PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFAS
Dr.Subandi Reksohusodo,SpOG
PENGERTIAN
Masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu
Masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandugan kembali seperti pra- hamil, lama nifas 6-8 minggu
Perubahan Sistem
Reproduksi
1. Perubahan pd Uterus
Involusi
adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga
mencapai keadaan seperti sebelum hamil.
Continue…
Proses involusi terjadi karena adanya:
Autolysis
yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh karena adanya hiperplasi, dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih panjang sepuluh kali dan menjadi lima kali
lebih tebal dari sewaktu masa hamil akan susut kembali mencapai keadaan semula.
Penghancuran jaringan tersebut akan diserap oleh darah kemudian dikeluarkan oleh ginjal yang menyebabkan ibu mengalami beser
kencing setelah melahirkan.
Continue…
Aktifitas otot-otot
yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot- otot setelah anak lahir yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya pelepasan plasenta dan berguna
untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak berguna.
Karena kontraksi dan retraksi menyebabkan terganggunya peredaran darah uterus yang mengakibatkan jaringan otot kurang zat yang diperlukan sehingga ukuran jaringan otot
menjadi lebih kecil.
Ischemia
yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan atropi pada jaringan otot uterus.
Involusi pada alat kandungan meliputi:
Uterus
Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya
Involusi . TFU Berat Uterus
Diameter Bekas Melekat Plasenta
Keadaan Cervix
Setelah
plasenta lahir Sepusat 1000 gr 12,5 cm Lembik
1 minggu
Pertengahan pusat symphisis
500 gr 7,5 cm Dapat dilalui 2 jari
2 minggu Tak teraba 350 gr 5 cm
Dapat dimasuki 1
jari 6 minggu Sebesar hamil 2
minggu 50 gr 2,5 cm
8 minggu Normal 30 gr
Continue…
Involusi tempat plasenta
Pada permulaan nifas bekas plasenta
mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh trombus.
Luka bekas implantasi plasenta tidak
meninggalkan parut karena dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru dibawah permukaan luka.
Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga sisa-sisa kelenjar pada dasar luka.
Segera setelah kelahiran, tempat melekatnya plasenta kira – kira berukuran sebesar telapak tangan, tetapi dengan cepat ukurannya
mengecil.
Pada akhir minggu kedua, diameternya hanya 3 sampai 4 cm
Dalam waktu beberapa jam setelah kelahiran, tempat melekatnya plasenta biasanya terdiri atas banyak pembuluh darah yang mengalami thrombosis yang selanjutnya mengalami
organisasi thrombus secara khusus.
Continue…
Perubahan pembuluh darah rahim Dalam kehamilan, uterus mempunyai
banyak pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak maka arteri harus mengecil lagi dalam masa nifas.
Lokhia
Pada masa awal nifas, peluruhan jaringan desidua menyebabkan keluarnya discharge vagina dalam jumlah bervariasi yang
disebut lokhia.
Secara mikroskopis, lokhia terdiri atas
eritrosit, serpihan desidua, sel – sel epitel, dan bakteri.
Mikroorganisme ditemukan pada lokhia yang menumpuk di vagina dan pada sebagian besar kasus juga ditemukan bahkan bila discharge diambil dari rongga uterus.
Jenis – jenis Lochea :
Lochea rubra ( cruenta): berisi darah segar dan sisa- sisa selaput ketuban, sel- sel
desidua, vernik caseosa, lanugo dan
mekonium, selama dua hari pascapersalinan.
Continue…
Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke-3 sampai ke-7 pascapersalinan.
Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berubah lagi, pada hari ke-7 sampai ke-14
pascapersalinan
Continue…
Lochea alba: cairan putih setelah 2 minggu.
Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk.
Lochiostasis: lochea tidak lancar keluarnya.
Continue…
e. Regenerasi Endometrium
Dalam waktu 2 atau 3 hari setelah melahirkan, sisa desidua berdiferensiasi menjadi dua
lapisan.
Stratum superficial menjadi nekrotik, dan terkelupas bersama lokhia.
Stratum basal yang bersebelahan dengan miometrium tetap utuh dan merupakan sumber pembentukan endometrium baru.
Endometrium terbentuk dari proliferasi sisa – sisa kelenjar endometrium dan stroma jaringan ikat antar kelenjar tersebut.
Proses regenerasi endometrium berlangsung cepat, kecuali pada tempat melekatnya
plasenta.
Dalam satu minggu atau lebih, permukaan
bebas menjadi tertutup oleh epitel dan seluruh endometrium pulih kembali dalam minggu
ketiga.
f. Sub Involusi
Istilah ini menggambarkan suatu keadaan
menetapnya atau terjadinya retardasi involusi, proses yang normalnya menyebabkan uterus nifas kembali ke bentuk semula.
Proses ini disertai pemanjangan masa
pengeluaran lokhia dan perdarahan uterus yang berlebihan atau irregular dan terkadang juga disertai perdarahan hebat
Pada pemeriksaan bimanual, uterus teraba
lebih besar dan lebih lunak dibanding normal untuk periode nifas tertentu.
Penyebab subinvolusi yang telah diketahui antara lain retensi potongan plasenta dan infeksi pamggul
a. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami
penekanan serta peregangan yang
sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari
pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur.
2. Perubahan pd Vagina&Vulva
Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia manjadi lebih
menonjol.
b. Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju.
Pada post natal hari ke 5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.
Perubahan Sistem
Pencernaan
Kerapkali diperlukan waktu 3 – 4 hari sebelum faal usus kembali normal.
Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun asupan
makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema.
Rasa sakit didaerah perineum dapat menghalangi keinginan ke belakang
Perubahan Sistem musculoskelet/
diastasis rectie
abdominis
Adaptasi sistem muskuloskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil berlangsung secara terbalik padsa masa pascapartum.
Adaptasi ini mencakup hal-hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat gravitasi ibu akibat pembesaran rahim.
Stabilisasi sendi lengkap pada minggu ke-6
sampai minggu ke-8 setelah wanita melahirkan.
Akan tetapi, walaupun semua sendi lain kembali normal sebelum hamil, kaki wanita tidak
mengalami perubahan setelah melahirkan.
a. Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan, dinding perut longgar
karena diregang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu. Kadang-
kadang pada wanita yang asthenis terjadi diastasis dari otot-otot rectus abdominis
sehingga sebagian dari dinding perut di garis tengah hanya terdiri dari peritoneum, fascia tipis dan kulit. Tempat yang lemah ini
menonjol kalau berdiri atau mengejan.
b. Kulit abdomen
Kulit abdomen yang melebar selama masa kehamilan tampak melonggar dan
mengendur sampai berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan yang
dinamakan strie. Melalui latihan postnatal, otot-otot dari dinding abdomen seharusnya dapat normal kembali dalam beberapa minggu
c. Striae
Striae pada dinding abdomen tidak
dapat menghilang sempurna melainkan membentuk garis lurus yang samar. Ibu postpartum memiliki tingkat diastasis sehingga terjadi pemisahan muskulus rektus abdominishal tersebut dapat
dilihat dari pengkajian keadaan umum, aktivitas, paritas, jarak kehamilan yang dapat menentukan berapa lama tonus otot kembali normal.
d. Perubahan Ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus
menjadi retroflexi. Tidak jarang pula wanita mengeluh “kandungannya turun” setelah melahirkan oleh karena ligament, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor.
e.simpisis pubis
Meskipun relatif jarang, tetapi simpisis pubis yang terpisah ini merupakan
penyebab utama morbiditas maternal dan kadang-kadang penyebab
ketidakmampuan jangka panjang.
Hal ini biasanya ditandai oleh nyeri tekan signifikan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak ditempat tidur atau saat berjalan.
Pemisahan simpisis dapat dipalpasi. Sering kali klien tidak mampu berjalan tanpa
bantuan. Sementara pada kebanyakan wanita gejala menghilang setelah beberapa minggu atau bulan, pada beberapa wanita lain gejala dapat menetap sehingga diperlukan kursi
roda.
Perubahan Sistem
Endokrin
Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam post partum.
Progesteron turun pada hari ke 3 post partum.
Kadar prolaktin dalam darah berangsur- angsur hilang
Perubahan Sistem
Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok
akibat penurunan kadar estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil.
Jumlah sel darah merah dan hemoglobin kembali normal pada hari ke-5.
Meskipun kadar estrogen mengalami
penurunan yang sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada normal.
Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya
koagulasi meningkat.
Pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan yang cermat dan penekanan pada ambulasi dini.
Perubahan
Tanda-Tanda Vital
Tabel perubahan Tanda-tanda Vital
Parameter Penemuan normal Penemuan abnormal
Tanda-tanda vital
Tekanan darah < 140 / 90 mmHg, mungkin bisa naik dari tingkat disaat persalinan
1 –3 hari post partum.
Tekanan darah >
140
/ 90 mmHg
Suhu tubuh < 38 0 C Suhu > 380C Denyut nadi: 60-100
X / menit Denyut nadi: > 100 X / menit