• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap Tahun 2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap Tahun 2015)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 45/07/35/Th.XIV, 1 Juli 2016 1 BPS PROVINSI JAWA TIMUR

No.45/07/35/Th XIV,1 Juli 2016

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA

(Angka Tetap Tahun 2015)

1. PENDAHULUAN

Statistik produksi tanaman pangan yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini terdiri dari luas panen, produktivitas, dan angka produksi serta hanya mencakup komoditas padi, jagung, dan kedelai. Angka produksi tanaman pangan yang dirilis tahun 2016 disajikan dengan 2 status angka yang berbeda, yaitu Angka Sementara (ASEM) 2015 dan Angka Tetap (ATAP) 2015. ASEM 2015 merupakan realisasi produksi selama satu tahun (Januari–Desember 2015), tetapi belum final karena mengantisipasi kelengkapan laporan. ATAP 2015 adalah realisasi produksi selama satu tahun (Januari–Desember 2015) dan merupakan angka final. Jadwal rilis ASEM 2015 dan ATAP 2015 melalui BRS adalah seperti berikut:

A. PADI

Angka Tetap (ATAP) 2015 produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar 13,15 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Dibandingkan dengan produksi Padi tahun 2014 (ATAP), terjadi kenaikan produksi sebanyak 757,92 ribu ton (6,11 persen). Kenaikan produksi padi ini disebabkan adanya kenaikan Luas Panen sebesar 79,44 ribu Ha (3,83 persen) dan tingkat produktivitas sebesar 1,32 kuintal per hektar (2,21 persen).

B. JAGUNG

Angka Tetap (ATAP) 2015 produksi Jagung Provinsi Jawa Timur sebesar 6,13 juta ton Pipilan Kering.

Dibandingkan dengan produksi Jagung tahun 2014 (ATAP), terjadi kenaikan produksi sebesar 393,78 ribu ton (6,86 persen). Kenaikan produksi jagung ini disebabkan peningkatan Luas Panen

sebesar 11,35 ribu hektar (0,94 persen) dan tingkat produktivitas sebesar 2,80 kuintal per hektar (5,87 persen).

C. KEDELAI

Angka Tetap (ATAP) 2015 produksi Kedelai Provinsi Jawa Timur sebesar 345,00 ribu ton Biji Kering.

Dibandingkan dengan produksi Kedelai tahun 2014 (ATAP), terjadi penurunan produksi sebesar 10,47 ribu ton (-2,94 persen). Penurunan produksi kedelai ini disebabkan turunnya luas panen sebesar 6,81 ribu hektar (-3,17 persen) meskipun tingkat produktivitas naik sebesar 0,04 kuintal per hektar (0,24 persen).

(2)

2 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 45/07/35/Th.XIII, 1 Juli 2016 Status Angka Jadwal

Rilis BRS

Subround

Januari–April Mei–Agustus September–

Desember 1. ASEM 2015 1 Maret 2016 REALISASI 2015 (angka belum final)

2. ATAP 2015 1 Juli 2016 REALISASI 2015 (angka final)

Para konsumen data perlu mencermati status angka tersebut dalam penggunaannya, baik untuk evaluasi/monitoring maupun perencanaan, dan diharapkan konsumen data selalu mengacu pada hasil perhitungan dengan status angka yang dirilis terakhir.

2. PRODUKSI PADI

2.1. Produksi Padi Angka Tetap (ATAP) 2015

Produksi Padi Jawa Timur Angka Tetap (ATAP) tahun 2015 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2014 (ATAP). Produksi Padi tahun 2015 sebesar 13,15 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), sedangkan tahun 2014 sebesar 12,40 juta ton GKG. Ini berarti terdapat kenaikan sebesar 757,92 ribu ton (6,11 persen). Kenaikan tersebut disebabkan adanya kenaikan Luas Panen sebesar 79,44 ribu Ha (3,83 persen) dan juga produktivitas sebesar 1,32 kuintal/hektar (2,21 persen).

Realisasi produksi padi Jawa Timur subround I (Januari-April 2015) sebesar 6,37 juta ton GKG. Bila dibandingkan dengan SR I 2014 (6,26 juta ton GKG) terjadi kenaikan sebesar 110,94 ribu ton GKG atau naik 1,77 persen. Kenaikan produksi pada SR I 2015 terhadap SR I 2014 tersebut karena adanya kenaikan produktivitas sebesar 2,61 kuintal/hektar (4,35 persen) dari 59,96 kuintal/hektar menjadi 62,57 kuintal/hektar, sedangkan luas panen mengalami penurunan sebesar 25,76 ribu hektar (-2,47 persen) dari 1,04 juta hektar menjadi 1,02 juta hektar.

Realisasi produksi padi Jawa Timur subround II (Mei-Agustus 2015) sebesar 4,58 juta ton GKG. Bila dibandingkan dengan SR II 2014 (4,12 juta ton GKG) terjadi kenaikan sebesar 460,44 ribu ton GKG atau naik 11,17 persen. Kenaikan produksi pada SR II 2015 terhadap SR II 2014 tersebut karena adanya kenaikan luas panen sebesar 82,90 ribu hektar (11,62 persen) meskipun produktivitas mengalami penurunan sebesar 0,23 kuintal/hektar (-0,40 persen) dari 57,77kuintal/hektar menjadi 57,54 kuintal/hektar.

Realisasi produksi padi Jawa Timur subround III (September-Desember 2015) sebesar 2,20 juta ton GKG.

Bila dibandingkan dengan SR III 2014 (2,01 juta ton GKG) terjadi kenaikan sebesar 186,54 ribu ton GKG atau naik 9,27 persen. Kenaikan produksi pada SR III 2015 terhadap SR III 2014 karena adanya kenaikan luas panen sebesar

22,30 ribu hektar (7,08 persen) dan juga produktivitas sebesar 1,30 kuintal/hektar (2,03 persen) dari 63,95 kuintal/hektar menjadi 65,25 kuintal/hektar.

Peningkatan Luas Panen SR III 2015 dibanding tahun 2014 pada periode yang sama terjadi di beberapa kabupaten/kota. Kabupaten dengan peningkatan cukup besar, antara lain terjadi di Kabupaten Nganjuk (6.653 Ha), Kabupaten Situbondo (4.431 Ha), Kabupaten Pasuruan (4.285 Ha), Kabupaten Bondowoso (3.571 Ha), Kabupaten Banyuwangi (3.178 Ha), Kabupaten Lamongan (2.434 Ha), dan Kabupaten Bangkalan (1.116 Ha). Sedangkan kabupaten yang mengalami penurunan Luas Panen di SR III 2015 yang cukup besar antara lain, Kabupaten Madiun (-1.437 Ha), Kabupaten Bojonegoro (-1.322 Ha), dan Kabupaten Trenggalek (-1.296 Ha)

(3)

Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 45/07/35/Th.XIV, 1 Juli 2016 3 Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi

di Jawa Timur,Jawa dan Nasional Tahun 2013-2015

Uraian 2013 2014 2015

Perkembangan

2013-2014 2014-2015

Absolut % Absolut %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Luas Panen (ha)

- Jawa Timur 2.037.021 2.072.630 2.152.070 35.609 1,75 79.440 3,83

- Jawa 6.467.073 6.400.038 6.429.126 -67.035 -1,04 29.088 0,45

- Indonesia 13.835.252 13.797.307 14.116.638 -37.945 -0,27 319.331 2,31 2. Produktivitas (ku/ha)

- Jawa Timur 59,15 59,81 61,13 0,66 1,12 1,32 2,21

- Jawa 57,98 57,29 60,61 -0,69 -1,19 3,32 5,80

- Indonesia 51,52 51,35 53,41 -0,17 -0,33 2,06 4,01

3. Produksi (ton)

- Jawa Timur 12.049.342 12.397.049 13.154.967 347.707 2,89 757.918 6,11 - Jawa 37.493.020 36.663.049 38.970.026 -829.971 -2,21 2.306.977 6,29 - Indonesia 71.279.709 70.846.465 75.397.841 -433.244 -0,61 4.551.376 6,42

Keterangan: kualitas produksi Padi adalah Gabah Kering Giling

Beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan Luas Panen pada SR III 2015 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, antara lain karena adanya alih pola tanam dari Jagung ke Padi di Kabupaten Pasuruan, adanya percepatan tanam atau peningkatan Indeks Pertanaman di Kabupaten Bondowoso, Situbondo, dan Nganjuk. Selain itu peningkatan jaringan irigasi dan bantuan pompa air kepada petani cukup membantu dalam proses pertumbuhan padi.

El-nino (kekeringan) yang sangat dirasakan di Jawa Timur terjadi pada SR I 2015 berdampak padapenurunan Luas Panen pada SR I sebesar 12.333 Ha (-1,34 persen). Kabupaten yang mengalami dampak el- nino (kekeringan) pada SR I, antara lain: Kabupaten Lamongan (-10.570 Ha), Kabupaten Probolingggo (-6.063 Ha), Kabupaten Bojonegoro (-3.420 Ha), Kabupaten Banyuwangi (-2.366 Ha), Kabupaten Sidoarjo (-2.157), Kabupaten Malang (-1.890 Ha), dan Kabupaten Jember (-1.426 Ha). Pada SR III 2015 El-nino sudah tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap produksi padi di Jawa Timur. Hal ini lebih disebabkan elastisitas petani untuk beradaptasi dengan perubahan iklim cukup cepat. Bantuan pompa air dan rehabilitasi jaringan irigasi dari Pemerintah turut memberikan andil dalam peningkatan hasil panen. Hal ini terjadi di Kabupaten Lamongan, Pasuruan, Nganjuk, Bangkalan, dan Banyuwangi.

Secara umum produktivitas padi pada SR III 2015 Provinsi Jawa Timur sebesar 65,25 Ku/Ha, dan apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni sebesar 63,95 Ku/Ha maka terjadi kenaikan sebesar 1,30 Ku/Ha (2,03 persen).Tanaman padi yang dipanen pada Subround III merupakan tanaman padi yang ditanam pada bulan Juli hingga September 2015.Pada bulan-bulan tersebut sebagian areal merupakan lokasi kegiatan Jaringan Irigasi (JI) dan Optimasi Lahan (OPLA) dimana Saprodi dan fasilitasi irigasi terpenuhi.

Selain itu Agroklimat juga mendukung yaitu Sinar matahari yang penuh sehingga proses fotosintesis berjalan baik.

Hal ini berpengaruh pada proses pengisian malai.

Sejak tahun 2015 pemerintah mencanangkan program UPSUS swasembada pangan dengan semua program dan kegiatan didampingi oleh TNI. Dengan pengawalan TNI pupuk menjadi tersediapada saat petani membutuhkan. TNI juga berhasil menangkap oknum-oknum yang memainkan distribusi pupuk. Kondisi demikian

(4)

4 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 45/07/35/Th.XIII, 1 Juli 2016

menjadikan teknologi bisa diterapkan secara maksimal dan mampu meningkatkan produktivitas padi di Jawa Timur walaupun di beberapa kabupaten/kota ada juga yang mengalami penurunan.

Tabel 2. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi di Jawa Timur Menurut Subround, 2013-2015

Uraian 2013 2014 2015

Perkembangan

2013-2014 2014-2015

Absolut % Absolut %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Luas Panen (ha)

- Januari – April 1.023.479 1.044.249 1.018.490 20.770 2,03 -25.759 -2,47

- Mei – Agustus 690.934 713.559 796.461 22.625 3,27 82.902 11,62

- September - Desember 322.608 314.822 337.119 -7.786 -2,41 22.297 7,08 - Januari - Desember 2.037.021 2.072.630 2.152.070 35.609 1,75 79.440 3,83 2. Produktivitas (ku/ha)

- Januari – April 59,79 59,96 62,57 0,17 0,28 2,61 4,35

- Mei – Agustus 56,24 57,77 57,54 1,53 2,72 -0,23 -0,40

- September - Desember 63,37 63,95 65,25 0,58 0,92 1,30 2,03

- Januari - Desember 59,15 59,81 61,13 0,66 1,12 1,32 2,21

3. Produksi (ton)

- Januari - April 6.119.226 6.261.572 6.372.510 142.346 2,33 110.938 1,77 - Mei - Agustus 3.885.886 4.122.155 4.582.597 236.269 6,08 460.442 11,17 - September - Desember 2.044.230 2.013.322 2.199.860 -30.908 -1,51 186.538 9,27 - Januari - Desember 12.049.342 12.397.049 13.154.967 347.707 2,89 757.918 6,11

Keterangan: kualitas produksi Padi adalah Gabah Kering Giling

Pada skala nasional produksi Padi tahun 2015 sebesar 75,40 juta ton GKG atau mengalami kenaikan sebesar 4,55 juta ton (6,42 persen) dibandingkan dengan tahun 2014. Kenaikan tersebut terjadi karena adanya kenaikan luas panen sebesar 318,33 ribu hektar (2,31 persen) dan juga produktivitas sebesar 2,06 kuintal/hektar (4,01 persen).

Produksi padi tahun 2015 di Pulau Jawa sebesar 38,97 juta ton GKG atau mengalami kenaikan sebesar 2,31 juta ton (6,29 persen) dibandingkan dengan produksi tahun 2014. Kenaikan produksi Padi di Pulau Jawa tersebut terjadi

karena kenaikan luas panen sebesar 29,09 ribu hektar (0,45 persen) dan juga produktivitas sebesar 3,32 kuintal/hektar (5,80 persen).

2.2. Pola Panen Bulanan Tanaman Padi Tahun 2012-2015

Panen raya pada tahun 2012 sampai dengan 2015 terjadi pada bulan Maret. Pola luasan panen tanaman padi SR I dan SR II di tahun 2015 menyerupai dengan pola luasan panen tanaman padi di tahun 2014. Berdasarkan gambar 1 terlihat telah terjadi sedikit pergeseran waktu panen. Selain itu pada SR II/2015 puncak panen lebih landai dibanding SR II/2014. Ini menunjukkan bahwa waktu panen pada SR II/2015 lebih panjang dibandingkan SR II/2014.

Kondisi demikian sangat menguntungkan petani karena harga jual gabah lebih stabil (tidak terjadi penawaran yang berlebih pada satu kurun waktu tertentu).

(5)

Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 45/07/35/Th.XIV, 1 Juli 2016 5

Gambar 1. Luas Panen Padi Jawa Timur Bulanan, 2012-2015 (Ha)

3. PRODUKSI JAGUNG

3.1. Produksi Jagung ATAP 2015

Berdasarkan ATAP 2015, produksi Jagungdi Provinsi Jawa Timur sebesar 6,13 juta ton pipilan kering atau mengalami kenaikan sebesar 393,78 ribu ton (6,86 persen) dibanding tahun 2014. Kenaikan produksi ini disebabkan peningkatan luas panen sebesar 11,35 ribu hektar (0,94 persen) dari 1,20 juta hektar menjadi 1,21 juta hektar.

Produktivitas juga meningkat sebesar 2,80 kuintal per hektar (5,87 persen) dari 47,72 kuintal per hektar menjadi 50,52 kuintal per hektar.

Peningkatan produksi Jagung di Jawa Timur pada tahun 2015 terjadi pada subround I (Januari-April) sebesar 274,42 ribu ton (11,32 persen) dan subround III (September-Desember) sebesar 140,28 ribu ton (7,89 persen), sedangkan pada subround II (Mei-Agustus) terjadi penurunan produksi sebesar 20,92 ribu ton (-1,36 persen).

Peningkatan/penurunan tersebut bila dibandingkan dengan produksi pada subround yang sama tahun 2014 (year on year).

Tabel 3. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung di Jawa Timur, Jawa dan Nasional, Tahun 2013-2015

Uraian 2013 2014 2015

Perkembangan

2013-2014 2014-2015

Absolut % Absolut %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Luas Panen (ha)

- Jawa Timur 1.199.544 1.202.300 1.213.654 2.756 0,23 11.354 0,94

- Jawa 1.958.883 1.954.175 1.952.289 -4.708 -0,24 -1.886 -0,10

- Indonesia 3.821.504 3.837.019 3.787.367 15.515 0,41 -49.652 -1,29

2. Produktivitas (ku/ha)

- Jawa Timur 48,03 47,72 50,52 -0,31 -0,65 2,80 5,87

- Jawa 51,54 51,98 54,37 0,44 0,85 2,39 4,60

- Indonesia 48,44 49,54 51,78 1,10 2,27 2,24 4,52

3. Produksi (ton)

- Jawa Timur 5.760.959 5.737.382 6.131.163 -23.577 -0,41 393.781 6,86

- Jawa 10.095.486 10.158.725 10.614.441 63.239 0,63 455.716 4,49

- Indonesia 18.511.853 19.008.426 19.612.435 496.573 2,68 604.009 3,18

Keterangan: Bentuk produksi Jagung adalah pipilan kering

(6)

6 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 45/07/35/Th.XIII, 1 Juli 2016

Kegiatan UPSUS yang lebih menitikberatkan pada peningkatan produksi padi dengan pola percepatan tanam sangat berpengaruh pada luas tanam komoditi selain padi. Beberapa kabupaten yang melakukan alih pola tanam dari Jagung ke Padi yang mengakibatkan penurunan luas tanam jagung pada SR II 2015 sehingga luas panen SR III 2015 mengalami penurunan, antara lain Kabupaten Pasuruan (-2.122 Ha), Kabupaten Situbondo (-1.399 Ha), Kabupaten Lamongan (-1.427 Ha), Kabupaten Bangkalan (-1.394 Ha), Kabupaten Gresik (-1.237 Ha), Kabupaten Malang (-2.877 Ha), dan Kabupaten Sampang (-2.263 Ha).

Produktivitas jagung pada SR III 2015 diJawa Timur sebesar 67,67 Ku/Ha. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 61,66 Ku/Ha maka terjadi peningkatan sebesar 6,01 Ku/Ha (9,75 persen). Peningkatan produktivitas jagung terjadi di beberapa kabupaten di jawa timur diluar kelompok tersebut ada di pulau Madura. Petani Madura lebih menyukai jagung lokal karena tidak memerlukan pemeliharaan yang intensif bila dibandingkan dengan jagung hibrida.

Pada skala nasional produksi Jagung ATAP 2015 sebesar 19,61 juta ton pipilan kering atau mengalami kenaikan sebesar 604,01 ribu ton (3,18 persen) dibandingkan dengan produksi tahun 2014. Kenaikan produksi Jagung secara nasional terjadi karena adanya kenaikan Produktivitas sebesar 2,24 kuintal/hektar (4,52 persen) meskipun Luas Panen mengalami penurunan sebesar 49,65 ribu hektar (-1,29 persen). Produksi jagung tahun 2015 di Pulau Jawa sebesar 10,61 juta ton pipilan kering atau mengalami peningkatan sebesar 455,72 ribu ton (4,49 persen) dibandingkan dengan produksi tahun 2014. Kenaikan produksi Jagung di Pulau Jawa terjadi karena adanya peningkatan produktivitas sebesar 2,39 kuintal/hektar (4,60 persen) meskipun Luas Panen mengalami penurunan sebesar 1,89 ribu hektar (-0,10 persen).

Tabel 4. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung di Jawa Timur Menurut Subround, 2013-2015

Uraian 2013 2014 2015

Perkembangan

2013-2014 2014-2015

Absolut % Absolut %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Luas Panen (ha)

- Januari – April 608.390 599.432 602.798 -8.958 -1,47 3.366 0,56

- Mei – Agustus 296.499 314.432 327.314 17.933 6,05 12.882 4,10

- September – Desember 294.655 288.436 283.542 -6.219 -2,11 -4.894 -1,70 - Januari – Desember 1.199.544 1.202.300 1.213.654 2.756 0,23 11.354 0,94

2. Produktivitas (ku/ha)

- Januari – April 41,96 40,45 44,77 -1,51 -3,60 4,32 10,68

- Mei – Agustus 47,06 48,79 46,23 1,73 3,68 -2,56 -5,25

- September – Desember 61,52 61,66 67,67 0,14 0,23 6,01 9,75

- Januari – Desember 48,03 47,72 50,52 -0,31 -0,65 2,80 5,87

3. Produksi (ton)

- Januari – April 2.552.804 2.424.560 2.698.984 -128.244 -5,02 274.424 11,32 - Mei – Agustus 1.395.324 1.534.253 1.513.331 138.929 9,96 -20.922 -1,36 - September – Desember 1.812.831 1.778.569 1.918.848 -34.262 -1,89 140.279 7,89 - Januari – Desember 5.760.959 5.737.382 6.131.163 -23.577 -0,41 393.781 6,86

Keterangan: Bentuk produksi Jagung adalah pipilan kering

(7)

Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 45/07/35/Th.XIV, 1 Juli 2016 7 3.2. Pola Panen Bulanan Tanaman Jagung Tahun 2012-2015

Puncak musim panen Jagungtahun 2012-2014 yang biasanyaterjadi pada bulan Februari, pada tahun 2015 mengalami pergeseran terjadi pada bulan maret. Dalam kurun waktu tersebut puncak panen tertinggi terjadi pada tahun 2012 mencapai 357,99 ribu hektar sedangkan di maret 2015 hanya mencapai 279,92 ribu hektar (Gambar 2).

Gambar 2.Luas Panen Jagung Jawa Timur Bulanan, 2012-2015 (Ha)

4.PRODUKSI KEDELAI 4.1. Angka Tetap Tahun 2015

Produksi Kedelai ATAP 2015 Jawa Timur sebesar 345 ribu ton biji kering atau mengalami penurunan sebesar 10,47 ribu ton (-2,94 persen) dibanding produksi Kedelai tahun 2014. Penurunan produksi Kedelai tahun 2015 terjadi karena turunnya luas panen sebesar 6,81 ribu hektar (-3,17 persen) meskipun produktivitas mengalami kenaikan sebesar 0,04 kuintal/hektar (0,24 persen).

Realisasi produksi kedelai di Jawa Timur pada subround I (Januari-April 2015) sebesar 50,68 ribu ton biji kering. Bila dibandingkan dengan SR I 2014 (63,06 ribu ton biji kering) terjadi penurunan sebesar 12,38 ribu ton biji kering(-19,63 persen). Penurunan produksi pada SR I 2015 terhadap SR I 2014 karena adanya penurunan luas panen sebesar 7,49 ribu hektar (-19,13 persen) danjuga produktivitas sebesar 0,10 kuintal/hektar (-0,62 persen).

Untuk produksi kedelai SR II 2015 terjadi peningkatan sebesar 15,41 ribu ton biji kering (12,66 persen), sedangkan pada SR III 2015 produksi mengalami penurunan sebesar 13,50 ribu ton biji kering(-7,91 persen) bila dibandingkan dengan subround yang sama tahun 2014 (year on year).

Secara umum luas tanam dan luas panen kedelai tergeser oleh padi.Terjadi Alih pola tanam dari Kedelai ke Padi pada SR II/2015 berdampak pada penurunan luas panen SR III 2015. Beberapa kabupaten yang mengalami kondisi demikian, antara lain Kabupaten Pasuruan (-4.623 Ha), Kabupaten Lamongan (-3.075 Ha), dan Kabupaten Bojonegoro (-2.242 Ha).

Terjadinya alih pola tanam dari kedelai beralih ke padi umumnya karena pendapatan dari usaha menanam padi dianggap lebih tinggi nilai ekonomisnyadibandingkan harga.

(8)

8 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 45/07/35/Th.XIII, 1 Juli 2016 Tabel 5. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kedelai

di Jawa Timur, Jawa dan Nasional Tahun 2013-2015

Uraian 2013 2014 2015

Perkembangan

2013-2014 2014-2015

Absolut % Absolut %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Luas Panen (ha)

- Jawa Timur 210.618 214.880 208.067 4.262 2,02 -6.813 -3,17

- Jawa 342.796 378.986 358.070 36.190 10,56 -20.916 -5,52

- Indonesia 550.793 615.685 614.095 64.892 11,78 -1.590 -0,26

2. Produktivitas (ku/ha)

- Jawa Timur 15,64 16,54 16,58 0,90 5,75 0,04 0,24

- Jawa 15,23 16,42 16,75 1,19 7,81 0,33 2,01

- Indonesia 14,16 15,51 15,68 1,35 9,53 0,17 1,10

3. Produksi (ton)

- Jawa Timur 329.461 355.464 344.998 26.003 7,89 -10.466 -2,94

- Jawa 521.954 622.155 599.843 100.201 19,20 -22.312 -3,59

- Indonesia 779.992 954.997 963.183 175.005 22,44 8.186 0,86

Keterangan: Bentuk produksi Kedelai adalah biji kering

Produktivitas kedelai pada SR III 2015 di Jawa Timur sebesar 18,35 Ku/Ha. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 18,12 Ku/Ha maka terdapat kenaikan sebesar 0,23 Ku/Ha (1,27 persen). Peningkatan produktivitas tersebut disinyalir karena adanya Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT), penggunaan pupuk sesuai anjuran dan Tepatnya Waktu Pemupukan, dan Pendeteksian serangan OPT lebih dini yang dilakukan petugas lapang (PPL, POPT dan Mantri tani).

Tabel 6. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kedelai di Jawa Timur Menurut Subround, 2013-2015

Uraian 2013 2014 2015

Perkembangan

2013-2014 2014-2015

Absolut % Absolut %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Luas Panen (ha)

- Januari – April 45.030 39.144 31.655 -5.886 -13,07 -7.489 -19,13

- Mei – Agustus 77.001 81.538 90.752 4.537 5,89 9.214 11,30

- September – Desember 88.587 94.198 85.660 5.611 6,33 -8.538 -9,06 - Januari – Desember 210.618 214.880 208.067 4.262 2,02 -6.813 -3,17 2. Produktivitas (ku/ha)

- Januari – April 14,40 16,11 16,01 1,71 11,88 -0,10 -0,62

- Mei – Agustus 14,23 14,93 15,11 0,70 4,92 0,18 1,21

- September – Desember 17,50 18,12 18,35 0,62 3,54 0,23 1,27

- Januari – Desember 15,64 16,54 16,58 0,90 5,75 0,04 0,24

3. Produksi (ton)

- Januari – April 64.843 63.062 50.683 -1.781 -2,75 -12.379 -19,63 - Mei – Agustus 109.572 121.753 137.165 12.181 11,12 15.412 12,66 - September – Desember 155.046 170.649 157.150 15.603 10,06 -13.499 -7,91 - Januari – Desember 329.461 355.464 344.998 26.003 7,89 -10.466 -2,94

Keterangan: Bentuk produksi Kedelai adalah biji kering

(9)

Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 45/07/35/Th.XIV, 1 Juli 2016 9

Pada skala nasional produksi Kedelai ASEM 2015 sebesar 963,18 ribu ton Biji Kering atau mengalami peningkatan sebesar 8,19 ribu ton (0,86 persen) dibandingkan dengan produksi tahun 2014. Peningkatan produksi Kedelai secara nasional tersebut terjadi karena kenaikan Produktivitas sebesar 0,17 kuintal/hektar (1,10 persen) sedangkan Luas Panen mengalami penurunan sebesar 1,59 ribu hektar (-0,26 persen). Produksi kedelai ATAP 2015 di Pulau Jawa sebesar 599,84 ribu ton Biji Kering atau mengalami penurunan sebesar 22,31 ribu ton (-3,59 persen) dibandingkan dengan produksi tahun 2014. Penurunan produksi Kedelai di Pulau Jawa terjadi karena adanya penurunan Luas Panen sebesar 20,92 ribu hektar (-5,52 persen) sedangkan produktivitas mengalami kenaikan sebesar 0,33 kuintal/hektar (2,01 persen).

4.2. Pola Panen Bulanan Tanaman Kedelai Tahun 2012-2015

Puncak musim panen untuk tanaman Kedelai terjadi pada SR III terutama pada bulan Oktober. Puncak panen tertinggi terjadi pada tahun 2012 pada bulan September-oktober yang mencapai 91,13 ribu hektar. Luas panen tertinggi tahun 2013 mencapai 71,84 ribu hektar, tahun 2014 mencapai 75,82 ribu hektar, dan tahun 2015 mencapai 64,30 ribu hektar. Akhir tahun 2014 dan awal tahun 2015 gairah petani untuk menanam kedelai sangat rendah, gambar 3.

Gambar 3.Luas Panen Kedelai Jawa Timur Bulanan (Ha), 2012-2015

Gambar

Tabel 2. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi   di Jawa Timur Menurut Subround, 2013-2015
Tabel 3. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung  di Jawa Timur, Jawa dan Nasional, Tahun 2013-2015
Gambar 2.Luas Panen Jagung Jawa Timur Bulanan, 2012-2015 (Ha)
Tabel 6. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kedelai  di Jawa Timur Menurut Subround, 2013-2015
+2

Referensi

Dokumen terkait

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pada Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 16 pohon plus dengan 96 pohon sebagai pembandingnya.Berdasarkan hasil dari pengukuran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berbicara anak kelompok A RA At-taqwa mengalami peningkatan setelah diterapkan penggunaan media kolam cerita, berupa

Sesuai masalah tersebut, peneliti mengamati pelaksanaan yang dilakukan oleh guru dalam mengajarkan materi teks eksplanasi kompleks, dan hasil yang diperoleh siswa dalam

Jika produk ini mengandung komponen dengan batas pemaparan, atmosfir tempat kerja pribadi atau pemantauan biologis mungkin akan diperlukan untuk memutuskan keefektifan ventilasi atau

Batupasir, abu-abu terang, pasir halus-sedang, non karbonatan, komposisi :kuarsa, batubara porositas istimewa, sorting sangat baik, struktur sedimen silang siur mangkuk, silang

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Variabel dana pihak ketiga (DPK) dan capital

Peserta didik tidak lagi menerima informasi secara pasif, akan tetapi peserta didik bisa bersifat aktif di dalam pembelajaran, karena peserta didik diberikan kebebasan

Pejabat yang membidangi kepegawaian setingkat eselon III kepada Kepala Dinas yang membidangi kehutanan untuk angka kredit Polisi Kehutanan Pelaksana Pemula, pangkat Pengatur