• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Teori Umum

Teori umum adalah teori dasar yang didapat dari berbagai sumber pustaka terpercaya umtuk digunakan sebagai landasan dalam penulisan laporan tugas akhir. Berikut ini adalah teori-teori umum yang digunakan:

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:6), sistem informasi adalah sekumpulan dari komponen yang saling berhubungan dan berfungsi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan output berupa informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas bisnis.

Menurut Stair, Reynolds, dan Reynolds (2008:8), sistem informasi adalah sebuah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan komponen-komponen yang bertugas untuk mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan, menyebarkan data dan informasi, dan menyediakan pembenaran untuk mencapai suatu objektif.

Menurut O’Brien (2006:5), sistem informasi adalah kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Orang bergantung pada sistem informasi untuk berkomunikasi antara satu sama lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan prosedur pemrosesan informasi (software), saluran komunikasi jaringan, dan data yang disimpan (sumber daya data) sejak permulaan peradaban.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kumpulan komponen-komponen yang terdiri dari hardware,software, brainware, database, network dan prosedur yang saling berhubungan satu sama lain untuk mendukung dan mengembangkan pengoperasian sumber daya data menjadi informasi

(2)

yang bermanfaat dalam penyelesaian setiap permasalahan dan dalam pembuatan keputusan yang dibutuhkan oleh manajemen dan user.

2.1.2 Sumber Daya Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2006:35), terdapat lima sumber daya system informasi yaitu:

a. Sumber daya manusia adalah sumber daya yang dibutuhkan dalam pengoperasian system informasi, yang terdiri atas:

i. Pemakai akhir / end user, orang-orang yang menggunakan system informasi atau informasi yang dihasilkan system tersebut.

ii. Pakar sistem informasi, orang-orang yang mengembangkan dan mengoperasikan system informasi. b. Sumber daya hardware adalah sumber daya yang meliputi semua

peralatan dan bahan fisik yang digunakan dalam pemrosesan system informasi. Contohnya adalah sistemkomputer dan periferalkomputer.

c. Sumber daya software adalah sumber daya yang meliputi semua rangkaian perintah pemrosesan informasi. Contohnya adalah softwaresistem, software aplikasi, dan prosedur.

d. Sumber daya data adalah sumber daya yang harus dikelola secare efektif agar dapat memberi manfaat bagi para pemakai akhir dalam sebuah organisasi

e. Sumber daya jaringan meliputi media komunikasi dan dukungan jaringan untuk mendukung operasi dan penggunaan sistem informasi.

2.1.3 Pengertian Proses Bisnis

Definisi proses bisnis menurut Wagner & Monk (2009:1), adalah kumpulan kegiatan yang membutuhkan satu atau lebih jenis input dan menciptakan output, seperti laporan atau perkiraan, yang bernilai kepada pelanggan.

(3)

Menurut Rainer, Turban, & Potter (2007:266), proses bisnis adalah kumpulan langkah langkah atau prosedur yang dirancang untuk menghasilkan hasil yang tertentu. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang menerima masukan dan menghasilkan produk atau layanan yang terkait dengan pelanggan.

2.1.4 Pengertian Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian dari system manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi maka tidak akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaiut evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (Echols dan Shadily, 2000:220). Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan (Yunanda:2009).

2.1.5 Tujuan dan Fungsi Evaluasi

Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan, demikian juga dengan evaluasi. Menurut Arikunto (2002:13), ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen.

Menurut Crawford (2000 : 30) tujuan dan atau fungsi evaluasi adalah:

1. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai dalam kegiatan.

2. Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap prilaku hasil.

3. Untuk mengetahui kemampuan dan membentuk kelayakan. 4. Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan.

(4)

Pada dasarnya tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan bahan-bahan pertimbangan menentukan/membuat kebijakan tertentu, yang diawali dengan suatu proses pengumpulan data yang sistematis.

2.1.6 Pengertian Distribusi

Distribusi menurut Nirwan Sembiring (1991:39) adalah penyaluran barang dari suatu tembap ke tempat lainnya atau dari produsen ke konsumen untuk dimanfaatkan. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong dalam bukunya Principle of Marketing (2000:73), distribusi adalah aktifitas perusahaan agar produk/jasa mudah didapatkan oleh konsumen sasarannya.

2.1.7 Enterprise Resource Planning

Menurut Leon (2007:14), Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan teknik dan konsep manajemen bisnis yang terintegrasi dan mengacu secara keseluruhan terhadap sudut pandang manajemen penggunaan sumber daya yang efektif agar mampu meningkatkan efisiensi manajemen perusahaan. Paket ERP adalah paket software yang terintegrasi dan mencakup semua fungsi bisnis yang mendukung konsep ERP. Software ERP dirancang untuk memodelkan dan mengotomatisasi sejumlah proses dasar yang berlangsung di perusahaan dengan tujuan untuk mengintegrasikan informasi di seluruh perusahaan dan menghilangkan hal kompleks dan mengurangi biaya terutama dalam pembuatan link antar system komputer yang membutuhkan biaya mahal.

Sejarah singkat mengenai ERP bermula dari industri manufaktur. Dalam industri manufaktur, Material Requirements Planning (MRP) menjadi konsep dasar manajemen produksi dan kontrol pada pertengahan tahun 1970-an. Pada tahap ini Bill of Material (BOM), yang merupakan manajemen dari surat pemesanan memanfaatkan pula bagian manajemen material untuk pengaturan masing-masing pabrik dan mengatur perencanaan personel dan perencanaan distribusi, yang pada akhirnya menjadi MRP-II. Penggabungan fungsi manajemen akuntansi keuangan, fungsi manajemen sumber daya manusia, fungsi manajemen distribusi, dan

(5)

fungsi manajemen akuntansi semakin dibutuhkan karena mencakup semua bidang bisnis sehingga berkembang sampai ke area global. Perkembangan ini membuat MRP-II berkembang menjadi ERP. Berikut ini merupakan evolusi ERP secara inci:

Table 2.1 Tabel Evolusi Enterprise Resource Planning

Periode

Waktu Sistem Deskripsi

1960-an

Inventory

Management & Control

Inventory management and control adalah kombinasi dari IT dan proses bisnis dalam me-mantain level yang tepat untuk persediaan stok di gudang. Kegiatan yang dilakukan dalam inventory management adalah menentukan persyaratan mengenai persediaan, menetapkan target, menyediakan teknik dan pilihan dalam pengisian ulang stok, pemantauan penggunaan, merekonsiliasi saldo persediaan, dan pelaporan status persediaan

1970-an Material Requirement Planning (MRP) Materials Requirement Planning (MRP) memanfaatkan software aplikasi untuk proses penjadwalan produksi. MRP menghasilkan jadwal untuk

(6)

Periode

Waktu Sistem Deskripsi

produksi dan pembelian bahan baku berdasarkan persyaratan produksi barang jadi, struktur system produksi, level persediaan saat ini, dan pengaturan prosedur lot sizing untuk setiap produksi. 1980-an Manufacturing Requirement Planning (MRP II) Manufacturing Requirement Planning (MRP II) memanfaatkan software aplikasi untuk mengkoordinasi proses manufaktur, dari

perencanaan produk, proses pembeliaan, dan control persediaan untuk distribusi produk.

1990-an Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource

Planning (ERP)

menggunakan multi-modul software aplikasi untuk meningkatkan kinerja proses bisnis internal. Sistem ERP mengintegrasikan kegiatan bisnis di departemen fungsional, dari perencanaan

(7)

Periode

Waktu Sistem Deskripsi

produk, proses pembelian, control persediaan, distribusi produk, pemenuhan, sampai order tracking. Sistem software ERP dapat meliputi modul aplikasi untuk mendukung marketing, finance, accounting, dan human resource.

Instalasi sistem ERP memiliki banyak keuntungan baik langsung maupun tidak langsung. Keuntungan langsung mencakup peningkatan efisiensi, fleksibilitas, integrasi informasi dan bisnis agar pengambilan keputusan dapat lebih baik, lebih cepat waktu dalam merespon permintaan pelanggan, perbaikan dalam kemampuan analisis dan perencanaan, penggunaan teknologi terbaru, dan lain-lain. Manfaat tidak langsung mencakup peningkatan image perusahaan menjadi lebih baik, peningkatan loyalitas serta kepuasan pelanggan, dan sebagainya.

Menurut Srivastava dan Batra (2010:1), ERP adalah sistem informasi kompleks yang menyediakan integrasi alur informasi yang ada di seluruh organisasi. Sistem ERP saat ini juga berfungsi sebagai alat strategis yang signifikan untuk kompetisi perusahaan. Karakteristik Sistem ERP adalah:

1. Sistem ERP merupakan sistem pemrosesan berskala besar dan mencakup proses end-to-end.

2. Sistem ERP menyediakan akses informasi dengan mudah dan aman di dalam lingkungan real-time.

3. Sistem ERP memiliki fungsi yang lengkap dan mampu mengintegrasi sejumlah proses bisnis dan operasi.

(8)

4. Sistem ERP memiliki pengaruh yang kuat untuk departemen utama perusahaan dan cenderung membuat perubahan dalam proses bisnis perusahaan.

5. Sistem ERP adalah paket software komersial yang dirancang dengan baik sebagai aplikasi mainframe atau dirancang untuk bekerja pada lingkungan client-server.

6. Paket software ERP dapat disesuaikan/customized untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang spesifik dari setiap perusahaan.

7. Sistem ERP mendukung untuk penggunaan berbagai mata uang dan bahasa.

8. Sistem ERP menggunakan database berbasis perusahaan untuk memberikan informasi yang tepat waktu, relevan, dan mampu berbagi informasi dalam format yang mudah untuk digunakan.

Menurut Srivastava dan Batra (2010:7), sistem ERP membantu perusahaan bersaing dengan lebih baik. ERP menyediakan sejumlah besar manfaat bagi perusahaan. ERP meningkatkan arsitektur IT perusahaan, meningkatkan proses bisnis, dan memberikan peningkatan pendapatan dan profitabilitas.

Sistem ERP memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manajemen yang terintegrasi,

2. Pengambilan keputusan secara efektif,

3. Menyediakan pemanfaatan sumber daya yang tepat guna, 4. Mengurangi lead-time,

5. Mengurangi siklus waktu,

6. Menyediakan pengiriman tepat waktu, 7. Meningkatkan kepuasan pelanggan,

8. Menyediakan proses pengadaan yang lebih baik, 9. Menyediakan manajemen vendor,

10.Mengurangi biaya yang terkait dengan kualitas, 11.Memberikan fleksibilitas yang lebih baik, 12.Meningkatkan citra perusahaan.

(9)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan ERP adalah sistem yang terintegrasi yang memiliki database tunggal dan menangani data, informasi dan komunikasi yang dibutuhkan oleh organisasi.

2.2.8 Konsep Enterprise Resource Planning

Menurut Wijaya & Darudiato (2009:26-28), konsep dasar ERP dapat diterjemahkan sebagai berikut:

ERP terdiri atas paket software komersil yang menjamin integrasi yang mulus atas semua aliran informasi di perusahaan yang meliputi keuangan, akuntansi, sumber daya manusia, rantai pasok dan informasi konsumen.

• Sistem ERP adalah paket sistem iformasi yang dapat dikonfigurasi, yang mengintegrasikan informasi dan proses yang berbasis informasi di dalam dan melintasi area fungsional di dalam sebuah orgranisasi.

(10)

2.2.9 Keuntungan dan Kelemahan Sistem ERP

2.2.9.1 Keuntungan Sistem ERP

Menurut Monk (2009:28), dengan menggunakan sistem ERP ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh antara lain yaitu:

• ERP memungkinkan integrasi global menjadi lebih mudah. Dengan adanya data yang terintegrasi secara otomatis dapat menjembatani rintangan yang disebabkan oleh kurs mata uang, bahasa serta budaya

• ERP tidak hanya mengintegrasikan orang dan data, tetapi juga mengeliminasi proses pembaharuan dan perbaikan pada banyak sistem computer yang terpisah.

• ERP memungkinkan manajemen mengelola operasi, tidak hanya memonitor hal tersebut. Karena system ERP telah memiliki data yang terintegrasi, maka manajer dapat berfokus pada perubahan yang dibutuhkan bagi perusahaan.

• ERP memungkinkan sistem informasi yang terintegrasi dan hal ini berdampak pada peningkatan kinerja proses bisnis perusahaan.

2.2.9.2 Kelemahan Sistem ERP

Menurut Magalhaes, Jahankhani, dan Hessami (2010:164), kelemahan-kelemahan pada sistem ERP adalah sebagai berikut:

Terbatasnya kustomisasi software ERP • Sistem ERP masih sangat mahal

• ERP sering kali diligat terlalu sulit untuk diadaptasikan ke kerangka kerja dan proses bisnis spesifik beberapa perusahaan.

Banyak integrated links yang membutuhkan akurasi tinggi di aplikasi lain untuk dapat bekerja secara efektif.

(11)

2.2 Teori Khusus

Teori khusus merupakan teori yang berkaitan dengan topik laporan tugas akhir yang dibahas secara spesifik. Berikut ini adalah teori berdasarkan pustaka terpercaya yang mendukung penulisan laporan tugas akhir ini:

2.2.1 Purchasing

Menurut Sofjan Assauri (2008:223), pembelian merupakan salah satu fungsi yang penting dalam berhasilnya operasi suatu perusahaan. Fungsi ini dibebani tanggung jawab untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas bahan-bahan yang tersedia pada waktu dibutuhkan dengan harga yang sesuai dengan harga yang berlaku. Pengawasan perlu dilakukan terhadap pelaksanaan fungsi ini, karena pembelian menyangkut investasi dana dalam persediaan dan kelancaran arus bahan ke dalam pabrik. Sedangkan menurut Mulyadi (2007:711), aktifitas dalam proses pembelian barang adalah:

1. Permintaan pembeliaan 2. Pemilihan pemasok

3. Penempatan order pembelian 4. Penerimaan barang, dan 5. Pencatatan transaksi pembelian

Permintaan pembeliaan adalah contoh suatu aktifitas yang merupakan satuan pekerjaan yang ditujukan untuk memicu bagian pembeliaan melakukan pengadaan barang sesuai dengan spesifikasi dan jadwal sebagaimana yang dibutuhkan oleh pemakai barang. Penerimaan barang adalah contoh aktifitas tentang penerimaan kiriman dari pemasok sebagai akibat adanya order pembelian yang dibuat oleh bagian pembelian.

Beberapa pengertian tentang pembelian(Purchasing):

1. Purchasing adalah kegiatan pengadaan barang atau jasa untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Tujuan utama dari purchasingdepartment adalah untuk menjaga kualitas dan nilai dari produk perusahaan, meminimalisasikan perputaran modal yang dipakai untuk penyediaan stok barang, menjaga aliran barang masuk dan barang keluar, dan memperkuat daya saing organisasi atau

(12)

perusahaan. Purchasing juga bisa dikatakan dalam penerimaan dan pemrosesan permintaan resmi (proses pembelian barang), membuat penawaran dan mencari barang, evaluasi penawaran, pemeriksaan atas barang yang diterima dan mengawasi atas penyimpanan dan pemakaian yang tepat.

2. Purchasing dapat diartikan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan atas barang atau jasa yang diperlukan oleh perusahaan dan dapat diterima tepat pada waktunya dengan mutu yang sesuai serta harga yang menguntungkan.

3. Purchasing adalah salah satu fungsi utama diantara fungsi-fungsi penting lainnya yang ada didalam suatu perusahaan atau perhotelan, seperti: administrasi, pembukuan, penjualan dan pemasaran. Pembelian telah banyak didefinisikan oleh para ahli dengan meninjau sudut pandang yang berbeda namun pada dasarnya memiliki pengertian yang sama.

Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa purchasing atau pembelian adalah suatu usaha dalam memenuhi kebutuhan atas barang dan jasa yang diperlukan perusahaan dengan melihat kualitas atau mutu, kuantitas dari barang yang dikirim, serta harga dan waktu pengiriman yang tepat.

2.2.2 IFS (Industry and Financial Solutions)

2.2.2.1 IFS Applications

IFS Application merupakan sebuah paket aplikasi bisnis berbasis komponen, yang telah dikembangkan dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan perusahaan untuk menekan pengeluaran dan meningkatkan pendapatan. IFS Applications ini disebut juga “PackagedforPayback”, karena memungkinkan perusahaan mencapai ROI lebih cepat dan mempermudah untuk memperluas peluang-peluang bisnis yang baru.

(13)

2.2.2.2 Komponen-Komponen IFS

Komponen-komponen IFS adalah sebagai berikut:

Table 2.2 Tabel Komponen IFS

Components Description

Financials

Komponen IFS Financials menawarkan gambaran lengkap bisnis perusahaan dari sudut pandang yang dipilih. Pada saat yang sama setiap transaksi keuangan dapat diikuti dan diteliti secara rinci. Komponen-komponen tersebut menyederhanakan akuntansi, meningkatkan kapasitas control pada semua tingkat organisasi dan mendukung perubahan-perubahan proses bisnis apapun yang dijalankan.

eBusiness

Komponen IFS eBusiness memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan internet dan meningkatkan jumlah perangkat mobile untuk menciptakan dan meningkatkan hubungan bisnis. Apapun kolaborasainya, mereka menyediakan informasi yang lebih personalized, akurat dan semakin nyata. Konsep IFS Sales&Support adalah hasil dari peningkatan focus terhadap pelanggan dan juga produk, konten layanan serta nilai tambahan

(14)

bagi pelanggan.

Engineering

Komponen IFS Engineering digunakan untuk meminimalkan rekayasa pekerjaan, menetapkan dan mengkonfigurasi elemen desain dan produk, menjamin kualitas dengan mempersatukan administrasi seluruh dokumentasi yang terkait, termasuk revisi. Seluruh organisasi diberikan akses ke informasi, memberikan update data teknis, keputusan administrasi dan keuangan.

Manufacturing

Komponen IFS Manufacturing digunakan untuk memberikan alur sederhana dan sangat otomatis bagi banyak pekerjaan mudah dalam kombinasi dengan manajemen yang diajukkan pada beberapa pengecualian untuk vital. Ini adalah solusi multifaste yang kuat, yang

mendukung perencanaan,

pelaksanaan, pengendalian dan analisis di sebagian besar jenis manufaktur, dalam semua tahap proses manufaktur dan untuk semua karyawan dalam organisasi.

(15)

Distribution

Komponen IFS Distribution cocok dengan kebutuhan khusus organisasi dalam distribusi dan perdagangan, serta bisnis dengan kebutuhan rantai pasokan sebagai bagian dari proses bisnis mereka. Solusi ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan teknik, distribusi dan manufaktur serta industry asset intensif di seluruh dunia. IFS Distribution memuat paket solusi eBusiness yang mempermudah perusahaan perdagangan untuk berkolaborasi dengan pelanggan, pemasok, dan mitra melalui internet.

Maintenance

Komponen IFS Maintenance menyediakan system pemeliharaan yang lengkap, proaktif, terbuka, dan fleksibel untuk berkembang dan beradaptasi dalam mengikuti tuntutan yang berubah dengan cepat dari dunia di sekitar kita. Mudah digunakan dan diakses, yang memuat kedalaman fungsi yang menyediakan dukungan komprehensif untuk kebutuhan pemeliharaan sehari-hari serta pembangunan berkelanjutan dan perbaikan.

(16)

Human Resources

Komponen IFS HumanResources dapat menghemat waktu dan biaya melalui manajemen biaya yang efektif dan rasional dari administrasi sumber daya manusia. Komponen ini memberikan analisa yang cepat dan akurat, mengamankan kompetensi dan kebutuhan perkembangan dari perusahaan dan karyawannya. Hal ini sangat penting dalam perencanaan strategis sumber daya manusia untuk sukses.

General Components

Komponen-komponen pendukung tersebut diterapkan pada hamper semua komponen yang digunakan pada sebagian besar proses. Mereka dapat ditambahkan dari waktu ke waktu, misalnya untuk menjalankan

usaha sebagai proyek,

menindaklanjuti kualitas atau menerapkan antarmuka portal ke solusi IFS Applications yang sudah ada.

(17)

2.2.2.3 IFS Distribution

Modul IFS Distribution terdiri atas submodul DemandPlanning, Inventory, SupplierSchedules, Purchasing, CustomerSchedules, CustomerOrders, dan Invoicing.

Submodul DemandPlanning mencakup fungsi prediksi dan perencanaan kolaboratif dan musiman. Submodul Inventory merampingkan keseluruhan proses inventori dan menyediakan data statistik untuk analisis secara mendetail. Submodul SupplierSchedules membantu mengelola permintaan barang ke supplier. Submodul Purchasing membantu memantau proses pembelian termasuk fungsi penilaian performa supplier. Submodul CustomerSchedules membantu mengelola order yang sifatnya rutin dari customer. Submodul CustomerOrder menangani ordercutomer, termasuk fungsi-fungsi pengecekan stok, retur, dan lain-lain. Submodul Invoicing mencakup fungsi pembuatan Invoice berdasarkan order dari customer atau Invoice pembelian dari supplier, selain itu Invoicing juga terintegrasi dengan submodul AccountReceiveable dan AccountPayable pada modul Financial.

2.2.3 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)

Menurut Black (2009:32), Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah sebuah teknik untuk memahami dan memberi prioritas pada failure mode (symptom bug) atau risiko kualitas yang mungkin pada fungsi, fitur, atribut, behaviour, komponen, daninterface sistem. Pada dasarnya, FMEA adalah sebuah prosedur dalam pengembangan produk dan manajemen operasi untuk menganalisis failure mode yang mungkin pada suatu sistem dengan klasifikasi berdasarkan prioritas dan kemungkinan kegagalan. Aktifitas FMEA yang berhasil membantu sebuah tim mengidentifikasikan failure mode yang mungkin berdasarkan pengalaman sebelumnya dengan proses atau produk yang serupa. Ini

(18)

memungkinkan tim untuk menghindari kegagalan-kegalan tersebut dengan usaha dan pengeluaran yang minimum.

Menurut Shirouyehzad (2011:Vol 3(2)), FMEA adalah teknik desain sistematis yang mengidentifikasi dan menyelidiki kelemahan sistem potensial (produk atau proses).Ini terdiri dari metodologi untuk memeriksa semua cara dimana kegagalan sistem dapat terjadi, efek-efek potensial dari kegagalan pada kinerja sistem dan keamanan, dan besarnya dampak dari efek tersebut. FMEA ditujukan untuk menentukan keandalan desain dengan mempertimbangkan potensi penyebab kegagalan dan efeknya pada sistem yang diteliti. Tujuan dari FMEA adalah untuk mencegah kegagalan yang tidak dapat diterima oleh user atau pelanggan dan untuk membantu manajemen dalam alokasi sumber daya yang lebih efisien. FMEA digunakan dalam program manajemen risiko perusahaan untuk mencegah user atau pelanggan menjadi sasaran kesalahan yang tidak dapat diterima dan untuk menghindari ketidakpuasan user atau pelanggan.

Kolom-kolom yang terdapat pada table FMEA adalah sebagai berikut:

1. Severity

Kolom ini menunjukkan efek dari kegagalan (langsung atau tertunda) pada sistem. Rex Black menggunakan skala 1 (terburuk) sampai 5 (paling tidak berbahaya), sebagaimana berikut ini:

1. Kehilangan data, kerusakan perangkat keras, atau masalah keamanan.

2. Kehilangan fungsionalitas yang tidak ada solusi 3. Kehilangan fungsionalitas yang masih memiliki

solusi

4. Kehilangan fungsionalitas parsial 5. Kosmetik atau trivial

(19)

2. Priority

Kolom ini didefinisikan efek dari kegagalan pada user, pelangganatauoperator. RexBlackmenggunakanskala dari 1 (terburuk) sampai 5 (paling tidak berbahaya), seperti berikut ini:

1. Kehilangan total dari nilai sistem

2. Kehilangan yang tidak bisa diterima dari nilai sistem

3. Kehilangan yang tidak mungkin dapat diterima pada nilai sistem

4. Kehilangan yang dapat diterima pada nilai sistem 5. Kehilangan yang dapat diacuhkan pada nilai sistem 3. Likehood

Kolom ini merepresentasikan kerentanan, dari 1 (paling rentan) sampai 5 (paling jarang), dari sudut pandang: a) keberadaan dalam produk (berdasarkan factor risiko teknis seperti kompleksitas dan histori kecacatan); b) di luar proses pengembangan saat ini; c) intruksi pada operasi user. Skala yang digunakan sebagai berikut:

1. Pasti mempengaruhi semua user

2. Sepertinya akan mempengaruhi beberapa (banyak) user

3. Dapat mempengaruhi beberapa (banyak) user 4. Pengaruh terbatas pada beberapa (banyak) user 5. Tidak dapat dibayangkan dalam penggunaa nyata

Penilaian pada severity, priority dan likelihood selanjutny aakan digunakan untuk menghitung total FMEA. Perhitungan biasanya dengan cara mengkalikan ketiga kolom tersebut, dan akan didapat RPN (Risk Priority Number) yang menjelaskan seberapa pentingnya untuk menguji model kegagalan ini. Rex Black (2002:34) membagi range nilai dari 1 ( resiko paling berbahaya) sampai 125 ( paling tidak beresiko bahaya). Rex Black membagi 3 kategori dalam RPN ini, yakni:

(20)

1. High Risk Item: Kategori yang berdampak paling besar bila terjadi kegagalan pada kegiatan ini. Perlu diberikan alternatif solusi pada kategori ini. Skor kategori ini antara 1 sampai 42 dari total FMEA yang didapat.

2. Medium Risk Item: Kategori yang memiliki dampak cukup besar bila terjadi suatu kegagalan dan masih ada beberapa alternatif solusi. Skor kategori ini antara 43 sampai dengan 64.

3. Low Risk Item: Kategori ini memiliki dampak yang sangat kecil/minimal bila terjadi sebuah masalah.Pada kegiatan ini masalah dapat diselesaikan dengan solusi.

2.2.4 Fit/Gap Analysis

2.2.4.1 Pengertian Fit/Gap Analysis

Menurut Ray(2011:163), Gap analysis adalah analisis kesenjangan antara daftar kebutuhan bisnis yang disebabkan oleh berbagai alasan. Sehingga diperlukan suatu upaya untuk mengidentifikasi bagian mana yang memiliki potensi kesenjangan/gap, karena mungkin suatu bagian tersebut sempurna atau memiliki kekurangan.

Menurut Hoffman dan Bateson (2006:334), Gap analysis adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui mengenai kondisi aktual yang sedang berjalan di perusahaan tersebut, untuk kemudian dapat diperbandingkan dengan sumber daya perusahaan tersebut. Hal tersebut dilakukan agar dapat mengetahui apakah suatu perusahaan sudah bergerak di proses bisnisnya secara optimal untuk memaksimalkan kinerja perusahaan tersebut.

Gap Analysis dapat dilihat dari berbagai perspektif, yaitu: • Organisasi (Sumber Daya Manusia)

• Arah bisnis perusahaan • Proses bisnis perusahaan • Teknologi Informasi

(21)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, Gap Analysis adalah suatu alat yang digunakan untuk menganalisis kesenjangan antara kebutuhan bisnis dengan sumber daya perusahaan tersebut untuk memaksimalkan kinerja perusahaan.

2.2.4.2 Tujuan Fit/Gap Analysis

Fit/Gap Analysis digunakan sebagai alat membantu perusahaan untuk membandingkan performa saat ini dengan performa potensial.

Tujuan dari Fit/Gapanalysis, yaitu untuk:

Mengumpulkan requirement dari perusahaan

• Langkah awal untuk menentukan penyesuaian yang diperlukan

• Memastikan sistem yang baru memenuhi kebutuhan proses bisnis perusahaan

• Memastikan bahwa proses bisnis akan menjadi “BestPractice”

• Mengidentifikasi permasalahan yang membutuhkan perubahan kebijakan.

2.2.4.3 Langkah-langkahdalam Fit/Gap Analysis

2.2.4.3.1 RankingRequirement

Requirement (kebutuhan) harus diidentifikasi berdasarkan level prioritasnya. Tahapan ini mendukung tim proyek dan sponsor proyek untuk memastikan proses bisnis dapat diakomodasikan selama implementasi sistem baru. Selain itu, berfungsi untuk memastikan tim proyek berfokus pada area paling penting bagi organisasi agar functionality yang baru dapat memberikan nilai

(22)

tambah bagi perusahaan dalam meningkatkan proses bisnis.

Adapun tingkatan ranking requirements yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut:

Table 2.3 Tabel Rank Category

Rank Description High / Kebutuhan Kritis atau Tujuan Merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk kegiatan operasi dan tanpa kebutuhan tersebut perusahaan tidak dapat berfungsi, termasuk di dalamnya kebutuhan akan pelaporan internal dan eksternal.

Medium / Kebutuhan Nilai

Tambah

Merupakan kebutuhan yang jika dipenuhi, akan meningkatkan proses bisnis secara signifikan ; kebutuhan ini seringkali merupakan proses bisnis yang sedang berjalan dan tidak penting terhadap bisnis organisasi, namun jika dipenuhi akan memberikan manfaat biaya yang signifikan bagi organisasi.

(23)

Rank Description

Low / Kebutuhan yang

Diinginkan

Merupakan kebutuhan yang baik jika dimiliki dan hanya akan menambah sedikit nilai terhadap proses bisnis dan dapat dicapai melalui berbagai solusi atau perubahan ataas proses bisnis.

2.2.3.3.2 Deegree of Fit

Tahap selanjutnya dalam tahap Fit/Gap analysis adalah menentukan tingkat kesesuaian di antara kebutuhan pengguna dengan perangkat lunak.

Berikut ini kategori yang digunakan dalam menentukan degree of fit, yaitu:

Table 2.4 Tabel Degree of Fit

Code Description

F

Fit – Kebutuhan telah dipenuhi seutuhnya oleh perangkat lunak/software.

G

Gap – Perangkat lunak / software tidak memenuhi kebutuhan ini sama sekali. Komentas, alternative, saran dan

(24)

2.2.5 Risk Analysis

2.2.4.1 Pengertian Risk Analysis

Definisi risk analysis menurut Marchewka (2010:217), adalah penentuan tiap kemungkinan resiko yang terjadi dan akibatnya pada proyek.

Menurut Abdullah et al (2010:363) dalam jurnal yang berjudul “Risk Analysis of Various Phases of Software Development Models”, dikatakan bahwa “Risk Analysis is a good general-purpose yard stick by which we can control the risks involving indevelopment of software.” Yang diterjemahkan risk analysis adalah sebuah tolak ukur umum dengan tujuan yang baik, dimana kita dapat mengendalikan resiko yang terdapat dalam pengembangan perangkat lunak.

rekomendasi yang dibuat akan menghasilkan rekomendasi untuk melakukan customization terhadap perangkat lunak / software.

P

PartialFit – Perangkat lunak memiliki fungsionalitas yang mencukupi kebutuhan. Solusi, pelaporan modifikasi atau customizations akan tetap diidentifikasi apabila diperlukan untuk memenuhi kebutuhan secara penuh.

(25)

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, riskanalysis adalah sebuah tolak ukur yang digunakan untuk mengendalikan kemungkinan resiko yang terjadi dan akibatnya dalam sebuah proyek.

2.2.4.2 Risk Identification

Menurut Schwelbe (2010:434), risk identification adalah sebuah proses pemahaman kejadian potensial dimana dapat merugikan atau meningkatkan sebuah objek tertentu.

Menurut Triadi, Norken, dan Dharma (2011:51) dalam jurnal yang berjudul “ Manajemen Resiko Operasi Pemeliharaan Waduk di Provinsi Bali”, dikatakan bahwa identifikasi resiko adalah merinci resiko-resiko yang ada sampai level yang detail dan kemudian menentukan signifikansinya (potensinya) dan penyebabnya, melalui progam survey dan penyelidikan terhadap masalah-masalah yang ada Untuk mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi resiko dapat digunakan beberapa cara, antara lain menyusun daftar (checklist) resiko, wawancara dengan personel kunci (expert) yang terlibat, dan melalui brainstorming.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, riskidentification adalah sebuah aktivitas yang dilakukan untuk mempelajari dan memperkirakan potensi-potensi resiko yang terdapat dalam objek tertentu.

2.2.4.3 Qualitative Risk Analysis

Menurut Schwelbe (2010:438), qualitative risk analysis menyangkut penilaian kemungkinan dan dampak dari resiko-resiko yang diidentifikasi, untuk menentukan ukuran dan prioritasnya.

(26)

Menurut Marchewka (2010:207), qualitative risk analysis pada tahap proses manajemen resiko difokuskan pada analisis kualitas yang berkenaan dengan dampak dan kemungkinan dari resiko-resiko yang telah diidentifikasi.

Qualitative risk analysis berfokus pada analisis resiko yang subjektif berdasarkan pengalaman dan penilaian dari project stakeholder. Walaupun teknik-teknik untuk menganalisis resiko proyek secara kualitatif dapat dilakukan oleh masing-masing stakeholder, tetapi dapat menjadi lebih efektif jika dilakukan secara berkelompok. Proses berkelompok ini memperkenankan masing-masing stakeholder mendengarkan pandangan yang lain dan mendukung komunikasi terbuka diantara stakeholder. Sebagai hasilnya, pandangan yang luat dari ancaman, kesempatan, isu-isu dan sudut pandang dapat didiskusikan dan dimengerti.

2.2.4.4 Matrik Peluang/Dampak (Probability/Impact Matrix) Probability/impact matrix memberikan daftar resiko berhubungan yang terjadi pada sisi matriks atau sumbu pada grafik dan hubungan akibat resiko yang terjadi kepada yang lainnya. Banyak tim proyek akan mendapatkan manfaat dari melakukan teknik simpel ini untuk mengidentifikasi resiko yang perlu diperhatikan.

Untuk menggunakan pendekatan ini, anggota proyek membuat daftar resiko yang diperkirakan akan terjadi pada proyek. Setelah itu diberi label terhadap tiap resiko apakah tinggi, sedang, atau rendah terhadap kemungkinan terjadinya dan akibat resiko. Manajer proyek lalu merangkum hasilnya apakah resiko tersebut termasuk dalam kategori High (tinggi), Medium (sedang), atau Low (rendah) menjadi probability/impact matrix. (Schwelbe, 2010:438)

(27)

Gambar 2.2 Probability / Impact Matrix 2.2.5.5 Disaster Recovery Plan

Disaster Recovery Plan merupakan sebuah rencana tertulis yang digunakan mengetahui cara mengatasi bencana utama dan memulihkan mission-critical sistem, aplikasi dan data. (Kim & Solomon, 2012, p.273)

Disaster Recovery Plan mempunyai langkah utama dalam mengatasi bencana yaitu:

1. Memastikan keselamatan setiap individu

2. Membatasai kekuatan dari bencana 3. Menilai kekuatan dari bencana dan

memulai operasi pemulihan berdasarkan DCP dan BCP.

(28)

Gambar

Table 2.1 Tabel Evolusi Enterprise Resource Planning
Gambar 2.1 Enterprise Resource Planning
Table 2.2 Tabel Komponen IFS
Table 2.3 Tabel Rank Category
+3

Referensi

Dokumen terkait

Mengacu pada pengertian diatas berarti Restoran Javana merupakan badan usaha yang menawarkan jenis jasa campuran karena produk yang dijual berupa produk makanan (barang) dan

Adapun pengertian dari cacat ialah semua kejadian atau peristiwa yang mengindikasikan di mana produk atau jasa gagal memenuhi kebutuhan pelanggan atau definisi yang lain cacat

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian pemasaran adalah serangkaian kegiatan penyaluran barang dan jasa dari produsen ke pelanggan dimana

Jadi dapat disimpulkan sistem informasi akuntansi pembelian adalah suatu sistem yang menyediakan informasi akuntansi pembelian barang yang diperlukan oleh perusahaan.. 2.2.1.3

Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian saluran distribusi mempunyai kegiatan untuk menyalurkan barang atau jasa dari produsen

Adapun pengertian dari cacat ialah semua kejadian atau peristiwa yang mengindikasikan di mana produk atau jasa gagal memenuhi kebutuhan pelanggan atau definisi yang lain cacat

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa piutang merupakan hak atau klaim kepada pihak lain atas uang, barang atau jasa dalam satu siklus

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen operasi merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan produksi atau pembuatan barang dan jasa atau kombinasinya