• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFAS. Dr.Subandi Reksohusodo,SpOG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFAS. Dr.Subandi Reksohusodo,SpOG"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFAS

Dr.Subandi Reksohusodo,SpOG

(2)

PENGERTIAN

Masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu

Masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandugan kembali seperti pra- hamil, lama nifas 6-8 minggu

(3)

Perubahan Sistem

Reproduksi

(4)

1. Perubahan pd Uterus

Involusi

adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga

mencapai keadaan seperti sebelum hamil.

(5)

Continue…

Proses involusi terjadi karena adanya:

Autolysis

yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh karena adanya hiperplasi, dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih panjang sepuluh kali dan menjadi lima kali

lebih tebal dari sewaktu masa hamil akan susut kembali mencapai keadaan semula.

Penghancuran jaringan tersebut akan diserap oleh darah kemudian dikeluarkan oleh ginjal yang menyebabkan ibu mengalami beser

kencing setelah melahirkan.

(6)

Continue…

Aktifitas otot-otot

yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot- otot setelah anak lahir yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya pelepasan plasenta dan berguna

untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak berguna.

Karena kontraksi dan retraksi menyebabkan terganggunya peredaran darah uterus yang mengakibatkan jaringan otot kurang zat yang diperlukan sehingga ukuran jaringan otot

menjadi lebih kecil.

(7)

Ischemia

yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan atropi pada jaringan otot uterus.

Involusi pada alat kandungan meliputi:

Uterus

Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya

(8)

Involusi . TFU Berat Uterus

Diameter Bekas Melekat Plasenta

Keadaan Cervix

Setelah

plasenta lahir Sepusat 1000 gr 12,5 cm Lembik

1 minggu

Pertengahan pusat symphisis

500 gr 7,5 cm Dapat dilalui 2 jari

2 minggu Tak teraba 350 gr 5 cm

Dapat dimasuki 1

jari 6 minggu Sebesar hamil 2

minggu 50 gr 2,5 cm

8 minggu Normal 30 gr

(9)

Continue…

Involusi tempat plasenta

Pada permulaan nifas bekas plasenta

mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh trombus.

Luka bekas implantasi plasenta tidak

meninggalkan parut karena dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru dibawah permukaan luka.

Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga sisa-sisa kelenjar pada dasar luka.

(10)

Segera setelah kelahiran, tempat melekatnya plasenta kira – kira berukuran sebesar telapak tangan, tetapi dengan cepat ukurannya

mengecil.

Pada akhir minggu kedua, diameternya hanya 3 sampai 4 cm

(11)

Dalam waktu beberapa jam setelah kelahiran, tempat melekatnya plasenta biasanya terdiri atas banyak pembuluh darah yang mengalami thrombosis yang selanjutnya mengalami

organisasi thrombus secara khusus.

(12)

Continue…

Perubahan pembuluh darah rahim Dalam kehamilan, uterus mempunyai

banyak pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak maka arteri harus mengecil lagi dalam masa nifas.

(13)

Lokhia

Pada masa awal nifas, peluruhan jaringan desidua menyebabkan keluarnya discharge vagina dalam jumlah bervariasi yang

disebut lokhia.

Secara mikroskopis, lokhia terdiri atas

eritrosit, serpihan desidua, sel – sel epitel, dan bakteri.

(14)

Mikroorganisme ditemukan pada lokhia yang menumpuk di vagina dan pada sebagian besar kasus juga ditemukan bahkan bila discharge diambil dari rongga uterus.

Jenis – jenis Lochea :

Lochea rubra ( cruenta): berisi darah segar dan sisa- sisa selaput ketuban, sel- sel

desidua, vernik caseosa, lanugo dan

mekonium, selama dua hari pascapersalinan.

Continue…

(15)

Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke-3 sampai ke-7 pascapersalinan.

Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berubah lagi, pada hari ke-7 sampai ke-14

pascapersalinan

Continue…

(16)

Lochea alba: cairan putih setelah 2 minggu.

Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk.

Lochiostasis: lochea tidak lancar keluarnya.

Continue…

(17)

e. Regenerasi Endometrium

Dalam waktu 2 atau 3 hari setelah melahirkan, sisa desidua berdiferensiasi menjadi dua

lapisan.

Stratum superficial menjadi nekrotik, dan terkelupas bersama lokhia.

Stratum basal yang bersebelahan dengan miometrium tetap utuh dan merupakan sumber pembentukan endometrium baru.

(18)

Endometrium terbentuk dari proliferasi sisa – sisa kelenjar endometrium dan stroma jaringan ikat antar kelenjar tersebut.

Proses regenerasi endometrium berlangsung cepat, kecuali pada tempat melekatnya

plasenta.

Dalam satu minggu atau lebih, permukaan

bebas menjadi tertutup oleh epitel dan seluruh endometrium pulih kembali dalam minggu

ketiga.

(19)

f. Sub Involusi

Istilah ini menggambarkan suatu keadaan

menetapnya atau terjadinya retardasi involusi, proses yang normalnya menyebabkan uterus nifas kembali ke bentuk semula.

Proses ini disertai pemanjangan masa

pengeluaran lokhia dan perdarahan uterus yang berlebihan atau irregular dan terkadang juga disertai perdarahan hebat

(20)

Pada pemeriksaan bimanual, uterus teraba

lebih besar dan lebih lunak dibanding normal untuk periode nifas tertentu.

Penyebab subinvolusi yang telah diketahui antara lain retensi potongan plasenta dan infeksi pamggul

(21)

a. Vulva dan Vagina

Vulva dan vagina mengalami

penekanan serta peregangan yang

sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari

pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur.

2. Perubahan pd Vagina&Vulva

(22)

Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia manjadi lebih

menonjol.

(23)

b. Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya

teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju.

Pada post natal hari ke 5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.

(24)

Perubahan Sistem

Pencernaan

(25)

Kerapkali diperlukan waktu 3 – 4 hari sebelum faal usus kembali normal.

Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun asupan

makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema.

Rasa sakit didaerah perineum dapat menghalangi keinginan ke belakang

(26)

Perubahan Sistem musculoskelet/

diastasis rectie

abdominis

(27)

Adaptasi sistem muskuloskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil berlangsung secara terbalik padsa masa pascapartum.

Adaptasi ini mencakup hal-hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat gravitasi ibu akibat pembesaran rahim.

Stabilisasi sendi lengkap pada minggu ke-6

sampai minggu ke-8 setelah wanita melahirkan.

Akan tetapi, walaupun semua sendi lain kembali normal sebelum hamil, kaki wanita tidak

mengalami perubahan setelah melahirkan.

(28)

a. Dinding perut dan peritoneum

Setelah persalinan, dinding perut longgar

karena diregang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu. Kadang-

kadang pada wanita yang asthenis terjadi diastasis dari otot-otot rectus abdominis

sehingga sebagian dari dinding perut di garis tengah hanya terdiri dari peritoneum, fascia tipis dan kulit. Tempat yang lemah ini

menonjol kalau berdiri atau mengejan.

(29)

b. Kulit abdomen

Kulit abdomen yang melebar selama masa kehamilan tampak melonggar dan

mengendur sampai berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan yang

dinamakan strie. Melalui latihan postnatal, otot-otot dari dinding abdomen seharusnya dapat normal kembali dalam beberapa minggu

(30)

c. Striae

Striae pada dinding abdomen tidak

dapat menghilang sempurna melainkan membentuk garis lurus yang samar. Ibu postpartum memiliki tingkat diastasis sehingga terjadi pemisahan muskulus rektus abdominishal tersebut dapat

dilihat dari pengkajian keadaan umum, aktivitas, paritas, jarak kehamilan yang dapat menentukan berapa lama tonus otot kembali normal.

(31)

d. Perubahan Ligamen

Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus

menjadi retroflexi. Tidak jarang pula wanita mengeluh “kandungannya turun” setelah melahirkan oleh karena ligament, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor.

(32)

e.simpisis pubis

Meskipun relatif jarang, tetapi simpisis pubis yang terpisah ini merupakan

penyebab utama morbiditas maternal dan kadang-kadang penyebab

ketidakmampuan jangka panjang.

Hal ini biasanya ditandai oleh nyeri tekan signifikan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak ditempat tidur atau saat berjalan.

(33)

Pemisahan simpisis dapat dipalpasi. Sering kali klien tidak mampu berjalan tanpa

bantuan. Sementara pada kebanyakan wanita gejala menghilang setelah beberapa minggu atau bulan, pada beberapa wanita lain gejala dapat menetap sehingga diperlukan kursi

roda.

(34)

Perubahan Sistem

Endokrin

(35)

Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam post partum.

Progesteron turun pada hari ke 3 post partum.

Kadar prolaktin dalam darah berangsur- angsur hilang

(36)

Perubahan Sistem

Kardiovaskuler

(37)

Setelah terjadi diuresis yang mencolok

akibat penurunan kadar estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil.

Jumlah sel darah merah dan hemoglobin kembali normal pada hari ke-5.

Meskipun kadar estrogen mengalami

penurunan yang sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada normal.

(38)

Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya

koagulasi meningkat.

Pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan yang cermat dan penekanan pada ambulasi dini.

(39)

Perubahan

Tanda-Tanda Vital

(40)

Tabel perubahan Tanda-tanda Vital

Parameter Penemuan normal Penemuan abnormal

Tanda-tanda vital

Tekanan darah < 140 / 90 mmHg, mungkin bisa naik dari tingkat disaat persalinan

1 –3 hari post partum.

Tekanan darah >

140

/ 90 mmHg

Suhu tubuh < 38 0 C Suhu > 380C Denyut nadi: 60-100

X / menit Denyut nadi: > 100 X / menit

(41)

Gambar

Tabel perubahan Tanda-tanda Vital

Referensi

Dokumen terkait

mengukur tingkat kemampuan proses berdasarkan output rata-rata kecacatan proses yang dihasilkan ( ) serta indeks kapabilitas proses yang digunakan untuk mengukur kemampuan

Bagaimanapun, polusi termal adalah konsekuensi dari hukum kedua dan tidak dapat dihindari; yang dapat. dikurangi hanya dengan mengurangi jumlah energi yang

Rahap awal yaitu kita mengindentifikasi plat nomor kendaraan, setelah itu kamera akan terhubung dengan Raspberry pi yang telah terdeteksi dan akan masuk ke database

Hal ini membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara faktor perbedaan kontruksi bubu dan jenis umpan terhadap hasil tangkapan kepiting bakau, dapat dikatakan bahwa

“ Saya selaku orang tua/wali pelamar Mahasiswa baru Universitas Udayana dengan ini menyatakan bahwa data isian formulir tersebut diatas saya buat dengan

(1) Susunan keanggotaan Dewan Penyantun Tim Penggerak PKK di Kota dan Kecamatan, diketuai oleh Walikota dan Camat dengan anggota terdiri dari para pimpinan

Bakteriosin dari bakteri asam laktat bersifat bakterisidal terhadap sel sensitif dan membunuh dengan sangat cepat pada konsentrasi rendah.. Bakteri Gram negatif

Dari wawancara yang telah dilakukan kepada oara narasumber, diketahui bahwa klien ingin mengadakan sebuah acara yang unik &amp; berkesan bersama dengan hewan