• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "4. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

4. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Hasil Penelitian

Data penelitian diperoleh dengan proses pembagian kuesioner yang diberikan kepada responden Yamaha secara langsung guna mendapatkan data yang dibutuhkan.

Hasil olah data yang sudah diperoleh dari kuesioner akan dijelaskan di bawah.

4.1.1 Deskriptif Profil Responden

Kuesioner penelitian diberikan kepada konsumen yang sudah menggunakan motor Yamaha yang menjadi sampel penelitian. Di bawah ini akan dijelaskan deskriptif profil yang menjadi responden penelitian, meliputi jenis kelamin.

Tabel 4.1. Hasil Uji Frekuensi Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Pria 65 65

Wanita 35 35

Total 100 100,0

Berdasarkan Tabel 4.1. dapat diketahui bahwa responden dengan jenis kelamin pria yaitu sebanyak 65 orang (65%) dari total keseluruhan responden, sedangkan responden dengan jenis kelamin wanita yaitu sebanyak 35 orang (35%).

Hasil ini memberikan informasi bahwa konsumen Yamaha menjadi sampel dan memberi kontribusi dalam penelitian lebih banyak berjenis kelamin pria dibandingkan jenis kelamin wanita.

4.1.2 Deskriptif Jawaban Responden

Pada analisis deskripsi ini akan dijelaskan jawaban responden pada masing- masing item pernyataan dan data pada variabel penelitian yaitu Brand Performance (X), Competitive Advantage (Y1), Customer Engagament (Y2) dan Repet Purchase

(2)

(Z1). Dalam bagian analisa deskriptif ini akan dijelaskan secara deskriptif jawaban dari setiap responden berdasarkan pengumpulan data dan analisa dari 100 kuesioner.

4.1.3 Deskriptif Variabel Brand Performance

Berikut adalah deskripsi jawaban responden mengenai Brand Performance:

Variabel Brand Performance dalam penelitian ini meliputi empat dimensi pengukuran, yaitu dimensi product Advantage,Service Peformance,Customer Care,Customer Delight. Setiap dimensi memiliki 3 indikator, berikut analisa deskriptif mengenai Brand Perfomance:

Tabel 4.2. Hasil Uji Deskriptif Variabel Brand Performance Tiap Indikator dan Keseluruhan Analisa hasil dimensi Product Performance

Indikator Jawaban

Mean Std.

Dev.

STS TS N S SS

Suspensi motor saya

nyaman (X1.1) 8 8 52 29 3 3,11 0,898

Akselerasi motor saya

cepat (X1.2) 3 5 58 28 6 3,29 0,782

Pengamanan kunci motor

saya bagus (X1.3) 1 5 32 46 16 3,71 0,832

Dari Tabel 4.2. Dimensi Product Advantage mencerminkan keunggulan cara kerja produk yamaha. Pada Tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa nilai mean terbesar dapat ditemui pada indikator X1.3 sebesar 3.71. Nilai ini menjelaskan bahwa mayoritas responden setuju terhadap pertanyaan mengenai pengamanan kunci motor yang bagus sehingga tidak gampang dibobol atau dirusak oleh maling. Karena menurut konsumen pengamanan pada kunci motor sangat penting apalagi jika motor sedang booming atau mempunyai harga yang sangat mahal. Oleh sebab itu konsumen mengatakan bahwa pengamanan kunci sepeda motor pada Yamaha sudah baik.

(3)

Indikator X1.2 memiliki nilai rata – rata sebesar 3.29 yang menunjukan bahwa rata – rata responden merasa bahwa akselerasi motor yang diberikan Yamaha cepat. Hal itu terbukti terhadap pesaing yamaha yaitu Honda. Untuk keiritan motor Honda adalah nomer satu tapi untuk kecepatan dan kehandalan banyak konsumen yang mengatakan bahwa Yamaha lebih nomer satu. Oleh sebab itu banyak konsumen yang mengatakan bahwa keunggulan motor Yamaha didalam kinerja produknya adalah didalam pengamanan kunci motor yang bagus. Hal ini terbukti pada mean yang terbesar pada indicator X1.3

Indikator X1.1 memiliki nilai mean yang terendah pada angka 3.11 yang berarti bahwa secara umum konsumen kurang merasa nyaman terhadap motor Yamaha. Hal itu dapat dibuktikan bahwa ada beberapa customer berbicara bahwa salah satu produk Yamaha yaitu Yamaha force akan mengeluarkan suara mesin yang berisik jika kendaraan berkecepatan tinggi dan kebanyakan produk Yamaha mempunyai lubang kunci yang ada dibelakang dan itu membuat tidak nyaman.

Tabel 4.2.1 Analisa hasil deskriptif dimensi Service Performance

Indikator Jawaban

Mean Std.

Dev.

STS TS N S SS

Yamaha memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap (X1.21)

5 2 36 48 9 3,54 0,881

Transaksi pembayaran mudah dan lengkap mulai dari kredit,debit dan tunai (X1.22)

1 3 46 40 10 3,55 0,757

Pelayanan transaksi pembelian mulai dari awal hingga akhir

3 2 26 53 16 3,77 0,851

(4)

memuaskan (X1.23)

Service Performance menunjukkan pelayananan yang diterima oleh konsumen itu sendiri dan menilai kualitas dari pelayanan yang benar-benar mereka rasakan.

Tabel 4.2.1 memberikan gambaran bahwa ketiga indikator dari dimensi Service Performance memiliki nilai mean yang tinggi. Hal ini berarti responden sudah mengakui bahwa yamaha mampu memberikan layanan baik serta cepat dan tanggap dalam menjawab kebutuhan konsumen. Karena Yamaha ingin mempunyai kualitas pelayanan yang lebih baik dari pesaingnya maka Yamaha berusaha mengoptimalkan usahanya dibidang pelayanan.

Nilai rata – rata tertinggi dimiliki oleh indikator X1.23 yaitu sebesar 3.77. Hal ini dapat dikatakan bahwa konsumen merasa puas terhadap layanan yang diberikan.

Yamaha sangat mementingkan konsumennya dari segi layanan sehingga Yamaha merasa konsumen perlu terlibat dalam aktivitas yang diselenggaraka.Untuk memuaskan kepentingan konsumen,Yamaha mempunyai frontlines yang baik (sales counter, service counter, dan spare part counter) adalah garda terdepan dalam pemasaran produk otomotif. Pasalnya, mereka lah yang langsung berhadapan dengan konsumen. Kecakapan pengetahuan, penyampaian informasi yang tepat, pelayanan yang memuaskan kepada konsumen adalah bagian dari syarat yang harus dimiliki frontlines. Yamaha membuat sebuah progam yang diberi nama CCS atau Customer &

Community Satisfaction (kepuasan pelanggan). Ccs ini bertujuan agar setiap aktivitas yang dilakukan oleh sales counter, service counter, spare part counter, dan salesman yang merupakan jembatan penghubung antara Yamaha dengan customer.

Selain itu, indikator X1.21 juga memiliki tingkat rata – rata yang besar yaitu 3.54 yang menjelaskan bahwa responden juga setuju terhadap pernyataan bahwa Yamaha memberikan layanan yang cepat dan tanggap. Frontlines Yamaha mampu memelihara hubungan yang baik dengan konsumen, hal ini bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan Yamaha. "Di dealer Yamaha,frontlines

(5)

biasanya punya data, mana pembeli baru dan berapa yang sudah 2-3 kali beli (motor).

Inilah yang di maintenance oleh perusahaan, caranya mengedukasi dan memberdayakan terus Frontline, dan mereka juga dituntut juga mampu menguasai produk-produk sehingga jika ada customer yang kesusahan terhadap informasi produk maka pihak frontline akan langsung membantu. Indikator ini didukung pula dengan nilai indikator X1.22 yaitu didalam transaksi pembayaran dilakukan system yang cepat dalam pembayaran sehingga customer tidak perlu mengantri lama dan transaksi pembayaran nya dipermudah bias melalui kredit,debet atau cash.

Dari ketiga pernyataan ini ditarik kesimpulan bahwa Yamaha memegang komitmenya yang mengkedapankan bahwa Yamaha harus mempunyai excellent service/service yang bagus guna untuk memuaskan konsumennya.

Tabel 4.2.2 Analisa Deskriptif dimensi Customer Care

Indikator Jawaban

Mean Std.

Dev.

STS TS N S SS

Layanan customer care Yamaha

efektif (X1.31) 6 3 44 42 5 3,37 0,872

Transaksi pembayaran mudah dan lengkap mulai dari kredit,debit dan tunai (X1.32)

1 5 46 37 11 3,52 0,797

Kinerja teknisi Yamaha handal dan ahli dalam bidangnya (X1.33)

1 4 34 46 15 3,7 0,810

Customer Care merupakan kemampuan Yamaha untuk menyediakan layanan kepada pelanggannya melalui telepon atau face to face untuk bertujuan menjawab keluhan atau informasi yang pelanggan ingin tau. Tabel 4.2.2 menjelaskan bahwa ketiga indikator diatas memiliki hubungan yang kuat satu sama lain. Hal ini terbukti dengan nilai mean yang tidak jauh berbeda yaitu X1.31 sebesar 3.37, X1.32 sebesar 3.52, dan X1.23 sebesar 3.7. Ketiga indikator ini memberikan gambaran bahwa Yamaha memiliki customer care yang sudah dianggap baik oleh pelanggannya.

(6)

Yamaha memiliki customer care yang baik,salah satu contohnya adalah di ANUGERAH MOTOR NGANGGELyang berada di jalan raya nganggel no 209 mempunyai layanan yang sangat baik. Mulai dari pegawai menyambut sangat ramah,tekhnisi yang handal dan bersetifikat serta layanan yang memuaskan karena pelanggan dapat mengambil air putih secara gratis dan jika melakukan servis berkala (tune up) dapat mencucikan motornya secara gratis

Indikator X1.31 menjelaskan bahwa layanan yang dilakukan Yamaha sangat memuaskan dan cepat dapat dilihat pada gambar diatas bahwa tekhnisi Yamaha adalah tekhnisi yang handal karena tekhnisi pekerja Yamaha harus melakukan pelatihan ulang jika mau bekerja di bengkel yamaha guna untuk membantu customer.

Hal ini didukung oleh Indikator X1.32 bahwa layanan Yamaha sangat baik,yaitu dengan mudahnya menemukan bengkel resmi Yamaha sehingga bila terjadi kerusakan pelanggan tidak perlu kesusahan untuk mencari bengkel Yamaha. Saat ini terdapat 54 bengkel resmi Yamaha yang ada disurabaya. Dan gmbar diatas adalah gambar salah satu bengkel di jalan nganggel. Karena bengkel Yamaha sudah tersedia diberbagai tempat guna untuk menyenangkan pelanggannya. Selain itu, indikator X1.33 memperkuat kedua indikator tersebut dimana menyatakan bahwa kinerja tekhnisi Yamaha handal dan ahli dalam bidangnya. Selain itu dalam menjawab kebutuhan customernya,pihak frontline juga memberikan pelayanan yang baik yaitu selalu tersenyum ramah.

(7)

Tabel 4.2.3 Analisa Deskriptif dimensi Customer Delight

Indikator Jawaban

Mean Std.

Dev.

STS TS N S SS

Harga motor Yamaha setara dengan manfaat yang diperoleh (X1.41)

6 5 33 52 4 3,43 0,890

Saya merasa puas dengan kualitas

motor yamaha (X1.42) 4 4 38 42 14 3,54 0,904

Saya merasa puas dengan keunggulan yang dijanjikan yamaha (X1.43)

2 4 33 47 14 3,67 0,841

Customer Delight merupakan kepuasan pelanggan terhadap kinerja produk,maksudnya adalah jika kinerja produk yang diharapkan oleh pelanggan lebih baik maka pelanggan akan merasa puas atau benar-benar puas. Sebaliknya jika kinerja produk kurang dari apa yang diharapkan pelanggan,maka pelanggan akan kecewa. Tabel 4.2.3 menjelaskan bahwa terdapat dua indikator yang sangat kuat berpengaruh antara yang satu dengan yang lainnya, yaitu indikator X1.41 dan X1.42 yang memiliki nilai mean yang hampir sama. Indikator X1.41 berbicara bahwa membeli motor Yamaha adalah worth it karena selain mempunyai kunci pengaman yang bagus,motor Yamaha dikenal dengan merek yang kuat jadi harga jual tidak terlalu turun seperti pesaingnya yaitu SUZUKI.

Didalam indicator X1.42 menjelaskan bahwa konsumen membeli motor Yamaha dapat dikatakan puas,karena membeli motor Yamaha dapat mendapatkan potongan diskon yang lumayan jika membeli di event yang diadakan Yamaha.

Sedangkan X1.43 membenarkan bahwa indicator X1.43 yaitu Yamaha memberikan keunggulan yang bagus. Dengan memiliki tekhnisi yang handal,juga gratis service berkala selama perjalanan masih dalam 5 km dan tempat bengkel Yamaha yang nyaman juga membuat customer merasa puas.

(8)

Secara keseluruhan kinerja merek dapat menunjukkan seberapa sukses sebuah merek berada didalam pasar dan bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan strategis sebuah merek (Ho, Merrilees, 2008). Oleh karena itu yang namanya performance bisa berlainan tergantung dari functional value yang dijanjikan oleh perusahaan

Berdasarkan Tabel 4.2.1 dapat diketahui bahwa Service Performance dinilai paling tinggi dalam hal Brand Performance, Yamaha memberikan pelayananan yang cepat dan tanggap sehingga konsumen dapat merasa puas.

Product Performance dinilai paling rendah karena dalam hal kecepatan memang Yamaha nomer satu tetapi jika dibandingkan dengan Honda untuk kategori bensin lebih irit pesaing Yamaha ini

Customer Care dinilai tinggi dalam hal pemimpin membantu konsumen untuk menyelesaikan masalah mereka.

Customer Delight dinilai paling tinggi kedua dalam hal performance.

Pelanggan merasa senang dengan nilai value yang diberikan produk Yamaha ini.

4.1.4 Deskriptif Variabel Competitive Advantage

Berikut adalah deskripsi jawaban responden mengenai Competitive Advantage:Variabel Competitive Advantage dalam penelitian ini meliputi tiga dimensi pengukuran, yaitu dimensi cost advantage, product advantage, dan service advantage. Setiap dimensi memiliki 3 indikator, berikut analisa deksriptif mengenai Competitive Advantage:

Tabel 4.3 Deskripsi Jawaban Responden terhadap Competitive Advantage:

Analisa deskriptif dimensi competitive advantage

Indikator Jawaban

Mean Std.

Dev.

STS TS N S SS

(9)

Harga motor Yamaha sesuai dengan kemampuan daya beli (Y1.1)

8 7 41 41 3 3,24 0,933

Harga motor Yamaha termasuk murah jika dibandingkan pesaing (Y1.2)

0 8 53 33 6 3,37 0,719

Harga motor Yamaha sesuai dengan kualitas yang diberikan (Y1.3)

2 5 38 38 17 3,63 0,895

Cost Advantage merupakan keunggulan yang dimiliki oleh Yamaha dalam segi biaya produksi dan berakibat pada biaya yang harus dikeluarkan oleh pelanggan untuk mendapatkan produk dan layanan pada Yamaha. Yamaha masih bisa menjadi merek terbesar kedua di dalam dunia industry sepeda motor karena mempunyai harga yang sesuai dengan nilai yang dikeluarkan atribut ini. Indikator terkuat pada dimensi cost advantages indikator Y1.3 dengan nilai mean sebesar 3.63. Pelanggan merasa harga produk yang diberikan sesuai dengan kualitasnya. Yamaha berani mengambil resiko, mengadu peruntungan dengan ‘mengambil peluang’ untuk meluncurkan skuter matic pertama di Indonesia: Yamaha Mio, pada tahun 2004. Langkah ini rupanya berjalan sukses dan berhasil menjadikan Yamaha sebagai pioner produk skutik, sekaligus merebut pasar Honda ketika itu. Keragu-raguan Honda untuk me- release skutik pertamanya ternyata harus dibayar mahal dengan semakin kuatnya image di masyarakat bahwa motor skutik adalah Yamaha Mio. Honda Vario yang dipasarkan setelah itu pun, cukup kesulitan dalam hal penjualannya dan tidak mampu mengatasi ketangguhan penjualan Yamaha Mio. Dilain sisi, Yamaha tengah menikmati hasil ‘peruntungannya’, serta dengan percaya diri memasang slogan

“Yang lain Makin ketinggalan”. Tetapi ada hambatan bagi Yamaha didalam indicator Y1.2 dengan nilai rata – rata 3.37 menggambarkan bahwa pelanggan belum

(10)

sepenuhnya meyakini bahwa harga produk dan layanan Yamaha lebih rendah dibandingkan dengan pesaing. Karena sekarang Honda makin gencar melakukan promo-promo diskon dan harga jual motor Honda jika dibandingkan Yamaha lebih tinggi harga motor Honda. Oleh sebab itu indicator ini mempunyai mean yang rendah. Meskipun pada indikator Y1.1 mereka menyatakan bahwa harga Yamaha sesuai dengan daya beli mereka. Tetapi menurut konsumen harga motor Yamaha seusai dengan nilai yang diberikan pada atribut motor ini.

Tabel 4.3.1 analisa deskriptif dimensi product advantage

Indikator Jawaban

Mean Std.

Dev.

STS TS N S SS

Design motor Yamaha

menarik (Y1.21) 10 3 36 45 6 3,34 1,007

Motor Yamaha

memiliki keunggulan pada mesin injeksi sehingga motor lebih jadi irit dari pesaing (Y1.22)

0 7 48 33 12 3,5 0,797

Saya puas dengan inovasi fitur motor yamaha (Y1.23)

3 3 32 49 13 3,66 0,855

Product Advantage merupakan keunggulan produk yang berhasil diciptakan Yamaha yang merupakan kelebihan dibanding pesaing. Indikator yang sangat berpengaruh dalam dimensi ini adalah indikator Y1.23 dengan nilai rata – rata sebesar 3.66. Yamaha selalu dinilai mempunyai inovasi secara terus menerus. Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya varian yang disediakan Yamaha sehingga membuat kinsmen merasa puas. Kemudian untuk keunggulan produk yamaha yang lain yaitu

(11)

penggunaan teknologi terbaru yang disematkan pada produk produk motor yamaha diantaranya Diasil Cylinder dan Forged Piston. Diasil sendiri adalah kepanjangan dari Die Alumunium Silicon yang berarti bagian silinder dari motor motor yang dibuat dari campuran bahan alumunium dan silincon.

Indikator Y1.22 memiliki mean kedua tertinggi pada angka 3.5 yang menjelaskan bahwa produk Yamaha memiliki keunggulan pada mesin injeksinya sehingga jika dibandingkan kompetitiro lain Yamaha masih lebih unggul.

Keunggulan dari produk Yamaha ini adalah mempunyai ketersediaan sparepart dan aksesoris yang melimpah. Sehingga bisa gampang ditemukan dibengkel kecil dan bengkel besar. Ini membuat konsumen merasa puas dan senang. Selain itu Yamaha mempunyai performa mesin yang baik. Yamaha juga memiliki kelebihan yaitu performa mesin motor dari produk produk pesaingnya. Hal itu dapat dibuktikan oleh konsumen setia yamaha dan juga konsumen yang mengklaim bahwa tenaga yang dihasilkan motor motor keluarga pabrikan yamaha memiliki keunggulan yang lebih di bandingkan dengan sepeda motor merek lainya atau rivalnya misalnya seperti honda, suzuki, kawasaki dan lain sebagainya. Walaupun secara keseluruhan motor yamaha ini memiliki performa yang baik pasti ada kekurangannya. Indikator dengan nilai mean terendah yaitu Y1.21 sebesar 3.34. Pernyataan ini berarti mengatakan bahwa Yamaha masih cukup kurang dalam hal design nya jika dibandingkan dengan kompetitornya.

Tabel 4.3.2 analisa deskriptif dimensi service advantage

Indikator Jawaban

Mean Std.

Dev.

STS TS N S SS

Saya puas dengan layanan customer center Yamaha (Y1.31)

9 4 37 45 5 3,33 0,974

(12)

Saya puas dengan fasilitas servis gratis motor yamaha (Y1.32)

3 1 42 43 11 3,58 0,818

Saya puas dengan fasilitas layanan yang diberikan yamaha (Y1.33)

2 4 34 47 14 3,67 0,841

Service Advantage merupakan keunggulaan pelayanan yang diberikan oleh yamaha terhadap pelanggan. Bagi pemilik kendaaraan bermotor,service merupakan hal yang sangat penting. Oleh sebab itu Yamaha menyediakan puluhan bengkel motor dan suku cadang asli yang tersedia. Banyak kelebihan yang ada di service bengkel Yamaha menurut Indikator Y1.33 memiliki nilai mean tertinggi sebesar 3.67.

Pelanggan sudah merasa puas dengan adanya fasilitas yang diberikan Yamaha sehingga dapat memudahkan mereka. Dengan mempunyai kehandalan tekhnisi konsumen Yamaha tidak perlu menjelaskan secara susah-susah kerusakan atau masalah apa yang dialami motornya. Dalam indikator Y1.32 mengatakan bahwa Yamaha memberikan layanan yang bagus dengan tarif dan harga service di bengkel Yamaha jelas dan transparan. Selain itu terdapat garansi jika kita membeli suku cadang dibengkel Yamaha. Indikator lain yang mempengaruhi dimensi ini adalah indikator Y1.31 dengan mean tertinggi yaitu 3,67. Service yang dilakukan Yamaha ini sangat membuat konsumen merasa puas. Hal itu dapat dipastikan dengan banyaknya benefit yang diberikan oleh Yamaha. Analisa deskriptif dari Competitive Advantage di Yamaha menunjukkan bahwa Yamaha memiliki keunggulan bersaing yang cukup baik dilihat dari service advantage. Yamaha hingga saat ini memiliki keunggulan bersaing dalam hal service yang sudah dirasakan oleh pelanggannya lebih baik dibandingkan pesaing lainnya.

Teori Competitive advantage mengatakan bahwa kita harus menciptakan barang yang mempunyai kualitas yang tinggi dan bagus sehingga bisa diterima di pasar market. Menurut (kaleka,2002) jika perusahaan mampu menciptakan nilai yang

(13)

lebih bagi pelanggan dapat mengungguli perusahaan pesaing. Untuk bisa menang dalam pasar kompetitif Yamaha menggunakan keunggulan bahwa perusahaan mampu memberikan manfaat yang sama seperti pesaing namun dengan biaya lebih rendah (cost advantage),serta memberikan produk yang memberikan value yang lebih agar konsumen merasa puas. Dan menyertakan service yang memuaskan yang dapat diberikan secara cepat dan tanggap.

Berdasarkan Tabel 4.3.3 dapat diketahui bahwa mean jawaban responden pada variabel Competitive Advantage dengan indicator service advantage paling tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat service diberikan Yamaha dengan sampel penelitian tergolong tinggi. Sedangkan mean paling rendah terdapat pada indicator cost advantage.

4.1.5 Deskriptif Variabel Customer Engagement

Berikut adalah deskripsi jawaban responden mengenai Customer Engagement: Variabel Customer Engagement dalam penelitian ini meliputi lima dimensi pengukuran, yaitu dimensi attention, enthusiasm, interaction, identification dan absortion. Setiap dimensi memiliki 3 indikator, berikut analisa deksriptif mengenai Customer Engagement:

GAMBAR 4.4 analisis deskriptif dimensi attention

Indikator Jawaban

Mean Std.

Dev.

STS TS N S SS

Saya tertarik dengan penambahan fitur inovasi motor yamaha (Y2.1)

8 3 43 43 4 3,32 0,919

Saya tertarik menggunakan fasilitas layanan yang ada pada yamaha (Y2.2)

1 5 53 39 2 3,36 0,569

(14)

Saya tertarik mengunjumgi promo bazaar yang diadakan yamaha (Y2.3)

2 2 42 44 10 3,58 0,780

Attention merupakan tingkat perhatian yang diberikan oleh pelanggan terhadap Yamaha. Dimensi ini dapat diukur dengan tiga indikator yang terdapat pada Tabel 4.4 diatas. Indikator dengan jumlah rata - rata tanggapan tertinggi adalah Y2.3 sebesar 3.58. Pelanggan mengakui bahwa mereka tertarik pada promo bazaar yang ditawarkan oleh Indosat Yamaha .konsumen merasa tertarik mengunjungi promo yang diadakan Yamaha pada bazaae2 karena mempunyai promo harga yang menarik.

Bentuk promo harga dan bundling yang diluncurkan oleh Yamaha diyakini sebagai hal yang mampu memperoleh perhatian lebih dari pelanggan terhadap Yamaha.

Sebagai contoh dibawah ini.

Yamaha mempunyai promo untuk Yamaha mio yaitu dapat membeli Yamaha mio tanpa menggunakan dp. Ini membuat para konsumen tertarik karena lebih dimudahkan lagi dalam membeli sepeda motor.

(15)

Indikator Y2.1 memiliki jumlah rata – rata yang paling rendah dengan mean nilai 3,32 meskipun Yamaha mempunyai promo yang menarik,tetapi kurangnya menarik desain Yamaha membuat konsumen lebih memikirkan lagi untuk membeli motor Yamaha. Yamaha sering melakukan inovasi tetapi konsumen sering kali tidak menyukai design yang diberikan oleh Yamaha. Oleh karena itu Yamaha perlu melakukan riset pasar ulang untuk melakukan inovasi pada fitur motornya.Indicator terendah kedua adalah Y2.2 dengan nilai mean 3,36. Pelanggan sebenarnya tertarik dengan fasilitas yang diberikan Yamaha tetapi sepertinya konsumen kurang menyukai pemeriksaan servis berkala sejauh 5 km. karena konsumen Yamaha merasa terkadang fasilitas yang diberikan oleh Honda lebih menarik daripada Yamaha.

Gambar 4.4.1 analisis deskriptif dimensi enthusiasm

Indikator Jawaban

Mean Std.

Dev.

STS TS N S SS

Saya antusias untuk mencoba menggunakan motor baru yang dikeluarkan yamaha (Y2.21)

9 2 50 35 4 3,23 0,919

Saya antusias untuk membeli tipe motor Yamaha yang berbeda (Y2.22)

1 2 52 39 6 3,47 0,668

Saya lebih memilih servis dibengkel resmi Yamaha (Y2.23)

2 1 40 44 13 3,65 0,796

Enthusiasm merupakan tingkat excitement yang dimiliki oleh pelanggan terhadap Yamaha. Indikator Y2.23 memiliki nilai setuju yang terbesar dibanding

(16)

yang lain dengan total 3,65. Pelanggan merasa lebih antusias jika servis dibengkel resmi Yamaha dikarenakan pelanggan hanya perlu membayar suku cadang yang rusak dan service nya gratis. Serta dibengkel Yamaha sendiri mempunyai tempat menunggu yang nyaman.

Indikator Y2.22 memiliki nilai mean kedua terbesar dari indikator diatas dalam dimensi ini yaitu sebesar 3.47 dengan total tanggapan tidak setuju yaitu sebesar 2%. Hal ini menjelaskan bahwa pelanggan merasa bersemangat apabila Yamaha meluncurkan produk baru. Karena Yamaha mempunyai system kecepatan yang handal sehingga membuat konsumen ingin mencobanya. Indikator ini menggambarkan bahwa sebagian besar pelanggan merasa exited setiap kali Yamaha meluncurkan produk baru. Hal ini bisa berarti pelanggan akan mencari informasi mengenai produk baru tersebut atau akan mencoba produk baru tersebut ketika sudah diluncurkan. Pelanggan merasa bahwa jika Yamaha meluncurkan produk baru mereka memiliki harapan bahwa produk tersebut dapat berkualitas.

Namun demikian, indikator Y2.21 yang menyatakan bahwa pelanggan berantusias ingin menggunakan motor baru yamaha memiliki jawaban netral dan tidak setuju sbesar 50% persen dan 2% hal ini menyatakan bahwa setiap Yamaha meluncurkan produk baru. Pelanggan berantusias untuk mencobanya.

(17)

Gambar 4.4.2 analisis deskriptif dimensi interaction

Indikator Jawaban

Mean Std.

Dev.

STS TS N S SS

Saya ikut dalam komunitas

grup motor yamaha (Y2.31) 1 11 42 42 4 3,37 0,774 Saya menjadi anggota dalam

motor yamaha (Y2.32) 1 1 54 35 9 3,5 0,717

Menyebarkan kesan positif tentang Yamaha pada orng lain (Y2.33)

0 1 41 48 10 3,67 0,667

Interaction memiliki arti bahwa pelanggan ikut berpartisipasi serta menjalin hubungan dengan Yamaha atau dengan pelanggan Yamaha lainnya diluar melakukan kegiatan transaksi jual beli. Indikator terkuat dalam dimensi ini adalah indikator Y2.23 dengan jumlah rata – rata sebesar 3.67 yaitu akan memberikan kesan yang positif terhadap yamaha. Pelanggan merasa puas terhadap produk dan layanan yang diberikan Yamaha sehingga merkea ikut serta berkata positif dengan produk yang mereka senangi. Indikator Y2.32 memperkuat indikator Y2.31 diatas dengan nilai mean sebesar 3,5 yang berarti pelanggan tertarik ikut dalam komunitas grup motor Yamaha sehingga dapat memberikan informasi yang ada dan saling bertukar pendapat mengenai opini merkea mengenai Yamaha. Konsumen Yamaha dengan konsumen Yamaha lainnya juga sering melakukan aksi touring bersama.

Gambar 4.4.3 analisis deskriptif idenitification

Indikator Jawaban

Mean Std.

Dev.

STS TS N S SS

Motor Yamaha saya

tangguh (Y2.41) 8 2 36 52 2 3,38 0,896

(18)

Motor Yamaha saya

dinamis (Y2.42) 2 1 47 45 5 3,5 0,703

Motor Yamaha saya

energik (Y2.43) 2 2 32 51 13 3,71 0,795

Identification yaitu tingkat kesatuan yang dimiliki oleh pelanggan terhadap Yamaha, sejauh apa pelanggan merasa perusahaan menjadi bagian dalam dirinya. Hal ini bisa dilihat dari Tabel 4.3.3 diatas yang menunjukkan tingkat perasaan memiliki pelanggan terhadap Yamaha. Indikator Y2.43 memiliki nilai rata – rata tertinggi yaitu 3.71. Tingkat identification yang dirasakan oleh pelanggan terkuat adalah pelanggan merasa bahwa Yamaha mempunyai kualifikasi motor yang energik.

Indikator Y2.42 memiliki mean kedua tertinggi dengan angka 3.5 yang mengambarkan bahwa Yamaha mampu menggambarkan pribadi pelanggan yang berhasil. Hal ini menyatakan bahwa pelanggan Yamaha memiliki keyakinan bahwa Yamaha memupunyai motor yang dinamis.

Gambar 4.4.4 analisi deskriptif absorption

Indikator Jawaban

Mean Std.

Dev.

STS TS N S SS

Saya bangga menggunakan

motor yamaha (Y2.51) 8 1 36 49 6 3,44 0,935 Saya lebih merasa Nyman

dan aman bila

menggunakan motor yamha (Y2.52)

1 2 38 45 14 3,69 0,774

(19)

Absortion merupakan keadaan psikologis yang mempengaruhi pelanggan terhadap Yamaha. Nilai rata – rata paling tinggi adalah y2.52 dimana pelanggan merasa nyaman dan aman saat menggunakan motor Yamaha. Karena Yamaha selalu memperdulikan keselamatan pelanggannya. Dan nilai rata2 terndah adalah y2.51 bahwa pelanggan merasa bangga saat menggunakan motor Yamaha.

Keterlibatan pelanggan muncul sebagai tindakan atau lebih tepatnya perilaku.

Pelanggan terlibat akan melakukan tindakan tertentu demi mempertahankan merek yang mereka senangi. Keterlibatan pelanggan dapat dikatakan sebagai "hubungan jangka panjang yang intim dengan pelanggan" namun terkadang juga perlu diperhatikan bahwa keterlibatan pelanggan digunakan untuk menggambarkan pemasaran, kepuasan, retensi, dan loyalitas (EIU, 2007b).

Menurut tabel 4.7. konsumen merasa puas atau merasa bangga jika menggunakan brand Yamaha hal itu dapat dibuktikan pada indicator Absorption dengan mean paling tinggi yaitu 3,56 sedangkan mean paling rendah terdapat pada indicator Attention dengan mean 3,41

4.1.6 Deskriptif Variabel Repeat Purchase

Berikut adalah deskripsi jawaban responden mengenai Repeat Purchase:

Variabel repeat purchase dalam penelitian ini meliputi tiga dimensi pengukuran, yaitu dimensi commitmen, trust, dan loyal. Setiap dimensi memiliki 3 indikator.

Tabel 4.5. deskriptif Repeat Purchase

Indikator Jawaban

Mean Std.

Dev.

STS TS N S SS

Saya berkomitmen untuk mrlakukan pembelian ulang (z1.1)

3 2 42 43 10 3,55 0,821

(20)

Saya berkomitmen menjadi

pelanggan setia (Z1.2) 5 6 44 39 6 3,35 0,880 Saya akan mengatakan hal-

hal positif mengenai produk ymaha terhadap teman-tenab dan keluarga (Z1.3)

1 3 44 39 13 3,6 0,791

Dimensi pertama dari repeat purchase adalah comitment yang berarti pelanggan akan menceritakan berkomitmen terhadap Yamaha . Dari hasil pada Tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa nilai mean dari Z1.3 sebesar 3.6 dan tak beda jauh adalah dari Z1.1 sebesar 3.55 yang berarti pelanggan lebih setuju untuk menceritakan manfaat Yamaha kepada keluarga dan kerabat.

Gambar 4.5.1 analisis deskriptif trust

Indikator Jawaban

Mean Std.

Dev.

STS TS N S SS

Saya yakin dengan semua kualitas motor Yamaha (z1.21)

6 3 50 30 11 3,37 0,939

Saya beyakin dengan kualitas layanan Yamaha (Z1.22)

5 3 48 30 10 3,35 0,880

Saya yakin dengan janji yang ditawrkan yamaha (Z1.23)

1 3 44 39 13 3,41 0,9

(21)

Dimensi kedua dari repeat purchase adalah trust yang berarti pelanggan akan percaya memberikan rekomendasi kepada sesama untuk menggunakan yamaha.

Trust adalah pelanggan sangat percaya terhadap yang dilakukan Yamaha.

Gambar 4.5.2 analisis deskriptif dimensi loyal

Indikator Jawaban

Mean Std.

Dev.

STS TS N S SS

Saya akan setia membeli motor merek yamaha (z1.31)

2 1 50 33 14 3,56 0,820

Saya tidak akan terpengaruh olh promo diskon dari merek motor peaing (Z1.32)

2 2 23 56 17 3,84 0,800

Saya akan setia membeli motor merek Yamaha daripada pesaing (Z1.33)

0 0 18 55 27 4,08 6,68

. Minat pembelian ulang dianggap sebagai fungsi dari sikap terhadap produk atau pelayanan. Sikap pelanggan terhadap pelayanan berdasarkan pada ekspektasi pelanggan terhadap kinerja perusahaan, dan sikap ini mempengaruhi minat pembelian ulang pada perusahaan. Berdasarkan pada tabel 4.5.2diketahui bahwa pelanggan merasa loyal terhadap produk Yamaha dan pelanggan merasa terkadang tidak merasa trust terhadap produk Yamaha karena terkadang Yamaha mempunyai bensin yang lebih boros.

(22)

4.2 Analisa PLS

Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan analisis Partial Least Square (PLS) dengan program SmartPLS. Gambar struktural untuk memvisualisasikan hubungan antar variable-variabel penelitian ini disajikan pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.1 STRUKTUAR PLS

Evaluasi model PLS ini dilakukan dengan mengevaluasi outer model dan inner model.

4.2.1 Outer Model

Outer model merupakan model pengukuran untuk menilai validitas dan reliabilitas model dalam penelitian. Validitas meliputi convergent validity dan discriminant validity, sedangkan reliabilitas dicari melalui composite reliability termasuk nilai R² sebagai parameter ketepatan model prediksi.

H1

(23)

4.2.1.1 Convergent Validity

Evaluasi pertama pada outer model adalah convergent validity. Untuk mengukur convergent validity dapat dilihat melalui yaitu dengan melihat nilai dari masing-masing outer loading. Suatu indikator dikatakan memenuhi convergent validity jika memiliki nilai outer loading > 0.5.

Berikut adalah nilai outer loading masing-masing indikator pada variabel penelitian:

Variable Indicator Loading factor

Brand Performance Product Performance 0.783

Service Performance 0,832

Customer Care 0,859

Customer Delight 0,885

Competitive Advantage Cost Advantage 0,879

Product Advantage 0,904

Service Advantage 0,872

Customer Engagement Attention 0,792

Enthusiasm 0,885

Interaction 0,680

Identificiation 0,854

Absorption 0,822

Repeat purchase Commitment 0,898

Trust 0,881

Loyal 0,654

Berdasarkan Tabel 4.7. diketahui bahwa nilai outer loading masing-masing indikator pada keempat variabel penelitian semuanya bernilai lebih dari 0.5. Hal ini berarti indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi

(24)

convergent validity, sehingga semua indikator dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut.

4.2.1.2 Discriminant Validity

Evaluasi kedua pada outer model adalah discriminant validity. Untuk mengukur discriminant validity dapat digunakan nilai cross loading. Suatu indikator dikatakan memenuhi discriminant validity jika nilai cross loading indikator terhadap variabelnya adalah yang terbesar dibandingkan terhadap variabel yang lainnya. Nilai cross loading pada penelitian ini disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.8. Nilai Cross Loading

Indicator Variable

Brand Performance Competitive Advantage

Customer Engagement

Repeat Purchase

Product Performance 0,783 0,601 0,605 0,598

Service Performance 0,832 0,571 0,596 0,466

Customer Care 0,859 0,560 0,614 0,507

Customer Delight 0,885 0,699 0,731 0,606

Cost Advantage 0,662 0,879 0,667 0,612

Product Advantage 0,701 0,904 0,699 0,661

Service Advantage 0,564 0,872 0,632 0,659

Attention 0,576 0,585 0,792 0,437

Enthusiasm 0,671 0,672 0,885 0,619

Interaction 0,503 0,502 0,680 0,453

Identification 0,655 0,650 0,854 0,576

(25)

Berdasarkan nilai cross loading, dapat diketahui bahwa semua indikator yang menyusun masing-masing variabel dalam penelitian ini telah memenuhi discriminant validity karena memiliki nilai factor loading terbesar (nilai yang dicetak tebal) untuk variabel yang dibentuknya dan tidak pada variabel yang lain. Dengan demikian semua indikator di tiap variabel dalam penelitian ini telah memenuhi discriminant validity.

Metode lain yang dapat digunakan untuk mengetahui discriminant validity adalah dengan membandingkan nilai dari akar AVE tiap variabel dengan korelasi yang melibatkan variabel yang bersangkutan dengan variabel yang lainnya di dalam model. Jika nilai dari akar AVE lebih besar dibandingkan korelasi-korelasi yang terjadi maka variabel memiliki discriminant validity yang baik.

Berikut adalah pengujian discriminant validity menggunakan perbandingan antara akar AVE dan korelasi:

Tabel 4.9 AVE dan Korelasi Antar Variabel Variable Brand

Performance

Competitive Advantage

Customer Engagement

Repeat Purchase

Brand Performance

0,841

Competitive Advantage

0,728 0,885

Customer 0,762 0,754 0,810

Absorption 0,658 0,625 0,822 0,638

Commitment 0,640 0,713 0,682 0,898

Trust 0,578 0,643 0,584 0,881

Loyal 0,310 0,351 0,331 0,654

(26)

Engagement

Repeat Purchase 0,652 0,728 0,681 0,818

Berdasarkan Tabel 4.11. dapat diketahui bahwa nilai akar AVE setiap variabel adalah lebih besar jika dibandingkan dengan nilai korelasi antara variabel dengan variabel lainnya di dalam model, sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap variabel pada penelitian ini telah memiliki discriminant validity yang baik.

4.2.1.3 Composite Reability

Evaluasi terakhir pada outer model adalah composite reliability. Composite reliability menguji nilai reliabilitas indikator-indikator pada suatu konstruk. Suatu konstruk atau variabel dikatakan memenuhi composite reliability jika memiliki nilai composite reliability > 0.7.

Berikut adalah nilai composite reliability masing-masing konstruk atau variabel:

Gambar 5.0 Composite Reability

Variable

Compsite Reability

Brand Performance

0,906

Competitive Advantage

0,915

Customer Engagement

0,904

Repeat Purchase

0,857

(27)

Tabel 5.0 menunjukkan bahwa nilai composite reliability dari setiap variabel penelitian nilainya lebih dari 0.7. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel telah memenuhi composite reliability.

4.2.2 Inner Model

Inner model merupakan model struktural untuk memprediksi hubungan kausalitas antar variabel laten. Melalui proses boothstraping, parameter uji t-statistic diperoleh untuk memprediksi adanya hubungan kausalitas. Nilai R² digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel independen terhadap variabel dependen.

Semakin tinggi nilai R2 berarti semakin baik model prediksi. Selain itu Stone_Geisser Q-Square test juga melihat besarnya koefisien parameter jalur strukturalnya.

4.2.2.1 Uji Goodness-Of-Fit

Evaluasi pertama pada inner model dilihat dari nilai R-Square atau koefisien determinasi. Berdasarkan pengolahan data dengan PLS, dihasilkan nilai R-Square sebagai berikut:

Table 5.1 Nilai R-Square

Variabel Endogen Nilai R-Square

Competitive Advantage 0,531

Customer Engagement 0,580

Repeat Purchase 0,579

Nilai R-Square untuk competitive advantage sebesar 0,531 memiliki arti bahwa prosentase besarnya competitive advanatage yang dapat dijelaskan oleh brand performance adalah sebesar 53,1%

Nilai R-Square untuk customer engagement sebesar 0,580 memiliki arti bahwa prosentase besarnya customer engagement yang dapat dijelaskan oleh brand performance adalah sebesar 58%

(28)

Nilai R-Square untuk repeat purchase sebesar 0,579 memiliki arti bahwa prosentase hbesarnya repeat purchase yang dapat dijelaskan oleh brand performance, competitive advantage dan customer engagement adalah sebesar 57,9%

Penilaian goodness of fit diketahui dari nilai Q-Square. Nilai Q-Square memiliki arti yang sama dengan koefisien determinasi (R-Square) pada analisis regresi, dimana semakin tinggi R-Square, maka model dapat dikatakan semakin fit dengan data.

Hasil perhitungan nilai Q-Square adalah sebagai berikut:

Nilai Q2 = 1 – [ (1 – 0,531) x (1 – 0,580) x (1 – 0,579)]

= 0,917

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai Q-Square sebesar 0,917, artinya besarnya keragaman dari data penelitian yang dapat dijelaskan oleh model penelitian adalah sebesar 91,7%, sedangkan 8,3% sisanya dijelaskan faktor lain di luar model.

Berdasarkan hasil ini, model pada penelitian telah memiliki goodness of fit yang baik.

4.2.2.2 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan melihat t-statistic dan koefisien pengaruh (original sample estimate). Hipotesis penelitian dapat diterima jika t- statistic > 1,64 (one tailed) dan koefisien pengaruh bernilai positif.

Berikut adalah koefisien pengaruh dan t-statistic yang dihasilkan inner model:

Gambar 5.2 Hasil NIlai Koefisien Path dan t-hitung

Hipotesis Pengaruh t-statistic

H1 Brand Performance → Competitive

Advantage 11.181

H2 Brand Performance → Customer

Engagement 15.989

H3 Brand Performance → Repeat Purchase 1.152

(29)

H4 Competitive Advantage → Repeat

Purchase 3.554

H5 Customer Engagement → Repeat

Purchase 1.709

Koefisien pengaruh brand performance terhadap competitive advantage sebesar dengan t-statistic sebesar 11.181 > 1,96. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara brand performance terhadap competitive advantage pada yamaha sampel penelitian. Artinya brand performance yang semakin tinggi, akan meningkatkan secara signifikan competitive advantage pada yamaha sampel penelitian. Berdasarkan hasil ini H1 yang menduga brand performance berpengaruh positif terhadap competitive advantage pada yamaha, diterima.

Koefisien pengaruh brand performance terhadap customer engagement t- statistic sebesar 15.989 > 1,96. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara brand performance terhadap customer engagement pada yamaha sampel penelitian. Artinya brand performance yang semakin tinggi, akan meningkatkan secara signifikan customer engagement pada yamaha sampel penelitian. Berdasarkan hasil ini H2 yang menduga brand performance berpengaruh positif terhadap customer engagement pada perusahaan manufaktur, diterima.

Koefisien pengaruh brand performance terhadap repeat purchase dengan t- statistic sebesar 1.152> 1,96. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara brand performance terhadap repeat purchase pada yamaha sampel penelitian. Artinya brand performance yang semakin tinggi, akan meningkatkan secara signifikan repeat purchase pada yamaha sampel penelitian. Berdasarkan hasil ini H3 yang menduga brand performance berpengaruh positif terhadap repeat purchase pada yamaha, diterima.

Koefisien pengaruh competitive advantage terhadap repeat purchase dengan t-statistic sebesar 3.554 > 1,96. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara competitive advantage terhadap repeat purchase pada Yamaha sampel penelitian. Artinya competitive advantage yang semakin tinggi, dapat

(30)

meningkatkan secara signifikan repeat purchase pada yamaha sampel penelitian.

Berdasarkan hasil ini H4 yang menduga competitive advantage berpengaruh positif terhadap repeat purchase pada yamaha, diterima.

Koefisien pengaruh customer engagement terhadap repeat purchase dengan t- statistic sebesar 1.709 > 196. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara customer engagement terhadap repeat purchase pada yamaha sampel penelitian. Artinya customer engagement yang semakin tinggi, akan meningkatkan secara signifikan repeat purchase pada yamaha sampel penelitian.

Berdasarkan hasil ini H5 yang menduga customer engagement berpengaruh positif terhadap repeat purchase pada yamaha, diterima.

4.3 Analisa dan Pembahasan

4.3.1. Brand Performance terhadap Competitive Advantage

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Brand Performance dari yamaha memiliki pengaruh yang terhadap Competitive Advantage dengan hasil nilai uji T-statistics > 1,96 yaitu sebesar 11.181.

Kemajuan tekhnologi industri otomotif membuat Yamaha meningkatkan strategi pemasaran yang baik. Yamaha memiliki 3 pilar strategi yang dapat membuat Yamaha bias sukses sampai sekarang ini. Pertama yaitu melalui product performance,Yamaha sudah dikenal dengan slogan yang semakin didepan. Slogan ini berupaya untuk membuat produk yang berbeda kelas sehingga dapat masuk kedalam pangsa pasar yang berbeda-beda. Yamaha dulu membuat motor vega yang masuk kedalam kelas premium,namun tidak terlalu berhasil,sehingga Yamaha memutuskan untuk membuat merek motor baru yaitu Jupiter. Keputusan yang diambil Yamaha sangat tepat . Yamaha terus melakukan inovasi dan melakukan riset pasar dari warna dan tekhnologi sehingga penjualan terus meningkat. Kedua Yamaha juga meningkatkan service performance nya dengan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap membuat konsumen merasa puas. Sehingga hal ini menimbulkan keunggulan bersaing (competitive advantage) bagi pesaingnya. Competitor Yamaha yang tidak ingin konsumennya diambil oleh Yamaha juga terus melakukan inovasi

(31)

dan strategi bisnis yang tidak mau kalah. Hal ini menimbulkan bahwa Yamaha harus terus menerus melihat pangsa saingnya agar tidak tertinggal dan meningkatkan kinerja mereknya agar konsumen dapat mempunyai ingatan yang kuat terhadap Yamaha.

Brand Performance sendiri memiliki nilai path positif terhadap Competitive Advantage sebesar 0,728 dimana merupakan hubungan yang paling kuat dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa Brand Performance memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam membentuk competitive Advantage dari Yamaha.

4.3.2 Brand Performance terhadap Customer Engagement

Pada hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa brand performance tidak hanya memiliki pengaruh yang pada ompetitive Advantage, namun berpengaruh pula pada Customer Engagement dari Yamaha dengan nilai uji T-statistics > 1,96 yaitu 15.989.

Hasil tersebut membuktikan bahwa Brand Performance memiliki dampak signifikan bagi keterlibatan konsumen yang dimiliki perusahaan. Dengan meningkatkan kinerja kendaraan,kehandalan dan nilai estetika serta meningkatkan kualitas pelayanan,Yamaha ingin berorientasi terhadap kepuasan pelanggan.Yamaha ingin pelanggan merasa puas dan pelanggan merasa terlibat (customer engagement) terhadap apa yang dilakukan oleh yamaha. Karena keterlibatan customer didalam produk Yamaha sangatlah penting. Untuk itu selain meningkatkan kinerja kendaraan,Yamaha juga berorientasi terhadap customernya sehingga customer merasa diperhatikan. Yamha membuat komitemen bahwa dia harus memberikan pelayanan yang prima (excellent service).Pelanggan yang puas adalah seseorang yang mendapatkan value dari produsen. Value ini dapat berupa produk yang berkualitas,system yang baik sehingga pelanggan akan merasa puas dan akan membentuk keterikatan emosi pada Yamaha. Yamaha sendiri mempunyai klub motor jika ingin pergi touring atau share mengenai sepeda motor kesukaan mereka.

(32)

4.3.3 Brand Performance terhadap Repeat Puchase

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa brand performance berpengaruh terhadap repeat purchase dengan nilai t-statistic > 1,96 yaitu 1.152. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Brand performance memiliki dampak signifikan terhadap Repeat Purchase. Yamaha selalu merancang strategi agar dapat meningkatkan pembelian konsumen salah satunya dengan meningkatkan kinerja performanya.

Dengan meningktkan kinerja yang baik maka konsumen akan melakukan pembelian berulang (repeat purchase). Konsumen tidak akan membeli produk atau jasa jika mereka tidak tahu value dari nilai produk tersebut oleh sebab itu Yamaha ingin membuat value yang lebih dengan meningktkan performanya sehingga akan memberikan dampak bahwa konsumen akan melakukan pembelian berulang. Dengan meningkatkan performanya seperti memberikan manfaat tambahan sehingga produk atau jasa lebih akan lebih tampak superior dibandingkan produk pesaing dan mempunyai harga yang sedikit lebih murah dari pesaing,maka konsumen akan merasa puas dan memberikan dampak yang baik. Seperti berkomentar positif atau lebih dalam lagi akan setia terhadap Yamaha.

4.3.4 Competitive Advantage terhadap Repeat Purchase

Dalam penelitian ini dibuktikan bahwa Competitive Advantage akan menciptakan Repeat Purchase bagi Yamaha dengan nilai uji T-statistics > 1,96 yaitu senilai 3,554 sehingga disimpulkan bahwa Competitive Advantage berpengaruh pada pembentukan Repeat Purchase pada Yamaha. Dari hasil analisa penelitian ini juga dapat dibuktikan bahwa Competitive Advantage memiliki pengaruh terhadap Repeat Purchase. Pada hubungan ini, Competitive Advantage timbul disebabkan hasil dari keunggulan bersaing yang sudah terbentuk dengan membandingkan nilai yang ditawarkan perusahaan dibanding pesaing lainnya. Jadi pelanggan akan terus melakukan pembelian berulang pada produk dan layanan yamaha selama memiliki keunggulan bersaing yang baik.

(33)

Tidak dapat dipungkiri bahwa tolak ukur larisnya sebuah produk termasuk sepeda motor sangat ditentukan oleh kualitas dan harga. Semakin rendah harga produk namun kualitasnya semakin tinggi maka akan menjadi incaran masyarakat. Oleh sebab itu Yamaha harus mampu menekan harga jual produk sekaligus spare partnya agar lebih rendah dari pesaing lainnya, atau dapat memberikan produk dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaing lainnya dengan harga yang masih bersaing sehingga dapat membuat konsumen melakukan pembelian berulang (Repeat Purchase). Demi memenuhi kebutuhan dan keingginan cutomer yang beragam maka Yamaha harus menciptakan sesuatu yang berbeda agar perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif (competitive Advantage). Yamaha ingin mempunyai sesuatu yang berbeda dari para pesaingnya sehingga pelanggan mempunyai nilai pandang yang lebih terhadap produk Yamaha dan terus melakukan repeat buying.

4.3.5 Customer Engagement terhadap Repeat Purchase

Nilai Customer Engagement terhadap Repeat Purchase pada Yamaha memiliki nilai T-Statistic di atas 1,96, yaitu 1.709. Nilai ini menunjukkan bahwa hubungan antara Customer Engagement dan Repeat Purchase memiliki nilai yang signifikan.

Customer Engagement merupakan tingkat hubungan timbal balik antara pelanggan dan Yamaha. Hubungan ini dipersepsikan oleh pelanggan sudah terjalin dengan baik. Dari adanya hubungan tersebut, pelanggan akan mencoba melakukan pembelian secara terus menerus hingga akhirnya timbul aktivitas pelanggan yang mencerminkan loyalitas secara berkelanjutan. Hal ini dikarenakan interaksi yang terjadi berulang – ulang menciptakan rasa emosional yang kuat sehingga memicu konsumen merasa puas terhadap Yamaha. Nilai path coefficient dari Customer Engagement terhadap Repeat Purchase adalah 0,230. Nilai ini menunjukkan adanya pengaruh yang cukup kuat dari Customer Engagement terhadap Repeat Purchase.

Pelanggan Yamaha yang memiliki rasa engage dengan perusahaan memiliki peluang yang sangat besar untuk memiliki komitmen jangka panjang dengan perusahaan

(34)

dengan menjadi seorang customer yang loyal. Pelanggan yang puas dapat mempengaruhi orang lain untuk dapat membeli produk yang mereka senangi. Dengan cara berkomentar positive tentang produk tersebut dan tidak terpengaruh terhadap merek yang lain karena pelanggan sudah merasa puas dan nyaman terhadap Yamaha.

Oleh sebab itu keterlibatan customer sangat penting untuk dapat membuat proses minat beli berulang.

Secara keseluruhan pembahasan hipotesis diatas mampu menjawab rumusan masalah pada penelitian ini. Hubungan antar konsep dapat diterima dengan diperkuat oleh data hasil observasi. Keseluruhan variabel memiliki hubungan signifikan. Hal ini membuktikan bahwa Competitive Advantage dan Customer Engagement sudah menjadi variabel dengan nilai invervening sempurna dalam bidang otomotif industry sepeda motor yamaha ini untuk bisa menciptakan Repeat Purchase dari pelanggan.

Kinerja performa saja belum cukup kuat menjadikan pelanggan Yamaha untuk melakukan pembelian berulang (Repeat Purchase). Diperlukan variabel lainnya untuk mendukung Brand Perfomance seperti Customer Engagement serta Competitive Advantage sehingga pembelian berulang dapat tercapai

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variable brand awareness memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variable brand performance secara tidak langsung dengan

Berdasarkan disebutkan bahwa UU No.23 tahun 1992 pasal 45 tentang Berdasarkan disebutkan bahwa UU No.23 tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan kesehatan

Penelitian ini memiliki hasil bahwa Retail Service Quality Marvell City Mall memiliki pengaruh terhadap Customer Satisfaction secara signifikan dengan nilai uji T

Teknik local thresholding menggunakan dua nilai ambang yang membagi citra ke dalam tiga level (three-level) diaplikasikan pada masing-masing sub-citra hasil partisi

Kemampuan ini memegang peranan penting dalam pemecahan masalah, karena siswa yang tidak memiliki kemampuan yang memadai dalam memahami substansi materi yang ada pada

Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian pegagan (Centella asiatica) terhadap gambaran mikroskopis usus halus mencit yang diinfeksi Salmonella

Tujuan penelitian adalah untuk mengukur laju dekomposisi serasah daun Rhizophora mucronata pada berbagai tingkat salinitas serta untuk menentukkan kandungan unsur karbon (C),

Keraf (1981) meninjau reduplikasi dari segi morfologis dan semantis yaitu melihat reeduplikasi dari segi bentuk, fungsi dan makna. Keempat ahli bahasa diatas mengkaji reduplikasi