaku pada bulan Mei 2021 :

Penghasilan 3 bulan Rp. 21.000.000

Dikurangi zakat (2,5% x Rp 21.000.000) = Rp. 1.400.000

(52)

Berdasarkan perhitungan tabel diatas zakat yang harus pak H.Muh.Fitriady keluarkan selama 3 bulan adalah sebesar Rp.1.400.000, dan dipotong langsung oleh perusahaan mengurangi gaji yang diterima setiap bulannya.

Jurnal perhitungan zakat untuk 3 bulan :

Gaji Rp. 21.000.000 Zakat Rp. 1.400.000 Pembayaran gaji karyawan :

Gaji Rp 21.000.000

Kas Rp. 19.600.000

Utang zakat karwayan Rp. 1.400.000 2. H. Andi Arman

Gaji pokok Rp. 6.500.000 Tunjangan Rp. 480.000 JKK 0,24% Rp. 7.499 JKM 0,3% Rp. 9.311 Penghasilan Bruto Rp. 6.996.810 Pengurangan :

Biaya jabata 5% Rp. 300.000 JHT Rp. 114.840

JP 1 % Rp. 65.000 (479.840) Penghasilan Neto Sebulan Rp. 6.516.970 Penghasilan neto setahun Rp.78.200.290 PTKP (54.000.000) PKP Rp.24.200.280 PPh 21 5% x Penghasilan PKP Rp 1.210.014 PPh 21 sebulan Rp. 100.835

(53)

Berdasarkan tabel diatas besaran penghasilan yang harus dibayarkan oleh Pak H.Andi Arman adalah Rp.100.835 perbulannya.

2. H. Andi Arman membayar zakat di PT.Surya Pangan Indonesia mulai berlaku pada bulan Mei 2021 :

Penghasilan 3 bulan Rp. 19.000.000

Dikurangi zakat (2,5% x Rp 19.000.000) = Rp. 427.500

Berdasarkan perhitungan tabel diatas zakat yang harus pak H.Andi Arman keluarkan selama 3 bulan adalah sebesar Rp.427.500, dan dipotong langsung oleh perusahaan mengurangi gaji yang diterima setiap bulannya.

Jurnal perhitungan zakat untuk 3 bulan :

Gaji Rp. 19.000.000 Zakat Rp. 427.500 Pembayaran gaji karyawan :

Gaji Rp 19.000.000

Kas Rp. 18.572.500

Utang zakat karwayan Rp. 427.500 3. Mira

Gaji pokok Rp. 2.980.000 Tunjangan Rp. 480.000 JKK 0,24% Rp. 7.499 JKM 0,3% Rp. 9.110 Penghasilan Bruto Rp. 3.476.810 Pengurangan :

(54)

Biaya jabata 5% Rp. 149.000 JHT Rp. 114.840

JP 1 % Rp. 28.000 (291.840) Penghasilan Neto Sebulan Rp. 3.184.970 Penghasilan neto setahun Rp.38.219.640 Penghasilan dibawah PTKP

Berdasarkan tabel diatas penghasilan yang diterima dibawah PTKP artinya karyawan tersebut tidak membayar penghasilan setiap bulannya

3. Mira membayar zakat di PT.Surya Pangan Indonesia mulai berlaku pada bulan Mei 2021 :

Penghasilan 3 bulan Rp. 8.940.000

Dikurangi zakat (2,5% x Rp 8.940.000) = Rp. 223.500

Berdasarkan perhitungan tabel diatas zakat yang harus Ibu Mira keluarkan selama 3 bulan adalah sebesar Rp.223.500, dan dipotong langsung oleh perusahaan mengurangi gaji yang diterima setiap bulannya.

Jurnal perhitungan zakat untuk 3 bulan :

Gaji Rp. 8.400.000 Zakat Rp. 223.500 Pembayaran gaji karyawan :

Gaji Rp 8.400.000

(55)

Kas Rp. 8.176.500 Utang zakat karwayan Rp. 223.500

4. Laila Nur Atika

Gaji pokok Rp. 2.980.000 Tunjangan Rp. 480.000 JKK 0,24% Rp. 7.499 JKM 0,3% Rp. 9.110 Penghasilan Bruto Rp. 3.476.810 Pengurangan :

Biaya jabata 5% Rp. 149.000 JHT Rp. 114.840

JP 1 % Rp. 28.000 (291.840) Penghasilan Neto Sebulan Rp. 3.184.970 Penghasilan neto setahun Rp.38.219.640 Penghasilan dibawah PTKP

Berdasarkan tabel diatas penghasilan yang diterima dibawah PTKP artinya karyawan tersebut tidak membayar penghasilan setiap bulannya

4. Laila Nur Atika membayar zakat di PT.Surya Pangan Indonesia mulai berlaku pada bulan Mei 2021 :

Penghasilan 3 bulan Rp. 8.940.000

Dikurangi zakat (2,5% x Rp 8.940.000) = Rp. 223.500

(56)

Berdasarkan perhitungan tabel diatas zakat yang harus Ibu Laila Nur Atika keluarkan selama 3 bulan adalah sebesar Rp.223.500, dan dipotong langsung oleh perusahaan mengurangi gaji yang diterima setiap bulannya.

Jurnal perhitungan zakat untuk 3 bulan :

Gaji Rp. 8.400.000 Zakat Rp. 223.500 Pembayaran gaji karyawan :

Gaji Rp 8.400.000

Kas Rp. 8.176.500

Utang zakat karwayan Rp. 223.500

Tabel 4.3

Perhitungan PPh 21 dan besaran zakat karyawan PT.Surya Pangan Indonesia bagian Doja

1. Muhammad Amin

Gaji pokok Rp. 5.000.000 JKK 0,24% Rp. 7.499 JKM 0,3% Rp. 9.311 Penghasilan Bruto Rp. 5.016.810 Pengurangan :

Biaya jabata 5% Rp. 250.000 JHT Rp. 114.840

JP 1 % Rp. 50.000 (414.840) Penghasilan Neto Sebulan Rp. 4.601.970 Penghasilan neto setahun Rp.55.223.640

(57)

PTKP (54.000.000) PKP Rp. 1.223.640 PPh 21 5% x penghasilan PKP Rp 61.182 PPh 21 sebulan Rp. 5.098

Berdasarkan tabel diatas besaran penghasilan yang harus dibayarkan oleh Pak Muhammad Amin adalah Rp.5.098 perbulannya.

1. Muhammad Amin membayar zakat di PT.Surya Pangan Indonesia mulai berlaku pada bulan Mei 2021 :

Penghasilan 3 bulan Rp. 15.000.000

Dikurangi zakat (2,5% x Rp 15.000.000) = Rp. 375.000

Berdasarkan perhitungan tabel diatas zakat yang harus Pak Muhammad Amin keluarkan selama 3 bulan adalah sebesar Rp.375.000, dan dipotong langsung oleh perusahaan mengurangi gaji yang diterima setiap bulannya.

Jurnal perhitungan zakat untuk 3 bulan :

Gaji Rp. 15.000.000 Zakat Rp. 375.000 Pembayaran gaji karyawan :

Gaji Rp 15.000.000

Kas Rp. 14.625.000

Utang zakat karwayan Rp. 375.000

(58)

2. Suryadin

Gaji pokok Rp. 5.000.000 JKK 0,24% Rp. 7.499 JKM 0,3% Rp. 9.311 Penghasilan Bruto Rp. 5.016.810 Pengurangan :

Biaya jabata 5% Rp. 250.000 JHT Rp. 114.840

JP 1 % Rp. 50.000 (414.840) Penghasilan Neto Sebulan Rp. 4.601.970 Penghasilan neto setahun Rp.55.223.640 PTKP (54.000.000) PKP Rp. 1.223.640 PPh 21 5% x penghasilan PKP Rp 61.182 PPh 21 sebulan Rp. 5.098

Berdasarkan tabel diatas besaran penghasilan yang harus dibayarkan oleh Pak Suryadin adalah Rp.5.098 perbulannya.

2. Suryadin membayar zakat di PT.Surya Pangan Indonesia mulai berlaku pada bulan Mei 2021 :

Penghasilan 3 bulan Rp. 15.000.000

Dikurangi zakat (2,5% x Rp 15.000.000) = Rp. 375.000

Berdasarkan perhitungan tabel diatas zakat yang harus Pak Suryadin keluarkan selama 3 bulan adalah sebesar Rp.375.000, dan dipotong langsung oleh perusahaan mengurangi gaji yang diterima setiap bulannya.

Jurnal perhitungan zakat untuk 3 bulan :

(59)

Gaji Rp. 15.000.000 Zakat Rp. 375.000 Pembayaran gaji karyawan :

Gaji Rp 15.000.000

Kas Rp. 14.625.000

Utang zakat karwayan Rp. 375.000

3. Arby Zulfidyah

Gaji pokok Rp. 5.000.000 JKK 0,24% Rp. 7.499 JKM 0,3% Rp. 9.311 Penghasilan Bruto Rp. 5.016.810 Pengurangan :

Biaya jabata 5% Rp. 250.000 JHT Rp. 114.840

JP 1 % Rp. 50.000 (414.840) Penghasilan Neto Sebulan Rp. 4.601.970 Penghasilan neto setahun Rp.55.223.640 PTKP (54.000.000) PKP Rp. 1.223.640 PPh 21 5% x penghasilan PKP Rp 61.182 PPh 21 sebulan Rp. 5.098

Berdasarkan tabel diatas besaran penghasilan yang harus dibayarkan oleh Pak Arby Zulfidyah adalah Rp.5.098 perbulannya.

3. Arby Zulfidyah membayar zakat di PT.Surya Pangan Indonesia mulai berlaku

(60)

pada bulan Mei 2021 :

Penghasilan 3 bulan Rp. 15.000.000

Dikurangi zakat (2,5% x Rp 15.000.000) = Rp. 375.000

Berdasarkan perhitungan tabel diatas zakat yang harus Pak Arby Zulfidyah keluarkan selama 3 bulan adalah sebesar Rp.375.000, dan dipotong langsung oleh perusahaan mengurangi gaji yang diterima setiap bulannya.

Jurnal perhitungan zakat untuk 3 bulan :

Gaji Rp. 15.000.000 Zakat Rp. 375.000 Pembayaran gaji karyawan :

Gaji Rp 15.000.000

Kas Rp. 14.625.000

Utang zakat karwayan Rp. 375.000

4. Irwan Musu

Gaji pokok Rp. 3.100.000 JKK 0,24% Rp. 7.499 JKM 0,3% Rp. 9.311 Penghasilan Bruto Rp. 3.116.810 Pengurangan :

Biaya jabata 5% Rp. 115.000 JHT Rp. 114.840

JP 1 % Rp. 31.000 (260.840)

(61)

Penghasilan Neto Sebulan Rp. 2.855.970 Penghasilan neto setahun Rp.34.271.640 Penghasilan dibawah PTKP

Berdasarkan tabel diatas penghasilan yang diterima dibawah PTKP artinya karyawan tersebut tidak membayar penghasilan setiap bulannya.

4. Irwan Musu membayar zakat di PT.Surya Pangan Indonesia mulai berlaku pada bulan Mei 2021 :

Penghasilan 3 bulan Rp. 9.300.000

Dikurangi zakat (2,5% x Rp 9.300.000) = Rp. 232.500

Berdasarkan perhitungan tabel diatas zakat yang harus Pak Irwan Musu keluarkan selama 3 bulan adalah sebesar Rp.232.500, dan dipotong langsung oleh perusahaan mengurangi gaji yang diterima setiap bulannya.

Jurnal perhitungan zakat untuk 3 bulan :

Gaji Rp. 9.300.000 Zakat Rp. 232.500 Pembayaran gaji karyawan :

Gaji Rp 9.300.000

Kas Rp. 9.067.500

Utang zakat karwayan Rp. 232.500

(62)

5. Abdul Haris Dg. Bali

Gaji pokok Rp. 3.100.000 JKK 0,24% Rp. 7.499 JKM 0,3% Rp. 9.311 Penghasilan Bruto Rp. 3.116.810 Pengurangan :

Biaya jabata 5% Rp. 115.000 JHT Rp. 114.840

JP 1 % Rp. 31.000 (260.840) Penghasilan Neto Sebulan Rp. 2.855.970 Penghasilan neto setahun Rp.34.271.640 Penghasilan dibawah PTKP

Berdasarkan tabel diatas penghasilan yang diterima dibawah PTKP artinya karyawan tersebut tidak membayar penghasilan setiap bulannya.

5. Abdul Haris Dg. Bali membayar zakat di PT.Surya Pangan Indonesia mulai berlaku pada bulan Mei 2021 :

Penghasilan 3 bulan Rp. 9.300.000

Dikurangi zakat (2,5% x Rp 9.300.000) = Rp. 232.500

Berdasarkan perhitungan tabel diatas zakat yang harus Pak Abdul Haris Dg.Bali keluarkan selama 3 bulan adalah sebesar Rp.232.500, dan dipotong langsung oleh perusahaan mengurangi gaji yang diterima setiap bulannya.

Jurnal perhitungan zakat untuk 3 bulan :

Gaji Rp. 9.300.000

(63)

Zakat Rp. 232.500 Pembayaran gaji karyawan :

Gaji Rp 9.300.000

Kas Rp. 9.067.500

Utang zakat karwayan Rp. 232.500

6. Mubayyinul Haq

Gaji pokok Rp. 3.100.000 JKK 0,24% Rp. 7.499 JKM 0,3% Rp. 9.311 Penghasilan Bruto Rp. 3.116.810 Pengurangan :

Biaya jabata 5% Rp. 115.000 JHT Rp. 114.840

JP 1 % Rp. 31.000 (260.840) Penghasilan Neto Sebulan Rp. 2.855.970 Penghasilan neto setahun Rp.34.271.640 Penghasilan dibawah PTKP

Berdasarkan tabel diatas penghasilan yang diterima dibawah PTKP artinya karyawan tersebut tidak membayar penghasilan setiap bulannya.

6. Mubayyinul Haq membayar zakat di PT.Surya Pangan Indonesia mulai berlaku pada bulan Mei 2021 :

Penghasilan 3 bulan Rp. 9.300.000

Dikurangi zakat (2,5% x Rp 9.300.000) = Rp. 232.500

(64)

Berdasarkan perhitungan tabel diatas zakat yang harus Pak Mubayyinul Haq keluarkan selama 3 bulan adalah sebesar Rp.232.500, dan dipotong langsung oleh perusahaan mengurangi gaji yang diterima setiap bulannya.

Jurnal perhitungan zakat untuk 3 bulan :

Gaji Rp. 9.300.000 Zakat Rp. 232.500 Pembayaran gaji karyawan :

Gaji Rp 9.300.000

Kas Rp. 9.067.500

Utang zakat karwayan Rp. 232.500

7. Imran Fajar Setiawan

Gaji pokok Rp. 3.100.000 JKK 0,24% Rp. 7.499 JKM 0,3% Rp. 9.311 Penghasilan Bruto Rp. 3.116.810 Pengurangan :

Biaya jabata 5% Rp. 115.000 JHT Rp. 114.840

JP 1 % Rp. 31.000 (260.840) Penghasilan Neto Sebulan Rp. 2.855.970 Penghasilan neto setahun Rp.34.271.640 Penghasilan dibawah PTKP

Berdasarkan tabel diatas penghasilan yang diterima dibawah PTKP artinya karyawan tersebut tidak membayar penghasilan setiap bulannya.

(65)

7. Imran Fajar Setiawan membayar zakat di PT.Surya Pangan Indonesia mulai berlaku pada bulan Mei 2021 :

Penghasilan 3 bulan Rp. 9.300.000

Dikurangi zakat (2,5% x Rp 9.300.000) = Rp. 232.500

Berdasarkan perhitungan tabel diatas zakat yang harus Pak Imran Fajar Setiawan keluarkan selama 3 bulan adalah sebesar Rp.232.500, dan dipotong langsung oleh perusahaan mengurangi gaji yang diterima setiap bulannya.

Jurnal perhitungan zakat untuk 3 bulan :

Gaji Rp. 9.300.000 Zakat Rp. 232.500 Pembayaran gaji karyawan :

Gaji Rp 9.300.000

Kas Rp. 9.067.500

Utang zakat karwayan Rp. 232.500

8. Nurul Annisa

Gaji pokok Rp. 3.100.000 JKK 0,24% Rp. 7.499 JKM 0,3% Rp. 9.311 Penghasilan Bruto Rp. 3.116.810 Pengurangan :

Biaya jabata 5% Rp. 115.000 JHT Rp. 114.840

JP 1 % Rp. 31.000 (260.840) Penghasilan Neto Sebulan Rp. 2.855.970

(66)

Penghasilan neto setahun Rp.34.271.640 Penghasilan dibawah PTKP

Berdasarkan tabel diatas penghasilan yang diterima dibawah PTKP artinya karyawan tersebut tidak membayar penghasilan setiap bulannya.

8. Nurul Annisa membayar zakat di PT.Surya Pangan Indonesia mulai berlaku pada bulan Mei 2021 :

Penghasilan 3 bulan Rp. 9.300.000

Dikurangi zakat (2,5% x Rp 9.300.000) = Rp. 232.500

Berdasarkan perhitungan tabel diatas zakat yang harus Ibu Nurul Annisa keluarkan selama 3 bulan adalah sebesar Rp.232.500, dan dipotong langsung oleh perusahaan mengurangi gaji yang diterima setiap bulannya.

Jurnal perhitungan zakat untuk 3 bulan :

Gaji Rp. 9.300.000 Zakat Rp. 232.500 Pembayaran gaji karyawan :

Gaji Rp 9.300.000

Kas Rp. 9.067.500

Utang zakat karwayan Rp. 232.500

Referensi

Dokumen terkait

Jenis dan sumber data yang dikumpulkan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah data primer, yaitu data mentah yang belum diolah oleh perusahaan dan diperoleh secara

2) Penyusunan strategi. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan melalui analisa lingkungan internal dan eksternal perusahaan, analisa SWOT lingkungan home industry VCO,

Setelah mengamati gambar pada slide powerpoint, siswa mampu merinci nilai kelompok mata uang hingga pecahan Rp 10.000 dengan tepat.. Setelah berdiskusi, siswa mampu

1. Selama melakukan penelitian dan pembuatan laporan skripsi, saya tidak melakukan tindak pelanggaran etika akademik dalam bentuk apapun, seperti penjiplakan, pembuatan

Interaksi lama pengeringan dengan lama perendaman dalam krioprotektan berpengaruh nyata dalam menurunkan kadar air benih.Rataan kadar air benih dari lama

Pada pembuatan paper ini, penulis mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu menganalisa ancaman - ancaman yang dapat terjadi pada sistem absensi, mengidentifikasi

Koefisien korelasi antara lingkar dada dengan bobot badan sapi Bali betina pada poel 1, 2, 3 dan 4 menunjukkan bahwa, lingkar dada pada setiap umur memiliki keeratan

Secara ekologi, asosiasi antara dua tumbuhan sejenis atau bukan sejenis berawal dari tumbuh bersama dalam relung ekologi yang sama (Mueller-Dombois dan Ellenberg 1974),