• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAKTIK PUBLIC SPEAKING Bahan Ajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRAKTIK PUBLIC SPEAKING Bahan Ajar"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIK PUBLIC SPEAKING

Bahan Ajar

EXECUTIVE SUMMARY

Bahan ajar ini menyampaikan alasan pentingnya praktik dalam proses pembentukan kemampuan berbicara di depan umum. Pembentukan tersebut melalui mikrolab, minilab, dan action learning

Tim PJJ PK Public Speaking Tingkat Dasar

Balai Diklat Kepemimpinan Magelang

(2)

1

P

endahuluan

Pembelajaran memerlukan 3M+1E (materi-metode-media dan evaluasi) yang utuh.

Keempat unsur tersebut saling melengkapi supaya mencapai tujuan pembelajaran.

Tujuan pelatihan ini adalah tercapainya kemampuan seseorang berbicara di depan umum dalam ranah pekerjaan. Hal ini pasti perlu dipastikan bagaimana mendesain proses pembelajaran yang tidak hanya membentuk pengetahuan (kognitif) tetapi juga sikap (attitude) dan keterampilan (psikomotorik).

Sehubungan dengan hal tersebut, tentunya pada proses pembelajaran diupayakan mampu memberikan pengalaman yang dapat diterapkan sekembalinya seseorang pada unit instansi. Dale (1946) menyampaikan bagaimana mempertimbangkan pengalaman belajar public speaking.

https://www.researchgate.net/figure/Dales-Cone-of-Experience-illustrating-different- types-of-learning_fig3_51166908

Berdasarkan pengertian gambar pada Kerucut Pengalaman Dale tersebut bahwa berkaitan dengan pengalaman belajarnya, peserta tidak lagi memerlukan sesuatu yang hanya didengar tetapi harus diaplikasikan sebagai proses pemahaman menjadi tindakan. Artinya, jika dalam proses pembelajaran hanya mengajar dengan teknik ceramah, dimungkinkan peserta akan merasa bosan, dan tingkat pemahaman yang diperoleh peserta hanya 20%, sebaliknya, jika peserta diminta untuk menyampaikan dan mempraktikkan, tingkat pemahaman dapat mencapai sekitar 90%.

Demikian pula dengan Pelatihan ini, tidak dapat dibayangkan apabila dalam membentuk kemampuan berbicara di depan umum “hanya” mengandalkan melihat dan mendengar baik dari pengajar/coach maupun pemutaran video baru sampai taraf visual recieving (sekitar 50% bobotnya). Dari sikap dan perilaku peserta belum terbentuk karena masih dalam kondisi pasif para pesertanya. Oleh karena itu, pembentukan sikap perilaku harus melibatkan peserta aktif sampai dengan mampu melakukan sesuai dengan tujuan pelatihan ini yatu mampu berbicara di depan umum

(3)

2

Pembentukan kemampuan berbicara di depan umum adalah sebuah proses, tahap demi tahap. Pada mata pelatihan sebelumnya yaitu Teknik Public Speaking sudah disampaikan dari sisi teknis-teknis yang secara aspek koginitf sudah dipahami peserta.

Pada mata pelatihan saat ini (Praktik Public Speaking) maka peserta diminta untuk bersikap aktif dengan mempraktikkan teknis-teknis tersebut.

Sebelum mempraktikkan, sedikit sesuatu yang perlu kita pahami dari tipe audience pada saat kita mempraktikkan public speaking, sebagai berikut:

1. Sheep: hanya berfokus pada apa yang kita katakan dan menantikan jawaban dari kita. Tipe ini mendengar dan berharap dapat memahami pembahasan dan sering kali lebih menyukai cara belajar dengan mendikusikan materi yang ada. Tipe ini juga hanya berbicara ketika setuju dan mengajukan pertanyaan untuk klarifikasi.

Situasi ruangan auranya mengarah sepenuhnya kepada kita, tetapi kontak mata dengan tipe ini terbatas, karena mereka kebanyakan sibuk mencatat apa yang kita sampaikan.

2. Hotshot: tipe audience yang percaya diri dan nyaman mengikuti seminar. Tipe ini mendengarkan dengan seksama apa yang kita sampaikan sekaligus tetap fokus apa yang mereka cari dalam seminar dan mudah berpartipasi dalam setiap diskusi.

Mereka belajar dengan cepat dan mengajukan pertanyaan yang menantang untuk menggali materi dan memperjelas pemahaman mereka. Namun, tipe ini apabila tidak terpebuhi harapannya, kadang bersikap sebagai juru bicara bagi audience lainnya dalam mengutarakan harapan mereka.

3. Clown: tipe ini suka melakukan interaksi sosial. Mereka sering mengajukan pertanyaan atau memberikan komentar untuk menghibur dan bukan mendukung kita sebagai pembicara. Tipe ini menyukai diskusi dan tugas-tugas yang membutuhkan interaksi serta sering menjadi pemimpin kelompok. Jika ditangani dengan baik, tipe ini akan berkonsentrasi dengan melihat peserta lainnya bersikap serius. Kita memotivasi tipe ini dengan memberikan sedikit perhatian.

4. Sniper: tipe ini memulai dengan sikap permusuhan dan sinis terhadap kita dan topik kita. Mereka sering menaruh perhatian dan mendengarkan apa yang kita sampaikan untuk mencari kesempatan yang tepat untuk menyampaikan kritik atau sekedar menunjukkan keahlian mereka. Kita perlu mewaspadai tipe ini pada proses tanya jawab, dan jangan biarkan mereka mengambil alih ruangan dengan pertanyaan-pertanyaan mereka.

5. Snowman: tipe ini tidak peduli apakah kita sering berbicara kepada mereka.

Mereka tidak memberikan respon karean mereka memiliki kendala dalam bersosialisasi. Tetapi sangat mengetahui apa yang kita sampaikan, mereka biasanya terdapat pekerjaan yang membutuhkan kemampuan teknik spesifik yang tidak membutuhkan interaksi dengan orang lain.

6. Black cloud: tipe ini memiliki bahasa tubuh negatif, misal: mengerutkan kening, menatap dengan tidak berfokus dan melipat tangan. Tipe ini menunjukkan dikap yang tidak menyukai kita, mereka mungkin mendengar apa yang kita sampaikan, tetapi energi negatif yang kita rasakan karena mereka tidak merespon kita

7. Unwanted panelist: tipe ini akan hadir tanpa kita undang dan tipikal audience yang sangat percaya diri tetapi kurang mendapatkan respek. Mereka sering menjadi orang pertama yang menjawab pertanyaan kita dengan penjelasan yang melebihi dari semestinya dan kadang malah tidak terhubungkan dengan topik pembahasan.

(https://www1-

media.acehprov.go.id/uploads/mengenal_lebih_dalam_tentang_publik_speaking.pdf )

(4)

3

P

raktik

Public Speaking?

Pada pelatihan ini praktik akan dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu 1) mikrolab, 2) minilab, dan 3) action learning.

Praktik mikrolab akan dilakukan bertahap, yaitu: a) opening, b) story telling, c) game, dan d) closing. Sedangkan praktik minilab mencakup praktik dari keseluruhan tahap dari mikrolab tersebut.

Bagaimana dengan action learning? Apabila mikrolab dan minilab dilakukan selama pelatihan terjadwal di Balai Diklat Kepemimpinan secara jarak jauh, maka action learning dilakukan di unit/instansi masing-masing peserta.

Proses praktik mikrolab dilakukan pada kelompok kecil dengan dibimbing satu orang coach. Secara teknis akan dilakukan proses breakout room pada zoom cloud meetings dan durasi waktu setiap tahap berkisar 5-7 menit setiap tampil.

Proses praktik minilab dilakukan kelompok kecil dengan dibimbing satu orang coach.

Secara teknis akan dilakukan pada proses yang sama seperti mikrolab, hanya saja durasi waktu peserta tampila maksimal 10 menit.

Baik praktik mikrolab dan minilab akan diberikan penilaian dari coach dan sesama peserta lainnya baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Penilaian kualitatif adalah berupa masukan-masukan kepada peserta terkait pada hal-hal yang diperlukan setiap tahanya.

Sekembalinya di unit/instasi, peserta mempraktikkan public speaking sepenuhnya seperti seorang pembicara dengan berhadapan dengan audience secara langsung.

Hasil action learning ini disampaikan kembali ke Balai Diklat Kepemimpinan Magelang dalam bentuk video.

M ikrolab:

O

pening Aspek-aspek yang akan diamati, sebagai berikut:

1. Percaya diri 2. Humble and smile 3. Initial Credibility 4. Arti penting materi 5. Ringkasan materi 6. Memancing ketertarikan

Persiapan opening, sekurang-kurangnya sebagai berikut:

1. Kita tentukan tema/materi presentasi

2. Kita siapkan audiens selaras dengan tema/materi, misal: tema tentang Fasilitas KITE IKM bagi para UMKM maka desain audience adalah para pelaku UMKM dan jajaran pemerintah daerah

3. Perlu disiapkan ucapan salam, kelaziman yang digunakan adalah salam nasional 4. Kita siapkan cara mencairkan hubungan dengan audiens (kita sesuaikan

karakteristik audiens)

5. Perlu disiapkan agenda yang akan disampaikan nantinya dalam body content 6. Kita harus juga menyampaikan manfaat kepada para audiens

S

tory Telling Aspek-aspek yang diamati, yaitu 1. Eye contact

2. Open posture 3. Ekspresi 4. Intonasi

5. Kejelasan uraian 6. Pengulasan hikmah

(5)

4

Persiapan story telling, sekurang-kurangnya sebagai berikut:

1. Kita siapkan tema, sebisa mungkin sudah kita kuasai atau hafal. Cerita yang paling powerful adalah cerita tentang diri sendiri atau orang terdekat

2. Berdasarkan tema tersebut, kita susun kronologis yang akan kita sampaikan (perhatikan durasi waktu dan pesan/makna/hikmah yang harus kita sampaikan nanti)

3. Kita gunakan panca indra kita untuk memperkuat kisah yang akan kita sampaikan, misal: ketika kita sampaikan hal yang menyedihkan lakukan dengan yakin, tangan kita menyapu airmata kita yang keluar-mengalir di pipi, mungkin kita juga duduk bersimpuh di lantai, dan penghayatan lainnya

4. Ada lima komponen bahasa tubuh yang wajib di perhatikan : tatapan mata, gerakan tangan, posisi kaki, Voice (volume, gap, intonasi, clearity, energy). untuk menampilkan bahasa tubuh yang elegan

5. Perhatikan penggunaan panca indra juga perlu ekspresi (mimik) dan intonasi suara kita. Lakukan dengan baik dengan tetap memperhatikan waktu, ini fungsinya di poin no 2 (durasi waktu)

6. Hikmah yang kita sampaikan harus berkorelasi dengan isi cerita kita

G

ame Aspek-aspek yang diamati, yaitu 1. Eye contact

2. Open posture 3. Ekspresi 4. Intonasi

5. Kejelasan instruksi dan contoh 6. Supervisi pelaksanaan games 7. Pengulasan hikmah

Persiapan Game, sekurang-kurangnya sebagai berikut:

1. Kita siapkan permainan yang kita kuasai, apabila belum maka kita harus pelajari dan melakukan latihan terlebih dahulu

2. Sesuaikan game dengan karakteristik audience, contoh: usia, jender, pendidikan, jabatan.

3. Sesuaikan pula dengan kondisi besar ruangan untuk bermain

4. Tentukan jenis game dengan memperhitungkan durasi waktu yang akan diperlukan

5. Kita siapkan alat-alat yang mendukung apabila diperlukan

6. Ketika bermain apabila diperlukan kita terlibat didalamnya sekaligus sebagai pengamat

7. Apabila memungkinkan game direkam supaya dapat diputar kembali ketika melakukan pengulasan hikmah (dapat digunakan untuk kegiatan di lain waktu, yang kita gunakan analogi game ke dalam materi)

8. Seperti halnya pada story telling, maka optimalkan panca indra kita

9. Lakukan pengantar yang baik dan tidak langsung mengajak bermain, sampaikan dengan kalimat yang jelas dan runtut dalam menyampaikan instruksi.

10. Mengulas hikmah, libatkan peserta untuk menyampaikan pendapat dari permainan tadi. Baru kita sampaikan makna dari game yang sudah dimainkan 11. Game bukan ice breaking, harus kita perhatikan perbedaaannya. Ice breaking

untuk memecahkan suasana tetapi game menjadi salah satu cara (alat) untuk menyampaikan materi

(6)

5

C

losing Aspek-aspek yang diamati, yaitu 1. Eye contact

2. Open posture 3. Ekspresi 4. Intonasi 5. Review 6. Kesimpulan

Persiapan closing, sekurang-sekurangnya sebagai berikut:

1. Seperti halnya sory telling dan game, tahap closimh juga memerlukan optimalisasi panca indra kita, kita mainkan mimik-ekspresi maupun intonasi 2. Lakukan dengan mantap dan terstruktur, selalu ingat bahwa manajemen waktu

menjadi kunci ketika menyampaikan isi materi.

3. Gunakan 3R (review, ringkas, resapkan) maka persiapkan poin-poin yang akan disampaikan pada closing

Terdapat lima cara yang dapat kita gunakan untuk membuat penutupan yang berkesan, yakni:

(1) Ikrar atau Janji (dengan teknik ini anda minta peserta membuat janji atau komitmen bersama untuk melakukan apa yang sudah dipelajari. Seperti mengatakan agar membangun kualitas pelayan pada perusahan untuk kemajuan bersama),

(2) Ajakan (Teknik ini menekankan ajakan agar audiens melakukan apa yang sudah dipelajari. Contoh sederhana seperti mengajak audiens untuk membangun kualitas pelayanan pada organisasi),

(3) Cerita (Teknik penutup dengan cerita secara tidak langsung mengajak audiens melakukan apa yang sudah diajarkan),

(4) Lagu (Bila menggunakan teknik ini, anda minta audiens menyanyikan lagu penutup. Pastikan lagu yang anda pilih sesuai dengan tema yang dibahas, contoh ketika tema yang berlangsung adalah tentang motivasi maka lagu yang cocok adalah I Believe I Can Fly, dan Anda juga hafal liriknya, tidak lupa suara kita jangan sumbang), dan

(5) Pantun (Teknik pantun juga bisa digunakan untuk menutup presentasi)

M

inilab Aspek-aspek yang diamati:

1. Aspek psikologis a. Tingkat percaya diri

b. Kemampuan mengatasai rasa cemas/gugup/demam panggung 2. Teknik pembukaan:

a. Kemampuan menghidupkan suasana

b. Kemampuan memperkenalkan diri dengan membangun initial credibility c. Kemampuan melibatkan kesesuaian materi dengan kebutuhan audiens 3. Penyajian materi:

a. Sistematika/kronologi

b. Penyampaian kisah/cerita yang menstimulasi emosi

c. Penyampaian fakta/data yang meyakinkan dan argumentatif d. Penggunaan analogi yang tepat dan inspiratif

e. Penguasaan sesi tanya-jawab yang memuaskan penanya 4. Teknik vokal:

a. Volume

b. Speed (kecepatan) dan penggunaan jeda/jenak (pause) c. Pitch (nada) dan pengunaan variasi intonasi

d. Artikulasi dan pengucapan lafal kata yang jelas dan tepat

(7)

6

5. Body Language (bahasa tubuh):

a. Eye contact b. Ekspresi wajah

c. Posture (sikap tubuh) dan gesture (gerakan tangan)

d. Posisi blocking dan movement (pergerakan) penguasaan panggung 6. Teknik penutupan

a. Manajemen waktu yang tepat b. Kemampuan persuasif

c. Penanaman pesan yang impresif 7. Kualitas dukungan visual:

Persiapan minilab, sekurang-kurangnya sebagai berikut:

1. Siapkan tema/topik presentasi.

2. Siapkan materi untuk disajikan dalam waktu maksimal 10 menit

3. Durasi waktu tersebut mencakup opening-konten materi- closing dengan mengoptimalkan story telling dan/atau game dan/atau alat bantu visual

4. Susun skenario dari opening s.d. closing

5. Latihlah beberapa kali sampai yakin akan penguasaan materi dan penampilan kita.

A

ction

Learning

Pada bagian ini merupakan tindak lanjut dari proses pembelajaran PJJ PK Public Speaking. Kegiatan ini berupa praktik menjadi public speaker di depan umum, menyelenggarakan sebuah kegiatan di unit/instansi.

Persiapan action learning, sekurang-kurangnya sebagai berikut:

1. Tentukan tema/topik pertemuan dan presentasi

2. Susun materi mulai dari opening, body content sampai dengan closing 3. Rancang skenario penyampaian presentasi

4. Latihlah membawakan materi dengan skenario yang dipilih 5. Melibatkan pegawai unit/instansi sebagai audiens

6. Ketika melaksanakan kegiatan, dilakukan perekaman video

Adapun spesifikasi video action learning sekurang-kurangnya mencakup:

- Durasi maksimal 10 menit

- Resolusi maksimal 720p (HD), maksimal Bitrate 1000 - Rasio tampilan video 16:9

- Ukuran fila maximal 150MB dengam format MP4

_Sukses buat kita semua, terimakasih_

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan yang penting dan bermanfaat

Biji kluwek yang diperoleh dari biji kepayang segar mengandung minyak nabati kasar dengan rendemen sekitar 20 % dari berat kluwek kering. Nilai ini masih dapat ditingkatkan

Penelitian ini menggunakan penelitianyang dilakukan oleh Rustiarini(2013) sebelumnya pada KAP di Bali sebagai dasar dari pembuatan penelitian untuk menerapkan permasalahan

bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011

[r]

Salah satu alat untuk menganalisis kinerja keuangan pemerintah daerah adalah dengan melaksanakan analisis rasio terhadap APBD yang telah ditetapkan dan

Sesuai ketentuan Pasal 33 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

1) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan kemampuan sosial dan emosional anak berkebutuhan khusus (ABK);