• Tidak ada hasil yang ditemukan

WEWENANG CAMAT SEBAGAI PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) SEMENTARA DALAM PEMBUATAN AKTA PERALIHAN HAK ATAS TANAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "WEWENANG CAMAT SEBAGAI PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) SEMENTARA DALAM PEMBUATAN AKTA PERALIHAN HAK ATAS TANAH"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ii

WEWENANG CAMAT SEBAGAI PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) SEMENTARA DALAM PEMBUATAN AKTA

PERALIHAN HAK ATAS TANAH

Tesis untuk memperoleh Gelar Magister pada Program Magister Program Studi Kenotariatan Program Pascasarjana Universitas Udayana

NI MADE ASRI ASTI NIM. 1192461035

PROGRAM STUDI PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

2014

(2)

iii Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL : 07 JULI 2014

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. I Made Subawa, SH., MS. Dr. Gede Marhaendra Wija Atmadja, SH.,M.Hum.

NIP.119560425 198503 1 003 NIP.19581115 198602 1 001

Mengetahui :

Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Direktur

Program Pascasarjana Program Pascasarjana Universitas Udayana Universitas Udayana

Prof. Dr. I Made Arya Utama, SH.,M.H. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K).

NIP.19650221 199003 1 005 NIP. 19590215 198510 2 001

(3)

iv Tesis Ini Telah Diuji Pada Tanggal : 01 Juli 2014

Panitia Penguji Tesis

Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana Nomor : 1858/UN14.4/HK/2014

Tanggal 20 Juni 2014

Ketua : Prof. Dr. I Made Subawa, SH.,MS.

Anggota :

1. Dr. Gede Marhaendra Wija Atmadja, SH.,M.Hum.

2. Prof. Dr. I Made Arya Utama, SH., M.Hum.

3. Dr. Putu Gede Arya Sumerthayasa, SH.,M.H.

4. Dr. Ida Bagus Agung Putra Santika, SH.,MKn.

(4)

v

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : NI MADE ASRI ASTI NIM : 1192461035

Program Studi : Kenotariatan

Judul Tesis : Wewenang Camat Sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Sementara Dalam Pembuatan Akta Peralihan Hak Atas Tanah

Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya ilmiah tesis ini bebas dari plagiat. Apabila dikemudian hari karya ilmiah tesis ini terbukti plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 22 April 2014 Yang Membuat Pernyataan,

NI MADE ASRI ASTI NIM.1192461035

(5)

vi

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur saya panjatkan ke hadapan Ida Shang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Adapun judul tesis ini adalah “Wewenang Camat Sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Sementara Dalam Pembuatan Akta Peralihan Hak Atas Tanah”. Dalam penulisan tesis ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan, untuk itu besar harapan penulis semoga tesis ini memenuhi kriteria sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Magister Kenotariatan pada Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Penulisan tesis ini tidak akan terwujud tanpa bantuan serta dukungan dari pembimbing dan berbagai pihak. Untuk itu melalui tulisan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. I Made Subawa, SH.,MS selaku Pembimbing Pertama dan terima kasih saya ucapkan kepada Dr. Gede Marhaendra Wija Atmaja, SH,.M.Hum selaku Pembimbing Kedua yang telah memberikan semangat, bimbingan dan saran selama penulis menyelesaikan Tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, Sp. PD-KEMD selaku Rektor Universitas Udayana beserta staff atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti dan menyelesaikan studi pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Terimakasih juga ditujukan kepada Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S(K) selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk

(6)

vii

menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada Prof. Dr. I Gusti Ngurah Wairocana, SH.,MH selaku dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti Program Magister dan kepada Prof. Dr. I Made Arya Utama, SH.,MH selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana.

Terimakasih juga penulis tujukan kepada Bapak dan Ibu Dosen pengajar di Program Studi Magister Kenotariatan Program Pascasarjana Universitas Udayana yang telah memberikan ilmu kepada para mahasiswa termasuk penulis.

Terimakasih kepada Dr. Ida Bagus Agung Putra Santika, SH., Mkn, yang telah memberikan ide penulisan tesis ini serta banyak memberikan informasi serta masukan yang berkaitan dengan penulisan tesis ini, serta Bapak dan Ibu seluruh staff dan karyawan di Sekretariat Magister Kenotariatan Universitas Udayana yang telah membantu penulis dalam proses administrasi.

Terimakasih juga penulis tujukan kepada ayah I Made Rujana dan Ibu tercinta Ni Wayan Kerning serta ayah mertua I Ketut Sukarta dan Ibu Mertua I Wayan Sumarni atas doa, cinta, dan kasih sayang serta dukungan yang besar selama ini. Terimakasih kepada suami tercinta I Nengah Sutirtayasa, SE yang dengan sabar selalu memberikan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tesis ini, anak tercinta Ni Putu Aura Hana Anika dan Made Dimas Anantaka dan semua keluarga yang tidak bisa disebutkan satu persatu untuk doa dan dukungannya.

(7)

viii

Terimakasih kepada sahabat I Nyoman Carina Pariska Pribadi, SH;

Mungki Anindita Putri, SH; Andiena Dyah Pujaningrum SH.,M.Kn; serta teman- teman angkatan II Magister Kenotariatan Universitas Udayana yang telah membantu memberikan semangat dan dorongan dalam penulisan tesis ini serta semua pihak yang telah mendukung proses pembuatan tesis ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Ida Shang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan kebahagiaan dan kesejahteraan kepada kita semua dan semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahun dan menambah kepustakaan di Bidang Kenotariatan serta berguna bagi masyarakat.

Denpasar,22 April 2014

Penulis

(8)

ix ABSTRAK

WEWENANG CAMAT SEBAGAI PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) SEMENTARA DALAM PEMBUATAN AKTA PERALIHAN HAK

ATAS TANAH

Akta peralihan hak atas tanah yang dibuat oleh PPAT akan dijadikan dasar bagi pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh suatu perbuatan hukum untuk mendapatkan jaminan kepastian hukum dan jaminan kepastian hak atas tanah berupa sertifikat hak atas tanah. Untuk melayani masyarakat dalam pembuatan akta PPAT di daerah yang belum cukup terdapat PPAT, Menteri dapat menunjuk camat sebagai PPAT Sementara sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1997 Tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah. Dalam PP ini camat ditunjuk menjadi PPAT Sementara tidak secara eks officio. Namun, dalam pengangkatan camat sebagai PPAT Sementara tidak mengikuti mekanisme/tata cara pengangkatan PPAT yang telah diatur dalam Pasal 6 huruf g PP Nomor 37 Tahun 1998. Dengan demikian, permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kewenangan camat sebagai PPAT Sementara dalam membuat akta peralihan hak atas tanah serta bagaimanakah tanggung jawab camat sebagai PPAT Sementara atas akta peralihan hak atas tanah yang dibuatnya.

Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif yang menelaah kekaburan norma pada Pasal 5 ayat (3) PP Nomor 37 Tahun 1998 yaitu pada kalimat dalam pembuatan akta PPAT di daerah yang belum cukup terdapat PPAT, menteri dapat menunjuk camat sebagai PPAT Sementara. Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengangkatan camat sebagai PPAT Sementara yang secara yuridis normatif cacat hukum sehingga keberadaannya sebagai sebagai PPAT Sementara tidak sah dan mengandung konsekuensi hukum pada wewenangnya selaku pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik menjadi tidak terpenuhi. Tanggung jawab camat apabila akta yang dibuatnya menimbulkan akibat hukum yang menyebabkan kebatalan akta tersebut berupa batal demi hukum atau dapat dibatalkan adalah tanggung jawab pribadi (fautes de personalles). Dimana apabila camat tersebut dapat dibuktikan telah melakukan perbuatan hukum yang merugikan para pihak akan dikenakan sanksi perdata.

Kata-kata kunci : wewenang, camat, PPAT Sementara, akta peralihan hak atas tanah.

(9)

x ABSTRACT

THE AUTHORITY OF CHIEF OF SUBDISTRICT AS AN INTERIM LAND CONVEYANCER IN THE ISSUANCE OF DEED OF LAND TITLE

TRANSFER

Deed of land right transfer drawn up by Land Deed Conveyancer (PPAT) will be used as the basis for registration of land registration data changes due to a legal action to obtain legal and right certainty assurance over land in the form of land right certificate. To serve the community in drawing up PPAT deed in the areas where there are not enough PPAT, the Minister may appoint Sub-District Head as PPAT as stipulated in Article 5 paragraph (3) letter a of Government Regulation Number 37 of 1997 on Regulations of Office of Land Deed Conveyancer. In this Office, the Sub-District Head is appointed as an Interim PPAT not as ex officio. However, the appointment of Sub-District Head as an Interim PPAT does not follow the mechanism/PPAT appointment procedures as set out in Article 6 letter g Government Regulation No. 37 of 1998. Accordingly, the problem in this research is how the authority of the Sub-District Head as an Interim PPAT in drawing up deed of land right transfer as well as what are the responsibilities of Sub-District Head as an Interim PPAT to the deed of land right transfer drawn up.

This research is a normative legal research studying the obscurity of norms in Article 5 paragraph (3) of Government Regulation No. 37 of 1998, namely in the sentence in drawing up PPAT deed in areas where there are not enough PPAT, the minister may appoint Sub-District Head as an Interim PPAT.

The legal materials used in this research are primary legal materials, secondary legal materials and tertiary legal materials.

The results of this research indicate that the appointment of a Sub-District Head as an Interim PPAT is legally defected under normative juridical nature, so his existence as an Interim PPAT is unlawful and contains legal consequences to his authority and as a public official authorized to make an authentic deed is not complied. The responsibility of Sub-District Head if the deed drawn up caused legal consequences leading to nullification of the deed to be null and void or may be canceled is personal responsibility (fautes de personalles). Where, if the Sub- District Head can be proved to commit adverse legal actions, the parties may be subject to civil penalties.

Key words : authority, sub-district head, Interim Land Deed Conveyancer (PPAT), deed of land right transfer.

(10)

xi RINGKASAN

Tesis ini menganalisis mengenai wewenang camat sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Sementara dalam pembuatan akta peralihan hak atas tanah. Bab I menguraikan latar belakang masalah mengenai adanya kekaburan norma dalam Pasal 5 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 Tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah dalam hal penunjukan camat sebagai PPAT Sementara. Dalam PP ini seorang camat diangkat oleh menteri menjadi PPAT Sementara untuk membantu masyarakat dalam pembuatan akta PPAT di daerah-daerah yang belum cukup terdapat PPAT tidak secara eks officio. Namun dalam pengangkatannya tersebut camat tidak harus memenuhi

syarat-syarat pengangkatan seorang PPAT. Begitu juga dengan SK camat sebagai PPAT tidak dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional/Menteri Agraria melainkan di delegasikan kepada Kanwil BPN. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka pada bab ini diuraikan mengenai rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, landasan teoritis, dan metode penelitian yang digunakan.

Bab II menguraikan tinjauan umum mengenai pengertian dan dasar hukum camat; kedudukan wewenang dan tanggung jawab camat sebagai pejabat Tata Usaha Negara; pengertian PPAT; Dasar Hukum Kewenangan yang diperoleh PPAT; wewenang, hak dan kewajiban serta tanggung jawab PPAT; pengangkatan dan pemberhentian PPAT.

(11)

xii

Bab III menguraikan pembahasan terhadap rumusan masalah pertama yang diuraikan dalam tiga sub bab, sub bab pertama menguraikan pengertian dan dasar hukum camat sebagaqi PPAT Sementara, sub bab kedua menguraikan tentang tata cara pengangkatan camat sebagai PPAT Sementara, dan sub bab ketiga menguraikan wewenang camat sebagai PPAT Sementara dalam membuat akta peralihan hak atas tanah yang kemudian dikaitkan dengan teori kewenangan dan teori hierarki norma hukum sehingga dapat menjawab kewenangan camat sebagai PPAT Sementara dalam membuat akta peralihan hak atas tanah.

Bab IV menguraikan pembahasan rumusan permasalahan kedua yang diuraikan dalam tiga sub bab, sub bab pertama adalah menguraikan tentang akta PPAT sebagai akta otentik, sub bab kedua menguraikan tentang kedudukan akta PPAT dalam pendaftaran tanah dan sub bab ketiga yang menguraikan tentang tanggung jawab camat sebagai PPAT Sementara terhadap akta yang dibuatnya yang kemudian dikaitkan dengan konsep perbuatan melawan hukum dan teori tanggung jawab sehingga dapat menjawab tanggung jawab camat sebagai pejabat Tata Usaha Negara atas akta PPAT yang dibuatnya.

Bab V sebagai bab penutup diuraikan mengenai kesimpulan dan saran.

Adapun kesimpulan dari pembahasan pada Bab III dan dan Bab IV adalah : wewenang camat sebagai PPAT Sementara dalam membuat akta peralihan hak atas tanah yang merupakan akta otentik tidak terpenuhi karena dalam pengangkatannya sebagai PPAT Sementara secara yuridis normatif adalah cacat hukum. Tanggung jawab camat apabila akta peralihan hak atas tanah yang

(12)

xiii

dibuatnya menimbulkan akibat hukum bagi para pihak akan bertanggung jawab secara pribadi (fautes de personalles).

(13)

xiv DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN

SAMPUL DALAM ……….. ... i

PRASYARAT GELAR ……… ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ………. ... iii

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... ... iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ………... ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ………. ... vi

ABSTRAK ……… ... ix

ABSTRACT ... ... x

RINGKASAN ... ... xi

DAFTAR ISI ... ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 14

1.3 Tujuan Penelitian ... 15

1.4 Manfaat Penelitian ... 16

1.5 Landasan Teoritis ... 16

1.6 Metode Penelitian ... 33

1.6.1 Jenis Penelitian ... 33

1.6.2 Jenis Pendekatan ... 35

1.6.3 Sumber Bahan Hukum ... 36

(14)

xv

1.6.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum ... 38

1.6.5 Teknik Analisis Bahan Hukum ... 39

BAB II TINJAUAN UMUM ... 41

2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Camat ... 41

2.2 Kedudukan, Wewenang dan Tanggung Jawab Camat Sebagai Pejabat Tata Usaha Negara ... 44

2.3 Pengertian PPAT ... 48

2.4 Dasar Hukum Kewenangan yang Diperoleh PPAT ... 54

2.5 Wewenang, Hak dan Kewajiban Serta Tanggung Jawab PPAT ... 61

2.6 Pengangkatan dan Pemberhentian PPAT ... 72

BAB III CAMAT SEBAGAI PPAT SEMENTARA ... 82

3.1 Pengertian dan Dasar Hukum Camat Sebagai PPAT Sementara .... 82

3.2 Tata Cara Pengangkatan Camat Sebagai PPAT Sementara ... 85

3.3 Wewenang Camat Sebagai PPAT Sementara dalam Membuat Akta Peralihan Hak Atas Tanah ... 93

BAB IV TANGGUNG JAWAB CAMAT SEBAGAI PPAT SEMENTARA TERHADAP AKTA YANG DIBUATNYA ... 103

4.1 Akta PPAT sebagai Akta Otentik ... 103

4.2 Kedudukan Akta PPAT Dalam Pendaftaran Tanah ... 112

4.3 Tanggung Jawab Camat Sebagai PPAT Sementara Terhadap Akta yang Dibuatnya ... 125

BAB V PENUTUP ... 137

5.1 Simpulan ... 137

(15)

xvi DAFTAR LAMPIRAN

1. Bentuk Keputusan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Tentang Penunjukkan Camat Sebagai PPAT Sementara.

2. Peraturan Kepala BPN RI Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997.

3. Lampiran Akta Jual-beli PPAT dan PPAT Sementara berdasarkan Kepala BPN RI Nomor 8 Tahun 2012.

4. Putusan Mahkamah Agung Nomor : 21/PLW/2012/PTUN-JKT

Referensi

Dokumen terkait

Selama asset tetap dimiliki dan digunakan dalam kegiatan operasi normal perusahaan, agar tidak cepat terjadi kerusakan dari umur yang telah ditetapkan dan untuk

Berdasarkan kepada kombinasi antara wacana-wacana tasawuf yang dekat dengan kelompok Sufi dan pemikiran pembaharuan agama Birgivi, Gottfried Hagen telah merumuskan

Salah satu model pembelajaran yang sering digunakan saat ini adalah Make a Match (mencari pasangan) yang dikembangkan pertama kali pada 1994 oleh Lorna Curran. Model pembelajaran

10,5 g/ha memiliki daya kendali yang berbeda dengan herbisida paraquat 900 g/ha dan penyiangan mekanis sehingga dapat diketahui bahwa herbisida 1,8-cineole tidak mampu menyamai

dapat terhubung dengan perangkat lain yang ada di dalam jaringan maka setiap.. perangkat harus memiliki sebanyak n-1 Port Input-Output (I/O

Berdasarkan teknik analisis data statistik inferensial yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peranan guru mata pelajaran aqidah akhlak dalam mengembangkan

Aktivitas berpindah memiliki persentase relatif kecil dengan alokasi waktu rata-rata 30,23 menit dalam sehari atau sebesar 4,20%, dalam aktivitas berpindah

Dengan adanya teknologi komputer sekarang ini, bisa digunakan untuk membuat aplikasi panduan penggunaan alat fitness sehingga mempermudah masyarakat dalam belajar mengenali