• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA MENYUSUN KALIMAT SEDERHANA MELALUI PERMAINAN KARTU KATA DI KELAS III SDN I KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA MENYUSUN KALIMAT SEDERHANA MELALUI PERMAINAN KARTU KATA DI KELAS III SDN I KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA MENYUSUN KALIMAT SEDERHANA MELALUI PERMAINAN KARTU KATA DI KELAS III SDN I KABILA

KABUPATEN BONE BOLANGO

Ferawati Arsyad, Ratnarti Pahrun, Dajani Suleman1

Meningkatkan Keterampilan Siswa Menyusun Kalimat Sederhana Melalui Permainan Kartu Kata Di Kelas III SDN 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango adalah Penelitian Tindakan Kelas yang diteliti oleh peneliti untuk meraih gelar Sarjana Pada Jurusan Pendidikan Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Permasalahan dalam penelitian ini “ Apakah keterampilan siswa menyusun kalimat sederhana melalui permainan kartu kata di kelas III SDN 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango dapat meningkat ?” Tujuannya adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa menyusun kalimat sederhana melalui kartu kata. Hasil penelitian kegiatan terlihat bahwa pada data observasi awal kemampuan siswa belum terlihat. Siklus 1 kemampuan siswa 53,56 %. Oleh karena pada siklus 1 belum mencapai 75 % maka tindakan dilanjutkan ke siklus II dan terjadi kenaikan persentase kemampuan siswa menjadi 88.09 %. Hal ini menunjukan bahwa indikator kinerja dalam penelitian ini telah tercapai. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan permainan kartu kata pada materi menyusun kalimat sederhana terbukti keterampilan siswa meningkat dengan baik.

Kata Kunci : Menyusun kalimat sederhana, kartu kata.

1Ferawati Arsyad adalah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Dra. Ratnarti Pahrun, M.Pd Merupakan Pembimbing 1 Selaku Dosen Tetap Pada Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Dajani Suleman M.Hum Merupakan Pembimbing II Selaku Dosen Tetap Pada Universitas Negeri Gorontalo.

(3)

Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang membelajarkan siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar.Komunikasi ini dapat dilakukan baik secara lisan maupun tulisan.Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang di hasilkan dari alat ucap(artikulasi) yang bersifat sewenang-wenangdan konvensional (melalui kesepakatan) yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasan dan pikiran.

Selain itu,bahasa juga merupakan percakapan atau alat komunikasi dengan sesama manusia.Sedangkan Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang menjadi salah satu ciri khas Bangsa Indonesia dan di gunakan sebagai bahasa nasional.Hal ini yang merupakan salah satu sebab mengapa Bahasa Indonesia harus diajarkan pada semua jenjang pendidikan,terutama di SD karena merupakan dasar semua pembelajaran.

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Melalui pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa terampil menggunakan bahasa Indonesia sebagai saranaberkomunikasi. Menulis juga tidak mungkin terlepas dari persoalan bahasa, sebab menulis merupakan salah satu aspek dari kemampuan berbahasa lainnya.

Menulis adalah proses pembelajaran aktif yang dijadikan kunci untuk meningkatkan komunikasi (baik tertulis maupun lisan) dan berpikir, menulis adalah proses sosial dalam bentuk formal maupun informal, dan menulis adalah kegiatan utama (walaupun tidak eksklusif) dalam kegiatan sosial.

Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya pada tahap keberwacanaan (di kelas 1 dan kelas II ) tetapi juga pada tercapainya kemahiran wacana (di kelas III sampai kelas VI SD).Belajar Bahasa Indonesia siswa harus menguasai empat keterampilan berbahasa yaitu : Keterampilan menyimak,berbicara,membaca dan menulis.Salah satu kompetensi dasardalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang di ajarkan di kelas III SD Semester II adalah Menyusun kalimat sederhana

Dalam pembelajaran bahasa salah satu metode yang digunakan yaitu metode ceramah. Metode ceramah adalah suatu metode mengajarkan sesuatu bahan dengan penuturan, penerangan atau penjelasan bahasa lisan oleh guru.Dalam hal menyusun kalimat sederhana menggunakan metode ceramah,

(4)

guru hanya menguraikan beberapa suku kata menjadi kata, kata menjadi kaliamat tanpa menggunakan media pembelajaran.Berdasarkan pengamatan, diketahui bahwa dengan menggunakan metode ceramah yang telah digunakan dalam proses belajar mengajar yang belum maksimal.

Keterampilan belajar siswa dalam pembelajaran ditunjukkan dengan di kuasainya materi pembelajaran oleh siswa.Tercapainya tujuan pembelajaran tersebut dapat diukur dengan tes hasil belajar.Berdasarkan hasil tes belajar mata pelajar Bahasa Indonesia materi menyusun kalimatsederhana di kelas III SDN 1 Kabila ternyata ditemukan kesenjangan antara harapan dan kenyataan.Harapannya dengan pembelajaran yang dilakukan adalah hasil belajar siswa akan lebih baik,kenyataanya masih banyak siswa yang belum mencapai Standar Kriteria Ketuntasan Minimal yang di tetapkan.

Hal ini disebabkan oleh pelaksanan pembelajaran di kelas III SDN 1 Kabila belum optimal yakni pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas kurang mengesankan dan kurang bervariasi,sertamasih banyak siswa yang belum mampu menyusun kalimat dengan tepat.Dengan kondisi yang demikian maka dapat dianalisis kekurangan dalam pembelajaran guna mengetahui hambatan yang ditemukan untuk perbaikan pembelajaran berikutnya.Dalam melakukan perbaikan pembelajaran dilakukan penilaian tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan siswa menyusun kalimat sederhana melalui permaianan kartu kata.Permainan kartu katadi sini yaitu permainan yang dimainkan oleh empat atau lebih,dengan jumlah kartu yang di sesuaikan.

Dikartu terdapat penggalan-penggalan kata dalam Bahasa Indonesia,Kartu- kartu tesebut terbuat dari karton dengan ukuran 5 × 8 cm.Kemudian siswa diminta menyusun penggalan-panggalan kata menjadi sebuah kalimat sederhana yang utuh.Semua siswa akan aktif dalam mengikuti pelajaran bahasa.Banyakupaya guru yang dilakukan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dan salah satunya adalah menggunakan permainankartu.

Berdasarkan paparan diatas dan hasil refleksi diketahui bahwa masih banyak siswa yang belum mampu menyusun kalimat sederhana dan pembelajarannya kurang mengesankan,maka untuk meningkatkan kemampuan

(5)

siswa menyusun kalimat diterapkanlah permaianan kartu kata,dimana siswa lebih aktif sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar mereka.

Sehingga peneliti melakukan penelitan tindakan kelas dengan judul “ Meningkatkan Keterampilan Siswa Menyusun Kalimat Sederhana Melalui Permainan Kartu Kata di Kelas III SDN 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango”.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Kemampuan siswa menyusun kalimat sederhana masih rendah

b. Belum digunakannya media permainan bahasa bagi siswa untuk menyusun kalimat sederhana

c. Penerapan permainan kartu kata dalam menyusun kalimat sederhana belum memadai

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini difokuskan pada masalah penelitian “ Apakah penggunaan permainan kartu kata dalam pembelajaran dapat meningkatkan kertampilan siswa menyusun kalimat sederhanadi kelas III SDN I Kabila Kabupaten Bone Bolango?”.

Pemecahan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi pada permasalahan yang terjadi di kelas III SDN I Kabila Kab.Bone Bolango maka diupayakan tindakan yang dapat memecahkan permasalahan tersebut dengan menggunakan permainan kartu kata dalam menyusun kalimat sederhana.

Langkah-langkah pemecahan masalah adalah :

d. Guru mempersiapkan program perencanaan penyusunan kalimat sederhana e. Guru memberikan penjelasan dan contoh menyusun kalimat sederhana f. Guru membentuk siswa menjadi 4 kelompok

g. Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untukmenyusunkartu kata menjadi sebuah kalimat sederhana.

(6)

h. Guru mengefaluasi atau menilai kemampuan masing-masing siswa pada akhir pelajaran sehingga guru dapat melihat siswa yang sudah mampu dan yang masih perlu bimbingan.

KAJIAN TEORETIS Pengertian Kalimat

Alwi (2001) menyatakan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran yang utuh.

Parera (1978) menyatakan : “sebuah bentuk ketatabahasaan yang maksimal yang tidak merupakan bagian dari sebuah konstruksi ketatabahasaan yang lebih besar dan lebih luas adalah kalimat”.

Ciri-Ciri Kalimat

Berdasarkan definisi atau pengertian kalimat,dapat dirumuskan ciri-ciri kalimat,yaitu sebagai berikut

a. Sebagai satuan bahasa atau satuan gramatikal;

b. Terdiri atas satu kata atau lebih (tidak terbatas) / terdiri atau klausa;

c. Secara relatif dapat berdiri sendiri;

d. Memiliki atau mengandung pikiran yang lengkap;

e. Mempunyai pola intonasi akhir;

f. Dalamkonfensi tulis,ditandai oleh awal huruf kapital dan diakhiri tanda baca (tanda titik untuk kalimat deklaratif,tanda tanya untuk kalimat intorogatif,dan tanda seru untuk kalimat interjektif).

Unsur-Unsur Kalimat

Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat.Gabungan dari unsur- unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti.

a. Unsur atau bagian yang menjadi pokok pembicaraan,yang lazim disebut dengan istilah subjek (S).

Fungsi subjek merupakan pokok dalam sebuah kalimat.Pokok kalimat itu dibicarakan atau dijelaskan oleh fungsi sintaksis lain,yaitu predikat.

b. Unsur atau bagian yang menjadi komentar tentang subjek,yang lazim disebut dengan istilah predikat (P).

(7)

Predikat merupakan unsur yang membicarakan atau menjelaskan pokok kalimat atau subjek.

c. Untuk atau bagian yang merupakan pelengkap dari predikat,yang lazim disebut dengan istilah objek (O)

Fungsi objek adalah unsur kalimat yang kehadirannya di tuntut oleh verba transitif pengisi predikat dalam kalimat aktif.

d. Unsur atau bagian yang merupakan penjelasan lebih lanjut terhadap predikat dan subjekyang lazim disebut dengan istilah keterangan (K) Keterangan adalah unsur kalimat yang memberikan kererangan kepada seluruh kalimat.Sebagian besar unsur keterangan merupakan unsur tambahandalam kalimat.

Macam-Macam Kalimat

a. Berdasarkan nilai informasinya (sasaran atau tujuan yang akan dicapai) a) Kalimat Berita yaitu suatu bentuk kalimat yang menyatakan berita

atau peristiwa yang perlu diketahui sendiri atau orang lain.

b) Kalimat Tanya yaitu suatu bentuk susunan kalimat yang sebenarnya belum lengkap dikarenakan kalimat tersebut memerlukan suatu jawaban sebagai bagian dari kalimat yang dimaksud.

c) Kalimat Perintah yaitu bentuk susunan kalimat yang menyatakan perintah atau suruhan yang harus dikerjakan oleh orang kedua dan hubungannya erat sekali.

d) Kalimat Ajakan adalah bentuk susunan kalimat yang sebenarnya juga merupakan kalimat perintah yang diperluas dan erat hubungannya dengan orang kedua.

e) Kalimat Pengandaian adalah kalimat yang isinya pengandaian suatu hal.

f) Kalimat Harapan adalah kalimat yang isinya mengharap suatu hal.

b. Berdasarkan diathesis kalimat

a. Kalimat Aktif (subyek melakukan perbuatan) kalimat aktif adalah bentuk kalimat yang subyeknya melakukan pekerjaan yang mengenai langsung terhadap obyeknya.

(8)

b. Kalimat Pasif adalah suatu bentuk kalimat yang subyeknya berperan sebagai penderita.

c. Berdasarkan urutan kata

a. Kalimat Normal adalah kalimat yang subyeknya mendahului predikat.

b. Kalimat Inverse adalah kalimat yang predikatnya mendahului obyek.

d. Berdasarkan jumlah inti yang membentuknya

a. Kalimat Minor ialah kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti atau unsur pusat.

b. Kalimat Mayor ialah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti.

e. Berdasarkan pola-pola dasar

a. Kalimat Inti ialah kalimat yang memiliki cirri terdiri dari dua kata, berpola S-P, dan intonasinya netral.

b. Kalimat Luas ialah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata- kata baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata.

c. Kalimat Ttanspormasi ialah kalimat inti yang sudah mengalami perubahan baik berupa penambahan kata maupun perbanyak unsur inti.

f. Berdasarkan jumlah kontur yang terdapat di dalamnya 1. Kalimat Minim (hanya mengandung satu kontur) 2. Kalimat Panjang (mengandung lebih dari satu kontur)

Kontur adalah bagian arus ujaran yang diapit oleh kedua kesenyapan.

g. Berdasarkan jumlah klausa yang terkandung di dalamnya.

A. Kalimat Tunggal adalah kalimat yang hanya mengandung satu klausa/satu pola S-P.

B. Kalimat Majemuk adalah kalimat yang mengandung lebih dari satu klausa/lebih dari satu pola S-P.

h. Berdasarkan Pengucapannya

a. Kalimat Langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang.

(9)

b. Kalimat Tak Langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang lain.

Kemampuan Menyusun Kalimat

Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti sanggup melakukan sesuatu.Jadi yang dimaksud dengan kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan untuk melakukan sesuatu kepintaran, bakat dan kekuatan mental.

Menurut poerwadarmita (1985:628) mengatakan bahwa kemampuan diartikan sebagai kesanggupan atau kecakapan untuk melakukan sesuatu.

Pentingnya Kemampuan Menyusun Kalimat

Kalimat merupakan suatu bentuk bahasa yang disusun berdasarkan gagasan-gagasan seseorang atau penutur secara terbuka untuk dikomunikasikan kepada orang lain. Untuk dapat berkomunikasi menggunakan kalimat yang baik dan mudah di pahami, maka penutur atau seseorang harus memahami bagaimana cara membuat dan menyusun kata-kata menjadi sebuah kalimat yang efektif.

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang dimaksud penulis/pembicara

(http://readone82.blogdetik.com/2009/08/kalimat-efektif/).

Kalimat yang efektif memiliki kemampuan atau tenaga untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca identik dengan apa yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.

Dengan demikian jelaslah bahwa kemampuan menyusun kalimat sangat penting bagi seseorang, dengan menguasai susunan kalimat yang benar seseorang akan mampu dan bias menggunakan kalimat yang baik dan efektif dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan terlebih dalam hal ini kemampuan membuat kalimat atau menyusun kalimat Bahasa Indonesia.

Langkah-langkah menyusun kalimat sederhana di kelas III - Perhatikan beberapa kartu kata yang tersedia

- Ambilah kata yang termasuk subyek, subyek disini bisa berisi nama orang, nama binatang.

(10)

- Setelah itu carilah predikat, predikat merupakan unsur yang membicarakan atau menjelaskan pokok kalimat atau subjek.

- Kemudian memilih objek yang merupakan pelengkap dari predikat - Terakhir menentukan kata keterangan ( waktu, tempat ) – keterangan

merupakan unsur kalimat yang memberikan keterangan kepada seluruh kalimat.

- Susunlah sebuah kalimat yang memiliki subyek, predikat, objek, keterangan dengan menggunakan kartu

Pengertian Kartu Kata

Dalam kata “ Kartu kata” terdiri dari dua kata,yaitu “kartu” dan

“kata”.Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka (1989:392), kartu artinya kertas tebal berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan, hamper sama dengan karcis), sedangkan “kata” artinya unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa atau satuan (unsur) bahwa yang terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas.

Kegunaan Kartu Kata

Dalam pembelajaran di sekolah dasar, kartu kata disajikan dalam bentuk yang sangat sederhana. Hal ini disesuaikan dengan tingkat usia dan kematangan berfikir siswa. Adapun guna dari kartu kata untuk mengembangkan daya pikir dan menghubungkan kata yang sudah diperoleh, didengar dan diucapkan sebelumnya dengan tulisan dalam bentuk kartu kata.

Menurut Conny R Semiawan (Jalal,2002:16) permaianan adalah aktifitas yang dipilih sendiri oleh anak karena menyenangkan, bukan karena hadiah atau pujian.Permaianan dengan kartu kata tidak hanya menarik tetapi jika diterapkan dengan baik, permaianan tersebut juga memberikan kelancaran pada siswa untuk mempraktekan berbicara atau berkomunikasi. Apabila seorang siswa sedang melakukan permainan dengan kartu kata, siswa tersebut akan merasa terlibat, senang, berusaha mengatasi kesukaran yang dihadapinya, tanpa merasakan waktu yang telah dilalui.

(11)

Teknik Memainkan

a. Guru menanyakan beberapa kata yang terkait dengan kegiatan siswa dirumah. Setiap kata yang disebutkan siswa, guru menempel kartu kata dipapan tulis.

b. Selanjutnya, guru menugasi beberapa siswa untuk memilih beberapa kata yang tertempel dipapan kemudian mencari pasangannya.

c. Setelah itu siswa diminta menyusnnya menjadi satu kalimat sederhana.

Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “ Jika guru menggunakan metode permainan kartu kata maka kemampuan siswa menyusun kalimat sederhana di kelas III SDN 1 Kabila akan meningkat”.

Indikator Kinerja

Yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah jika rata-rata peningkatan kemampuan siswa menyusun kalimat sederhana di kelas III SDN 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango mencapai 75% dengan menggunakan permaianan kartu kata meningkat.

METODE PENELITIAN Latar Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN I Kabila Kabipaten Bone Bolango.

Sekolah ini didirikan pada tahun 1976 dan di pugar pada tahun 2006.

SDN I Kabila terletak di kelurahan Oluhuta Kecamatan Kabila merupakan salah satu sekolah yang ada di wilayah Kabupaten Bone Bolango yang dipimpin oleh Ibu Ulfa Miolo.dengan luas bangunan 833 m2 dan luas tanah 2.143 m2 dan mempunyai 7 ruang kelas,1 dewan guru,1 ruang uks,1 ruang pertemuan guru,dan 1 ruang perpustakaan.Terletak di jalan Sawah Besar pada lintasan kecamatan,sebelah timur berbatasan dengan lapangan likada kabila,sebelah selatan berbatasan dengan areal persawahan,sebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk.

Karakreristik Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 1 Kabila tahun ajaran 2013/2014,dengan jumlah siswa sebanyak 21orang siswa yang terdiri dari 12

(12)

orang laki-laki dan 9 orang perempuan.Dan memiliki usia rata-rata 8-9 tahun.Adapun alasan peneliti memilih kelas III untuk dijadikan penelitian karena kelas ini kurang lebih kemampuan belajarnya masih rendah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran menyusun kalimat sederhana.

Prosedur penelitian

Penelitian ini direencanakan berlangsung dalam dua siklus. Penelitian tindakan dilaksanakan pada beberapa tahap, yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap pemantauan dan evaluasi, dan (4) tahap analisis refleksi

 Tahap Persiapan

 Tahap Pelaksanaan Tindakan

 Tahap Pengamatan dan Evaluasi

 Tahap Analisis dan Refleksi Teknik Pengumpulan Data

 Observasi

 Tes

 Dokumentasi Teknik Analisis Data

1. Data hasil observasi kegiatan guru 2. Data aktifitas siswa pada pembelajaran 3. Data hasil belajar

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

Kegiatan Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus 1

Pengamatan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran siklus 1 dilakukan dalam 4 hal, yaitu kemampuan memilih kartu kata, kemampuan menyusun kartu kata menjadi kalimat, kemampuan menyusun kalimat, kemampuan memainkan kartu kata. Berdasarkan hasil analisis data setelah dilakukan pembelajaran siklus 1, terjadi kenaikan prestasi siswa dibandingkan dengan pelaksanaan pembelajaran pada tahap observasi awal. Kenaikan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a) kemampuan memilih kartu kata, terdapat 9siswa dari 21 siswa yang mampu (42,85%), b) kemampuan menyusun kartu kata menjadi kalimat 12 siswa dari 21 siswa yang mampu (57,14%), c) kemampuan menyusun kalimat terdapat 14 siswa

(13)

dari 21 siswa yang mampu (66,66%), d) kemampuan memainkan kartu kata terdapat 10 siswa dari 21 siswa yang mampu (47,61%).

Tabel Hasil Rekapitulasi Pengamatan Keterampilan Menyusun Kalimat Sederhana Melalui Permainan Kartu Kata dari aspek siswa pada siklus 1

No Aspek yang diamati Aspek yang dinilai Jumlah Persentase

1 Kemampuan memilih kartu kata

Mampu 9 42.85 %

Kurang mampu 8 38.09 % Tidak mampu 4 19.04 %

2 Kemampuan menyusun kartu kata menjadi kalimat

Mampu 12 57.14 %

Kurang mampu 5 23.80 % Tidak mampu 4 19.04 %

3 Kemampuan menyusun kalimat sederhana

Mampu 14 66.66 %

Kurang mampu 4 19.04 % Tidak mampu 3 14.28 %

4

Kemampuan memainkan kartu kata

Mampu 10 47.61%

Kurang mampu 6 28,57%

Tidak mampu 5 23,80%

Berdasarkan penilaian terhadap hasil belajar siswa pada tabel diatas, dengan jumlah siswa 21 orang, terlihat pada masing-masing aspek antara Kemampuan memilih kartu kata yang mampu 42.85 %, kurang mampu 38.09 %, dan tidak mampu 19.09 %. Kemampuan menyusun kartu kata menjadi kalimat yang mampu 57.14 %, tidak mampu 23.80 %, dan kurang mampu 19.04 %.

Kemampuan menyusun kalimat yang mampu 66.66 %, tidak mampu 19.04 %, dan

(14)

yang kurang mampu14.28 %. Kemampuan memainkan kartu kata yang mampu 47,61%, kurang mampu 28,57%, tidak mampu 23,80% Rata-rata kemampuan siswa dilihat dari data tersebut adalah 53.56 %. Dari hasil tersebut sudah ada peningkatan, tetapi masih dibawah kriteria. Oleh sebab itu dipersiapkan kembali proses pelaksanaan pembelajaran berikutnya, yaitu siklus II.

Tabel Hasil Rekapitulasi Pengamatan Keterampilan Menyusun Kalimat Sederhana Melalui Permainan Kartu Kata dari aspek siswapada Siklus II

NO Aspek yang diamati Aspek yang dinilai Jumlah Persentase

1 Kemampuan memilih kartu kata

Mampu 17 80.95 %

Kurang mampu 4 19.04 %

Tidak mampu -

2 Kemampuan menyusun kartu kata menjadi kalimat

Mampu 18 85.71 %

Kurang mampu 2 9.52 %

Tidak mampu 1 4.76 %

3 Kemampuan menyusun kalimat sederhana

Mampu 19 90.47 %

Kurang mampu 1 4.76 %

Tidak mampu 1 4.76 %

4 Kemampuan memainkan kartu kata

Mampu 20 95,23%

Kurang mampu 1 4.76%

Tidak mampu -

Berdasarkan penilaian terhadap hasil belajar siswa pada tabel diatas, dengan jumlah siswa 21 siswa orang, terlihat pada masing-masing aspek yakni ; a) kemampuan memilih kartu kata, 17 siswa dari 21 siswa pada kategori mampu ( 80.95 % ) sedangkan 4 siswa ( 19.04 % ) pada kategori tidak mampu, dan 0 siswa

(15)

pada kategori tidak mampu. b) kemampuan menyusun kartu kata menjadi kalimat, 18 siswa ( 85.71 % ) pada kategori mampu, sedangkan 2 siswa ( 9.52 %) pada kategori kurang mampu, dan 1 siswa ( 4.76 % ) pada kategori tidak mampu, kemampuan menyusun kalimat, 19 siswa ( 90.47 % ) pada kategori mampu, sedangkan 1 siswa ( 4.76 % ) tidak mampu, dan 1 siswa ( 4.76 % ) pada kategori kurang mampu. d) kemampuan memainkan kartu kata,20 siswa (95,23%) kategori mampu, sedangkan 1 siswa (4.76%) pada kategori kurang mampu, dan 0 siswa pada kategori tidak mampu.Rata-rata kemampuan menyusun kalimat sederhana pada siklus II ini adalah 88,09%

Tabel Rekapitulasi kemampuan siswa menyusun kalimat sederhana dari siklus 1 sampai siklus II

NO Kemampuan Menyusun

Kalimat Sederhana Siklus 1 Siklus II

1 Mampu 53,56 % 88,09 %

2 Kurang Mampu 27,37 % 9,52 %

3 Tidak Mampu 19,04 % 2,23 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kemampuan menyusun kalimat sederhana pada siklus 1 kategori mampu 53,56 %, kurang mampu 27,37 %, tidak mampu 19,04 %. Pada siklus II persentase kenaikan sangat menonjol yakni terjadi kenaikan dari siklus 1 yaitu 88,09% kategori mampu, 9,52 % kurang mampu, dan 2,23% kategori tidak mampu.

Data di atas menunjukan bahwa hipotesis penelitian tindakan yakni “ Jika guru menggunakan metode permainan kartu kata maka kemampuan siswa menyusun kalimat sederhana di kelas III SDN 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango akan meningkat”, dapat diterima.

Terkait dengan temuan ini maka metode permainan kartu kata dapat diterapkan sebagai salah satu pendekatan dalam pembelajaran menyusun kalimat pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas III SD. Melalui metode permainan

(16)

kartu kata diharapkan siswa lebih termotivasi dalam belajar yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan menyusun kalimat sederhana.

Simpulan

Setelah melihat hasil yang dicapai siswa pada pembelajaran siklus 1 dan siklus II, dapat disimpulkan bahwa Kemampuan Menyusun Kalimat Sederhana meningkatdari tahap pelaksanaan pembelajaran Siklus 1, 53,56 % kriteria menjadi 88.09 % kriteria. Pencapaian hasil ini merupakan indikator bahwa penerapan metode permainan kartu kata pada pembelajaran materi menyusun kalimat sederhana siswa kelas III SDN 1 Kabila, telah meningkatkan prestasi siswa.

Dengan demikian dalam pembelajaran menyusun kalimat sederhana dapat menerapkan metode permainan kartu kata.

Saran

Berdasarkan deskripsi hasil dan pembahasan bab 1V serta kesimpulan diatas dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, maka perlu ditempuh berbagai upaya untuk mengatasi berbagai macam permasalahan pembelajaran. Upaya- upaya tersebut dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai media atau metode pembelajaran yang cocok dengan karakteristik siswa dan materi yang diajarkan.

2. Kreatifitas dan inovasi seorang guru perlu dikembangkan dalam rangka mengelolah pembelajaran sebaik mungkin sehingga permasalahan- permasalahan yang timbul dalam proses belajar mengajar dapat diatasi dengan baik dan tuntas.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadia, Sabarti dkk.2008. Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Direktorat Jendral Depdikbud. 2009.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Mulyati,Yeti,dkk. 2007.Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta:

Universisitas Terbuka.

Santosa,Puji. 2007. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:

(17)

Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih, 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Yogyakarta: PAS

Poerwadarmita, W.J.S. 1976s. Jakarta:P.N. Balai Pustaka.

M. Muliono, Hasan Alwi, Sujono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia edisi ke tiga. Balai Pustaka. Jakarta. 2000.

Dedi Sugono. Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Puspa Suara.

A Widya Martaya. Seni Menggayakan Kalimat. Kanisius. 1990

Alwi.2001.”http://rafikoh.blogspot.com/2012/11/pengertiankalimatdanunsur.html.

Di akses pada tanggal 5 januari 2014”

Saud dan Rukmana (2006:3),www.trigonalworld.com/2013/04/hakikat- pembelajaran-bahasa-indonesia.html. Di akses pada tanggal 10 januari 2014.

Gambar

Tabel  Hasil  Rekapitulasi  Pengamatan  Keterampilan  Menyusun  Kalimat  Sederhana Melalui Permainan Kartu Kata dari aspek siswa pada siklus 1
Tabel  Hasil  Rekapitulasi  Pengamatan  Keterampilan    Menyusun  Kalimat  Sederhana Melalui Permainan Kartu Kata dari aspek siswapada Siklus II
Tabel  Rekapitulasi  kemampuan  siswa  menyusun  kalimat  sederhana  dari  siklus 1 sampai siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Motivasi ekstrinsik warga belajar mengikuti program paket B di PKBM Pelita Riau dilihat dari sub indikator motivasi ekstrinsik tergolong tinggi yang terdiri

BAB III ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Uji Reliabilitas Penelitian ... Hasil Uji Reliabilitas Sub Unit Analisis Faktualitas ... Hasil Uji Reliabilitas Sub Unit Analisis Akurasi ...

bersyarat, IFC masih mempunyai saham yang belum terbeli (i) IFC dapat menjual seluruh atau sebagian saham yang tidak terbeli tersebut kepada pihak ketiga sesuai dengan pilihannya

Pada kedua peta tersebut, tinggi Hilal adalah besar sudut yang dinyatakan dari posisi proyeksi Bulan di Horizon-teramati hingga ke posisi pusat piringan Bulan berada.. Tinggi

Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang gambaran Keragaan Peternakan Babi yang dilakukan oleh OAP di Distrik Wanggar, Kabupaten Nabire yang dapat digunakan

Adapun keadaan siswa di SDN I Kabila Kabupaten Bone Bolango dapat dilihat pada tabel berikut ini.. Materi pembagian bilangan cacah ini sudah diajarkan pada siswa kelas II semester

Dari hasil penelitian upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kemampuan siswa membagi bilangan cacah yaitu dengan memberikan penjelasan tentang pembagian,

Secara denotatif, memperlihatkan konstruksi realitas berupa host yang berperan sebagai manusia purba; secara konotatif, memperlihatkan upaya untuk mengintervensi