• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKAP PENDATANG BARU DAN PENDATANG LAMA DI BALI DALAM MENGHADAPI MASALAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SIKAP PENDATANG BARU DAN PENDATANG LAMA DI BALI DALAM MENGHADAPI MASALAH."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

SIKAP PENDATANG BARU DAN PENDATANG LAMA DI BALI DALAM MENGHADAPI MASALAH

Henny Meiantari, Ayu Monika, Hutri Dharasasmita, Yohanes K. Herdiyanto, David Hizkia Tobing

Center for Health and Indigenous Psychology (CHIP), Universitas Udayana chip.udayana@yahoo.co.id

Abstrak

Setiap orang, tumbuh dan berkembang di lingkungan yang berbeda-beda. Kondisi ini membuat masyarakat pendatang yang datang ke Bali berusaha untuk membiasakan diri dengan kebiasaan serta budaya-budaya yang dianut oleh masyarakat Bali. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses pemikiran, adaptasi dan sikap seseorang dalam menghadapi masalah maupun konflik adalah lamanya seseorang tinggal di lingkungan yang baru. Oleh sebab itu, penelitian ini ingin mengetahui secara mendalam bagaimana pendatang baru dan pendatang lama, khususnya laki-laki etnis Jawa, dalam menyikapi masalah yang dihadapi dengan masyarakat asli Bali.

Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Sampel penelitian ini merupakan dua orang laki-laki dengan etnis Jawa. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara langsung dan tidak langsung. Data kualitatif yang diperoleh dianalisis dengan theoritical coding, yang terdiri dari open coding, axial coding dan selective coding.

Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil mengenai masalah yang dihadapi oleh responden, sikap untuk menghadapi masalah tersebut berdasarkan komponen kognitif, afektif dan behavioral. Masalah yang dihadapi responden antara lain, masalah bahasa, berkendara, diskriminasi dan diejek oleh teman. Adapun sikap yang dimunculkan responden secara kognitif yaitu, positif thinking, tidak ambil pusing, menyadari dan tidak ambil pusing. Secara afektif berupa, rasa marah, jengkel, sakit hati, kaget dan merasa tidak enak. Terakhir secara behavioral, responden cenderung membiarkan, safety, mengalah, mengkondisikan diri, belajar bahasa Bali, bertukar pikiran, profesional, bersikap dewasa, saling menghormati, menghindar dan selektif.

Kata kunci : sikap, pendatang baru, pendatang lama, Jawa

Abstract

Everyone, grow and thrive in different environments. These conditions make the migrant communities who come to Bali trying to familiarize themselves with the customs and cultures are embraced by the people of Bali. One of the factors that affect thought processes, adaptation and one's attitude in the face of problems and conflicts is the length of a person living in a new environment. Therefore, this study wanted to know in depth how the newcomers and old migrants, especially men Javanese, in addressing the problems faced by indigenous people of Bali.

(2)

2

Javanese ethnic. Data were collected by interview directly and indirectly. Qualitative data were analyzed with theoretical coding, which consists of open coding, axial coding and selective coding.

From the research conducted, the results are the problems faced by the respondents, attitudes to address these issues based on the components of cognitive, affective and behavioral. Problems faced by respondents among others, issues of language, driving, discrimination and ridiculed by friends. As for the attitude of the respondents raised cognitively are, positive thinking, do not bother, be aware and do not give a damn. Affective form, anger, resentment, hurt, shocked and feeling unwell. Our latest behavioral, respondents tend to let, safety, caving, deconditioned, learn the language of Bali, exchange ideas, professional, be mature, respectful, shy and selective.

Keyword : attitudes, newcomers, old migrants, Javanese

LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan kepulauan yang terdiri dari beragam suku dan budaya. Setiap budaya memiliki kebiasaan dan adat istiadatnya masing-masing. Adat dan budaya yang ada pada masing-masing daerah merupakan suatu identitas yang

dapat mencerminkan masyarakatnya. Hal ini juga dapat mempengaruhi karakter serta cara berpikir yang berbeda antara masyarakat di suatu daerah.

Setiap orang, tumbuh dan berkembang di lingkungan yang berbeda-beda. Masyarakat Bali memiliki nilai budaya yang kemungkinan berbeda dengan masyarakat di daerah lain. Di sisi lain, Bali merupakan pulau yang dikenal sebagai tujuan wisata sehingga banyak penduduk dari daerah lain yang datang ke Bali dengan tujuan hanya sekedar jalan-jalan maupun dengan alasan pekerjaan. Kondisi ini membuat masyarakat pendatang yang datang ke Bali dengan tujuan untuk

bekerja, berusaha untuk membiasakan diri dengan kebiasaan serta budaya-budaya yang dianut oleh masyarakat Bali. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, setiap orang memiliki cara pandang dan berpikir yang berbeda, sehingga mempengaruhi proses interaksi antara masyarakat pendatang dengan masyarakat Bali. Dalam

(3)

3 pendatang baru dan pendatang lama, khususnya laki-laki etnis Jawa, dalam

menyikapi masalah yang dihadapi dengan masyarakat asli Bali.

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Sikap

Sikap (attitude) adalah evaluasi terhadap objek, isu atau orang yang didasarkan pada informasi afektif, behavioral dan kognitif yang sering disebut “ABC” sikap. Sikap terdiri dari tiga komponen yaitu:

a. Affektive Component (Komponen Afektif)

Komponen afektif merupakan, komponen yang terdiri dari emosi dan perasaan seseorang terhadap suatu stimulus, khususnya evaluasi

positif atau negatif.

b. Behavioral Component (Komponen Behavioral)

Komponen behavioral merupakan, cara orang bertindak dalam merespon stimulus.

c. Cognitive Component (Komponen Kognitif)

Komponen kognitif terdiri dari pemikiran seseorang tentang objek tertentu, seperti fakta, pengetahuan dan keyakinan. (Taylor, Peplau, & Sears, 2009)

Definisi Pendatang

Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI), pendatang adalah orang asing yang datang ke suatu daerah dan bukan merupakan penduduk asli daerah tersebut dimana orang tersebut lahir dan berasal dari tempat lain.

Pendatang lama adalah pendatang yang sudah lama tinggal dan menetap di suatu daerah. Sedangkan pendatang baru adalah pendatang yang baru tinggal dan menetap di suatu daerah.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Menurut Prof. Dr. Lexy J. Moleong, 2014, pendekatan fenomenologi sering digunakan sebagai anggapan umum

(4)

4 dimaksudkan adalah kriteria dari responden yang telah disebutkan di atas.

Tenik pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara semi terstruktur melalui wawancara langsung dan tidak langsung (melalui media sosial LINE). Waktu dan tempat wawancara menyesuaikan dengan kesediaan dari responden.

Wawancara digunakan untuk memperoleh data mengenai sikap terhadap masalah yang dihadapi oleh pendatang baru dan pendatang yang telah lama tinggal di Bali. Wawancara dilakukan dengan panduan pertanyaan (guideline) yang berhubungan dengan sikap terhadap masalah yang dihadapi pendatang. Proses wawancara juga diperdalam dengan melakukan probing dari peneliti. Data kualitatif yang diperoleh, dianalisis menggunakan teoritikal koding yang terdiri

dari open coding, axial coding dan selective coding.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Masalah yang Dihadapi

Masalah bahasa, cara berkendara serta diskriminasi merupakan beberapa kendala yang dihadapi oleh responden pertama. Sedangkan responden kedua mengaku mengalami diskriminasi dan pernah diejek oleh teman-teman responden.

Komponen Kognitif

Berdasarkan masalah yang

dikemukakan di atas, reponden mengakui pikiran-pikiran yang muncul pada saat menghadapi masalah yaitu positif thinking. Pada masalah cara berkendara, positif thinking disini yaitu menurut responden “mungkin orang tersebut sedang terburu-buru”. Namun, responden sempat mengalami suatu masalah saat berkendara, dimana pada saat lampu merah, knalpot sepeda motor responden tertindih ban mobil yang ada dibelakangnya. Pada saat itu responden berpikir bahwa orang tersebut merupakan orang yang brengsek. Mengenai masalah bahasa, responden pertama cenderung tidak ambil pusing. Pada responden kedua, pikiran yang muncul saat menghadapi masalah adalah menyadari apabila memang dirinya

(5)

5 Komponen Afektif

Saat pertama kali menghadapi

masalah, yang dirasakan responden pertama adalah marah, terutama saat knalpot motor responden tertindih ban mobil. Selain itu, responden juga merasa kaget apabila tiba-tiba ada pengendara lain yang menyalip dirinya tanpa memberikan tanda-tanda akan menyalip. Rasa tidak enak muncul saat responden mengalami suatu masalah. Pada responden kedua, perasaan yang muncul ketika dirinya diejek adalah rasa jengkel dan tidak terima. Di sisi lain, responden juga merasa sakit hati apabila perilaku mengejek dilakukan untuk menyindir serta meremehkan responden. Menurut Taylor, Peplau, & Sears (2009), komponen afektif terdiri dari perasaan positif atau negatif yang diasosiasikan dengan objek sikap.

Komponen Behavioral

Menurut Taylor, Peplau, & Sears (2009), komponen behavioral yakni tendensi untuk melakukan tindakan tertentu berkaitan dengan objek sikap. Dalam hal ini, responden memiliki beberapa tindakan yang dilakukan dalam menghadapi masalah. Pada responden pertama, saat menghadapi masalah dalam berkendara yang dilakukan adalah yang pertama menerapkan safety, dimana responden selalu berkendara dengan aman sesuai dengan kebiasaan responden di

daerah asal. Selain itu, apabila responden mengalami masalah saat berkendara, yang

dilakukan adalah tersenyum dan bernyanyi lagu keagamaan serta meredam amarah yang dirasakan responden. Dalam masalah bahasa, responden cenderung membiarkan apabila teman-teman satu kantornya menggunakan bahasa Bali dalam berkomunikasi. Tetapi responden tetap mencoba untuk belajar bahasa Bali walau sedikit-sedikit. Masalah pekerjaan yang dihadapi responden diselesaikan dengan cara profesional, namun apabila masalah tersebut menyangkut kehidupan pribadi maka responden memilih untuk menyelesaikan di luar dan bertanya ulang mengenai masalah yang terjadi. Hal-hal lain yang dilakukan responden adalah bertukar pikiran dengan orang yang dianggap lebih tau mengenai

kebiasaan-kebiasaan orang Bali, merendah, mengkondisikan diri dengan lingkungan, bersikap dewasa serta memaafkan orang yang diajak berselisih.

(6)

6 yang tidak. Responden juga memaafkan orang yang diajak berkonflik sehingga

masalah tidak menjadi semakin besar.

KETERBATASAN PENELITIAN

DAN SARAN

Penelitian ini telah medapatkan beberapa hasil, namun masih terdapat beberapa keterbatasan pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

a. Penelitian ini hanya menggunakan dua subjek sebagai responden sehingga informasi yang diperoleh kurang bervariasi dalam menyikapi masalah yang dihadapi.

b. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, maka subjektifitas penelitian sulit untuk dihindari dalam proses pengolahan

data atau analisis data.

Adapun saran yang dapat diberikan peneliti untuk peneliti selanjutnya antara lain :

a. Peneliti melakukan triangulasi sumber, yaitu memperbanyak responden agar dapat meningkatkan objektivitas penelitian.

b. Peneliti selanjutnya dapat lebih memperdalam informasi sehingga didapatkan data yang lebih akurat dan memperbanyak probing saat wawancara.

Adapun saran yang dapat diberikan peneliti untuk masyarakat adalah saling

menghormati antara pendatang dengan penduduk asli serta tidak melakukan diskriminasi terhadap penduduk pendatang yang merupakan penduduk minoritas.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M. (2014).

Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya . Sugiyono, P. D. (2014). Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi

(Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan distribusi kategori perilaku remaja dalam menghadapi seks bebas di Desa Petuaran Hilir Kabupaten Serdang Bedagai menunjukkan bahwa dari 82 responden lebih

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara sikap menghadapi perilaku pelecehan seksual dengan masalah kesehatan mental dan kepuasan kerja

Kearifan lokal apakah yang mempengaruhi sikap etnis Nias dalam menghadapi. para pendatang di

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 105 responden dapat diketahui bahwa lebih dari separuh responden yaitu 66,7% responden memiliki KIE yang baik dalam

Pada saat ini Indonesia menghadapi permasalahan yang serius, yaitu banyaknya lulusan SLTP dan Sekolah Menengah yang tidak mampu menerapkan ilmu pengetahuan yang

pembelajaran iaitu selalu berjumpa pensyarah sekiranya menghadapi sebarang masalah di dalam pembelajaran adalah salah satu faktor yang boleh membantu untuk meningkatkan

Prilaku Berkendara yang aman (safety riding) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah sikap yang wajib dimiliki dan di patuhi oleh setiap pengendara, baik roda dua

Berdasarkan analisis data dan temuan penelitian yang diperoleh selama menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1)